Re: Sedikit ringkasan ttg komunisme (Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia)

2000-04-09 Terurut Topik Faransyah Jaya

Setuju!

mungkin pemakaian kata2 "nggak enak"nya mesti diilangin. saya pribadi tadinya udah 
enak baca argumennya tiba2 ada kata2 tsb jadi mengurangi nilai argumentasinya.

faran

Date: Fri, 7 Apr 2000 14:09:42 -0700
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
From: Budi Haryanto [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]

Buat Anjas,

Terima kasih, sekali lagi terima kasih banyak.
Pencerahan inilah yang sebenarnya saya tunggu-tunggu selama tiga hari
ini (sambil ngelus dada sendiri, karena selama tiga hari ini saya telah
menjadi sedemikian bodoh dan malasnya di mata anda).

Banyak sekali masukan buat saya dari tulisan anda ini. Dan saya juga
bisa mulai sedikit mengerti tentang 'komunis' itu sendiri. Saya sangat
menghargai upaya anda untuk share hal ini. Saya ngerti bahwa anda tidak
begitu rela untuk melakukan ini, untuk itu saya mohon maaf. Saya juga
mohon maaf karena telah terpancing untuk meniru tulisan anda yang
sebenarnya banyak bernada kurang enak.

Kelihatannya saya mulai tertarik untuk tahu banyak tentang 'komunis'
ini. Mudah-mudahan kedepan ini saya bisa memenuhi anjuran anda
meluangkan sedikit waktu guna mempelajari 'komunis' ini.

Eh, omong-omong, anda kok suka sekali sih makai kata-kata 'jorok' atau
'nggak enak' untuk dibaca dalam posting-posting anda? Mungkin nggak
diperhalus?

Sekali lagi terima kasih.

Salam,
Budi



Jeffrey Anjasmara wrote:

 This guy is really Mungkin sekedar lazy, atau sok-ngetes, okay...

 Mari kita kembali dari awal yah. Sudah saya cek folder saya, dan waktu anda
 tanya pertama kali, saya belum menyebut sama sekali tentang DEMOKRASI. Nah,
 anda telah (sengaja?) mencampurbaurkan dengan posting orang lain atau
 bagaimana saya tidak tahu deh. Tapi nggak apa karena berarti saya bisa
 kurangi satu pokok bahasan (instead of two topics).

 Paham komunisme dimulai oleh Karl Marx yg tidak puas dengan kondisi sosial
 di negerinya (Jerman/Prusia). Setelah sadar bahwa untuk belajar kondisi
 sosial masyarakat perlu juga untuk belajar politik dan ekonomi, maka dia
 ngungsi keluar dari Jerman. Berbagai karya cikal bakal komunisme didasari
 oleh ketidakpuasannya terhadap teori sosialisme para pakar waktu itu. Si
 Marx ini sangat rajin, dan teori komunismenya ini makin menjadi bentuk
 karena makin lama makin mendetail.

 Revolusi (yg dapat oom Budi terjemahkan sebagai gerakan radikal berskala
 luas, monggo deh) sudah akrab dengan paham komunisme sejak masih jabang
 bayi. Setelah dijauhi di Jerman, ditendang Belgia, lalu Marx dapat tempat di
 Perancis, tendang lagi jatuh di Inggris.

 Buku pertama tentang komunisme tidak langsung jadi paham bahwa pribadi tidak
 punya hak properti dan negara yg punya hak. Belum tuh. Mula-mula
 muncul karya tentang "monetary" dengan konsep yg super baru. Setelah itu
 muncul konsep kapital dan labor (buruh) -- (saya sarankan beli Das Kapital,
 don't be so cheap lah). Di sini banyak sekali filosofi-filosofi yg terlalu
 mendetail dan sulit dibahas tanpa membahas kondisi "poleksosbud" di
 negara-negara Eropa kala itu.  Singkat kata, ajarannya beserta ajaran
 Frederick Engels (juga orang Jerman atau tepatnya Prusia), berintikan
 perjuangan antar kelas.

 Mengapa mengkawatirkan? Ini berkali-kali anda tanyakan. Sungguh saya tak
 habis pikir karena untuk menjawabnya cukup pakai ajaran anak SMP. Ini tidak
 bermaksud merendahkan. Memang jawabannya karena ajaran mereka menghendaki
 penghancuran fundasi existing sosial ekonomi. Itu saja. Persis yg diajarin
 guru sejarah SMP saya itu. Kalau mau lebih detail, maka tak bedanya membahas
 Al Quran atau Bible. Tak habis-habisnya dan tak akan selesai.

 Yang perlu dipikirkan, bila ajarannya menentukan hal tersebut, lalu apa
 konsekuensi logisnya? Bukankah pertumpahan darah? Mana ada penghapusan
 properti diikuti dengan lega hati oleh orang-orang kecuali oleh orang yg tak
 punya apa-apa?

 Kaum proletar, atau kaum buruh didefinisikan sebagai kaum revolusioner.
 Catatan: Indonesia sebagai negara agraris sebetulnya tak berhak / tak cocok,
 makanya diubah sedikit bahwa kaum proletar adalah kaum buruh dan tani. Nah,
 baru cocok. Nyeleweng lagi, pandangan Sukarno tentang Marhaen, mirip dengan
 definisi kaum proletar ini.

 Indonesia mempunyai lebih banyak tani dan buruh daripada kelas menengah.
 Ditambah dengan kenyataan jurang status ekonomi yg demikian lebar. Dari
 awal, ini adalah target dari penyebaran ajaran komunisme yang menyatakan
 (LENIN YG BILANG!) bahwa makin banyak kaum proletar, maka makin kuatlah kaum
 revolusioner.

 Dari sini anda akan sedikit bingung (maaf, saya asumsikan anda nggak tahu
 sesuai dg keinginan anda) kok mirip dengan ajaran Sukarno ya? Tentu saja
 mirip karena Sukarno juga penggemar karya Marx. Lagipula ajaran Marx dapat
 digolongkan sebagai ajaran ekonomi politik SCIENCE saja. Bisa juga
 digolongkan sebagai varian dari ajaran Sosialisme. Banyak sekali pelopor
 bangsa Indonesia yg terpengaruh ajaran ini karena Indonesia saat itu masih
 berada di cengekraman Belanda. 

Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia

2000-04-09 Terurut Topik Faransyah Jaya

Bener,

yang di contoh dari amerika cukup teknologi dan proffesionalismenya aja. Kalo masalah 
ketuhanan sih nggak usah di ikutin. :)

FAran

Date: Fri, 7 Apr 2000 11:21:16 -0400
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
From: Mahendra Siregar [EMAIL PROTECTED]
Subject:  Lahirnya Partai Komunis Indonesia
To: [EMAIL PROTECTED]

Bung Irwan dan teman-teman Permias,

Saya belum sampai kepada suatu kesimpulan mendukung atau menolak penghapusan
TAP MPRS itu. Namun saya sekedar mengingatkan bahwa AS ini adalah negara
sekuler sedangkan Indonesia adalah negara yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa.
Perbedaan ini sangat signifikan dalam memberikan kebebasan dan pembatasan
mengenai agama dan pelaksanaan tata-ibadahnya.

Oleh karena itu, Hak dan Kebebasan orang untuk beragama atau tidak beragama
di AS (termasuk hak untuk menyembah Setan sekalipun), tidak relevan untuk
menjadi panutan bagi Indonesia. Kecuali, tentu saja, kita buang dulu sila
pertama pada Pancasila itu, dan ikut-ikutan menjadi negara sekuler seperti
AS.

Salam
Mahendra

-Original Message-
From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Date: Thursday, April 06, 2000 9:15 AM
Subject: Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam
atau Islam 


Pak Jaya (Troy?)/Anjasmara,
Cukup menarik membaca penuturan bahwa anda sudah
cukup banyak membaca mengenai komunisme.
Saya pribadi sebenarnya tidak terlalu tertarik dengan
komunisme apalagi mau jadi pengikut paham ini.

Walau demikian, sebagai orang yg mengakui HAM, saya
tidak bisa melarang orang untuk tidak boleh mengikuti
paham komunisme.

Ada beberapa pertanyaan yang ini saya ajukan kepada
anda dan juga rekan lainnya yang mendukung TAP MPRS
tentang komunisme itu perlu dipertahankan.
1.Apakah anda termasuk kelompok pendukung HAM?
2.Apa alasan anda untuk melarang orang untuk menganut
   paham komunis bila dilain sisi anda tidak melarang orang untuk
   menganut paham kapitalis, paham liberal, paham pancasila,
   dan paham-paham lainnya.
3.Bila anda mengaitkan paham komunis dengan perilaku para
   pengikutnya di masa lampau yang anda katakan telah beberapa
   kali mencoba melakukan kudeta terhadap pemerintahan yang sah,
   bagaimana pendapat anda dengan kelompok dari paham atau
   aliran lainnya yang juga melakukan tindakan serupa? Misalnya saja,
   ingin mendirikan negara kita dengan berbasis agama tertentu.
   Apakah dengan demikian anda juga setuju untuk dibuatkan
   TAP MPR untuk melarang ajaran atau kelompok tersebut di
   Indonesia?
4.Apakah di AS ada larangan terhadap ajaran komunis?
   Setahu saya tidak ada larangan. Bahkan untuk menjadi
   atheis sekali pun tidak dilarang.  Mohon saya dikoreksi kalau salah.
   Yang dilarang oleh pemerinta AS adalah tindakan2 anarki yang
bisa mengganggu ketertiban atau pun keamanan orang lain.
Dan hukum ini berlaku untuk semua, tidak perduli apakah dari
kelompok mayoritas atau pun minoritas. Sekedar contoh saja:
- Di AS ada hukum yang melarang orang untuk melakukan tindakan
   diskriminasi atas dasar agama, ras, asal negara/kewarganegaraan,
   gender. Ada hukum yang melarang orang untuk melakukan
   penyerangan baik secara fisik atau pun ancaman yang dapat
   menganggu ketentraman maupun keselamatan orang lain.
   Walau demikian, tidak ada larangan untuk orang memiliki
   SIFAT tidak suka dengan pengikut agama lain, atau ras yg
   berbeda dengan dia, dll.
 - Di AS ada aturan bahwa rumah ibadah tidak dibenarkan dalam
acara ibadahnya sampai menyebabkan polusi suara dalam
pengertian acara ibadahnya sampai terdengar keluar gedung
ibadah. Hal ini mengingat tidak semua orang disekitar rumah
ibadah tersebut yang mau diganggu dengan polusi suara yang
keluar dari rumah ibadah tersebut.  Hal ini berlaku untuk semua
agama tanpa kecuali termasuk pula untuk umat Kristen yang
katanya mayoritas di AS, tidak dibenarkan dalam ibadah di gereja
sampai membuat polusi suara bagi rumah sekitarnya.
[mudah2an Indonesia segera mengikuti hal baik ini]

Dengan memperhatikan hal2 di atas, saya berkesimpulan bahwa
pelarangan terhadap ajaran komunis dengan memuatnya dalam
alat hukum seperti TAP MPRS adalah suatu bentuk nyata dari
ketidakpercayaan diri akan paham yg di miliki.
Ketakutan akan paham komunis bisa menyebar di Indonesia adalah
wujud nyata dari lemahnya mental dan pendidikan rakyat
Indonesia, pun agama yang sering digembar-gemborkan
sebagai benteng yang kuat ternyata sebenarnya rapuh sehingga
perlu dibuat benteng tambahan dengan adanya TAP MPRS tersebut.

Adalah jauh lebih penting membuat perangkat hukum yang dapat
membatasi orang untuk tidak melakukan tindakan kekerasan
atau pun membahayakan keselamatan orang lain.  Dan hukum
ini dijalankan dengan penuh konsekuen tanpa pandang bulu.

Sekedar contoh saja, ada larangan membawa senjata tajam
di muka umum seperti misalnya golok atau

Re: Welcome Back, Eyang Troy...;)) (Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia)

2000-04-09 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 4/8/00 1:32:44 AM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Hehehe..ternyata lae Irwan jeli juga ya melihat munculnya nama "Jaya" di
  sela-sela 4 email beralamat 'Jeffrey' tertanggal 28 Maret 2000 yl.


Irwan:
Lae Dharma, sebenarnya hal itu hanya kebetulan saja.
Kebetulan pas saya baca postingnya. Hal ini mengingat memang
tidak semua posting di milis ini sempat saya baca.

Karena menyadari bahwa pemilik nama Jeffrey Anjasmara
sudah "tidak keberatan" lagi untuk membuka identitasnya
dengan menuliskan nama aslinya, karenanya saya beranggapan
akan lebih menghormati bila dalam posting2 selanjutnya saya
menggunakan nama aslinya saja.

Saya pun sedikit menceritakan peristiwanya, itu juga karena
ditanya oleh Pak Nasrullah. Karena memang saya lebih mementingkan
isi tulisannya ketimbang orangnya untuk diskusi secara terbuka
di milis ini. Nah, karena sudah menjadi kebiasaan baru saya untuk
selalu mencoba memberikan respek terhadap partner diskusi,
karena saya lebih suka menuliskan nama aslinya ketimbang
nama "iseng" yang bersangkutan.

Tulisannya menurut saya beberapa ada bagus disimak.
Karenanya, selain memberi respek terhadap rekan diskusi,
tampaknya cara saya menjawab dengan mencantumkan
nama asli juga akan memberikan poin lebih tersendiri
buat penulisnya.

Untuk Pak Brawijaya atau Eyang Troy, selamat "datang kembali"
di milis Permias. Tulisan2 tajam anda selanjutanya tetap dinanti.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Welcome Back, Eyang Troy...;)) (Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia)

2000-04-08 Terurut Topik E R Juni

 Akhirnya, sepandai-pandainya Eyang Troy alias Jaya alias FNU Brawijaya
 menutupi masa lalunya di PERMIAS, ternyata 'Jeffrey' membongkar sendiri
 kedok aslinya atawa 'Jeffrey' udah ikut-ikutan "pikun seperti
 Eyang"...hmm..masih inget khan kata2 ini..;))

 So, welcome back, Eyang Troy dan anda tidak perlu malu untuk memakai nama
 Jaya lagi daripada harus menipu diri sendiri dengan nama palsu (dosa lho,
 'Yang).

ternyata tanpa saya sadari saya waktu itu berdebat dengan kuya toh...
heheh... tak terduga memang

oh well...  boss, selamat datang kembali boss.. !!

:)

e r juni



Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (attn: Jaya)

2000-04-08 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Iya deh Pak Kambing. Terserah

Anjasmara


From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (attn: Jaya)
Date: Fri, 7 Apr 2000 17:11:50 EDT

In a message dated 4/7/00 3:02:33 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

Jaya:
  Irwan, anda ini malah jadinya mengagung-agungkan hukum dan mensakralkan
   hukum. Lama-lama hukumnya dijadikan tuhan. Jadinya sama dong dengan
   mensakralkan Pancasila, mensakralkan Suharto, mensakralkan Megawati,
dll.

Irwan:
Dalam kehidupan bernegara dalam artian sebagai warganegara,
maka yang perlu dijadikan acuan adalah hukum.
Dalam kehidupan sebagai pribadi, maka keyakinan
yg dipeganglah yang dijalankan. Bila berkeyakinan akan
adanya Tuhan, maka tunduklah akan Tuhan. Bila berkeyakinan
tidak adanya Tuhan, silahkan jalani kehidupan sesuai
dengan keyakinan yang dianut.

