[wanita-muslimah] Re: Kaum Muslim Harus Bersatu, Lawan Penindasan Asing

2008-04-02 Terurut Topik masarcon
mas aly,

sepertinya sampean perlu juga membaca tulisan mas bimo terutama yang 
satu ini.

===

http://bimotejo.blogspot.com/2008/03/kalau-ibu-menteri-main-
tuduh.html

Friday, March 28, 2008
Kalau Ibu Menteri main tuduh... 




Dunia internasional dikejutkan dengan tuduhan yang dilemparkan oleh 
Menteri Kesehatan Indonesia, Dr. Siti Fadilah Supari, bahwa Amerika 
Serikat dicurigai sedang mengembangkan senjata biologis menggunakan 
virus influenza H5N1. 

Yang menjadi pertanyaan adalah: apakah tuduhan itu punya dasar dan 
bisa dipercaya? Apakah senjata biologis itu benar ada atau hanya 
mitos? Dan apakah virus flu layak digunakan sebagai agen pembunuh 
biologis?

Sejarah senjata biologis

Penggunaan mikroorganisme sebagai senjata biologis telah tercatat 
seawal abad 12-15 sebelum Masehi oleh bangsa Hittit yang menggiring 
binatang sakit ke wilayah musuh dengan tujuan menyebarkan penyakit. 
Malah diduga kuat pandemi Black Death di akhir tahun 1340-an yang 
membunuh 25 juta warga Eropa merupakan efek dari penggunaan senjata 
biologis dalam perang Feodosia di Ukraina (1346). Dalam perang 
tersebut, tentara Mongol melontarkan potongan mayat korban wabah 
plague ke tembok kota Feodosia. Para pelarian perang yang hijrah ke 
Eropa ditengarai sebagai pembawa wabah pembunuh tersebut.

Di era 1900-an, rekayasa senjata biologis naik ke tingkat yang lebih 
tinggi seiring dengan kemajuan sains dan pemahaman manusia mengenai 
mikroorganisme. Dalam Blue Book (2004) yang dilansir USAMRIID, 
institut riset penyakit menular milik angkatan bersenjata Amerika 
Serikat, disebutkan Jepang sebagai negara pertama yang secara resmi 
mengembangkan senjata biologis pada tahun 1943.

Amerika sendiri memulai program senjata biologisnya pada tahun 1943 
yang bermarkas di Fort Detrick. Program serupa juga dilakukan di 
Inggris dan Kanada. Program ini ditujukan untuk menghadapi ancaman 
Nazi Jerman yang sudah lebih dulu membuat program sejenis.

Seiring dengan bergesernya peta kekuatan dunia, Presiden Nixon 
memutuskan untuk menghentikan program senjata biologis Amerika pada 
tahun 1969. Di tahun 1972, Amerika bersama Inggris dan Uni Soviet 
menandatangani Konvensi Pelarangan Pengembangan, Produksi, dan 
Penimbunan Senjata Biologis dan Beracun, yang lebih dikenal dengan 
Konvensi Senjata Biologis (Biological Weapon Conventions). Lebih 140 
negara telah meratifikasi konvensi tersebut sampai saat ini. 

Tetapi apakah ada kemungkinan senjata biologis masih dikembangkan 
secara diam-diam, baik oleh negara tertentu maupun oleh kelompok 
teroris.

Jawabannya: sangat mungkin.

Kiriman bakteri antraks ke sejumlah pejabat Amerika pasca peristiwa 
11 September, yang membunuh 5 orang dan menginfeksi 17 lainnya, 
adalah bukti bahwa senjata biologis masih dikembangkan oleh kelompok-
kelompok tertentu. Atas dasar keyakinan bahwa ancaman bioterorisme 
adalah nyata, sejumlah negara membangun program biodefense, misalnya 
Amerika yang memiliki National Biodefense Analysis and 
Countermeasures Center (NBACC) di Fort Detrick.

Virus flu sebagai senjata biologis?

Dalam Journal of the Royal Society of Medicine (2003), Madjid dan 
rekan-rekan peneliti dari University of Texas menurunkan artikel 
tentang kemungkinan penggunaan virus influenza sebagai senjata 
biologis. Menurut kelompok peneliti ini, membuat virus sintetik 
bukan lagi cerita fiksi, tapi sudah menjadi kenyataan. Dalam jurnal 
Science (2002), sekelompok peneliti dari State University of New 
York at Stony Brook melaporkan keberhasilan menciptakan virus polio 
sintetik. Tambahan lagi, informasi genetik virus Spanish flu yang 
merenggut nyawa 50-100 juta orang di tahun 1918 sudah bisa diakses 
oleh umum. Maka, kekhawatiran akan penggunaan virus flu sebagai 
senjata biologis tentu beralasan. 

Tetapi, penggunaan virus flu sebagai senjata biologis bukannya tidak 
bermasalah. Virus flu dikenal memiliki ketidakstabilan genetik. 
Artinya, virus flu mudah berubah bentuk (mutasi) menjadi kurang 
mematikan atau malah sangat mematikan. Virus Spanish flu tahun 1918 
misalnya, ditengarai berasal dari virus flu burung yang mengalami 
perubahan genetik menjadi virus yang mematikan untuk manusia.


