[kisunda] Pemimpin Syiah Iran ngaharamkan Penghinaan terhadap Aisyah dan Ahlussunnah
salam Baraya, ieu hiji buktos yen kaum Muslim Syiah teu nghina atawa ngagorengkeun mazhab ahlu sunnah. Salam, Berikut ini ada sebuah fatwa dari Pemimpin Islam (Rahbar) Republik Islam Iran (yang saya ambil dari note seorang ustadz di http://www.facebook.com/note.php?savednote_id=474137258979#!/notes/muhsin-labi\ b/imam-khamenei-haramkan-penghinaan-terhadap-aisyah-dan-semua-simbol-ahlussunnah\ /481781330729). Selamat membaca: Imam Sayyed Ali Khamenei Pemimpin Agung Iran menerbitkan sebuah fatwa yang mengharamkan perlakuan buruk terhadap istri Nabi, Ummul Mu'minin Aisyah dan melecehkan simbol-simbol (tokoh-tokoh yang diagungkan) Ahlussunnah wal Jamaah. Hal itu tertera dalam jawaban atas istifta' (permohonan fatwa) yang diajukan oleh sejumlah ulama dan cendeiawan Ahsa menyusul penghinaan-penghinaan yang akhir-akhir ini dilontarkan seorang pribadi tak terpuji mengaku bernama Yasir al-Habib yang berdomisili di London terhadap istri Nabi, Aisyah. Para pemohon fatwa menghimbau kepada Sayyid Khamenei menyampaikan pandangannya terhadap penghujatan jelas dan penghinaan berupa kalimat-kalimat tak senonoh dan melecehkan terhadap istri Rasul, Ummul Mun'min Aisyah. Menjawab hal itu, Khamenei mengatakan, diharamkan melakukan penghinaan terhadap (tokoh-tokoh yang diagungkan) Ahlussunnah wal Jamaah apalagi melontarkan tuduhan terhadap istri Nabi dengan perkataan-perkataan yang menodai kehormatannya, bahkan tindakan demikian haram dilakukan terhadap istri-istri para Nabi terutama penghulu mereka Rasul termulia. Fatwa Khamenei ini dapat dapat dianggap sebagai fatwa paling mutakhir dan menempati posisi terpenting dalam rangakain reaksi-reaksi luas kalangan Syiah sebagai kecaman terhadap pelecehan yang dilontarkan oleh Yasir al-Habib terhadap Siti Aisyah. Sebelumnya puluhan pemuka agama di kalangan Syiah di Arab Saudi, negara-negara Teluk dan Iran telah mengecam dengan keras pernyataan-pernyataan dan setiap keterangan yang menghina Siti Aisyah atau salah satu istri Nabi termulia saw. SUMBER fatwa : klik http://abna.ir/data.asp?lang=2id=204925
Re: Trs: [kisunda] Agama - Antara PERSIS jeung Budaya?
hahahaha ah eta mah nu kasampak di rahayat. nya mun asup kanu leuwih jero sapertos tasawuf mah moal aya pancegakadan; dalah jeung Yahudi, Nasrani, Majusi, Hindu, Budha, Sunda Wiwitan ge meureun sarua ari geus wilayah hakikat mah. Ngan nu kitu teh can tiasa ditarima ku urang Persis mah. Karek ku NU jeung IJABI... --- On Thu, 9/30/10, Roza R. Mintaredja roza.kalasu...@gmail.com wrote: From: Roza R. Mintaredja roza.kalasu...@gmail.com Subject: Re: Trs: [kisunda] Agama - Antara PERSIS jeung Budaya? To: kisunda@yahoogroups.com Date: Thursday, September 30, 2010, 8:23 PM persis pisan kang ahmad eta kamandang teh. memang mun urang kudu milah milah budaya nusantara mana anu cocok jeung budaya arab pasti teu hese, komo sabari dibarung ku dalil, jadi dianggap soheh ti dituna teh, ti gustina budaya jeung agama misah kitu? beu budaya arab/timur tengah nya agama arab, rek yahudi, nasoro, islam dina jero budaya teh, aya unsur kapercayaan ka gusti malah religi teh sabenerna mangrupa platform budaya. jadi moal beak2 ngawacana keun dua kutub budaya anu anomali pisan budaya padang pasir anu gersang, jeung budaya hejo lembokna curcor caina. sabab ulinna dina cangkang sare'at lain dina eusi hakekat komo kana ma'rifatna persis hartina persis ti ditu nyokotna. alias copy paste lolobana umat islam ulin dina sare'at, numatak bisa gampang kajebak ku papaseaan. jadi kudu bisa akulturasi keur adopsi budaya teh, atawa adumanis tea hn*0catea 2010/9/17 Ahmad Sahidin ahmadsahi...@ymail.com sok atuh geura buktikeun, geuning tradisi nu islami sapertos tahlilan sok dicaram... kumaha ieu teh Persis? www.ahmadsahidin.wordpress.com --- Pada Kam, 16/9/10, mh khs...@gmail.com menulis: Dari: mh khs...@gmail.com Judul: [kisunda] Agama - Antara PERSIS jeung Budaya? Kepada: Ki Sunda kisunda@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 16 September, 2010, 9:56 PM Persis juga Memperhatikan Budaya Lokal FOTO dari kanan, Staf Ahli Mensesneg Prof. Dr. H. Dadan Wildan Anas, Ketua Umum Persis H. Maman Abdurrahman, pengamat Islam Yudi Latif, Rektor Unpad Prof. Dr. Ganjar Kurnia, Ketua Pelaksana Muktamar Persis Atif Latifulhayat, dalam diskusi terbatas di Aula Redaksi Pikiran Rakyat, Kamis (16/9).* M. GELORA SAPTA/PR BANDUNG, (PR).