Re: Sedikit ringkasan ttg komunisme (Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia)
Setuju! mungkin pemakaian kata2 "nggak enak"nya mesti diilangin. saya pribadi tadinya udah enak baca argumennya tiba2 ada kata2 tsb jadi mengurangi nilai argumentasinya. faran Date: Fri, 7 Apr 2000 14:09:42 -0700 Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] From: Budi Haryanto [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Buat Anjas, Terima kasih, sekali lagi terima kasih banyak. Pencerahan inilah yang sebenarnya saya tunggu-tunggu selama tiga hari ini (sambil ngelus dada sendiri, karena selama tiga hari ini saya telah menjadi sedemikian bodoh dan malasnya di mata anda). Banyak sekali masukan buat saya dari tulisan anda ini. Dan saya juga bisa mulai sedikit mengerti tentang 'komunis' itu sendiri. Saya sangat menghargai upaya anda untuk share hal ini. Saya ngerti bahwa anda tidak begitu rela untuk melakukan ini, untuk itu saya mohon maaf. Saya juga mohon maaf karena telah terpancing untuk meniru tulisan anda yang sebenarnya banyak bernada kurang enak. Kelihatannya saya mulai tertarik untuk tahu banyak tentang 'komunis' ini. Mudah-mudahan kedepan ini saya bisa memenuhi anjuran anda meluangkan sedikit waktu guna mempelajari 'komunis' ini. Eh, omong-omong, anda kok suka sekali sih makai kata-kata 'jorok' atau 'nggak enak' untuk dibaca dalam posting-posting anda? Mungkin nggak diperhalus? Sekali lagi terima kasih. Salam, Budi Jeffrey Anjasmara wrote: This guy is really Mungkin sekedar lazy, atau sok-ngetes, okay... Mari kita kembali dari awal yah. Sudah saya cek folder saya, dan waktu anda tanya pertama kali, saya belum menyebut sama sekali tentang DEMOKRASI. Nah, anda telah (sengaja?) mencampurbaurkan dengan posting orang lain atau bagaimana saya tidak tahu deh. Tapi nggak apa karena berarti saya bisa kurangi satu pokok bahasan (instead of two topics). Paham komunisme dimulai oleh Karl Marx yg tidak puas dengan kondisi sosial di negerinya (Jerman/Prusia). Setelah sadar bahwa untuk belajar kondisi sosial masyarakat perlu juga untuk belajar politik dan ekonomi, maka dia ngungsi keluar dari Jerman. Berbagai karya cikal bakal komunisme didasari oleh ketidakpuasannya terhadap teori sosialisme para pakar waktu itu. Si Marx ini sangat rajin, dan teori komunismenya ini makin menjadi bentuk karena makin lama makin mendetail. Revolusi (yg dapat oom Budi terjemahkan sebagai gerakan radikal berskala luas, monggo deh) sudah akrab dengan paham komunisme sejak masih jabang bayi. Setelah dijauhi di Jerman, ditendang Belgia, lalu Marx dapat tempat di Perancis, tendang lagi jatuh di Inggris. Buku pertama tentang komunisme tidak langsung jadi paham bahwa pribadi tidak punya hak properti dan negara yg punya hak. Belum tuh. Mula-mula muncul karya tentang "monetary" dengan konsep yg super baru. Setelah itu muncul konsep kapital dan labor (buruh) -- (saya sarankan beli Das Kapital, don't be so cheap lah). Di sini banyak sekali filosofi-filosofi yg terlalu mendetail dan sulit dibahas tanpa membahas kondisi "poleksosbud" di negara-negara Eropa kala itu. Singkat kata, ajarannya beserta ajaran Frederick Engels (juga orang Jerman atau tepatnya Prusia), berintikan perjuangan antar kelas. Mengapa mengkawatirkan? Ini berkali-kali anda tanyakan. Sungguh saya tak habis pikir karena untuk menjawabnya cukup pakai ajaran anak SMP. Ini tidak bermaksud merendahkan. Memang jawabannya karena ajaran mereka menghendaki penghancuran fundasi existing sosial ekonomi. Itu saja. Persis yg diajarin guru sejarah SMP saya itu. Kalau mau lebih detail, maka tak bedanya membahas Al Quran atau Bible. Tak habis-habisnya dan tak akan selesai. Yang perlu dipikirkan, bila ajarannya menentukan hal tersebut, lalu apa konsekuensi logisnya? Bukankah pertumpahan darah? Mana ada penghapusan properti diikuti dengan lega hati oleh orang-orang kecuali oleh orang yg tak punya apa-apa? Kaum proletar, atau kaum buruh didefinisikan sebagai kaum revolusioner. Catatan: Indonesia sebagai negara agraris sebetulnya tak berhak / tak cocok, makanya diubah sedikit bahwa kaum proletar adalah kaum buruh dan tani. Nah, baru cocok. Nyeleweng lagi, pandangan Sukarno tentang Marhaen, mirip dengan definisi kaum proletar ini. Indonesia mempunyai lebih banyak tani dan buruh daripada kelas menengah. Ditambah dengan kenyataan jurang status ekonomi yg demikian lebar. Dari awal, ini adalah target dari penyebaran ajaran komunisme yang menyatakan (LENIN YG BILANG!) bahwa makin banyak kaum proletar, maka makin kuatlah kaum revolusioner. Dari sini anda akan sedikit bingung (maaf, saya asumsikan anda nggak tahu sesuai dg keinginan anda) kok mirip dengan ajaran Sukarno ya? Tentu saja mirip karena Sukarno juga penggemar karya Marx. Lagipula ajaran Marx dapat digolongkan sebagai ajaran ekonomi politik SCIENCE saja. Bisa juga digolongkan sebagai varian dari ajaran Sosialisme. Banyak sekali pelopor bangsa Indonesia yg terpengaruh ajaran ini karena Indonesia saat itu masih berada di cengekraman Belanda.
Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia
Bener, yang di contoh dari amerika cukup teknologi dan proffesionalismenya aja. Kalo masalah ketuhanan sih nggak usah di ikutin. :) FAran Date: Fri, 7 Apr 2000 11:21:16 -0400 Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] From: Mahendra Siregar [EMAIL PROTECTED] Subject: Lahirnya Partai Komunis Indonesia To: [EMAIL PROTECTED] Bung Irwan dan teman-teman Permias, Saya belum sampai kepada suatu kesimpulan mendukung atau menolak penghapusan TAP MPRS itu. Namun saya sekedar mengingatkan bahwa AS ini adalah negara sekuler sedangkan Indonesia adalah negara yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa. Perbedaan ini sangat signifikan dalam memberikan kebebasan dan pembatasan mengenai agama dan pelaksanaan tata-ibadahnya. Oleh karena itu, Hak dan Kebebasan orang untuk beragama atau tidak beragama di AS (termasuk hak untuk menyembah Setan sekalipun), tidak relevan untuk menjadi panutan bagi Indonesia. Kecuali, tentu saja, kita buang dulu sila pertama pada Pancasila itu, dan ikut-ikutan menjadi negara sekuler seperti AS. Salam Mahendra -Original Message- From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: Thursday, April 06, 2000 9:15 AM Subject: Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam Pak Jaya (Troy?)/Anjasmara, Cukup menarik membaca penuturan bahwa anda sudah cukup banyak membaca mengenai komunisme. Saya pribadi sebenarnya tidak terlalu tertarik dengan komunisme apalagi mau jadi pengikut paham ini. Walau demikian, sebagai orang yg mengakui HAM, saya tidak bisa melarang orang untuk tidak boleh mengikuti paham komunisme. Ada beberapa pertanyaan yang ini saya ajukan kepada anda dan juga rekan lainnya yang mendukung TAP MPRS tentang komunisme itu perlu dipertahankan. 1.Apakah anda termasuk kelompok pendukung HAM? 2.Apa alasan anda untuk melarang orang untuk menganut paham komunis bila dilain sisi anda tidak melarang orang untuk menganut paham kapitalis, paham liberal, paham pancasila, dan paham-paham lainnya. 3.Bila anda mengaitkan paham komunis dengan perilaku para pengikutnya di masa lampau yang anda katakan telah beberapa kali mencoba melakukan kudeta terhadap pemerintahan yang sah, bagaimana pendapat anda dengan kelompok dari paham atau aliran lainnya yang juga melakukan tindakan serupa? Misalnya saja, ingin mendirikan negara kita dengan berbasis agama tertentu. Apakah dengan demikian anda juga setuju untuk dibuatkan TAP MPR untuk melarang ajaran atau kelompok tersebut di Indonesia? 4.Apakah di AS ada larangan terhadap ajaran komunis? Setahu saya tidak ada larangan. Bahkan untuk menjadi atheis sekali pun tidak dilarang. Mohon saya dikoreksi kalau salah. Yang dilarang oleh pemerinta AS adalah tindakan2 anarki yang bisa mengganggu ketertiban atau pun keamanan orang lain. Dan hukum ini berlaku untuk semua, tidak perduli apakah dari kelompok mayoritas atau pun minoritas. Sekedar contoh saja: - Di AS ada hukum yang melarang orang untuk melakukan tindakan diskriminasi atas dasar agama, ras, asal negara/kewarganegaraan, gender. Ada hukum yang melarang orang untuk melakukan penyerangan baik secara fisik atau pun ancaman yang dapat menganggu ketentraman maupun keselamatan orang lain. Walau demikian, tidak ada larangan untuk orang memiliki SIFAT tidak suka dengan pengikut agama lain, atau ras yg berbeda dengan dia, dll. - Di AS ada aturan bahwa rumah ibadah tidak dibenarkan dalam acara ibadahnya sampai menyebabkan polusi suara dalam pengertian acara ibadahnya sampai terdengar keluar gedung ibadah. Hal ini mengingat tidak semua orang disekitar rumah ibadah tersebut yang mau diganggu dengan polusi suara yang keluar dari rumah ibadah tersebut. Hal ini berlaku untuk semua agama tanpa kecuali termasuk pula untuk umat Kristen yang katanya mayoritas di AS, tidak dibenarkan dalam ibadah di gereja sampai membuat polusi suara bagi rumah sekitarnya. [mudah2an Indonesia segera mengikuti hal baik ini] Dengan memperhatikan hal2 di atas, saya berkesimpulan bahwa pelarangan terhadap ajaran komunis dengan memuatnya dalam alat hukum seperti TAP MPRS adalah suatu bentuk nyata dari ketidakpercayaan diri akan paham yg di miliki. Ketakutan akan paham komunis bisa menyebar di Indonesia adalah wujud nyata dari lemahnya mental dan pendidikan rakyat Indonesia, pun agama yang sering digembar-gemborkan sebagai benteng yang kuat ternyata sebenarnya rapuh sehingga perlu dibuat benteng tambahan dengan adanya TAP MPRS tersebut. Adalah jauh lebih penting membuat perangkat hukum yang dapat membatasi orang untuk tidak melakukan tindakan kekerasan atau pun membahayakan keselamatan orang lain. Dan hukum ini dijalankan dengan penuh konsekuen tanpa pandang bulu. Sekedar contoh saja, ada larangan membawa senjata tajam di muka umum seperti misalnya golok atau
Re: Welcome Back, Eyang Troy...;)) (Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia)
In a message dated 4/8/00 1:32:44 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Hehehe..ternyata lae Irwan jeli juga ya melihat munculnya nama "Jaya" di sela-sela 4 email beralamat 'Jeffrey' tertanggal 28 Maret 2000 yl. Irwan: Lae Dharma, sebenarnya hal itu hanya kebetulan saja. Kebetulan pas saya baca postingnya. Hal ini mengingat memang tidak semua posting di milis ini sempat saya baca. Karena menyadari bahwa pemilik nama Jeffrey Anjasmara sudah "tidak keberatan" lagi untuk membuka identitasnya dengan menuliskan nama aslinya, karenanya saya beranggapan akan lebih menghormati bila dalam posting2 selanjutnya saya menggunakan nama aslinya saja. Saya pun sedikit menceritakan peristiwanya, itu juga karena ditanya oleh Pak Nasrullah. Karena memang saya lebih mementingkan isi tulisannya ketimbang orangnya untuk diskusi secara terbuka di milis ini. Nah, karena sudah menjadi kebiasaan baru saya untuk selalu mencoba memberikan respek terhadap partner diskusi, karena saya lebih suka menuliskan nama aslinya ketimbang nama "iseng" yang bersangkutan. Tulisannya menurut saya beberapa ada bagus disimak. Karenanya, selain memberi respek terhadap rekan diskusi, tampaknya cara saya menjawab dengan mencantumkan nama asli juga akan memberikan poin lebih tersendiri buat penulisnya. Untuk Pak Brawijaya atau Eyang Troy, selamat "datang kembali" di milis Permias. Tulisan2 tajam anda selanjutanya tetap dinanti. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: Welcome Back, Eyang Troy...;)) (Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia)
Akhirnya, sepandai-pandainya Eyang Troy alias Jaya alias FNU Brawijaya menutupi masa lalunya di PERMIAS, ternyata 'Jeffrey' membongkar sendiri kedok aslinya atawa 'Jeffrey' udah ikut-ikutan "pikun seperti Eyang"...hmm..masih inget khan kata2 ini..;)) So, welcome back, Eyang Troy dan anda tidak perlu malu untuk memakai nama Jaya lagi daripada harus menipu diri sendiri dengan nama palsu (dosa lho, 'Yang). ternyata tanpa saya sadari saya waktu itu berdebat dengan kuya toh... heheh... tak terduga memang oh well... boss, selamat datang kembali boss.. !! :) e r juni
Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (attn: Jaya)