Pada prinsipnya, senjata harus memiliki kestabilan tinggi. Artinya, 
daya mematikan dan luas area kerusakan harus bisa diprediksi. Virus 
flu tidak memiliki kestabilan seperti ini. Sinar ultraviolet dari 
matahari sudah cukup untuk mengubah virus flu menjadi bentuk lain 
yang tak bisa diprediksi. Lagipula, virus flu terkenal memiliki daya 
jangkitan tinggi dan mampu menjangkiti hewan-hewan yang selalu 
bermigrasi seperti unggas. Bayangkan jika Amerika menyerang 
Indonesia dengan virus flu, bisa dipastikan negara-negara sekutu 
Amerika seperti Australia dan Filipina akan turut terkena jangkitan 
virus tersebut. Saya pikir tidak ada negara yang akan bertindak 
seceroboh itu. 

Atas dasar inilah, Zimmerman dan Koch dari Monterey Institute for 
International Studies meyakini bahwa penggunaan virus flu sebagai 
senjata 

Re: [wanita-muslimah] Re: Kaum Muslim Harus Bersatu, Lawan Penindasan Asing

2008-04-02 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
Kalau menurut saya sih, yang ingin disampaikan oleh Bu Menkes adalah
soal kerahasiaan/ketidakterbukaan negara2 maju dalam hal ini amerika
dalam soal pengelolaan virus, dan ketidakadilan negara2 maju, yang
justru malah disupport oleh WHO, lembaga kesehatan dunia dalam hal
pengelolaan virus dan pembuatan antivirusnya.

seperti kita tahu, negara2 tempat penderita flu burung kebanyakan
adalah negara berkembang seperti vietnam, indonesia, etc. dan WHO
meminta sampel virus itu, yang kemudian dimanfaatkan oleh negara maju
dalam hal ini amerika. oleh amerika dibuatlah antivirusnya buat
persediaan mereka, sementara indonesia sendiri harus membeli mahal
obat antivirus flu burung itu dari amerika, padahal virusnya dari
indonesia. di sinilah letak ketidakadilan negara maju soal pengelolaan
virus dan antivirus. orang boleh berkilah ... lha bikin obat antivirus
kan susah, yah pantes aja mahal harganya ... masalahnya, kita
(indonesia) ngasih sampel flu burung itu gratis .. tis ... ke WHO yang
malah dikasih ke Amerika dan diumpetin di lab yang dulunya bekas
tempat penelitian bom atom.

bu menkes bukannya menuduh bahwa virus itu buat dipake senjata biologis.
bu menkes cuman bilang ... kita nggak tahu virus itu dipake buat apa
... bisa saja buat senjata biologis, lha wong penelitiannya aja
rahasia, gak ada orang yang tahu, di tempat yang dulunya buat
penelitian bom atom.

makanya yang diminta oleh bu menkes adalah transparansi dan keadilan
dalam pengelolaan virus, biar semua orang di dunia juga bisa mengakses
obatnya dan gak perlu ada kecurigaan si virus itu mau dibuat apa.
gitu.

salam,
--
wikan

On 4/2/08, Ari Condro [EMAIL PROTECTED] wrote:

  Yah, artikel di bawah adalah tulisan seorang pakar farmasi dan bio 
 engineering.  Kalau bicara kemungkinan, justru mungkin sekali.

  Kalau masalah urusan politiknya, lain perkara.  Yg pasti dia bilang 
 kemungkinannya jauh karena sifat virus flu yg sangat tidak stabil.  Sementara 
 yg namanya militer butuh senjata yg bisa dikontrol collateral damagenya.

  Silakan dibaca artikelnya terutama di bagian penghabisan.


Re: [wanita-muslimah] Re: Kaum Muslim Harus Bersatu, Lawan Penindasan Asing

2008-04-02 Terurut Topik Ari Condro
Dulu aku berpikir sama dengan wikan.

Tapi begitu ada makhluk yang menyematkan artikel itu dibawah judul : kaum 
muslim harus bersatu bla bla bla.

Saya kok mikirnya jadi lain.  Yg sakit saya atau siapa sih ?  Hwahaha




Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS network

-Original Message-
From: Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED]

Date: Wed, 2 Apr 2008 15:55:15 
To:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Kaum Muslim Harus Bersatu, Lawan Penindasan 
Asing


Kalau menurut saya sih, yang ingin disampaikan oleh Bu Menkes adalah
 soal kerahasiaan/ketidakterbukaan negara2 maju dalam hal ini amerika
 dalam soal pengelolaan virus, dan ketidakadilan negara2 maju, yang
 justru malah disupport oleh WHO, lembaga kesehatan dunia dalam hal
 pengelolaan virus dan pembuatan antivirusnya.
 
 seperti kita tahu, negara2 tempat penderita flu burung kebanyakan
 adalah negara berkembang seperti vietnam, indonesia, etc. dan WHO
 meminta sampel virus itu, yang kemudian dimanfaatkan oleh negara maju
 dalam hal ini amerika. oleh amerika dibuatlah antivirusnya buat
 persediaan mereka, sementara indonesia sendiri harus membeli mahal
 obat antivirus flu burung itu dari amerika, padahal virusnya dari
 indonesia. di sinilah letak ketidakadilan negara maju soal pengelolaan
 virus dan antivirus. orang boleh berkilah ... lha bikin obat antivirus
 kan susah, yah pantes aja mahal harganya ... masalahnya, kita
 (indonesia) ngasih sampel flu burung itu gratis .. tis ... ke WHO yang
 malah dikasih ke Amerika dan diumpetin di lab yang dulunya bekas
 tempat penelitian bom atom.
 
 bu menkes bukannya menuduh bahwa virus itu buat dipake senjata biologis.
 bu menkes cuman bilang ... kita nggak tahu virus itu dipake buat apa
 ... bisa saja buat senjata biologis, lha wong penelitiannya aja
 rahasia, gak ada orang yang tahu, di tempat yang dulunya buat
 penelitian bom atom.
 
 makanya yang diminta oleh bu menkes adalah transparansi dan keadilan
 dalam pengelolaan virus, biar semua orang di dunia juga bisa mengakses
 obatnya dan gak perlu ada kecurigaan si virus itu mau dibuat apa.
 gitu.
 
 salam,
 --
 wikan
 
 On 4/2/08, Ari Condro [EMAIL PROTECTED] mailto:masarcon%40gmail.com com 
wrote:
 
  Yah, artikel di bawah adalah tulisan seorang pakar farmasi dan bio 
  engineering. Kalau bicara kemungkinan, justru mungkin sekali.
 
  Kalau masalah urusan politiknya, lain perkara. Yg pasti dia bilang 
  kemungkinannya jauh karena sifat virus flu yg sangat tidak stabil. Sementara 
  yg namanya militer butuh senjata yg bisa dikontrol collateral damagenya.
 
  Silakan dibaca artikelnya terutama di bagian penghabisan.



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED]

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: [wanita-muslimah] Re: Kaum Muslim Harus Bersatu, Lawan Penindasan Asing

2008-04-02 Terurut Topik Ari Condro

Yah, artikel di bawah adalah tulisan seorang pakar farmasi dan bio engineering. 
 Kalau bicara kemungkinan, justru mungkin sekali.

Kalau masalah urusan politiknya, lain perkara.  Yg pasti dia bilang 
kemungkinannya jauh karena sifat virus flu yg sangat tidak stabil.  Sementara 
yg namanya militer butuh senjata yg bisa dikontrol collateral damagenya.

Silakan dibaca artikelnya terutama di bagian penghabisan.


Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS network

-Original Message-
From: Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED]

Date: Wed, 2 Apr 2008 15:37:44 
To:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Kaum Muslim Harus Bersatu, Lawan Penindasan 
Asing


masalahnya mas ari ...
 virus flu yang ada di situ bukan virus flu biasa
 tapi virus flu burung yang bisa mematikan manusia
 makanya, sangat mungkin untuk dijadikan senjata biologis ...
 
 kedua, kasus flu burung yang pertama yang kena manusia muncul adalah di china
 yang merupakan musuh/saingan bisnis amerika
 bisa jadi, sasaran amerika adalah china dan indonesia adalah
 collateral damage atau side effect dari penyebaran virus flu burung di
 china
 
 salam,
 --
 wikan
 
 On 4/2/08, masarcon [EMAIL PROTECTED] mailto:masarcon%40gmail.com com 
wrote:
  mas aly,
 
  sepertinya sampean perlu juga membaca tulisan mas bimo terutama yang
  satu ini.
 
  ===
 
  http://bimotejo. 
  http://bimotejo.blogspot.com/2008/03/kalau-ibu-menteri-main- 
  blogspot.com/2008/03/kalau-ibu-menteri-main-
  tuduh.html
 
  Friday, March 28, 2008
  Kalau Ibu Menteri main tuduh...
 
  Dunia internasional dikejutkan dengan tuduhan yang dilemparkan oleh
  Menteri Kesehatan Indonesia, Dr. Siti Fadilah Supari, bahwa Amerika
  Serikat dicurigai sedang mengembangkan senjata biologis menggunakan
  virus influenza H5N1.
 
  Yang menjadi pertanyaan adalah: apakah tuduhan itu punya dasar dan
  bisa dipercaya? Apakah senjata biologis itu benar ada atau hanya
  mitos? Dan apakah virus flu layak digunakan sebagai agen pembunuh
  biologis?
 
  Sejarah senjata biologis
 
  Penggunaan mikroorganisme sebagai senjata biologis telah tercatat
  seawal abad 12-15 sebelum Masehi oleh bangsa Hittit yang menggiring
  binatang sakit ke wilayah musuh dengan tujuan menyebarkan penyakit.
  Malah diduga kuat pandemi Black Death di akhir tahun 1340-an yang
  membunuh 25 juta warga Eropa merupakan efek dari penggunaan senjata
  biologis dalam perang Feodosia di Ukraina (1346). Dalam perang
  tersebut, tentara Mongol melontarkan potongan mayat korban wabah
  plague ke tembok kota Feodosia. Para pelarian perang yang hijrah ke
  Eropa ditengarai sebagai pembawa wabah pembunuh tersebut.
 
  Di era 1900-an, rekayasa senjata biologis naik ke tingkat yang lebih
  tinggi seiring dengan kemajuan sains dan pemahaman manusia mengenai
  mikroorganisme. Dalam Blue Book (2004) yang dilansir USAMRIID,
  institut riset penyakit menular milik angkatan bersenjata Amerika
  Serikat, disebutkan Jepang sebagai negara pertama yang secara resmi
  mengembangkan senjata biologis pada tahun 1943.
 
  Amerika sendiri memulai program senjata biologisnya pada tahun 1943
  yang bermarkas di Fort Detrick. Program serupa juga dilakukan di
  Inggris dan Kanada. Program ini ditujukan untuk menghadapi ancaman
  Nazi Jerman yang sudah lebih dulu membuat program sejenis.
 
  Seiring dengan bergesernya peta kekuatan dunia, Presiden Nixon
  memutuskan untuk menghentikan program senjata biologis Amerika pada
  tahun 1969. Di tahun 1972, Amerika bersama Inggris dan Uni Soviet
  menandatangani Konvensi Pelarangan Pengembangan, Produksi, dan
  Penimbunan Senjata Biologis dan Beracun, yang lebih dikenal dengan
  Konvensi Senjata Biologis (Biological Weapon Conventions). Lebih 140
  negara telah meratifikasi konvensi tersebut sampai saat ini.
 
  Tetapi apakah ada kemungkinan senjata biologis masih dikembangkan
  secara diam-diam, baik oleh negara tertentu maupun oleh kelompok
  teroris.
 
  Jawabannya: sangat mungkin.
 
  Kiriman bakteri antraks ke sejumlah pejabat Amerika pasca peristiwa
  11 September, yang membunuh 5 orang dan menginfeksi 17 lainnya,
  adalah bukti bahwa senjata biologis masih dikembangkan oleh kelompok-
  kelompok tertentu. Atas dasar keyakinan bahwa ancaman bioterorisme
  adalah nyata, sejumlah negara membangun program biodefense, misalnya
  Amerika yang memiliki National Biodefense Analysis and
  Countermeasures Center (NBACC) di Fort Detrick.
 
  Virus flu sebagai senjata biologis?
 
  Dalam Journal of the Royal Society of Medicine (2003), Madjid dan
  rekan-rekan peneliti dari University of Texas menurunkan artikel
  tentang kemungkinan penggunaan virus influenza sebagai senjata
  biologis. Menurut kelompok peneliti ini, membuat virus sintetik
  bukan lagi cerita fiksi, tapi sudah menjadi kenyataan. Dalam jurnal
  Science (2002), sekelompok peneliti dari State University of New
  York at Stony Brook melaporkan keberhasilan menciptakan virus polio
  sintetik. Tambahan lagi, informasi

Re: [wanita-muslimah] Re: Kaum Muslim Harus Bersatu, Lawan Penindasan Asing

2008-04-02 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
masalahnya mas ari ...
virus flu yang ada di situ bukan virus flu biasa
tapi virus flu burung yang bisa mematikan manusia
makanya, sangat mungkin untuk dijadikan senjata biologis ...

kedua, kasus flu burung yang pertama yang kena manusia muncul adalah di china
yang merupakan musuh/saingan bisnis amerika
bisa jadi, sasaran amerika adalah china dan indonesia adalah
collateral damage atau side effect dari penyebaran virus flu burung di
china

salam,
--
wikan

On 4/2/08, masarcon [EMAIL PROTECTED] wrote:
 mas aly,

  sepertinya sampean perlu juga membaca tulisan mas bimo terutama yang
  satu ini.

  ===

  http://bimotejo.blogspot.com/2008/03/kalau-ibu-menteri-main-
  tuduh.html

  Friday, March 28, 2008
  Kalau Ibu Menteri main tuduh...

  Dunia internasional dikejutkan dengan tuduhan yang dilemparkan oleh
  Menteri Kesehatan Indonesia, Dr. Siti Fadilah Supari, bahwa Amerika
  Serikat dicurigai sedang mengembangkan senjata biologis menggunakan
  virus influenza H5N1.

  Yang menjadi pertanyaan adalah: apakah tuduhan itu punya dasar dan
  bisa dipercaya? Apakah senjata biologis itu benar ada atau hanya
  mitos? Dan apakah virus flu layak digunakan sebagai agen pembunuh
  biologis?

  Sejarah senjata biologis

  Penggunaan mikroorganisme sebagai senjata biologis telah tercatat
  seawal abad 12-15 sebelum Masehi oleh bangsa Hittit yang menggiring
  binatang sakit ke wilayah musuh dengan tujuan menyebarkan penyakit.
  Malah diduga kuat pandemi Black Death di akhir tahun 1340-an yang
  membunuh 25 juta warga Eropa merupakan efek dari penggunaan senjata
  biologis dalam perang Feodosia di Ukraina (1346). Dalam perang
  tersebut, tentara Mongol melontarkan potongan mayat korban wabah
  plague ke tembok kota Feodosia. Para pelarian perang yang hijrah ke
  Eropa ditengarai sebagai pembawa wabah pembunuh tersebut.

  Di era 1900-an, rekayasa senjata biologis naik ke tingkat yang lebih
  tinggi seiring dengan kemajuan sains dan pemahaman manusia mengenai
  mikroorganisme. Dalam Blue Book (2004) yang dilansir USAMRIID,
  institut riset penyakit menular milik angkatan bersenjata Amerika
  Serikat, disebutkan Jepang sebagai negara pertama yang secara resmi
  mengembangkan senjata biologis pada tahun 1943.

  Amerika sendiri memulai program senjata biologisnya pada tahun 1943
  yang bermarkas di Fort Detrick. Program serupa juga dilakukan di
  Inggris dan Kanada. Program ini ditujukan untuk menghadapi ancaman
  Nazi Jerman yang sudah lebih dulu membuat program sejenis.

  Seiring dengan bergesernya peta kekuatan dunia, Presiden Nixon
  memutuskan untuk menghentikan program senjata biologis Amerika pada
  tahun 1969. Di tahun 1972, Amerika bersama Inggris dan Uni Soviet
  menandatangani Konvensi Pelarangan Pengembangan, Produksi, dan
  Penimbunan Senjata Biologis dan Beracun, yang lebih dikenal dengan
  Konvensi Senjata Biologis (Biological Weapon Conventions). Lebih 140
  negara telah meratifikasi konvensi tersebut sampai saat ini.

  Tetapi apakah ada kemungkinan senjata biologis masih dikembangkan
  secara diam-diam, baik oleh negara tertentu maupun oleh kelompok
  teroris.

  Jawabannya: sangat mungkin.

  Kiriman bakteri antraks ke sejumlah pejabat Amerika pasca peristiwa
  11 September, yang membunuh 5 orang dan menginfeksi 17 lainnya,
  adalah bukti bahwa senjata biologis masih dikembangkan oleh kelompok-
  kelompok tertentu. Atas dasar keyakinan bahwa ancaman bioterorisme
  adalah nyata, sejumlah negara membangun program biodefense, misalnya
  Amerika yang memiliki National Biodefense Analysis and
  Countermeasures Center (NBACC) di Fort Detrick.

  Virus flu sebagai senjata biologis?

  Dalam Journal of the Royal Society of Medicine (2003), Madjid dan
  rekan-rekan peneliti dari University of Texas menurunkan artikel
  tentang kemungkinan penggunaan virus influenza sebagai senjata
  biologis. Menurut kelompok peneliti ini, membuat virus sintetik
  bukan lagi cerita fiksi, tapi sudah menjadi kenyataan. Dalam jurnal
  Science (2002), sekelompok peneliti dari State University of New
  York at Stony Brook melaporkan keberhasilan menciptakan virus polio
  sintetik. Tambahan lagi, informasi genetik virus Spanish flu yang
  merenggut nyawa 50-100 juta orang di tahun 1918 sudah bisa diakses
  oleh umum. Maka, kekhawatiran akan penggunaan virus flu sebagai
  senjata biologis tentu beralasan.

  Tetapi, penggunaan virus flu sebagai senjata biologis bukannya tidak
  bermasalah. Virus flu dikenal memiliki ketidakstabilan genetik.
  Artinya, virus flu mudah berubah bentuk (mutasi) menjadi kurang
  mematikan atau malah sangat mematikan. Virus Spanish flu tahun 1918
  misalnya, ditengarai berasal dari virus flu burung yang mengalami
  perubahan genetik menjadi virus yang mematikan untuk manusia.

  Pada prinsipnya, senjata harus memiliki kestabilan tinggi. Artinya,
  daya mematikan dan luas area kerusakan harus bisa diprediksi. Virus
  flu tidak memiliki kestabilan seperti ini. Sinar ultraviolet dari
  matahari sudah cukup untuk 

Re: [wanita-muslimah] Re: Kaum Muslim Harus Bersatu, Lawan Penindasan Asing

2008-04-02 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
lha yang menyedihkan kaum muslimnya sendiri gak bersatu
malah orang non-muslim juga yang banyak membantu dan mensupport orang muslim
contoh orang2 bosnia muslim malah disupport sama tentara amerika
orang2 kosovo muslim didukung kemerdekaannya sama amerika
malah negara2 OKI belum mengakui kemerdekaan kosovo
yang peduli terhadap muslim di Darfur Sudan malah George Clooney yang
notabene non-muslim
yang peduli terhadap nasib muslim di Kali Code Jogjakarta malah Romo
Mangun yang non-muslim
kalau udah gini kemudian keluar deh teori konspirasi dan kristenisasi ...
mestinya sih orang islam bisa refleksi pada diri sendiri ketimbang
menyalahkan pihak lain

salam,
--
wikan

On 4/2/08, Ari Condro [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Dulu aku berpikir sama dengan wikan.

