[ppiindia] Re: Nestapa Papua dan Konsistensi Kita
Sebetulnya yang diinginkan rakyat adalah kemakmuran. Tidak muluk2, yang penting bisa punya rumah dan kendaraan (meski hanya sepeda motor), cukup sandang pangan, dan bisa menyekolahkan anak. Nah kalau cuma segelintir koruptor dan konglomerat yang superkaya, sementara mayoritas rakyat tidak bisa menikmati sandang, pangan, dan papan, wajar saja jika Aceh dan Papua yang tanahnya makmur ingin merdeka. Sebab dgn merdeka, rakyat mereka bisa sejahtera seperti Malaysia atau Brunei. --- Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote: http://www.suarapembaruan.com/News/2005/04/29/Editor/edit02/edit02.htm SUARA PEMBARUAN DAILY Nestapa Papua dan Konsistensi Kita Oleh Frans Maniagasi TANGGAL 1 Mei 2005 ini, genap 42 tahun (1963) masyarakat dan tanah Papua integrasi dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pertanyaannya adalah, bagaimana kita tetap konsisten memberikan prioritas yang memadai terhadap penyelesaian masalah Papua. Soal Papua adalah salah satu masalah besar. Bukan hanya sekadar kemungkinan lepasnya Papua dari RI, tapi menjadi ujian sejauh mana kita dapat menyelesaikan persoalan dengan kepala dingin serta menegasikan cara kekerasan yang berisiko tinggi terhadap perikemanusiaan dan tetap menghargai serta menghormati prinsip-prinsip hak asasi manusia. Banyak aspek yang menyeruak dalam konflik Papua, termasuk yang terakhir masalah pemberantasan pembalakan liar maupun keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang kontroversial dalam memutuskan uji materi UU 45/1999 terhadap UUD 1945. Keputusan MK, di satu pihak menyatakan UU 45/1999 batal demi hukum sejak diundangkan UU 21/2001 (21/11/ 2001) tentang Otsus Papua, tapi di lain pihak MK tetap mengakui keberadaan Irian Jaya Barat. Keputusan MK yang banci itu sungguh mengherankan bahkan diskursus tentang hal ini terasa tidak memperoleh sorotan kita. Publik Indonesia seakan-akan tidak melihat persoalan Papua sebagai masalah penting. Padahal kompleksitas masalah Papua selama 40 tahun lebih integrasi, tidak pernah mau diselesaikan secara baik dan benar oleh Jakarta. Masalah Papua sangat khas dan kompleks. Mengapa? Khas, karena masalah yang dihadapi oleh negara di Papua tidak terdapat di wilayah lain. Kompleks, sebab mempunyai dimensi keterkaitan dengan segala aspek kehidupan. Baik dari perspektif ketimpangan sosial, ekonomi, dan kultural, ketimpangan pembangunan antara Jakarta-Papua, maupun pelanggaran dan kejahatan HAM yang luar biasa, serta penguasaan penduduk asli terhadap sumber daya alam, bahkan terjadinya perbedaan pemahaman mengenai sejarah integrasi Papua dengan RI. Kita perhatikan, lambat laun perhatian terhadap Papua mengendur, mungkin karena isu Papua tidak laku bahkan terkesan reaktif tatkala ada kejadian yang terjadi di wilayah itu. Seperti kasus pemberantasan pembalakan liar yang menyita perhatian kita sekarang. Padahal kasus Puncak Jaya yang terjadi pada Oktober 2004 lalu, misalnya, telah banyak memakan korban, tapi hal itu dianggap tidak ada apa-apa. Dalam konflik di Puncak Jaya, selain faktor geografi jauh dari Jakarta, juga faktor ekspose media massa. Media adalah faktor determinasi, artinya bagi publik di luar Papua, pemberitaan media massa menjadi satu-satunya sumber informasi untuk mengetahui perkembangan di Papua. Bagi mereka yang terlibat konflik langsung, khususnya TNI/Polri, juga berkepentingan memanfaatkan media sebagai sarana propaganda guna menciptakan opini publik bagi kepentingan masing-masing. Karena itu wajar jika masyarakat mengandalkan media massa dapat memainkan peran positif dalam mengungkap persoalan sebenarnya yang terjadi di Papua. Skenario Jika boleh dikatakan, persoalan Puncak Jaya sebenarnya merupakan rentetan skenario dari peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelumnya. Seperti kejadian Mile 62/63 yang terjadi pada Agustus 2003 di wilayah kerja PT Freeport Indonesia, bahkan secara jujur harus diakui, terbitnya Inpres 1/2003 untuk memaksakan percepatan pemekaran Papua berdasarkan UU 45/1999 merupakan paket yang dimanfaatkan oleh sang dalang penyusun skenario untuk menjadikan Papua sebagai ladang bermain sekaligus ladang pembantaian, demi mempertahankan kelangsungan kepentingannya, sehingga pada akhirnya mereka ingin menyatakan bahwa Papua adalah wilayah yang tidak aman harus dimekarkan menjadi beberapa provinsi. Dalam tataran seperti itu, Renstra 25 tahun pembangunan pertahanan dari Markas Besar TNI dan Departemen Pertahanan menjadikan pemekaran Papua sebagai salah satu program pokoknya untuk menghadapi gerakan-gerakan pro-kemerdekaan Papua Barat. Rencana pembentukan Divisi III Kostrad dan pembangunan Markas Tentara di Taman Nasional Wasur (Merauke) merupakan indikasi ke arah ini. Ketika MK mengumumkan keputusannya (11 November 2004) tentang uji materi UU 45/1999 terhadap UUD 1945 (pasal 18 b) yang menyatakan bahwa UU 45/1999 batal demi hukum karena bertentangan dengan UUD 1945, media tak punya