Iya deh Pak Kambing. Terserah Anjasmara From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (attn: Jaya) Date: Fri, 7 Apr 2000 17:11:50 EDT In a message dated 4/7/00 3:02:33 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Jaya: Irwan, anda ini malah jadinya mengagung-agungkan hukum dan mensakralkan hukum. Lama-lama hukumnya dijadikan tuhan. Jadinya sama dong dengan mensakralkan Pancasila, mensakralkan Suharto, mensakralkan Megawati, dll. Irwan: Dalam kehidupan bernegara dalam artian sebagai warganegara, maka yang perlu dijadikan acuan adalah hukum. Dalam kehidupan sebagai pribadi, maka keyakinan yg dipeganglah yang dijalankan. Bila berkeyakinan akan adanya Tuhan, maka tunduklah akan Tuhan. Bila berkeyakinan tidak adanya Tuhan, silahkan jalani kehidupan sesuai dengan keyakinan yang dianut. Jaya: Untuk yg seperti ini ada istilahnya yaitu keblinger dengan semua yg serba produk AS. Lupa dengan batasan-batasan atau karakteristik yang unik dari setiap negara atau wilayah. Irwan: Saya adalah tipe orang yang akan memakai "produk" dari Australia, bila memang "produk" itu menurut saya adalah baik. Akan memakai "produk" dari Afrika Selatan bila memang "produk" tersebut menurut saya "produk" tersebut adalah baik. Akan memakai "produk" dari AS bila menurut saya "produk" tersebut adalah baik. Saya bukan tipe orang yang akan menolak memakai "produk" Australia hanya karena takut dikatain Australia minded, padahal "produk" tersebut adalah baik untuk saya. Saya bukan tipe orang yang akan menolak memakai "produk" AS hanya karena takut dikatain AS minded, padahal "produk" tersebut adalah baik untuk saya. "Minds are like parachutes. They only function when they open." Jaya: Untuk kesimpulan anda bahwa sila pertama berarti memaksakan kehendak dan melanggar HAM, saya katakan secara gamblang bahwa INDONESIA ADALAH NEGARA YG BERAZASKAN AGAMA (Tuh, tahu kan?). Jadi kalau orang tidak mau beragama tidak akan dipaksa untuk tinggal di Indonesia. Silakan cari negara macam AS, Rusia, dll. Masak yg kayak gini lupa. Irwan: Tampaknya anda menulis sudah dengan emosi sehingga nalar anda tidak lagi jalan. Saya ulangi lagi apa yg saya postingkan dalam posting terdahulu tapi dengan bahasa yang berbeda. Moga2 anda menyimak dengan baik dan tahan dulu emosi anda:) Hak Asasi Manusia (HAM) memberikan kebebasan seseorang untuk mengimani apa yang dia yakini. Anggap saja di atas adalah kalimat pertama. Mari kita lihat kalimat kedua. Pancasila mewajibkan orang percaya pada adanya Tuhan Yang Maha Esa. Nah, sebelum berangkat lebih jauh, adakah yang salah dari 2 kalimat di atas? Semuanya adalah benar. Nah, ketika digabungkan logika dari keduanya, maka akan terlihat adanya pertentangan. Pancasila mewajibkan orang untuk percaya pada Tuhan Yang Maha Esa sementara dalam HAM memberikan kebebasan orang untuk mengimani apa yang dia yakini Jadi, sangat jelas bisa dilihat bahwa Pancasila khususnya sila pertama itu tidak sejalan dengan HAM karena ternyata orang tidak memiliki lagi kebebasan untuk meyakini apa yang dia yakini. Orang yang hidup dalam lingkungan Pancasila diwajibkan untuk percaya dengan adanya Tuhan Yang Maha Esa walau itu bukan yang dia yakini. Mohon dibedakan dengan pertanyaan apakah salah bila Indonesia tidak mengikuti HAM dalam contoh di atas? Pertanyaan ini sudah out of context karena fokus saya adalah untuk menunjukkan apa yang menyebabkan Pancasila saya lihat tidak sejalan/sesuai dengan HAM. Masalah benar atau tidak berlaku demikian, itu sudah bicara masalah lain. Jaya: Sebelum anda makin membingungkan diri sendiri, perlu dibuka kembali buku pelajarannya bahwa Pancasila juga produk hukum. Bahkan merupakan hukum tertinggi. Irwan: Anda membahas sesuatu yg tidak dibahas dalam tulisan awal. Saya mencoba menunjukkan kenapa saya sampai pada kesimpulan Pancasila itu tidak sejalan dengan HAM. Saya pun dalam posting terdahulu hanya mengatakan kita tidak perlu mengagung2kan Pancasila atau pun mensakralkannya. Jaya: Kan sungguh ironis kalau anda sibuk membingungkan diri kenapa dg Pancasila yg disakralkan lalu masih babak belur kok kita mau memakainya terus. Mending kita bicara hukum (kata anda). Lhadalah, kan jadi aneh bin ajaib. Katanya nggak mau mensakralkan Pancasila, tapi mau mensakralkan hukum. Padahal Pancasila juga hukum. Apa saya nggak bingung? Coba ada yg mau nambahin biar saya tambah bingung? Irwan: Pengertian mensakralkan bagi saya itu adalah menjadikannya sesuatu yang tidak bisa dirubah. Hukum bagi saya adalah sesuatu yg bisa dirubah. Karenanya, saya bukan termasuk orang yang mesakralkan hukum. Demikian juga Pancasila. Bagi saya, Pancasila bukanlah sesuatu yang perlu disakralkan sehingga tidak boleh dirub
Re: Welcome Back, Eyang Troy...;)) (Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia)
Kemunculan Datubara itu seperti kemunculan komunisme. Selalu menimbulkan kerusuhan dan mengatur-atur komunitas PERMIAS. Awas bahaya laten Datubara. Anjasmara - From: Dharma Datubara [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Welcome Back, Eyang Troy...;)) (Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia) Date: Fri, 7 Apr 2000 22:22:06 PDT Salam PERMIAS, Hehehe..ternyata lae Irwan jeli juga ya melihat munculnya nama "Jaya" di sela-sela 4 email beralamat 'Jeffrey' tertanggal 28 Maret 2000 yl. Akhirnya, sepandai-pandainya Eyang Troy alias Jaya alias FNU Brawijaya menutupi masa lalunya di PERMIAS, ternyata 'Jeffrey' membongkar sendiri kedok aslinya atawa 'Jeffrey' udah ikut-ikutan "pikun seperti Eyang"...hmm..masih inget khan kata2 ini..;)) So, welcome back, Eyang Troy dan anda tidak perlu malu untuk memakai nama Jaya lagi daripada harus menipu diri sendiri dengan nama palsu (dosa lho, 'Yang). Eh, ngomong2, boleh juga tuch sebenarnya nama 'Jeffrey Anjasmara', tapi sayang sekali, nama itu sudah harus anda kubur dalam-dalam. Well, I am so sorry to hear that, mas Jaya. Salam hangat dari sahabat lama anda, Dharma Datubara [EMAIL PROTECTED] In a message dated 4/6/00 11:10:36 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Pak Jaya (Troy?)/Anjasmara, = Ini Maksudnya apa? Pak Nasrullah, saya punya kebiasaan untuk menyapa orang lain dengan nama sebenarnya. Beberapa hari yang lalu beliau sendiri di milis ini yang tampaknya secara tidak sengaja menuliskan nama sebenarnya tersebut sebagai Jaya ketika merespon posting Pak Ali dalam topik seputar Indonesian Night di DC. Mengenai kata Troy dalam kurung menunjukkan nama kota. Dulu di milis ini ada rekan yang bernama Jaya atau lebih dikenal dengan sebutan Eyang Troy. Saya harapkan beliau untuk selanjutnya pakai nama asli saja karena sudah kadung diketahui bersama di milis ini. Toh sekarang sudah jaman reformasi, kenapa kita masih takut untuk bersuara kalau memang kita yakini apa yang kita omongkan itu bisa dipertanggung jawabkan dan juga punya tujuan baik. Kalau ternyata hal tersebut memberatkan, saya sarankan sih untuk membuat email baru lagi sekalian bangun karakter baru agar tidak bisa dikenali. Semoga cukup menjelaskan. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: Welcome Back, Eyang Troy...;)) (Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia)
Kusuruh push up kau kuya!! Ini manifesto politik 3201: 1. Oles pisang ke ketiak kau kuya. 2. Masukkan pisang ke mulut kau. 3. Kulum dan kunyah hai kuya. Anjasmara -- From: E R Juni [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Welcome Back, Eyang Troy...;)) (Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia) Date: Sat, 8 Apr 2000 01:03:31 -0500 Akhirnya, sepandai-pandainya Eyang Troy alias Jaya alias FNU Brawijaya menutupi masa lalunya di PERMIAS, ternyata 'Jeffrey' membongkar sendiri kedok aslinya atawa 'Jeffrey' udah ikut-ikutan "pikun seperti Eyang"...hmm..masih inget khan kata2 ini..;)) So, welcome back, Eyang Troy dan anda tidak perlu malu untuk memakai nama Jaya lagi daripada harus menipu diri sendiri dengan nama palsu (dosa lho, 'Yang). ternyata tanpa saya sadari saya waktu itu berdebat dengan kuya toh... heheh... tak terduga memang oh well... boss, selamat datang kembali boss.. !! :) e r juni __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: Welcome Back, Eyang Troy...;)) (Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia)
Kusuruh push up kau kuya!! Ini manifesto politik 3201: 1. Oles pisang ke ketiak kau kuya. 2. Masukkan pisang ke mulut kau. 3. Kulum dan kunyah hai kuya. hati2 boss... jangan terlalu bersemangat... tutup dulu ladang ganjanya hahaha... :-) e r juni
Re: Welcome Back, Eyang Troy...;)) (Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia)
Anjas, Anda ini memang punya kebiasaan 'jorok'. Tulisan-tulisan anda sebagian besar berbau 'jorok'. Pantas saja rekan Ida menyarankan untuk 'menyaring' e-mail yang berasal dari anda. Sayang sekali, banyak pengetahuan yang ada di otak anda tecampuri oleh sifat anda yang 'jorok'. Tolonglah, kurangi atau hilangkan penggunaan kata-kata 'jorok' dalam tulisan anda, sehingga saya bisa menikmatinya dengan tenang. Salam, Budi
Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ....
Wah, mulai nggak sehat nih. Bye...bye Anjas -- From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam Date: Fri, 7 Apr 2000 13:55:49 EDT In a message dated 4/6/00 10:27:52 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Irwan: Walau demikian, sebagai orang yg mengakui HAM, saya tidak bisa melarang orang untuk tidak boleh mengikuti paham komunisme. Jaya: Ini tergantung penafsiran anda atas HAM. Saya punya penafsiran yg lain lagi dengan mengingat kenyataan paham komunis selalu menindas HAM bila sudah berkuasa. Makanya mesti dibuat mekanisme agar mereka tidak dapat menguasai kita. Simpel kan? Irwan: Kalau dasar pemikiran anda untuk melakukan pelarangan adalah seperti ini, maka bagaimana dengan ORBA yg sering melakukan penindasan HAM? Pahamnya ORBA apa sih? Kalau gitu, khan juga kudu dilarang dong...:) Saya harap anda mau konsisten dalam menggunakan logika di diskusi kita kali ini. Irwan: 1.Apakah anda termasuk kelompok pendukung HAM? Jaya: Oya jelas. Masalahnya banyak LSM yg menggunakan isu HAM sebagai komoditi untuk kepentingan sendiri, dan ada juga LSM paham kiri. Anda jangan bilang tidak dapat melihatnya ah. Untuk itu perlu diklarifikasi HAM yg macam mana yg dimaui? Silakan baca artikel Taufik Ismail yg saya lontarkan. Irwan: Bisa dijelaskan sebenarnya ada berapa HAM sih? HAM itu khan seharusnya bersifat universal. Koq dibikin versi2 segalah, seperti Windows saja...:) Irwan: 2.Apa alasan anda untuk melarang orang untuk menganut paham komunis bila dilain sisi anda tidak melarang orang untuk menganut paham kapitalis, paham liberal, paham pancasila, dan paham-paham lainnya. Jaya: Itu semua harus dilihat dari kejadian di masa lalu. Untuk melihat ke depan orang harus menengok ke masa silam dan masa sekarang. Sesimple itu saja lah. Semua berawal dari masalah statistik historis saja lah. Untuk coba-coba, taruhannya terlalu besar mas. Ingat langkah Syahrir yg menghasilkan pemberontakan Muso itu. Irwan: Kembali ke apa yg sudah saya sebutkan di atas. Masa ORBA (32 tahun), banyak menghasilkan hal2 buruk dan menyedihkan. Nah, kalau anda konsisten dengan mengacu pada kejadian masa lalu untuk membuat pembatasan atau pelarang, kira2 paham ORBA yg manakah yang perlu dilarang? Irwan: 3.Bila anda mengaitkan paham komunis dengan perilaku para pengikutnya di masa lampau yang anda katakan telah beberapa kali mencoba melakukan kudeta terhadap pemerintahan yang sah, bagaimana pendapat anda dengan kelompok dari paham atau aliran lainnya yang juga melakukan tindakan serupa? Misalnya saja, ingin mendirikan negara kita dengan berbasis agama tertentu. Apakah dengan demikian anda juga setuju untuk dibuatkan TAP MPR untuk melarang ajaran atau kelompok tersebut di Indonesia? Jaya: Saya tidak tertarik dengan ide seperti itu. Paham anda ini mirip sekali dengan pendapat Aberson Sihaloho hari ini. Bahwa TAP MPRS itu tidak perlu karena tidak berlaku publik, lebih tepat dijadikan UU. Nah, ini berbahaya dan dapat menjadi trik yg kotor dari orang-orang yg ingin mencabut TAP dengan alasan tersendiri. Kalau mau, buat dulu UU tersebut, baru TAP dicabut. Kalau tidak, bisa-bisa UU tidak akan pernah lahir. Ini taktik kuno!!! Maaf, saya malah melebar karena jadi kepikiran dengan taktik Gus Durno dkk tadi. Irwan: You didn't get my point. Mohon hilangkan kebiasaan terlalu cepat mengambil kesimpulan kalau anda tidak yakin benar dengan maksud tulisan saya. Akan jauh lebih baik anda bertanya balik maksud tulisan saya ketimbang anda main hantam kromo menarik kesimpulan yang jauh banget dari apa yang saya tulis. Moga2 kita sepakat untuk tidak menulis dengan gaya mengalihkan topik atau pun gaya2 provokasi. Mari berdiskusi dengan sehat. Dalam poin 3 itu yg ingin saya sampaikan, kalau kita melarang suatu paham berdasarkan record di masa lalu yg buruk, maka hal ini harus berlaku adil terhadap semuanya. Artinya, kalau masa lalu paham komunis memiliki record yg buruk sehingga dilarang ada di Indonesia, maka bila paham kapitalis atau pun liberal menunjukkan record buruk dimasa lalu maka harus pula dilarang ada di Indonesia. Demikian juga bila paham pancasila ternyata memiliki record yang buruk di masa lalu, maka paham pancasila perlu dilarang ada di Indonesia. Demikian juga bila aliran agama Kristen punya record buruk dimasa lalu, maka agama Kristen perlu dilarang ada di Indonesia. Termasuk bila aliran agama Islam punya record buruk di masal lalu, maka agama Islam perlu dilarang ada di Indonesia. Cukup bijakah melakukan hal tersebut? Bukankah seharusnya yang perlu diperhatikan adalah tindakan yg melanggar hukum, melanggar ketertiban, menggangu dan mengancam keselamat orang lain yang justru
Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (attn: Jaya)
In a message dated 4/7/00 3:02:33 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Jaya: Irwan, anda ini malah jadinya mengagung-agungkan hukum dan mensakralkan hukum. Lama-lama hukumnya dijadikan tuhan. Jadinya sama dong dengan mensakralkan Pancasila, mensakralkan Suharto, mensakralkan Megawati, dll. Irwan: Dalam kehidupan bernegara dalam artian sebagai warganegara, maka yang perlu dijadikan acuan adalah hukum. Dalam kehidupan sebagai pribadi, maka keyakinan yg dipeganglah yang dijalankan. Bila berkeyakinan akan adanya Tuhan, maka tunduklah akan Tuhan. Bila berkeyakinan tidak adanya Tuhan, silahkan jalani kehidupan sesuai dengan keyakinan yang dianut. Jaya: Untuk yg seperti ini ada istilahnya yaitu keblinger dengan semua yg serba produk AS. Lupa dengan batasan-batasan atau karakteristik yang unik dari setiap negara atau wilayah. Irwan: Saya adalah tipe orang yang akan memakai "produk" dari Australia, bila memang "produk" itu menurut saya adalah baik. Akan memakai "produk" dari Afrika Selatan bila memang "produk" tersebut menurut saya "produk" tersebut adalah baik. Akan memakai "produk" dari AS bila menurut saya "produk" tersebut adalah baik. Saya bukan tipe orang yang akan menolak memakai "produk" Australia hanya karena takut dikatain Australia minded, padahal "produk" tersebut adalah baik untuk saya. Saya bukan tipe orang yang akan menolak memakai "produk" AS hanya karena takut dikatain AS minded, padahal "produk" tersebut adalah baik untuk saya. "Minds are like parachutes. They only function when they open." Jaya: Untuk kesimpulan anda bahwa sila pertama berarti memaksakan kehendak dan melanggar HAM, saya katakan secara gamblang bahwa INDONESIA ADALAH NEGARA YG BERAZASKAN AGAMA (Tuh, tahu kan?). Jadi kalau orang tidak mau beragama tidak akan dipaksa untuk tinggal di Indonesia. Silakan cari negara macam AS, Rusia, dll. Masak yg kayak gini lupa. Irwan: Tampaknya anda menulis sudah dengan emosi sehingga nalar anda tidak lagi jalan. Saya ulangi lagi apa yg saya postingkan dalam posting terdahulu tapi dengan bahasa yang berbeda. Moga2 anda menyimak dengan baik dan tahan dulu emosi anda:) Hak Asasi Manusia (HAM) memberikan kebebasan seseorang untuk mengimani apa yang dia yakini. Anggap saja di atas adalah kalimat pertama. Mari kita lihat kalimat kedua. Pancasila mewajibkan orang percaya pada adanya Tuhan Yang Maha Esa. Nah, sebelum berangkat lebih jauh, adakah yang salah dari 2 kalimat di atas? Semuanya adalah benar. Nah, ketika digabungkan logika dari keduanya, maka akan terlihat adanya pertentangan. Pancasila mewajibkan orang untuk percaya pada Tuhan Yang Maha Esa sementara dalam HAM memberikan kebebasan orang untuk mengimani apa yang dia yakini Jadi, sangat jelas bisa dilihat bahwa Pancasila khususnya sila pertama itu tidak sejalan dengan HAM karena ternyata orang tidak memiliki lagi kebebasan untuk meyakini apa yang dia yakini. Orang yang hidup dalam lingkungan Pancasila diwajibkan untuk percaya dengan adanya Tuhan Yang Maha Esa walau itu bukan yang dia yakini. Mohon dibedakan dengan pertanyaan apakah salah bila Indonesia tidak mengikuti HAM dalam contoh di atas? Pertanyaan ini sudah out of context karena fokus saya adalah untuk menunjukkan apa yang menyebabkan Pancasila saya lihat tidak sejalan/sesuai dengan HAM. Masalah benar atau tidak berlaku demikian, itu sudah bicara masalah lain. Jaya: Sebelum anda makin membingungkan diri sendiri, perlu dibuka kembali buku pelajarannya bahwa Pancasila juga produk hukum. Bahkan merupakan hukum tertinggi. Irwan: Anda membahas sesuatu yg tidak dibahas dalam tulisan awal. Saya mencoba menunjukkan kenapa saya sampai pada kesimpulan Pancasila itu tidak sejalan dengan HAM. Saya pun dalam posting terdahulu hanya mengatakan kita tidak perlu mengagung2kan Pancasila atau pun mensakralkannya. Jaya: Kan sungguh ironis kalau anda sibuk membingungkan diri kenapa dg Pancasila yg disakralkan lalu masih babak belur kok kita mau memakainya terus. Mending kita bicara hukum (kata anda). Lhadalah, kan jadi aneh bin ajaib. Katanya nggak mau mensakralkan Pancasila, tapi mau mensakralkan hukum. Padahal Pancasila juga hukum. Apa saya nggak bingung? Coba ada yg mau nambahin biar saya tambah bingung? Irwan: Pengertian mensakralkan bagi saya itu adalah menjadikannya sesuatu yang tidak bisa dirubah. Hukum bagi saya adalah sesuatu yg bisa dirubah. Karenanya, saya bukan termasuk orang yang mesakralkan hukum. Demikian juga Pancasila. Bagi saya, Pancasila bukanlah sesuatu yang perlu disakralkan sehingga tidak boleh dirubah. Bila dirasa ada sila yang tidak sesuai atau sejalan, maka boleh diperbaiki. Kita mengakui HAM. Kita menghormati HAM. Kita ingin menjunjung tinggi HAM. Tapi dilain sisi Pancasila kita malah membatasi HAM khususnya mengenai keimanan seseorang. Bahkan kalau anda baca di UUD 1945, maka akan anda lihat bahwa selain agama, aliran kepercayaan yang ada di Indonesia juga dilindungi keberadaannya. Nah, bukankah
Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia [attn. Mahendra]
In a message dated 4/7/00 3:52:27 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Mahendra: Pancasila bukannya tidak sesuai dengan HAM, justru sebaliknya, Pancasila tidak hanya berisi HAM. Disamping HAK Azazi Manusia (HAM), Pancasila juga berisi KEWAJIBAN manusia kepada Pencipta-nya (Tuhan), Alam dan sesama manusia (sosial). Irwan: HAM memberi kebebasan orang untuk meyakini apa yang dia yakini. Artinya termasuk bila dia berkeyakinan bahwa Tuhan itu tidak ada, tidak masalah karena hal tersebut adalah hak asasi seseorang. Kalimat Pak Mahendra di atas justru semakin menguatkan bahwa Pancasila memang tidak sejalan dengan HAM khususnya poin kebebasan untuk menyakini apa yang orang tersebut yakini. Mahendra: Saya setuju dengan anda bahwa Pancasila bukan sesuatu yang perlu disakralkan atau diagung-agungkan, tetapi justru harus diamalkan. Irwan: Memang demikianlah seharusnya. Dengan tidak disakralkan, itu artinya bila dirasa ada yang perlu disempurnakan maka bukanlah suatu hal yang tabu untuk dilakukan. Pancasila itu khan sebenarnya lebih bersifat ideologi atau falsafah hidup bangsa Indonesia seperti dulu dalam pelajaran PMP diajarkan. Mahendra: Bahwa anda tidak setuju dengan Pancasila, itu adalah hak anda. Namun the fact of life adalah: Pancasila adalah idealisme Bangsa Indonesia yang syah sampai saat ini. Oleh karena itu, segala macam produk hukum dan perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila. Irwan: Lho, saya tidak pernah mengatakan bahwa saya tidak setuju dengan Pancasila dalam pengertian butir2nya. Yang mau saya tekankan adalah pasal 1 dari Pancasila itu tidak sejalan dengan semangat HAM. Kalau kita memang mau sungguh2 menjunjung tinggi HAM, ya butir pertama dalam Pancasila itu itu harus dirubah dulu. Kalau tidak mau dirubah, ya jangan katakan kita sudah menjunjung tinggi HAM sepenuhnya. Kepercayaan saya kepada Tuhan Yang Maha Esa tidak saya sandarkan karena adanya Pancasila atau UUD 45. Ada atau tidak adanya Pancasila maupun UUD 45, saya akan tetap percaya akan adanya Tuhan Yang Maha Esa. Walau demikian, saya tidak mau memaksa orang lain untuk juga memiliki keyakinan yang sama dengan saya bahwa Tuhan itu memang ada dan Esa. Kepercayaan saya kepada Tuhan Yang Maha Esa itu sifatnya lebih ke masalah pribadi, bukan masalah negara. Mahendra: Apabila anda tidak setuju dengan itu, silakan anda berkampanye utk mengganti Pancasila sebagai idealisme bangsa kita. Irwan: Wah, saya sih ngga ada urusan dengan ada atau tidak adanya Pancasila. Mau ada keq, mau tidak ada keq, tidak akan berdampak kepada keimanan saya. Apakah kehidupan saya sehari2 sesuai dengan Pancasila atau tidak, apakah ada punishmentnya dari negara? Misalnya saya tidak melakukan ibadah seperti yang diajarkan oleh agama saya, apa ada punismentnya? Kalau masalah agama atau keyakinan orang yang harus percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan beribadah sesuai dengan agamanya, khan kalau tidak beribadah, maka seharusnya ada sangsinya. Apa memang ada hal tersebut di Indonesia? Khan ngga toh. Coba deh Pak Mahendra jabarkan, apa sih pengertian dan makna dari sila ketiga, Persatuan Indonesia. Kalimat yang terdiri dari dua kata ini khan absurd sekali. Ini belum lagi kalau kita ngebahas sila2 lainnya di Pancasila. Tapi saya ngga mau berpanjang ria mengenai hal ini. Yang mau saya tekankan itu ya sila pertama dari Pancasila yang kalau diperhatikan sebenarnya tidak sejalan dengan HAM. Mahendra: Sebelum itu terjadi, maka begitulah aturan main di negara Republik Indonesia. Mudah-mudahan anda dapat menghargai logika hukum yang saya maksudkan ini. Irwan: Jelas dong saya menghargai tapi dalam konteks bukan suatu hal yang sakral...:) Mahendra: Mengenai kaitan antara organisasi agama dan pelanggaran HAM, silakan anda simak penyesalan Pope John Paul II atas sikap Pope Pius XII dan Gereja Katolik yang pasif saja terhadap peristiwa holocaust. Silakan juga pelajari bagaimana posisi gereja di AS pada zaman perbudakan di negara ini. Apakah hal itu berarti bahwa agamanya yang salah? Saya sebagai pengikut Yesus Kristus tidak akan pernah beranggapan seperti itu, selain menyalahkan ketidakmampuan pemimpin-pemimpin gereja pada saat itu. Irwan: Wah, ini sudah terjadi salah pengertian. Silahkan Pak Mahendra membaca penjelasan saya mengenai hal di atas. Atau mungkin enaknya saya kutipkan saja lagi ya biar ngga repot2 cari tulisan yang saya maksud:) Berikut ini saya kutipkan dari posting saya sebelumnya: ===awal kutipan Irwan: Ada dua hal yg ingin saya luruskan disini. Pertama, saya membahas tentang Pancasila dalam rangka mencoba menunjukkan dimana ketidaksejalanan Pancasila dengan HAM. Kedua, saya mengambil contoh peranan Pancasila dalam upaya menjelaskan bahwa Pancasila sebagai ideologi atau pun paham bukanlah hal yang tepat dan efektif untuk dijadikan andalan untuk meredam terjadinya hal2 buruk dengan mengambil contoh kasus ORBA. Ini untuk melengkapi bukti bahwa
Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia
From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: Saturday, April 08, 2000 00:56 Subject: Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam Bisa dijelaskan sebenarnya ada berapa HAM sih? HAM itu khan seharusnya bersifat universal. Koq dibikin versi2 segalah, seperti Windows saja...:) = Soalnya ada suatu masalah yang berkaitan dengan apa yang di namakan dengan HAM di mana oleh suatu agama diperbolehkan dan oleh agama lain bertentangan dengan agama lain. Bagaimana sikap apa yang dinamakan dengan HAM terhadap fenomena seperti itu? Yang seharusnya universal itu ya agama. Salam, Nasrullah Idris
Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia
From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: Saturday, April 08, 2000 01:18 Subject: Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia Saya yakin kalau tokoh HAM Internasional membaca pemikiran anda di milis ini maka mereka tertawa lho kalau mereka mau jujur dengan intelektualnya masing-masing Coba kita jangan hanya mengkaji tentang HAM saja. Juga latar belakang munculnya teori2 HAM. Salam, Nasrullah Idris
Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ....
In a message dated 4/7/00 3:04:44 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Wah, mulai nggak sehat nih. Bye...bye Pak Jaya, terima kasih atas diskusinya. Karena berkat komentar2 anda, sidang pembaca disini bisa lebih mengetahui dasar2 pemikiran kenapa TAP MPRS XXV 1966 perlu dipertahankan dan kenapa perlu dicabut. Biarlah sidang pembaca disini masing2 menilai dan menarik kesimpulannya masing2. Yang pasti, saya sebagai pribadi ngga terlalu pusing dan ngga terlalu pengaruh apakah TAP MPRS XXV 1966 itu tetap dipertahankan atau pun dicabut baik sekarang atau pun nantinya. Karena dengan atau pun tanpa TAP MPRS XXV 1966, saya sudah punya keyakinan dan garis sendiri yang saya yakini sehingga tidak punya selera untuk pindah paham menjadi komunis atau pun paham2 lainnya. Tapi hal ini tidak akan mengurangi respek saya terhadap orang lain, apapun latar belakang pahamnya. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ....
