[media-dakwah] Wahai Kaum muslimin... Dajjal Sudah Muncul !

2007-04-30 Terurut Topik wino


Dear All,

Ass.Wr.Wb.

sekedar informasi

(is it true ?)

pls comment.



Salah satu tanda akhir zaman yang akhir-akhir ini cukup menyedot
perhatian adalah kehadiran seorang bernama Sai Baba, dia lahir dan
tinggal di Desa Nilayam Puthaparti, wilayah timur Khurasan, tepatnya
India Selatan.
Rasulullah saw bersabda kepada kami, Dajjal akan keluar dari
bumi ini dibagian timur bernama Khurasan (Jamiu at Tirmidzi).

Abû Hurayrah meriwayatkan bahwa Nabi saw. bersabda:Hari
Kiamat tidak akan datang hingga 30 Dajal (pendusta) muncul, mereka semua
berdusta tentang Allah dan
Rasul-Nya. 

Bisa jadi Sai Baba ini adalah salah satu dari 30 dajal-dajal kecil yang
akan membuka jalan bagi munculnya
al-Masîh al-Dajjâl (Dajjal nantinya akan berperang dengan imam mahdi dan di
bunuh oleh nabi Isa as).
wallahu al'am..

(Embedded image moved to file: pic12935.jpg)(Embedded image moved to file:
pic10481.jpg)

Laki-laki ini memiliki kemampuan menghidupkan orang mati,
menyembuhkan orang lumpuh dan buta, bahkan mampu menurunkan hujan dan
mengeluarkan tepung dari tangannya. Ia juga mampu berjalan melintasi
belahan bumi dalam sekejap, menciptakan patung emas, merubah besi
menjadi emas, dan banyak lagi berbagai fitnah yang ditunjukkan oleh
Sai Baba kepada ribuan orang - bahkan - jutaan yang datang dari
berbagai suku bangsa dan agama. Saat ini laki-laki ini sudah memiliki
puluhan juta pengikut..
Maka sudah saatnya bagi setiap muslim untuk mengetahui masalah ini, agar
dirinya tidak menjadi korban
berikutnya dari fitnah Sai Baba ini.

Dajjal adalah seorang laki-laki yang gemuk, berkulit merah dan
berambut keriting...(HR.Bukhari dan Muslim)

Diawal kemunculannya, Dajjal berkata, Aku adalah nabi, padahal tidak
ada nabi setelahku. Kemudian ia memuji dirinya sambil berkata, Aku
adalah Rabb kalian, padahal kalian tidak dapat melihat Rabb kalian
sehingga kalian mati (HR.Ibnu Majah)

Antara DAJJAL dan SAI BABA
1) Dajjal seorang laki yang berpostur pendek, gempal, berambut kribo,
berkaki bengkok (agak pengkor). Sai Baba seorang yang berpostur
pendek dan berambut kribo.

2) Dajjal memiliki mata yang buta. Sai Baba pernah mengalami kebutaan
di waktu muda kemudian sembuh kembali.

3) Dajjal datang dan bersama ada gunung roti dan sungai air. Sai Baba
memiliki kemampuan mengeluarkan vibhuti (tepung suci) dari udara
melalui tangannya.

4) Dajjal memiliki kemampuan berpindah dari satu tempat ke tempat lain
dengan depat dan kecepatannya seperti hujan badai atau secepat awan
yang ditiup angin kencang. Sai Baba memiliki kemampuan berjalan
menjelajahi bumi dalam hitungan kejapan mata.

5) Dajjal mengikuti pengikut yang sangat banyak, bahkan di akhir zaman
nanti banyak manusia yang berangan-angan untuk berjumpa dengan Dajjal.
Sai Baba memiliki pengikut yang jumlahnya puluhan juta manusia dari
berbagai macam suku, bangsa, negara dan agama.

6) Dajjal akan muncul dengan mengaku sebagai orang bijak/ baik,
sehingga banyak sekali orang yang tertarik untuk mengikutinya. Sai
Baba mengaku seabgai orang yang bijak yang membawa misi perdamaian,
cinta kasih menghapuskan segala persengketaan dengan bijaksana.

7) Dajjal akan muncul dan sebagai nabi. Sai Baba memposisikan dirinya
sebagai nabi kepada pengikut2nya.

8) Dajjal akang menggunakan nama Al-Masih. Sai Baba mengaku akan
menjelma sebagai Isa Al-Masih setelah tahun 2020.

9) Dajjal akan mengaku sebagai Tuhan. Sai Baba mengklaim bahwa dirinya
adalah Tuhan penguasa alam semesta.

10) Dajjal akan mendakwahkan agama Allah. Dalam banyak majelis
darshanya Sai Baba banyak berbicara tentang Islam, Al-Qur'an dan
keharusan untuk memahaminya.

11) Dajjal mampu menghidupkan orang mati dan menyembuhkan orang sakit.
Sai Baba memiliki kemampuan menghidupkan orang mati juga menyembuhkan
penyakit kanker.

12) Dajjal dapat menurunkan hujan. Sai Baba memiliki kemampuan
menurunkan hujan dan mendatangkan air untuk irigasi (di NTT sedang di
bangun proyek Sai Baba untuk pengairan di daerah yang kering).

13) Dajjal bisa mengeluarkan perbendaharaan (perhiasan dan harta) dari
bangunan yang roboh, lalu perbendaharaan itu akan mengikuti ratunya.
Sai Baba mampu menciptakan patung emas, kalung emas, injil mini dan
berbagai bentuk medalai berlafadz ALLAH dalam sekejap.

14) Dajjal akan membunuh seseorang dan menghidupkannya kembali. Sai
Baba bisa menghidupkan orang yang sudah meninggal dunia.

15) Dajjal bisa berpindah raga dan tempat dari satu bentuk ke bentuk
lainnya. Sai Baba bisa berpindah dari satu jasad ke jasad lainnya
yang merupakan benruk reinkarnasi dirinya.

16) Dajjal bisa membesarkan tubuhnya. Sai Baba memliki kemampuan
berjalan di udara dan membuat kemukjizatan pada sebuh pesawat terbang.

17) Dajjal biasa keluar masuk pasar dan makanan. Sai Baba juga manusia
biasa yang makan dan minum sebagaimana manusia lainnya, ia juga bisa
berjalan ke pasar, rumah sakit, proyek irigasi dan tempat lain yang
biasa dikunjungi manusia.

18) Dajjal bisa memerintahkan bumi untuk mengeluarkan tumbuh2an dan
air. Sai baba bisa 

[media-dakwah] Mengokohkan Pijakan Keislaman

2007-04-30 Terurut Topik Abu Fahmi Abdullah
Mengokohkan Pijakan Keislaman

Penulis: Abu Muslih Ari Wahyudi
(Alumni Ma’had Ilmi)

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada 
Rasulullah, amma ba’du.

Imam Abu Ja’far Ath Thahawi rahimahullah berkata di dalam kitab Aqidah 
Thahawiyah, “Pijakan keislaman (seseorang) tidak akan pernah kokoh kecuali 
apabila dibangun di atas pondasi ketundukan dan penyerahan diri.” Imam 
Bukhari meriwayatkan dari Imam Muhammad bin Syihab yang terkenal dengan 
julukan Az Zuhri rahimahullah bahwa beliau mengatakan, “Sumber risalah 
adalah Allah. Kewajiban Rasul adalah menyampaikan. Sedangkan kewajiban kita 
adalah bersikap pasrah dan tunduk.”

Perumpamaan antara dalil akal dengan dalil naqli adalah seperti orang awam 
yang muqallid (hanya mengikuti orang lain) bersama seorang alim yang 
mujtahid. Apabila orang awam ini mengetahui ada orang awam lain yang lebih 
tahu daripadanya maka dia pun bertanya tentang suatu perkara kepadanya. 
Kemudian orang awam tadi menunjukkannya supaya bertanya kepada seorang alim 
ahli fatwa. Kemudian ternyata pendapat yang disampaikan oleh temannya yang 
awam itu berbeda dengan fatwa dari ahli fatwa tersebut. Kalau seandainya 
temannya yang sama-sama awam itu mengatakan, “Yang benar adalah pendapatku, 
bukan pendapat si ahli fatwa. Karena akulah engkau bisa tahu bahwa dia 
adalah seorang ahli fatwa. Sehingga apabila engkau lebih mengedepankan 
pendapatnya daripada pendapatku maka itu artinya engkau telah merusak kaidah 
dasar yang menjadi pijakanmu untuk bisa mengerti bahwa dia adalah seorang 
ahli fatwa. Oleh sebab itulah maka hukum cabang yang kau tetapkan juga 
keliru.” Maka temannya yang awam itu mengatakan, “Ketika engkau persaksikan 
dan tunjukkan kepadaku bahwa dia adalah seorang ahli fatwa maka itu berarti 
aku pun turut mempersaksikan kewajiban untuk mengikutinya bukan mengikutimu. 
Sehingga persetujuanku denganmu dalam hal ilmu itu tidak memberikan 
konsekuensi aku harus mengikuti pendapatmu dalam semua masalah. Dan 
kekeliruanmu dalam persoalan yang bertentangan dengan jawaban si ahli fatwa 
yang lebih berilmu darimu juga tidak melahirkan konsekuensi kalau 
pengetahuanmu bahwasanya dia adalah ahli fatwa menjadi salah.” Masya Allah!! 
kalau para muqallid masa kini bisa berpikir sebagaimana muqallid ini maka 
tenteramlah dunia ini…

Akal yang sehat tentu mengetahui bahwasanya Rasul shallallahu ‘alaihi wa 
sallam adalah orang yang ma’shum (selalu terjaga dari salah) dalam hal 
informasi yang disampaikannya dari Allah ta’ala, sehingga sabda beliau tidak 
mungkin salah. Oleh karena itulah wajib bagi kita untuk bersikap pasrah dan 
tunduk serta melaksanakan perintah-perintah beliau. Sebagai umat Islam, kita 
pun sudah sama-sama mengetahui secara pasti bahwasanya Al Quran telah 
menegaskan kebenaran sabda-sabda Rasul. Oleh sebab itu apabila Rasul 
memberikan informasi atau ketetapan tentang suatu perkara maka wajib bagi 
kita untuk menerima dan melaksanakannya. Kita tidak bisa menolaknya sembari 
beralasan bahwa apa yang beliau sampaikan itu adalah sesuatu yang tidak 
masuk akal atau bertentangan dengan rasio kita. Sebab pada dasarnya akal dan 
rasio kita telah yakin seratus persen bahwa semua yang beliau sabdakan 
adalah kebenaran. Allah ta’ala berfirman,

æóãóÇ íóäØöÞõ Úóäö Çáúåóæóì Åöäú åõæó ÅöáøóÇ æóÍúíñ íõæÍóì

“Dan dia tidaklah berbicara dari dorongan hawa nafsunya, akan tetapi 
ucapannya tiada lain adalah wahyu yang disampaikan kepadanya.” (QS. An Najm: 
3-4)

Maka tidak mungkin diperbolehkan ada orang yang mengatakan, “Wahai Nabi, 
sesungguhnya akal kami telah memastikan bahwa sabda-sabda Anda adalah benar. 
Akan tetapi seandainya kami menerima semua berita Anda maka itu akan 
menyebabkan terjadinya pertentangan antara akal kami dengan apa yang anda 
sampaikan.” Ini berarti orang yang mengucapkan pernyataan seperti ini pada 
hakikatnya belumlah beriman secara penuh terhadap ajaran yang dibawa oleh 
Rasul dan Rasul pun tidak akan ridha dengan sikapnya itu. Karena 
sesungguhnya akal dan rasio yang dimiliki oleh manusia itu berbeda-beda, 
sementara kerancuan pemahaman/syubhat yang menghinggapi pikiran manusia 
sangatlah banyak jumlahnya. Terlebih lagi syaitan terus menerus berupaya 
membisikkan berbagai was-was dan keragu-raguan kepada telinga manusia. Lalu 
apa jadinya jika setiap orang diperkenankan untuk mengatakan sebagaimana 
perkataan orang tadi; menolak sebagian sabda Nabi dengan alasan tidak masuk 
akal?! Duhai, alangkah mengerikan akibatnya, karena seluruh sendi ajaran 
Islam akan hilang dan runtuh seketika gara-gara ulah akal-akal manusia yang 
rusak dan tidak menyadari keterbatasan pikirannya!!! Laa haula wa laa 
quwwata illa billaah.

Allah ta’ala berfirman,

æóãóÇ Úóáóì ÇáÑøóÓõæáö ÅöáøóÇ ÇáúÈóáóÇÛõ ÇáúãõÈöíäõ

“Dan tidaklah kewajiban Rasul melainkan sekedar menyampaikan.” (QS. An Nuur: 
54)

Allah ta’ala juga berfirman,

Ýóåóáú Úóáóì ÇáÑøõÓõáö ÅöáÇøó ÇáúÈóáÇÛõ ÇáúãõÈöíäõ

“Apakah ada kewajiban bagi Rasul selain memberikan keterangan yang 

[media-dakwah] FW: Yang Sederhana Saja ....

2007-04-30 Terurut Topik Apri Rohmainy
 


اÙسÙاÙ... عÙÛOEÚ©Ù... Ù^ رحÙ...Ø© اÙÙÙ? Ù^برکاتÙ?

 

Sering Diucapkan, Tapi Gak Tau Artinya  .  

Saw merupakan singkatan dari Shallallahu `alaihi Wa Sallam,sebuah lafaz yang 
disunnahkan kepada kita untuk mengucapkannya ketika menyebut nama Rasulullah 
SAW. Artinya adalah semoga Allah memberikan shalawat dan salam kepadanya. 
Perintah untuk bershalawat kjepada Rasulullah SAW merupakan perintah dari 
Al-Quran yaitu 
âEURoe Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi . 
Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah 
salam penghormatan kepadanya .âEUR(QS. Al-ahzab : 56) 
As biasa digunakan untuk menyingkat lafaz Alaihis Salam yang bermakna Semoga 
keselamatan dilimpahkan kepadanya.   
 Ungkapan ini biasanya diberikan kepada para nabi dan Rasul termasuk juga para 
malaikat. 
âEURoe Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul.âEUR(QS. Ash-Shaffaat : 
181) 
Ra biasa digunakan untuk menyingkat lafaz Radhiyallahu `anhu/`anha / `anhum. 
Lafaz ini juga merupakan ungkapan dan doa yang disematkan kepada para shahabat 
Rasulullah SAW. Maknanya adalah Semoga Allah meredhainya. Bila kata terakhirnya 
`anhu maka dhamirnya untuk dia satu orang laki-laki.   
 Bila kata terakhirnya `anhum maka dhamirnya mereka (jama`) dan bila kata 
teakhirnya `anha maka dhamirnya untuk dia seorang wanita. 
âEURoe Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama dari golongan 
muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah 
ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi 
mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. 
Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.âEUR(QS. At-Taubah : 
100) 
âEURoe Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mu'min ketika mereka 
berjanji setia kepadamu di bawah pohon , maka Allah mengetahui apa yang ada 
dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan 
kepada mereka dengan kemenangan yang dekat .âEUR(QS. Al-Fath : 18) 
Azza wa Jalla dan Jalla Jalaluhu adalah dua ungkapan yang disematkan pada lafaz 
Allah selain Ta`ala.   
 Lafaz `Azza makanya adalah yang Maha Aziz atau Perkasa. Sedangkan lafaz Jalla 
maknanya adalah Agung. 
âEURoe ... maka ketahuilah, bahwasanya Allah Maha Perkasa lagi Maha 
Bijaksana.âEUR(QS. Al-Baqarah : 209) 
âEURoe Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran / keagungan dan 
kemuliaan.âEUR(QS. Ar-Rahman : 27) 
Naudzubillahi mindzalik adalah ungkapan meminta perlindungan kepada Allah dari 
bahaya atau madharat sesuatu hal. 
âEURoe... maka mintalah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha 
Mendengar lagi Maha Melihat.âEUR(QS. Al-Mu`min : 56) 
Wallahu a'lam bishshowab adalah uangkapan untuk menyatakan bahwa kita 
mengembalikan kebenaran itu hanya kepada Allah.   
 Makna lafaz itu adalah Dan hanya Allah saja lah yang lebih mengetahui 
kebenarannya. 
âEURoe ... dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang 
Maha Mengetahui.âEUR(QS. Yusuf : 76) 
Jazzakumullah Khoiran Katsiro maknanya adalah Semoga Allah memberikan balasan 
kepada Anda yang lebih baik dan lebih banyak.   
 Ungkapan ini adalah bentuk doa dan sekaligus rasa sykur kepada manusia yang 
telah berjasa kepada kita. Ungkapan ini lebih sempuirna dari sekedar 
mengucapkan kalimat terima kasih. Karena didalamnya selain ungkapan terima 
kasih juga ada doa untuk memberikan yang lebih baik dan lebih banyak lagi. 
âEURoe Di sana pertolongan itu hanya dari Allah Yang Hak. Dia adalah 
sebaik-baik Pemberi pahala dan sebaik-baik Pemberi balasan.âEUR(QS. Al-Kahfi : 
44) 
 
 
.

Ù^اÙسÙاÙ... عÙÛOEÚ©Ù... Ù^ رحÙ...Ø© اÙÙÙ? Ù^ برکاتÙ?




Semoga Allah ridlo dengan yang kita lakukan, 
Hasan Abu Ainun
  _  





  _  

Ahhh...imagining that irresistible new car smell?
Check out new  
http://us.rd.yahoo.com/evt=48245/*http://autos.yahoo.com/new_cars.html;_ylc=X3oDMTE1YW1jcXJ2BF9TAzk3MTA3MDc2BHNlYwNtYWlsdGFncwRzbGsDbmV3LWNhcnM-
 cars at Yahoo! Autos. 


[Non-text portions of this message have been removed]



[media-dakwah] Hak Pekerja

2007-04-30 Terurut Topik aris solikhah
Tulisan ini dibuat dalam rangka memperingati hari Buruh, 1 Mei tentan bagaimana 
syariat Islam mengatur tentang pekerja atau buruh dan semisalnya. 
Alhamdulillah. 
  

  Hak Pekerja 




  ''Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan 
antara penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan 
sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka 
mempergunakan sebagian yang lain...'' (QS Az-Zukhruf [43]: 32). 
   
  Allah telah menetapkan rezeki manusia di dalam Lauful Mahfudz (Kitab yang 
Terpelihara). Perbedaan besar kecilnya rezeki menunjukkan bukti keadilan Allah, 
agar sebagian manusia mempergunakan jasa sebagian lainnya. 
   
  Bentuk transaksi atau penyewaan tenaga di dalam Islam dikenal dengan istilah 
ijarah (perburuhan). Ajiir adalah orang yang melakukan pekerjaan dengan 
kompensasi atau gaji tertentu. Sedang musta'jir adalah orang yang menggunakan 
jasa ajiir.
  Aisyah pernah berkata, ''Rasulullah SAW dan Abu Bakar pernah mengontrak 
(tenaga) orang dari Bani Dail sebagai petunjuk jalan, sedangkan orang tersebut 
beragama seperti agama orang kafir Quraisy. Beliau kemudian memberikan kedua 
kendaraannya kepada orang tersebut. Beliau lalu mengambil janji orang tersebut 
(agar berada) di gua tsur setelah tiga malam, dengan membawa kedua kendaraan 
beliau pada waktu subuh pada hari yang ketiga.''
   
  Agama Islam sangat melindungi hak-hak para buruh. Hal ini terlihat dalam 
rukun ijarah yang mencakup kejelasan bentuk pekerjaan, waktu kerja, upah, dan 
tenaganya. Bila ketentuan tersebut tak terpenuhi maka transaksi ijarah tersebut 
statusnya fasad (rusak) dan batal. Hendaknya juga seorang musta'jir memberi 
batasan tenaga yang dicurahkan seorang pekerja. Jangan sampai pekerja bekerja 
di luar batas tenaga, sehingga merasa terdzalimi.
  Bila seorang ajiir telah menyelesaikan pekerjaan yang diamanahkan, maka ia 
berhak memperoleh gaji atau kompensasi sesuai kesepakatan, tidak boleh 
dikurangi sedikit pun. Nabi SAW bersabda, ''Hati-hatilah kalian terhadap 
qasamah! Kemudian para Sahabat bertanya, qasamah itu apa? Beliau menjawab, 
''Sesuatu (yang disepakati sebagai bagian) di antara manusia, kemudian bagian 
tadi dikurangi.''
   
  Rasulullah juga mengecam keras musta'jir yang mengelak atau menahan gaji 
ajiir-nya. ''Tiga orang yang aku musuhi pada hari kiamat nanti, adalah orang 
yang telah memberikan karena aku, lalu berkhianat; orang yang membeli barang 
pilihan, lalu ia makan kelebihan harganya; serta orang yang mengontrak pekerja 
kemudian pekerja tersebut menunaikan transaksinya sedangkan upahnya tidak 
diberikan.'' (HR Imam Bukhari, dari Abu Hurairah). Wallahu'alam bishawab.
  (Aris Solikhah ) 

  http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=291295kat_id=14


Kemajuan mustahil terjadi tanpa perubahan. Dan, mereka yang tak bisa mengubah 
pemikirannya tak bisa mengubah apa pun. (George Bernard Shaw, 1856-1950)
pustaka tani
 prohumasi
 nuraulia

   
-
Ahhh...imagining that irresistible new car smell?
 Check outnew cars at Yahoo! Autos.

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [media-dakwah] tentang reinkarnasi

2007-04-30 Terurut Topik Ica Harahap
Wa'alaikumsalam wr.wb.

Mungkin hasil tanya jawab ustadz dari syariahonline berikut ini
bisa menjadi masukan awal...

Reinkarnasi

Pertanyaan:

assalamu'alaikum wr.wb
 dulu saya pernah menonton film barat yang brcerita tentang adanya pengalaman2 
oarang yang mengalami reinkarnasi.ada banyak buku yang membuktikan kemampuan 
mereka dalam mengetahui riwayat hidup seseoarng di masa lau,seoalh-olah mereka 
pernah hidup di masa itu.
 saya ingin menanyakan ,bagaiman pendapat islam mengenai hal ini?tolong 
buktikan dengan qur'an dan hadist.
 jazakumullohu khairan kastiro...
 wassalamu'alaikum wr.wb

Desi

   Jawaban:

Assalamu `alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh
Alhamdulillah, Washshalatu wassalamu `ala Rasulillah, wa ba#65533;d.
 Salah satu doktrin yang salah dalam masalah reingkarnasi adalah seseorang 
tidaklah diberikan kesempatan untuk hidup di dunia untuk kedua kalinya. Begitu 
seseorang wafat, maka selesailah sudah masa hidupnya untuk selamanya dan tidak 
akan dikembalikan lagi ke dunia.
 
 Bahkan meski yang meninggal itu adalah seorang penghuni surga. Apalagi 
penghuni neraka. Semuanya memang ingin mengulangi lagi untuk bisa hidup di 
dunia pasca kematiannya. Yang sudah masuk surga karena mati syahid ingin bisa 
hidup lagi dan ikut jihad hingga mati syahid lalu dihidupkan lagi dan mati 
syahid lagi. Ini tejadi karena merasakan kenikmatan luar biasa saat mati 
syahid. 
 
 Sedangkan yang di neraka ingin memperbaiki raport merahnya selama di dunia. 
Namun keduanya sudah ditetapkan tidak mungkin kembali lagi ke dunia. 
 
 Yang sudah masuk neraka, tidak bisa kembali ke dunia. Allah SWT berfirman : 
 
 
Dan jika kamu melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata: 
Kiranya kami dikembalikan dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta 
menjadi orang-orang yang beriman, Tetapi telah nyata bagi mereka kejahatan 
yang mereka dahulu selalu menyembunyikannya . Sekiranya mereka dikembalikan ke 
dunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang 
mengerjakannya. Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta belaka. (Al-Anam : 
27-28) 
 
  Tiadalah mereka menunggu-nunggu kecuali Al Qur'an itu. Pada hari datangnya 
kebenaran pemberitaan Al Qur'an itu, berkatalah orang-orang yang melupakannya 
sebelum itu: Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami membawa yang 
hak, maka adakah bagi kami pemberi syafa'at yang akan memberi syafa'at bagi 
kami, atau dapatkah kami dikembalikan sehingga kami dapat beramal yang lain 
dari yang pernah kami amalkan?. Sungguh mereka telah merugikan diri mereka 
sendiri dan telah lenyaplah dari mereka tuhan-tuhan yang mereka ada-adakan. 
(QS. Al-araf : 53) 
 
 Bahkan seandainya mereka lari dari neraka, selalu ada kekuatan yang 
menghalangi mereka dari neraka. 
 
 Setiap kali mereka hendak ke luar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, 
niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. , Rasailah azab yang membakar ini. 
(QS. Al-Hajj : 22)  
 
 Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.

XasinBoy [EMAIL PROTECTED] wrote:  Assalamu 
'alaikum wr wb,
 
 Apakah ada yang tahu pendapat islam tentang reinkarnasi, ato mungkin ada
 info link, ebook, atau buku yg bisa saya baca tentang topik ini.
 
 Terima kasih sebelumnya, semoa Allah membalas kebaikan anda semua.
 
 Ranto
 
 [Non-text portions of this message have been removed]
 
 
 
   

   
-
Ahhh...imagining that irresistible new car smell?
 Check outnew cars at Yahoo! Autos.

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [media-dakwah] tanya sujud...

2007-04-30 Terurut Topik Ica Harahap
Wa'alaikumsalam wr.wb.

Pake mukenah n pecinya jangan sampe nutupi dahi Pak,
kan bisa aku klo pake mukenah juga dahinya masih
bisa nyentuh sajadah waktu sujud

Mengenai tata caranya, aku forward di japri aja ya...
aku punya file tata cara sholat...

Lukman Hakim Achmad [EMAIL PROTECTED] wrote:  
Assalamu'alaykum wr wb.
  
 Ustadz, mohon bantuan bagaimana cara sujud yg benar, karna di hadist yg
 pernah saya baca bahwa aggota sujud yg harus kena ada tujuh, dua telapak
 jari-jari kaki, dua lutut, dua telapak tangan, dan kening dan hidung.
  
 Yg jadi pertanyaan apakah kening itu harus terkena ke tempat sujud, dan
 bagaimana jika yg bersangkutan memakai peci atau mukena untuk wanita,
 kemudian keningnya terhalang oleh mukena atau peci tersebut, jadi tidak
 langsung ke tempat sujud, apakah tetap sah sujudnya..
  
 Syukron jazakalla
  
 Wassalam
  
  
 
 [Non-text portions of this message have been removed]
 
 
 
   

   
-
Ahhh...imagining that irresistible new car smell?
 Check outnew cars at Yahoo! Autos.

[Non-text portions of this message have been removed]



[media-dakwah] Dakwah Tauhid Hingga Akhir

2007-04-30 Terurut Topik Tampubolon, Mohammad-Riyadi


From: Budi Ari
Sent: Monday, April 30, 2007 9:24 AM
Subject: Dakwah Tauhid Hingga Akhir 

Dakwah Tauhid Hingga Akhir
Dari al Harits an Najrani, di bertutur, Lima hari sebelum kematian
beliau, aku mendengar Rasulullah ShallallaHu 'alaiHi wa sallam bersabda,
'Ketahuilah, sesungguhnya orang-orang sebelum kalian, mereka biasa
menjadikan kubur Nabi-nabi mereka serta orang-orang shalih diantara
mereka sebagai tempat ibadah, maka janganlah kalian menjadikan
kubur-kubur sebagai mesjid, sesungguhnya aku melarang kalian melakukan
perbuatan itu' (HR. Ibnu Abi Syaibah, Syaikh al Albani mengatakan,
Sanadnya shahih berdasarkan syarat Muslim, lihat Kitab Tahdziir as
Saajid hal. 51) 
Dalam Kitab Shahiih-nya, Imam al Bukhari meriwayatkan dari Aisyah dan
Ibnu Abbas radhiyallaHu 'anHumaa, mereka berkata,
Ketika Rasulullah ShallallaHu 'alaiHi wa sallam sedang menderita sakit
yang menyebabkan kematian beliau, maka diletakkanlah sebuah kain di atas
wajahnya.  Jika beliau kesulitan bernafas, dibukalah kain itu dari
wajahnya.  Dalam keadaan demikian beliau bersabda,
'Laknat Allah bagi orang Yahudi dan Nashrani.  Mereka mejadikan kuburan
Nabi-nabi mereka sebagai tempat ibadah'.
Beliau memperingatkan dari apa yang mereka perbuat (Fathul Baari Syarh
Shahiih al Bukhari VI/4)
Imam Ahmad dalam Musnad-nya (no. 7353), Ibnu Sa'd, Abu Ya'la dalam
Musnad-nya dan Abu Nu'aim dalam Kitab al Hilyah dengan sanad shahih dari
Abu Hurairah radhiyallaHu 'anHu.  Dia mengatakan bahwa Rasulullah
ShallalaHu 'alaiHi wa sallam bersabda,
Ya Allah, janganlah Kau jadikan kuburku sebagai sesuatu yang disembah.
Semoga Allah melaknat orang-orang yang menjadikan kubur-kubur Nabi
mereka sebagai tempat ibadah (Tahdziir as Saajid, hal. 18)
Maraji' :
Ensiklopedi Larangan dalam Syari'at Islam, Syaikh Muhammad Basyir ath
Thahlawi, Media Tarbiyah, Bogor, Cetakan Pertama, Ramadhan 1427
H/September 2006 M.
Semoga Bermanfaat.


Allah Ta'ala berfirman, Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa
syirik, dan Dia mengampuni dosa selain (syirik) itu bagi siapa yang
dikehendaki-Nya.  Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh ia
telah berbuat dosa yang besar (QS. An Nisaa' : 48)
 
Dari Abu Dzar ra., Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Jibril berkata kepadaku, 'Barangsiapa diantara umatmu yang meninggal
dunia dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, maka
pasti dia masuk surga' (HR. Bukhari) [Hadits ini terdapat pada Kitab
Shahih Bukhari]




Ahhh...imagining that irresistible new car smell?
Check out new cars at Yahoo! Autos.
http://us.rd.yahoo.com/evt=48245/*http://autos.yahoo.com/new_cars.html;
_ylc=X3oDMTE1YW1jcXJ2BF9TAzk3MTA3MDc2BHNlYwNtYWlsdGFncwRzbGsDbmV3LWNhcnM
-  

 


[Non-text portions of this message have been removed]



[media-dakwah] Sabar Menjemput Rejeki

2007-04-30 Terurut Topik suryati
Sabar Menjemput Rejeki
  25 Apr 07 09:06 WIB
   
  Oleh Dudu Badrussalam
  Sabar adalah wajib menutut kesepakatan umat Islam. Karena ia adalah separuh 
iman. Sebab iman ada dua bagian.;yang separuh berupa sabar dan separuhnya lagi 
berupa syukur
  Hidup mandiri identik lepas dari biaya hidup orang tua. Hal itu terjadi pada 
diri saya. Tuntutan untuk menafkahi sendiri begitu besar pada saat menginginkan 
hidup mandiri. namun hal itu tak lepas dar dukungan dan do'a orang tua. Dengan 
mengandalkan ijazah dan keterampilan, saya ke sana kemari melamar pekerjaan 
yang layak dan sesuai dengan profesionalisme. Tapi apa tah daya, modal materi 
atau uang tak cukup untuk mendapatkan pekerjaan itu. Karena memang zaman 
sekarang, apabila tak punya modal kuat, pekerjaan layak tak bisa diperoleh. Ya 
meskipun tidak semua perusaahan seperti itu. Meskipun begitu, saya tetap yakin 
bahwa Allah lah yang mengatur rejeki dengan syarat berikhitar dan berdo'a 
kepada Nya. Keyakinan bahwa Allah akan memerikan jalan keluar dan sesuatu yang 
terbaik menjadi pegangan saya waktu itu untuk selalu berusaha dan berdo'a 
dengan sabar menjalaninya. Toh, kalaupun saya belum mendapatkan pekerjaan itu, 
tapi saya terus berusaha, pasti ada hikmah yang tersembunyi
 dan Allah menghendaki yang lain.
  Rosulullah pernah mengatakan, ada dosa yang tak bisa dibersihkan dengan 
shalat, zakat, puasa dan haji, tetapi bisa dibersihkan dengan kepedihannya 
mencari nafkah. saya menilai kesusahan mencari nafkah merupakan salah satu 
musibah yang di dalamnya terdapat ampunan besar apabila dijalani dengan 
kesabaran dan ketabahan. Dan itu merupakan kenikmatan dan rahmat dari Allah 
SWT. Dengan alasan itulah, saya terus menerus menjalani hidup ini meskipun 
kekurangan materi dan sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang pantas. Meskipun 
usaha saya tidak menghasilkan hal yang bersifat duniawi, tapi mudah-mudahan 
saya berharap usaha saya ini menghasilkan sesuatu yang abadi, yaitu kebahagiaan 
di akhirat.
  Disisi lain, saya pun mensyukuri nikmat Allah yang tak henti-hentinya 
memberikan kesehatan lahir dan bathin sehingga bisa menikmati hidup ini dengan 
tentram. Tanpa harus stress memikirkan materi terus menerus. Saya sadar bahwa 
nikmat Allah yang paling besar yang wajib disyukuri adalah nikmat iman dan 
Islam dalam diri kita. Bukan kenikmatan materi semata. Harta kekayaan akan 
habis dan tidak bermanfaat jika tidak digunakan untuk kebaikan, tetapi iman dan 
isalam akan menjadi bekal utama yang akan menolong kita di yaumil hisab nanti. 
Untuk itu saya ingin berbagi dan saling mengingatkan, bahwa mencukupi kehidupan 
duniawi dan ukhrowi harus seimbang. Mutiara hikmah mengatakan, bekerjalah 
untuk duniamu seolah oleh akan hidup selamanya, dan bekerjalah untuk akhiratmu 
seolah olah akan mati besok. Nah, dengan kesabaranlah kita bisa mencapai 
keduanya, kebahagiaan dunia dan akhirat. Akhirnya Hanya kepada Allah lah kita 
meminta, karena Allah adalah Maha Pemberi Rejeki.
  Semoga tulisan in menjadi sebuah renungan bagi kita semua, untuk selalu 
bersabar dan bersyukur atas nikmat yang Allah berikan. Karena tak ada suatu 
masalah tanpa kehendak Nya, termasuk menjemput rejeki. Dan Allah juga tidak 
semata-mata mendatangkan kesulitan, kalau memang tidak sesuai dengan 
kesanggupan hamba Nya. Mudah-mudahan kita semua diberikan kemudahan dalam 
segala urusan oleh Allah SWT. Amin...
   


Yathie 
(Ingati bila Sunyi, Rindui bila Jauh, Fahami bila Keliru, Nasehati bila Lalai 
dan Maafkan bila Terluka. Alangkah Indahnya ukhuwah bila sgalanya karena Allah 
SWT)

   
-
Ahhh...imagining that irresistible new car smell?
 Check outnew cars at Yahoo! Autos.