Re: [ppiindia] Re: Nestapa Papua dan Konsistensi Kita
dear all, Apakah dengan kemerdekaan, mereka bisa makmur? tanpa otak dan hati, kemakmuran tak mungkin tercapai. togi A Nizami [EMAIL PROTECTED] wrote: Sebetulnya yang diinginkan rakyat adalah kemakmuran. Tidak muluk2, yang penting bisa punya rumah dan kendaraan (meski hanya sepeda motor), cukup sandang pangan, dan bisa menyekolahkan anak. Nah kalau cuma segelintir koruptor dan konglomerat yang superkaya, sementara mayoritas rakyat tidak bisa menikmati sandang, pangan, dan papan, wajar saja jika Aceh dan Papua yang tanahnya makmur ingin merdeka. Sebab dgn merdeka, rakyat mereka bisa sejahtera seperti Malaysia atau Brunei. --- Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote: http://www.suarapembaruan.com/News/2005/04/29/Editor/edit02/edit02.htm SUARA PEMBARUAN DAILY Nestapa Papua dan Konsistensi Kita Oleh Frans Maniagasi TANGGAL 1 Mei 2005 ini, genap 42 tahun (1963) masyarakat dan tanah Papua integrasi dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~-- Ever feel sad or cry for no reason at all? Depression. Narrated by Kate Hudson. http://us.click.yahoo.com/LLQ_sC/esnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [ppiindia] Re: Nestapa Papua dan Konsistensi Kita
Pernyataan bang Samosir seperti nada kaum kolonial, termasuk kolonial Belanda dulu. Gubernur General Van Mook bilang bahwa Ned Indie tidak bisa merdeka sebab tidak ada midenstand [middle class] yang cukup untuk mengadministrasi negara. Tetapi, kaum republik yang di pimpin oleh Soekarno dan konco-konconya bilang bahwa kemerdekaan adalah landasan utama untuk mengachiri exploatasi dan penindasa kolonial. Landasan ini menjamin kami unutuk membangun negeri kami sendiri sesuai dengan aspirasi rakyat. Agaknya hal tsb adalah salah satu sebab mengapa dalam preamble UUD 45, kalau saya tak keliru antara lain ditulis bahwa kemerdekaan adalah hak setiap bangsa. Kaum pro kemerdekaan RI go ahead dengan perjuangan kemerdekaan yang achirnya diakui secara resmi oleh Belanda pada tgl 29 Dec. 1949, sekalipun kurang lebih 80 -90% dari penduduk Hindia Belanda buta huruf. Jadi kalau pakai contoh Indonesia, tentu mereka pun bisa. Patut dimengerti bahwa sesuai hukum international, misalnya berdasarkan salah satu resolusi PBB, disebutkan the right of self determination of the colonized and oppressed people. Apakah Papua atau Aceh di oppressed adalah kewajiban mereka untuk membuktikan, mungkin mereka akan bahwa kekayaan alam yang digali tak pernah dinikmati oleh Rakyat Papua dan Aceh. Tidak ada , dilaksanakan policy devide et empera, papua dibagi-bagi menjadi beberapa propinsi dan bukan itu saja 80% dari penduduk Papau Barat hidup dibawah garis kemiskinan. Sinar Harapan tgl.2 Maret 2005 menulis bahwa hampir semua anak dibawah umur 10 tahun menderi hepatitis A. Gambaran ini tentunya memperkuat hasrat mereka. - Original Message - From: partogi samosir [EMAIL PROTECTED] To: ppiindia@yahoogroups.com Sent: Friday, April 29, 2005 12:43 PM Subject: Re: [ppiindia] Re: Nestapa Papua dan Konsistensi Kita dear all, Apakah dengan kemerdekaan, mereka bisa makmur? tanpa otak dan hati, kemakmuran tak mungkin tercapai. togi A Nizami [EMAIL PROTECTED] wrote: Sebetulnya yang diinginkan rakyat adalah kemakmuran. Tidak muluk2, yang penting bisa punya rumah dan kendaraan (meski hanya sepeda motor), cukup sandang pangan, dan bisa menyekolahkan anak. Nah kalau cuma segelintir koruptor dan konglomerat yang superkaya, sementara mayoritas rakyat tidak bisa menikmati sandang, pangan, dan papan, wajar saja jika Aceh dan Papua yang tanahnya makmur ingin merdeka. Sebab dgn merdeka, rakyat mereka bisa sejahtera seperti Malaysia atau Brunei. --- Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote: http://www.suarapembaruan.com/News/2005/04/29/Editor/edit02/edit02.htm SUARA PEMBARUAN DAILY Nestapa Papua dan Konsistensi Kita Oleh Frans Maniagasi TANGGAL 1 Mei 2005 ini, genap 42 tahun (1963) masyarakat dan tanah Papua integrasi dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed] *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links Yahoo! Groups Sponsor ~-- Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for anyone who cares about public education! http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~- *** Berdikusi dg Santun Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo