[wanita-muslimah] Re: Kaum Muslim Harus Bersatu, Lawan Penindasan Asing
mas aly, sepertinya sampean perlu juga membaca tulisan mas bimo terutama yang satu ini. === http://bimotejo.blogspot.com/2008/03/kalau-ibu-menteri-main- tuduh.html Friday, March 28, 2008 Kalau Ibu Menteri main tuduh... Dunia internasional dikejutkan dengan tuduhan yang dilemparkan oleh Menteri Kesehatan Indonesia, Dr. Siti Fadilah Supari, bahwa Amerika Serikat dicurigai sedang mengembangkan senjata biologis menggunakan virus influenza H5N1. Yang menjadi pertanyaan adalah: apakah tuduhan itu punya dasar dan bisa dipercaya? Apakah senjata biologis itu benar ada atau hanya mitos? Dan apakah virus flu layak digunakan sebagai agen pembunuh biologis? Sejarah senjata biologis Penggunaan mikroorganisme sebagai senjata biologis telah tercatat seawal abad 12-15 sebelum Masehi oleh bangsa Hittit yang menggiring binatang sakit ke wilayah musuh dengan tujuan menyebarkan penyakit. Malah diduga kuat pandemi Black Death di akhir tahun 1340-an yang membunuh 25 juta warga Eropa merupakan efek dari penggunaan senjata biologis dalam perang Feodosia di Ukraina (1346). Dalam perang tersebut, tentara Mongol melontarkan potongan mayat korban wabah plague ke tembok kota Feodosia. Para pelarian perang yang hijrah ke Eropa ditengarai sebagai pembawa wabah pembunuh tersebut. Di era 1900-an, rekayasa senjata biologis naik ke tingkat yang lebih tinggi seiring dengan kemajuan sains dan pemahaman manusia mengenai mikroorganisme. Dalam Blue Book (2004) yang dilansir USAMRIID, institut riset penyakit menular milik angkatan bersenjata Amerika Serikat, disebutkan Jepang sebagai negara pertama yang secara resmi mengembangkan senjata biologis pada tahun 1943. Amerika sendiri memulai program senjata biologisnya pada tahun 1943 yang bermarkas di Fort Detrick. Program serupa juga dilakukan di Inggris dan Kanada. Program ini ditujukan untuk menghadapi ancaman Nazi Jerman yang sudah lebih dulu membuat program sejenis. Seiring dengan bergesernya peta kekuatan dunia, Presiden Nixon memutuskan untuk menghentikan program senjata biologis Amerika pada tahun 1969. Di tahun 1972, Amerika bersama Inggris dan Uni Soviet menandatangani Konvensi Pelarangan Pengembangan, Produksi, dan Penimbunan Senjata Biologis dan Beracun, yang lebih dikenal dengan Konvensi Senjata Biologis (Biological Weapon Conventions). Lebih 140 negara telah meratifikasi konvensi tersebut sampai saat ini. Tetapi apakah ada kemungkinan senjata biologis masih dikembangkan secara diam-diam, baik oleh negara tertentu maupun oleh kelompok teroris. Jawabannya: sangat mungkin. Kiriman bakteri antraks ke sejumlah pejabat Amerika pasca peristiwa 11 September, yang membunuh 5 orang dan menginfeksi 17 lainnya, adalah bukti bahwa senjata biologis masih dikembangkan oleh kelompok- kelompok tertentu. Atas dasar keyakinan bahwa ancaman bioterorisme adalah nyata, sejumlah negara membangun program biodefense, misalnya Amerika yang memiliki National Biodefense Analysis and Countermeasures Center (NBACC) di Fort Detrick. Virus flu sebagai senjata biologis? Dalam Journal of the Royal Society of Medicine (2003), Madjid dan rekan-rekan peneliti dari University of Texas menurunkan artikel tentang kemungkinan penggunaan virus influenza sebagai senjata biologis. Menurut kelompok peneliti ini, membuat virus sintetik bukan lagi cerita fiksi, tapi sudah menjadi kenyataan. Dalam jurnal Science (2002), sekelompok peneliti dari State University of New York at Stony Brook melaporkan keberhasilan menciptakan virus polio sintetik. Tambahan