Jaya:
   Untuk yg seperti ini ada istilahnya yaitu keblinger dengan semua yg
serba
   produk AS. Lupa dengan batasan-batasan atau karakteristik yang unik
dari
   setiap negara atau wilayah.

Irwan:
Saya adalah tipe orang yang akan memakai "produk" dari
Australia, bila memang "produk" itu menurut saya adalah baik.
Akan memakai "produk" dari Afrika Selatan bila memang
"produk" tersebut menurut saya "produk" tersebut adalah baik.
Akan memakai "produk" dari AS bila menurut saya "produk"
tersebut adalah baik.

Saya bukan tipe orang yang akan menolak memakai "produk"
Australia hanya karena takut dikatain Australia minded, padahal
"produk" tersebut adalah baik untuk saya. Saya bukan tipe
orang yang akan menolak memakai "produk" AS hanya karena
takut dikatain AS minded, padahal "produk" tersebut adalah
baik untuk saya.

"Minds are like parachutes. They only function when they open."

Jaya:
   Untuk kesimpulan anda bahwa sila pertama berarti memaksakan kehendak
dan
   melanggar HAM, saya katakan secara gamblang bahwa INDONESIA ADALAH
NEGARA
YG
   BERAZASKAN AGAMA (Tuh, tahu kan?). Jadi kalau orang tidak mau beragama
tidak
   akan dipaksa untuk tinggal di Indonesia. Silakan cari negara macam AS,
   Rusia, dll. Masak yg kayak gini lupa.


Irwan:
Tampaknya anda menulis sudah dengan emosi sehingga nalar
anda tidak lagi jalan.
Saya ulangi lagi apa yg saya postingkan dalam posting terdahulu
tapi dengan bahasa yang berbeda. Moga2 anda menyimak dengan
baik dan tahan dulu emosi anda:)

Hak Asasi Manusia (HAM) memberikan kebebasan
seseorang untuk mengimani apa yang dia yakini.

Anggap saja di atas adalah kalimat pertama.
Mari kita lihat kalimat kedua.

Pancasila mewajibkan orang percaya pada adanya Tuhan
Yang Maha Esa.

Nah, sebelum berangkat lebih jauh, adakah yang
salah dari 2 kalimat di atas?

Semuanya adalah benar.
Nah, ketika digabungkan logika dari keduanya, maka
akan terlihat adanya pertentangan.
Pancasila mewajibkan orang untuk percaya pada Tuhan
Yang Maha Esa sementara dalam HAM memberikan kebebasan
orang untuk mengimani apa yang dia yakini

Jadi, sangat jelas bisa dilihat bahwa Pancasila khususnya
sila pertama itu tidak sejalan dengan HAM karena ternyata
orang tidak memiliki lagi kebebasan untuk meyakini apa
yang dia yakini. Orang yang hidup dalam lingkungan Pancasila
diwajibkan untuk percaya dengan adanya Tuhan Yang Maha Esa
walau itu bukan yang dia yakini.

Mohon dibedakan dengan pertanyaan apakah salah
bila Indonesia tidak mengikuti HAM dalam contoh di atas?

Pertanyaan ini sudah out of context karena fokus saya
adalah untuk menunjukkan apa yang menyebabkan
Pancasila saya lihat tidak sejalan/sesuai dengan HAM.
Masalah benar atau tidak berlaku demikian, itu sudah
bicara masalah lain.

Jaya:
   Sebelum anda makin membingungkan diri sendiri, perlu dibuka kembali
buku
   pelajarannya bahwa Pancasila juga produk hukum. Bahkan merupakan hukum
   tertinggi.

Irwan:
Anda membahas sesuatu yg tidak dibahas dalam tulisan
awal. Saya mencoba menunjukkan kenapa saya sampai
pada kesimpulan Pancasila itu tidak sejalan dengan HAM.

Saya pun dalam posting terdahulu hanya mengatakan kita
tidak perlu mengagung2kan Pancasila atau pun mensakralkannya.

Jaya:
   Kan sungguh ironis kalau anda sibuk membingungkan diri kenapa dg
   Pancasila yg disakralkan lalu masih babak belur kok kita mau memakainya
   terus. Mending kita bicara hukum (kata anda). Lhadalah, kan jadi aneh
bin
   ajaib. Katanya nggak mau mensakralkan Pancasila, tapi mau mensakralkan
   hukum. Padahal Pancasila juga hukum. Apa saya nggak bingung? Coba ada
yg
mau
   nambahin biar saya tambah bingung?


Irwan:
Pengertian mensakralkan bagi saya itu adalah menjadikannya
sesuatu yang tidak bisa dirubah. Hukum bagi saya adalah sesuatu
yg bisa dirubah. Karenanya, saya bukan termasuk orang
yang mesakralkan hukum. Demikian juga Pancasila. Bagi
saya, Pancasila bukanlah sesuatu yang perlu disakralkan
sehingga tidak boleh dirub

Re: Welcome Back, Eyang Troy...;)) (Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia)

2000-04-08 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Kemunculan Datubara itu seperti kemunculan komunisme. Selalu menimbulkan
kerusuhan dan mengatur-atur komunitas PERMIAS. Awas bahaya laten Datubara.


Anjasmara

-
From: Dharma Datubara [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Welcome Back,  Eyang Troy...;)) (Re: Lahirnya Partai
Komunis Indonesia)
Date: Fri, 7 Apr 2000 22:22:06 PDT

Salam PERMIAS,

Hehehe..ternyata lae Irwan jeli juga ya melihat munculnya nama "Jaya" di
sela-sela 4 email beralamat 'Jeffrey' tertanggal 28 Maret 2000 yl.

Akhirnya, sepandai-pandainya Eyang Troy alias Jaya alias FNU Brawijaya
menutupi masa lalunya di PERMIAS, ternyata 'Jeffrey' membongkar sendiri
kedok aslinya atawa 'Jeffrey' udah ikut-ikutan "pikun seperti
Eyang"...hmm..masih inget khan kata2 ini..;))

So, welcome back, Eyang Troy dan anda tidak perlu malu untuk memakai nama
Jaya lagi daripada harus menipu diri sendiri dengan nama palsu (dosa lho,
'Yang).

Eh, ngomong2, boleh juga tuch sebenarnya nama 'Jeffrey Anjasmara', tapi
sayang sekali, nama itu sudah harus anda kubur dalam-dalam. Well, I am so
sorry to hear that, mas Jaya.

Salam hangat dari sahabat lama anda,
Dharma Datubara
[EMAIL PROTECTED]

In a message dated 4/6/00 11:10:36 AM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

  Pak Jaya (Troy?)/Anjasmara,
   =
   Ini Maksudnya apa?


Pak Nasrullah, saya punya kebiasaan untuk menyapa
orang lain dengan nama sebenarnya. Beberapa hari yang
lalu beliau sendiri di milis ini yang tampaknya secara
tidak sengaja menuliskan nama sebenarnya tersebut
sebagai Jaya ketika merespon posting Pak Ali dalam
topik seputar Indonesian Night di DC.
Mengenai kata Troy dalam kurung menunjukkan nama
kota. Dulu di milis ini ada rekan yang bernama
Jaya atau lebih dikenal dengan sebutan Eyang Troy.

Saya harapkan beliau untuk selanjutnya pakai nama
asli saja karena sudah kadung diketahui bersama
di milis ini. Toh sekarang sudah jaman reformasi,
kenapa kita masih takut untuk bersuara kalau memang
kita yakini apa yang kita omongkan itu bisa dipertanggung
jawabkan dan juga punya tujuan baik.
Kalau ternyata hal tersebut memberatkan, saya sarankan
sih untuk membuat email baru lagi sekalian bangun
karakter baru agar tidak bisa dikenali.

Semoga cukup menjelaskan.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: Welcome Back, Eyang Troy...;)) (Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia)

2000-04-08 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Kusuruh push up kau kuya!!
Ini manifesto politik 3201:

1. Oles pisang ke ketiak kau kuya.
2. Masukkan pisang ke mulut kau.
3. Kulum dan kunyah hai kuya.


Anjasmara

--
From: E R Juni [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: Welcome Back,  Eyang Troy...;)) (Re: Lahirnya
Partai Komunis Indonesia)
Date: Sat, 8 Apr 2000 01:03:31 -0500

  Akhirnya, sepandai-pandainya Eyang Troy alias Jaya alias FNU Brawijaya
  menutupi masa lalunya di PERMIAS, ternyata 'Jeffrey' membongkar sendiri
  kedok aslinya atawa 'Jeffrey' udah ikut-ikutan "pikun seperti
  Eyang"...hmm..masih inget khan kata2 ini..;))
 
  So, welcome back, Eyang Troy dan anda tidak perlu malu untuk memakai
nama
  Jaya lagi daripada harus menipu diri sendiri dengan nama palsu (dosa
lho,
  'Yang).

ternyata tanpa saya sadari saya waktu itu berdebat dengan kuya toh...
heheh... tak terduga memang

oh well...  boss, selamat datang kembali boss.. !!

:)

e r juni

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: Welcome Back, Eyang Troy...;)) (Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia)

2000-04-08 Terurut Topik E R Juni

 Kusuruh push up kau kuya!!
 Ini manifesto politik 3201:

 1. Oles pisang ke ketiak kau kuya.
 2. Masukkan pisang ke mulut kau.
 3. Kulum dan kunyah hai kuya.

hati2 boss... jangan terlalu bersemangat... tutup dulu ladang ganjanya

hahaha... :-)


e r juni



Re: Welcome Back, Eyang Troy...;)) (Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia)

2000-04-08 Terurut Topik Budi Haryanto

Anjas,

Anda ini memang punya kebiasaan 'jorok'.
Tulisan-tulisan anda sebagian besar berbau 'jorok'. Pantas saja rekan Ida
menyarankan untuk 'menyaring' e-mail yang berasal dari anda.
Sayang sekali, banyak pengetahuan yang ada di otak anda tecampuri oleh sifat
anda yang 'jorok'.

Tolonglah, kurangi atau hilangkan penggunaan kata-kata 'jorok' dalam tulisan
anda, sehingga saya bisa menikmatinya dengan tenang.

Salam,
Budi



Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ....

2000-04-07 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Wah, mulai nggak sehat nih. Bye...bye


Anjas

--
From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam
atau Islam 
Date: Fri, 7 Apr 2000 13:55:49 EDT

In a message dated 4/6/00 10:27:52 AM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

Irwan:
  Walau demikian, sebagai orang yg mengakui HAM, saya
   tidak bisa melarang orang untuk tidak boleh mengikuti
   paham komunisme.

Jaya:
   Ini tergantung penafsiran anda atas HAM. Saya punya penafsiran yg lain
lagi
   dengan mengingat kenyataan paham komunis selalu menindas HAM bila sudah
   berkuasa. Makanya mesti dibuat mekanisme agar mereka tidak dapat
menguasai
   kita. Simpel kan?

Irwan:
Kalau dasar pemikiran anda untuk melakukan pelarangan adalah
seperti ini, maka bagaimana dengan ORBA yg sering melakukan
penindasan HAM? Pahamnya ORBA apa sih? Kalau gitu, khan
juga kudu dilarang dong...:)

Saya harap anda mau konsisten dalam menggunakan logika
di diskusi kita kali ini.

Irwan:
   1.Apakah anda termasuk kelompok pendukung HAM?

Jaya:
   Oya jelas. Masalahnya banyak LSM yg menggunakan isu HAM sebagai
komoditi
   untuk kepentingan sendiri, dan ada juga LSM paham kiri. Anda jangan
bilang
   tidak dapat melihatnya ah. Untuk itu perlu diklarifikasi HAM yg macam
mana
   yg dimaui? Silakan baca artikel Taufik Ismail yg saya lontarkan.

Irwan:
Bisa dijelaskan sebenarnya ada berapa HAM sih?
HAM itu khan seharusnya bersifat universal. Koq dibikin
versi2 segalah, seperti Windows saja...:)

Irwan:
   2.Apa alasan anda untuk melarang orang untuk menganut
   paham komunis bila dilain sisi anda tidak melarang orang untuk
   menganut paham kapitalis, paham liberal, paham pancasila,
   dan paham-paham lainnya.

Jaya:
   Itu semua harus dilihat dari kejadian di masa lalu. Untuk melihat ke
depan
   orang harus menengok ke masa silam dan masa sekarang. Sesimple itu saja
lah.
   Semua berawal dari masalah statistik  historis saja lah. Untuk
coba-coba,
   taruhannya terlalu besar mas. Ingat langkah Syahrir yg menghasilkan
   pemberontakan Muso itu.

Irwan:
Kembali ke apa yg sudah saya sebutkan di atas. Masa ORBA (32 tahun),
banyak menghasilkan hal2 buruk dan menyedihkan. Nah, kalau anda
konsisten dengan mengacu pada kejadian masa lalu untuk
membuat pembatasan atau pelarang, kira2 paham ORBA yg
manakah yang perlu dilarang?

Irwan:
   3.Bila anda mengaitkan paham komunis dengan perilaku para
   pengikutnya di masa lampau yang anda katakan telah beberapa
   kali mencoba melakukan kudeta terhadap pemerintahan yang sah,
   bagaimana pendapat anda dengan kelompok dari paham atau
   aliran lainnya yang juga melakukan tindakan serupa? Misalnya saja,
   ingin mendirikan negara kita dengan berbasis agama tertentu.
   Apakah dengan demikian anda juga setuju untuk dibuatkan
   TAP MPR untuk melarang ajaran atau kelompok tersebut di
   Indonesia?

Jaya:
   Saya tidak tertarik dengan ide seperti itu. Paham anda ini mirip sekali
   dengan pendapat Aberson Sihaloho hari ini. Bahwa TAP MPRS itu tidak
perlu
   karena tidak berlaku publik, lebih tepat dijadikan UU. Nah, ini
berbahaya
   dan dapat menjadi trik yg kotor dari orang-orang yg ingin mencabut TAP
   dengan alasan tersendiri. Kalau mau, buat dulu UU tersebut, baru TAP
   dicabut. Kalau tidak, bisa-bisa UU tidak akan pernah lahir. Ini taktik
   kuno!!! Maaf, saya malah melebar karena jadi kepikiran dengan taktik
Gus
   Durno dkk tadi.

Irwan:
You didn't get my point. Mohon hilangkan kebiasaan
terlalu cepat mengambil kesimpulan kalau anda tidak
yakin benar dengan maksud tulisan saya. Akan jauh
lebih baik anda bertanya balik maksud tulisan saya ketimbang
anda main hantam kromo menarik kesimpulan yang jauh
banget dari apa yang saya tulis. Moga2 kita sepakat
untuk tidak menulis dengan gaya mengalihkan topik
atau pun gaya2 provokasi. Mari berdiskusi dengan sehat.

Dalam poin 3 itu yg ingin saya sampaikan, kalau kita
melarang suatu paham berdasarkan record di masa lalu
yg buruk, maka hal ini harus berlaku adil terhadap semuanya.
Artinya, kalau masa lalu paham komunis memiliki record yg
buruk sehingga dilarang ada di Indonesia, maka bila
paham kapitalis atau pun liberal menunjukkan record buruk
dimasa lalu maka harus pula dilarang ada di Indonesia.
Demikian juga bila paham pancasila ternyata memiliki
record yang buruk di masa lalu, maka paham pancasila
perlu dilarang ada di Indonesia. Demikian juga bila aliran
agama Kristen punya record buruk dimasa lalu,
maka agama Kristen perlu dilarang ada di Indonesia.
Termasuk bila aliran agama Islam punya record buruk di masal
lalu, maka agama Islam perlu dilarang ada di Indonesia.
Cukup bijakah melakukan hal tersebut?
Bukankah seharusnya yang perlu diperhatikan adalah
tindakan yg melanggar hukum, melanggar ketertiban,
menggangu dan mengancam keselamat orang lain yang
justru

Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (attn: Jaya)

2000-04-07 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 4/7/00 3:02:33 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

Jaya:
 Irwan, anda ini malah jadinya mengagung-agungkan hukum dan mensakralkan
  hukum. Lama-lama hukumnya dijadikan tuhan. Jadinya sama dong dengan
  mensakralkan Pancasila, mensakralkan Suharto, mensakralkan Megawati, dll.

Irwan:
Dalam kehidupan bernegara dalam artian sebagai warganegara,
maka yang perlu dijadikan acuan adalah hukum.
Dalam kehidupan sebagai pribadi, maka keyakinan
yg dipeganglah yang dijalankan. Bila berkeyakinan akan
adanya Tuhan, maka tunduklah akan Tuhan. Bila berkeyakinan
tidak adanya Tuhan, silahkan jalani kehidupan sesuai
dengan keyakinan yang dianut.

Jaya:
  Untuk yg seperti ini ada istilahnya yaitu keblinger dengan semua yg serba
  produk AS. Lupa dengan batasan-batasan atau karakteristik yang unik dari
  setiap negara atau wilayah.

Irwan:
Saya adalah tipe orang yang akan memakai "produk" dari
Australia, bila memang "produk" itu menurut saya adalah baik.
Akan memakai "produk" dari Afrika Selatan bila memang
"produk" tersebut menurut saya "produk" tersebut adalah baik.
Akan memakai "produk" dari AS bila menurut saya "produk"
tersebut adalah baik.

Saya bukan tipe orang yang akan menolak memakai "produk"
Australia hanya karena takut dikatain Australia minded, padahal
"produk" tersebut adalah baik untuk saya. Saya bukan tipe
orang yang akan menolak memakai "produk" AS hanya karena
takut dikatain AS minded, padahal "produk" tersebut adalah
baik untuk saya.

"Minds are like parachutes. They only function when they open."

Jaya:
  Untuk kesimpulan anda bahwa sila pertama berarti memaksakan kehendak dan
  melanggar HAM, saya katakan secara gamblang bahwa INDONESIA ADALAH NEGARA
YG
  BERAZASKAN AGAMA (Tuh, tahu kan?). Jadi kalau orang tidak mau beragama
tidak
  akan dipaksa untuk tinggal di Indonesia. Silakan cari negara macam AS,
  Rusia, dll. Masak yg kayak gini lupa.


Irwan:
Tampaknya anda menulis sudah dengan emosi sehingga nalar
anda tidak lagi jalan.
Saya ulangi lagi apa yg saya postingkan dalam posting terdahulu
tapi dengan bahasa yang berbeda. Moga2 anda menyimak dengan
baik dan tahan dulu emosi anda:)

Hak Asasi Manusia (HAM) memberikan kebebasan
seseorang untuk mengimani apa yang dia yakini.

Anggap saja di atas adalah kalimat pertama.
Mari kita lihat kalimat kedua.

Pancasila mewajibkan orang percaya pada adanya Tuhan
Yang Maha Esa.

Nah, sebelum berangkat lebih jauh, adakah yang
salah dari 2 kalimat di atas?

Semuanya adalah benar.
Nah, ketika digabungkan logika dari keduanya, maka
akan terlihat adanya pertentangan.
Pancasila mewajibkan orang untuk percaya pada Tuhan
Yang Maha Esa sementara dalam HAM memberikan kebebasan
orang untuk mengimani apa yang dia yakini

Jadi, sangat jelas bisa dilihat bahwa Pancasila khususnya
sila pertama itu tidak sejalan dengan HAM karena ternyata
orang tidak memiliki lagi kebebasan untuk meyakini apa
yang dia yakini. Orang yang hidup dalam lingkungan Pancasila
diwajibkan untuk percaya dengan adanya Tuhan Yang Maha Esa
walau itu bukan yang dia yakini.

Mohon dibedakan dengan pertanyaan apakah salah
bila Indonesia tidak mengikuti HAM dalam contoh di atas?

Pertanyaan ini sudah out of context karena fokus saya
adalah untuk menunjukkan apa yang menyebabkan
Pancasila saya lihat tidak sejalan/sesuai dengan HAM.
Masalah benar atau tidak berlaku demikian, itu sudah
bicara masalah lain.

Jaya:
  Sebelum anda makin membingungkan diri sendiri, perlu dibuka kembali buku
  pelajarannya bahwa Pancasila juga produk hukum. Bahkan merupakan hukum
  tertinggi.

Irwan:
Anda membahas sesuatu yg tidak dibahas dalam tulisan
awal. Saya mencoba menunjukkan kenapa saya sampai
pada kesimpulan Pancasila itu tidak sejalan dengan HAM.

Saya pun dalam posting terdahulu hanya mengatakan kita
tidak perlu mengagung2kan Pancasila atau pun mensakralkannya.

Jaya:
  Kan sungguh ironis kalau anda sibuk membingungkan diri kenapa dg
  Pancasila yg disakralkan lalu masih babak belur kok kita mau memakainya
  terus. Mending kita bicara hukum (kata anda). Lhadalah, kan jadi aneh bin
  ajaib. Katanya nggak mau mensakralkan Pancasila, tapi mau mensakralkan
  hukum. Padahal Pancasila juga hukum. Apa saya nggak bingung? Coba ada yg
mau
  nambahin biar saya tambah bingung?


Irwan:
Pengertian mensakralkan bagi saya itu adalah menjadikannya
sesuatu yang tidak bisa dirubah. Hukum bagi saya adalah sesuatu
yg bisa dirubah. Karenanya, saya bukan termasuk orang
yang mesakralkan hukum. Demikian juga Pancasila. Bagi
saya, Pancasila bukanlah sesuatu yang perlu disakralkan
sehingga tidak boleh dirubah. Bila dirasa ada sila yang tidak
sesuai atau sejalan, maka boleh diperbaiki.

Kita mengakui HAM. Kita menghormati HAM. Kita ingin
menjunjung tinggi HAM. Tapi dilain sisi Pancasila kita malah
membatasi HAM khususnya mengenai keimanan seseorang.
Bahkan kalau anda baca di UUD 1945, maka akan anda lihat
bahwa selain agama, aliran kepercayaan yang ada di Indonesia
juga dilindungi keberadaannya. Nah, bukankah 

Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia [attn. Mahendra]

2000-04-07 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 4/7/00 3:52:27 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

Mahendra:
  Pancasila bukannya tidak sesuai dengan HAM, justru sebaliknya, Pancasila
  tidak hanya berisi HAM. Disamping HAK Azazi Manusia (HAM), Pancasila juga
  berisi KEWAJIBAN manusia kepada Pencipta-nya (Tuhan), Alam dan sesama
  manusia (sosial).

Irwan:
HAM memberi kebebasan orang untuk meyakini apa yang
dia yakini. Artinya termasuk bila dia berkeyakinan bahwa Tuhan
itu tidak ada, tidak masalah karena hal tersebut adalah hak
asasi seseorang. Kalimat Pak Mahendra di atas justru semakin
menguatkan bahwa Pancasila memang tidak sejalan dengan
HAM khususnya poin kebebasan untuk menyakini apa yang
orang tersebut yakini.

Mahendra:
  Saya setuju dengan anda bahwa Pancasila bukan sesuatu yang
  perlu disakralkan atau diagung-agungkan, tetapi justru harus diamalkan.

Irwan:
Memang demikianlah seharusnya. Dengan tidak disakralkan, itu
artinya bila dirasa ada yang perlu disempurnakan maka
bukanlah suatu hal yang tabu untuk dilakukan.
Pancasila itu khan sebenarnya lebih bersifat ideologi atau
falsafah hidup bangsa Indonesia seperti dulu dalam pelajaran PMP
diajarkan.

Mahendra:
  Bahwa anda tidak setuju dengan Pancasila, itu adalah hak anda. Namun the
  fact of life adalah: Pancasila adalah idealisme Bangsa Indonesia yang syah
  sampai saat ini. Oleh karena itu, segala macam produk hukum dan
  perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila.

Irwan:
Lho, saya tidak pernah mengatakan bahwa saya tidak
setuju dengan Pancasila dalam pengertian butir2nya.
Yang mau saya tekankan adalah pasal 1 dari Pancasila
itu tidak sejalan dengan semangat HAM.
Kalau kita memang mau sungguh2 menjunjung tinggi HAM,
ya butir pertama dalam Pancasila itu itu harus dirubah dulu.
Kalau tidak mau dirubah, ya jangan katakan kita sudah
menjunjung tinggi HAM sepenuhnya.

Kepercayaan saya kepada Tuhan Yang Maha Esa tidak
saya sandarkan karena adanya Pancasila atau UUD 45.
Ada atau tidak adanya Pancasila maupun UUD 45, saya
akan tetap percaya akan adanya Tuhan Yang Maha Esa.
Walau demikian, saya tidak mau memaksa orang lain
untuk juga memiliki keyakinan yang sama dengan saya
bahwa Tuhan itu memang ada dan Esa.

Kepercayaan saya kepada Tuhan Yang Maha Esa itu sifatnya
lebih ke masalah pribadi, bukan masalah negara.

Mahendra:
  Apabila anda
  tidak setuju dengan itu, silakan anda berkampanye utk mengganti Pancasila
  sebagai idealisme bangsa kita.

Irwan:
Wah, saya sih ngga ada urusan dengan ada atau tidak adanya
Pancasila. Mau ada keq, mau tidak ada keq, tidak akan berdampak
kepada keimanan saya. Apakah kehidupan saya sehari2 sesuai
dengan Pancasila atau tidak, apakah ada punishmentnya dari negara?
Misalnya saya tidak melakukan ibadah seperti yang diajarkan oleh
agama saya, apa ada punismentnya?
Kalau masalah agama atau keyakinan orang yang harus percaya
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan beribadah sesuai dengan
agamanya, khan kalau tidak beribadah, maka seharusnya
ada sangsinya. Apa memang ada hal tersebut di Indonesia?
Khan ngga toh.

Coba deh Pak Mahendra jabarkan, apa sih pengertian dan
makna dari sila ketiga, Persatuan Indonesia.
Kalimat yang terdiri dari dua kata ini khan absurd sekali.

Ini belum lagi kalau kita ngebahas sila2 lainnya di Pancasila.
Tapi saya ngga mau berpanjang ria mengenai hal ini.
Yang mau saya tekankan itu ya sila pertama dari
Pancasila yang kalau diperhatikan sebenarnya tidak sejalan
dengan HAM.

Mahendra:
  Sebelum itu terjadi, maka begitulah aturan
  main di negara Republik Indonesia. Mudah-mudahan anda dapat menghargai
  logika hukum yang saya maksudkan ini.

Irwan:
Jelas dong saya menghargai tapi dalam konteks
bukan suatu hal yang sakral...:)

Mahendra:
  Mengenai kaitan antara organisasi agama dan pelanggaran HAM, silakan anda
  simak penyesalan Pope John Paul II atas sikap Pope Pius XII dan Gereja
  Katolik yang pasif saja terhadap peristiwa holocaust. Silakan juga pelajari
  bagaimana posisi gereja di AS pada zaman perbudakan di negara ini. Apakah
  hal itu berarti bahwa agamanya yang salah? Saya sebagai pengikut Yesus
  Kristus tidak akan pernah beranggapan seperti itu, selain menyalahkan
  ketidakmampuan pemimpin-pemimpin gereja pada saat itu.

Irwan:
Wah, ini sudah terjadi salah pengertian.
Silahkan Pak Mahendra membaca penjelasan saya mengenai hal di atas.
Atau mungkin enaknya saya kutipkan saja lagi ya biar ngga repot2
cari tulisan yang saya maksud:)
Berikut ini saya kutipkan dari posting saya sebelumnya:
===awal kutipan
Irwan:
Ada dua hal yg ingin saya luruskan disini.
Pertama, saya membahas tentang Pancasila dalam rangka
  mencoba menunjukkan dimana ketidaksejalanan Pancasila
  dengan HAM.
Kedua, saya mengambil contoh peranan Pancasila dalam
  upaya menjelaskan bahwa Pancasila sebagai ideologi atau
  pun paham bukanlah hal yang tepat dan efektif untuk dijadikan
  andalan untuk meredam terjadinya hal2 buruk dengan mengambil
  contoh kasus ORBA. Ini untuk melengkapi bukti bahwa 

Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia

2000-04-07 Terurut Topik Nasrullah Idris

From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Date: Saturday, April 08, 2000 00:56
Subject: Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam
atau Islam 


Bisa dijelaskan sebenarnya ada berapa HAM sih? HAM itu khan seharusnya
bersifat universal. Koq dibikin
versi2 segalah, seperti Windows saja...:)
=
Soalnya ada suatu masalah yang berkaitan dengan apa yang di namakan dengan
HAM di mana  oleh suatu agama diperbolehkan dan oleh agama lain bertentangan
dengan agama lain.

Bagaimana sikap apa yang dinamakan dengan HAM terhadap fenomena seperti itu?

Yang seharusnya universal itu ya agama.



Salam,

Nasrullah Idris



Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia

2000-04-07 Terurut Topik Nasrullah Idris

From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Date: Saturday, April 08, 2000 01:18
Subject: Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia


Saya yakin kalau tokoh HAM Internasional membaca pemikiran anda di milis ini
maka mereka tertawa lho kalau mereka mau jujur dengan intelektualnya
masing-masing

Coba kita jangan hanya mengkaji tentang HAM saja. Juga latar belakang
munculnya teori2 HAM.


Salam,

Nasrullah Idris



Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ....

2000-04-07 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 4/7/00 3:04:44 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Wah, mulai nggak sehat nih. Bye...bye


Pak Jaya, terima kasih atas diskusinya.
Karena berkat komentar2 anda, sidang pembaca disini
bisa lebih mengetahui dasar2 pemikiran kenapa TAP MPRS XXV 1966
perlu dipertahankan dan kenapa perlu dicabut.
Biarlah sidang pembaca disini masing2 menilai
dan menarik kesimpulannya masing2.

Yang pasti, saya sebagai pribadi ngga terlalu pusing dan
ngga terlalu pengaruh apakah TAP MPRS XXV 1966 itu
tetap dipertahankan atau pun dicabut baik sekarang atau pun
nantinya. Karena dengan atau pun tanpa TAP MPRS XXV 1966,
saya sudah punya keyakinan dan garis sendiri yang saya yakini
sehingga tidak punya selera untuk pindah paham menjadi
komunis atau pun paham2 lainnya.
Tapi hal ini tidak akan mengurangi respek saya terhadap
orang lain, apapun latar belakang pahamnya.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ....

2000-04-07 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 4/6/00 11:10:36 AM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Pak Jaya (Troy?)/Anjasmara,
  =
  Ini Maksudnya apa?


Pak Nasrullah, saya punya kebiasaan untuk menyapa
orang lain dengan nama sebenarnya. Beberapa hari yang
lalu beliau sendiri di milis ini yang tampaknya secara
tidak sengaja menuliskan nama sebenarnya tersebut
sebagai Jaya ketika merespon posting Pak Ali dalam
topik seputar Indonesian Night di DC.
Mengenai kata Troy dalam kurung menunjukkan nama
kota. Dulu di milis ini ada rekan yang bernama
Jaya atau lebih dikenal dengan sebutan Eyang Troy.