- Kehadiran Persatuan Islam (Persis) di Indonesia bukan untuk memberantas budaya lokal. Persis hadir untuk menjaga kemurnian akidah dengan menempatkan budaya lokal secara proporsional. Hal itu dikatakan Ketua Pelaksana Muktamar ke-14 Persis, Atip Latifulhayat dalam diskusi terbatas Persis, Islam, dan Budaya yang digelar di Aula Redaksi Pikiran Rakyat Jln. Soekarno-Hatta 147 Bandung, Kamis (16/9). Menurut dia, selama ini sebagian masyarakat memandang Persis antibudaya. Hal itu tidak sepenuhnya tepat, katanya. Diskusi yang dipandu Redaktur Dalam Negeri PR, H. Wakhudin ini juga dihadiri Pemimpin Redaksi PR H. Budhiana, Ketua Umum Persis H. Maman Abdurrahman, Rektor Universitas Padjadjaran Ganjar Kurnia, pengamat studi Islam dan kenegaraan Yudi Latif, dan Staf Ahli Mensesneg Dadan Wildan. Atip menuturkan, kesan bahwa Persis kurang ramah terhadap budaya hanya merupakan konsekuensi dari aktivitas Persis yang cenderung menggunakan pendekatan normatif dan tidak kompromistis, seperti memberantas takhayul, bid’ah, dan khurafat. Sementara budaya, menurut dia, cenderung bersifat dinamis. Untuk menengahinya, Persis melakukan filterisasi terhadap budaya yang berpotensi mengganggu akidah Islam. Filternya adalah akidah dan syariat Islam, ujarnya. Berbeda dengan sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) sejenis yang mengambil nama organisasinya dari bahasa Arab, Atip mencontohkan, penamaan Persis diambil dari bahasa Indonesia. Persis juga tidak sepenuhnya menyampaikan khotbah Jumat dengan bahasa Arab, tetapi juga disertai dengan bahasa yang dimengerti jemaahnya. Bahkan, untuk tingkat lokal, Persis juga memiliki majalah berbahasa Sunda Iber yang telah terbit selama tiga puluh tahun. Itu bukti bahwa Persis tidak antibudaya, tuturnya Ketua Umum Persis H. Maman Abdurrahman mengatakan, dalam aktivitasnya, Persis senantiasa melakukan purifikasi (pemurnian) Islam dengan mengajak masyarakat untuk kembali kepada Alquran dan Sunah. Namun, menurut dia, Persis mencoba memberikan pandangan kepada masyarakat bahwa Islam tidak hanya mengatur masalah fikih ibadah, tetapi juga semua sektor kehidupan, termasuk budaya. Bahkan, Islam juga dapat diterapkan dalam kehidupan sosial dan politik, katanya. Rektor Unpad sekaligus budayawan, Ganjar Kurnia mengatakan, budaya dan kesenian lokal seyogianya dapat dijadikan sarana dakwah sebagaimana juga dilakukan
[kisunda] RE : [DENSUS 88 ????]
muhun kang ayeuna, umat islam nuju dicobi ku gusti Alloh SWT, seueur pitnah. Mugi dipasihan kakiatan, kasabaran kanggo sadayana umat islam. Amiin
RE: [kisunda] KANG NANO S, TILAR DUNYA
amiin ya Rabbal 'alamin. duh, ihonong sunda teh hiji-hiji ngantunkeun bakal aya kitu nu bakal neruskeun? --- On Thu, 9/30/10, Sulkan, Muhamad (DDTooling) muhamad.sul...@mattel.com wrote: From: Sulkan, Muhamad (DDTooling) muhamad.sul...@mattel.com Subject: RE: [kisunda] KANG NANO S, TILAR DUNYA To: kisunda@yahoogroups.com Date: Thursday, September 30, 2010, 1:02 AM Innalillahi Wa inna illahi Roji’un. Mugia Almarhum di tampi sadaya amal ibadahna kasaeanana. Mugia kulawargina nu dikantunkeunna tiasa nampi kana dikantunkeunna. Sareng mugia aya deui bibit2 unggul ti kasundaan nu tiasa ngarojong tur neraskeun kana Budaya Seni sunda na. Amiin Yaa Rabb Alamiin. From: kisunda@yahoogroups.com [mailto:kisu...@yahoogroups.com] On Behalf Of mh Sent: Thursday, September 30, 2010 5:37 AM To: kisunda@yahoogroups.com Subject: Re: [kisunda] KANG NANO S, TILAR DUNYA innalillahi wa-ina ilaihi rojiun mugia almarhum ditampi sagala amal ibadahna 2010/9/29 Roza R. Mintaredja roza.kalasu...@gmail.com KANG NANO S TILAR DUNYAWENGI IEU TBH 24 2010/9/22 mh khs...@gmail.com beunang nyalin tina blogna kang denny yanuar === Karinding, Alat Musik Karuhun Nan Unik by Denny Yanuar on Tuesday, September 21, 2010 at 11:09pm BILA dilihat dari segi popularitasnya, mungkin hanya sedikit dari kita yang mengenal keberadaan alat musik karinding. Padahal, alat musik ini diprediksi sebagai salah satu jenis instrumen tertua yang merupakan warisan dari peradaban kuno. Tempaan perjalanan sejarah yang sangat panjang tersebut temyata tidak menjadikan eksistensinya makin dikenal masyarakat Terlebih, alat musik karinding sempat dianggap musik komunis, karena kerap dimainkan anggota Lekra, lembaga kebudayaan yang diprediksi bentukan Partai Komunis Indonesia (PKT). Akibatnya, pada masa Orde Baru popularitas alat musik ini makin tenggelam dan dilarang dimainkan. Terlepas dari masalah politik itu, mungkin generasi sebelum kita juga tidak berani mengeksplorasi alat musik karinding, kata Man Jasad (32), salah seorang seniman Sunda yang mencoba mengangkat kembali popularitas alat musik tersebut, saat ditemui di Common Room, Kamis (24/6).Bentuk dari alat musik ini cukup sederhana. Ukuran standar karinding hanya sepanjang sekitar 10 sentimeter dengan lebar 2 sentimeter. Semula alatmusik ini dibuat dari pelepah kawung. Namun, karena sulitnya menemukan pelepah kawung, saat ini para seniman memodifikasi pembuatan alat musik karinding menggunakan bahan baku dari batang bambu. Menurut Man, untuk memainkan alat musik ini cukup mudah. Karinding dimainkan dengan cara ditempelkan di mulut, lalu ditabuh (dipukul) salah satu ujungnya dengan menggunakan telunjuk. Getaran antara karinding dan mulut