In a message dated 4/6/00 11:10:36 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Pak Jaya (Troy?)/Anjasmara, = Ini Maksudnya apa? Pak Nasrullah, saya punya kebiasaan untuk menyapa orang lain dengan nama sebenarnya. Beberapa hari yang lalu beliau sendiri di milis ini yang tampaknya secara tidak sengaja menuliskan nama sebenarnya tersebut sebagai Jaya ketika merespon posting Pak Ali dalam topik seputar Indonesian Night di DC. Mengenai kata Troy dalam kurung menunjukkan nama kota. Dulu di milis ini ada rekan yang bernama Jaya atau lebih dikenal dengan sebutan Eyang Troy. Saya harapkan beliau untuk selanjutnya pakai nama asli saja karena sudah kadung diketahui bersama di milis ini. Toh sekarang sudah jaman reformasi, kenapa kita masih takut untuk bersuara kalau memang kita yakini apa yang kita omongkan itu bisa dipertanggung jawabkan dan juga punya tujuan baik. Kalau ternyata hal tersebut memberatkan, saya sarankan sih untuk membuat email baru lagi sekalian bangun karakter baru agar tidak bisa dikenali. Semoga cukup menjelaskan. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
HAM (was: Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia)
In a message dated 4/7/00 9:19:33 PM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Saya yakin kalau tokoh HAM Internasional membaca pemikiran anda di milis ini maka mereka tertawa lho kalau mereka mau jujur dengan intelektualnya masing-masing Irwan: Pak Nasrullah, bisa dijelaskan lebih lanjut pemikiran mana dari saya yang menurut anda akan membuat para tokoh HAM internasional akan tertawa? Terus kira2 menurut anda apa yg membuat mereka tertawa? Saya yakin Pak Nasrullah menulis hal di atas karena punya dasar yang kuat, paling tidak dasar logika yg kuat. Nasrullah: Coba kita jangan hanya mengkaji tentang HAM saja. Juga latar belakang munculnya teori2 HAM. Irwan: Bagaimana kalau Pak Nasrullah saya undang untuk cerita sedikit atau garis besar dari latar belakang munculnya teori2 HAM? Terima kasih sebelumnya. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Welcome Back, Eyang Troy...;)) (Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia)
Salam PERMIAS, Hehehe..ternyata lae Irwan jeli juga ya melihat munculnya nama "Jaya" di sela-sela 4 email beralamat 'Jeffrey' tertanggal 28 Maret 2000 yl. Akhirnya, sepandai-pandainya Eyang Troy alias Jaya alias FNU Brawijaya menutupi masa lalunya di PERMIAS, ternyata 'Jeffrey' membongkar sendiri kedok aslinya atawa 'Jeffrey' udah ikut-ikutan "pikun seperti Eyang"...hmm..masih inget khan kata2 ini..;)) So, welcome back, Eyang Troy dan anda tidak perlu malu untuk memakai nama Jaya lagi daripada harus menipu diri sendiri dengan nama palsu (dosa lho, 'Yang). Eh, ngomong2, boleh juga tuch sebenarnya nama 'Jeffrey Anjasmara', tapi sayang sekali, nama itu sudah harus anda kubur dalam-dalam. Well, I am so sorry to hear that, mas Jaya. Salam hangat dari sahabat lama anda, Dharma Datubara [EMAIL PROTECTED] In a message dated 4/6/00 11:10:36 AM Eastern Daylight Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Pak Jaya (Troy?)/Anjasmara, = Ini Maksudnya apa? Pak Nasrullah, saya punya kebiasaan untuk menyapa orang lain dengan nama sebenarnya. Beberapa hari yang lalu beliau sendiri di milis ini yang tampaknya secara tidak sengaja menuliskan nama sebenarnya tersebut sebagai Jaya ketika merespon posting Pak Ali dalam topik seputar Indonesian Night di DC. Mengenai kata Troy dalam kurung menunjukkan nama kota. Dulu di milis ini ada rekan yang bernama Jaya atau lebih dikenal dengan sebutan Eyang Troy. Saya harapkan beliau untuk selanjutnya pakai nama asli saja karena sudah kadung diketahui bersama di milis ini. Toh sekarang sudah jaman reformasi, kenapa kita masih takut untuk bersuara kalau memang kita yakini apa yang kita omongkan itu bisa dipertanggung jawabkan dan juga punya tujuan baik. Kalau ternyata hal tersebut memberatkan, saya sarankan sih untuk membuat email baru lagi sekalian bangun karakter baru agar tidak bisa dikenali. Semoga cukup menjelaskan. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ....
Pak Jaya (Troy?)/Anjasmara, Cukup menarik membaca penuturan bahwa anda sudah cukup banyak membaca mengenai komunisme. Saya pribadi sebenarnya tidak terlalu tertarik dengan komunisme apalagi mau jadi pengikut paham ini. Walau demikian, sebagai orang yg mengakui HAM, saya tidak bisa melarang orang untuk tidak boleh mengikuti paham komunisme. Ada beberapa pertanyaan yang ini saya ajukan kepada anda dan juga rekan lainnya yang mendukung TAP MPRS tentang komunisme itu perlu dipertahankan. 1.Apakah anda termasuk kelompok pendukung HAM? 2.Apa alasan anda untuk melarang orang untuk menganut paham komunis bila dilain sisi anda tidak melarang orang untuk menganut paham kapitalis, paham liberal, paham pancasila, dan paham-paham lainnya. 3.Bila anda mengaitkan paham komunis dengan perilaku para pengikutnya di masa lampau yang anda katakan telah beberapa kali mencoba melakukan kudeta terhadap pemerintahan yang sah, bagaimana pendapat anda dengan kelompok dari paham atau aliran lainnya yang juga melakukan tindakan serupa? Misalnya saja, ingin mendirikan negara kita dengan berbasis agama tertentu. Apakah dengan demikian anda juga setuju untuk dibuatkan TAP MPR untuk melarang ajaran atau kelompok tersebut di Indonesia? 4.Apakah di AS ada larangan terhadap ajaran komunis? Setahu saya tidak ada larangan. Bahkan untuk menjadi atheis sekali pun tidak dilarang. Mohon saya dikoreksi kalau salah. Yang dilarang oleh pemerinta AS adalah tindakan2 anarki yang bisa mengganggu ketertiban atau pun keamanan orang lain. Dan hukum ini berlaku untuk semua, tidak perduli apakah dari kelompok mayoritas atau pun minoritas. Sekedar contoh saja: - Di AS ada hukum yang melarang orang untuk melakukan tindakan diskriminasi atas dasar agama, ras, asal negara/kewarganegaraan, gender. Ada hukum yang melarang orang untuk melakukan penyerangan baik secara fisik atau pun ancaman yang dapat menganggu ketentraman maupun keselamatan orang lain. Walau demikian, tidak ada larangan untuk orang memiliki SIFAT tidak suka dengan pengikut agama lain, atau ras yg berbeda dengan dia, dll. - Di AS ada aturan bahwa rumah ibadah tidak dibenarkan dalam acara ibadahnya sampai menyebabkan polusi suara dalam pengertian acara ibadahnya sampai terdengar keluar gedung ibadah. Hal ini mengingat tidak semua orang disekitar rumah ibadah tersebut yang mau diganggu dengan polusi suara yang keluar dari rumah ibadah tersebut. Hal ini berlaku untuk semua agama tanpa kecuali termasuk pula untuk umat Kristen yang katanya mayoritas di AS, tidak dibenarkan dalam ibadah di gereja sampai membuat polusi suara bagi rumah sekitarnya. [mudah2an Indonesia segera mengikuti hal baik ini] Dengan memperhatikan hal2 di atas, saya berkesimpulan bahwa pelarangan terhadap ajaran komunis dengan memuatnya dalam alat hukum seperti TAP MPRS adalah suatu bentuk nyata dari ketidakpercayaan diri akan paham yg di miliki. Ketakutan akan paham komunis bisa menyebar di Indonesia adalah wujud nyata dari lemahnya mental dan pendidikan rakyat Indonesia, pun agama yang sering digembar-gemborkan sebagai benteng yang kuat ternyata sebenarnya rapuh sehingga perlu dibuat benteng tambahan dengan adanya TAP MPRS tersebut. Adalah jauh lebih penting membuat perangkat hukum yang dapat membatasi orang untuk tidak melakukan tindakan kekerasan atau pun membahayakan keselamatan orang lain. Dan hukum ini dijalankan dengan penuh konsekuen tanpa pandang bulu. Sekedar contoh saja, ada larangan membawa senjata tajam di muka umum seperti misalnya golok atau pun pedang. Bagi yang melanggarnya, maka senjata tajam tersebut bisa disita oleh pihak keamanan. Sayangnya, aturan yang sudah bagus ini terkadang tidak diterapkan pada semua kelompok masyarakat misalnya seperti yang dapat dilihat pada alamat berikut ini: http://www.detik.com/peristiwa/2000/04/06/200046-180554.shtml Ketidak-konsistenan pelaksanaan hukum seperti inilah yang menurut saya lebih perlu diperbaiki bila kita ingin negara kita bisa berlangsung dengan tertib. Pelarangan terhadap paham tertentu tidak menjamin suatu negara bisa berada dalam situasi aman dan tenteram. Tetapi perlakuan hukum yang tidak berat sebelah dan tidak memihak serta hukum yang mengayomi semua pihak tanpa memandang mayoritas dan minoritas, itulah yang akan lebih menjamin situasi bisa lebih aman dan tentram. Demikian saya sedikit pandangan dari saya. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ....
Cukup menarik membaca penuturan bahwa anda sudah cukup banyak membaca mengenai komunisme. Saya pribadi sebenarnya tidak terlalu tertarik dengan komunisme apalagi mau jadi pengikut paham ini. Tidak ada maksud untuk menunjukkan bahwa saya membaca cukup banyak mengenai komunisme. Semua berawal dari posting Mbak Ida beberapa bulan yg lalu dimana setelah saya bertanya lebih jauh lalu dijawab bahwa terlalu banyak dan kompleks untuk ditulis. Jadi saya putuskan untuk beli buku dan search. Setelah itu saya sependapat bahwa sulit dan tidak efisien untuk merangkum dalam suatu posting. Itu saja. Walau demikian, sebagai orang yg mengakui HAM, saya tidak bisa melarang orang untuk tidak boleh mengikuti paham komunisme. Ini tergantung penafsiran anda atas HAM. Saya punya penafsiran yg lain lagi dengan mengingat kenyataan paham komunis selalu menindas HAM bila sudah berkuasa. Makanya mesti dibuat mekanisme agar mereka tidak dapat menguasai kita. Simpel kan? Ada beberapa pertanyaan yang ini saya ajukan kepada anda dan juga rekan lainnya yang mendukung TAP MPRS tentang komunisme itu perlu dipertahankan. 1.Apakah anda termasuk kelompok pendukung HAM? Oya jelas. Masalahnya banyak LSM yg menggunakan isu HAM sebagai komoditi untuk kepentingan sendiri, dan ada juga LSM paham kiri. Anda jangan bilang tidak dapat melihatnya ah. Untuk itu perlu diklarifikasi HAM yg macam mana yg dimaui? Silakan baca artikel Taufik Ismail yg saya lontarkan. 2.Apa alasan anda untuk melarang orang untuk menganut paham komunis bila dilain sisi anda tidak melarang orang untuk menganut paham kapitalis, paham liberal, paham pancasila, dan paham-paham lainnya. Itu semua harus dilihat dari kejadian di masa lalu. Untuk melihat ke depan orang harus menengok ke masa silam dan masa sekarang. Sesimple itu saja lah. Semua berawal dari masalah statistik historis saja lah. Untuk coba-coba, taruhannya terlalu besar mas. Ingat langkah Syahrir yg menghasilkan pemberontakan Muso itu. 3.Bila anda mengaitkan paham komunis dengan perilaku para pengikutnya di masa lampau yang anda katakan telah beberapa kali mencoba melakukan kudeta terhadap pemerintahan yang sah, bagaimana pendapat anda dengan kelompok dari paham atau aliran lainnya yang juga melakukan tindakan serupa? Misalnya saja, ingin mendirikan negara kita dengan berbasis agama tertentu. Apakah dengan demikian anda juga setuju untuk dibuatkan TAP MPR untuk melarang ajaran atau kelompok tersebut di Indonesia? Saya tidak tertarik dengan ide seperti itu. Paham anda ini mirip sekali dengan pendapat Aberson Sihaloho hari ini. Bahwa TAP MPRS itu tidak perlu karena tidak berlaku publik, lebih tepat dijadikan UU. Nah, ini berbahaya dan dapat menjadi trik yg kotor dari orang-orang yg ingin mencabut TAP dengan alasan tersendiri. Kalau mau, buat dulu UU tersebut, baru TAP dicabut. Kalau tidak, bisa-bisa UU tidak akan pernah lahir. Ini taktik kuno!!! Maaf, saya malah melebar karena jadi kepikiran dengan taktik Gus Durno dkk tadi. Kembali ke tulisan anda. Saya paling tidak suka dengan tedeng aling-aling. Yg anda sebut adalah kejadian pemberontakan DI/TII kan? Dan dengan dasar ini anda ingin agar Islam dilarang? Jangan sembrono dalam memutar-mutar. Point keempat anda dan seterusnya jadi satu kesatuan jadi sulit untuk memotongnya. Di AS tidak ada larangan ajaran komunis. Masalahnya AS justru benteng terakhir terhadap komunisme dengan ajaran kapitalismenya. Semua WN AS paham bahwa urat akar mereka adalah kapitalisme yg merupakan musuh dari komunisme. Anda tidak dapat menyamakan AS dengan Indonesia. Anda harus membuat perbandingan antara apel dengan apel. Indonesia sebetulnya belum mempunyai ideologi yg matang. Beda dengan AS. Anda juga belum memasukkan pemahaman penduduk atas ideologinya itu yg sudah tinggi. Dengan dasar ini (dan amandemen 1 mereka) mereka merasa aman untuk membuka semua orang untuk belajar komunisme. Tapi masalah kontrol terhadap komunitas komunis, rasis, dll tetap ada. AS melakukannya dan men-file setiap anggota kelompok tsb dengan rapi. Ini yg anda tidak sampaikan. Dengan bekal ini mereka dapat mengontrol bahwa mereka tidak akan membuat gerakan radikal. Bagaimana di Indonesia? Wah, sistem kontrol kita sangat kuno dan tidak efisien. Setiap saat suatu kelompok dapat melakukan tindakan radikal dengan mudah. Apalagi kontrol macam kopkamtib yg menggelikan dan membabi buta itu sudah nggak ada. Mengenai polusi suara, dll. Ini suatu serangan langsung terhadap Islam karena masyarakat muslim memakai pengeras suara untuk menyebar adzan. Di semua negara, pengikut Islam menggunakan pengeras suara tuh. Tambahan lagi, di Indonesia tidak ada larangan bahwa gereja tidak boleh menggunakan pengeras suara juga. Ini sudah cukup fair. Nah, anda mau menggeser masalah komunisme dengan berbagai komplain tentang pelaksanaan agama Islam di Indonesia, hohoho. Mengenai kerapuhan benteng mental di Indonesia? Lho kok baru tahu sih? Kok baru nyadar sih? Justru itu langkah
Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ....