  Tapi begitu ada makhluk yang menyematkan artikel itu dibawah judul : kaum 
 muslim harus bersatu bla bla bla.

  Saya kok mikirnya jadi lain.  Yg sakit saya atau siapa sih ?  Hwahaha


Re: [wanita-muslimah] Re: Kaum Muslim Harus Bersatu, Lawan Penindasan Asing

2008-04-02 Terurut Topik Muhammad Aly
Mas Arcon,

ya begitulah amrik.. buat virus dan menjual anti
virus.. hi.. ngeri banget yah bisnis jualan obat...
tdk terlihat oleh publik.. dokter umum juga mungkin
gak tau tuh... WHO pusat bisnis obat dunia kali ya...

kalau penyebaran virus dan anti virus komputer masih
cepat terdeteksi dech.. jualan sofware anti virus sdh
pada tau dech... Pasti yang jual dari amrik dech anti
virusnya he3.. iya khan Mas Arcon..

Smg budaya hidup sehat bisa diterapkan di masyarakat
kita

--- masarcon [EMAIL PROTECTED] wrote:

 mas aly,
 
 sepertinya sampean perlu juga membaca tulisan mas
 bimo terutama yang 
 satu ini.
 
 ===
 

http://bimotejo.blogspot.com/2008/03/kalau-ibu-menteri-main-
 tuduh.html
 
 Friday, March 28, 2008
 Kalau Ibu Menteri main tuduh... 
 
 
 
 
 Dunia internasional dikejutkan dengan tuduhan yang
 dilemparkan oleh 
 Menteri Kesehatan Indonesia, Dr. Siti Fadilah
 Supari, bahwa Amerika 
 Serikat dicurigai sedang mengembangkan senjata
 biologis menggunakan 
 virus influenza H5N1. 
 
 Yang menjadi pertanyaan adalah: apakah tuduhan itu
 punya dasar dan 
 bisa dipercaya? Apakah senjata biologis itu benar
 ada atau hanya 
 mitos? Dan apakah virus flu layak digunakan sebagai
 agen pembunuh 
 biologis?
 
 Sejarah senjata biologis
 
 Penggunaan mikroorganisme sebagai senjata biologis
 telah tercatat 
 seawal abad 12-15 sebelum Masehi oleh bangsa Hittit
 yang menggiring 
 binatang sakit ke wilayah musuh dengan tujuan
 menyebarkan penyakit. 
 Malah diduga kuat pandemi Black Death di akhir tahun
 1340-an yang 
 membunuh 25 juta warga Eropa merupakan efek dari
 penggunaan senjata 
 biologis dalam perang Feodosia di Ukraina (1346).
 Dalam perang 
 tersebut, tentara Mongol melontarkan potongan mayat
 korban wabah 
 plague ke tembok kota Feodosia. Para pelarian perang
 yang hijrah ke 
 Eropa ditengarai sebagai pembawa wabah pembunuh
 tersebut.
 
 Di era 1900-an, rekayasa senjata biologis naik ke
 tingkat yang lebih 
 tinggi seiring dengan kemajuan sains dan pemahaman
 manusia mengenai 
 mikroorganisme. Dalam Blue Book (2004) yang dilansir
 USAMRIID, 
 institut riset penyakit menular milik angkatan
 bersenjata Amerika 
 Serikat, disebutkan Jepang sebagai negara pertama
 yang secara resmi 
 mengembangkan senjata biologis pada tahun 1943.
 
 Amerika sendiri memulai program senjata biologisnya
 pada tahun 1943 
 yang bermarkas di Fort Detrick. Program serupa juga
 dilakukan di 
 Inggris dan Kanada. Program ini ditujukan untuk
 menghadapi ancaman 
 Nazi Jerman yang sudah lebih dulu membuat program
 sejenis.
 
 Seiring dengan bergesernya peta kekuatan dunia,
 Presiden Nixon 
 memutuskan untuk menghentikan program senjata
 biologis Amerika pada 
 tahun 1969. Di tahun 1972, Amerika bersama Inggris
 dan Uni Soviet 
 menandatangani Konvensi Pelarangan Pengembangan,
 Produksi, dan 
 Penimbunan Senjata Biologis dan Beracun, yang lebih
 dikenal dengan 
 Konvensi Senjata Biologis (Biological Weapon
 Conventions). Lebih 140 
 negara telah meratifikasi konvensi tersebut sampai
 saat ini. 
 
 Tetapi apakah ada kemungkinan senjata biologis masih
 dikembangkan 
 secara diam-diam, baik oleh negara tertentu maupun
 oleh kelompok 
 teroris.
 
 Jawabannya: sangat mungkin.
 
 Kiriman bakteri antraks ke sejumlah pejabat Amerika
 pasca peristiwa 
 11 September, yang membunuh 5 orang dan menginfeksi
 17 lainnya, 
 adalah bukti bahwa senjata biologis masih
 dikembangkan oleh kelompok-
 kelompok tertentu. Atas dasar keyakinan bahwa
 ancaman bioterorisme 
 adalah nyata, sejumlah negara membangun program
 biodefense, misalnya 
 Amerika yang memiliki National Biodefense Analysis
 and 
 Countermeasures Center (NBACC) di Fort Detrick.
 