Saya harapkan beliau untuk selanjutnya pakai nama
asli saja karena sudah kadung diketahui bersama
di milis ini. Toh sekarang sudah jaman reformasi,
kenapa kita masih takut untuk bersuara kalau memang
kita yakini apa yang kita omongkan itu bisa dipertanggung
jawabkan dan juga punya tujuan baik.
Kalau ternyata hal tersebut memberatkan, saya sarankan
sih untuk membuat email baru lagi sekalian bangun
karakter baru agar tidak bisa dikenali.

Semoga cukup menjelaskan.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



HAM (was: Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia)

2000-04-07 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 4/7/00 9:19:33 PM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Saya yakin kalau tokoh HAM Internasional membaca pemikiran anda di milis ini
  maka mereka tertawa lho kalau mereka mau jujur dengan intelektualnya
  masing-masing

Irwan:
Pak Nasrullah, bisa dijelaskan lebih lanjut pemikiran mana
dari saya yang menurut anda akan membuat para tokoh HAM
internasional akan tertawa?
Terus kira2 menurut anda apa yg membuat mereka tertawa?
Saya yakin Pak Nasrullah menulis hal di atas karena punya
dasar yang kuat, paling tidak dasar logika yg kuat.

Nasrullah:
  Coba kita jangan hanya mengkaji tentang HAM saja. Juga latar belakang
  munculnya teori2 HAM.

Irwan:
Bagaimana kalau Pak Nasrullah saya undang untuk
cerita sedikit atau garis besar dari latar belakang
munculnya teori2 HAM?

Terima kasih sebelumnya.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Welcome Back, Eyang Troy...;)) (Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia)

2000-04-07 Terurut Topik Dharma Datubara

Salam PERMIAS,

Hehehe..ternyata lae Irwan jeli juga ya melihat munculnya nama "Jaya" di
sela-sela 4 email beralamat 'Jeffrey' tertanggal 28 Maret 2000 yl.

Akhirnya, sepandai-pandainya Eyang Troy alias Jaya alias FNU Brawijaya
menutupi masa lalunya di PERMIAS, ternyata 'Jeffrey' membongkar sendiri
kedok aslinya atawa 'Jeffrey' udah ikut-ikutan "pikun seperti
Eyang"...hmm..masih inget khan kata2 ini..;))

So, welcome back, Eyang Troy dan anda tidak perlu malu untuk memakai nama
Jaya lagi daripada harus menipu diri sendiri dengan nama palsu (dosa lho,
'Yang).

Eh, ngomong2, boleh juga tuch sebenarnya nama 'Jeffrey Anjasmara', tapi
sayang sekali, nama itu sudah harus anda kubur dalam-dalam. Well, I am so
sorry to hear that, mas Jaya.

Salam hangat dari sahabat lama anda,
Dharma Datubara
[EMAIL PROTECTED]

In a message dated 4/6/00 11:10:36 AM Eastern Daylight Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

  Pak Jaya (Troy?)/Anjasmara,
   =
   Ini Maksudnya apa?


Pak Nasrullah, saya punya kebiasaan untuk menyapa
orang lain dengan nama sebenarnya. Beberapa hari yang
lalu beliau sendiri di milis ini yang tampaknya secara
tidak sengaja menuliskan nama sebenarnya tersebut
sebagai Jaya ketika merespon posting Pak Ali dalam
topik seputar Indonesian Night di DC.
Mengenai kata Troy dalam kurung menunjukkan nama
kota. Dulu di milis ini ada rekan yang bernama
Jaya atau lebih dikenal dengan sebutan Eyang Troy.

Saya harapkan beliau untuk selanjutnya pakai nama
asli saja karena sudah kadung diketahui bersama
di milis ini. Toh sekarang sudah jaman reformasi,
kenapa kita masih takut untuk bersuara kalau memang
kita yakini apa yang kita omongkan itu bisa dipertanggung
jawabkan dan juga punya tujuan baik.
Kalau ternyata hal tersebut memberatkan, saya sarankan
sih untuk membuat email baru lagi sekalian bangun
karakter baru agar tidak bisa dikenali.

Semoga cukup menjelaskan.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ....

2000-04-06 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

Pak Jaya (Troy?)/Anjasmara,
Cukup menarik membaca penuturan bahwa anda sudah
cukup banyak membaca mengenai komunisme.
Saya pribadi sebenarnya tidak terlalu tertarik dengan
komunisme apalagi mau jadi pengikut paham ini.

Walau demikian, sebagai orang yg mengakui HAM, saya
tidak bisa melarang orang untuk tidak boleh mengikuti
paham komunisme.

Ada beberapa pertanyaan yang ini saya ajukan kepada
anda dan juga rekan lainnya yang mendukung TAP MPRS
tentang komunisme itu perlu dipertahankan.
1.Apakah anda termasuk kelompok pendukung HAM?
2.Apa alasan anda untuk melarang orang untuk menganut
   paham komunis bila dilain sisi anda tidak melarang orang untuk
   menganut paham kapitalis, paham liberal, paham pancasila,
   dan paham-paham lainnya.
3.Bila anda mengaitkan paham komunis dengan perilaku para
   pengikutnya di masa lampau yang anda katakan telah beberapa
   kali mencoba melakukan kudeta terhadap pemerintahan yang sah,
   bagaimana pendapat anda dengan kelompok dari paham atau
   aliran lainnya yang juga melakukan tindakan serupa? Misalnya saja,
   ingin mendirikan negara kita dengan berbasis agama tertentu.
   Apakah dengan demikian anda juga setuju untuk dibuatkan
   TAP MPR untuk melarang ajaran atau kelompok tersebut di
   Indonesia?
4.Apakah di AS ada larangan terhadap ajaran komunis?
   Setahu saya tidak ada larangan. Bahkan untuk menjadi
   atheis sekali pun tidak dilarang.  Mohon saya dikoreksi kalau salah.
   Yang dilarang oleh pemerinta AS adalah tindakan2 anarki yang
bisa mengganggu ketertiban atau pun keamanan orang lain.
Dan hukum ini berlaku untuk semua, tidak perduli apakah dari
kelompok mayoritas atau pun minoritas. Sekedar contoh saja:
- Di AS ada hukum yang melarang orang untuk melakukan tindakan
   diskriminasi atas dasar agama, ras, asal negara/kewarganegaraan,
   gender. Ada hukum yang melarang orang untuk melakukan
   penyerangan baik secara fisik atau pun ancaman yang dapat
   menganggu ketentraman maupun keselamatan orang lain.
   Walau demikian, tidak ada larangan untuk orang memiliki
   SIFAT tidak suka dengan pengikut agama lain, atau ras yg
   berbeda dengan dia, dll.
 - Di AS ada aturan bahwa rumah ibadah tidak dibenarkan dalam
acara ibadahnya sampai menyebabkan polusi suara dalam
pengertian acara ibadahnya sampai terdengar keluar gedung
ibadah. Hal ini mengingat tidak semua orang disekitar rumah
ibadah tersebut yang mau diganggu dengan polusi suara yang
keluar dari rumah ibadah tersebut.  Hal ini berlaku untuk semua
agama tanpa kecuali termasuk pula untuk umat Kristen yang
katanya mayoritas di AS, tidak dibenarkan dalam ibadah di gereja
sampai membuat polusi suara bagi rumah sekitarnya.
[mudah2an Indonesia segera mengikuti hal baik ini]

Dengan memperhatikan hal2 di atas, saya berkesimpulan bahwa
pelarangan terhadap ajaran komunis dengan memuatnya dalam
alat hukum seperti TAP MPRS adalah suatu bentuk nyata dari
ketidakpercayaan diri akan paham yg di miliki.
Ketakutan akan paham komunis bisa menyebar di Indonesia adalah
wujud nyata dari lemahnya mental dan pendidikan rakyat
Indonesia, pun agama yang sering digembar-gemborkan
sebagai benteng yang kuat ternyata sebenarnya rapuh sehingga
perlu dibuat benteng tambahan dengan adanya TAP MPRS tersebut.

Adalah jauh lebih penting membuat perangkat hukum yang dapat
membatasi orang untuk tidak melakukan tindakan kekerasan
atau pun membahayakan keselamatan orang lain.  Dan hukum
ini dijalankan dengan penuh konsekuen tanpa pandang bulu.

Sekedar contoh saja, ada larangan membawa senjata tajam
di muka umum seperti misalnya golok atau pun pedang.
Bagi yang melanggarnya, maka senjata tajam tersebut bisa
disita oleh pihak keamanan. Sayangnya, aturan yang sudah
bagus ini terkadang tidak diterapkan pada semua kelompok
masyarakat misalnya seperti yang dapat dilihat pada alamat
berikut ini:
http://www.detik.com/peristiwa/2000/04/06/200046-180554.shtml

Ketidak-konsistenan pelaksanaan hukum seperti inilah
yang menurut saya lebih perlu diperbaiki bila kita ingin
negara kita bisa berlangsung dengan tertib.

Pelarangan terhadap paham tertentu tidak menjamin suatu
negara bisa berada dalam situasi aman dan tenteram.
Tetapi perlakuan hukum yang tidak berat sebelah dan
tidak memihak serta hukum yang mengayomi semua pihak
tanpa memandang mayoritas dan minoritas, itulah yang
akan lebih menjamin situasi bisa lebih aman dan tentram.

Demikian saya sedikit pandangan dari saya.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ....

2000-04-06 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Cukup menarik membaca penuturan bahwa anda sudah
cukup banyak membaca mengenai komunisme.
Saya pribadi sebenarnya tidak terlalu tertarik dengan
komunisme apalagi mau jadi pengikut paham ini.

Tidak ada maksud untuk menunjukkan bahwa saya membaca cukup banyak mengenai
komunisme. Semua berawal dari posting Mbak Ida beberapa bulan yg lalu dimana
setelah saya bertanya lebih jauh lalu dijawab bahwa terlalu banyak dan
kompleks untuk ditulis. Jadi saya putuskan untuk beli buku dan search.
Setelah itu saya sependapat bahwa sulit dan tidak efisien untuk merangkum
dalam suatu posting. Itu saja.

Walau demikian, sebagai orang yg mengakui HAM, saya
tidak bisa melarang orang untuk tidak boleh mengikuti
paham komunisme.

Ini tergantung penafsiran anda atas HAM. Saya punya penafsiran yg lain lagi
dengan mengingat kenyataan paham komunis selalu menindas HAM bila sudah
berkuasa. Makanya mesti dibuat mekanisme agar mereka tidak dapat menguasai
kita. Simpel kan?

Ada beberapa pertanyaan yang ini saya ajukan kepada
anda dan juga rekan lainnya yang mendukung TAP MPRS
tentang komunisme itu perlu dipertahankan.
1.Apakah anda termasuk kelompok pendukung HAM?

Oya jelas. Masalahnya banyak LSM yg menggunakan isu HAM sebagai komoditi
untuk kepentingan sendiri, dan ada juga LSM paham kiri. Anda jangan bilang
tidak dapat melihatnya ah. Untuk itu perlu diklarifikasi HAM yg macam mana
yg dimaui? Silakan baca artikel Taufik Ismail yg saya lontarkan.

2.Apa alasan anda untuk melarang orang untuk menganut
paham komunis bila dilain sisi anda tidak melarang orang untuk
menganut paham kapitalis, paham liberal, paham pancasila,
dan paham-paham lainnya.

Itu semua harus dilihat dari kejadian di masa lalu. Untuk melihat ke depan
orang harus menengok ke masa silam dan masa sekarang. Sesimple itu saja lah.
Semua berawal dari masalah statistik  historis saja lah. Untuk coba-coba,
taruhannya terlalu besar mas. Ingat langkah Syahrir yg menghasilkan
pemberontakan Muso itu.

3.Bila anda mengaitkan paham komunis dengan perilaku para
pengikutnya di masa lampau yang anda katakan telah beberapa
kali mencoba melakukan kudeta terhadap pemerintahan yang sah,
bagaimana pendapat anda dengan kelompok dari paham atau
aliran lainnya yang juga melakukan tindakan serupa? Misalnya saja,
ingin mendirikan negara kita dengan berbasis agama tertentu.
Apakah dengan demikian anda juga setuju untuk dibuatkan
TAP MPR untuk melarang ajaran atau kelompok tersebut di
Indonesia?

Saya tidak tertarik dengan ide seperti itu. Paham anda ini mirip sekali
dengan pendapat Aberson Sihaloho hari ini. Bahwa TAP MPRS itu tidak perlu
karena tidak berlaku publik, lebih tepat dijadikan UU. Nah, ini berbahaya
dan dapat menjadi trik yg kotor dari orang-orang yg ingin mencabut TAP
dengan alasan tersendiri. Kalau mau, buat dulu UU tersebut, baru TAP
dicabut. Kalau tidak, bisa-bisa UU tidak akan pernah lahir. Ini taktik
kuno!!! Maaf, saya malah melebar karena jadi kepikiran dengan taktik Gus
Durno dkk tadi.

Kembali ke tulisan anda. Saya paling tidak suka dengan tedeng aling-aling.
Yg anda sebut adalah kejadian pemberontakan DI/TII kan? Dan dengan dasar ini
anda ingin agar Islam dilarang? Jangan sembrono dalam memutar-mutar.

Point keempat anda dan seterusnya jadi satu kesatuan jadi sulit untuk
memotongnya. Di AS tidak ada larangan ajaran komunis. Masalahnya AS justru
benteng terakhir terhadap komunisme dengan ajaran kapitalismenya. Semua WN
AS paham bahwa urat akar mereka adalah kapitalisme yg merupakan musuh dari
komunisme. Anda tidak dapat menyamakan AS dengan Indonesia. Anda harus
membuat perbandingan antara apel dengan apel.

Indonesia sebetulnya belum mempunyai ideologi yg matang. Beda dengan AS.
Anda juga belum memasukkan pemahaman penduduk atas ideologinya itu yg sudah
tinggi. Dengan dasar ini (dan amandemen 1 mereka) mereka merasa aman untuk
membuka semua orang untuk belajar komunisme. Tapi masalah kontrol terhadap
komunitas komunis, rasis, dll tetap ada. AS  melakukannya dan men-file
setiap anggota kelompok tsb dengan rapi. Ini yg anda tidak sampaikan. Dengan
bekal ini mereka dapat mengontrol bahwa mereka tidak akan membuat gerakan
radikal.

Bagaimana di Indonesia? Wah, sistem kontrol kita sangat kuno dan tidak
efisien. Setiap saat suatu kelompok dapat melakukan tindakan radikal dengan
mudah. Apalagi kontrol macam kopkamtib yg menggelikan dan membabi buta itu
sudah nggak ada.

Mengenai polusi suara, dll. Ini suatu serangan langsung terhadap Islam
karena masyarakat muslim memakai pengeras suara untuk menyebar adzan. Di
semua negara, pengikut Islam menggunakan pengeras suara tuh. Tambahan lagi,
di Indonesia tidak ada larangan bahwa gereja tidak boleh menggunakan
pengeras suara juga. Ini sudah cukup fair. Nah, anda mau menggeser masalah
komunisme dengan berbagai komplain tentang pelaksanaan agama Islam di
Indonesia, hohoho.

Mengenai kerapuhan benteng mental di Indonesia? Lho kok baru tahu sih? Kok
baru nyadar sih? Justru itu langkah 

Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ....

2000-04-06 Terurut Topik Nasrullah Idris

From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Date: Thursday, April 06, 2000 20:17
Subject: Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam
atau Islam 


Pak Jaya (Troy?)/Anjasmara,
=
Ini Maksudnya apa?

Salam,



Nasrullah Idris
--
Bidang Studi : Reformasi Sains Matematika Teknologi
http://bdg.centrin.net.id/~acu



Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ...)

2000-04-06 Terurut Topik Budi Haryanto

Wah, terima kasih Anjas. Sekarang bertambah lagi kekaguman saya pada
anda. Benar sekali apa kata anda, saya ini memang masih bodoh, makanya
saya sempat-sempatkan tanya ke anda yang pinter.

Apa yang saya tuliskan di milis ini tidak lebih dan tidak kurang
berdasarkan tulisan dan posting anda di milis ini. Kalau ngasih komentar
dan minta klarifikasi (bertanya) terhadap yang anda tuliskan terus anda
bilang bodoh, ya saya terima saja nasib saya. Kebetulan saya juga nggak
pernah merasa pinter. Lalu, kalau anda suruh saya nyari, baca, dan beli
referensi yang anda maksud tsb, terus kapan dong transfer informasi bisa
dipercepat dengan menggunakan milis ini. Belum lagi, mana saya punya
waktu dan dana untuk mendapatkan itu.

Kalau saya boleh kembali ke awal diskusi topik ini, berangkat dari
ketercengangan saya (maklum orang bodoh gampang kaget) terhadap tulisan
anda yang mencaci-maki Gus Dur (presiden saya) dengan menggunakan
kata-kata 'demokrasi' dan 'komunis'. Lalu, saya tanya, kenapa kok anda
sedemikian takutnya terhadap komunis. Eh, ternyata anda nggak pernah
kasih jawaban dan malah muter-muter. Nah, berdasarkan yang anda tulis
tsb, dan dengan kemampuan bodoh saya, gampang saja saya bilang anda
sebenarnya nggak tahu apa yang anda omongkan dan sok keminter.

Saya menyadari kalau anda selalu berprasangka jelek terhadap orang lain,
terlihat dari tulisan-tulisan anda selama ini. Sehingga pertanyaan saya,
yang bodoh ini, juga anda sangka sebagai nge-test. Bagaimana mungkin
saya seberani itu? Saya tidaklah sepandai dan seberani anda, karena
seperti yang anda katakan, saya bodoh dan masih se-level SD.

Terakhir, kenapa sih anda kok ketakutan sekali terhadap komunis?

Salam,
Budi

Jeffrey Anjasmara wrote:

 Saya sudah menduga bahwa anda ingin mencapkan sesuatu dengan mengatakan
 bahwa saya tidak mengetahui permasalahan. Itu sudah diantisipasi. Model
 pertanyaan anda yang ingin "men-test" itu sudah kuno mas. Hanya anak kecil
 yang tidak paham arahnya.

 Saya tidak ingin membahas apa arti demokrasi karena artinya sangat umum
 diketahui. Kalau anda betul-betul ingin tahu (bukan ngetes dengan cara yg
 lucu dan kekanak-kanakan seperti itu), silakan klik www.dictionary.com. Ini
 cara yg paling mudah. Kalau mau lebih lengkap ambil CD Encarta. Kalau mau
 ilmiah tinggal mampir ke Barnes and Noble. Pada jaman sekarang ini, tidak
 ada alasan bahwa seseorang tidak tahu term-term apa saja.

 Mengenai komunisme, ada site khusus yg menyimpan ribuan lembar pelajaran
 komunisme. Saya sudah sempat nge-print beberapa puluh dan akhirnya bosan
 sendiri. Ini lengkap sekali ya, sejak tulisan asli Engel, Marx, Lenin,
 Trotsky sampai tulisan Mao dan Stalin-pun ada. Biografi tokoh-tokoh besar
 komunis juga sangat lengkap tertulis. Pokoknya malah lebih lengkap dari buku
 tentang komunisme manapun yg sekarang ada di pasaran!!! (Tuh, pentungnya ada
 3 buah).

 Nah, kalau penasaran, coba search communism, lenin, mao, nanti anda akan
 dibawa ke sana. Gratis mas. Saya juga sempat tulis untuk cari ke amazon.com,
 dan itu bukan sekedar ngomong karena saya juga sempat beli beberapa.
 Murah-murah mas, maximum $20. Nah, lagi-lagi nggak perlu punya alasan nggak
 ada tahu, nggak ada waktu, dll. Yg penting ada mau, semua pasti bisa dicari.
 Saya sudah sempat postingkan address site itu beberapa bulan yg lalu. Saya
 cantumkan lagi:

 http://www.marxists.org/archive/marx/index.htm
 http://www.maoism.org

 Ini yg rada runtut. Kalau mau yg dicampuri pandangan para komunis baru sih
 ada ribuan lagi tuh.

 Kembali ke paham komunis, dari yg anda tulis kelihatan anda tidak sadar
 bahwa sedemikian banyak pandangan para tokoh itu untuk mendefinisikannya dan
 cara untuk mencapainya. Ini yg bikin capek untuk menuliskannya. Tapi kalau
 arti umum sih semua orang yg sudah lulus SMP sudah tahu. Atau balik lagi:
 cari di www.dictionary.com. Jangan terlalu bodoh untuk ngetes orang lagi ya
 mas. Nggak lakuhihihi malu ah.

 Salam malu,
 Anjasmara

 Catatan: Artikel Tempo baru saya dapat 5 menit sebelum saya postingkan. Jadi
 anda jangan mengira bahwa saya mendasarkan pandangan saya pada artikel tsb.
 Juga saya tidak setuju dengan istilah 'radikal' yg dikhususkan untuk komunis
 Indonesia. Ini sudah tersirat lah. Kalau anda mendapat impression demikian
 dari artikel itu, boleh saya sebut anda salah dalam menyerapnya (itu problem
 anda dg penulisnya atau tulisannya). Saya sendiri tidak memperoleh kesan
 demikian dari artikel itu tuh. Silakan lah luangkan waktu anda
 sedikit..:)




Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ...)

2000-04-06 Terurut Topik Faransyah Jaya

kalo menurut saya, dua2nya sama2 muter jawabannya. :)
Saya juga dari kemaren2 nunggu kalo ada members yang bisa posting jawaban plain and 
simple. jadi mudah dimengerti, at least buat nambah ilmu saya sendiri. :)

faran


Date: Fri, 7 Apr 2000 10:02:05 -0700
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
From: Budi Haryanto [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]

Wah, terima kasih Anjas. Sekarang bertambah lagi kekaguman saya pada
anda. Benar sekali apa kata anda, saya ini memang masih bodoh, makanya
saya sempat-sempatkan tanya ke anda yang pinter.

Apa yang saya tuliskan di milis ini tidak lebih dan tidak kurang
berdasarkan tulisan dan posting anda di milis ini. Kalau ngasih komentar
dan minta klarifikasi (bertanya) terhadap yang anda tuliskan terus anda
bilang bodoh, ya saya terima saja nasib saya. Kebetulan saya juga nggak
pernah merasa pinter. Lalu, kalau anda suruh saya nyari, baca, dan beli
referensi yang anda maksud tsb, terus kapan dong transfer informasi bisa
dipercepat dengan menggunakan milis ini. Belum lagi, mana saya punya
waktu dan dana untuk mendapatkan itu.

Kalau saya boleh kembali ke awal diskusi topik ini, berangkat dari
ketercengangan saya (maklum orang bodoh gampang kaget) terhadap tulisan
anda yang mencaci-maki Gus Dur (presiden saya) dengan menggunakan
kata-kata 'demokrasi' dan 'komunis'. Lalu, saya tanya, kenapa kok anda
sedemikian takutnya terhadap komunis. Eh, ternyata anda nggak pernah
kasih jawaban dan malah muter-muter. Nah, berdasarkan yang anda tulis
tsb, dan dengan kemampuan bodoh saya, gampang saja saya bilang anda
sebenarnya nggak tahu apa yang anda omongkan dan sok keminter.

Saya menyadari kalau anda selalu berprasangka jelek terhadap orang lain,
terlihat dari tulisan-tulisan anda selama ini. Sehingga pertanyaan saya,
yang bodoh ini, juga anda sangka sebagai nge-test. Bagaimana mungkin
saya seberani itu? Saya tidaklah sepandai dan seberani anda, karena
seperti yang anda katakan, saya bodoh dan masih se-level SD.

Terakhir, kenapa sih anda kok ketakutan sekali terhadap komunis?

Salam,
Budi

Jeffrey Anjasmara wrote:

 Saya sudah menduga bahwa anda ingin mencapkan sesuatu dengan mengatakan
 bahwa saya tidak mengetahui permasalahan. Itu sudah diantisipasi. Model
 pertanyaan anda yang ingin "men-test" itu sudah kuno mas. Hanya anak kecil
 yang tidak paham arahnya.

 Saya tidak ingin membahas apa arti demokrasi karena artinya sangat umum
 diketahui. Kalau anda betul-betul ingin tahu (bukan ngetes dengan cara yg
 lucu dan kekanak-kanakan seperti itu), silakan klik www.dictionary.com. Ini
 cara yg paling mudah. Kalau mau lebih lengkap ambil CD Encarta. Kalau mau
 ilmiah tinggal mampir ke Barnes and Noble. Pada jaman sekarang ini, tidak
 ada alasan bahwa seseorang tidak tahu term-term apa saja.

 Mengenai komunisme, ada site khusus yg menyimpan ribuan lembar pelajaran
 komunisme. Saya sudah sempat nge-print beberapa puluh dan akhirnya bosan
 sendiri. Ini lengkap sekali ya, sejak tulisan asli Engel, Marx, Lenin,
 Trotsky sampai tulisan Mao dan Stalin-pun ada. Biografi tokoh-tokoh besar
 komunis juga sangat lengkap tertulis. Pokoknya malah lebih lengkap dari buku
 tentang komunisme manapun yg sekarang ada di pasaran!!! (Tuh, pentungnya ada
 3 buah).

 Nah, kalau penasaran, coba search communism, lenin, mao, nanti anda akan
 dibawa ke sana. Gratis mas. Saya juga sempat tulis untuk cari ke amazon.com,
 dan itu bukan sekedar ngomong karena saya juga sempat beli beberapa.
 Murah-murah mas, maximum $20. Nah, lagi-lagi nggak perlu punya alasan nggak
 ada tahu, nggak ada waktu, dll. Yg penting ada mau, semua pasti bisa dicari.
 Saya sudah sempat postingkan address site itu beberapa bulan yg lalu. Saya
 cantumkan lagi:

 http://www.marxists.org/archive/marx/index.htm
 http://www.maoism.org

 Ini yg rada runtut. Kalau mau yg dicampuri pandangan para komunis baru sih
 ada ribuan lagi tuh.

 Kembali ke paham komunis, dari yg anda tulis kelihatan anda tidak sadar
 bahwa sedemikian banyak pandangan para tokoh itu untuk mendefinisikannya dan
 cara untuk mencapainya. Ini yg bikin capek untuk menuliskannya. Tapi kalau
 arti umum sih semua orang yg sudah lulus SMP sudah tahu. Atau balik lagi:
 cari di www.dictionary.com. Jangan terlalu bodoh untuk ngetes orang lagi ya
 mas. Nggak lakuhihihi malu ah.

 Salam malu,
 Anjasmara

 Catatan: Artikel Tempo baru saya dapat 5 menit sebelum saya postingkan. Jadi
 anda jangan mengira bahwa saya mendasarkan pandangan saya pada artikel tsb.
 Juga saya tidak setuju dengan istilah 'radikal' yg dikhususkan untuk komunis
 Indonesia. Ini sudah tersirat lah. Kalau anda mendapat impression demikian
 dari artikel itu, boleh saya sebut anda salah dalam menyerapnya (itu problem
 anda dg penulisnya atau tulisannya). Saya sendiri tidak memperoleh kesan
 demikian dari artikel itu tuh. Silakan lah luangkan waktu anda
 sedikit..:)






Happy New Millenium from the staff at 

Sedikit ringkasan ttg komunisme (Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia)

2000-04-06 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara
yatuan seluruh dunia dalam atap pan komunisme.

Karya Lenin tidak hanya memberi napas baru, tetapi memberi tempat pada kaum
wanita yg berkondisi menyedihkan. Selain itu Lenin pula yg menghancurkan
kehidupan beragama dengan paham bahwa agama adalah racun. Kenapa? Semua ada
latar belakang. Gereja sudah dari dulu menjadi kelompok tersendiri.
Mula-mula menjadi center of sociolife, lalu sekaligus center of the
government. Kemunculan protestan, henry VIII, revolusi perancis, menempatkan
gereja dalam posisi baru. Tetapi tetap saja tatanan yg dogmatis di dalam
ajaran keagamaan menjadi tantangan serius buat komunisme di mana Kristen
Ortodoks sangat dominan di Rusia. Setelah itu, tak perduli lagi mau kristen,
islam, hajar bleh lah..:)

Mao Tse Tung memberi warna lain lagi mengingat kondisi Cina yg berbeda
dengan Eropa pada umumnya. Dia sebetulnya juga takut untuk disuruh
menyerahkan Cina kepada USSR dan kehilangan kursinya sendiri (sebagai bagian
dari pan komunis). Setelah itu konsep komunis berevolusi atau terkoreksi
untuk menjembatani problem ini.

Dstdst.

KEMBALI LAGI KE PERTANYAAN BUDI, mengapa sih kok takut amat?

Duh... read the history! Bagaimana proses penggulingan semua fondasi sosial
ekonomi politik berdampak pada tumpah ruahnya darah. Bagaimana ternyata kaum
borjuis yg terdiri kaum kapitalis (dan ningrat) dilenyapkan. Bagaimana
ternyata kaum partai berubah menjadi kaum borjuis baru, dan kaum proletar
malah makin terperosok. Bagaimana penciptaan sistem yg inefisien terjadi
karena berlawanan dg fitrah manusia. Ini di belahan dunia sana. Bagaimana di
Indonesia? Sama saja tho mas.:)

Intinya, isi dari ajaran komunis penuh dengan agitasi, slogan, dengan
sasaran adalah kaum papa yg dengan cepat bereaksi dengan parang dan palu
untuk menghancurkan segala sesuatu yg disuruh oleh para pemikir komunis
tadi. Efek destruktif-nya ini yg selama ini terbukti mengemuka. Ide awal
untuk mengangkat derajat kaum buruh tak pernah kesampaian, atau tepatnya
cuma omong kosong sahaja.

O boy - o boy, tahu nggak sih pertanyaan anda itu mirip pertanyaan APAKAH
HIDUP ITU? Sangat filosofis, nggak habis-habis dan bikin frustrasi untuk
ngejawabnya. Seek it by yourself lah:)

Saya rasa sudah lebih dari cukup kerugian waktu saya oleh kemalasan (atau
ujian oleh) Budi. Nah, minta disuapin lagi? Habis itu nuduh sok pinter lagi?


Anjasmara

Catatan:
Ternyata Gus Dur sejak 1964 sampai 1976 tidak ada di Indonesia. Kata Amien
Rais pantesan karena tidak merasakan sengatan kaum komunis. Sebagai catatan
tambahan, pondok pesantren di Jombang sempat menjadi pusat untuk mencari
kekebalan tubuh untuk menghadapi usaha pembunuhan oleh kader PKI. Hidup di
Jakarta waktu itu jauh lebih aman daripada hidup di daerah yg penuh
kengerian.


'
From: Budi Haryanto [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam
atau Islam ...)
Date: Fri, 7 Apr 2000 10:02:05 -0700

Wah, terima kasih Anjas. Sekarang bertambah lagi kekaguman saya pada
anda. Benar sekali apa kata anda, saya ini memang masih bodoh, makanya
saya sempat-sempatkan tanya ke anda yang pinter.