tersebutlah yang dapat menghasilkan irama yang unik dan menarik.Alat musik karinding dapatdipadukan dengan berbagai jenis alat musik lain, seperti lem-pung, suling, toleat, bahkan koto (alat musik Jepang). Tidak hanya itu, dari beberapa eksplorasi yang pernah dilakukan, terbukti pula bahwa karinding dapat dikolaborasikan dengan beberapa band modern, seperti dengan grup band Burger Kill, beberapa waktu yang lalu. Lebih lanjut Man mengatakan, banyak alat musik yang hampir serupa dengan karinding di daerah lain, seperti genggong di Bali, rinding di Jawa Tengah bahkan dari luar negeri seperti alat musik jeusharp dari Tibet. Akan tetapi, belum adasejarah tertulis dari naskah kuno yang saya temukan. Hanya berupa cerita lisan dari beberapa orang tua, ucapnya. Perlu pengembangan Untuk dapat memopulerkan kembali alat musik karinding di tengah derasnya arus globalisasi bukanlah suatu perkara yang mudah. Pasalnya, hingga saat ini apresiasi masyarakat terhadap perkembangan seni dan budaya masih sangat minim, terlebih pada seni tradisional. Untuk menyiasatinya, sejak 2008, Man Jasad bersama beberapa rekan seniman lainnya mencoba mengembangkan alat musik karinding ini sesuai dengan kondisi zaman. Buat pengembangannya, yang terpenting adalah pengemasan komposisi musik agar bisa diterima oleh anak muda zaman sekarang. Jadi, intinya dikemas dengan gaya kekinian, dari mulai penyajian sampai performanya, tuturnya.Pengembangan musik karin- ding tersebut temyata cukup membuahkan hasil. Hingga saat ini, telah banyak terbentuk grup karinding di berbagai tempat. Di Cicalengka misalnya, terdapat grup Markipat Karinding yang memainkan alat musik tersebut dengan menggunakan gaya vokal khas aliran death metal. Selain itu, dalam beberapa pergelaran seni juga kerap ditemukan pemaduan karinding dalam pembacaan puisi.Tidak hanya terbatas sampai disitu. Bila kita perhatikan, di beberapa pertunjukan musik metal maupun underground di Kota Bandung, saat ini tidak jarang diselipkan unsur budaya tradisional di sela-sela acaranya. Kebetulan saya sendiri sudah belasan tahun berkecimpung di dunia musik metal. Jadi
Re: [kisunda] KANG NANO S, TILAR DUNYA
Innalillahi wa inna ilaihi roojiuun.. Kaicalan anu teu kaetang ageungna kangge urang, hese milarian gentosna, saha nya kinten2? Ka Kang Irpan, boa isuk mah urang..?? Hatur nuhun, Deni From: irpan rispandi mr.rispa...@gmail.com To: kisunda@yahoogroups.com Sent: Thursday, September 30, 2010 12:19:25 Subject: Re: [kisunda] KANG NANO S, TILAR DUNYA Euh aing mah, bareto bah Us us, terus Kang Ibing, ayeuna Pa Nano, isuk saha ? barudak ngorana, wanoja calana pendek, jajaka calana morosot. mana sundana? boa leungit -- R. Irpan Rispadi Raksagalaksibimasakti Nupalingningrat, teureuh Planet Krypton On 09/30/2010 05:36 AM, mh wrote: innalillahi wa-ina ilaihi rojiun mugia almarhum ditampi sagala amal ibadahna 2010/9/29 Roza R. Mintaredja roza.kalasu...@gmail.com KANG NANO S TILAR DUNYAWENGI IEU TBH 24 2010/9/22 mh khs...@gmail.com beunang nyalin tina blogna kang denny yanuar === Karinding, Alat Musik Karuhun Nan Unik by Denny Yanuar on Tuesday, September 21, 2010 at 11:09pm BILA dilihat dari segi popularitasnya, mungkin hanya sedikit dari kita yang mengenal keberadaan alat musik karinding. Padahal, alat musik ini diprediksi sebagai salah satu jenis instrumen tertua yang merupakan warisan dari peradaban kuno. Tempaan perjalanan sejarah yang sangat panjang tersebut temyata tidak menjadikan eksistensinya makin dikenal masyarakat Terlebih, alat musik karinding sempat dianggap musik komunis, karena kerap dimainkan anggota Lekra, lembaga kebudayaan yang diprediksi bentukan Partai Komunis Indonesia (PKT). Akibatnya, pada masa Orde Baru popularitas alat musik ini makin tenggelam dan dilarang dimainkan. Terlepas dari masalah politik itu, mungkin generasi sebelum kita juga tidak berani mengeksplorasi alat musik karinding, kata Man Jasad (32), salah seorang seniman Sunda yang mencoba mengangkat kembali popularitas alat musik tersebut, saat ditemui di Common Room, Kamis (24/6).Bentuk dari alat musik ini cukup sederhana. Ukuran standar karinding hanya sepanjang sekitar 10 sentimeter dengan lebar 2 sentimeter. Semula alatmusik ini dibuat dari pelepah kawung. Namun, karena sulitnya menemukan pelepah kawung, saat ini para seniman memodifikasi pembuatan alat musik karinding menggunakan bahan baku dari batang bambu. Menurut Man, untuk memainkan alat musik ini cukup mudah. Karinding dimainkan dengan cara ditempelkan di mulut, lalu ditabuh (dipukul) salah satu ujungnya dengan menggunakan telunjuk. Getaran antara karinding dan mulut tersebutlah yang dapat menghasilkan irama yang unik dan menarik.Alat musik karinding dapatdipadukan dengan berbagai jenis alat musik lain, seperti lem-pung, suling, toleat, bahkan koto (alat musik Jepang). Tidak hanya itu, dari beberapa eksplorasi yang