 Virus flu sebagai senjata biologis?
 
 Dalam Journal of the Royal Society of Medicine
 (2003), Madjid dan 
 rekan-rekan peneliti dari University of Texas
 menurunkan artikel 
 tentang kemungkinan penggunaan virus influenza
 sebagai senjata 
 biologis. Menurut kelompok peneliti ini, membuat
 virus sintetik 
 bukan lagi cerita fiksi, tapi sudah menjadi
 kenyataan. Dalam jurnal 
 Science (2002), sekelompok peneliti dari State
 University of New 
 York at Stony Brook melaporkan keberhasilan
 menciptakan virus polio 
 sintetik. Tambahan lagi, informasi genetik virus
 Spanish flu yang 
 merenggut nyawa 50-100 juta orang di tahun 1918
 sudah bisa diakses 
 oleh umum. Maka, kekhawatiran akan penggunaan virus
 flu sebagai 
 senjata biologis tentu beralasan. 
 
 Tetapi, penggunaan virus flu sebagai senjata
 biologis bukannya tidak 
 bermasalah. Virus flu dikenal memiliki
 ketidakstabilan genetik. 
 Artinya, virus flu mudah berubah bentuk (mutasi)
 menjadi kurang 
 mematikan atau malah sangat mematikan. Virus Spanish
 flu tahun 1918 
 misalnya, ditengarai berasal dari virus flu burung
 yang mengalami 
 perubahan genetik menjadi virus yang mematikan untuk
 manusia.
 
 
 Pada prinsipnya, senjata harus memiliki kestabilan
 tinggi. Artinya, 
 daya mematikan dan luas area kerusakan harus bisa
 diprediksi. Virus 
 flu tidak memiliki 

[wanita-muslimah] Re: Kaum Muslim Harus Bersatu, Lawan Penindasan Asing

2008-04-02 Terurut Topik Lina Dahlan
Kalo saya sih mo ada artikel apapun (yang ditambah) dibawahnya itu, 
tidak merubah pikiran saya (ttg pengelolaan virus): tetap seperti 
apa yang dipikirkan pak Wikan.

Cuma orang iseng aja kemudian ada yang mempergunakan hal ini untuk 
memperkeruh dan memanasi-manasi dgn bau agama dengan menambahkan 
sekelumit artikel tsb.

wassalam,
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Dulu aku berpikir sama dengan wikan.
 
 Tapi begitu ada makhluk yang menyematkan artikel itu dibawah 
judul : kaum muslim harus bersatu bla bla bla.
 
 Saya kok mikirnya jadi lain.  Yg sakit saya atau siapa sih ?  
Hwahaha
 
 
 
 
 Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS network
 
 -Original Message-
 From: Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED]
 
 Date: Wed, 2 Apr 2008 15:55:15 
 To:wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Kaum Muslim Harus Bersatu, 
Lawan Penindasan Asing
 
 
 Kalau menurut saya sih, yang ingin disampaikan oleh Bu Menkes 
adalah
  soal kerahasiaan/ketidakterbukaan negara2 maju dalam hal ini 
amerika
  dalam soal pengelolaan virus, dan ketidakadilan negara2 maju, yang
  justru malah disupport oleh WHO, lembaga kesehatan dunia dalam hal
  pengelolaan virus dan pembuatan antivirusnya.
  
  seperti kita tahu, negara2 tempat penderita flu burung kebanyakan
  adalah negara berkembang seperti vietnam, indonesia, etc. dan WHO
  meminta sampel virus itu, yang kemudian dimanfaatkan oleh negara 
maju
  dalam hal ini amerika. oleh amerika dibuatlah antivirusnya buat
  persediaan mereka, sementara indonesia sendiri harus membeli mahal
  obat antivirus flu burung itu dari amerika, padahal virusnya dari
  indonesia. di sinilah letak ketidakadilan negara maju soal 
pengelolaan
  virus dan antivirus. orang boleh berkilah ... lha bikin obat 
antivirus
  kan susah, yah pantes aja mahal harganya ... masalahnya, kita
  (indonesia) ngasih sampel flu burung itu gratis .. tis ... ke WHO 
yang
  malah dikasih ke Amerika dan diumpetin di lab yang dulunya bekas
  tempat penelitian bom atom.
  
  bu menkes bukannya menuduh bahwa virus itu buat dipake senjata 
biologis.
  bu menkes cuman bilang ... kita nggak tahu virus itu dipake buat 
apa
  ... bisa saja buat senjata biologis, lha wong penelitiannya aja
  rahasia, gak ada orang yang tahu, di tempat yang dulunya buat
  penelitian bom atom.
  
  makanya yang diminta oleh bu menkes adalah transparansi dan 
keadilan
  dalam pengelolaan virus, biar semua orang di dunia juga bisa 
mengakses
  obatnya dan gak perlu ada kecurigaan si virus itu mau dibuat apa.
  gitu.
  
  salam,
  --
  wikan
  
  On 4/2/08, Ari Condro [EMAIL PROTECTED] mailto:masarcon%
40gmail.com com wrote:
  
   Yah, artikel di bawah adalah tulisan seorang pakar farmasi dan 
bio engineering. Kalau bicara kemungkinan, justru mungkin sekali.
  