Apa yang saya tuliskan di milis ini tidak lebih dan tidak kurang
berdasarkan tulisan dan posting anda di milis ini. Kalau ngasih komentar
dan minta klarifikasi (bertanya) terhadap yang anda tuliskan terus anda
bilang bodoh, ya saya terima saja nasib saya. Kebetulan saya juga nggak
pernah merasa pinter. Lalu, kalau anda suruh saya nyari, baca, dan beli
referensi yang anda maksud tsb, terus kapan dong transfer informasi bisa
dipercepat dengan menggunakan milis ini. Belum lagi, mana saya punya
waktu dan dana untuk mendapatkan itu.

Kalau saya boleh kembali ke awal diskusi topik ini, berangkat dari
ketercengangan saya (maklum orang bodoh gampang kaget) terhadap tulisan
anda yang mencaci-maki Gus Dur (presiden saya) dengan menggunakan
kata-kata 'demokrasi' dan 'komunis'. Lalu, saya tanya, kenapa kok anda
sedemikian takutnya terhadap komunis. Eh, ternyata anda nggak pernah
kasih jawaban dan malah muter-muter. Nah, berdasarkan yang anda tulis
tsb, dan dengan kemampuan bodoh saya, gampang saja saya bilang anda
sebenarnya nggak tahu apa yang anda omongkan dan sok keminter.

Saya menyadari kalau anda selalu berprasangka jelek terhadap orang lain,
terlihat dari tulisan-tulisan anda selama ini. Sehingga pertanyaan saya,
yang bodoh ini, juga anda sangka sebagai nge-test. Bagaimana mungkin
saya seberani itu? Saya tidaklah sepandai dan seberani anda, karena
seperti yang anda katakan, saya bodoh dan masih se-level SD.

Terakhir, kenapa sih anda kok ketakutan sekali terhadap komunis?

Salam,
Budi
__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: Sedikit ringkasan ttg komunisme (Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia)

2000-04-06 Terurut Topik Budi Haryanto

Buat Anjas,

Terima kasih, sekali lagi terima kasih banyak.
Pencerahan inilah yang sebenarnya saya tunggu-tunggu selama tiga hari
ini (sambil ngelus dada sendiri, karena selama tiga hari ini saya telah
menjadi sedemikian bodoh dan malasnya di mata anda).

Banyak sekali masukan buat saya dari tulisan anda ini. Dan saya juga
bisa mulai sedikit mengerti tentang 'komunis' itu sendiri. Saya sangat
menghargai upaya anda untuk share hal ini. Saya ngerti bahwa anda tidak
begitu rela untuk melakukan ini, untuk itu saya mohon maaf. Saya juga
mohon maaf karena telah terpancing untuk meniru tulisan anda yang
sebenarnya banyak bernada kurang enak.

Kelihatannya saya mulai tertarik untuk tahu banyak tentang 'komunis'
ini. Mudah-mudahan kedepan ini saya bisa memenuhi anjuran anda
meluangkan sedikit waktu guna mempelajari 'komunis' ini.

Eh, omong-omong, anda kok suka sekali sih makai kata-kata 'jorok' atau
'nggak enak' untuk dibaca dalam posting-posting anda? Mungkin nggak
diperhalus?

Sekali lagi terima kasih.

Salam,
Budi



Jeffrey Anjasmara wrote:

 This guy is really Mungkin sekedar lazy, atau sok-ngetes, okay...

 Mari kita kembali dari awal yah. Sudah saya cek folder saya, dan waktu anda
 tanya pertama kali, saya belum menyebut sama sekali tentang DEMOKRASI. Nah,
 anda telah (sengaja?) mencampurbaurkan dengan posting orang lain atau
 bagaimana saya tidak tahu deh. Tapi nggak apa karena berarti saya bisa
 kurangi satu pokok bahasan (instead of two topics).

 Paham komunisme dimulai oleh Karl Marx yg tidak puas dengan kondisi sosial
 di negerinya (Jerman/Prusia). Setelah sadar bahwa untuk belajar kondisi
 sosial masyarakat perlu juga untuk belajar politik dan ekonomi, maka dia
 ngungsi keluar dari Jerman. Berbagai karya cikal bakal komunisme didasari
 oleh ketidakpuasannya terhadap teori sosialisme para pakar waktu itu. Si
 Marx ini sangat rajin, dan teori komunismenya ini makin menjadi bentuk
 karena makin lama makin mendetail.

 Revolusi (yg dapat oom Budi terjemahkan sebagai gerakan radikal berskala
 luas, monggo deh) sudah akrab dengan paham komunisme sejak masih jabang
 bayi. Setelah dijauhi di Jerman, ditendang Belgia, lalu Marx dapat tempat di
 Perancis, tendang lagi jatuh di Inggris.

 Buku pertama tentang komunisme tidak langsung jadi paham bahwa pribadi tidak
 punya hak properti dan negara yg punya hak. Belum tuh. Mula-mula
 muncul karya tentang "monetary" dengan konsep yg super baru. Setelah itu
 muncul konsep kapital dan labor (buruh) -- (saya sarankan beli Das Kapital,
 don't be so cheap lah). Di sini banyak sekali filosofi-filosofi yg terlalu
 mendetail dan sulit dibahas tanpa membahas kondisi "poleksosbud" di
 negara-negara Eropa kala itu.  Singkat kata, ajarannya beserta ajaran
 Frederick Engels (juga orang Jerman atau tepatnya Prusia), berintikan
 perjuangan antar kelas.

 Mengapa mengkawatirkan? Ini berkali-kali anda tanyakan. Sungguh saya tak
 habis pikir karena untuk menjawabnya cukup pakai ajaran anak SMP. Ini tidak
 bermaksud merendahkan. Memang jawabannya karena ajaran mereka menghendaki
 penghancuran fundasi existing sosial ekonomi. Itu saja. Persis yg diajarin
 guru sejarah SMP saya itu. Kalau mau lebih detail, maka tak bedanya membahas
 Al Quran atau Bible. Tak habis-habisnya dan tak akan selesai.

 Yang perlu dipikirkan, bila ajarannya menentukan hal tersebut, lalu apa
 konsekuensi logisnya? Bukankah pertumpahan darah? Mana ada penghapusan
 properti diikuti dengan lega hati oleh orang-orang kecuali oleh orang yg tak
 punya apa-apa?

 Kaum proletar, atau kaum buruh didefinisikan sebagai kaum revolusioner.
 Catatan: Indonesia sebagai negara agraris sebetulnya tak berhak / tak cocok,
 makanya diubah sedikit bahwa kaum proletar adalah kaum buruh dan tani. Nah,
 baru cocok. Nyeleweng lagi, pandangan Sukarno tentang Marhaen, mirip dengan
 definisi kaum proletar ini.

 Indonesia mempunyai lebih banyak tani dan buruh daripada kelas menengah.
 Ditambah dengan kenyataan jurang status ekonomi yg demikian lebar. Dari
 awal, ini adalah target dari penyebaran ajaran komunisme yang menyatakan
 (LENIN YG BILANG!) bahwa makin banyak kaum proletar, maka makin kuatlah kaum
 revolusioner.

 Dari sini anda akan sedikit bingung (maaf, saya asumsikan anda nggak tahu
 sesuai dg keinginan anda) kok mirip dengan ajaran Sukarno ya? Tentu saja
 mirip karena Sukarno juga penggemar karya Marx. Lagipula ajaran Marx dapat
 digolongkan sebagai ajaran ekonomi politik SCIENCE saja. Bisa juga
 digolongkan sebagai varian dari ajaran Sosialisme. Banyak sekali pelopor
 bangsa Indonesia yg terpengaruh ajaran ini karena Indonesia saat itu masih
 berada di cengekraman Belanda. Otomatis semua bangsa Indonesia adalah KAUM
 PROLETAR.

 Jiwa dari ajaran Komunisme secara praktek baru diterjemahkan oleh Marx dan
 Engels lewat MANIFESTO PARTAI KOMUNIS (1848) atas permintaan partai komunis
 Jerman yg sudah terbentuk (Buy it for $4.0). Hasilnya adalah revolusi di
 Jerman dan seluruh daratan Eropa Barat yg tergiur oleh azas 

Re: Sedikit ringkasan ttg komunisme (Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia)

2000-04-06 Terurut Topik Nasrullah Idris

From: Budi Haryanto [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Date: Friday, April 07, 2000 04:06
Subject: Re: Sedikit ringkasan ttg komunisme (Re: Lahirnya Partai Komunis
Indonesia)


=

Sebenarnya agama mana yang dijadikan titik tolak oleh Karl Marx untuk
membangun ajaran Komunisme?



Salam,

Nasrullah Idris



Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ...)

2000-04-06 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Saya sudah menduga bahwa anda ingin mencapkan sesuatu dengan mengatakan
bahwa saya tidak mengetahui permasalahan. Itu sudah diantisipasi. Model
pertanyaan anda yang ingin "men-test" itu sudah kuno mas. Hanya anak kecil
yang tidak paham arahnya.

Saya tidak ingin membahas apa arti demokrasi karena artinya sangat umum
diketahui. Kalau anda betul-betul ingin tahu (bukan ngetes dengan cara yg
lucu dan kekanak-kanakan seperti itu), silakan klik www.dictionary.com. Ini
cara yg paling mudah. Kalau mau lebih lengkap ambil CD Encarta. Kalau mau
ilmiah tinggal mampir ke Barnes and Noble. Pada jaman sekarang ini, tidak
ada alasan bahwa seseorang tidak tahu term-term apa saja.

Mengenai komunisme, ada site khusus yg menyimpan ribuan lembar pelajaran
komunisme. Saya sudah sempat nge-print beberapa puluh dan akhirnya bosan
sendiri. Ini lengkap sekali ya, sejak tulisan asli Engel, Marx, Lenin,
Trotsky sampai tulisan Mao dan Stalin-pun ada. Biografi tokoh-tokoh besar
komunis juga sangat lengkap tertulis. Pokoknya malah lebih lengkap dari buku
tentang komunisme manapun yg sekarang ada di pasaran!!! (Tuh, pentungnya ada
3 buah).

Nah, kalau penasaran, coba search communism, lenin, mao, nanti anda akan
dibawa ke sana. Gratis mas. Saya juga sempat tulis untuk cari ke amazon.com,
dan itu bukan sekedar ngomong karena saya juga sempat beli beberapa.
Murah-murah mas, maximum $20. Nah, lagi-lagi nggak perlu punya alasan nggak
ada tahu, nggak ada waktu, dll. Yg penting ada mau, semua pasti bisa dicari.
Saya sudah sempat postingkan address site itu beberapa bulan yg lalu. Saya
cantumkan lagi:

http://www.marxists.org/archive/marx/index.htm
http://www.maoism.org

Ini yg rada runtut. Kalau mau yg dicampuri pandangan para komunis baru sih
ada ribuan lagi tuh.

Kembali ke paham komunis, dari yg anda tulis kelihatan anda tidak sadar
bahwa sedemikian banyak pandangan para tokoh itu untuk mendefinisikannya dan
cara untuk mencapainya. Ini yg bikin capek untuk menuliskannya. Tapi kalau
arti umum sih semua orang yg sudah lulus SMP sudah tahu. Atau balik lagi:
cari di www.dictionary.com. Jangan terlalu bodoh untuk ngetes orang lagi ya
mas. Nggak lakuhihihi malu ah.


Salam malu,
Anjasmara

Catatan: Artikel Tempo baru saya dapat 5 menit sebelum saya postingkan. Jadi
anda jangan mengira bahwa saya mendasarkan pandangan saya pada artikel tsb.
Juga saya tidak setuju dengan istilah 'radikal' yg dikhususkan untuk komunis
Indonesia. Ini sudah tersirat lah. Kalau anda mendapat impression demikian
dari artikel itu, boleh saya sebut anda salah dalam menyerapnya (itu problem
anda dg penulisnya atau tulisannya). Saya sendiri tidak memperoleh kesan
demikian dari artikel itu tuh. Silakan lah luangkan waktu anda
sedikit..:)


'--
From: Budi Haryanto [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam
atau Islam ...)
Date: Thu, 6 Apr 2000 09:31:00 -0700

Buat Anjas,

Wah, anda salah kalau balik bertanya soal komunis ke saya. Lha wong
sejak awal saya pingin belajar tentang komunis dari anda yang saya
anggap 'tahu banyak' tentang hal ini. Saya mencoba mengatakan komunis di
Indonesia adalah komunis yang keliru justru berangkat dari posting anda
(Tempo), yang antara lain disitu disebut 'radikal' dan lainnya yang
menunjukkan ketidaksesuaian dengan paham komunis yang sebenarnya. Lalu
muncul pertanyaan saya yaitu paham komunis yang sebenarnya itu seperti
apa, yang ternyata tidak anda jawab dan malah balik bertanya ke saya.
Kok anda jadi mbingungi gitu sih.?!

Ada dua catatan penting yang saya dapat dari posting anda tentang
komunis ini, yaitu:
1. Anda sebenarnya tidak mengerti benar dengan apa yang disebut dengan
demokrasi (lihat kata-kata anda tentang demokrasi ini),
2. Anda juga sebenarnya tidak tahu banyak tentang paham komunis.

Namun dengan berangkat dari dan menggunakan dua kata di atas, yaitu
'demokrasi' dan 'komunis', anda telah mencaci maki Gus Dur. Wow..
Bagaimana anda bisa melakukan itu sementara anda sendiri tidak paham
benar dengan kata-kata yang anda gunakan???

Ada ungkapan yang mungkin tepat untuk ini: "Nyekel cengele dhewe ae
durung iso ..."

Janganlah mengurangi kekaguman saya terhadap anda. Atau, mungkin saya
salah mengagumi orang.???

Salam,
Budi


Jeffrey Anjasmara wrote:
 
  Soal paragraf pertama, whatever lah... gitu aja kok pusing. Saya juga
bisa
  sinis kok.
 
  Soal komunisme, bagaimana anda menilai komunis di Indonesia adalah
komunis
  yg salah? Coba silakan beli bukunya di Amazon.com, anda bisa beli cuman
  seharga $4.0 untuk dapat menilai rencana dan cita-cita besar komunisme.
Dari
  cerita di Tempo tentang kemarahan Stalin, dia menyatakan "kamu orang
gila"
  karena melihat kekuatan yg digalang belum cukup kuat atau terlalu
prematur.
  Itu saja. Jadi bukan masalah keliru atau benar.
 
  Saya juga tidak setuju de

Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ...)

2000-04-05 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Soal paragraf pertama, whatever lah... gitu aja kok pusing. Saya juga bisa
sinis kok.

Soal komunisme, bagaimana anda menilai komunis di Indonesia adalah komunis
yg salah? Coba silakan beli bukunya di Amazon.com, anda bisa beli cuman
seharga $4.0 untuk dapat menilai rencana dan cita-cita besar komunisme. Dari
cerita di Tempo tentang kemarahan Stalin, dia menyatakan "kamu orang gila"
karena melihat kekuatan yg digalang belum cukup kuat atau terlalu prematur.
Itu saja. Jadi bukan masalah keliru atau benar.