From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: Thursday, April 06, 2000 20:17 Subject: Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam Pak Jaya (Troy?)/Anjasmara, = Ini Maksudnya apa? Salam, Nasrullah Idris -- Bidang Studi : Reformasi Sains Matematika Teknologi http://bdg.centrin.net.id/~acu
Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ...)
Wah, terima kasih Anjas. Sekarang bertambah lagi kekaguman saya pada anda. Benar sekali apa kata anda, saya ini memang masih bodoh, makanya saya sempat-sempatkan tanya ke anda yang pinter. Apa yang saya tuliskan di milis ini tidak lebih dan tidak kurang berdasarkan tulisan dan posting anda di milis ini. Kalau ngasih komentar dan minta klarifikasi (bertanya) terhadap yang anda tuliskan terus anda bilang bodoh, ya saya terima saja nasib saya. Kebetulan saya juga nggak pernah merasa pinter. Lalu, kalau anda suruh saya nyari, baca, dan beli referensi yang anda maksud tsb, terus kapan dong transfer informasi bisa dipercepat dengan menggunakan milis ini. Belum lagi, mana saya punya waktu dan dana untuk mendapatkan itu. Kalau saya boleh kembali ke awal diskusi topik ini, berangkat dari ketercengangan saya (maklum orang bodoh gampang kaget) terhadap tulisan anda yang mencaci-maki Gus Dur (presiden saya) dengan menggunakan kata-kata 'demokrasi' dan 'komunis'. Lalu, saya tanya, kenapa kok anda sedemikian takutnya terhadap komunis. Eh, ternyata anda nggak pernah kasih jawaban dan malah muter-muter. Nah, berdasarkan yang anda tulis tsb, dan dengan kemampuan bodoh saya, gampang saja saya bilang anda sebenarnya nggak tahu apa yang anda omongkan dan sok keminter. Saya menyadari kalau anda selalu berprasangka jelek terhadap orang lain, terlihat dari tulisan-tulisan anda selama ini. Sehingga pertanyaan saya, yang bodoh ini, juga anda sangka sebagai nge-test. Bagaimana mungkin saya seberani itu? Saya tidaklah sepandai dan seberani anda, karena seperti yang anda katakan, saya bodoh dan masih se-level SD. Terakhir, kenapa sih anda kok ketakutan sekali terhadap komunis? Salam, Budi Jeffrey Anjasmara wrote: Saya sudah menduga bahwa anda ingin mencapkan sesuatu dengan mengatakan bahwa saya tidak mengetahui permasalahan. Itu sudah diantisipasi. Model pertanyaan anda yang ingin "men-test" itu sudah kuno mas. Hanya anak kecil yang tidak paham arahnya. Saya tidak ingin membahas apa arti demokrasi karena artinya sangat umum diketahui. Kalau anda betul-betul ingin tahu (bukan ngetes dengan cara yg lucu dan kekanak-kanakan seperti itu), silakan klik www.dictionary.com. Ini cara yg paling mudah. Kalau mau lebih lengkap ambil CD Encarta. Kalau mau ilmiah tinggal mampir ke Barnes and Noble. Pada jaman sekarang ini, tidak ada alasan bahwa seseorang tidak tahu term-term apa saja. Mengenai komunisme, ada site khusus yg menyimpan ribuan lembar pelajaran komunisme. Saya sudah sempat nge-print beberapa puluh dan akhirnya bosan sendiri. Ini lengkap sekali ya, sejak tulisan asli Engel, Marx, Lenin, Trotsky sampai tulisan Mao dan Stalin-pun ada. Biografi tokoh-tokoh besar komunis juga sangat lengkap tertulis. Pokoknya malah lebih lengkap dari buku tentang komunisme manapun yg sekarang ada di pasaran!!! (Tuh, pentungnya ada 3 buah). Nah, kalau penasaran, coba search communism, lenin, mao, nanti anda akan dibawa ke sana. Gratis mas. Saya juga sempat tulis untuk cari ke amazon.com, dan itu bukan sekedar ngomong karena saya juga sempat beli beberapa. Murah-murah mas, maximum $20. Nah, lagi-lagi nggak perlu punya alasan nggak ada tahu, nggak ada waktu, dll. Yg penting ada mau, semua pasti bisa dicari. Saya sudah sempat postingkan address site itu beberapa bulan yg lalu. Saya cantumkan lagi: http://www.marxists.org/archive/marx/index.htm http://www.maoism.org Ini yg rada runtut. Kalau mau yg dicampuri pandangan para komunis baru sih ada ribuan lagi tuh. Kembali ke paham komunis, dari yg anda tulis kelihatan anda tidak sadar bahwa sedemikian banyak pandangan para tokoh itu untuk mendefinisikannya dan cara untuk mencapainya. Ini yg bikin capek untuk menuliskannya. Tapi kalau arti umum sih semua orang yg sudah lulus SMP sudah tahu. Atau balik lagi: cari di www.dictionary.com. Jangan terlalu bodoh untuk ngetes orang lagi ya mas. Nggak lakuhihihi malu ah. Salam malu, Anjasmara Catatan: Artikel Tempo baru saya dapat 5 menit sebelum saya postingkan. Jadi anda jangan mengira bahwa saya mendasarkan pandangan saya pada artikel tsb. Juga saya tidak setuju dengan istilah 'radikal' yg dikhususkan untuk komunis Indonesia. Ini sudah tersirat lah. Kalau anda mendapat impression demikian dari artikel itu, boleh saya sebut anda salah dalam menyerapnya (itu problem anda dg penulisnya atau tulisannya). Saya sendiri tidak memperoleh kesan demikian dari artikel itu tuh. Silakan lah luangkan waktu anda sedikit..:)
Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ...)
kalo menurut saya, dua2nya sama2 muter jawabannya. :) Saya juga dari kemaren2 nunggu kalo ada members yang bisa posting jawaban plain and simple. jadi mudah dimengerti, at least buat nambah ilmu saya sendiri. :) faran Date: Fri, 7 Apr 2000 10:02:05 -0700 Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] From: Budi Haryanto [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Wah, terima kasih Anjas. Sekarang bertambah lagi kekaguman saya pada anda. Benar sekali apa kata anda, saya ini memang masih bodoh, makanya saya sempat-sempatkan tanya ke anda yang pinter. Apa yang saya tuliskan di milis ini tidak lebih dan tidak kurang berdasarkan tulisan dan posting anda di milis ini. Kalau ngasih komentar dan minta klarifikasi (bertanya) terhadap yang anda tuliskan terus anda bilang bodoh, ya saya terima saja nasib saya. Kebetulan saya juga nggak pernah merasa pinter. Lalu, kalau anda suruh saya nyari, baca, dan beli referensi yang anda maksud tsb, terus kapan dong transfer informasi bisa dipercepat dengan menggunakan milis ini. Belum lagi, mana saya punya waktu dan dana untuk mendapatkan itu. Kalau saya boleh kembali ke awal diskusi topik ini, berangkat dari ketercengangan saya (maklum orang bodoh gampang kaget) terhadap tulisan anda yang mencaci-maki Gus Dur (presiden saya) dengan menggunakan kata-kata 'demokrasi' dan 'komunis'. Lalu, saya tanya, kenapa kok anda sedemikian takutnya terhadap komunis. Eh, ternyata anda nggak pernah kasih jawaban dan malah muter-muter. Nah, berdasarkan yang anda tulis tsb, dan dengan kemampuan bodoh saya, gampang saja saya bilang anda sebenarnya nggak tahu apa yang anda omongkan dan sok keminter. Saya menyadari kalau anda selalu berprasangka jelek terhadap orang lain, terlihat dari tulisan-tulisan anda selama ini. Sehingga pertanyaan saya, yang bodoh ini, juga anda sangka sebagai nge-test. Bagaimana mungkin saya seberani itu? Saya tidaklah sepandai dan seberani anda, karena seperti yang anda katakan, saya bodoh dan masih se-level SD. Terakhir, kenapa sih anda kok ketakutan sekali terhadap komunis? Salam, Budi Jeffrey Anjasmara wrote: Saya sudah menduga bahwa anda ingin mencapkan sesuatu dengan mengatakan bahwa saya tidak mengetahui permasalahan. Itu sudah diantisipasi. Model pertanyaan anda yang ingin "men-test" itu sudah kuno mas. Hanya anak kecil yang tidak paham arahnya. Saya tidak ingin membahas apa arti demokrasi karena artinya sangat umum diketahui. Kalau anda betul-betul ingin tahu (bukan ngetes dengan cara yg lucu dan kekanak-kanakan seperti itu), silakan klik www.dictionary.com. Ini cara yg paling mudah. Kalau mau lebih lengkap ambil CD Encarta. Kalau mau ilmiah tinggal mampir ke Barnes and Noble. Pada jaman sekarang ini, tidak ada alasan bahwa seseorang tidak tahu term-term apa saja. Mengenai komunisme, ada site khusus yg menyimpan ribuan lembar pelajaran komunisme. Saya sudah sempat nge-print beberapa puluh dan akhirnya bosan sendiri. Ini lengkap sekali ya, sejak tulisan asli Engel, Marx, Lenin, Trotsky sampai tulisan Mao dan Stalin-pun ada. Biografi tokoh-tokoh besar komunis juga sangat lengkap tertulis. Pokoknya malah lebih lengkap dari buku tentang komunisme manapun yg sekarang ada di pasaran!!! (Tuh, pentungnya ada 3 buah). Nah, kalau penasaran, coba search communism, lenin, mao, nanti anda akan dibawa ke sana. Gratis mas. Saya juga sempat tulis untuk cari ke amazon.com, dan itu bukan sekedar ngomong karena saya juga sempat beli beberapa. Murah-murah mas, maximum $20. Nah, lagi-lagi nggak perlu punya alasan nggak ada tahu, nggak ada waktu, dll. Yg penting ada mau, semua pasti bisa dicari. Saya sudah sempat postingkan address site itu beberapa bulan yg lalu. Saya cantumkan lagi: http://www.marxists.org/archive/marx/index.htm http://www.maoism.org Ini yg rada runtut. Kalau mau yg dicampuri pandangan para komunis baru sih ada ribuan lagi tuh. Kembali ke paham komunis, dari yg anda tulis kelihatan anda tidak sadar bahwa sedemikian banyak pandangan para tokoh itu untuk mendefinisikannya dan cara untuk mencapainya. Ini yg bikin capek untuk menuliskannya. Tapi kalau arti umum sih semua orang yg sudah lulus SMP sudah tahu. Atau balik lagi: cari di www.dictionary.com. Jangan terlalu bodoh untuk ngetes orang lagi ya mas. Nggak lakuhihihi malu ah. Salam malu, Anjasmara Catatan: Artikel Tempo baru saya dapat 5 menit sebelum saya postingkan. Jadi anda jangan mengira bahwa saya mendasarkan pandangan saya pada artikel tsb. Juga saya tidak setuju dengan istilah 'radikal' yg dikhususkan untuk komunis Indonesia. Ini sudah tersirat lah. Kalau anda mendapat impression demikian dari artikel itu, boleh saya sebut anda salah dalam menyerapnya (itu problem anda dg penulisnya atau tulisannya). Saya sendiri tidak memperoleh kesan demikian dari artikel itu tuh. Silakan lah luangkan waktu anda sedikit..:) Happy New Millenium from the staff at
Sedikit ringkasan ttg komunisme (Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia)
yatuan seluruh dunia dalam atap pan komunisme. Karya Lenin tidak hanya memberi napas baru, tetapi memberi tempat pada kaum wanita yg berkondisi menyedihkan. Selain itu Lenin pula yg menghancurkan kehidupan beragama dengan paham bahwa agama adalah racun. Kenapa? Semua ada latar belakang. Gereja sudah dari dulu menjadi kelompok tersendiri. Mula-mula menjadi center of sociolife, lalu sekaligus center of the government. Kemunculan protestan, henry VIII, revolusi perancis, menempatkan gereja dalam posisi baru. Tetapi tetap saja tatanan yg dogmatis di dalam ajaran keagamaan menjadi tantangan serius buat komunisme di mana Kristen Ortodoks sangat dominan di Rusia. Setelah itu, tak perduli lagi mau kristen, islam, hajar bleh lah..:) Mao Tse Tung memberi warna lain lagi mengingat kondisi Cina yg berbeda dengan Eropa pada umumnya. Dia sebetulnya juga takut untuk disuruh menyerahkan Cina kepada USSR dan kehilangan kursinya sendiri (sebagai bagian dari pan komunis). Setelah itu konsep komunis berevolusi atau terkoreksi untuk menjembatani problem ini. Dstdst. KEMBALI LAGI KE PERTANYAAN BUDI, mengapa sih kok takut amat? Duh... read the history! Bagaimana proses penggulingan semua fondasi sosial ekonomi politik berdampak pada tumpah ruahnya darah. Bagaimana ternyata kaum borjuis yg terdiri kaum kapitalis (dan ningrat) dilenyapkan. Bagaimana ternyata kaum partai berubah menjadi kaum borjuis baru, dan kaum proletar malah makin terperosok. Bagaimana penciptaan sistem yg inefisien terjadi karena berlawanan dg fitrah manusia. Ini di belahan dunia sana. Bagaimana di Indonesia? Sama saja tho mas.:) Intinya, isi dari ajaran komunis penuh dengan agitasi, slogan, dengan sasaran adalah kaum papa yg dengan cepat bereaksi dengan parang dan palu untuk menghancurkan segala sesuatu yg disuruh oleh para pemikir komunis tadi. Efek destruktif-nya ini yg selama ini terbukti mengemuka. Ide awal untuk mengangkat derajat kaum buruh tak pernah kesampaian, atau tepatnya cuma omong kosong sahaja. O boy - o boy, tahu nggak sih pertanyaan anda itu mirip pertanyaan APAKAH HIDUP ITU? Sangat filosofis, nggak habis-habis dan bikin frustrasi untuk ngejawabnya. Seek it by yourself lah:) Saya rasa sudah lebih dari cukup kerugian waktu saya oleh kemalasan (atau ujian oleh) Budi. Nah, minta disuapin lagi? Habis itu nuduh sok pinter lagi? Anjasmara Catatan: Ternyata Gus Dur sejak 1964 sampai 1976 tidak ada di Indonesia. Kata Amien Rais pantesan karena tidak merasakan sengatan kaum komunis. Sebagai catatan tambahan, pondok pesantren