lagi, informasi genetik virus Spanish flu yang merenggut nyawa 50-100 juta orang di tahun 1918 sudah bisa diakses oleh umum. Maka, kekhawatiran akan penggunaan virus flu sebagai senjata biologis tentu beralasan. Tetapi, penggunaan virus flu sebagai senjata biologis bukannya tidak bermasalah. Virus flu dikenal memiliki ketidakstabilan genetik. Artinya, virus flu mudah berubah bentuk (mutasi) menjadi kurang mematikan atau malah sangat mematikan. Virus Spanish flu tahun 1918 misalnya, ditengarai berasal dari virus flu burung yang mengalami perubahan genetik menjadi virus yang mematikan untuk manusia. Pada prinsipnya, senjata harus memiliki kestabilan tinggi. Artinya, daya mematikan dan luas area kerusakan harus bisa diprediksi. Virus flu tidak memiliki kestabilan seperti ini. Sinar ultraviolet dari matahari sudah cukup untuk mengubah virus flu menjadi bentuk lain yang tak bisa diprediksi. Lagipula, virus flu terkenal memiliki daya jangkitan tinggi dan mampu menjangkiti hewan-hewan yang selalu bermigrasi seperti unggas. Bayangkan jika Amerika menyerang Indonesia dengan virus flu, bisa dipastikan negara-negara sekutu Amerika seperti Australia dan Filipina akan turut terkena jangkitan virus tersebut. Saya pikir tidak ada negara yang akan bertindak seceroboh itu. Atas dasar inilah, Zimmerman dan Koch dari Monterey Institute for International Studies meyakini bahwa penggunaan virus flu sebagai senjata
Re: [wanita-muslimah] Re: Kaum Muslim Harus Bersatu, Lawan Penindasan Asing
Kalau menurut saya sih, yang ingin disampaikan oleh Bu Menkes adalah soal kerahasiaan/ketidakterbukaan negara2 maju dalam hal ini amerika dalam soal pengelolaan virus, dan ketidakadilan negara2 maju, yang justru malah disupport oleh WHO, lembaga kesehatan dunia dalam hal pengelolaan virus dan pembuatan antivirusnya. seperti kita tahu, negara2 tempat penderita flu burung kebanyakan adalah negara berkembang seperti vietnam, indonesia, etc. dan WHO meminta sampel virus itu, yang kemudian dimanfaatkan oleh negara maju dalam hal ini amerika. oleh amerika dibuatlah antivirusnya buat persediaan mereka, sementara indonesia sendiri harus membeli mahal obat antivirus flu burung itu dari amerika, padahal virusnya dari indonesia. di sinilah letak ketidakadilan negara maju soal pengelolaan virus dan antivirus. orang boleh berkilah ... lha bikin obat antivirus kan susah, yah pantes aja mahal harganya ... masalahnya, kita (indonesia) ngasih sampel flu burung itu gratis .. tis ... ke WHO yang malah dikasih ke Amerika dan diumpetin di lab yang dulunya bekas tempat penelitian bom atom. bu menkes bukannya menuduh bahwa virus itu buat dipake senjata biologis. bu menkes cuman bilang ... kita nggak tahu virus itu dipake buat apa ... bisa saja buat senjata biologis, lha wong penelitiannya aja rahasia, gak ada orang yang tahu, di tempat yang dulunya buat penelitian bom atom. makanya yang diminta oleh bu menkes adalah transparansi dan keadilan dalam pengelolaan virus, biar semua orang di dunia juga bisa mengakses obatnya dan gak perlu ada kecurigaan si virus itu mau dibuat apa. gitu. salam, -- wikan On 4/2/08, Ari Condro [EMAIL PROTECTED] wrote: Yah, artikel di bawah adalah tulisan seorang pakar farmasi dan bio engineering. Kalau bicara kemungkinan, justru mungkin sekali. Kalau masalah urusan politiknya, lain perkara. Yg pasti dia bilang kemungkinannya jauh karena sifat virus flu yg sangat tidak stabil. Sementara yg namanya militer butuh senjata yg bisa dikontrol collateral damagenya. Silakan dibaca artikelnya terutama di bagian penghabisan.
Re: [wanita-muslimah] Re: Kaum Muslim Harus Bersatu, Lawan Penindasan Asing
Dulu aku berpikir sama dengan wikan. Tapi begitu ada makhluk yang menyematkan artikel itu dibawah judul : kaum muslim harus bersatu bla bla bla. Saya kok mikirnya jadi lain. Yg sakit saya atau siapa sih ? Hwahaha Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS network -Original Message- From: Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED] Date: Wed, 2 Apr 2008 15:55:15 To:wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Kaum Muslim Harus Bersatu, Lawan Penindasan Asing Kalau menurut saya sih, yang ingin disampaikan oleh Bu Menkes adalah soal kerahasiaan/ketidakterbukaan negara2 maju dalam hal ini amerika dalam soal pengelolaan virus, dan ketidakadilan negara2 maju, yang justru malah disupport oleh WHO, lembaga kesehatan dunia dalam hal pengelolaan virus dan pembuatan antivirusnya. seperti kita tahu, negara2 tempat penderita flu burung kebanyakan adalah negara berkembang seperti vietnam, indonesia, etc. dan WHO meminta sampel virus itu, yang kemudian dimanfaatkan oleh negara maju dalam hal ini amerika. oleh amerika dibuatlah antivirusnya buat persediaan mereka, sementara indonesia sendiri harus membeli mahal obat antivirus flu burung itu dari amerika, padahal virusnya dari indonesia. di sinilah letak ketidakadilan negara maju soal pengelolaan virus dan antivirus. orang boleh berkilah ... lha bikin obat antivirus kan susah, yah pantes aja mahal harganya ... masalahnya, kita (indonesia) ngasih sampel flu burung itu gratis .. tis ... ke WHO yang malah dikasih ke Amerika dan diumpetin di lab yang dulunya bekas tempat penelitian bom atom. bu menkes bukannya menuduh bahwa virus itu buat dipake senjata biologis. bu menkes cuman bilang ... kita nggak tahu virus itu dipake buat apa ... bisa saja buat senjata biologis, lha wong penelitiannya aja rahasia, gak ada orang yang tahu, di tempat yang dulunya buat penelitian bom atom. makanya yang diminta oleh bu menkes adalah transparansi dan keadilan dalam pengelolaan virus, biar semua orang di dunia juga bisa mengakses obatnya dan gak perlu ada kecurigaan si virus itu mau dibuat apa. gitu. salam, -- wikan On 4/2/08, Ari Condro [EMAIL PROTECTED] mailto:masarcon%40gmail.com com wrote: Yah, artikel di bawah adalah tulisan seorang pakar farmasi dan bio engineering. Kalau bicara kemungkinan, justru mungkin sekali. Kalau masalah urusan politiknya, lain perkara. Yg pasti dia bilang kemungkinannya jauh karena sifat virus flu yg sangat tidak stabil. Sementara yg namanya militer butuh senjata yg bisa dikontrol collateral damagenya. Silakan dibaca artikelnya terutama di bagian penghabisan. === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED] This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [wanita-muslimah] Re: Kaum Muslim Harus Bersatu, Lawan Penindasan Asing
Yah, artikel di bawah adalah tulisan seorang pakar farmasi dan bio engineering. Kalau bicara kemungkinan, justru mungkin sekali. Kalau masalah urusan politiknya, lain perkara. Yg pasti dia bilang kemungkinannya jauh karena sifat virus flu yg sangat tidak stabil. Sementara yg namanya militer butuh senjata yg bisa dikontrol collateral damagenya. Silakan dibaca artikelnya terutama di bagian penghabisan. Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS network -Original Message- From: Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED] Date: Wed, 2 Apr 2008 15:37:44 To:wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Kaum Muslim Harus Bersatu, Lawan Penindasan Asing masalahnya mas ari ... virus flu yang ada di situ bukan virus flu biasa tapi virus flu burung yang bisa mematikan manusia makanya, sangat mungkin untuk dijadikan senjata biologis ... kedua, kasus flu burung yang pertama yang kena manusia muncul adalah di china yang merupakan musuh/saingan bisnis amerika bisa jadi, sasaran amerika adalah china dan indonesia adalah collateral damage atau side effect dari penyebaran virus flu burung di china salam, -- wikan On 4/2/08, masarcon [EMAIL PROTECTED] mailto:masarcon%40gmail.com com wrote: mas aly, sepertinya sampean perlu juga membaca tulisan mas bimo terutama yang satu ini. === http://bimotejo. http://bimotejo.blogspot.com/2008/03/kalau-ibu-menteri-main- blogspot.com/2008/03/kalau-ibu-menteri-main- tuduh.html Friday, March 28, 2008 Kalau Ibu Menteri main tuduh... Dunia internasional dikejutkan dengan tuduhan yang dilemparkan oleh Menteri Kesehatan Indonesia, Dr. Siti Fadilah Supari, bahwa Amerika Serikat dicurigai sedang mengembangkan senjata biologis menggunakan virus influenza H5N1. Yang menjadi pertanyaan adalah: apakah tuduhan itu punya dasar dan bisa dipercaya? Apakah senjata biologis itu benar ada atau hanya mitos? Dan apakah virus flu layak digunakan sebagai agen pembunuh biologis? Sejarah senjata biologis Penggunaan mikroorganisme sebagai senjata biologis telah tercatat seawal abad 12-15 sebelum Masehi oleh bangsa Hittit yang menggiring binatang sakit ke wilayah musuh dengan tujuan menyebarkan penyakit. Malah diduga kuat pandemi Black Death di akhir tahun 1340-an yang membunuh 25 juta warga Eropa merupakan efek dari penggunaan senjata biologis dalam perang Feodosia di Ukraina (1346). Dalam perang tersebut, tentara Mongol melontarkan potongan mayat korban wabah plague ke tembok kota Feodosia. Para pelarian perang yang hijrah ke Eropa ditengarai sebagai pembawa wabah pembunuh tersebut. Di era 1900-an, rekayasa senjata biologis naik ke tingkat yang lebih tinggi seiring dengan kemajuan sains dan pemahaman manusia mengenai mikroorganisme. Dalam Blue Book (2004) yang dilansir USAMRIID, institut riset penyakit menular milik angkatan bersenjata Amerika Serikat, disebutkan Jepang sebagai negara pertama yang secara resmi mengembangkan senjata biologis pada tahun 1943. Amerika sendiri memulai program senjata biologisnya pada tahun 1943 yang bermarkas di Fort Detrick. Program serupa juga dilakukan di Inggris dan Kanada. Program ini ditujukan untuk menghadapi ancaman Nazi Jerman yang sudah lebih dulu membuat program sejenis. Seiring dengan bergesernya peta kekuatan dunia, Presiden Nixon memutuskan untuk menghentikan program senjata biologis Amerika pada tahun 1969. Di tahun 1972, Amerika bersama Inggris dan Uni Soviet menandatangani Konvensi Pelarangan Pengembangan, Produksi, dan Penimbunan Senjata Biologis dan Beracun, yang lebih dikenal dengan Konvensi Senjata Biologis (Biological Weapon Conventions). Lebih 140 negara telah meratifikasi konvensi tersebut sampai saat ini. Tetapi apakah ada kemungkinan senjata biologis masih dikembangkan secara diam-diam, baik oleh negara tertentu maupun oleh kelompok teroris. Jawabannya: sangat mungkin. Kiriman bakteri antraks ke sejumlah pejabat Amerika pasca peristiwa 11 September, yang membunuh 5 orang dan menginfeksi 17 lainnya, adalah bukti bahwa senjata biologis masih dikembangkan oleh kelompok- kelompok tertentu. Atas dasar keyakinan bahwa ancaman bioterorisme adalah nyata, sejumlah negara membangun program biodefense, misalnya Amerika yang memiliki National Biodefense Analysis and Countermeasures Center (NBACC) di Fort Detrick. Virus flu sebagai senjata biologis? Dalam Journal of the Royal Society of Medicine (2003), Madjid dan rekan-rekan peneliti dari University of Texas menurunkan artikel tentang kemungkinan penggunaan virus influenza sebagai senjata biologis. Menurut kelompok peneliti ini, membuat virus sintetik bukan lagi cerita fiksi, tapi sudah menjadi kenyataan. Dalam jurnal Science (2002), sekelompok peneliti dari State University of New York at Stony Brook melaporkan keberhasilan menciptakan virus polio sintetik. Tambahan lagi, informasi
Re: [wanita-muslimah] Re: Kaum Muslim Harus Bersatu, Lawan Penindasan Asing