   Kalau masalah urusan politiknya, lain perkara. Yg pasti dia 
bilang kemungkinannya jauh karena sifat virus flu yg sangat tidak 
stabil. Sementara yg namanya militer butuh senjata yg bisa dikontrol 
collateral damagenya.
  
   Silakan dibaca artikelnya terutama di bagian penghabisan.





Re: [wanita-muslimah] Re: Kaum Muslim Harus Bersatu, Lawan Penindasan Asing

2008-04-02 Terurut Topik Ari Condro
Aku nggak ngerti maksudnya lin.  Bisa dijelaskan gak ?




Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS network

-Original Message-
From: Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]

Date: Thu, 03 Apr 2008 02:20:43 
To:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: [wanita-muslimah] Re: Kaum Muslim Harus Bersatu, Lawan Penindasan Asing


Kalo saya sih mo ada artikel apapun (yang ditambah) dibawahnya itu, 
 tidak merubah pikiran saya (ttg pengelolaan virus): tetap seperti 
 apa yang dipikirkan pak Wikan.
 
 Cuma orang iseng aja kemudian ada yang mempergunakan hal ini untuk 
 memperkeruh dan memanasi-manasi dgn bau agama dengan menambahkan 
 sekelumit artikel tsb.
 
 wassalam,
 --- In wanita-muslimah@ mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com 
yahoogroups.com, Ari Condro [EMAIL PROTECTED] 
 wrote:
 
  Dulu aku berpikir sama dengan wikan.
  
  Tapi begitu ada makhluk yang menyematkan artikel itu dibawah 
 judul : kaum muslim harus bersatu bla bla bla.
  
  Saya kok mikirnya jadi lain. Yg sakit saya atau siapa sih ? 
 Hwahaha
  
  
  
  
  Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS network
  
  -Original Message-
  From: Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED]
  
  Date: Wed, 2 Apr 2008 15:55:15 
  To:wanita-muslimah@ mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com 
  yahoogroups.com
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Kaum Muslim Harus Bersatu, 
 Lawan Penindasan Asing
  
  
  Kalau menurut saya sih, yang ingin disampaikan oleh Bu Menkes 
 adalah
  soal kerahasiaan/ketidakterbukaan negara2 maju dalam hal ini 
 amerika
  dalam soal pengelolaan virus, dan ketidakadilan negara2 maju, yang
  justru malah disupport oleh WHO, lembaga kesehatan dunia dalam hal
  pengelolaan virus dan pembuatan antivirusnya.
  
  seperti kita tahu, negara2 tempat penderita flu burung kebanyakan
  adalah negara berkembang seperti vietnam, indonesia, etc. dan WHO
  meminta sampel virus itu, yang kemudian dimanfaatkan oleh negara 
 maju
  dalam hal ini amerika. oleh amerika dibuatlah antivirusnya buat
  persediaan mereka, sementara indonesia sendiri harus membeli mahal
  obat antivirus flu burung itu dari amerika, padahal virusnya dari
  indonesia. di sinilah letak ketidakadilan negara maju soal 
 pengelolaan
  virus dan antivirus. orang boleh berkilah ... lha bikin obat 
 antivirus
  kan susah, yah pantes aja mahal harganya ... masalahnya, kita
  (indonesia) ngasih sampel flu burung itu gratis .. tis ... ke WHO 
 yang
  malah dikasih ke Amerika dan diumpetin di lab yang dulunya bekas
  tempat penelitian bom atom.
  
  bu menkes bukannya menuduh bahwa virus itu buat dipake senjata 
 biologis.
  bu menkes cuman bilang ... kita nggak tahu virus itu dipake buat 
 apa
  ... bisa saja buat senjata biologis, lha wong penelitiannya aja
  rahasia, gak ada orang yang tahu, di tempat yang dulunya buat
  penelitian bom atom.
  
  makanya yang diminta oleh bu menkes adalah transparansi dan 
 keadilan
  dalam pengelolaan virus, biar semua orang di dunia juga bisa 
 mengakses
  obatnya dan gak perlu ada kecurigaan si virus itu mau dibuat apa.
  gitu.
  
  salam,
  --
  wikan
  
  On 4/2/08, Ari Condro [EMAIL PROTECTED] mailto:masarcon%
 40gmail.com com wrote:
  
   Yah, artikel di bawah adalah tulisan seorang pakar farmasi dan 
 bio engineering. Kalau bicara kemungkinan, justru mungkin sekali.
  
   Kalau masalah urusan politiknya, lain perkara. Yg pasti dia 
 bilang kemungkinannya jauh karena sifat virus flu yg sangat tidak 
 stabil. Sementara yg namanya militer butuh senjata yg bisa dikontrol 
 collateral damagenya.
  
   Silakan dibaca artikelnya terutama di bagian penghabisan.
 
 



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED]

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/