di Jombang sempat menjadi pusat untuk mencari kekebalan tubuh untuk menghadapi usaha pembunuhan oleh kader PKI. Hidup di Jakarta waktu itu jauh lebih aman daripada hidup di daerah yg penuh kengerian. ' From: Budi Haryanto [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ...) Date: Fri, 7 Apr 2000 10:02:05 -0700 Wah, terima kasih Anjas. Sekarang bertambah lagi kekaguman saya pada anda. Benar sekali apa kata anda, saya ini memang masih bodoh, makanya saya sempat-sempatkan tanya ke anda yang pinter. Apa yang saya tuliskan di milis ini tidak lebih dan tidak kurang berdasarkan tulisan dan posting anda di milis ini. Kalau ngasih komentar dan minta klarifikasi (bertanya) terhadap yang anda tuliskan terus anda bilang bodoh, ya saya terima saja nasib saya. Kebetulan saya juga nggak pernah merasa pinter. Lalu, kalau anda suruh saya nyari, baca, dan beli referensi yang anda maksud tsb, terus kapan dong transfer informasi bisa dipercepat dengan menggunakan milis ini. Belum lagi, mana saya punya waktu dan dana untuk mendapatkan itu. Kalau saya boleh kembali ke awal diskusi topik ini, berangkat dari ketercengangan saya (maklum orang bodoh gampang kaget) terhadap tulisan anda yang mencaci-maki Gus Dur (presiden saya) dengan menggunakan kata-kata 'demokrasi' dan 'komunis'. Lalu, saya tanya, kenapa kok anda sedemikian takutnya terhadap komunis. Eh, ternyata anda nggak pernah kasih jawaban dan malah muter-muter. Nah, berdasarkan yang anda tulis tsb, dan dengan kemampuan bodoh saya, gampang saja saya bilang anda sebenarnya nggak tahu apa yang anda omongkan dan sok keminter. Saya menyadari kalau anda selalu berprasangka jelek terhadap orang lain, terlihat dari tulisan-tulisan anda selama ini. Sehingga pertanyaan saya, yang bodoh ini, juga anda sangka sebagai nge-test. Bagaimana mungkin saya seberani itu? Saya tidaklah sepandai dan seberani anda, karena seperti yang anda katakan, saya bodoh dan masih se-level SD. Terakhir, kenapa sih anda kok ketakutan sekali terhadap komunis? Salam, Budi __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: Sedikit ringkasan ttg komunisme (Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia)
Buat Anjas, Terima kasih, sekali lagi terima kasih banyak. Pencerahan inilah yang sebenarnya saya tunggu-tunggu selama tiga hari ini (sambil ngelus dada sendiri, karena selama tiga hari ini saya telah menjadi sedemikian bodoh dan malasnya di mata anda). Banyak sekali masukan buat saya dari tulisan anda ini. Dan saya juga bisa mulai sedikit mengerti tentang 'komunis' itu sendiri. Saya sangat menghargai upaya anda untuk share hal ini. Saya ngerti bahwa anda tidak begitu rela untuk melakukan ini, untuk itu saya mohon maaf. Saya juga mohon maaf karena telah terpancing untuk meniru tulisan anda yang sebenarnya banyak bernada kurang enak. Kelihatannya saya mulai tertarik untuk tahu banyak tentang 'komunis' ini. Mudah-mudahan kedepan ini saya bisa memenuhi anjuran anda meluangkan sedikit waktu guna mempelajari 'komunis' ini. Eh, omong-omong, anda kok suka sekali sih makai kata-kata 'jorok' atau 'nggak enak' untuk dibaca dalam posting-posting anda? Mungkin nggak diperhalus? Sekali lagi terima kasih. Salam, Budi Jeffrey Anjasmara wrote: This guy is really Mungkin sekedar lazy, atau sok-ngetes, okay... Mari kita kembali dari awal yah. Sudah saya cek folder saya, dan waktu anda tanya pertama kali, saya belum menyebut sama sekali tentang DEMOKRASI. Nah, anda telah (sengaja?) mencampurbaurkan dengan posting orang lain atau bagaimana saya tidak tahu deh. Tapi nggak apa karena berarti saya bisa kurangi satu pokok bahasan (instead of two topics). Paham komunisme dimulai oleh Karl Marx yg tidak puas dengan kondisi sosial di negerinya (Jerman/Prusia). Setelah sadar bahwa untuk belajar kondisi sosial masyarakat perlu juga untuk belajar politik dan ekonomi, maka dia ngungsi keluar dari Jerman. Berbagai karya cikal bakal komunisme didasari oleh ketidakpuasannya terhadap teori sosialisme para pakar waktu itu. Si Marx ini sangat rajin, dan teori komunismenya ini makin menjadi bentuk karena makin lama makin mendetail. Revolusi (yg dapat oom Budi terjemahkan sebagai gerakan radikal berskala luas, monggo deh) sudah akrab dengan paham komunisme sejak masih jabang bayi. Setelah dijauhi di Jerman, ditendang Belgia, lalu Marx dapat tempat di Perancis, tendang lagi jatuh di Inggris. Buku pertama tentang komunisme tidak langsung jadi paham bahwa pribadi tidak punya hak properti dan negara yg punya hak. Belum tuh. Mula-mula muncul karya tentang "monetary" dengan konsep yg super baru. Setelah itu muncul konsep kapital dan labor (buruh) -- (saya sarankan beli Das Kapital, don't be so cheap lah). Di sini banyak sekali filosofi-filosofi yg terlalu mendetail dan sulit dibahas tanpa membahas kondisi "poleksosbud" di negara-negara Eropa kala itu. Singkat kata, ajarannya beserta ajaran Frederick Engels (juga orang Jerman atau tepatnya Prusia), berintikan perjuangan antar kelas. Mengapa mengkawatirkan? Ini berkali-kali anda tanyakan. Sungguh saya tak habis pikir karena untuk menjawabnya cukup pakai ajaran anak SMP. Ini tidak bermaksud merendahkan. Memang jawabannya karena ajaran mereka menghendaki penghancuran fundasi existing sosial ekonomi. Itu saja. Persis yg diajarin guru sejarah SMP saya itu. Kalau mau lebih detail, maka tak bedanya membahas Al Quran atau Bible. Tak habis-habisnya dan tak akan selesai. Yang perlu dipikirkan, bila ajarannya menentukan hal tersebut, lalu apa konsekuensi logisnya? Bukankah pertumpahan darah? Mana ada penghapusan properti diikuti dengan lega hati oleh orang-orang kecuali oleh orang yg tak punya apa-apa? Kaum proletar, atau kaum buruh didefinisikan sebagai kaum revolusioner. Catatan: Indonesia sebagai negara agraris sebetulnya tak berhak / tak cocok, makanya diubah sedikit bahwa kaum proletar adalah kaum buruh dan tani. Nah, baru cocok. Nyeleweng lagi, pandangan Sukarno tentang Marhaen, mirip dengan definisi kaum proletar ini. Indonesia mempunyai lebih banyak tani dan buruh daripada kelas menengah. Ditambah dengan kenyataan jurang status ekonomi yg demikian lebar. Dari awal, ini adalah target dari penyebaran ajaran komunisme yang menyatakan (LENIN YG BILANG!) bahwa makin banyak kaum proletar, maka makin kuatlah kaum revolusioner. Dari sini anda akan sedikit bingung (maaf, saya asumsikan anda nggak tahu sesuai dg keinginan anda) kok mirip dengan ajaran Sukarno ya? Tentu saja mirip karena Sukarno juga penggemar karya Marx. Lagipula ajaran Marx dapat digolongkan sebagai ajaran ekonomi politik SCIENCE saja. Bisa juga digolongkan sebagai varian dari ajaran Sosialisme. Banyak sekali pelopor bangsa Indonesia yg terpengaruh ajaran ini karena Indonesia saat itu masih berada di cengekraman Belanda. Otomatis semua bangsa Indonesia adalah KAUM PROLETAR. Jiwa dari ajaran Komunisme secara praktek baru diterjemahkan oleh Marx dan Engels lewat MANIFESTO PARTAI KOMUNIS (1848) atas permintaan partai komunis Jerman yg sudah terbentuk (Buy it for $4.0). Hasilnya adalah revolusi di Jerman dan seluruh daratan Eropa Barat yg tergiur oleh azas
Re: Sedikit ringkasan ttg komunisme (Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia)
From: Budi Haryanto [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: Friday, April 07, 2000 04:06 Subject: Re: Sedikit ringkasan ttg komunisme (Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia) = Sebenarnya agama mana yang dijadikan titik tolak oleh Karl Marx untuk membangun ajaran Komunisme? Salam, Nasrullah Idris
Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ...)
Saya sudah menduga bahwa anda ingin mencapkan sesuatu dengan mengatakan bahwa saya tidak mengetahui permasalahan. Itu sudah diantisipasi. Model pertanyaan anda yang ingin "men-test" itu sudah kuno mas. Hanya anak kecil yang tidak paham arahnya. Saya tidak ingin membahas apa arti demokrasi karena artinya sangat umum diketahui. Kalau anda betul-betul ingin tahu (bukan ngetes dengan cara yg lucu dan kekanak-kanakan seperti itu), silakan klik www.dictionary.com. Ini cara yg paling mudah. Kalau mau lebih lengkap ambil CD Encarta. Kalau mau ilmiah tinggal mampir ke Barnes and Noble. Pada jaman sekarang ini, tidak ada alasan bahwa seseorang tidak tahu term-term apa saja. Mengenai komunisme, ada site khusus yg menyimpan ribuan lembar pelajaran komunisme. Saya sudah sempat nge-print beberapa puluh dan akhirnya bosan sendiri. Ini lengkap sekali ya, sejak tulisan asli Engel, Marx, Lenin, Trotsky sampai tulisan Mao dan Stalin-pun ada. Biografi tokoh-tokoh besar komunis juga sangat lengkap tertulis. Pokoknya malah lebih lengkap dari buku tentang komunisme manapun yg sekarang ada di pasaran!!! (Tuh, pentungnya ada 3 buah). Nah, kalau penasaran, coba search communism, lenin, mao, nanti anda akan dibawa ke sana. Gratis mas. Saya juga sempat tulis untuk cari ke amazon.com, dan itu bukan sekedar ngomong karena saya juga sempat beli beberapa. Murah-murah mas, maximum $20. Nah, lagi-lagi nggak perlu punya alasan nggak ada tahu, nggak ada waktu, dll. Yg penting ada mau, semua pasti bisa dicari. Saya sudah sempat postingkan address site itu beberapa bulan yg lalu. Saya cantumkan lagi: http://www.marxists.org/archive/marx/index.htm http://www.maoism.org Ini yg rada runtut. Kalau mau yg dicampuri pandangan para komunis baru sih ada ribuan lagi tuh. Kembali ke paham komunis, dari yg anda tulis kelihatan anda tidak sadar bahwa sedemikian banyak pandangan para tokoh itu untuk mendefinisikannya dan cara untuk mencapainya. Ini yg bikin capek untuk menuliskannya. Tapi kalau arti umum sih semua orang yg sudah lulus SMP sudah tahu. Atau balik lagi: cari di www.dictionary.com. Jangan terlalu bodoh untuk ngetes orang lagi ya mas. Nggak lakuhihihi malu ah. Salam malu, Anjasmara Catatan: Artikel Tempo baru saya dapat 5 menit sebelum saya postingkan. Jadi anda jangan mengira bahwa saya mendasarkan pandangan saya pada artikel tsb. Juga saya tidak setuju dengan istilah 'radikal' yg dikhususkan untuk komunis Indonesia. Ini sudah tersirat lah. Kalau anda mendapat impression demikian dari artikel itu, boleh saya sebut anda salah dalam menyerapnya (itu problem anda dg penulisnya atau tulisannya). Saya sendiri tidak memperoleh kesan demikian dari artikel itu tuh. Silakan lah luangkan waktu anda sedikit..:) '-- From: Budi Haryanto [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ...) Date: Thu, 6 Apr 2000 09:31:00 -0700 Buat Anjas, Wah, anda salah kalau balik bertanya soal komunis ke saya. Lha wong sejak awal saya pingin belajar tentang komunis dari anda yang saya anggap 'tahu banyak' tentang hal ini. Saya mencoba mengatakan komunis di Indonesia adalah komunis yang keliru justru berangkat dari posting anda (Tempo), yang antara lain disitu disebut 'radikal' dan lainnya yang menunjukkan ketidaksesuaian dengan paham komunis yang sebenarnya. Lalu muncul pertanyaan saya yaitu paham komunis yang sebenarnya itu seperti apa, yang ternyata tidak anda jawab dan malah balik bertanya ke saya. Kok anda jadi mbingungi gitu sih.?! Ada dua catatan penting yang saya dapat dari posting anda tentang komunis ini, yaitu: 1. Anda sebenarnya tidak mengerti benar dengan apa yang disebut dengan demokrasi (lihat kata-kata anda tentang demokrasi ini), 2. Anda juga sebenarnya tidak tahu banyak tentang paham komunis. Namun dengan berangkat dari dan menggunakan dua kata di atas, yaitu 'demokrasi' dan 'komunis', anda telah mencaci maki Gus Dur. Wow.. Bagaimana anda bisa melakukan itu sementara anda sendiri tidak paham benar dengan kata-kata yang anda gunakan??? Ada ungkapan yang mungkin tepat untuk ini: "Nyekel cengele dhewe ae durung iso ..." Janganlah mengurangi kekaguman saya terhadap anda. Atau, mungkin saya salah mengagumi orang.??? Salam, Budi Jeffrey Anjasmara wrote: Soal paragraf pertama, whatever lah... gitu aja kok pusing. Saya juga bisa sinis kok. Soal komunisme, bagaimana anda menilai komunis di Indonesia adalah komunis yg salah? Coba silakan beli bukunya di Amazon.com, anda bisa beli cuman seharga $4.0 untuk dapat menilai rencana dan cita-cita besar komunisme. Dari cerita di Tempo tentang kemarahan Stalin, dia menyatakan "kamu orang gila" karena melihat kekuatan yg digalang belum cukup kuat atau terlalu prematur. Itu saja. Jadi bukan masalah keliru atau benar. Saya juga tidak setuju de
Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ...)