pernah dilakukan, terbukti pula bahwa karinding dapat dikolaborasikan dengan beberapa band modern, seperti dengan grup band Burger Kill, beberapa waktu yang lalu. Lebih lanjut Man mengatakan, banyak alat musik yang hampir serupa dengan karinding di daerah lain, seperti genggong di Bali, rinding di Jawa Tengah bahkan dari luar negeri seperti alat musik jeusharp dari Tibet. Akan tetapi, belum adasejarah tertulis dari naskah kuno yang saya temukan. Hanya berupa cerita lisan dari beberapa orang tua, ucapnya. Perlu pengembangan Untuk dapat memopulerkan kembali alat musik karinding di tengah derasnya arus globalisasi bukanlah suatu perkara yang mudah. Pasalnya, hingga saat ini apresiasi masyarakat terhadap perkembangan seni dan budaya masih sangat minim, terlebih pada seni tradisional. Untuk menyiasatinya, sejak 2008, Man Jasad bersama beberapa rekan seniman lainnya mencoba mengembangkan alat musik karinding ini sesuai dengan kondisi zaman. Buat pengembangannya, yang terpenting adalah pengemasan komposisi musik agar bisa diterima oleh anak muda zaman sekarang. Jadi, intinya dikemas dengan gaya kekinian, dari mulai penyajian sampai performanya, tuturnya.Pengembangan musik karin- ding tersebut temyata cukup membuahkan hasil. Hingga saat ini, telah banyak terbentuk grup karinding di berbagai tempat. Di Cicalengka misalnya, terdapat grup Markipat Karinding yang memainkan alat musik tersebut dengan menggunakan gaya vokal khas aliran death metal. Selain itu, dalam beberapa pergelaran seni juga kerap ditemukan pemaduan karinding dalam pembacaan puisi.Tidak hanya terbatas sampai disitu. Bila kita perhatikan, di beberapa pertunjukan musik metal maupun underground di Kota Bandung, saat ini tidak jarang diselipkan unsur budaya tradisional di sela-sela acaranya. Kebetulan saya sendiri sudah belasan tahun berkecimpung di dunia musik metal. Jadi target utama saya awalnya kepada anak muda yang suka musik metal, ucap Man. Walaupun perkembangan alat musik karinding saat ini mulai diterima oleh kalangan muda, Man mengaku sempat menuai kritik dari beberapa kokolot (senior) seni Sunda, karena cara penyajiannya dianggap
[kisunda] (bewara) pasar seni ITB, 10 Oktober 2010
Tong he love, kanu resep sarupaning barang seni, karajinan, jsb, oge kanu resep pagelek-gelek, Mangga sumping dinten minggu enjing 10 oktober 2010 ka jl ganesha dago. aya pasar seni itb nu ka sapuluh cenah.
[kisunda] KABAR untuk Para Pecinta dan Pekerja Buku
IKATAN Penerbit Indonesia (IKAPI) pada 2-10 Oktober 2010 akan mengadakan pameran buku Indonesia Book Fair (IBF) di Istora Senayan Jakarta. Seperti tahun sebelumnya, IBF diisi dengan berbagai acara dan stan penerbit buku yang ada di Indonesia. Penerbit-penerbit buku di Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, bahkan Malaysia dan Brunei Darussalam pada tahun lalu hadir. Apakah pada IBF kali ini akan hadir para penerbit dari luar Indonesia? Kita lihat saja nanti. Namun yang jelas, pameran buku tersebut bagi para pegiat dan pembaca buku sangat dinantikan. Terlebih untuk pekerja buku seperti editor, writer, desainer, layouter, dan lainnya, menjadi momen untuk meng-update informasi buku terbaru. Betapa tidak hampir semua penerbit besar dan yang sedang berkembang muncul menjajakan produk-produk pilihannya. Tidak salah kalau setiap stan menampilkan karakter dan kekhasannya masing-masing. Kali ini, panitia mengusung tema “Menguak Cakrawala Bumi Parahyangan” pada IBF 2010 ini. Mengapa Parahyangan yang dilirik? Dalam rilisnya, panitia menyebutkan: “Bumi Parahyangan mempunyai kontribusi dan peranan yang sangat penting dalam perbukuan di Tanah Air. Bumi Parahyangan melahirkan banyak penulis besar Indonesia: Achdiat Kartamiharja, Ramadhan KH, Ajip Rosidi, dll. Para penggiat perbukuan Bandung generasi kini pun aktif memberi makna dalam perkembangan perbukuan. Mereka membuat gerakan-gerakan literasi, membuka toko buku-toko buku alternatif, dan aktif memberikan ilmu mereka kepada masyarakat luas. Bumi Parahyangan pun memberi inspirasi tak berakhir bagi para penulis. Sepanjang Jalan Braga ditulis oleh beberapa orang penulis dengan sudut pandang dan cerita yang berbeda. Dalam bidang seni budaya, Angklung sebagai salah satau kebanggaan Urang Sunda, tengah berjuang untuk diakui sebagai warisan budaya Indonesia.” Salamadani (Grafindo Media Pratama) Selain penerbit besar, Salamadani (Grafindo Media Pratama) pun akan hadir pada IBF 2010. Penerbit yang mengeluarkan buku-buku agama, populer, novel, anak, dan pendidikan ini kabarnya akan memberikan diskon mulai 30-50% atau harga Rp5.000 sampai Rp20.000. Salamadani juga akan menggelar bedah buku “Travel Guide Haji dan Umrah” dan “Launching Program Umroh bersama Ustadz Yusuf Mansur” pada hari terakhir (Ahad, 10 Oktober 2010, jam 10.00-13.00 wib). [ahsa al-banduni]
Re: [kisunda] Re: Sejarah - Na Enya Sundaland Atlantis Nu Leungit?
