[wanita-muslimah] Beratnya Dakwah di Kota Injil

2008-10-19 Terurut Topik Mohammad Rizal
http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_contenttask=viewid=167Itemid=1lang=id

Foto-foto dapat dilihat di:

http://www.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_zoomItemid=21catid=24









Laporan Perjalanan 
Dakwah Majelis Rasulullah ke Wilayah 
Manokwari Papua, Irian Barat




Selasa 7 Oktober 2008,
Kami, tiga personil, Munzir almusawa, Sdr Saeful Zahri, dan Sdr Hamidi
Sanusi. Selasa, 22.45 WIB kami meninggalkan Bandara Soekarno Hatta
Jakarta menuju Ujung Pandang untuk pindah pesawat, kami tiba di Ujung
pandang pk 23.45 WITA (00.45 WIB), lalu meneruskan perjalanan menuju
Manokwari Irian Barat, 

Pagi Rabu 8 oktober 2008, kami tiba di Manokwari pk 7.45 WIT
(5.45 wib). Pelukan hangat dan haru dari KH Ahmad Baihaqy membuat saya
bertanya tanya, beliau mendahului saya ke Manokwari ini hanya sekitar
dua minggu, namun beliau memeluk saya seakan akan sudah bertahun tahun
tak jumpa, firasat saya mengatakan bahwa beliau menemui medan dakwah
yang sangat berat, dan memang ternyata firasat saya benar, ketika kami
keluar dari Bandara kami melihat dari beberapa mobil yang diparkir
(bandara disana sangat sepi), saya melihat ada dua buah mobil Land
cruiser hijau dan merah yang menyolok dari mobil lainnya, kekar dan
gagah dilengkapi lampu kabut dan lampu biru sirene diatasnya, dan
memang mobil itulah yang kemudian mengantar kami ke medan dakwah yang
sangat berat.

Harga
penyewaan mobil itu 4 juta rupiah per hari, maka dua mobil itu
digunakan dua hari total 18 juta rupiah, dan memang tak ada mobil yang
bisa melintas kewilayah wilayah itu kecuali mobil mobil tertentu karena
medan yang demikian berat, dan memang mobil sangat sedikit pula, dan
jarang yang mau menyewakan untuk jarak jauh kecuali dengan harga yang
mahal.

Kami dijamu makan pagi dirumah salah seorang tokoh muslim di
Manokwari, lalu kami melanjutkan perjalanan ke wilayah Ransiki, yaitu
kampung halaman puluhan santri KH Ahmad Baihaqi yang baru saja beliau
asuh di kediaman beliau Jakarta selama dua tahun berselang.

Jalan yang beraspal namun sangat sempit itu sangat jarang dilalui
mobil, barangkali dalam 10-15 menit kita baru menemui motor atau mobil
lain yang melintas, sepanjang jalan saya lebih banyak menangis daripada
bicara, walau diselingi canda dan percakapan, namun airmata ini terus
tak tertahan, hati bagaikan teriris iris melihat banyaknya gereja,
besarnya lambang salib, dan papan papan pengumuman besar yang
bertuliskan : MANOKWARI KOTA INJIL, dan tak ada iklan lain
yang terpampang dihampir setiap tikungan jalan diperjalanan itu selain
kalimat itu.., kalimat yang sangat menyesakkan hati..

Saya terus berharap dan berharap jika melihat ada beberapa rumah
(disana yang disebut perkampungan adalah beberapa rumah saja), saya
sangat berharap melihat masjid, dan ternyata setiap ada bangunan besar
mestilah Gereja, walau ada beberapa masjid saja namun sungguh sangat
terkucil dan sedikit,

Ditengah tengah hutan atau kampung yang kita lewati jika tampak ada
orang maka saya berharap harap dengan mata yang sibuk mencari cari
ingin melihat seorang muslim, dengan pakaian peci putih atau peci
hitam, atau wanita berjilbab, namun sepanjang jalan sekitar 3 jam
perjalanan tak saya temukan pemandangan itu..  

Saya terus membatin dan merintih.. Bumi ini milik Allah.. kenapa
yang makmur adalah rumah rumah penyembahan pada selain Allah..?,
bukankah Indonesia adalah negeri muslimin terbesar di dunia..?, lalu
kemana muslimin di pulau terbesar ini..?

Kupandangi wajah wajah mereka yang kita lewati, dan hati terus
berdoa : Wahai Allah, jadikan orang ini muslim.., jadikan ia mengenal
sujud.., jadikan ia ummat nabi Mu.., wahai Allah jangan matikan ia
dalam agama ini.. doa ini tak habis habisnya terbersit dihati.., jika
melihat anak anak yang bermain gembira di sekitar sekolah gereja maka
aku menangis lagi, Rabbiy anak anak ini.. wahai tuhanku anak anak
ini.., jangan kau jadikan mereka pastor pastor yang memerangi muslimin
kelak.. hingga akan murtad ditangan mereka banyak muslimin.. Wahai
Tuhanku.. jangan..

Ingin rasanya saya turun dari mobil dan bersujud dan menangis
sekeras kerasnya dalam sujud.., Tidak saya melihat ada Baliho besar
atau papan pengumuman kecuali bertuliskan MANOKWARI KOTA INJIL..,
kiri kanan gereja dan gereja.. Ingin rasanya aku buta agar tak pernah
melihat pemandangan yg mengiris hati seperti ini..,

Setelah
hampir tiga jam perjalanan dan sudah mendekati wilayah Ransiki, maka
tiba tiba muncul pemandangan yang mengharukan.., beberapa pemuda dengan
motor dan bendera bendera tampak parkir.. bendera apakah gerangan..?,
sudut mata saya yang sedari tadi mencari muslim ke segenap penjuru dan
selalu tak menemukan apa apa hanya memandang dengan 

Re: [wanita-muslimah] Beratnya Dakwah di Kota Injil

2008-10-19 Terurut Topik Ari Condro
Bukannya dilarang menyebarkan agama kepada orang yg sudah memeluk agama 
tertentu ?