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [media-dakwah] tanya sujud...

2007-04-30 Terurut Topik A Nizami
Wa'alaikum salam wr wb,
Mukena atau Peci cukup sampai sekitar 2 jari di bawah
akar rambut terdepan. Jadi tidak menutup seluruh dahi.
Wassalam

--- Ica Harahap [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Wa'alaikumsalam wr.wb.
 
 Pake mukenah n pecinya jangan sampe nutupi dahi Pak,
 kan bisa aku klo pake mukenah juga dahinya masih
 bisa nyentuh sajadah waktu sujud
 
 Mengenai tata caranya, aku forward di japri aja
 ya...
 aku punya file tata cara sholat...
 
 Lukman Hakim Achmad [EMAIL PROTECTED]
 wrote: 
 Assalamu'alaykum wr wb.
   
  Ustadz, mohon bantuan bagaimana cara sujud yg
 benar, karna di hadist yg
  pernah saya baca bahwa aggota sujud yg harus kena
 ada tujuh, dua telapak
  jari-jari kaki, dua lutut, dua telapak tangan, dan
 kening dan hidung.
   
  Yg jadi pertanyaan apakah kening itu harus terkena
 ke tempat sujud, dan
  bagaimana jika yg bersangkutan memakai peci atau
 mukena untuk wanita,
  kemudian keningnya terhalang oleh mukena atau peci
 tersebut, jadi tidak
  langsung ke tempat sujud, apakah tetap sah
 sujudnya..
   
  Syukron jazakalla
   
  Wassalam
   
   
  
  [Non-text portions of this message have been
 removed]
  
  
  

 

 -
 Ahhh...imagining that irresistible new car smell?
  Check outnew cars at Yahoo! Autos.
 
 [Non-text portions of this message have been
 removed]
 
 


===
Ingin belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits?
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
http://www.media-islam.or.id

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


[media-dakwah] TINGKATAN QADHA' DAN QADAR

2007-04-30 Terurut Topik Tampubolon, Mohammad-Riyadi
TINGKATAN QADHA' DAN QADAR

Oleh: Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin

Menurut Ahlus Sunnah wal Jama'ah qadha' dan qadar mempunyai empat
tingkatan:

Pertama
Al-'Ilm (pengetahuan), yaitu mengimani dan meyakini bahwa Allah Mahatahu
atas segala sesuatu. Dia mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi,
secara umum maupun terinci, baik itu termasuk perbuatanNya sendiri atau
perbuatan makhlukNya. Tak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagiNya.

Kedua
Al-Kitabah (penulisan), yaitu mengimani bahwa Allah telah menuliskan
ketetapan segala sesuatu dalam Lauh Mahfuzh yang ada disisiNya.

Kedua tingkatan ini sama-sama dijelaskan oleh Allah dalam firmanNya:

Artinya ; Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah
mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi; bahwasanya yang
demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya
yang demikian itu amat mudah bagi Allah. [Al-Hajj : 70]

Dalam ayat ini disebutkan lebih dahulu bahwa Allah mengetahui apa saja
yang ada di langit dan di bumi, kemudian dikatakan bahwa yang demikian
tertulis dalam sebuah ktiab, yaitu Lauh Mahfuzh.

Sebagaimana pula dijelaskan oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam
dalam sabdanya:

Artinya : Pertama kali tatkala Allah menciptakan qalam (pena), Dia
firmankan kepadanya, 'Tulislah!' Qalam itu berkata, 'Ya Tuhanku, apakah
yang hendak kutulis?' Allah berfirman, Tulislah apa saja yang akan
terjadi!' Maka seketika itu bergeraklah qalam itu menulis segala yang
akan terjadi hinggahari Kiamat.

Ketika Nabi shalallahu 'alaihi wassalam ditanya tentang apa yang hendak
kita perbuat, apakah sudah ditetapkan atau tidak? Beliau menjawab:
Sudah ditetapkan.

Dan ketika beliau ditanya: Mengapa kita mesti berusaha dan tidak pasrah
saja dengan takdir yang sudah tertulis?, beliau pun menjawab:
Berusahalah kalian, masing-masing akan dimudahkan menurut takdir yang
telah ditentukan baginya. Kemudian beliau mensitir firman Allah:

Artinya ; Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan
bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik, maka Kami akan
memudahkan baginya (jalan) yang mudah. Sedangkan orang yang bakhil dan
merasa dirinya cukup serta mendustakan adanya pahala yang terbaik, maka
Kami akan memudahkan baginya (jalan) yang sukar. [Al-Lail 5-10]

Oleh karena itu, hendaklah Anda berusaha, sebagaimana yang diperintahkan
Nabi shalallahu 'alaihi wassalam kepada para sahabat. Anda akan
dimudahkan menurut takdir yang telah ditentukan Allah.

Ketiga
Al-Masyi'ah (kehendak). Artinya, bahwa segala sesuatu yang terjadi, atau
tidak terjadi, di langit dan di bumi, adalah dengan kehendak Allah. Hal
ini dinyatakan jelas dalam Al-Qur'an Al-Karim. Dan Allah telah
menetapkan bahwa apa yang diperbuatNya adalah dengan kehendakNya, serta
apa yang diperbuat para hambaNya juga dengan kehendakNya.

Firman Allah:

Artinya : (Yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan
yang lurus. Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu)
kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan Semesta Alam. [At-Takwir :
28-29]

Artinya : Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak
mengerjakannya. [Al-An'am : 112]

Artinya : Seandainya Allah menghendaki, tidaklah mereka
berbunuh-bunuhan. Akan tetapi Allah berbuat apa yang dikehendakiNya.
[Al-Baqarah : 253]

Dalam ayat-ayat tersebut Allah menjelaskan bahwa apa yang diperbuat
manusia terjadi dengan kehendakNya.

Dan banyak pula ayat-ayat yang menunjukkan bahwa apa yang diperbuat
Allah adalah dengan kehendakNya. Seperti firman Allah:

Artinya : Dan kalau Kami menghendaki niscaya Kami akan berikan kepada
tiap-tiap jiwa petunjuk (bagi)nya. [As-Sajdah : 13]

Artinya : Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia
umat yang satu. [Huud : 118]

Dan banyak lagi ayat-ayat yang menetapkan kehendak Allah dalam apa yang
diperbuatNya.

Oleh karena itu, tidaklah sempurna keimanan seseorang kepada qadar
(takdir) kecuali dengan mengimani bahwa kehendak Allah meliputi segala
sesuatu. Tak ada yang terjadi atau tidak terjadi kecuali dengan
kehendakNya. Tidak mungkin ada sesuatu yang terjadi di langit ataupun di
bumi tanpa dengan kehendak Allah.

Keempat
Al-Khalq (penciptaan). Yaitu, mengimani bahwa Allah Pencipta segala
sesuatu. Apa yang ada di langit dan di bumi Penciptanya tiada lain
adalah Allah. Sampai yang dikatakan mati (tidak hidup), itupun
diciptakan oleh Allah. Firman Allah:

Artinya : Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu,
siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. [Al-Mulk : 2]

Jadi, segala sesuatu yang ada di langit ataupun di bumi PenciptaNya
tiada lain adalah Allah Tabaraka wa Ta'ala.

Kita semua mengetahui dan meyakini bahwa apa yang terjadi dari perbuatan
Allah adalah ciptaanNya. Seperti langit, bumi, gunung, sungai, matahari
bulan, bintang, angin, manusia, dan hewan, kesemuanya adalah ciptaan
Allah. Demikian pula apa yang terjadi untuk para makhluk ini, seperti:
sifat, perubahan dan keadaan, itupun ciptaan Allah.

Akan tetapi mungkin saja ada orang yang sulit 

[media-dakwah] Re: tanya sujud...

2007-04-30 Terurut Topik Nashir Ahmad M.
Salam,
  Sekedar sharing pak yang saya ketahui mengenai hal ini,
  dan tentu ada pula pendapat yang berbeda.
  Sujud adalah salah satu rukun Sholat,
  adapun sahnya sujud (dalam sholat) seperti yang bapak sampaikan dibawah,
  yaitu ketujuh anggota harus menyentuh lantai/tempat masing-masing.
  dan husus wajah dan telapak tangan tidak boleh tertutupi (tidak boleh 
  menggunakan kaos tangan), adapun kaki dibolehkan.
  Jika wajah dan telapak tangan tertutupi atau ketujuh anggota tidak 
  menyentuh ke lantai, berarti tidak memenuhi syaratnya sujud, 
  jika tidak memenuhi syaratnya sujud, berarti sujud tidak sah,
  jika sujud tidak sah, berarti sama meninggalkan rukun sholat,
  Jika salah satu rukun sholat ditinggalkan berarti sholat tidak sah.
   
  tentu saja hal ini tidak berlaku ketika ada uzur, seperti tidak sanggupnya
  berdiri karena sakit atau lainnya.
   
  damikian yang sampai kepada saya, yang katanya dari mazhab syafi`i,
  namun saya tidak sanggup menyelusuri hingga ke akarnya,
  karena saya sendiri sibuk mencari nafkah untuk keluarga.
   
  dan tentu saja ada pendapat yang berbeda, silahkan memilih 
  yang mana yang anda anggap lebih tetpat, dan lebih kuat.
   
  Demikian, mohon maaf jika ada kekurangan dan kesalahan.
   
  Salam,
   
   
  

 
  Lukman Hakim Achmad [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaykum wr wb.

Ustadz, mohon bantuan bagaimana cara sujud yg benar, karna di hadist yg
pernah saya baca bahwa aggota sujud yg harus kena ada tujuh, dua telapak
jari-jari kaki, dua lutut, dua telapak tangan, dan kening dan hidung.

Yg jadi pertanyaan apakah kening itu harus terkena ke tempat sujud, dan
bagaimana jika yg bersangkutan memakai peci atau mukena untuk wanita,
kemudian keningnya terhalang oleh mukena atau peci tersebut, jadi tidak
langsung ke tempat sujud, apakah tetap sah sujudnya..

Syukron jazakalla

Wassalam



  Recent Activity

  22
  New Members

Visit Your Group 
  Yahoo! Avatars
  Create a Face
  Show your style in
  Messenger  more.

Y! Messenger
  Instant hello
  Chat in real-time
  with your friends.

Yahoo! Mail
  You're invited!
  Try the all-new
  Yahoo! Mail Beta



  .

 
 

   
-
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!

[Non-text portions of this message have been removed]



[media-dakwah] Fw: wAJIB SaLAFIyah; KERANCUAN PARA AKTIVIS HARAKAH - Jawaban

2007-04-30 Terurut Topik Mas No


PENGANTAR

 

Hadits:

Dari Abdullah bin Amr bin 'Ash, ia berkata:

Aku pernah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: Sesungguhnya Allah tidak 
mengambil ilmu dengan mencabutnya begitu saja dari hamba-hamba. Akan tetapi Dia 
mengangkat ilmu dengan diMATIkannya para ulama. Sehingga apabila tidak ada 
seorangpun alim, niscaya manusia akan mengambil pemimpin-pemimpin yang 
BODOH-BODOH. Lalu mereka ditanya, kemudian MEREKA (pemimpin bodoh) berfatwa 
dengan tanpa ilmu (Di riwayat lain: Mereka berfatwa dengan AKAL fikiran mereka 
semata), maka MEREKA pun terSESAT dan menYESATkan. (HR. Bukhori, Muslim, dll)

 

Hadits:

Dari Ibnu Buraidah, dari bapaknya, dari Nabi s.a.w. beliau bersabda:

Qodhi itu ada TIGA MACAM, yang satu di sorga dan yang dua di neraka. Adapun 
qadhi yang berada di surga, ia SEORANG yang MENGETAHUI KEBENARAN (berilmu) lalu 
dia MEMUTUSKAN dengan ILMUnya. 

Dan SEORANG  (qadhi) yang MENGETAHUI KEBENARAN, tetapi dia BERBUAT ZHALIM di 
dalam memutuskan hukum, maka DIA BERADA di NERAKA.

Dan SEORANG  (qadhi) yang MEMUTUSKAN HUKUM kepada manusia atas dasar kebodohan 
(tidak tahu menahu hukum-hukum islam), maka DIA BERADA di nERAKA.

 

Firman:

Dan janganlah engkau menetapkan (sesuatu) yang engkau tidak mempunyai ilmu 
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan 
ditanya. (qs.alIsraa':36)

 

-

Dimana kepedulian terhadap di negara islam yang ada pembantaian; Pemerintahan 
Arab dan ulama-ulama salafi-nya ada hubungan dengan Amerika; Jihad terhadap 
pemerintahan yang zholim, Penakut.- 

 

Catatan:

inilah kalimat yang selalu disodorkan ke aku sejak dulu.

-

 

JIHAD- PEMBAHASAN!

 

Kedudukan jihad dalam agama sangat penting dan senantiasa terjaga. Jihad fii 
sabiilillah tetap ada sampai hari kiamat.

Secara istilah syar'i, Jihad artinya mencurahkan segala kemampuan untuk 
memerangi musuh. Musuh-musuh tersebut adalah hawa nafsu, syaitan, yang 
nyata: orang munafik, orang kafir, orang musrik

Jihad melawan hawa nafsu yaitu dengan : belajar agama islam yang benar, 
mengamalkannya, kemudian mengajarkan.

Jihad melawan Syaitan yaitu: dengan menolak segala bentuk syubhat dan syahwat 
yang selalu dihiaskan syaitan.

Jihad melawan orang musrik, munafik, kafir yaitu: dengan tangan, lisan, hati. 
Untuk memerangi orang kafir dengan tangan, ini TIDAK BOLEH asal tabrak, islam 
telah mengatur dalam hal ini.

Perlu diperhatikan bahwa antara MEMBELA agama Allah dengan MENEGAKKAN agama 
Allah adalah beda. Menegakkan agama Allah adalah memasukkan ilmu Allah ke dalam 
hati manusia (berdakwah; kalau orang penyembah Yesus mengatakan: melakukan 
pencerahan). Sedang membela agama Allah adalah memerangi terhadap yang 
menghalang-halangi tersebarnya hukum-hukum Allah.

 

A. HUKUM JIHAD!

 

Empat Imam Madzhab dan lainnya telah sepakat bahwa jihad fii sabiilillah 
hukumnya adalah FARDHU KIFAYAH. Yaitu apabila sebagian kaum muslimin 
melaksanakannya, maka gugur kewajiban atas yang lain.

Jihad (berperang) menjadi FARDHU 'AIN pada 3 kondisi: Ke-1, pasukan muslimin 
dan kafirin berhadapan di medan perang; Ke-2, musuh menyerang negeri muslim 
yang aman, maka WAJIB bagi PENDUDUK NEGERI untuk memerangi; Ke-3, bila Imam 
meminta untuk berperang maka wajib memenuhi, berdasar dalil qs. atTaubah:38-39.

 

B. TUJUAN DISYARI'ATKAN JIHAD!

 

Disyari'atkan jihad adalah agar AGAMA ALLAH TEGAK di muka bumi. TIMBUL 
PERTANYAAN! Apakah membunuh orang-orang kafir dengan mengabaikan 
kemusrikan-kemusrikan, kemunafikan-kemunafikan yang merajalela yang BISA 
MERUSAK keberagamaan seseorang/masyarakat, BISA TERWUJUD TEGAKnya AGAMA ALLAH?

Secara ilmiyah (merujuk ke DALIL), ternyata menegakkan agama Allah LEBIH 
diPRIORITASKAN di dalam berjihad. Perhatikan dalil berikut:

 

Firman:

Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) agama 
itu hanya untuk Allah saja. Jika mereka berhenti, maka tidak ada permusuhan, 
kecuali terhadap orang-orang yang zhalim (qs.2:193)

 

Hadits:

Aku diperintahkan untuk MEMERANGI MANUSIA sampai mereka bersaksi bahwa TIDAK 
ILAH yang berhak diIBADAHI dengan benar melainkan Allah... (HR. Bukhari).

 

Ibnu Jarir ath-Thabari (wafat th.310 H) menafsirkan qs.2:193 diatas dengan 
berkata: Perangilah mereka sehingga tidak terjadi lagi KESYIRIKAN kepada Allah

Syaikh asSa'di berkata: Maksud dan tujuan dari perang dijalan Allah BUKANLAH 
SEKEDAR menumpahkan darah orang kafir. Tetapi tujuannya agar agama Islam tegak 
di atas seluruh  agama, MENGHILANGKAN KESYIRIKAN adalah JALAN agama Allah bisa 
tegak.

Jadi BOHONG agama Allah BISA TEGAK dengan cara membunuh orang-orang kafir, 
tetapi MENGESAMPINGKAN pesan dari qs. (qs.2:193) dan Hadits di atas.

 

 

TANGGAPAN-TANGGAPAN!

 

A. TENTANG Hanya Mampu Bicara/Takut Jihad:

 

Kalau yang dimaksudkan jihad disini adalah seperti VERSI yang suka 
mengGEMBAR-GEMBORkan jihad; maka dalam hal ini 

Re: [media-dakwah] Menghormati Ibu...

2007-04-30 Terurut Topik A Nizami
Wa'alaikum salam wr wb,

Kenapa ibu disebut pertamakali sebanyak 3 x kemudian
baru bapak sebagai orang yang harus kita perlakukan
dengan baik?

Ya karena judul di atas. Ibu adalah orang yang harus
kita hormati. Setelah itu baru bapak, kemudian baru
manusia2 lainnya seperti guru, dsb.

Itulah makna dari hadits di atas.