sumuhun Kang Engkus eces pisan sareng mundel komentarna. .. www.ahmadsahidin.wordpress.com --- On Fri, 10/1/10, oman abdurahman omana...@gmail.com wrote: From: oman abdurahman omana...@gmail.com Subject: Re: [kisunda] Re: Sejarah - Na Enya Sundaland Atlantis Nu Leungit? To: kisunda@yahoogroups.com Date: Friday, October 1, 2010, 10:49 AM Ngiring bingah, pemikiran kang Engkus ieu tos salevel sareng pemikiran ahli irfan (ahli filsafat + tasawuf) ti Iran nyaeta Sayid Muthahhari nalika anjeunna ngaguar asma Alloh salaku Anu Maha Nyiptakeun. Wilujeng. manar 2010/10/1 engkus ruswana engkusrusw...@yahoo.com Tah nu kapikir ku simkuring, yen di alam ieu teh aya unsur hirup pibakaleun mahlukTah dimana aya suasana/habitat nu cocog pikeun ngawujudna mahluk hirup breng bae aya kahirupan.. Tah ku kituna pamikiran kuring, bisa bae manusa ge kitu lain ngan ukur asal ti dua jalma, bisa bae gumelar ka dunya di sababraha wewengkon nu habitatna cocog pikeun gumelarna manusa, sedengkeun riwayat gubragna manusa di dunya nurutkeun kitab2 suci, tangtu kudu dibaca ku cara kacerdasan, sabab nu jelas naon nu ditulis dina kitab suci naon bae atawa ajaran agama naon bae, umumna ngandung siloka nu perlu dihartikeun kalayan bijak. cag ah... simkuring rek mikiran deui sireum mimiti dilahirkeun dimana? Engkus --- Pada Kam, 30/9/10, Roza R. Mintaredja roza.kalasu...@gmail.com menulis: Dari: Roza R. Mintaredja roza.kalasu...@gmail.com Judul: Re: [kisunda] Re: Sejarah - Na Enya Sundaland Atlantis Nu Leungit? Kepada: kisunda@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 30 September, 2010, 10:38 PM numatak mun rek parebut pamadegan saha manusa anu mimiti aya didunya, aya data sajarah agama jeung data sajarah evolusi manusa/ilmiah. *anggap adam sacara sajarah agama ti timur tengah, pangkolotna umur 20 rewu taun katukang we. ngarah aman,(conto anu 'deet' ti sajarah agama, nabi adam teh umurna 5872sm by sami bin abdullah bin ahmad al maghluts, obaikan, saudi arabia, kaca 46, cet ka vi .1426 h- the best seller) dina coverna make motto ti q.s yusuf ayat 111: sabenerna carita-carita aranjeunna(para nabi) keur pangajaran keur jelema-jelema anu baroga akal. *sedengkeun dina teori evolusi manusa, paling ngora teh homo sapien(manusa modern) umurna 100rewu taun katukang. jadi adam anu mana si homo sapien teh? *komo homo erectus(sunda land) mah 1,7 yuta taun katukang? can anu di afrika, 2,5 yuta taun katukang. adam anu mana deui atuh? ah, akal uin jadi buntu ari kieu mah atuh, jadi pagedrug kieu? arek cukup di imanan wae buku best seller teh? semua berpulang kepada anda sadayana. cag! hn*0ca 2010/8/22 oman abdurahman omana...@gmail.com Informasi peradaban Atlantis kl 11.000 kaliwat mah ti Plato ku anjeun dina bukuna Timaeus and Critias. Kitu kateranganana. Kanggo ngetang Nabi Adam as sabaraha rebu taun ka tukang persisna mangsa jumenengna, peryogi data anu lengkep. Ngan, ceuk perkiraan. Naha tiasa pas kl 11.000 ka tukang? Urang antosan buku Eaden in the East (Oppenheimer), sugan aya katerangan atawa bisa ditarik hiji kacindekan. manar 2010/8/22 Mohammad zen zenhus...@yahoo.com Memang Menarik Cobian kang Nabi Adam kira2 taun kasabaraha? Ari Adam as aya silsilahna jadi tiasa kira2 ari Atlantis timana nya nebak taunna? From: oman abdurahman omana...@gmail.com To: kisunda@yahoogroups.com Sent: Sat, August 21, 2010 6:54:14 AM Subject: Re: [kisunda] Re: Sejarah - Na Enya Sundaland Atlantis Nu Leungit? Sigana, mangsa Atlantis anu dicaritakeun ku Plato jauh samameh jaman Nabi Nuh as. Upama dilacak tina data anu aya, mangsa Nabi Nuh as jumeneng kl 6.000 samemeh Masehi taun kaliwat. Ieu obrolan kuring sareng Sdr Rochadi Reza perkara eta: # rezha_rochadi: tp Ibrahim ini hidupnya kurang lebih 2000 SM rezha_rochadi: klw Atlantis kan katanya 13rb taun yg lalu yaa o_arahman: Atlantis arround 11.000 SM bubarnya rezha_rochadi: jauhh skali rezha_rochadi: Nabi Nuh aja datuk 10 generasi diatas Nabi Ibrahim o_arahman: ya...jadi, kesimpulannya? Nabi Nuh itu sebelum Atlantis? rezha_rochadi: klw Atlantis aja 11000 SM rezha_rochadi: yaa ini jauh sebelum Nabi Nuh pak :D rezha_rochadi: 10 generasi diatas Nabi Ibrahim..paling 3000-4000 SM rezha_rochadi: masih jauh ke 11rb SM o_arahman: ic o_arahman: menarik ya kalo ada data lain rezha_rochadi: iya rezha_rochadi: klw menurut data sejarah Ibn Katsir rezha_rochadi: kuil Solomon yaa di palestina yg skarang direbutin itu rezha_rochadi: Qishash Al Anbiya Ibn Katsir adalah rujukan sjarah nabi2 terlengkap yg kudapat skarang rezha_rochadi: dia ambil dr quran hadust sama pendapat ahlul kitab rezha_rochadi: geneologi bangsa2 sama galur keturunan Nabi2