Saya juga tidak setuju dengan Sdr. Priyo bahwa yg perlu ditakutkan adalah
komunis gaya Indonesia. Haus darah bukan hanya karakteristik komunis
Indonesia saja, tetapi sudah karakteristik umum.
Silakan Budi sebutkan komunis gaya mana yg ideal? Saya perlu belajar dari
anda nih... Saya tidak punya major Political Science atau apa seperti Ida,
tapi paling tidak sudah merasa cukup takut setelah membaca beberapa
referensi tentang komunisme. Saya juga tidak tergiur oleh teori Hegel atau
Marx karena nyatanya dalam praktek komunisme berarti chaos. Tidak di Eropa,
tidak di Asia, ataupun di Cuba.

Kembali soal Cuba, anda dengar dari mana dulu sih? Saya jadi penasaran. Dari
Castro? Semenjak pemerintahan Castro, Cuba sudah bergantung sepenuhnya pada
USSR. Mau kena embargo atau tidak, perekonomian mereka sudah
compang-camping.


Anjas

'---
From: Budi Haryanto [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam
atau Islam ...)
Date: Wed, 5 Apr 2000 13:43:13 -0700

Wah terima kasih Anjas, anda telah dan mau share informasi tentang
komunis ini. Dan saya tetap lebih suka memuji anda yang kelihatannya
'sangat' hebat, reformis, nasionalis, dll. Sayang saya tidak bisa
mengikuti saran anda untuk memuji yang lain. Bagi saya, nampaknya semua
jadi 'kecil' dibanding dengan anda.

Kembali ke paham komunis, dari posting anda tsb (Tempo), kelihatannya
komunis di Indonesia adalah komunis aliran yang keliru dibanding dengan
yang tumbuh di negara asalnya (Rusia?). Dengan kata lain, komunis yang
benar adalah yang bukan seperti yang pernah ada di Indonesia. Lalu,
seperti apa komunis yang sebenarnya itu? Kalau diteruskan lagi, seperti
yang saya tanyakan, kenapa anda sedemikian ketakutannya terhadap paham
komunis?

Soal Cuba, saya khan bilang kalau 'dengar-dengar' di sana nggak ada KKN.
Samalah dengan yang anda sebutkan bahwa Cuba terlibat perdagangan obat
bius, tapi dari film. Faktanya...???

Saya suka kata-kata anda ini:

Jeffrey Anjasmara wrote:
  Mengenai demokrasi, demokrasi ya demokrasi. Masak saya mesti nulis
panjang lebar.

Dengan seijin anda, saya akan tularkan model tulisan anda ini ke
teman-teman SD saya.

Salam,
Budi

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ...)

2000-04-05 Terurut Topik Faransyah Jaya

Kalo sumber cerita saya lain ceritanya.
Ceritanya, semasa komunis (PKI) dulu kyai-kyai dikejar dan dibunuhi.
Itu cerita yang saya dapat.

Boleh tahu, cerita traumatik anda itu terjadi dimana dan sekitar tahun berapa (curios 
question). Abis waktu itu saya belum lahir.
Saya pribadi lebih prefer untuk mendapatkan sumber berita dari sumber2 yang memang 
melihat atau mendengar langsung kejadiannya.

Faran

Date: Tue, 4 Apr 2000 17:22:38 -0500
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
From: Moko Darjatmoko [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]

On 4/4/00, Faransyah Jaya wrote:

Mungkin memang takutnya dengan komunis Indonesia.
Kalo komunis Indonesia saya pribadi juga khawatir.
Dari cerita Orang tua langsung sih memang komunis "Indonesia"
itu sadis.

Faran, "sadis" nya itu bukankah karena "Indonesia" nya ... tidak
peduli apakah itu komunis atau non-komunis (artinya: ya tentara, ya
mereka yang ngakunya beragama, dsb.)

Sampai sekarang saya masih terbayang pemandangan masa kecil,
kepala-kepala yang dicocok pada galah bambu sepanjang jalan raya di
Jawa Timur. Ini terjadi setelah PKI dilumpuhkan secara total. Orang
bilang itu kepala orang-orang PKI, ateis, atau mungkin orang yang
lagi sial saja -- seperti tetanga saya yang mendadak lenyap, "in the
wrong place at the wrong time." Pembantainya? ... apakah pembantainya
orang-orang "komunis" yang sadis itu? Lho logikanya gimana sih, kan
komunis (PKI) sudah lumpuh, kan orang-orangnya sudah habis ditangkapi
pada waktu itu?

Ingatan paling 'traumatik" adalah tentang guru agama di SMP saya
dulu. Dia suka bawa pedang kemana-mena termasuk waktu di kelas
pelajaran agama. Dengan bangga dia bercerita, bahwa semalam sudah
menebas kepala yang ketujuh ... "tinggal dua lagi," katanya, "habis
itu karcis ke surga boleh dibilang sudah di tangan." Tiba-tiba saya
ingin muntah -- saya pamit ke WC, dan tidak pernah kembali ke kelas
guru berpedang itu sampai lulus SMP 2 tahun kemudian.

Lha itu kan jaman dulu, jaman kacau ...

Jaman sekarang sebetulnya lebih mudah lagi ... tinggal lihat berita
koran lokal saja. Meniru metode yang sering dipakai Noam Chomsky
(MIT) ini saya ambil sample headline di Kompas rubruik METROpolitan.
harap diingat saya tidak mengutip Pos Kota, tetapi harian Kompas,
koran yang amat "jinak" itu -- atau "banci" meminjam olokan Ben
Anderson (Cornell).

Headlines dari minggu lalu (Senin sampai Sabtu) ...

  Senin, 27 Maret 2000
  
  * Program Penertiban Umum tidak Tercapai
Program 100 Hari Gubernur DKI Jakarta, untuk menegakkan
ketertiban umum dan taat hukum, tampaknya tidak tercapai

  * Maling Motor Tewas Dibakar
Aksi main hakim sendiri oleh massa terhadap pelaku tindak
kejahatan, kembali terjadi di Tangerang, Sabtu (25/3) malam

  Selasa, 28 Maret 2000
  -
  * Personel Tentara "Ngamuk", Tewaskan Pemilik Kafe
Dua personel Tentara Nasional Indonesia (TNI) AD berpangkat
sersan satu (sertu) mengamuk di Tangerang, Senin (27/3) sekitar
pukul 04.30

  * Tak Tanggapi Cinta, Erni Tewas Digorok
Erni Kusumawati (20), karyawati perusahaan swasta, ditemukan
tewas dengan leher hampir putus di dalam kamar rumahnya di
Kampungbaru RT 03/02 Desa Karangasih, Kecamatan Cikarang,
Bekasi, Senin (27/3) dini hari

  * Seorang Wanita Perancis Tewas di Tangan Perampok
Silvy Maupin (39), seorang ibu berkewarganegaraan Perancis,
ditemukan tewas di tempat tidurnya di Jalan Madrasah II Buntu
Kemang, Cilandak Timur, Jakarta Selatan, pukul 04.40 hari Senin

  * Polisi Masih Periksa Abi dan Teman-temannya
Aparat Kepolisian Resor Metro (Polrestro) Jakarta Pusat sampai
Senin (27/3) sore masih memeriksa Abi Suryosumarno dan enam
temannya, yang diduga keras mengetahui pengeroyok hingga tewas
Bharatu Abraham Mao dan Belly Sihombing di BC Cafe, ...

  Rabu, 29 Maret 2000
  ---
  * Polisi Tembak Mati Dua Penodong
Polisi menembak mati Iwan dan Asep, dua dari empat penodong
yang biasa beroperasi di perempatan di Jalan Perintis-Yos
Sudarso, Kelapagading, Jakarta Utara, Senin (27/3) malam

  * Lima Bangunan Terbakar di Matraman
Seorang anggota Marinir terluka akibat pengeroyokan dan lima
bangunan terbakar dalam sebuah keributan antarwarga di Jl
Matraman Raya, Jakarta Timur, Selasa (28/3) petang

  * Tersangka Pembunuh Ditahan di Pomdam
Fe dan Ro, dua anggota TNI AD berpangkat sersan satu (sertu),
tersangka pelaku pembunuhan Novelim Jemi (42), pemilik Kafe
Duta 168 di Taman Cibodas, Jatiuwung, Kota Tangerang, pada
peristiwa hari Senin pagi, mulai Selasa (28/3) kemarin dit

  Kamis, 30 Maret 2000
  
  * Polisi Ringkus "Bos" Belasan Kelompok Pencuri
Aparat Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya menangkap Musadar,
seorang tersangka penadah barang curian 

Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ...)

2000-04-05 Terurut Topik Priyo Pujiwasono

Sdr. Jeffrey,
rasanya yang bilang begitu bukan saya, tapi Faransyah.
saya lebih kurang setuju dengan pendapat anda.
Dimana-mana komunisme tidak ada yang bisa dijadikan
model, karena cuma bikin chaos  rakyat sengsara,
meskipun slogan perjuangan rakyat (kaum buruh) yang
mereka pakai sebagai alat.

--- Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Saya juga tidak setuju dengan Sdr. Priyo bahwa yg
 perlu ditakutkan adalah
 komunis gaya Indonesia. Haus darah bukan hanya
 karakteristik komunis
 Indonesia saja, tetapi sudah karakteristik umum.
 Silakan Budi sebutkan komunis gaya mana yg ideal?
 Saya perlu belajar dari
 anda nih... Saya tidak punya major Political Science
 atau apa seperti Ida,
 tapi paling tidak sudah merasa cukup takut setelah
 membaca beberapa
 referensi tentang komunisme. Saya juga tidak tergiur
 oleh teori Hegel atau
 Marx karena nyatanya dalam praktek komunisme berarti
 chaos. Tidak di Eropa,
 tidak di Asia, ataupun di Cuba.


__
Do You Yahoo!?
Talk to your friends online with Yahoo! Messenger.
http://im.yahoo.com



Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Moko/ )

2000-04-05 Terurut Topik Priyo Pujiwasono

Saya juga sedikit bingung dengan contoh2 yang disebut
bung Moko/
saya kira, harus dibedakan, kekerasan yang dilakukan
oknum atau kelompok penjahat, (utamanya) dengan alasan
perut lapar atau basic needs lainnya --
dengan kekerasan yang memang di-"design" dan direstui
oleh suatu rejim penguasa, baik itu rejim komunis
(PKI) maupun rejim ORLA atau ORBA.


--- Faransyah Jaya [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Kalo sumber cerita saya lain ceritanya.
 Ceritanya, semasa komunis (PKI) dulu kyai-kyai
 dikejar dan dibunuhi.
 Itu cerita yang saya dapat.

 Boleh tahu, cerita traumatik anda itu terjadi dimana
 dan sekitar tahun berapa (curios question). Abis
 waktu itu saya belum lahir.
 Saya pribadi lebih prefer untuk mendapatkan sumber
 berita dari sumber2 yang memang melihat atau
 mendengar langsung kejadiannya.

 Faran

 Date: Tue, 4 Apr 2000 17:22:38 -0500
 Reply-To: Indonesian Students in the US
 [EMAIL PROTECTED]
 From: Moko Darjatmoko [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 
 On 4/4/00, Faransyah Jaya wrote:
 
 Mungkin memang takutnya dengan komunis Indonesia.
 Kalo komunis Indonesia saya pribadi juga khawatir.
 Dari cerita Orang tua langsung sih memang komunis
 "Indonesia"
 itu sadis.
 
 Faran, "sadis" nya itu bukankah karena "Indonesia"
 nya ... tidak
 peduli apakah itu komunis atau non-komunis
 (artinya: ya tentara, ya
 mereka yang ngakunya beragama, dsb.)
 
 Sampai sekarang saya masih terbayang pemandangan
 masa kecil,
 kepala-kepala yang dicocok pada galah bambu
 sepanjang jalan raya di
 Jawa Timur. Ini terjadi setelah PKI dilumpuhkan
 secara total. Orang
 bilang itu kepala orang-orang PKI, ateis, atau
 mungkin orang yang
 lagi sial saja -- seperti tetanga saya yang
 mendadak lenyap, "in the
 wrong place at the wrong time." Pembantainya? ...
 apakah pembantainya
 orang-orang "komunis" yang sadis itu? Lho logikanya
 gimana sih, kan
 komunis (PKI) sudah lumpuh, kan orang-orangnya
 sudah habis ditangkapi
 pada waktu itu?
 
 Ingatan paling 'traumatik" adalah tentang guru
 agama di SMP saya
 dulu. Dia suka bawa pedang kemana-mena termasuk
 waktu di kelas
 pelajaran agama. Dengan bangga dia bercerita, bahwa
 semalam sudah
 menebas kepala yang ketujuh ... "tinggal dua lagi,"
 katanya, "habis
 itu karcis ke surga boleh dibilang sudah di
 tangan." Tiba-tiba saya
 ingin muntah -- saya pamit ke WC, dan tidak pernah
 kembali ke kelas
 guru berpedang itu sampai lulus SMP 2 tahun
 kemudian.
 
 Lha itu kan jaman dulu, jaman kacau ...
 
 Jaman sekarang sebetulnya lebih mudah lagi ...
 tinggal lihat berita
 koran lokal saja. Meniru metode yang sering dipakai
 Noam Chomsky
 (MIT) ini saya ambil sample headline di Kompas
 rubruik METROpolitan.
 harap diingat saya tidak mengutip Pos Kota, tetapi
 harian Kompas,
 koran yang amat "jinak" itu -- atau "banci"
 meminjam olokan Ben
 Anderson (Cornell).
 
 Headlines dari minggu lalu (Senin sampai Sabtu) ...
 
   Senin, 27 Maret 2000
   
   * Program Penertiban Umum tidak Tercapai
 Program 100 Hari Gubernur DKI Jakarta,
 untuk menegakkan
 ketertiban umum dan taat hukum, tampaknya
 tidak tercapai
 
   * Maling Motor Tewas Dibakar
 Aksi main hakim sendiri oleh massa terhadap
 pelaku tindak
 kejahatan, kembali terjadi di Tangerang,
 Sabtu (25/3) malam
 
   Selasa, 28 Maret 2000
   -
   * Personel Tentara "Ngamuk", Tewaskan Pemilik
 Kafe
 Dua personel Tentara Nasional Indonesia
 (TNI) AD berpangkat
 sersan satu (sertu) mengamuk di Tangerang,
 Senin (27/3) sekitar
 pukul 04.30
 
   * Tak Tanggapi Cinta, Erni Tewas Digorok
 Erni Kusumawati (20), karyawati perusahaan
 swasta, ditemukan
 tewas dengan leher hampir putus di dalam
 kamar rumahnya di
 Kampungbaru RT 03/02 Desa Karangasih,
 Kecamatan Cikarang,
 Bekasi, Senin (27/3) dini hari
 
   * Seorang Wanita Perancis Tewas di Tangan
 Perampok
 Silvy Maupin (39), seorang ibu
 berkewarganegaraan Perancis,
 ditemukan tewas di tempat tidurnya di Jalan
 Madrasah II Buntu
 Kemang, Cilandak Timur, Jakarta Selatan,
 pukul 04.40 hari Senin
 
   * Polisi Masih Periksa Abi dan Teman-temannya
 Aparat Kepolisian Resor Metro (Polrestro)
 Jakarta Pusat sampai
 Senin (27/3) sore masih memeriksa Abi
 Suryosumarno dan enam
 temannya, yang diduga keras mengetahui
 pengeroyok hingga tewas
 Bharatu Abraham Mao dan Belly Sihombing di
 BC Cafe, ...
 
   Rabu, 29 Maret 2000
   ---
   * Polisi Tembak Mati Dua Penodong
 Polisi menembak mati Iwan dan Asep, dua
 dari empat penodong
 yang biasa beroperasi di perempatan di
 Jalan Perintis-Yos
 Sudarso, Kelapagading, Jakarta Utara, Senin
 (27/3) malam
 
   * Lima Bangunan Terbakar di Matraman
 Seorang anggota Marinir terluka akibat
 pengeroyokan dan lima
 bangunan terbakar dalam sebuah keributan
 antarwarga di Jl
 Matraman Raya, Jakarta Timur, Selasa (28/3)

Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ...)