Wassalam

--- Ica Harahap [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Pak Nizami mungkin bisa bantu jawab pertanyaan
 ini...?
 subjeknya sengaja aku ganti (tadinya tanya sujud...)
 biar
 pembahasannya ga rancu dengan topik yang lain
 
 Jazakallah...
 
 Maulana [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Ass.wr.wb.
  
  Pak Ustaz saya mau tanya, sebelumnya saya ingin
 menyampaikan hadist yang berbunyi Siapa yah Rasul
 yang saya hormati Rasullalah menjawab Ibumu
 kemudian siapa lagi Ibumu lalu Ibumu... dan kemudian
 bapakmu. Apa maksudnya rasul sampai menjawab 3 kali
 Ibu Ibu dan Ibu. Kenapa Bapak di sebut hanya sekali,
 terima kasih atas jawabanya.
  
  Wassalam
  
  - Original Message - 
From: Lukman Hakim Achmad 
To: media-dakwah@yahoogroups.com 
Sent: Monday, April 30, 2007 09:19
Subject: [media-dakwah] tanya sujud...
  
  Assalamu'alaykum wr wb.
  
  Ustadz, mohon bantuan bagaimana cara sujud yg
 benar, karna di hadist yg
pernah saya baca bahwa aggota sujud yg harus kena
 ada tujuh, dua telapak
jari-jari kaki, dua lutut, dua telapak tangan,
 dan kening dan hidung.
  
  Yg jadi pertanyaan apakah kening itu harus terkena
 ke tempat sujud, dan
bagaimana jika yg bersangkutan memakai peci atau
 mukena untuk wanita,
kemudian keningnya terhalang oleh mukena atau
 peci tersebut, jadi tidak
langsung ke tempat sujud, apakah tetap sah
 sujudnya..
  
  Syukron jazakalla
  
  Wassalam
  
  [Non-text portions of this message have been
 removed]
  
 

--
  
  No virus found in this incoming message.
Checked by AVG Free Edition. 
Version: 7.5.467 / Virus Database: 269.6.2/780 -
 Release Date: 29/04/2007 6:30
  
  [Non-text portions of this message have been
 removed]
  
  
  

 

 -
 Ahhh...imagining that irresistible new car smell?
  Check outnew cars at Yahoo! Autos.


===
Ingin belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits?
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
http://www.media-islam.or.id

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


[media-dakwah] Jayus Mengaku Saksikan Penguburan Korban Talangsari 1989

2007-04-30 Terurut Topik Alkhori M
Jayus Mengaku Saksikan Penguburan Korban Talangsari 1989


Bandarlampung-RoL--Jayus, salah satu tokoh di balik tragedi Talangsari--GPK
Warsidi--di Way Jepara-Lampung 7--8 Februari 1989, delapan belas tahun lalu,
mengaku menyaksikan sendiri adanya ratusan korban meninggal yang dimakamkan
di sekitar Talangsari akibat kejadian itu. 

Jayus kembali mengungkapkan seputar peristiwa Talangsari akibat serangan
aparat militer itu, pada peluncuran buku dan diskusi kasus Talangsari di
Bandarlampung, Senin. 

Menurut Jayus, pada saat kejadian tanggal 7 Februari 1989 sejak subuh
sekitar Pkl. 04.30 WIB, lokasi sekitar kompleks pengajian jemaah Warsidi di
sana telah dikepung aparat militer bersenjata. Mereka kemudian diberondong
dengan senjata. 

Pada sekitar Pkl. 08.00 WIB, umumnya penghuni rumah dan pondokan di sana
telah habis dan yang tertinggal hanya nampak para orangtua, perempuan dan
anak-anak yang bertahan tetap berada di dalam rumah-rumah di sana. 

Jayus menyebutkan, saat itu justru rumah-rumah tersebut dibakar, sehingga
para penghuninya umumnya tewas dengan kondisi pondokan telah hangus. 

Sulit saya melupakan kejadian itu sampai sekarang, karena terus
terbayang-bayang, cetus Jayus. 

Dia menuturkan, para korban umumnya dalam kondisi terbakar hangus hanya
tinggal tulang belulang saja. 

Para korban itu kemudian dikuburkan sehari setelah kejadian hingga beberapa
hari kemudian. 

Jayus menyebutkan, paling tidak selama tiga hari itu, setidaknya tiap hari
dapat dikuburkan sekitar 50-an korban meninggal dunia walaupun proses
penguburan juga belum sempurna, karena beberapa bagian tubuh diantaranya
masih kelihatan. 

Penguburan juga dilakukan kepada para korban yang ditemukan berserakan di
sekitar persawahan, sungai, jalan-jalan di sekitar tempat kejadian. 

Tindakan aparat keamanan saat itu sangat biadab dan tidak
berperikemanusiaan, tutur Jayus pula. 

Setelah kejadian itu, lokasi sekitar pengajian Warsidi di Talangsari ditutup
total oleh aparat TNI, hingga 5--6 bulan kemudian areal tersebut tidak boleh
dimasuki masyarakat sekitar. 

Jayus mendesak agar kasus Talangsari itu dapat diusut secara tuntas,
sehingga para pelaku yang bertanggungjawab terhadap kematian sekitar ratusan
orang--versi resmi pemerintah menyatakan yang meninggal hanya sekitar 29
orang--dapat diadili secara hukum. 

Namun tokoh lain dalam tragedi Talangsari itu, Sukardi maupun Sudarsono
mengakui bahwa saat itu di kompleks pengajian Warsidi tengah beraktivitas
kelompok militan Islam yang bertujuan akhir untuk mendirikan cikal bakal
Negara Islam Indonesia (NII). 

Mereka mengaku tidak dapat berkompromi dengan aparat pemerintah dan aparat
keamanan yang beberapa kali mengundang dan mengajak mereka berdialog dan
menjelaskan aktivitas di sana. 

Justru mereka yang minta camat dan Danramil (Kapten Sutiman yang tewas
akibat tindakan warga) untuk datang bertemu penghuni pondokan yang kerap
didatangi santri dan warga dari beberapa daerah di luar Lampung itu. 

Kematian Danramil Way Jepara seusai mendatangi kompleks pengajian itu,
diduga memicu tindakan aparat militer (TNI) kemudian mengambil tindakan
keras terhadap mereka. 

Namun menurut Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak
Kekerasan (Kontras) Usman Hamid, dengan dalih adanya Danramil yang tewas
akibat ulah warga Talangsari maupun sikap mereka yang dianggap membangkang
dengan pemerintah dan aparat saat itu, bukanlah alasan yang dapat
membenarkan untuk melakukan penyerbuan secara militer. 

Karena itu, siapapun yang terbukti melakukan kesalahan dan tindak pidana di
Talangsari saat itu, mesti dibawa ke pengadilan untuk diproses hukum secara
adil, ujar Usman Hamid pula. 

Penulis buku Talangsari 1989, Kesaksian Korban Pelanggaran HAM Peristiwa
Lampung, Fadilasari yang juga jurnalis dan mahasiswa pasca sarjana Fak.
Hukum Universitas Lampung (Unila) berharap, dengan kesaksian para korban
Talangsari itu dapat menjelaskan kondisi sebenarnya saat peristiwa tersebut.


Tidak ada tujuan politik atau motivasi untuk mengangkat masalah agama di
dalamnya, kecuali berusaha mengungkapkan kejadian sebenarnya secara obyektif
dan berimbang, tutur Fadilasari pula. antara/pur


[Non-text portions of this message have been removed]



[media-dakwah] [Bagian 6] Kaidah Penerapan Sunnah

2007-04-30 Terurut Topik Abu Tilmidz
Kaidah Penerapan Sunnah
 
Penulis: Al Ustadz Muhammad Umar as Sewed
 
 
(Bagian 6)
 
Dalam masalah ini ada sebagian di antara kaum muslimin yang melampaui batas, 
seperti Ikhwanul Muslimin, Sururiyin (pengikut Muhammad Surur Nayif Zainal 
Abidin), Qutbiyyun (pengikut Sayid Qutub) dan sejenisnya. Mereka menggunakan 
kaidah ini dalam metode dakwahnya secara berlebihan, hingga mereka mematikan 
sunnah dan menggagap sunnah sebagai penghalang da’wah. Bahkan di antara mereka 
ada yang mendudukkan “Maslahatu Da’wah” seakan-akan tuhan, mereka menghalalkan 
apa-apa yang telah diharamkan Allah, mengharamkan hal-hal yang telah 
dihalalkan, merubah syari’at, mematikan sunnah, bahkan membenci ahlussunnah 
yang menghidupkan sunnah hanya dengan alasan Maslahatud Da’wah (kepetingan 
dakwah).

Kita katakan bahwa kalau meninggalkan sunnah secara keseluruhan, apalagi 
meninggalkan perkara-perkara yang wajib, maka itu bukan maslahat untuk da’wah, 
bukan pula untuk agama ini, bahkan yang terjadi adalah mafsadah yang besar dan 
kehancuran Islam.

Berkata Ibnu Mas’ud Radiyallahu ‘anhu: ”Akan muncul suatu kaum yang 
meninggalkan sunnah seperti ini (yaitu satu ruas jari). Jika kalian biarkan, 
niscaya mereka akan mendatangkan bencana yang besar. Sesungguhnya tidaklah 
ahlul kitab meninggalkan agamanya kecuali diawali dengan meninggalkan satu 
sunnah demi satu sunnah, hingga berakhir dengan meninggalkan sholat. Kalau 
mereka tidak berusaha menghidupkan sunnah niscaya mereka pun akan meninggalkan 
sholat.” (diriwayatkan oleh al-Lalikai di dalam Syarh Ushulul I’tiqad 
Ahlussunnah wal Jama’ah, juz 1/91).

Untuk itu kita harus memiliki dan menerapkan kadah-kaidah dalam penerapan 
sunnah secara lengkap. Jangan mengambil salah satunya dan membuang yang 
lainnya. Kaidah yang pertama dan utama adalah bagaimana menghidupkan sunnah 
secara keseluruhan pada diri kita dan masyarakat kita. Allah berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara 
keseluruhan. Dan janganlah kalian turuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya 
setan itu musuh yang nyata bagimu. (al-Baqarah: 208)

Kami berikan satu contoh, yaitu ketika kita melihat satu sunnah yang tidak 
wajib hukumnya (mustahab) seperti sunnahnya sholat memakai sandal. Dalam 
keadaan masyarakat yang jahil dan diperkirakan akan dapat menjadi fitnah bagi 
mereka dengan mencela sunnah tersebut atau mencela dakwah ahlu sunnah, maka 
hendaknya kita tidak mengerjakan atau lebih tepatnya menunda hingga kita 
menyampaikan ilmunya, menerangkan dalilnya, menegakkan hujahnya, membuktikan 
keshahihan riwayatnya dan menjelaskan istimbat hukumnya menurut para ulama agar 
tidak membuat salah paham mereka.

Berkata Syaikh Abdussalam bin Barjas: “Pemahaman yang benar terhadap kaidah ini 
adalah jika pada penerapan suatu sunnah dapat mengakibatkan mafsadah yang jelas 
lebih besar dari maslahat yang didapatkannya maka tahanlah sunnah tersebut di 
tempat tersebut (pada saat tersebut) dengan mengupayakan beberapa perkara:


1. Wajib menasehati mereka dan mengingatkan mereka tentang kedudukan sunnah 
yang tinggi dan agung tersebut.
2. Tidak meninggalkan sunnah tersebut untuk selamanya.
3. Jika diketahui bahwa para penentang sunnah tersebut menolaknya bukan karena 
bodoh, tetapi karena benci terhadap sunnah tersebut, karena ta’ashub (fanatik) 
kepada madzhab tertentu atau karena mengikuti aliran tertentu, maka sunnah 
harus tetap ditegakkan. Tidak peduli dengan mereka atau seribu orang seperti 
mereka. Karena telah shahih riwayatnya bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi 
wassalam bersabda: ...Barangsiapa yang benci pada sunnahku, maka dia bukan dari 
golonganku... (HR. Bukhari)

Selanjutnya Syaikh Abdussalam bin Barjas mengatakan: “Karena maslahat besar 
yang kita inginkan adalah bagaimana kita mewujudkan kasih sayang di antara 
ahlus sunnah dan sebaliknya menghilangkan permusuhan dan kebencian di antara 
mereka, maka ketika telah diketahui seseorang atau sekelompok tertentu benci 
kepada sunnah, maka hilanglah kasih sayang kita kepada mereka dan wajib 
memboikot dan membenci mereka karena Allah. 

Hal ini berbeda keadaannya jika yang membenci dan menolak sunnah adalah orang 
awam seperti kebanyakan kaum muslimin. Jika kita menunda beberapa perkara yang 
tidak wajib karena mengimbangi mereka hingga mereka paham terhadap perkara 
tersebut, hal ini adalah satu sikap yang bijaksana dan perkara yang 
disyari’atkan. Sikap ini dilakukan agar kebodohan mereka tidak membawa mereka 
terjerumus dalam ucapan-ucapan yang tidak pantas diucapkan. Langkah berikutnya 
adalah mengenalkan kepada mereka sunnah-sunnah tersebut dengan penuh hikmah dan 
kelembutan. Kalau perlu meminta bantuan kepada orang-orang yang berilmu dalam 
masalah tersebut.

Kalau upaya-upaya tersebut telah dilakukan dan telah jelas bagi mereka 
petunjuk, namun mereka tetap membenci dan menolaknya, maka gabungkanlah mereka 
dengan kelompok tadi (yakni ahlil bid’ah). (Dlaruratul Ihtimam, Syaikh Abdus 
Salam bin Barjas, hal. 96-97) 
 

[media-dakwah] INFO FKIC : BARAT SEBAR RACUN PD UMAT ISLAM

2007-04-30 Terurut Topik sally sety
Assalamualaikum wr,wb

Ikuti KAJIAN UMUM, dalam : 
 
FORUM KAJIAN IRENA CENTER
Membangun Peradaban Islam
 
Pengantar : Hj. IRENA HANDONO
 
Nara Sumber : Jerry Duane Gray
penulis buku :
Bayang-bayang Gurita
American Shadow Goverment
Dosa-dosa Media Amerika
9-11 The Hard Evidence Exposed-THE REAL TRUTH
 
BARAT SEBAR RACUN PADA UMAT ISLAM
 
 
Jum'at, 4 Mei 2007, Ba'da Isya'
 
Masjid Raya Al-Hakim-Menteng, Jl. HOS Cokroaminoto.
 

CP. Bp.Endra 021-70732223
Bu Sri 021-68587000, 8853878 (IRENA CENTER)

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [media-dakwah] FW: Yang Sederhana Saja ....

2007-04-30 Terurut Topik Muhammad Haryo
On 4/30/07, Apri Rohmainy [EMAIL PROTECTED] wrote:



 اÙسÙاÙ... عÙÛOEÚ(c)Ù... Ù^ رحÙ...Ø(c) اÙÙÙ? Ù^برÚ(c)اتÙ?

 

 Sering Diucapkan, Tapi Gak Tau Artinya .

 Saw merupakan singkatan dari Shallallahu `alaihi Wa Sallam,sebuah lafaz
 yang disunnahkan kepada kita untuk mengucapkannya ketika menyebut nama
 Rasulullah SAW. Artinya adalah semoga Allah memberikan shalawat dan salam
 kepadanya.
 Perintah untuk bershalawat kjepada Rasulullah SAW merupakan perintah dari
 Al-Quran yaitu
 âEURoe Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi
 . Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan
 ucapkanlah salam penghormatan kepadanya .âEUR(QS. Al-ahzab : 56)
 As biasa digunakan untuk menyingkat lafaz Alaihis Salam yang bermakna
 Semoga keselamatan dilimpahkan kepadanya.
 Ungkapan ini biasanya diberikan kepada para nabi dan Rasul termasuk juga
 para malaikat.
 âEURoe Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul.âEUR(QS.
 Ash-Shaffaat : 181)
 Ra biasa digunakan untuk menyingkat lafaz Radhiyallahu `anhu/`anha /
 `anhum. Lafaz ini juga merupakan ungkapan dan doa yang disematkan kepada
 para shahabat Rasulullah SAW. Maknanya adalah Semoga Allah meredhainya. Bila
 kata terakhirnya `anhu maka dhamirnya untuk dia satu orang laki-laki.
 Bila kata terakhirnya `anhum maka dhamirnya mereka (jama`) dan bila kata
 teakhirnya `anha maka dhamirnya untuk dia seorang wanita.
 âEURoe Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama dari golongan
 muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik,
 Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah
 menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya
 selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang
 besar.âEUR(QS. At-Taubah : 100)
 âEURoe Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mu'min ketika
 mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon , maka Allah mengetahui apa
 yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan
 memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat .âEUR(QS.
 Al-Fath : 18)
 Azza wa Jalla dan Jalla Jalaluhu adalah dua ungkapan yang disematkan pada
 lafaz Allah selain Ta`ala.
 Lafaz `Azza makanya adalah yang Maha Aziz atau Perkasa. Sedangkan lafaz
 Jalla maknanya adalah Agung.
 âEURoe ... maka ketahuilah, bahwasanya Allah Maha Perkasa lagi Maha
 Bijaksana.âEUR(QS. Al-Baqarah : 209)
 âEURoe Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran / keagungan
 dan kemuliaan.âEUR(QS. Ar-Rahman : 27)
 Naudzubillahi mindzalik adalah ungkapan meminta perlindungan kepada Allah
 dari bahaya atau madharat sesuatu hal.
 âEURoe... maka mintalah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha
 Mendengar lagi Maha Melihat.âEUR(QS. Al-Mu`min : 56)
 Wallahu a'lam bishshowab adalah uangkapan untuk menyatakan bahwa kita
 mengembalikan kebenaran itu hanya kepada Allah.
 Makna lafaz itu adalah Dan hanya Allah saja lah yang lebih mengetahui
 kebenarannya.
 âEURoe ... dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi
 Yang Maha Mengetahui.âEUR(QS. Yusuf : 76)
 Jazzakumullah Khoiran Katsiro maknanya adalah Semoga Allah memberikan
 balasan kepada Anda yang lebih baik dan lebih banyak.
 Ungkapan ini adalah bentuk doa dan sekaligus rasa sykur kepada manusia
 yang telah berjasa kepada kita. Ungkapan ini lebih sempuirna dari sekedar
 mengucapkan kalimat terima kasih. Karena didalamnya selain ungkapan terima
 kasih juga ada doa untuk memberikan yang lebih baik dan lebih banyak lagi.
 âEURoe Di sana pertolongan itu hanya dari Allah Yang Hak. Dia adalah
 sebaik-baik Pemberi pahala dan sebaik-baik Pemberi balasan.âEUR(QS.
 Al-Kahfi : 44)


 .

 Ù^اÙسÙاÙ... عÙÛOEÚ(c)Ù... Ù^ رحÙ...Ø(c) اÙÙÙ? Ù^ برÚ(c)اتÙ?

 Semoga Allah ridlo dengan yang kita lakukan,
 Hasan Abu Ainun
 _

 _

 Ahhh...imagining that irresistible new car smell?
 Check out new 
 http://us.rd.yahoo.com/evt=48245/*http://autos.yahoo.com/new_cars.html;_ylc=X3oDMTE1YW1jcXJ2BF9TAzk3MTA3MDc2BHNlYwNtYWlsdGFncwRzbGsDbmV3LWNhcnM-
 cars at Yahoo! Autos.

 [Non-text portions of this message have been removed]

  


biasakanm

biasakan untuk tidak menyingkat salam, karena salam itu do'a.
semoga bermanfaat nasehatnya.
-- 
Muhammad Haryo
www.islam-download.net (use firefox)
--~--~-~--~~~---~--~~
Jika email ini masuk folder spam/ bulk/ junk, harap tandai sebagai NOT spam/
bulk/ junk
--~--~-~--~~~---~--~~


[Non-text portions of this message have been removed]



[media-dakwah] TANGGAPAN DAN BANTAHAN BAGI PARA PENENTANG AS-SUNNAH

2007-04-30 Terurut Topik Ahmad Wanto
TANGGAPAN DAN BANTAHAN BAGI PARA PENENTANG AS-SUNNAH



[A]. BANTAHAN DAN TANGGAPAN DALIL PERTAMA
Tiga ayat yang dijadikan dalil oleh Inkaarus Sunnah (penentang As-Sunnah)
tidak dapat dijadikan hujjah atau dasar untuk menolak As-Sunnah. Menurut
Imam al-Auza'i rahimahullah bahwa yang dimaksud Al-Qur'an menerangkan segala
sesuatu, yakni menerangkan dengan penjelasan yang terdapat dalam As-Sunnah.
Sebagaimana dijelaskan dalam ayat lain bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam diberikan kewenangan oleh Allah untuk menerangkan Al-Quranul Karim
kepada umat manusia.


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.


Artinya : Dan Kami turunkan Al-Qur'an kepadamu agar engkau jelaskan kepada
manusia tentang apa-apa yang diturunkan kepada mereka, agar mereka berfikir
[An-Nahl : 44]


Kata Imam Asy-Syafi'i, Istilah al-Bayan (tibyan) yang disebut dalam
Al-Qur'an mengandung berbagai makna yang mencakup pengertian pokok sebagai
sumber yang dijabarkan dalam berbagai cabang hukum (furu'). Hal ini
diterangkan dalam Al-Qur'an oleh Allah kepada makhluk-makhlukNya yang
mengandung berbagai segi


1). Ketentuan fardhu yang dicantumkan sebagai nash secara global, yaitu
wudhu', shalat, zakat, puasa, dan haji. Juga terdapat larangan berbuat keji
secara terang-terangan atau tersembunyi, seperti larangan zina,
minum-minuman keras, makan bangkai, ma-kan darah, dan daging babi. Demikian
pula disebutkan tata cara wudhu' dan sebagainya.


2). Ketentuan yang tegas dari firman Allah dalam Al-Qur'an dijelaskan
melalui lisan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Contohnya jumlah
raka'at shalat, nishab dan waktu zakat, serta ketentuan lainnya yang belum
dijabarkan dalam Al-Qur'an.


3). Ketentuan yang diundangkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang
tidak ada nashnya dalam Al-Qur-an wajib diikuti, karena Allah mewajibkan
hamba-hamba-Nya untuk taat kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
serta selalu berpedoman kepada hukumnya. Barangsiapa yang telah melaksanakan
ketentuan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, berarti ia menerima
ketentuan Allah.


4). Kewajiban yang dikenakan kepada hamba-hamba-Nya ini bertujuan agar
bersungguh-sungguh mencari keterangan itu, dan Allah menguji ketaatan mereka
dalam berijtihad sebagaimana ujian dalam hal-hal yang difardukan Allah
Subhanahu wa Ta'ala.


Selanjutnya Imam Asy-Syafi'i menjelaskan bahwa barangsiapa yang menjadikan
firman Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam Al-Qur'an sebagai sumber hukum, pasti
akan menjadikan As-Sunnah sebagai hujjah, karena Allah telah menjadikan
makhluk-Nya untuk mentaati Rasul-Nya.


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:


Artinya : ..Apa yang diberikan Rasul kapadamu maka terimalah dia. Dan apa
yang dilarangnya bagimu maka tinggal-kanlah... [Al-Hasyr: 7]


Artinya : Maka demi Rabb-mu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman
sehingga mereka menjadikanmu hakim terhadap perkara yang mereka
perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka suatu
keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, mereka menerima dengan
sepenuhnya. [An-Nisaa': 65]


Orang-orang yang ingkar kepada As-Sunnah dengan menggunakan beberapa dalil
dari ayat yang mengingkari ayat-ayat lain yang memerintahkan taat kepada
Rasu-lullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, mereka adalah seperti orang-orang
yang di-sinyalir Allah dalam firman-Nya:


Artinya : Apakah kamu beriman kepada sebagian al-Kitab dan ingkar terhadap
sebagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian
daripadamu, melain-kan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari Kiamat
mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat besar. Dan Allah tidak lengah
dari apa kamu perbuat. [Al-Baqarah : 85]


[B]. BANTAHAN DAN TANGGAPAN DALIL KEDUA
Adapun yang dimaksud dengan istilah hifzhudz dzikir dalam ayat 9 surat
al-Hijr:


Artinya : Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan adz-Dzikra dan Kami pasti
memeliharanya. [Al-Hijr : 9]


Tidaklah terbatas pada perlindungan terhadap Al-Qur'an saja, melainkan
mencakup peraturan Allah serta peraturan yang diundangkan Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam.


Allah menetapkan arti dzikr itu lebih umum dari hanya al-Qur'an saja.


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:


Artinya : Tanyakanlah kepada ahli dzikir sekiranya kalian tidak
mengetahui. [An-Nahl: 43]


Yang dimaksud dzikir dalam ayat ini ialah orang yang memahami Dinullah dan
syari'at-Nya. Tidaklah diragukan lagi bahwa Allah menjamin Sunnah Rasul-Nya
sebagaimana Dia menjamin Kitab-Nya. Hal ini terbukti dari perjuangan ulama
yang telah menghabiskan usianya dalam menghafal, menyalin, mempelajari
Al-Qur'an dan As-Sunnah. Di samping itu mereka juga tidak lupa mengadakan
seleksi yang ketat terhadap As-Sunnah.


Imam Muhammad bin 'Ali bin Hazm yang terkenal dengan Ibnu Hazm berkata, Di
antara para ahli bahasa dan syari'at tidak terdapat perbedaan faham bahwa
wahyu dari Allah merupakan ajaran yang diturunkan. Wahyu ini seluruhnya
dijamin oleh Allah Ta'ala. Segala yang termasuk dalam jaminan Allah pasti
tidak akan hilang atau menyimpang 

[media-dakwah] Mengamalkan Al Qur'an - Re: KERANCUAN PARA AKTIVIS HARAKAH - Jawaban

2007-04-30 Terurut Topik A Nizami
--- In media-dakwah@yahoogroups.com, Mas No [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Aku diperintahkan untuk MEMERANGI MANUSIA sampai mereka bersaksi
bahwa TIDAK ILAH yang berhak diIBADAHI dengan benar melainkan
Allah... (HR. Bukhari).
 
 Ibnu Jarir ath-Thabari (wafat th.310 H) menafsirkan qs.2:193 diatas
dengan berkata: Perangilah mereka sehingga tidak terjadi lagi
KESYIRIKAN kepada Allah

Hendaknya kita mempelajari Islam tidak sepotong-sepotong. Jangan cuma
hadits2 tertentu. Tapi juga baca Al Qur'an:

Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela)
orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak
yang semuanya berdoa: Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri
ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari
sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!. [An Nisaa':75]

Jadi bukan cuma memerangi kesyirikan. Tapi juga menolong/membela
orang-orang yang tertindas.

Di Iraq sejak invasi AS 650 ribu Muslim tewas. Masjid juga banyak yang
hancur. Orang2 AS sendiri musyrik. Nah apa diam saja dan ketika ada
orang yang berjihad, justru ulama yang digaji raja Arab justru mencela
orang2 yang berjihad?

Keliru kalau Israel membantai ummat Islam di Palestina dan Lebanon
kita tidak berjihad dengan mereka. Lebih keliru lagi jika sudah tidak
berjihad, justru mencela orang2 yang berjihad dengan berbagai nada
sinis. Ini dosanya double.

Pada saat itu, perang menjadi wajib:
Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu
adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu
membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan
boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia
amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui. [Al Baqarah:216]

Kalau kita baca hadits di Bulughul Marom pada bab Jihad disebut bahwa
orang Islam yang tidak pernah berjihad dan tidak ada niat untuk itu,
maka ketika mati dia mati sebagai munafik (HR Muslim).

Nah kalau sudah tidak berjihad, mencela orang yang berjihad pula, maka
dia lebih parah dari munafik.

Mengikuti ulama juga harus tetap kritis meski sekilas mereka mengikuti
nabi. Apalagi jika jelas2 ulama tersebut memang digaji raja Arab Saudi
yang tunduk pada AS yang kafir harbi. Dan AS kita tahu pembela Israel
nomor satu.

Islam Jama'ah meski para ulamanya mengajarkan Al Qur'an dan Hadits,
namun mereka tidak kritis.

Akibatnya mereka justru melanggar Al Qur'an dan Hadits seperti
tafarruq (berpisah dari jama'ah muslim), mengkafirkan sesama Muslim, dsb.

Dari sini juga kita tahu ternyata ada ulama yang mengajarkan bahwa
jihad hanya untuk mencegah kesyirikan. Sehingga ketika ada Muslim di
Palestina dan Lebanon membela diri melawan penindasan Israel langsung
dicap bid'ah segala macam.

Padahal jihad juga untuk membela orang2 yang tertindas:
Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela)
orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak
yang semuanya berdoa: Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri
ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari
sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!. [An Nisaa':75]

Ayat di atas begitu jelas. Orang yang belajar agama Islam tentu tahu
bahwa sumber utama adalah Al Qur'an, baru Hadits. Tidak bisa Hadits
bertentangan dengan Al Qur'an. Kalau ada hadits yang bertentangan
dengan Al Qur'an, berarti hadits tersebut meski secara sanad sahih,
tapi secara matan tidak sahih. Al Qur'an di atas hadits. Bukan Hadits
di atas Al Qur'an.

Ketika ratusan ribu Muslim tewas dibantai di Afghanistan, Iraq,
Palestina dan Lebanon dan masjid2 dihancurkan oleh orang2
kafir/musyrik, bukankah melawannya juga melawan kesyirikan?

Jadi seandainya ada Muslim yang berjihad melawan penindasnya, jangan
sekali2 kita mencelanya atau mencapnya sebagai bid'ah atau manhajnya
kurang benar.

Wassalam



[media-dakwah] AKAL TIDAK LAZIM BILA MEMBELAKANGI WAHYU KARENA KETERBATASANNYA

2007-04-30 Terurut Topik suhana hana
  AKAL TIDAK LAZIM BILA MEMBELAKANGI WAHYU KARENA KETERBATASANNYA
   
   



  MEMPOSISIKAN AKAL PADA TEMPATNYA
  Kebanyakan orang saat ini dan salah satunya adalah JIL yg menggunakan akal 
fikirnya untuk mengukur kebenaran yg bukan pada tempatnya, dan sejatinya hanya 
merupakan pembenaran terhadap argumentasinya untuk kepentingan kelompok saja. 
Dan tidak perduli kaidah akal fikir yg sudah masuk pada wilayah dimana akal 
tidak bisa membenarkan ataupun menyalahkan akidah. Karena wilayah akidah 
merupakan batas di mana kebenaran dan kesalahan harus tunduk pada kepentingan 
dan kebenaran wahyu.
   
  Akal fikir pada dasarnya dibatasi hanya untuk mengetahui jalan kebaikan dan 
keburukan yang bersifat relative dan kondisional. Namun akal tidak bisa 
memutuskan kebenaran dan kesalahan yg bersifat mutlak dan hanya diketahui 
berdasarkan petunjuk wahyu (Al-qur’an dan Hadist). Sedangkan akal fikir hanya 
bersifat mengkuatkan kebenaran yg disampaikan oleh wahyu dan bukan mengkoreksi 
ataupun mempertentangkan kebenaran wahyu yang bersifat mutlak.
   
  “telah kami tunjukkan kepadanya 2 jalan hidup (baik dan buruk)” (Al-Balad : 
10)
   
  KEHARUSAN MEMPOSISIKAN WAHYU DI DEPAN AKAL
  Seringkali akal fikir sejajar dengan wahyu, yaitu kebaikan atau keburukan yg 
diputuskan oleh akal tidak mungkin bertentangan dengan kebenaran wahyu, namun 
suatu saat wahyu berada di posisi terdepan meninggalkan akal fikir  dan akal 
dipaksa tunduk oleh kebenaran wahyu (Al-qur’an dan Hadist) dan lazimnya akal 
tidak bisa berada di depan wahyu dalam memutuskan kebenaran ataupun kesalahan. 
Hingga pada saat kita melanggar kaidah dimana akal harus ditempatkan pada 
tempat yg semestinya, maka banyak kerancuan2 yg akan ditimbulkan dari hasil 
keputusan akal, karena potensi akal yg terbatas dan tidak mau ditundukkan, 
namun dipaksa untuk berada di depan kebenaran wahyu, maka sejatinya akan 
menimbulkan banyak pertentangan2 dan masalah secara psychologis. Sebab akal 
tidak akan mungkin memberikan keputusan yg tepat dari hasil kerja akal yg ingin 
memposisikannya berada di depan wahyu, apalagi akal berusaha untuk 
mempertentangkan kebenaran wahyu, maka kemungkinan timbul pertentangan
 terhadap diri sendiri secara psychologis maupun pertentangan terhadap pihak 
lain akan selalu terjadi.
   
  Namun akal cenderung berada sejajar dengan wahyu yaitu saling mengkuatkan 
akan kebenaran yg diberitakan dalam wahyu dengan pembuktian akal. Pada saat 
menetapkan kebaikan dan keburukan yg bisa diterima oleh akal dan perasaan, 
namun pada prinsipnya keputusan kebaikan dan keburukan hasil kerja akalpun 
tidak menyalahi wahyu. Namun untuk urusan kebenaran dan kesalahan, potensi akal 
harus diikat dan ditundukkan pada keputusan kebenaran wahyu dan bukan 
diputuskan pada hasil kerja akal. 
   
  KETERBATASAN AKAL DAN KELUASAN WAHYU
  Setelah kita mampu mengikat akal dan memposisikannya pada posisi yg tepat, 
yaitu kebaikan dan keburukan yg diputuskan oleh hasil kerja akal tidak 
bertentangan dengan wahyu dan pada saat memutuskan kebenaran dan kesalahan 
dalam akidah, namun kita mau menundukkannya atau mengikat akal pada kebenaran 
wahyu dan tidak memaksakan akal untuk memutuskan kebenaran yg harusnya 
diputuskan oleh wahyu, maka kenyamanan dalam menerima qodho dan qodhar Allah 
akan dapat dirasakan, dan secara psychologis akan mampu menghilangkan segala 
kemungkinan penyakit hati dan penyakit hilang akal (gila). Karena pada 
fitrahnya akal tidak akan mungkin berada di posisi terdepan dan meninggalkan 
wayu, itu disebabkan oleh keterbatasan akal dalam memutuskan tidak sebanding 
dengan wahyu yg tidak memiliki keterbatasan.
   
  Hmm..aku jadi teringat dengan larangan guruku yg mengatakan padaku bahwa 
tidak semua boleh kamu masukkan ke dalam otak kamu, apa kamu pikir boleh 
memasukkan semua yg kamu pikirkan ke dalam otak? Bisa pecah kepala kamu itu.?! 
Dan biasanya aku senyum2 sendiri aja dan mulai mencari2 maksud pembicaraannya 
tsb.
  Dan aku juga teringat omongan salah seorang yg berpikiran liberal waktu itu, 
bahwa otak tidak bisa disamakan dengan komputer yg memiliki kapsitas terbatas, 
dan dia menyakini kalau kapasitas otak itu tidak berbatas. 
   
  Untuk pendapat salah seorang yg berpikiran liberal tersebut bisa langsung aku 
bantah, tentang kemampuan otak yg tidak berbatas, andai itu benar terjadi 
mustahil banyak orang gila (hilang akal) yg ada saat ini, dan itu satu bukti 
bahwa otak mempunyai kapasitas dalam menampung dan mengolah data dan menjadi 
satu keluaran yg baik or rancu, semua itu tergantung banyaknya data yg sudah 
terekam dalam memori otak.
  

Akal mempunyai keterbatasan dan kapasitas dalam menampung dan mengolah data yg 
tersimpan dalam memori otak manusia, dan pada saat banyak data yg tersimpan 
dalam memori otak kita, sementara kita tidak sanggup lagi untuk menampungnya 
maka resiko hang dan error sudah pasti terjadi. Banyaknya data yg terekam dalam 
otak kita dan mencampurkan antara data yg benar dan salah ditampung menjadi 
satu 

[media-dakwah] HUBUNGAN AS-SUNNAH DENGAN AL-QUR'AN

2007-04-30 Terurut Topik Abu Fahmi Abdullah
HUBUNGAN AS-SUNNAH DENGAN AL-QUR'AN


Oleh
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

Ditinjau dari hukum yang ada maka hubungan As-Sunnah dengan Al-Qur’an, 
sebagai berikut

[1]. As-Sunnah berfungsi sebagai penguat hukum yang sudah ada di dalam 
Al-Qur’an. Dengan demikian hukum tersebut mempunyai dua sumber dan terdapat 
pula dua dalil. Yaitu dalil-dalil yang tersebut di dalam Al-Qur’an dan dalil 
penguat yang datang dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. 
Berdasarkan hukum-hukum tersebut banyak kita dapati perintah dan larangan. 
Ada perintah mentauhidkan Allah, berbuat baik kepada kedua orang tua, 
mendirikan shalat, membayar zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, ibadah haji 
ke Baitullah, dan disamping itu dilarang menyekutukan Allah, menyakiti kedua 
orang tua, serta banyak lagi yang lainnya.

[2]. Terkadang As-Sunnah itu berfungsi sebagai penafsir atau pemerinci 
hal-hal yang disebut secara mujmal dalam Al-Qur’an, atau memberikan taqyid, 
atau memberikan takhshish dan ayat-ayat Al-Qur’an yang muthlaq dan 'aam 
(umum). Karena tafsir, taqyid dan takh-shish yang datang dari As-Sunnah itu 
memberi pen-jelasan kepada makna yang dimaksud di dalam Al-Qur’an.

Dalam hal ini Allah telah memberi wewenang kepada Rasulullah Shallallahu 
‘alaihi wa sallam untuk memberikan penjelasan terhadap nash-nash Al-Qur’an 
dengan firman-Nya :

“Artinya : Keterangan-keterangan (mukjizat) dan Kitab-Kitab. Dan Kami 
turunkan kepadamu Al-Qur’an, agar kamu menerangkan kepada ummat manusia apa 
yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.” [An-Nahl 
: 44]

Di antara contoh As-Sunnah mentakhshish Al-Qur’an adalah:

“Artinya : Allah berwasiat kepada kamu tentang anak-anak kamu, bagi 
laki-laki bagiannya sama dengan dua orang perempuan...” [An-Nisaa’: 11]

Ayat ini ditakhshish oleh As-Sunnah sebagai berikut:

[a]. Para Nabi tidak boleh mewariskan apa-apa untuk anak-anaknya dan apa 
yang mereka tinggalkan adalah sebagai shadaqah.
[b]. Tidak boleh orang tua kafir mewariskan kepada anak yang muslim atau 
sebaliknya, dan
[c]. Pembunuh tidak mewariskan apa-apa.[1]

As-Sunnah mentaqyid kemutlakan al-Qur’an:

“Artinya : Pencuri laki-laki dan perempuan, hendaklah dipotong kedua 
tangannya...” [Al-Maa’idah: 38]

Ayat ini tidak menjelaskan sampai di manakah batas tangan yang akan 
dipotong. Maka dari as-Sunnahlah didapat penjelasannya, yakni sampai 
pergelangan tangan.[2]

As-Sunnah sebagai bayan dari mujmal Al-Qur’an.
[a]. Menjelaskan tentang cara shalat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

ÕóáøõæúÇ ßóãóÇ ÑóÃóíúÊõãõæúäöí ÃõÕóáöøí.

“Artinya : Shalatlah sebagaimana kalian melihatku shalat.” [3]

[b]. Menjelaskan tentang cara ibadah haji Nabi Shallallahu ‘alaihi wa 
sallam.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bersabda.

áöÊóÃúÎõÐõæúÇ Úóäöøí ãóäóÇÓößóßõãú.

“Artinya : Ambillah dariku tentang tata cara manasik haji kamu sekalian.” 
[4]

Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang perlu penjelasan dari As-Sunnah karena 
masih mujmal.

[3]. Terkadang As-Sunnah menetapkan dan membentuk hukum yang tidak terdapat 
di dalam Al-Qur’an. Di antara hukum-hukum itu ialah tentang haramnya memakan 
daging keledai negeri, daging binatang buas yang mempunyai taring, burung 
yang mem-punyai kuku tajam, juga tentang haramnya menge-nakan kain sutera 
dan cincin emas bagi kaum laki-laki. Semua ini disebutkan dalam 
hadits-hadits yang shahih.

Dengan demikian tidak mungkin terjadi kontradiksi antara Al-Qur’an dengan 
As-Sunnah selama-lamanya.

Imam asy-Syafi’i rahimahullah berkata, “Apa-apa yang telah disunnahkan 
Rasulullah Shallallahju ‘alaihi wa sallam yang tidak terdapat pada 
Kitabullah, maka hal itu merupakan hukum Allah juga. Sebagaimana Allah 
mengabarkan kepada kita dalam firman-Nya:

“Artinya : ...Sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan 
yang lurus. (Yaitu) jalan Allah yang kepunyaan-Nya segala apa yang ada di 
langit dan apa yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa kepada Allah-lah kembali 
semua urusan.” [Asy-Syura: 52-53]

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menerangkan hukum yang 
terdapat dalam Kitabullah, dan beliau menerangkan atau menetapkan pula hukum 
yang tidak terdapat dalam Kitabullah. Dan segala yang beliau tetapkan pasti 
Allah mewajibkan kepada kita untuk mengikutinya. Allah menjelaskan 
barangsiapa yang mengikutinya berarti ia taat kepada-Nya, dan barangsiapa 
yang tidak mengikuti beliau berarti ia telah berbuat maksiat kepada-Nya, 
yang demikian itu tidak boleh bagi seorang makhluk pun untuk melakukannya. 
Dan Allah tidak memberikan kelonggaran kepada siapa pun untuk tidak 
mengikuti Sunnah-Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.” [5]

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Hubungan As-Sunnah dengan Al-Qur’an ada 
3 macam, sebagai berikut:

[a]. Terkadang As-Sunnah berfungsi sebagai penguat hukum yang sudah ada di 
dalam Al-Qur’an.
[b]. Terkadang As-Sunnah berfungsi sebagai penafsir dan pemerinci hal-hal 
yang disebut secara mujmal di 

[media-dakwah] KEDUDUKAN AS-SUNNAH DALAM SYARI'AT ISLAM

2007-04-30 Terurut Topik Abu Fahmi Abdullah

MUQADDIMAH KEDUDUKAN AS-SUNNAH DALAM SYARI'AT ISLAM


Oleh
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

Segala puji hanya bagi Allah, kami memuji-Nya, memohon pertolongan dan 
ampunan kepada-Nya, kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri-diri 
kami dan kejelekan amal perbuatan kami. Barangsiapa yang Allah beri 
petunjuk, maka tidak ada yang dapat menye-satkannya, dan barangsiapa yang 
Allah sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.

Aku bersaksi bahwasanya tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar 
kecuali Allah saja, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwasanya 
Nabi Muhammad Shallallahu ˜alaihi wa sallam adalah hamba dan Rasul-Nya.

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan 
sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kamu mati 
melainkan dalam keadaan beragama Islam. [Ali Imran: 102]

Artinya : Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Rabb-mu yang telah 
menciptakanmu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan 
isterinya, dan dari-pada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan 
perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan 
(menggunakan) Nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) 
hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu men-jaga dan mengawasimu. 
[An-Nisaa': 1]

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan 
ucapkanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu 
amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barang-siapa mentaati 
Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguh-nya ia telah mendapat kemenangan yang 
besar. [Al-Ahzaab: 70-71]

Amma ba’du.

Sesungguhnya sebenar-benar perkataan adalah Kitabullah (Al-Qur'an) dan 
sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam 
(As-Sunnah). Seburuk-buruk perkara adalah perkara yang diada-adakan (dalam 
agama), setiap yang diada-adakan (dalam agama) adalah bid’ah, setiap bid’ah 
adalah sesat, dan setiap kesesatan tempatnya di Neraka.

Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Al-Qur'an kepada Rasul-Nya 
Muhammad Shallallahu ˜alaihi wa sallam dan beliau Shallallahu ˜alaihi wa 
sallam diberikan hak dan wewenang untuk menjelaskan Al-Qur'an, sehingga 
dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah manusia mendapat petunjuk ke jalan yang lurus 
(ash-Shirath al-Mustaqim). Tidak ada jalan yang benar me-lainkan jalan 
Al-Qur-an dan As-Sunnah menurut pemahaman Salafush Shalih, mengamalkan 
Al-Qur’an dan As-Sunnah, berdakwah (mengajak) ummat Islam untuk berpegang 
kepada keduanya, serta konsekuen dan kon-sisten di atas keduanya.

Pada saat ini banyak aliran-aliran sesat yang berusaha memalingkan ummat 
Islam dari sumbernya yang asli dan suci, mereka berusaha untuk menghancurkan 
Islam dengan segenap tenaga mereka dengan berbagai macam cara, dengan lisan, 
tulisan dan lainnya.

Dalam buku ini penulis membahas tentang Kedudukan As-Sunnah dalam Syari’at 
Islam, karena adanya orang-orang yang berusaha untuk meragukan kedudukan 
As-Sunnah. Mereka ingin membatalkan Al-Qur'an dengan cara meragukan 
As-Sunnah. Karena apabila ummat Islam sudah meninggalkan kedua pedoman hidup 
ini, niscaya mereka pasti akan sesat.

Mereka berusaha untuk memadamkan cahaya Islam, akan tetapi Allah akan tetap 
menyempurnakan cahayanya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

Artinya : Mereka ingin memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut 
(ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahayanya meskipun 
orang-orang kafir benci. [Ash-Shaff: 8]

Ummat Islam sejak zaman Nabi Shallallahu alaihi wa sallam meyakini bahwa 
As-Sunnah merupakan sumber ajaran Islam di samping Al-Qur'an. Bahkan 
As-Sunnah adalah wahyu sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa 
sallam :

Artinya : Ketahuilah sesungguhnya aku diberi Al-Kitab (Al-Qur'an) dan yang 
sepertinya bersamanya. Ketahuilah sesungguhnya aku diberi Al-Qur'an dan yang 
sepertinya bersamanya. [1]

Maksud dari kalimat: Dan seperti itu bersamanya adalah As-Sunnah.

Al-Imam Abu Muhammad Ali bin Ahmad bin Sa’id bin Hazm azh-Zhahiri, yang 
terkenal dengan Ibnu Hazm (wafat th. 456 H) berkata, Sesungguhnya Allah 
telah berfirman:

Artinya : Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur'an, dan sesungguhnya 
Kami benar-benar memeliharanya. [Al-Hijr: : 9]

Kandungan dari ayat ini adalah bagi orang yang ber-iman kepada Allah 
Subhanahu wa Ta’ala dan hari Akhir bahwasanya Allah menjamin terpeliharanya 
Al-Qur’an dan tidak akan hilang selamanya. Hal ini tidak diragukan sedikit 
pun oleh seorang muslim dan begitu pula sabda Nabi Shallallahu alaihi wa 
sallam, semuanya adalah WAHYU, berdasarkan firman Allah:

Artinya : Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur-an) menurut kemauan 
hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan 
(kepadanya).” [An-Najm: 3-4]

Wahyu adalah Adz-Dzikr dengan kesepakatan seluruh ummat Islam, dan Adz-Dzikr 
terpelihara dengan nash Al-Qur'an, maka sabda Nabi Shallallahu alaihi wa 
sallam terpelihara dan 

[media-dakwah] FITNAH SYUBHAT DAN SEBAB-SEBABNYA

2007-04-30 Terurut Topik Abu Fahmi Abdullah
FITNAH SYUBHAT DAN SEBAB-SEBABNYA


Oleh
Al-Ustadz Fariq Bin Gasim Anuz

Al Imam Muhammad bin Aslam At-Thusi rahimahullah (242 H) berkata Dan 
barangsiapa mempunyai pengalaman dan pengetahuan dalam hal wahyu dan dengan 
apa-apa yang ahli syirik dan ahli bid'ah berada di atasnya pada hari ini, 
maka dia mengetahui perbedaan yang sangat jauh antara orang-orang salaf dan 
orang-orang khalaf, lebih jauh antara jarak timur dan barat, mereka berdiri 
di atas sesuatu dan orang-orang salaf berdiri di atas sesuatu yang lain, 
sebagaimana dikatakan :

Dia pergi ke timur dan engkau pergi ke barat
Jauh sekali perbedaannya antara timur dan barat

Dan perkara ini -demi Allah- lebih dahsyat dari apa yang telah kami 
sebutkan.

Imam Al Bukhari menyebutkan dalam Shahihnya (2/115) [1] dari Ummi Darda 
radliyallahu'anha, ia berkata, Abu Darda masuk ke rumah dengan keadaan 
marah, maka aku tanyakan kepadanya, Ada apa engkau? Maka ia berkata, Demi 
Allah, aku tidak mengetahui sedikit pun pada diri mereka tentang urusan 
(Nabi) Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam, kecuali mereka semuanya 
shalat.

Dan Imam Az-Zuhri berkata, Saya masuk menemui Anas bin Malik di Damaskus 
yang sedang dalam keadaan menangis, maka aku tanyakan kepadanya, Apa yang 
menyebabkan engkau menangis? Maka ia menjawab, Aku tidak mengetahui 
sesuatu pun dari apa-apa yang aku ketahui, kecuali shalat ini, dan shalat 
pun sekarang telah disia-siakan. Disebutkan oleh Al-Bukhari no. 530.[2]

Dan ini adalah fitnah yang terbesar di mana Abdullah bin Mas'ud radhiallahu 
'anhu berbicara mengenainya, Bagaimana keadaan kalian pabila fitnah 
menyelimuti kalian,orang-orang dewasa menjadi tua di dalamnya, anak-anak 
kecil tumbuh dewasa di dalamnya pula, bid'ah telah memasyarakat, mereka 
telah menjadikannya sebagai sunnah, pabila (bid'ah) itu dirubah, maka 
dikatakannya 'sunnah (Rasullah shalallahu 'alaihi wasallam) telah dirubah' 
atau 'ini adalah perbuatan mungkar'.[3]

Dan hal ini merupakan sebagian bukti yang menunjukkan bahwa suatu amalan 
jika dilakukan bertentangan dengan As Sunnah maka janganlah dianggap, dan 
janganlah ditoleh karena amalan yang bertentangan dengan As Sunnah tersebut 
telah dilakukan sejak zaman Abu Darda dan Anas.[4]

Imam Syathibi rahimahullah (wafat tahun 790 H) berkata :
Dan pada waktu itu saya telah tampil di masyarakat dengan berkhutbah, 
menjadi imam dan yang semisalnya, maka ketika saya menginginkan istiqamah di 
jalan yang lurus, saya dapatkan diri saya asing di tengah masyarakat pada 
waktu itu, dikarenakan gerak langkah mereka banyak dilandasi oleh adat 
istiadat [5] dan tata cara mereka telah dimasuki bid`ah-bid`ah dan 
tambahan-tambahan (dalam dien ini ), di mana di zaman dahulu hal ini bukan 
merupakan barang yang aneh,lebih-lebih di zaman sekarang ini!! [6] sampai 
beliau berkata, Maka ada dua pertimbangan, yaitu pertimbangan pertama 
mengikuti As Sunnah dengan syarat menyalahi kebiasaan masyarakat, maka 
haruslah menerima resiko yang biasa diterima oleh orang-orang yang menyalahi 
adat, terlebih lagi jika masyarakat mengakui bahwa kebiasaan mereka itu 
satu-satunya sunnah, tetapi meskipun memikul beban yang berat terdapat 
pahala yang besar padanya dan pertimbangan kedua mengikuti mereka dengan 
syarat menyalahi As Sunnah dan As Salafus Shaleh, maka kalau begitu saya 
menjadi orang-orang yang sesat - saya berlindung kepada Allah dari hal yang 
demikian - hanya saja saya sesuai dengan kebiasaan masyarakat, dan saya 
dianggap sebagai pendukung, bukan
sebagai oposan.

Maka saya berpendapat bahwa binasa dalam mengikuti As Sunnah itulah sukses 
namanya, sedangkan manusia tidaklah dapat menguntungkanku sedikitpun di sisi 
Allah, maka keputusan itu saya terapkan meskipun secara bertahap dalam 
beberapa perkara, maka kiamatlah menimpa saya, bertubi-tubi celaan datang 
kepada saya, caci makian dialamatkan kepada saya bagaikan anak panah, saya 
dicap sebagai ahli bid`ah dan orang sesat, dan kedudukan saya diturunkan 
sejajar dengan orang tolol dan bodoh.[7] Sekarang ini pun kita hidup di 
zaman fitnah, fitnah syubhat dan syahwat.

Al Imam Ibnu Qayim Al Jauziyyah rahimahullah berkata dalam bukunya 
Ighatsatul Lahafan[8] :
Fitnah itu dua macam: fitnah syubhat dan fitnah syahwat. Fitnah syubhat 
lebih besar bahayanya dari yang kedua. Maka fitnah syubhat ini terjadi 
disebabkan lemahnya bashirah dan sedikitnya ilmu.[9]

Apalagi kalau dibarengi rusaknya niat, dan berperannya hawa nafsu maka akan 
timbul fitnah yang lebih besar dan musibah yang lebih berat, maka katakanlah 
sekehendakmu mengenai kesesatan yang ditimbulkan buruknya niat, 
pengendalinya hawa nafsu bukannya hidayah, disertai bashirahnya yang lemah 
dan sedikit ilmunya mengenai apa-apa yang Allah utus RasulNya dengannya, 
maka dia itu termasuk orang-orang yang Allah sebut mengenai mereka :

Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan dan apa yang 
diingini oleh hawa nafsu mereka. [An-Najm : 23]

Sampai beliau berkata,
Fitnah syubhat ini, nanti ujungnya sampai kepada 

[media-dakwah] www.islam-download.net

2007-04-30 Terurut Topik Muhammad Haryo
Bismillaahirrahmaanirrahiim..



Alhamdulillah, hari ini 01 Mei 2007 situs baru saya resmi diluncurkan.

Alamatnya http://www.islam-download.net



Dengan ini alamat2 sebelumnya http://haryodakwah.my.or.id,
http://annajiyah.notlong.com, http://anc.zendurl.com dinyatakan tidak aktif
lagi. Atau lebih tepatnya bukan tidak aktif, tetapi di-redirect ke situs
yang baru [kecuali yang anc].

* *

Mudah2an kualitas situsnya lebih bagus dibanding yang sebelum2nya, secara
teknis. Sebelum2nya di-host di tempat hosting gratis yang ramah di kantong,
sayangnya tidak dapat memenuhi kebutuhan yang saya inginkan : cepat, uptime
tinggi, reliable dan good support.

è akhirnya nyewa hosting lokal + beli domain yang mudah diingat.



……

Sekalian informasi, kumpulan artikel ttg hukum musik insyaaAllah sudah
diupdate (ada tambahan artikel), ada juga koleksi file baru ttg hukum hijab
bagi muslimah.



Plus ada An-Najiyah_LITE versi 07.05.01 (01 Mei 2007). Versi baru dengan
tambahan berbagai file yang saya kumpulkan selama bulan April 2007. 6000+
file dalam satu (1) file *.exe.



Untuk lebih jelasnya, silakan download filenya…  [jangan boros bandwidth,
jatah hanya 4GB/bulan]



Semoga bermanfaat + harap dipromosikan



Jazakumullahu khairan.

Wassalaamu'alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh



Haryo

http://www.islam-download.net


[Non-text portions of this message have been removed]



[media-dakwah] Ketika Hujan Turun

2007-04-30 Terurut Topik ARIHADI

Ketika Hujan Turun







Ketika hujan turun, kaca mobil kita akan terbasahi dengan butiran-butiran
air hujan yang jumlahnya mungkin jutaan. Dengan jutaan butiran air hujan itu
kaca mobil kita menjadi buram, pandangan mata kita ke jalan jadi kabur.
Namun demikian, kita pun secara refleks memegang tuas atau tombol penggerak
wiper. Semakin deras hujan maka akan kita stel wiper dengan kecepatan yang
lebih tinggi. Dengan wiper, maka guyuran butiran air hujan pun dapat tersapu
dan tersingkirkan dari kaca mobil, sehingga kita pun dapat melihat jalan di
depan kita. Jalan yang tadinya terlihat buram, sedikit dapat terlihat,
sehingga kita pun dapat menjalankan mobil dengan baik.



Begitu juga dengan istigfar. Istigfar dapat membersihkan dosa-dosa kita dan
sekaligus juga kita bisa menatap masa depan dengan lebih terang dan tenang,
sehingga mempengaruhi cara berpikir kita. Semakin banyak beristigfar maka
semakin bersihlah diri kita, sehingga kita pun semakin luas pandangan ke
depan. Rasulullah SAW saja, manusia suci yang sudah dijamin masuk surga
beristigfar lebih dari 70 kali dalam sehari (HR. Bukhari).



Bisa bayangkan kalau wiper itu tidak kita nyalakan. Tentunya mata kita tidak
bisa melihat jalan ke depan dengan jelas karena terhalang oleh butiran air
hujan. Begitu pula dengan istigfar. Bagaimana kalau seandainya istigfar
tidak pernah kita kerjakan, maka tentunya makin tertutuplah mata hati kita.
Semakin kita lupa istigfar, maka semakin bertumpuklah dosa-dosa kita. Dan
yang lebih dari itu adalah pandangan kita semakin tertutup oleh nafsu kita
sendiri. Sehingga kadang-kadang kita pun susah berpikir dengan jernih.
Dengan tidak kita nyalakan wiper, sementara mobil tetap kita jalankan maka
besar kemungkinan kita akan menabrak semua yang ada di depan dan di kanan
kiri jalan. Pohon-pohon akan tertabrak, begitu juga warung-warung di pinggir
jalan, ataupun pengguna jalan yang lain pun bisa tertabrak. Singkatnya,
orang lain di pinggir jalan yang tidak bersalah bisa kena getahnya dengan
ulah kita itu. Bisa banyak korban berjatuhan karena kesalahan kita.



Maka sungguh beruntung orang-orang yang senantiasa gemar beristigfar, karena
dengan istigfar Allah SWT akan memberi ampunan terhadap dosa dan kesalahan
kita.



Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian
ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang. (QS.4.110)



Begitulah istigfar dan wiper, keduanya sama-sama membersihkan. Semoga Allah
SWT selalu menjadikan kita sebagai hamba yang gemar beristigfar. Amien.
(as/sr)













Disclaimer: Although this message has been checked for all known viruses
 using Trend Micro InterScan Messaging Security Suite, Bukopin 
   accept no liability for any loss or damage arising
   from the use of this E-Mail or attachments.


[media-dakwah] FIQHUL WAQI' [MEMAHAMI REALITA UMMAT]

2007-04-30 Terurut Topik Abu Fahmi Abdullah
FIQHUL WAQI' [MEMAHAMI REALITA UMMAT]


Oleh
Syaikh Muhammad Nasiruddin Al-Albani Rohimahulloh


Segala puja dan puji hanya milik Allah Jalla Jalaluhu, kami memujiNya, 
memohon pertolongan dan ampunanNya. Kami berlindung kepadaNya dari kejahatan 
diri-diri kami dan keburukan amal perbuatan kami. Barangsiapa yang 
ditunjukiNya tiada seorangpun yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa 
yang di sesatkanNya, maka tidak ada yang dapat memberi petunjuk.

Aku bersaksi bahwasanya tiada sesembahan yang sebenarnya selain Allah Jalla 
Jalaluhu Yang Mahaesa, tiada sekutu bagiNya. Aku bersaksi bahwa sesungguhnya 
Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah hamba dan rasulNya.

Amma ba'du.

Bahwasanya Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda.

Artinya : Hampir tiba saatnya ummat-ummat itu saling seru menyeru untuk 
memerangi kalian, sebagaimana orang yang akan makan saling menyeru untuk 
segera ketempat makannya. Seorang berkata apakah karena jumlah kami sedikit 
pada saat itu ? Beliau berkata : (tidak) bahkan jumlah kalian pada saat itu 
banyak, namun kalian ibarat buih yang terbawa oleh banjir. Dan benar-benar 
Allah akan mencabut dari hati musuh-musuh kalian rasa segan mereka terhadap 
kalian, dan Allah akan melemparkan dalam hati kalian 'al-wahan', seorang 
bertutur : Wahai Rasulullah apakah 'al-wahn' itu ?. Beliau menjawab : 
'Cinta dunia dan benci pada kematian. [1]

Terungkap dengan sangat jelas dari hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam 
yang mulia ini berbagai fenomena dan gambaran tentang malapetaka besar 
yang menimpa kaum muslimin, dan telah memecah belah persatuan mereka, 
melemahkan kemuliaan dan kehormatan mereka, serta memporak porandakan 
barisan-barisan mereka.

Salah satu sisi fitnah ini telah menimpa lubuk hati sejumlah besar para da'i 
dan penuntut ilmu. Sehingga -sangat disayangkan- merekapun terpecah dan 
terbagi. Sebagian mencela dengan sebagian yang lain, sedangkan yang lainnya 
mengeritik, membantah dan seterusnya.

Bantahan-bantahan itu tidak sekedar bantahan, demikian pula jika sekedar 
kritikan-kritikan, tidak akan membahayakan seorang dari mereka, baik pihak 
yang membantah atau yang dibantah. Karena menurut pandangan orang-orang yang 
adil, yang tidak fanatik bahwa kebenaran itu diketahui dengan cahaya dan 
dalil-dalilnya, bukan diketahui dengan orang yang menyampaikan atau yang 
menyatakannya.

Akan tetapi yang membahayakan mereka (para pembantah dan yang dibantah) 
adalah berbicara tanpa ilmu, serampangan, tanpa memikirkan akibat dan 
dampaknya, serta berbicara tanpa hak terhadap hamba-hamba Allah Jalla 
Jalaluhu.

[A]. MASALAH FIQHUL WAQI'.
Ditengah fitnah yang buta, tuli dan dibangkitkan pula beragam masalah yang 
berhubungan erat dengan masalah fiqh, manhaj dan dakwah. Alhamdulillah kami 
mempunyai jawaban-jawaban ilmiah seputar masalah tersebut. Maka segala puji 
dan karunia hanya milik Allah Jalla Jalaluhu.

Diantara problematika yang cukup melelahkan dan banyak diperbincangkan 
secara serius dalam fitnah di zaman ini, apa yang diistilahkan oleh sebagian 
orang dengan Fiqhul Waqi'  alias Memahami realita umat.

Sementarta itu, saya tidak menyangkal gambaran atau ilustrasi ilmu yang 
mereka ada-adakan, namanya dengan sebutan Fiqhul Waqi', sebab telah banyak 
ulama-ulama ummat yang memberikan berbagai jawaban guna mencari jalan keluar 
bagi ragam kesulitan yang mereka hadapi dengan maksud dan tujuan agar 
mengetahui dan mengenal realita mereka. Dari sanalah kita jumpai ungkapan 
mereka yang populer :

Menghukumi sesuatu adalah bagian (cabang) dari gambarannya

Hal ini tidak akan terwujud melainkan dengan mengenal kenyataan, kejadian 
dan realita yang meliputi suatu masalah yang menjadi sasaran sebuah bahasan. 
Ini adalah suatu kaidah dasar dalam memberi fatwa secara khusus, dan 
ilmu-ilmu lainnya secara umum.

Dengan demikian Fiqhul Waqi'  adalah memahami sesuatu yang menggelisahkan 
atau menyusahkan kaum muslimin yang berhubungan erat dengan 
kepentingan-kepentingan mereka, atau tipu daya/makar musuh-musuh mereka, 
yang akan mengingatkan mereka agar mewaspadainya dan bangkit bersama secara 
nyata tidak hanya sekedar menganalisa atau menyibukkan diri dengan berita 
dan informasi kaum kafir atau bersikap melampui batas terhadap 
pemikiran-pemikiran mereka.

[B]. PENTINGNYA MENGENAL REALITA
Mengenal sebuah realita dengan tujuan agar sampai kepada hukum syariat 
adalah sangat penting dan merupakan salah satu kewajiban. Tugas ini harus 
dijalankan oleh sekelompok khusus pelajar muslim yang memiliki kecerdasan 
tinggi dari berbagai disiplin ilmu, baik syari'at atau kemasyrakatan 
(sosiologi), perekonomian, kemiliteran, dan ilmu apa saja yang dapat memberi 
manfaat bagi ummat Islam, serta mendekatkan mereka untuk kembali kepada 
kehormatan dan kemuliaan mereka. Terutama jika ilmu-ilmu ini terus 
berkembang sejalan dengan perkembangan zaman dan tempat.

[C]. BERAGAM FIQH YANG HARUS DIFAHAMI
Yang wajib diingat pada kesempatan ini, bahwasanya terdapat beragam 

[media-dakwah] Kajian Qolbun Salim YISC Al Azhar (6 Mei - 24 Juni 2007)

2007-04-30 Terurut Topik HUMAS YISC
YISC AL AZHAR
  YOUTH ISLAMIC STUDY CLUB
  ===
  Bismillahirrahmanirrahim
  Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh
   
  PAKET KAJIAN QOLBUN SALIM
  YISC AL AZHAR
   
  Mengenal Diri, Menggapai Kesempurnaan Jiwa, 
  Meraih Kebahagiaan Hakiki
   
  Setiap Ahad, Pukul 10.00 – 12.00 WIB
   
  6 Mei – 24 Juni 2007  (7 kali pertemuan)
   
  Biaya Kontribusi Per Paket : Rp.150.000 per peserta
   
  Sesuatu yang dari dulu hingga kini yang menjadi dambaan setiap orang adalah 
kebahagiaan yang bersifat hakiki. Para filosof, sufi, agamawan dan psikolog 
mencoba mengulas hal ini mulai dari definisi hingga cara atau jalan untuk 
menggapainya. Meskipun diantara para filosof, sufi, agamawan dan psikolog 
berbeda-beda dalam cara menggapainya, bahkan dalam mendefinisikannya, namun ada 
kesamaan yang mendasar diantara mereka yaitu bahwa kebahagiaan bukannlah 
sesuatu yang sifatnya lahiriah, melainkan batiniah. 
  Itulah mengapa kita perlu menggapai kesempurnaan jiwa, karena dalam 
kesempurnaan jiwa itulah terletak kebahagiaan yang hakiki. Dan tangga pertama 
untuk menggapai kesempurnaan jiwa adalah dengan mengenal jiwa atau diri, karena 
barangsiapa mengenal dirinya maka akan mengenal Tuhannya. Dengan mengenal dan 
dekat Tuhan, yang merupakan kesempurnaan itu sendiri, kita dapat menggapai 
kesempurnaan Jiwa.
  Semoga Paket Kajian Qolbun Salim kali ini dapat membantu kita semua untuk 
mengenal diri yang merupakan tangga pertama untuk mengenal Allah dan dekat 
dengan-Nya serta menggapai kesempurnaan jiwa di mana terletak kebahagiaan yang 
hakiki tersebut.
   
  Materi :
   

   Nafs Amarah4. Nafs Mutmainah6. Nafs 
Mardhiyah  
   Nafs Lawwamah  5. Nafs Radhiyah  7. Nafs Kamilah 
 
   Nafs Mulhamah
   
  Dosen / Pengajar:
   
  Muhammad Rusli Malik, Umar Shahab, Lukman Hakim, huttaqi, 
  Abdurrahman Abdullah, Agus Abu Bakar, Taufiq Ali Yahya
  ===
  Untuk Pendaftaran dan Informasi Lebih Lanjut, Hubungi:
   
  Sekretariat YISC AL- Azhar
  Komp. Masjid Agung Al Azhar, Jln. Sisingamangaraja, 
  Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
  Telp./ Fax. : (021) 724 7444 (Virzia)
   
  Contact Person: Diah  (021-7053 8936) 
  Sugeng (0856 819 0652)
  Santi (0817 844 260)
   
   
  wassalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh
   HUMAS YISC
  
   
  Sekretariat : Komplek Masjid Agung Al Azhar
  Jl.Sisingamangaraja Kebayoran Baru Jakarta Selatan
  Telp/Fax : 021-7247444, website: http://www.yisc.or.id

   
-
Ahhh...imagining that irresistible new car smell?
 Check outnew cars at Yahoo! Autos.

[Non-text portions of this message have been removed]



[media-dakwah] Re: AKAL TIDAK LAZIM BILA MEMBELAKANGI WAHYU KARENA KETERBATASANNYA

2007-04-30 Terurut Topik Wirawan S.
Assalamu alaikum,

Misi JIL memang berbahaya.

Kalo melihat kamus Longman American Dictionary, Pearson Education Limited 
2000,

Bisa kita lihat arti kata LIBERATE, yaitu:

1. To free someone from feelings or conditions that make their life unhapy 
or dificult.
2. To free prisoners, a city, a country, etc from someone control

Saya yakin dengan pengertian di atas, bahwa yang dimaksud JIL adalah 
'membebaskan' manusia dari Islam, artinya mereka suruh memeluk agama selain 
agama paling sempurna (Islam). Karena tidak ada agama lain yang lebih 
sempurna dari Islam, otomatis manusia akan menjadi atheis..
Kalau tidak salah, menjadikan manusia menjadi atheis adalah salah satu 
agenda Iblis.

Fakta:
1. Kordinator JIL ini kan sering bermukim di USA, mungkin dia pake definisi 
dari kamus ini.


wallahu a'lam

wassalam,

Wirawan
-Original Message-
From: suhana hana [EMAIL PROTECTED]
To: media-dakwah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED], 
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], 
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED]
Date: Mon, 30 Apr 2007 20:03:45 -0700 (PDT)
Subject: [media-dakwah] AKAL TIDAK LAZIM BILA MEMBELAKANGI WAHYU KARENA 
KETERBATASANNYA

AKAL TIDAK LAZIM BILA MEMBELAKANGI WAHYU KARENA KETERBATASANNYA



MEMPOSISIKAN AKAL PADA TEMPATNYA
Kebanyakan orang saat ini dan salah satunya adalah JIL yg menggunakan akal 
fikirnya untuk mengukur kebenaran yg bukan pada tempatnya, dan sejatinya 
hanya merupakan pembenaran terhadap argumentasinya untuk kepentingan 
kelompok saja. Dan tidak perduli kaidah akal fikir yg sudah masuk pada 
wilayah dimana akal tidak bisa membenarkan ataupun menyalahkan akidah. 
Karena wilayah akidah merupakan batas di mana kebenaran dan kesalahan harus 
tunduk pada kepentingan dan kebenaran wahyu.