Soal paragraf pertama, whatever lah... gitu aja kok pusing. Saya juga bisa sinis kok. Soal komunisme, bagaimana anda menilai komunis di Indonesia adalah komunis yg salah? Coba silakan beli bukunya di Amazon.com, anda bisa beli cuman seharga $4.0 untuk dapat menilai rencana dan cita-cita besar komunisme. Dari cerita di Tempo tentang kemarahan Stalin, dia menyatakan "kamu orang gila" karena melihat kekuatan yg digalang belum cukup kuat atau terlalu prematur. Itu saja. Jadi bukan masalah keliru atau benar. Saya juga tidak setuju dengan Sdr. Priyo bahwa yg perlu ditakutkan adalah komunis gaya Indonesia. Haus darah bukan hanya karakteristik komunis Indonesia saja, tetapi sudah karakteristik umum. Silakan Budi sebutkan komunis gaya mana yg ideal? Saya perlu belajar dari anda nih... Saya tidak punya major Political Science atau apa seperti Ida, tapi paling tidak sudah merasa cukup takut setelah membaca beberapa referensi tentang komunisme. Saya juga tidak tergiur oleh teori Hegel atau Marx karena nyatanya dalam praktek komunisme berarti chaos. Tidak di Eropa, tidak di Asia, ataupun di Cuba. Kembali soal Cuba, anda dengar dari mana dulu sih? Saya jadi penasaran. Dari Castro? Semenjak pemerintahan Castro, Cuba sudah bergantung sepenuhnya pada USSR. Mau kena embargo atau tidak, perekonomian mereka sudah compang-camping. Anjas '--- From: Budi Haryanto [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ...) Date: Wed, 5 Apr 2000 13:43:13 -0700 Wah terima kasih Anjas, anda telah dan mau share informasi tentang komunis ini. Dan saya tetap lebih suka memuji anda yang kelihatannya 'sangat' hebat, reformis, nasionalis, dll. Sayang saya tidak bisa mengikuti saran anda untuk memuji yang lain. Bagi saya, nampaknya semua jadi 'kecil' dibanding dengan anda. Kembali ke paham komunis, dari posting anda tsb (Tempo), kelihatannya komunis di Indonesia adalah komunis aliran yang keliru dibanding dengan yang tumbuh di negara asalnya (Rusia?). Dengan kata lain, komunis yang benar adalah yang bukan seperti yang pernah ada di Indonesia. Lalu, seperti apa komunis yang sebenarnya itu? Kalau diteruskan lagi, seperti yang saya tanyakan, kenapa anda sedemikian ketakutannya terhadap paham komunis? Soal Cuba, saya khan bilang kalau 'dengar-dengar' di sana nggak ada KKN. Samalah dengan yang anda sebutkan bahwa Cuba terlibat perdagangan obat bius, tapi dari film. Faktanya...??? Saya suka kata-kata anda ini: Jeffrey Anjasmara wrote: Mengenai demokrasi, demokrasi ya demokrasi. Masak saya mesti nulis panjang lebar. Dengan seijin anda, saya akan tularkan model tulisan anda ini ke teman-teman SD saya. Salam, Budi __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ...)
Kalo sumber cerita saya lain ceritanya. Ceritanya, semasa komunis (PKI) dulu kyai-kyai dikejar dan dibunuhi. Itu cerita yang saya dapat. Boleh tahu, cerita traumatik anda itu terjadi dimana dan sekitar tahun berapa (curios question). Abis waktu itu saya belum lahir. Saya pribadi lebih prefer untuk mendapatkan sumber berita dari sumber2 yang memang melihat atau mendengar langsung kejadiannya. Faran Date: Tue, 4 Apr 2000 17:22:38 -0500 Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] From: Moko Darjatmoko [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] On 4/4/00, Faransyah Jaya wrote: Mungkin memang takutnya dengan komunis Indonesia. Kalo komunis Indonesia saya pribadi juga khawatir. Dari cerita Orang tua langsung sih memang komunis "Indonesia" itu sadis. Faran, "sadis" nya itu bukankah karena "Indonesia" nya ... tidak peduli apakah itu komunis atau non-komunis (artinya: ya tentara, ya mereka yang ngakunya beragama, dsb.) Sampai sekarang saya masih terbayang pemandangan masa kecil, kepala-kepala yang dicocok pada galah bambu sepanjang jalan raya di Jawa Timur. Ini terjadi setelah PKI dilumpuhkan secara total. Orang bilang itu kepala orang-orang PKI, ateis, atau mungkin orang yang lagi sial saja -- seperti tetanga saya yang mendadak lenyap, "in the wrong place at the wrong time." Pembantainya? ... apakah pembantainya orang-orang "komunis" yang sadis itu? Lho logikanya gimana sih, kan komunis (PKI) sudah lumpuh, kan orang-orangnya sudah habis ditangkapi pada waktu itu? Ingatan paling 'traumatik" adalah tentang guru agama di SMP saya dulu. Dia suka bawa pedang kemana-mena termasuk waktu di kelas pelajaran agama. Dengan bangga dia bercerita, bahwa semalam sudah menebas kepala yang ketujuh ... "tinggal dua lagi," katanya, "habis itu karcis ke surga boleh dibilang sudah di tangan." Tiba-tiba saya ingin muntah -- saya pamit ke WC, dan tidak pernah kembali ke kelas guru berpedang itu sampai lulus SMP 2 tahun kemudian. Lha itu kan jaman dulu, jaman kacau ... Jaman sekarang sebetulnya lebih mudah lagi ... tinggal lihat berita koran lokal saja. Meniru metode yang sering dipakai Noam Chomsky (MIT) ini saya ambil sample headline di Kompas rubruik METROpolitan. harap diingat saya tidak mengutip Pos Kota, tetapi harian Kompas, koran yang amat "jinak" itu -- atau "banci" meminjam olokan Ben Anderson (Cornell). Headlines dari minggu lalu (Senin sampai Sabtu) ... Senin, 27 Maret 2000 * Program Penertiban Umum tidak Tercapai Program 100 Hari Gubernur DKI Jakarta, untuk menegakkan ketertiban umum dan taat hukum, tampaknya tidak tercapai * Maling Motor Tewas Dibakar Aksi main hakim sendiri oleh massa terhadap pelaku tindak kejahatan, kembali terjadi di Tangerang, Sabtu (25/3) malam Selasa, 28 Maret 2000 - * Personel Tentara "Ngamuk", Tewaskan Pemilik Kafe Dua personel Tentara Nasional Indonesia (TNI) AD berpangkat sersan satu (sertu) mengamuk di Tangerang, Senin (27/3) sekitar pukul 04.30 * Tak Tanggapi Cinta, Erni Tewas Digorok Erni Kusumawati (20), karyawati perusahaan swasta, ditemukan tewas dengan leher hampir putus di dalam kamar rumahnya di Kampungbaru RT 03/02 Desa Karangasih, Kecamatan Cikarang, Bekasi, Senin (27/3) dini hari * Seorang Wanita Perancis Tewas di Tangan Perampok Silvy Maupin (39), seorang ibu berkewarganegaraan Perancis, ditemukan tewas di tempat tidurnya di Jalan Madrasah II Buntu Kemang, Cilandak Timur, Jakarta Selatan, pukul 04.40 hari Senin * Polisi Masih Periksa Abi dan Teman-temannya Aparat Kepolisian Resor Metro (Polrestro) Jakarta Pusat sampai Senin (27/3) sore masih memeriksa Abi Suryosumarno dan enam temannya, yang diduga keras mengetahui pengeroyok hingga tewas Bharatu Abraham Mao dan Belly Sihombing di BC Cafe, ... Rabu, 29 Maret 2000 --- * Polisi Tembak Mati Dua Penodong Polisi menembak mati Iwan dan Asep, dua dari empat penodong yang biasa beroperasi di perempatan di Jalan Perintis-Yos Sudarso, Kelapagading, Jakarta Utara, Senin (27/3) malam * Lima Bangunan Terbakar di Matraman Seorang anggota Marinir terluka akibat pengeroyokan dan lima bangunan terbakar dalam sebuah keributan antarwarga di Jl Matraman Raya, Jakarta Timur, Selasa (28/3) petang * Tersangka Pembunuh Ditahan di Pomdam Fe dan Ro, dua anggota TNI AD berpangkat sersan satu (sertu), tersangka pelaku pembunuhan Novelim Jemi (42), pemilik Kafe Duta 168 di Taman Cibodas, Jatiuwung, Kota Tangerang, pada peristiwa hari Senin pagi, mulai Selasa (28/3) kemarin dit Kamis, 30 Maret 2000 * Polisi Ringkus "Bos" Belasan Kelompok Pencuri Aparat Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya menangkap Musadar, seorang tersangka penadah barang curian
Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ...)
Sdr. Jeffrey, rasanya yang bilang begitu bukan saya, tapi Faransyah. saya lebih kurang setuju dengan pendapat anda. Dimana-mana komunisme tidak ada yang bisa dijadikan model, karena cuma bikin chaos rakyat sengsara, meskipun slogan perjuangan rakyat (kaum buruh) yang mereka pakai sebagai alat. --- Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya juga tidak setuju dengan Sdr. Priyo bahwa yg perlu ditakutkan adalah komunis gaya Indonesia. Haus darah bukan hanya karakteristik komunis Indonesia saja, tetapi sudah karakteristik umum. Silakan Budi sebutkan komunis gaya mana yg ideal? Saya perlu belajar dari anda nih... Saya tidak punya major Political Science atau apa seperti Ida, tapi paling tidak sudah merasa cukup takut setelah membaca beberapa referensi tentang komunisme. Saya juga tidak tergiur oleh teori Hegel atau Marx karena nyatanya dalam praktek komunisme berarti chaos. Tidak di Eropa, tidak di Asia, ataupun di Cuba. __ Do You Yahoo!? Talk to your friends online with Yahoo! Messenger. http://im.yahoo.com
Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Moko/ )
Saya juga sedikit bingung dengan contoh2 yang disebut bung Moko/ saya kira, harus dibedakan, kekerasan yang dilakukan oknum atau kelompok penjahat, (utamanya) dengan alasan perut lapar atau basic needs lainnya -- dengan kekerasan yang memang di-"design" dan direstui oleh suatu rejim penguasa, baik itu rejim komunis (PKI) maupun rejim ORLA atau ORBA. --- Faransyah Jaya [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalo sumber cerita saya lain ceritanya. Ceritanya, semasa komunis (PKI) dulu kyai-kyai dikejar dan dibunuhi. Itu cerita yang saya dapat. Boleh tahu, cerita traumatik anda itu terjadi dimana dan sekitar tahun berapa (curios question). Abis waktu itu saya belum lahir. Saya pribadi lebih prefer untuk mendapatkan sumber berita dari sumber2 yang memang melihat atau mendengar langsung kejadiannya. Faran Date: Tue, 4 Apr 2000 17:22:38 -0500 Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] From: Moko Darjatmoko [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] On 4/4/00, Faransyah Jaya wrote: Mungkin memang takutnya dengan komunis Indonesia. Kalo komunis Indonesia saya pribadi juga khawatir. Dari cerita Orang tua langsung sih memang komunis "Indonesia" itu sadis. Faran, "sadis" nya itu bukankah karena "Indonesia" nya ... tidak peduli apakah itu komunis atau non-komunis (artinya: ya tentara, ya mereka yang ngakunya beragama, dsb.) Sampai sekarang saya masih terbayang pemandangan masa kecil, kepala-kepala yang dicocok pada galah bambu sepanjang jalan raya di Jawa Timur. Ini terjadi setelah PKI dilumpuhkan secara total. Orang bilang itu kepala orang-orang PKI, ateis, atau mungkin orang yang lagi sial saja -- seperti tetanga saya yang mendadak lenyap, "in the wrong place at the wrong time." Pembantainya? ... apakah pembantainya orang-orang "komunis" yang sadis itu? Lho logikanya gimana sih, kan komunis (PKI) sudah lumpuh, kan orang-orangnya sudah habis ditangkapi pada waktu itu? Ingatan paling 'traumatik" adalah tentang guru agama di SMP saya dulu. Dia suka bawa pedang kemana-mena termasuk waktu di kelas pelajaran agama. Dengan bangga dia bercerita, bahwa semalam sudah menebas kepala yang ketujuh ... "tinggal dua lagi," katanya, "habis itu karcis ke surga boleh dibilang sudah di tangan." Tiba-tiba saya ingin muntah -- saya pamit ke WC, dan tidak pernah kembali ke kelas guru berpedang itu sampai lulus SMP 2 tahun kemudian. Lha itu kan jaman dulu, jaman kacau ... Jaman sekarang sebetulnya lebih mudah lagi ... tinggal lihat berita koran lokal saja. Meniru metode yang sering dipakai Noam Chomsky (MIT) ini saya ambil sample headline di Kompas rubruik METROpolitan. harap diingat saya tidak mengutip Pos Kota, tetapi harian Kompas, koran yang amat "jinak" itu -- atau "banci" meminjam olokan Ben Anderson (Cornell). Headlines dari minggu lalu (Senin sampai Sabtu) ... Senin, 27 Maret 2000 * Program Penertiban Umum tidak Tercapai Program 100 Hari Gubernur DKI Jakarta, untuk menegakkan ketertiban umum dan taat hukum, tampaknya tidak tercapai * Maling Motor Tewas Dibakar Aksi main hakim sendiri oleh massa terhadap pelaku tindak kejahatan, kembali terjadi di Tangerang, Sabtu (25/3) malam Selasa, 28 Maret 2000 - * Personel Tentara "Ngamuk", Tewaskan Pemilik Kafe Dua personel Tentara Nasional Indonesia (TNI) AD berpangkat sersan satu (sertu) mengamuk di Tangerang, Senin (27/3) sekitar pukul 04.30 * Tak Tanggapi Cinta, Erni Tewas Digorok Erni Kusumawati (20), karyawati perusahaan swasta, ditemukan tewas dengan leher hampir putus di dalam kamar rumahnya di Kampungbaru RT 03/02 Desa Karangasih, Kecamatan Cikarang, Bekasi, Senin (27/3) dini hari * Seorang Wanita Perancis Tewas di Tangan Perampok Silvy Maupin (39), seorang ibu berkewarganegaraan Perancis, ditemukan tewas di tempat tidurnya di Jalan Madrasah II Buntu Kemang, Cilandak Timur, Jakarta Selatan, pukul 04.40 hari Senin * Polisi Masih Periksa Abi dan Teman-temannya Aparat Kepolisian Resor Metro (Polrestro) Jakarta Pusat sampai Senin (27/3) sore masih memeriksa Abi Suryosumarno dan enam temannya, yang diduga keras mengetahui pengeroyok hingga tewas Bharatu Abraham Mao dan Belly Sihombing di BC Cafe, ... Rabu, 29 Maret 2000 --- * Polisi Tembak Mati Dua Penodong Polisi menembak mati Iwan dan Asep, dua dari empat penodong yang biasa beroperasi di perempatan di Jalan Perintis-Yos Sudarso, Kelapagading, Jakarta Utara, Senin (27/3) malam * Lima Bangunan Terbakar di Matraman Seorang anggota Marinir terluka akibat pengeroyokan dan lima bangunan terbakar dalam sebuah keributan antarwarga di Jl Matraman Raya, Jakarta Timur, Selasa (28/3)
Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ...)