*euh, saya salah ya?  :)). Heuheu*



Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS network

-Original Message-
From: Mohammad Rizal [EMAIL PROTECTED]

Date: Sun, 19 Oct 2008 21:14:56 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: [wanita-muslimah] Beratnya Dakwah di Kota Injil


http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_contenttask=viewid=167Itemid=1lang=id

Foto-foto dapat dilihat di:

http://www.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_zoomItemid=21catid=24









Laporan Perjalanan 
Dakwah Majelis Rasulullah ke Wilayah 
Manokwari Papua, Irian Barat




Selasa 7 Oktober 2008,
Kami, tiga personil, Munzir almusawa, Sdr Saeful Zahri, dan Sdr Hamidi
Sanusi. Selasa, 22.45 WIB kami meninggalkan Bandara Soekarno Hatta
Jakarta menuju Ujung Pandang untuk pindah pesawat, kami tiba di Ujung
pandang pk 23.45 WITA (00.45 WIB), lalu meneruskan perjalanan menuju
Manokwari Irian Barat, 

Pagi Rabu 8 oktober 2008, kami tiba di Manokwari pk 7.45 WIT
(5.45 wib). Pelukan hangat dan haru dari KH Ahmad Baihaqy membuat saya
bertanya tanya, beliau mendahului saya ke Manokwari ini hanya sekitar
dua minggu, namun beliau memeluk saya seakan akan sudah bertahun tahun
tak jumpa, firasat saya mengatakan bahwa beliau menemui medan dakwah
yang sangat berat, dan memang ternyata firasat saya benar, ketika kami
keluar dari Bandara kami melihat dari beberapa mobil yang diparkir
(bandara disana sangat sepi), saya melihat ada dua buah mobil Land
cruiser hijau dan merah yang menyolok dari mobil lainnya, kekar dan
gagah dilengkapi lampu kabut dan lampu biru sirene diatasnya, dan
memang mobil itulah yang kemudian mengantar kami ke medan dakwah yang
sangat berat.

Harga
penyewaan mobil itu 4 juta rupiah per hari, maka dua mobil itu
digunakan dua hari total 18 juta rupiah, dan memang tak ada mobil yang
bisa melintas kewilayah wilayah itu kecuali mobil mobil tertentu karena
medan yang demikian berat, dan memang mobil sangat sedikit pula, dan
jarang yang mau menyewakan untuk jarak jauh kecuali dengan harga yang
mahal.

Kami dijamu makan pagi dirumah salah seorang tokoh muslim di
Manokwari, lalu kami melanjutkan perjalanan ke wilayah Ransiki, yaitu
kampung halaman puluhan santri KH Ahmad Baihaqi yang baru saja beliau
asuh di kediaman beliau Jakarta selama dua tahun berselang.

Jalan yang beraspal namun sangat sempit itu sangat jarang dilalui
mobil, barangkali dalam 10-15 menit kita baru menemui motor atau mobil
lain yang melintas, sepanjang jalan saya lebih banyak menangis daripada
bicara, walau diselingi canda dan percakapan, namun airmata ini terus
tak tertahan, hati bagaikan teriris iris melihat banyaknya gereja,
besarnya lambang salib, dan papan papan pengumuman besar yang
bertuliskan : MANOKWARI KOTA INJIL, dan tak ada iklan lain
yang terpampang dihampir setiap tikungan jalan diperjalanan itu selain
kalimat itu.., kalimat yang sangat menyesakkan hati..

Saya terus berharap dan berharap jika melihat ada beberapa rumah
(disana yang disebut perkampungan adalah beberapa rumah saja), saya
sangat berharap melihat masjid, dan ternyata setiap ada bangunan besar
mestilah Gereja, walau ada beberapa masjid saja namun sungguh sangat
terkucil dan sedikit,

Ditengah tengah hutan atau kampung yang kita lewati jika tampak ada
orang maka saya berharap harap dengan mata yang sibuk mencari cari
ingin melihat seorang muslim, dengan pakaian peci putih atau peci
hitam, atau wanita berjilbab, namun sepanjang jalan sekitar 3 jam
perjalanan tak saya temukan pemandangan itu..  

Saya terus membatin dan merintih.. Bumi ini milik Allah.. kenapa
yang makmur adalah rumah rumah penyembahan pada selain Allah..?,
bukankah Indonesia adalah negeri muslimin terbesar di dunia..?, lalu
kemana muslimin di pulau terbesar ini..?

Kupandangi wajah wajah mereka yang kita lewati, dan hati terus
berdoa : Wahai Allah, jadikan orang ini muslim.., jadikan ia mengenal
sujud.., jadikan ia ummat nabi Mu.., wahai Allah jangan matikan ia
dalam agama ini.. doa ini tak habis habisnya terbersit dihati.., jika
melihat anak anak yang bermain gembira di sekitar sekolah gereja maka
aku menangis lagi, Rabbiy anak anak ini.. wahai tuhanku anak anak
ini.., jangan kau jadikan mereka pastor pastor yang memerangi muslimin
kelak.. hingga akan murtad ditangan mereka banyak muslimin.. Wahai
Tuhanku.. jangan..

Ingin rasanya saya turun dari mobil dan bersujud dan menangis
sekeras kerasnya dalam sujud.., Tidak saya melihat ada Baliho besar
atau papan pengumuman kecuali bertuliskan MANOKWARI KOTA INJIL..,
kiri kanan gereja dan gereja.. Ingin rasanya aku buta agar tak pernah
melihat