Akal fikir pada dasarnya dibatasi hanya untuk mengetahui jalan kebaikan dan 
keburukan yang bersifat relative dan kondisional. Namun akal tidak bisa 
memutuskan kebenaran dan kesalahan yg bersifat mutlak dan hanya diketahui 
berdasarkan petunjuk wahyu (Al-qur’an dan Hadist). Sedangkan akal fikir 
hanya bersifat mengkuatkan kebenaran yg disampaikan oleh wahyu dan bukan 
mengkoreksi ataupun mempertentangkan kebenaran wahyu yang bersifat mutlak.

“telah kami tunjukkan kepadanya 2 jalan hidup (baik dan buruk)” (Al-Balad : 
10)

KEHARUSAN MEMPOSISIKAN WAHYU DI DEPAN AKAL
Seringkali akal fikir sejajar dengan wahyu, yaitu kebaikan atau keburukan yg 
diputuskan oleh akal tidak mungkin bertentangan dengan kebenaran wahyu, 
namun suatu saat wahyu berada di posisi terdepan meninggalkan akal fikir dan 
akal dipaksa tunduk oleh kebenaran wahyu (Al-qur’an dan Hadist) dan lazimnya 
akal tidak bisa berada di depan wahyu dalam memutuskan kebenaran ataupun 
kesalahan. Hingga pada saat kita melanggar kaidah dimana akal harus 
ditempatkan pada tempat yg semestinya, maka banyak kerancuan2 yg akan 
ditimbulkan dari hasil keputusan akal, karena potensi akal yg terbatas dan 
tidak mau ditundukkan, namun dipaksa untuk berada di depan kebenaran wahyu, 
maka sejatinya akan menimbulkan banyak pertentangan2 dan masalah secara 
psychologis. Sebab akal tidak akan mungkin memberikan keputusan yg tepat 
dari hasil kerja akal yg ingin memposisikannya berada di depan wahyu, 
apalagi akal berusaha untuk mempertentangkan kebenaran wahyu, maka 
kemungkinan timbul pertentangan
terhadap diri sendiri secara psychologis maupun pertentangan terhadap pihak 
lain akan selalu terjadi.

Namun akal cenderung berada sejajar dengan wahyu yaitu saling mengkuatkan 
akan kebenaran yg diberitakan dalam wahyu dengan pembuktian akal. Pada saat 
menetapkan kebaikan dan keburukan yg bisa diterima oleh akal dan perasaan, 
namun pada prinsipnya keputusan kebaikan dan keburukan hasil kerja akalpun 
tidak menyalahi wahyu. Namun untuk urusan kebenaran dan kesalahan, potensi 
akal harus diikat dan ditundukkan pada keputusan kebenaran wahyu dan bukan 
diputuskan pada hasil kerja akal. 

KETERBATASAN AKAL DAN KELUASAN WAHYU
Setelah kita mampu mengikat akal dan memposisikannya pada posisi yg tepat, 
yaitu kebaikan dan keburukan yg diputuskan oleh hasil kerja akal tidak 
bertentangan dengan wahyu dan pada saat memutuskan kebenaran dan kesalahan 
dalam akidah, namun kita mau menundukkannya atau mengikat akal pada 
kebenaran wahyu dan tidak memaksakan akal untuk memutuskan kebenaran yg 
harusnya diputuskan oleh wahyu, maka kenyamanan dalam menerima qodho dan 
qodhar Allah akan dapat dirasakan, dan secara psychologis akan mampu 
menghilangkan segala kemungkinan penyakit hati dan penyakit hilang akal 
(gila). Karena pada fitrahnya akal tidak akan mungkin berada di posisi 
terdepan dan meninggalkan wayu, itu disebabkan oleh keterbatasan akal dalam 
memutuskan tidak sebanding dengan wahyu yg tidak memiliki keterbatasan.

Hmm..aku jadi teringat dengan larangan guruku yg mengatakan padaku bahwa 
tidak semua boleh kamu masukkan ke dalam otak kamu, apa kamu pikir boleh 
memasukkan semua yg kamu pikirkan ke dalam otak? Bisa pecah kepala kamu 
itu.?! Dan biasanya aku 

[media-dakwah] Tanya: Panggilan Ummi kpd istri

2007-04-30 Terurut Topik kurnia wisesa
Assalamu'alaikum

Mungkin sudah menjadi pemandangan yang umum bahwa keluarga muslim sekarang
banyak yang menggunakan panggilan abi dan ummi.
Panggilan itu ditujukan buat orang tua oleh anak-anak mereka.
Jadi si anak memanggal ayahnya dengan abi (ayahku)dan ibunya dipanggil
ummi (ibuku).

Untuk mengajarkan anaknya dengan panggilan tersebut, sang ayah jadinya
memanggil istrinya dengan ummi (ibuku), paling tidak dihadapan anaknya.
Walaupun tidak jarang terbawa juga pada situasi tidak ada anaknya,
misalnya di depan teman-temannya, di keramaian, dan sebagainya.

Saya pernah membaca bahwa ada yg berpendapat panggilan ummi dari seorang
suami kepada istrinya bisa jatuh pada zihar (bener gak tulisannya..) alias
menjatuhkan talak atas istrinya secara tersirat (karena menyamakan
istrinya dengan ibunya)

Tapi ada juga yg berpendapat tidak mengapakarena maksudnya tidak
demikian. Maksudnya adalah mengajarkan anak untuk memanggila ibunya denga
panggilan ummi.

Sebenarnya, yang dicontohkan para sahabat dalam memanggil istrinya
dihadapan anak-anaknya bagaimana ? atau ... orang arab tuh...manggil
istrinya di depan anak-anaknya bagaimana ? apakah manggilnya
zaujati...atau ya umma harun (misalnya)... kalau memang kaya gitu...
anak-anaknya ntar manggilnya sama kaya gitu juga dong...

terima kasih atas jawabannya


---
This email was sent using SCTVNews Webmail.
get your free email http://www.sctvnews.com/


[media-dakwah] OOT Undangan Ikatan Akuntan Indonesia

2007-04-30 Terurut Topik indra_jabrix
IKATAN AKUNTAN INDONESIA ( IAI ) Mengundang Anda untuk menghadiri  
KLB IAI 2007 yang mencakup antara lain serangkaian acara Konggres
(untuk Anggota IAI)  Seminar (untuk Umum)  pada :

Hari/Tanggal : Selasa-Rabu, 22-23 Mei 2007 di Hotel Mulia, Senayan,
Jakarta.
Tema : PERAN AKUNTAN DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING BANGSA
 
Informasi dan Pendaftaran 

Panitia Konggres Luar Biasa IAI 2007, 
Graha Akuntan, Jl. Sindanglaya No.1 Menteng, Jakarta Pusat 10310. 
Telpon.  021-31904232 (ext 122,411,777) dan 021- 3919089. Fax.  021-
7245078, 021-3148110, SMS. 081388441067, Email :
[EMAIL PROTECTED], Website : www.iaiglobal.or.id
 
Rincian Seminar adalah sbb :
Seminar Profesional Akuntan di Tengah Turbulensi Perekonomian Indonesia 
Pembicara : Kwik Kian Gie, Airlangga Hartarto (Ketua Umum AEI), Ahmadi
Hadibroto (Ketua Dewan Pengurus Nasional - Ikatan Akuntan Indonesia),
 Moderator : Helmi Yahya.
 
Seminar Recent Development in The Accounting Profession 
Pembicara : Paul Meiklejohn (President CPA Australia), Herwidayatmo
(Ketua Dewan Konsultatif Standar Akuntansi Keuangan -  IAI). 
Moderator : Dudi M.Kurniawan.
 
Seminar Peran Akuntan dalam Meningkatkan Efisiensi Perekonomian 
Pembicara : Paskah Suzeta (Kepala Bappenas), Didi Widayadi (Kepala
BPKP), Emirsyah Satar (CEO Garuda Indonesia)   Moderator : Tito Sulistyo.
 
Open Forum Peran Akuntan dalam Meningkatkan Daya Saing Bangsa. 
Fasilitator : Farid Bachtiar 
 
Consurent Session  Global Qualification for Professional Accountants
Pembicara : Mr. Rhys Johnson, ACCA, Mr. Tay Kay Luan (Director ASEAN
and Australia ACCA).  Moderator : Rosita Uli Sinaga.
 
Renungan Hiburan Profesi Akuntan di Republik Mimpi   Oleh Effendi
Ghazali dan Tim Republik Mimpi.
 
Biaya Kegiatan
Seminar : Rp.1.500.000,- (Anggota IAI), Rp.1.750.000,- (Non Anggota IAI) 
Early Bird sd 30 April 2007 : Rp.1.350.000,- (Anggota IAI),
Rp.1.575.000,- (Non Anggota IAI) 
 
Transfer Rekening ke :
IAI Konggres a/c No.122-0004387414 Bank Mandiri KCP Cik DiTiro Jakarta
Atau Membayar Tunai pada Panitia Konggres Luar Biasa IAI 2007 
 
Daftar diri Anda dengan mengirimkan data melalui fax/email yang
menyebutkan :  Nama, Perusahaan/Instansi, Alamat, Telpon, Fax, Email,
dan No Anggota IAI (Kalau ada).

Terima Kasih atas kesediannya mem – Forward – ke email/milis
komunitas2 Anda 
 
Indra Jabrix
Publication - KLB IAI 2007




[media-dakwah] OOT : Undangan Manajemen Qolbu

2007-04-30 Terurut Topik suryati
Assalamualaikum. Wr.wb.

Dalam rangka meningkatkan iman  taqwa kepada Allah SWT.

Yayasan Masjid Baitul Hikmah ELNUSA bersama Daarut Tauhiid Jakarta,

Menyelenggarakan Majelis Manajemen Qolbu Al-HIKAM dengan Tema :

 KIAT - KIAT MENJADI KEKASIH ALLAH 

Bersama :

Ummu Ghaida Muthmainnah (The Ninih)

Waktu : 15.30 - 17.00 WIB

Dan

KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym)

Waktu : 18.00 - 20.00 WIB

Hari/Tanggal : Selasa, 01 Mei 2007 

Tempat : 

Masjid Baitul Hikmah ELNUSA

Jl. TB. Simatupang Kav. 1B Cilandak

Jakarta Selatan 12560

Wassalam,

Johan Arifin

PT. Elnusa Geosains

Jl. TB Simatupang Kav.1B Cilandak

Jakarta Selatan 12560

Telp. 021-78830866

Fax. 021-78831072

HP. 0813 848 999 90

E-mail : [EMAIL PROTECTED] com

Note :

Mohon disebarkan ke kerabat, saudara, keluarga,  teman yang Insya Allah
masih membutuhkan kajian seperti ini.


Yathie 
(Ingati bila Sunyi, Rindui bila Jauh, Fahami bila Keliru, Nasehati bila Lalai 
dan Maafkan bila Terluka. Alangkah Indahnya ukhuwah bila sgalanya karena Allah 
SWT)

   
-
Ahhh...imagining that irresistible new car smell?
 Check outnew cars at Yahoo! Autos.

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [media-dakwah] Tanya: Panggilan Ummi kpd istri

2007-04-30 Terurut Topik ARIHADI

smoga bisa sedikit menjawab
saya kutip dari :

http://www.eramuslim.com



Panggilan Ayah dan Bunda
Selasa, 27 Mar 07 07:48 WIB

Kirim Pertanyaan | Kirim teman

Assalamu'alaikum wr. Wb

Ustad Ahmad yang saya hormati, ada sebuah pertanyaan yang mengganjal
hati saya beberapa masa terakhir ini yaitu panggilan ayah dan bunda pada
suami isteri. Adakah hukum yang melarang seorang suami memanggil
isterinya dengan panggilan bunda dan si isteri memanggil suaminya ayah.
Mohon pencerahan dari ustad.

Terimakasih, 

Assalamu'alaikum wr. Wb

Pane

Jawaban
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

Panggilan seorang suami kepada isterinya dengan sebutan 'bunda' memang
sangat banyak kita lihat. Bukan hanya kata 'bunda' saja, tetapi semua
variannya, seperti 'mama', 'ibu', 'kakak', bahkan 'ummi'.

Demikian juga dengan panggilan seorang isteri kepada suaminya,
seringkali dengan sebutan 'ayah', 'papa', 'bapak', 'adik' danbahkan
'abi'.

Sebenarnya tidak ada yang terlarang dengan panggilan-panggilan seperti
ini, asalkan sudah menjadi kelaziman. Tentu sama sekali tidak ada niat
dari masing-masing pasangan untuk memposisikan suami atau isteri dengan
cara yang berbeda. Maksudnya, ketika seorang isteri memanggil suaminya
dengan sebutan 'ayah', tentu niatnya bukan menganggap suaminya sebagai
ayahnya. Demikian juga sebaliknya.

Memang secara bahasa, panggilan-panggilan ini agak rancu. Tapi yang
tidak rancu terkadang malah aneh terdengar di telinga. Mungkin kita akan
merasa janggal kalau mendengar seorang isteri memanggil suami dengan
sapaan Suamiku, suamiku!. Lalu suaminya menjawab, Ya, ada apa
isteriku? Persis potongan film Cina yang disulih (dubbing) dengan
bahasa Indonesia.

Jadi ini sebenarnya masalah rasa bahasa. Kita adalah bangsa yang
tergolong santun dalam berbahasa, saking santunnya sampai-sampai
'keluar' dari alur aslinya. Meski tidak harus selalu bertentangan dengan
syariah.

Misalnya panggilan 'saudara' atau 'saudari', sudah menjadi sebuah
keumuman bahwa kita menyapa orang lain, baik yang kita kenal atau pun
yang tidak dengan panggilan itu. Padahal kalau mau ditarik ke arah hukum
syariah, seorang laki-laki diharamkan menikah dengan saudari
perempuannya. Atau lebih tegasnya seorang al-akh tidak boleh menikahi
ukhti-nya. Karena hubungan antara akh dengan ukht adalah hubungan
kemahraman yang dilarang terjadinya pernikahan.

Panggilan Abi dan Ummi

Sayangnya, ada panggilan yang agak 'lebih parah' lagi. Yaitu panggilan
isteri kepada suaminya dengan sebutan 'abi'. Dan sebaliknya, panggilan
suami kepada isterinya dengan sebutan 'ummi'.

Kenapa kami bilang lebih parah?

Karena kata 'abi' bukan sekedar bermakna ayah, yang masih bersifat umum,
tetapi sudah makrifah, di dalamnya sudah ada penekanan bahwa yang
dipanggil abi adalah ayah saya. Maka ketika isteri menyebut 'abi'
artinya adalah ayah saya. Ketikasuami menyebut 'ummi' artinya adalah ibu
saya.

Di sini yang jadi sorotan adalah semangat menggunakan bahasa arab yang
agak kurang tepat mengenai sasaran. Masalahnya, Rasulullah SAW dan para
shahabat yang orang arab, sama sekali tidak pernah menyapa isteri mereka
dengan sebutan 'ummi'. Para isteri shahabat juga tidak pernah memanggil
suami mereka dengan sapaan 'abi'. Karena suami mereka memang bukan ayah
mereka, sebagaimana isteri mereka bukan ibu mereka.

Mereka tetap memanggil isteri mereka dengan kata umm, tetapi bukan
'ummi'. Di sini letak titik masalahnya. Mereka panggil isteri mereka
dengan sebutan yang menyebutkan kedudukan ibu terhadap anaknya. Kalau
anak mereka bernama Zaid misalnya, maka panggilannya adalah: 'Umma
Zaid'.

Kok umma bukan ummu?

Ya, karena kata umm dalam kalimat itu berposisi sebagai munada atau
pihak yang dipanggil, dan dia sendiri adalah mudhaf, maka kedudukannya
menjadi nashab (manshub). Dan tandanya adalah fathah. Aslinya, ada huruf
munada seperti 'ya'yang artinya wahai. Maka aslinya: Ya umma Zaid.
Artinya, wahai ibunya Zaid.

Demikian juga, si isteri menyapa suaminya bukan dengan sebutan 'abi',
melainkan 'aba zaid'.

Tetapi sebutan itu bukan panggilan langsung kepada orangnya, maka posisi
rafa' dengan dhammah sebagai tandanya. Abu Zaid dan Ummu Zaid.

Maka tidak ada salahnya kita sedikit mengoreksi masalah ini, sambil
hitung-hitung belajar bahasa arab dengan baik. Kalau anda punya anak
bernama Muhammad, cobalah sapa isteri anda dengan panggilan: umma
Muhammad. Akan terasa lebih meresap dari sisi bahasa dan tentunya lebih
syar'i.Ketimbang disapa dengan sebutan yang lain.

Tetapi apa yang kami sampaikan bukanlah hal yang prinsipil, apalagi
menabrak larangan syariah. Sekedar bahan renungan, setidaknya untuk
mereka yang sedang merindukan untuk punya bahtera kehidupan yang lebih
baik di masa mendatang. Apa salahnya sejak awal sudah lebih kritis dalam
penggunaan istilah?

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

Ahmad Sarwat, Lc



  - Original Message - 
  From: kurnia wisesa 
  To: media-dakwah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, May 01, 2007 11:17 AM