Re: [kisunda] KANG NANO S, TILAR DUNYA
mun urang sunda lulus tina ieu ujian, insya allah urang sunda bakal jadi umat nu tahan banting. teu ukur ngagayot ka para karuhunna, tapi bisa leuwih mandiri keur nyanghareupan hirupna. jigana ieu maksud nu maha kawasa, ku cara ngulem para karuhun ngadep mantenna, ngarah urang sunda leuwih berdikari. 2010/9/30 Deni Indra Kelana lee_kel...@yahoo.com Innalillahi wa inna ilaihi roojiuun.. Kaicalan anu teu kaetang ageungna kangge urang, hese milarian gentosna, saha nya kinten2? Ka Kang Irpan, boa isuk mah urang..?? Hatur nuhun, Deni -- *From:* irpan rispandi mr.rispa...@gmail.com *To:* kisunda@yahoogroups.com *Sent:* Thursday, September 30, 2010 12:19:25 *Subject:* Re: [kisunda] KANG NANO S, TILAR DUNYA Euh aing mah, bareto bah Us us, terus Kang Ibing, ayeuna Pa Nano, isuk saha ? barudak ngorana, wanoja calana pendek, jajaka calana morosot. mana sundana? boa leungit -- R. Irpan Rispadi Raksagalaksibimasakti Nupalingningrat, teureuh Planet Krypton On 09/30/2010 05:36 AM, mh wrote: innalillahi wa-ina ilaihi rojiun mugia almarhum ditampi sagala amal ibadahna 2010/9/29 Roza R. Mintaredja roza.kalasu...@gmail.com KANG NANO S TILAR DUNYAWENGI IEU TBH 24 2010/9/22 mh khs...@gmail.com beunang nyalin tina blogna kang denny yanuar === Karinding, Alat Musik Karuhun Nan Unik by Denny Yanuar http://www.facebook.com/profile.php?id=1256932396 on Tuesday, September 21, 2010 at 11:09pm BILA dilihat dari segi popularitasnya, mungkin hanya sedikit dari kita yang mengenal keberadaan alat musik karinding. Padahal, alat musik ini diprediksi sebagai salah satu jenis instrumen tertua yang merupakan warisan dari peradaban kuno. Tempaan perjalanan sejarah yang sangat panjang tersebut temyata tidak menjadikan eksistensinya makin dikenal masyarakat Terlebih, alat musik karinding sempat dianggap musik komunis, karena kerap dimainkan anggota Lekra, lembaga kebudayaan yang diprediksi bentukan Partai Komunis Indonesia (PKT). Akibatnya, pada masa Orde Baru popularitas alat musik ini makin tenggelam dan dilarang dimainkan. Terlepas dari masalah politik itu, mungkin generasi sebelum kita juga tidak berani mengeksplorasi alat musik karinding, kata Man Jasad (32), salah seorang seniman Sunda yang mencoba mengangkat kembali popularitas alat musik tersebut, saat ditemui di Common Room, Kamis (24/6).Bentuk dari alat musik ini cukup sederhana. Ukuran standar karinding hanya sepanjang sekitar 10 sentimeter dengan lebar 2 sentimeter. Semula alatmusik ini dibuat dari pelepah kawung. Namun, karena sulitnya menemukan pelepah kawung, saat ini para seniman memodifikasi pembuatan alat musik karinding menggunakan bahan baku dari batang bambu. Menurut Man, untuk memainkan alat musik ini cukup mudah. Karinding dimainkan dengan cara ditempelkan di mulut, lalu ditabuh (dipukul) salah satu ujungnya dengan menggunakan telunjuk. Getaran antara karinding dan mulut tersebutlah yang dapat menghasilkan irama yang unik dan menarik.Alat musik karinding dapatdipadukan dengan berbagai jenis alat musik lain, seperti lem-pung, suling, toleat, bahkan koto (alat musik Jepang). Tidak hanya itu, dari beberapa eksplorasi yang pernah dilakukan, terbukti pula bahwa karinding dapat dikolaborasikan dengan beberapa band modern, seperti dengan grup band Burger Kill, beberapa waktu yang lalu. Lebih lanjut Man mengatakan, banyak alat musik yang hampir serupa dengan karinding di daerah lain, seperti genggong di Bali, rinding di Jawa Tengah bahkan dari luar negeri seperti alat musik jeusharp dari Tibet. Akan tetapi, belum adasejarah tertulis dari naskah kuno yang saya temukan. Hanya berupa cerita lisan dari beberapa orang tua, ucapnya. Perlu pengembangan Untuk dapat memopulerkan kembali alat musik karinding di tengah derasnya arus globalisasi bukanlah suatu perkara yang mudah. Pasalnya, hingga saat ini apresiasi masyarakat terhadap perkembangan seni dan budaya masih sangat minim, terlebih pada seni tradisional. Untuk menyiasatinya, sejak 2008, Man Jasad bersama beberapa rekan seniman lainnya mencoba mengembangkan alat musik karinding ini