2000-04-05 Terurut Topik Budi Haryanto

Buat Anjas,

Wah, anda salah kalau balik bertanya soal komunis ke saya. Lha wong
sejak awal saya pingin belajar tentang komunis dari anda yang saya
anggap 'tahu banyak' tentang hal ini. Saya mencoba mengatakan komunis di
Indonesia adalah komunis yang keliru justru berangkat dari posting anda
(Tempo), yang antara lain disitu disebut 'radikal' dan lainnya yang
menunjukkan ketidaksesuaian dengan paham komunis yang sebenarnya. Lalu
muncul pertanyaan saya yaitu paham komunis yang sebenarnya itu seperti
apa, yang ternyata tidak anda jawab dan malah balik bertanya ke saya.
Kok anda jadi mbingungi gitu sih.?!

Ada dua catatan penting yang saya dapat dari posting anda tentang
komunis ini, yaitu:
1. Anda sebenarnya tidak mengerti benar dengan apa yang disebut dengan
demokrasi (lihat kata-kata anda tentang demokrasi ini),
2. Anda juga sebenarnya tidak tahu banyak tentang paham komunis.

Namun dengan berangkat dari dan menggunakan dua kata di atas, yaitu
'demokrasi' dan 'komunis', anda telah mencaci maki Gus Dur. Wow..
Bagaimana anda bisa melakukan itu sementara anda sendiri tidak paham
benar dengan kata-kata yang anda gunakan???

Ada ungkapan yang mungkin tepat untuk ini: "Nyekel cengele dhewe ae
durung iso ..."

Janganlah mengurangi kekaguman saya terhadap anda. Atau, mungkin saya
salah mengagumi orang.???

Salam,
Budi


Jeffrey Anjasmara wrote:

 Soal paragraf pertama, whatever lah... gitu aja kok pusing. Saya juga bisa
 sinis kok.

 Soal komunisme, bagaimana anda menilai komunis di Indonesia adalah komunis
 yg salah? Coba silakan beli bukunya di Amazon.com, anda bisa beli cuman
 seharga $4.0 untuk dapat menilai rencana dan cita-cita besar komunisme. Dari
 cerita di Tempo tentang kemarahan Stalin, dia menyatakan "kamu orang gila"
 karena melihat kekuatan yg digalang belum cukup kuat atau terlalu prematur.
 Itu saja. Jadi bukan masalah keliru atau benar.

 Saya juga tidak setuju dengan Sdr. Priyo bahwa yg perlu ditakutkan adalah
 komunis gaya Indonesia. Haus darah bukan hanya karakteristik komunis
 Indonesia saja, tetapi sudah karakteristik umum.
 Silakan Budi sebutkan komunis gaya mana yg ideal? Saya perlu belajar dari
 anda nih... Saya tidak punya major Political Science atau apa seperti Ida,
 tapi paling tidak sudah merasa cukup takut setelah membaca beberapa
 referensi tentang komunisme. Saya juga tidak tergiur oleh teori Hegel atau
 Marx karena nyatanya dalam praktek komunisme berarti chaos. Tidak di Eropa,
 tidak di Asia, ataupun di Cuba.

 Kembali soal Cuba, anda dengar dari mana dulu sih? Saya jadi penasaran. Dari
 Castro? Semenjak pemerintahan Castro, Cuba sudah bergantung sepenuhnya pada
 USSR. Mau kena embargo atau tidak, perekonomian mereka sudah
 compang-camping.

 Anjas

 '---
 From: Budi Haryanto [EMAIL PROTECTED]
 Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam
 atau Islam ...)
 Date: Wed, 5 Apr 2000 13:43:13 -0700
 
 Wah terima kasih Anjas, anda telah dan mau share informasi tentang
 komunis ini. Dan saya tetap lebih suka memuji anda yang kelihatannya
 'sangat' hebat, reformis, nasionalis, dll. Sayang saya tidak bisa
 mengikuti saran anda untuk memuji yang lain. Bagi saya, nampaknya semua
 jadi 'kecil' dibanding dengan anda.
 
 Kembali ke paham komunis, dari posting anda tsb (Tempo), kelihatannya
 komunis di Indonesia adalah komunis aliran yang keliru dibanding dengan
 yang tumbuh di negara asalnya (Rusia?). Dengan kata lain, komunis yang
 benar adalah yang bukan seperti yang pernah ada di Indonesia. Lalu,
 seperti apa komunis yang sebenarnya itu? Kalau diteruskan lagi, seperti
 yang saya tanyakan, kenapa anda sedemikian ketakutannya terhadap paham
 komunis?
 
 Soal Cuba, saya khan bilang kalau 'dengar-dengar' di sana nggak ada KKN.
 Samalah dengan yang anda sebutkan bahwa Cuba terlibat perdagangan obat
 bius, tapi dari film. Faktanya...???
 
 Saya suka kata-kata anda ini:
 
 Jeffrey Anjasmara wrote:
   Mengenai demokrasi, demokrasi ya demokrasi. Masak saya mesti nulis
 panjang lebar.
 
 Dengan seijin anda, saya akan tularkan model tulisan anda ini ke
 teman-teman SD saya.
 
 Salam,
 Budi

 __
 Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ...)

2000-04-05 Terurut Topik Nasrullah Idris

From: Budi Haryanto [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Date: Wednesday, April 05, 2000 23:27
Subject: Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam
atau Islam ...)


Ada dua catatan penting yang saya dapat dari posting anda tentang
komunis ini, yaitu:
1. Anda sebenarnya tidak mengerti benar dengan apa yang disebut dengan
demokrasi (lihat kata-kata anda tentang demokrasi ini),
2. Anda juga sebenarnya tidak tahu banyak tentang paham komunis.

=

Ceileeh 
Ini sih bukan menyangkut "pemikiran", tetapi "pemikir".

Salam,

Nasrullah Idris



Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ...)

2000-04-04 Terurut Topik Budi Haryanto

Wah terima kasih Anjas, anda telah dan mau share informasi tentang
komunis ini. Dan saya tetap lebih suka memuji anda yang kelihatannya
'sangat' hebat, reformis, nasionalis, dll. Sayang saya tidak bisa
mengikuti saran anda untuk memuji yang lain. Bagi saya, nampaknya semua
jadi 'kecil' dibanding dengan anda.

Kembali ke paham komunis, dari posting anda tsb (Tempo), kelihatannya
komunis di Indonesia adalah komunis aliran yang keliru dibanding dengan
yang tumbuh di negara asalnya (Rusia?). Dengan kata lain, komunis yang
benar adalah yang bukan seperti yang pernah ada di Indonesia. Lalu,
seperti apa komunis yang sebenarnya itu? Kalau diteruskan lagi, seperti
yang saya tanyakan, kenapa anda sedemikian ketakutannya terhadap paham
komunis?

Soal Cuba, saya khan bilang kalau 'dengar-dengar' di sana nggak ada KKN.
Samalah dengan yang anda sebutkan bahwa Cuba terlibat perdagangan obat
bius, tapi dari film. Faktanya...???

Saya suka kata-kata anda ini:

Jeffrey Anjasmara wrote:
 Mengenai demokrasi, demokrasi ya demokrasi. Masak saya mesti nulis panjang lebar.

Dengan seijin anda, saya akan tularkan model tulisan anda ini ke
teman-teman SD saya.

Salam,
Budi



Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ...)

2000-04-04 Terurut Topik Faransyah Jaya

Mungkin memang takutnya dengan komunis Indonesia.

Kalo komunis Indonesia saya pribadi juga khawatir.
Dari cerita Orang tua langsung sih memang komunis "Indonesia"
itu sadis.

Faran

Date: Wed, 5 Apr 2000 13:43:13 -0700
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
From: Budi Haryanto [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]

Wah terima kasih Anjas, anda telah dan mau share informasi tentang
komunis ini. Dan saya tetap lebih suka memuji anda yang kelihatannya
'sangat' hebat, reformis, nasionalis, dll. Sayang saya tidak bisa
mengikuti saran anda untuk memuji yang lain. Bagi saya, nampaknya semua
jadi 'kecil' dibanding dengan anda.

Kembali ke paham komunis, dari posting anda tsb (Tempo), kelihatannya
komunis di Indonesia adalah komunis aliran yang keliru dibanding dengan
yang tumbuh di negara asalnya (Rusia?). Dengan kata lain, komunis yang
benar adalah yang bukan seperti yang pernah ada di Indonesia. Lalu,
seperti apa komunis yang sebenarnya itu? Kalau diteruskan lagi, seperti
yang saya tanyakan, kenapa anda sedemikian ketakutannya terhadap paham
komunis?

Soal Cuba, saya khan bilang kalau 'dengar-dengar' di sana nggak ada KKN.
Samalah dengan yang anda sebutkan bahwa Cuba terlibat perdagangan obat
bius, tapi dari film. Faktanya...???

Saya suka kata-kata anda ini:

Jeffrey Anjasmara wrote:
 Mengenai demokrasi, demokrasi ya demokrasi. Masak saya mesti nulis panjang lebar.

Dengan seijin anda, saya akan tularkan model tulisan anda ini ke
teman-teman SD saya.

Salam,
Budi





Happy New Millenium from the staff at DCEmail.com
http://www.dcemail.com -  FREE Email for the Community



Re: Lahirnya Partai Komunis Indonesia (Re: Komunis berbulu Islam atau Islam ...)

2000-04-04 Terurut Topik Moko Darjatmoko

On 4/4/00, Faransyah Jaya wrote:

Mungkin memang takutnya dengan komunis Indonesia.
Kalo komunis Indonesia saya pribadi juga khawatir.
Dari cerita Orang tua langsung sih memang komunis "Indonesia"
itu sadis.

Faran, "sadis" nya itu bukankah karena "Indonesia" nya ... tidak
peduli apakah itu komunis atau non-komunis (artinya: ya tentara, ya
mereka yang ngakunya beragama, dsb.)

Sampai sekarang saya masih terbayang pemandangan masa kecil,
kepala-kepala yang dicocok pada galah bambu sepanjang jalan raya di
Jawa Timur. Ini terjadi setelah PKI dilumpuhkan secara total. Orang
bilang itu kepala orang-orang PKI, ateis, atau mungkin orang yang
lagi sial saja -- seperti tetanga saya yang mendadak lenyap, "in the
wrong place at the wrong time." Pembantainya? ... apakah pembantainya
orang-orang "komunis" yang sadis itu? Lho logikanya gimana sih, kan
komunis (PKI) sudah lumpuh, kan orang-orangnya sudah habis ditangkapi
pada waktu itu?

Ingatan paling 'traumatik" adalah tentang guru agama di SMP saya
dulu. Dia suka bawa pedang kemana-mena termasuk waktu di kelas
pelajaran agama. Dengan bangga dia bercerita, bahwa semalam sudah
menebas kepala yang ketujuh ... "tinggal dua lagi," katanya, "habis
itu karcis ke surga boleh dibilang sudah di tangan." Tiba-tiba saya
ingin muntah -- saya pamit ke WC, dan tidak pernah kembali ke kelas
guru berpedang itu sampai lulus SMP 2 tahun kemudian.

Lha itu kan jaman dulu, jaman kacau ...

Jaman sekarang sebetulnya lebih mudah lagi ... tinggal lihat berita
koran lokal saja. Meniru metode yang sering dipakai Noam Chomsky
(MIT) ini saya ambil sample headline di Kompas rubruik METROpolitan.
harap diingat saya tidak mengutip Pos Kota, tetapi harian Kompas,
koran yang amat "jinak" itu -- atau "banci" meminjam olokan Ben
Anderson (Cornell).

Headlines dari minggu lalu (Senin sampai Sabtu) ...

  Senin, 27 Maret 2000
  
  * Program Penertiban Umum tidak Tercapai
Program 100 Hari Gubernur DKI Jakarta, untuk menegakkan
ketertiban umum dan taat hukum, tampaknya tidak tercapai

  * Maling Motor Tewas Dibakar
Aksi main hakim sendiri oleh massa terhadap pelaku tindak
kejahatan, kembali terjadi di Tangerang, Sabtu (25/3) malam

  Selasa, 28 Maret 2000
  -
  * Personel Tentara "Ngamuk", Tewaskan Pemilik Kafe
Dua personel Tentara Nasional Indonesia (TNI) AD berpangkat
sersan satu (sertu) mengamuk di Tangerang, Senin (27/3) sekitar
pukul 04.30

  * Tak Tanggapi Cinta, Erni Tewas Digorok
Erni Kusumawati (20), karyawati perusahaan swasta, ditemukan
tewas dengan leher hampir putus di dalam kamar rumahnya di
Kampungbaru RT 03/02 Desa Karangasih, Kecamatan Cikarang,
Bekasi, Senin (27/3) dini hari

  * Seorang Wanita Perancis Tewas di Tangan Perampok
Silvy Maupin (39), seorang ibu berkewarganegaraan Perancis,
ditemukan tewas di tempat tidurnya di Jalan Madrasah II Buntu
Kemang, Cilandak Timur, Jakarta Selatan, pukul 04.40 hari Senin

  * Polisi Masih Periksa Abi dan Teman-temannya
Aparat Kepolisian Resor Metro (Polrestro) Jakarta Pusat sampai
Senin (27/3) sore masih memeriksa Abi Suryosumarno dan enam
temannya, yang diduga keras mengetahui pengeroyok hingga tewas
Bharatu Abraham Mao dan Belly Sihombing di BC Cafe, ...

  Rabu, 29 Maret 2000
  ---
  * Polisi Tembak Mati Dua Penodong
Polisi menembak mati Iwan dan Asep, dua dari empat penodong
yang biasa beroperasi di perempatan di Jalan Perintis-Yos
Sudarso, Kelapagading, Jakarta Utara, Senin (27/3) malam

  * Lima Bangunan Terbakar di Matraman
Seorang anggota Marinir terluka akibat pengeroyokan dan lima
bangunan terbakar dalam sebuah keributan antarwarga di Jl
Matraman Raya, Jakarta Timur, Selasa (28/3) petang

  * Tersangka Pembunuh Ditahan di Pomdam
Fe dan Ro, dua anggota TNI AD berpangkat sersan satu (sertu),
tersangka pelaku pembunuhan Novelim Jemi (42), pemilik Kafe
Duta 168 di Taman Cibodas, Jatiuwung, Kota Tangerang, pada
peristiwa hari Senin pagi, mulai Selasa (28/3) kemarin dit

  Kamis, 30 Maret 2000
  
  * Polisi Ringkus "Bos" Belasan Kelompok Pencuri
Aparat Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya menangkap Musadar,
seorang tersangka penadah barang curian dengan enam orang
pencuri suruhannya, di Jalan Kebonbawang XV RT 018/02,
Tanjungpriok, Jakarta Utara

  * Gagal Rampas Uang, Perampok Menembak Korbannya
Dua perampok bersenjata api gagal merampas uang sebesar Rp 273
juta milik perusahaan pelayaran PT Sriwijaya Lloyd yang baru
saja diambil di Standard Chartered Bank, Jakarta, Rabu (29/3)
sore

  Jumat, 31 Maret 2000
  
  * Tiga Pencuri Tewas Dihajar Massa
Tiga pencuri di tiga kota, Bogor, Tangerang, dan Bekasi tewas
secara