Buat Anjas, Wah, anda salah kalau balik bertanya soal komunis ke saya. Lha wong sejak awal saya pingin belajar tentang komunis dari anda yang saya anggap 'tahu banyak' tentang hal ini. Saya mencoba mengatakan komunis di Indonesia adalah komunis yang keliru justru berangkat dari posting anda (Tempo), yang antara lain disitu disebut 'radikal' dan lainnya yang menunjukkan ketidaksesuaian dengan paham komunis yang sebenarnya. Lalu muncul pertanyaan saya yaitu paham komunis yang sebenarnya itu seperti apa, yang ternyata tidak anda jawab dan malah balik bertanya ke saya. Kok anda jadi mbingungi gitu sih.?! Ada dua catatan penting yang saya dapat dari posting anda tentang komunis ini, yaitu: 1. Anda sebenarnya tidak mengerti benar dengan apa yang disebut dengan demokrasi (lihat kata-kata anda tentang demokrasi ini), 2. Anda juga sebenarnya tidak tahu banyak tentang paham komunis. Namun dengan berangkat dari dan menggunakan dua kata di atas, yaitu 'demokrasi' dan 'komunis', anda telah mencaci maki Gus Dur. Wow.. Bagaimana anda bisa melakukan itu sementara anda sendiri tidak paham benar dengan kata-kata yang anda gunakan??? Ada ungkapan yang mungkin tepat untuk ini: "Nyekel cengele dhewe ae durung iso ..." Janganlah mengurangi kekaguman saya terhadap anda. Atau, mungkin saya salah mengagumi orang.??? Salam, Budi Jeffrey Anjasmara wrote: Soal paragraf pertama, whatever lah... gitu aja kok pusing. Saya juga bisa sinis kok. Soal komunisme, bagaimana anda menilai komunis di Indonesia adalah komunis yg salah? Coba silakan beli bukunya di Amazon.com, anda bisa beli cuman seharga $4.0 untuk dapat menilai rencana dan cita-cita besar komunisme. Dari cerita di Tempo tentang kemarahan Stalin, dia menyatakan "kamu orang gila" karena melihat kekuatan yg digalang belum cukup kuat atau terlalu prematur. Itu saja. Jadi bukan masalah keliru atau benar. Saya juga tidak setuju dengan Sdr. Priyo bahwa yg perlu ditakutkan adalah komunis gaya Indonesia. Haus darah bukan hanya karakteristik komunis Indonesia saja, tetapi sudah karakteristik umum. Silakan Budi sebutkan komunis gaya mana yg ideal? Saya perlu belajar dari anda nih... Saya tidak punya major Political Science atau apa seperti Ida, tapi paling tidak sudah merasa cukup takut setelah membaca beberapa referensi tentang komunisme. Saya juga tidak tergiur oleh teori Hegel atau Marx karena nyatanya dalam praktek komunisme berarti chaos. Tidak di Eropa, tidak di Asia, ataupun di Cuba. Kembali soal Cuba, anda dengar dari mana dulu sih? Saya jadi penasaran. Dari Castro? Semenjak pemerintahan Castro, Cuba sudah bergantung sepenuhnya pada USSR. Mau kena embargo atau tidak, perekonomian mereka sudah compang-camping. Anjas '--- From: Budi Haryanto [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ...) Date: Wed, 5 Apr 2000 13:43:13 -0700 Wah terima kasih Anjas, anda telah dan mau share informasi tentang komunis ini. Dan saya tetap lebih suka memuji anda yang kelihatannya 'sangat' hebat, reformis, nasionalis, dll. Sayang saya tidak bisa mengikuti saran anda untuk memuji yang lain. Bagi saya, nampaknya semua jadi 'kecil' dibanding dengan anda. Kembali ke paham komunis, dari posting anda tsb (Tempo), kelihatannya komunis di Indonesia adalah komunis aliran yang keliru dibanding dengan yang tumbuh di negara asalnya (Rusia?). Dengan kata lain, komunis yang benar adalah yang bukan seperti yang pernah ada di Indonesia. Lalu, seperti apa komunis yang sebenarnya itu? Kalau diteruskan lagi, seperti yang saya tanyakan, kenapa anda sedemikian ketakutannya terhadap paham komunis? Soal Cuba, saya khan bilang kalau 'dengar-dengar' di sana nggak ada KKN. Samalah dengan yang anda sebutkan bahwa Cuba terlibat perdagangan obat bius, tapi dari film. Faktanya...??? Saya suka kata-kata anda ini: Jeffrey Anjasmara wrote: Mengenai demokrasi, demokrasi ya demokrasi. Masak saya mesti nulis panjang lebar. Dengan seijin anda, saya akan tularkan model tulisan anda ini ke teman-teman SD saya. Salam, Budi __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ...)
From: Budi Haryanto [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: Wednesday, April 05, 2000 23:27 Subject: Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ...) Ada dua catatan penting yang saya dapat dari posting anda tentang komunis ini, yaitu: 1. Anda sebenarnya tidak mengerti benar dengan apa yang disebut dengan demokrasi (lihat kata-kata anda tentang demokrasi ini), 2. Anda juga sebenarnya tidak tahu banyak tentang paham komunis. = Ceileeh Ini sih bukan menyangkut "pemikiran", tetapi "pemikir". Salam, Nasrullah Idris
Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ...)
Wah terima kasih Anjas, anda telah dan mau share informasi tentang komunis ini. Dan saya tetap lebih suka memuji anda yang kelihatannya 'sangat' hebat, reformis, nasionalis, dll. Sayang saya tidak bisa mengikuti saran anda untuk memuji yang lain. Bagi saya, nampaknya semua jadi 'kecil' dibanding dengan anda. Kembali ke paham komunis, dari posting anda tsb (Tempo), kelihatannya komunis di Indonesia adalah komunis aliran yang keliru dibanding dengan yang tumbuh di negara asalnya (Rusia?). Dengan kata lain, komunis yang benar adalah yang bukan seperti yang pernah ada di Indonesia. Lalu, seperti apa komunis yang sebenarnya itu? Kalau diteruskan lagi, seperti yang saya tanyakan, kenapa anda sedemikian ketakutannya terhadap paham komunis? Soal Cuba, saya khan bilang kalau 'dengar-dengar' di sana nggak ada KKN. Samalah dengan yang anda sebutkan bahwa Cuba terlibat perdagangan obat bius, tapi dari film. Faktanya...??? Saya suka kata-kata anda ini: Jeffrey Anjasmara wrote: Mengenai demokrasi, demokrasi ya demokrasi. Masak saya mesti nulis panjang lebar. Dengan seijin anda, saya akan tularkan model tulisan anda ini ke teman-teman SD saya. Salam, Budi
Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ...)
Mungkin memang takutnya dengan komunis Indonesia. Kalo komunis Indonesia saya pribadi juga khawatir. Dari cerita Orang tua langsung sih memang komunis "Indonesia" itu sadis. Faran Date: Wed, 5 Apr 2000 13:43:13 -0700 Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] From: Budi Haryanto [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Wah terima kasih Anjas, anda telah dan mau share informasi tentang komunis ini. Dan saya tetap lebih suka memuji anda yang kelihatannya 'sangat' hebat, reformis, nasionalis, dll. Sayang saya tidak bisa mengikuti saran anda untuk memuji yang lain. Bagi saya, nampaknya semua jadi 'kecil' dibanding dengan anda. Kembali ke paham komunis, dari posting anda tsb (Tempo), kelihatannya komunis di Indonesia adalah komunis aliran yang keliru dibanding dengan yang tumbuh di negara asalnya (Rusia?). Dengan kata lain, komunis yang benar adalah yang bukan seperti yang pernah ada di Indonesia. Lalu, seperti apa komunis yang sebenarnya itu? Kalau diteruskan lagi, seperti yang saya tanyakan, kenapa anda sedemikian ketakutannya terhadap paham komunis? Soal Cuba, saya khan bilang kalau 'dengar-dengar' di sana nggak ada KKN. Samalah dengan yang anda sebutkan bahwa Cuba terlibat perdagangan obat bius, tapi dari film. Faktanya...??? Saya suka kata-kata anda ini: Jeffrey Anjasmara wrote: Mengenai demokrasi, demokrasi ya demokrasi. Masak saya mesti nulis panjang lebar. Dengan seijin anda, saya akan tularkan model tulisan anda ini ke teman-teman SD saya. Salam, Budi Happy New Millenium from the staff at DCEmail.com http://www.dcemail.com - FREE Email for the Community
Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ...)
On 4/4/00, Faransyah Jaya wrote: Mungkin memang takutnya dengan komunis Indonesia. Kalo komunis Indonesia saya pribadi juga khawatir. Dari cerita Orang tua langsung sih memang komunis "Indonesia" itu sadis. Faran, "sadis" nya itu bukankah karena "Indonesia" nya ... tidak peduli apakah itu komunis atau non-komunis (artinya: ya tentara, ya mereka yang ngakunya beragama, dsb.) Sampai sekarang saya masih terbayang pemandangan masa kecil, kepala-kepala yang dicocok pada galah bambu sepanjang jalan raya di Jawa Timur. Ini terjadi setelah PKI dilumpuhkan secara total. Orang bilang itu kepala orang-orang PKI, ateis, atau mungkin orang yang lagi sial saja -- seperti tetanga saya yang mendadak lenyap, "in the wrong place at the wrong time." Pembantainya? ... apakah pembantainya orang-orang "komunis" yang sadis itu? Lho logikanya gimana sih, kan komunis (PKI) sudah lumpuh, kan orang-orangnya sudah habis ditangkapi pada waktu itu? Ingatan paling 'traumatik" adalah tentang guru agama di SMP saya dulu. Dia suka bawa pedang kemana-mena termasuk waktu di kelas pelajaran agama. Dengan bangga dia bercerita, bahwa semalam sudah menebas kepala yang ketujuh ... "tinggal dua lagi," katanya, "habis itu karcis ke surga boleh dibilang sudah di tangan." Tiba-tiba saya ingin muntah -- saya pamit ke WC, dan tidak pernah kembali ke kelas guru berpedang itu sampai lulus SMP 2 tahun kemudian. Lha itu kan jaman dulu, jaman kacau ... Jaman sekarang sebetulnya lebih mudah lagi ... tinggal lihat berita koran lokal saja. Meniru metode yang sering dipakai Noam Chomsky (MIT) ini saya ambil sample headline di Kompas rubruik METROpolitan. harap diingat saya tidak mengutip Pos Kota, tetapi harian Kompas, koran yang amat "jinak" itu -- atau "banci" meminjam olokan Ben Anderson (Cornell). Headlines dari minggu lalu (Senin sampai Sabtu) ... Senin, 27 Maret 2000 * Program Penertiban Umum tidak Tercapai Program 100 Hari Gubernur DKI Jakarta, untuk menegakkan ketertiban umum dan taat hukum, tampaknya tidak tercapai * Maling Motor Tewas Dibakar Aksi main hakim sendiri oleh massa terhadap pelaku tindak kejahatan, kembali terjadi di Tangerang, Sabtu (25/3) malam Selasa, 28 Maret 2000 - * Personel Tentara "Ngamuk", Tewaskan Pemilik Kafe Dua personel Tentara Nasional Indonesia (TNI) AD berpangkat sersan satu (sertu) mengamuk di Tangerang, Senin (27/3) sekitar pukul 04.30 * Tak Tanggapi Cinta, Erni Tewas Digorok Erni Kusumawati (20), karyawati perusahaan swasta, ditemukan tewas dengan leher hampir putus di dalam kamar rumahnya di Kampungbaru RT 03/02 Desa Karangasih, Kecamatan Cikarang, Bekasi, Senin (27/3) dini hari * Seorang Wanita Perancis Tewas di Tangan Perampok Silvy Maupin (39), seorang ibu berkewarganegaraan Perancis, ditemukan tewas di tempat tidurnya di Jalan Madrasah II Buntu Kemang, Cilandak Timur, Jakarta Selatan, pukul 04.40 hari Senin * Polisi Masih Periksa Abi dan Teman-temannya Aparat Kepolisian Resor Metro (Polrestro) Jakarta Pusat sampai Senin (27/3) sore masih memeriksa Abi Suryosumarno dan enam temannya, yang diduga keras mengetahui pengeroyok hingga tewas Bharatu Abraham Mao dan Belly Sihombing di BC Cafe, ... Rabu, 29 Maret 2000 --- * Polisi Tembak Mati Dua Penodong Polisi menembak mati Iwan dan Asep, dua dari empat penodong yang biasa beroperasi di perempatan di Jalan Perintis-Yos Sudarso, Kelapagading, Jakarta Utara, Senin (27/3) malam * Lima Bangunan Terbakar di Matraman Seorang anggota Marinir terluka akibat pengeroyokan dan lima bangunan terbakar dalam sebuah keributan antarwarga di Jl Matraman Raya, Jakarta Timur, Selasa (28/3) petang * Tersangka Pembunuh Ditahan di Pomdam Fe dan Ro, dua anggota TNI AD berpangkat sersan satu (sertu), tersangka pelaku pembunuhan Novelim Jemi (42), pemilik Kafe Duta 168 di Taman Cibodas, Jatiuwung, Kota Tangerang, pada peristiwa hari Senin pagi, mulai Selasa (28/3) kemarin dit Kamis, 30 Maret 2000 * Polisi Ringkus "Bos" Belasan Kelompok Pencuri Aparat Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya menangkap Musadar, seorang tersangka penadah barang curian dengan enam orang pencuri suruhannya, di Jalan Kebonbawang XV RT 018/02, Tanjungpriok, Jakarta Utara * Gagal Rampas Uang, Perampok Menembak Korbannya Dua perampok bersenjata api gagal merampas uang sebesar Rp 273 juta milik perusahaan pelayaran PT Sriwijaya Lloyd yang baru saja diambil di Standard Chartered Bank, Jakarta, Rabu (29/3) sore Jumat, 31 Maret 2000 * Tiga Pencuri Tewas Dihajar Massa Tiga pencuri di tiga kota, Bogor, Tangerang, dan Bekasi tewas secara