sesuai dengan kondisi zaman. Buat pengembangannya, yang terpenting adalah pengemasan komposisi musik agar bisa diterima oleh anak muda zaman sekarang. Jadi, intinya dikemas dengan gaya kekinian, dari mulai penyajian sampai performanya, tuturnya.Pengembangan musik karin- ding tersebut temyata cukup membuahkan hasil. Hingga saat ini, telah banyak terbentuk grup karinding di berbagai tempat. Di Cicalengka misalnya, terdapat grup Markipat Karinding yang memainkan alat musik tersebut dengan menggunakan gaya vokal khas aliran death metal. Selain itu, dalam beberapa pergelaran seni juga kerap ditemukan pemaduan karinding dalam pembacaan puisi.Tidak hanya terbatas sampai disitu. Bila kita perhatikan, di beberapa pertunjukan musik metal maupun underground di Kota Bandung, saat ini
[kisunda] KANG H. NANO TILAR DUNYA
mugi ditampi iman sinareng islamna mangga urang tawasulkeun kum
Bls: [kisunda] Re: [Urang Sunda] Gawat! Densus 88 Habisi Jamaah Sedang Shalat, Dua Tewas
semoga alloh membalas perbuatan tak beradab ini... Dan Alloh lebih dekat dibanding urat leher wassalam, adam radiman e-mail : a_radi...@yahoo.co.id my web : radiman.wordpress.com Dari: Agus Wirabudiman fb...@yahoo.com Kepada: Majalah Sabili sab...@yahoogroups.com; muhammadiyah society muhammadiyah_soci...@yahoogroups.com; pesantren daarut tauhid daarut-tauh...@yahoogroups.com; alumni darularqam alumni_da_ga...@yahoogroups.com; kajian_lepaske...@yahoogroups.com; kaulamuda NU kmnu2...@yahoogroups.com; keluarga-is...@yahoogroups.com; forum lingkar forum_lingkarp...@yahoogroups.com; persaatun pelajar ppii...@yahoogroups.com; urangsu...@yahoogroups.com; insan cita insancita_ce...@yahoogroups.com; Civil Society csofo...@cbn.net.id; Forum Sosial Milist forumsosialindone...@yahoogroups.com Cc: cepi alhakim alhak...@gmail.com; kisunda@yahoogroups.com Terkirim: Sel, 28 September, 2010 11:51:05 Judul: [kisunda] Re: [Urang Sunda] Gawat! Densus 88 Habisi Jamaah Sedang Shalat, Dua Tewas Wa'alaikumsalam Wr Wb Setuju kang Cepi Stop menghakimi dan melanggar HAM atas nama pemberantasan Teroris tambihan kang... Stop Pengeboman, Perampokan, Kekerasan atas nama Agama/Islam Wassalam Wr Wb --- On Tue, 9/28/10, Cepi Al Hakim alhak...@yahoo.com wrote: From: Cepi Al Hakim alhak...@yahoo.com Subject: [Urang Sunda] Gawat! Densus 88 Habisi Jamaah Sedang Shalat, Dua Tewas To: Majalah Sabili sab...@yahoogroups.com, muhammadiyah society muhammadiyah_soci...@yahoogroups.com, pesantren daarut tauhid daarut-tauh...@yahoogroups.com, alumni darularqam alumni_da_ga...@yahoogroups.com, kajian_lepaske...@yahoogroups.com, kaulamuda NU kmnu2...@yahoogroups.com, keluarga-is...@yahoogroups.com, forum lingkar forum_lingkarp...@yahoogroups.com, persaatun pelajar ppii...@yahoogroups.com, urang sunda urangsu...@yahoogroups.com, insan cita insancita_ce...@yahoogroups.com, Civil Society csofo...@cbn.net.id, Forum Sosial Milist forumsosialindone...@yahoogroups.com Cc: cepi alhakim alhak...@gmail.com Date: Tuesday, September 28, 2010, 10:35 AM Ass. Wr. Wb.Kita memang mengutuk keji kegiatan terorisme, apapun bentuknya...tapi selama ini Islam selalu yang jadi sasaran. Stop menghakimi dan melanggar HAM atas nama pemberantasan Teroris, janga samapai membuat provokasi dan ummat Islam marah dan menyebabkan hal-hal yang lebih mengarah pada dendam dan menimbulkan masalah baru. Apakah tidak ada cara yang lebih persuasif dalam menangani tersangka Teroris, selain memberondong dan menangkap orang yang salah. Wassalam, Al Hakimc Gawat! Densus 88 Habisi Jamaah Sedang Shalat, Dua TewasJPNN - Padang Today Ilustrasi Tindakan yang dilakukan Densus 88 terhadap Khairul Ghozali bersama 4 orang jemaahnya saat shalat maghrib di Jalan Besar Medan-Tanjung Balai Asahan, dinilai sebagai tindakan yang biadab tidak berperikemanusiaan. Pernyataan tersebut ditegaskan Adil Akhyar Al Medani, didampingi putri kandung ustadz Ghozali, Rabbaniyah (17) kepada Sumut Pos (grup Padang-Today.Com) Jumat (24/9) di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan Jalan Hindu Medan. Biadab. Saat orang shalat dihabisi, seolah-olah negera ini bukan Negara hukum. Dalam penyerangan biadab itu, dua orang jemaah itu tewas di tempat akibat ditembaki Densus 88, sedangkan seorang lagi dapat melarikan diri. Sementara itu abang saya, ustadz Ghozali itu terus dianiaya diinjak-injak densus, namun abang saya itu tetap terus shalatnya, tegas pemilik Pondok Pesantren Dkwah Daarul Syifaa. Atas penyerangan yang tidak berprikemanusiaan itu, sambung Akhyar, diharapkan agar presiden segera meninjau dan membubarkan Densus 88 karena telah melanggar dan bertindak diluar hukum. Saya minta agar presiden SBY agar memperhatikan konfrensi pers ini.Jangan presiden hanya mendengarkan laporan sepihak dari Kapolri BHD.Kami juga meminta pada komisi III DPR-RI, untuk segera mngusut tuntsa kasus ini, dan segera meninjau kembali densus 88, karena sudah tidak berprikemanusiaan, tegas Akhyar. Akhyar sendiri sudah mengetahui keberadaan abang kandungnya tersebut, ustadz Ghozali yang saat ini info yang dia terima berada di Mebes Polri.Sementara itu langkah hukum yang akan ditempuh keluarga besar Ghozali yakni sudah melamporkan kasus ini ke Amnesty Internasional. Saat ini kami sudah memberikan keterangan pada Amnesty Internasional, laporan tersebut sudah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris, nah untuk keponakan saya yang masih berumur beberapa bulan yang ditahan Polres Tanjung Balai, bersama ibunya Kartini Panggabean, kami juga sudah melaporkan ke Komisi Perli Anak Indonesia, beber pria berjubah putih ini. Akhyar juga menceritakan selamatnya Kartini Panggabean istri dari ustadz Ghozali, karena Cici (Kartini Panggabean red) berada di ruangan lain. Namun usai penyerangan tersebut tidak berapa lama datang Polres Tanjung Balai, ke kediaman abang saya seolah-olah tidak mengetahui penyerangan tersebut.Saat itulah Kartini
[kisunda] Catatan Perjalanan : Curug Dago yang Tersembunyi
Curug Dago yang Tersembunyi Oleh Wihikan Mawi Wijna Dari informasi yang kuperoleh di internet, katanya di daerah Dago, Bandung, ada sebuah curug (air terjun .red) yang dikenal dengan nama Curug Dago. Berhubung rumahku di Bandung ada di daerah Dago, kupikir bolehlah aku berkunjung kesana. Toh, misiku di tahun 2010 ini berubah, dari yang dulu nyari candi, sekarang ganti nyari curug. Dengan sepeda lipat B2W yang kuusung dari Jogja, aku mulai perjalanan dengan mendaki Jl. Ir. H. Juanda menuju arah utara. Buatku ini serasa mendaki Jl. Kaliurang km 11 ke atas, karena jalannya nanjak agak landai walau beberapa kali diselingi tanjakan yang lumayan curam. Sekitar 1,5 km aku sampai di Terminal Dago. Dari rumahku lumayan deket sih. Tapi kalau dari flyover perempatan Jl. Ir. H. Juanda yang ada di bawah, mungkin ada sekitar 6 km. Butuh perjuangan buat ngusung sepeda ke Curug Dago ini. Dari sana aku lihat sebuah poster yang bertuliskan Curug Dago. Jadilah aku mengikuti arah poster itu ke arah kiri (barat .red) dari Terminal Dago, melibas turunan jahanam dan ketemu lagi dengan poster Curug Dago yang lain. Nah, poster itu nunjukin jalan setapak ke arah sebuah hutan. Aku sempat ragu dan tanya ke warga, tapi mereka bilang memang itu jalan ke Curug Dago. Ya sudah, jadilah aku nyepeda nyusuri jalan setapak yang pas buat dua kendaraan roda dua itu. Sampai di hutan itu (yang ternyata masih di dalam kawasan Taman Hutan Raya Juanda), suara berisik air terjun kedengeran. Tapi aku masih harus menuruni anak tangga untuk sampai di dasar air terjun. Anak tangganya itu dari batu, dan sialnya licin serta berlumut. Alhasil aku harus hati-hati melangkah, sebab aku turun sambil bawa sepeda lipatku. Hehehehe. Sekitar 100 meter, nyampe deh di dasar Curug Dago. Airnya deras, walau tingginya cuma 10 meter tapi butiran airnya bisa melayang dan hinggap di kameraku. Bikin aku dan kameraku basah kuyup dengan semburan air terjun. Di sekitar curug sendiri ada dua bangunan warna merah. Ternyata di dalam bangunan itu ada prasasti. Menurut para ahli sejarah, kedua prasasti tersebut konon merupakan peninggalan Raja Rama V (Raja Chulalonkorn) dan Raja Rama VII (Pradjathipok Pharaminthara) yang pernah berkunjung ke Curug Dago sekitar tahun 1818. Baca Curug Dago selengkapnya disini(www.mahanagari.com). Baca cerita dan tulisan lainnya tentang Bandung dan Mahanagari berikut ini: Pagi-pagi (dan sore-sore) Enaknya Makan Kue Balok Bersantai Sejenak di Masjid Raya Cipaganti 7 Cara Menikmati Sore di Bandung 5 Dessert yang 'Highly Recommended' di Bandung Aksara Sunda Ka - Ga - Nga Kebanyakan Jajan Makanan di Bandung Menikmati Braga dari Perancis Mahanagari - Bandung Pisan http://www.mahanagari.com http://mahanagari.multiply.com Showroom: @ Cihampelas Walk - Bandung