masalahnya mas ari ... virus flu yang ada di situ bukan virus flu biasa tapi virus flu burung yang bisa mematikan manusia makanya, sangat mungkin untuk dijadikan senjata biologis ... kedua, kasus flu burung yang pertama yang kena manusia muncul adalah di china yang merupakan musuh/saingan bisnis amerika bisa jadi, sasaran amerika adalah china dan indonesia adalah collateral damage atau side effect dari penyebaran virus flu burung di china salam, -- wikan On 4/2/08, masarcon [EMAIL PROTECTED] wrote: mas aly, sepertinya sampean perlu juga membaca tulisan mas bimo terutama yang satu ini. === http://bimotejo.blogspot.com/2008/03/kalau-ibu-menteri-main- tuduh.html Friday, March 28, 2008 Kalau Ibu Menteri main tuduh... Dunia internasional dikejutkan dengan tuduhan yang dilemparkan oleh Menteri Kesehatan Indonesia, Dr. Siti Fadilah Supari, bahwa Amerika Serikat dicurigai sedang mengembangkan senjata biologis menggunakan virus influenza H5N1. Yang menjadi pertanyaan adalah: apakah tuduhan itu punya dasar dan bisa dipercaya? Apakah senjata biologis itu benar ada atau hanya mitos? Dan apakah virus flu layak digunakan sebagai agen pembunuh biologis? Sejarah senjata biologis Penggunaan mikroorganisme sebagai senjata biologis telah tercatat seawal abad 12-15 sebelum Masehi oleh bangsa Hittit yang menggiring binatang sakit ke wilayah musuh dengan tujuan menyebarkan penyakit. Malah diduga kuat pandemi Black Death di akhir tahun 1340-an yang membunuh 25 juta warga Eropa merupakan efek dari penggunaan senjata biologis dalam perang Feodosia di Ukraina (1346). Dalam perang tersebut, tentara Mongol melontarkan potongan mayat korban wabah plague ke tembok kota Feodosia. Para pelarian perang yang hijrah ke Eropa ditengarai sebagai pembawa wabah pembunuh tersebut. Di era 1900-an, rekayasa senjata biologis naik ke tingkat yang lebih tinggi seiring dengan kemajuan sains dan pemahaman manusia mengenai mikroorganisme. Dalam Blue Book (2004) yang dilansir USAMRIID, institut riset penyakit menular milik angkatan bersenjata Amerika Serikat, disebutkan Jepang sebagai negara pertama yang secara resmi mengembangkan senjata biologis pada tahun 1943. Amerika sendiri memulai program senjata biologisnya pada tahun 1943 yang bermarkas di Fort Detrick. Program serupa juga dilakukan di Inggris dan Kanada. Program ini ditujukan untuk menghadapi ancaman Nazi Jerman yang sudah lebih dulu membuat program sejenis. Seiring dengan bergesernya peta kekuatan dunia, Presiden Nixon memutuskan untuk menghentikan program senjata biologis Amerika pada tahun 1969. Di tahun 1972, Amerika bersama Inggris dan Uni Soviet menandatangani Konvensi Pelarangan Pengembangan, Produksi, dan Penimbunan Senjata Biologis dan Beracun, yang lebih dikenal dengan Konvensi Senjata Biologis (Biological Weapon Conventions). Lebih 140 negara telah meratifikasi konvensi tersebut sampai saat ini. Tetapi apakah ada kemungkinan senjata biologis masih dikembangkan secara diam-diam, baik oleh negara tertentu maupun oleh kelompok teroris. Jawabannya: sangat mungkin. Kiriman bakteri antraks ke sejumlah pejabat Amerika pasca peristiwa 11 September, yang membunuh 5 orang dan menginfeksi 17 lainnya, adalah bukti bahwa senjata biologis masih dikembangkan oleh kelompok- kelompok tertentu. Atas dasar keyakinan bahwa ancaman bioterorisme adalah nyata, sejumlah negara membangun program biodefense, misalnya Amerika yang memiliki National Biodefense Analysis and Countermeasures Center (NBACC) di Fort Detrick. Virus flu sebagai senjata biologis? Dalam Journal of the Royal Society of Medicine (2003), Madjid dan rekan-rekan peneliti dari University of Texas menurunkan artikel tentang kemungkinan penggunaan virus influenza sebagai senjata biologis. Menurut kelompok peneliti ini, membuat virus sintetik bukan lagi cerita fiksi, tapi sudah menjadi kenyataan. Dalam jurnal Science (2002), sekelompok peneliti dari State University of New York at Stony Brook melaporkan keberhasilan menciptakan virus polio sintetik. Tambahan lagi, informasi genetik virus Spanish flu yang merenggut nyawa 50-100 juta orang di tahun 1918 sudah bisa diakses oleh umum. Maka, kekhawatiran akan penggunaan virus flu sebagai senjata biologis tentu beralasan. Tetapi, penggunaan virus flu sebagai senjata biologis bukannya tidak bermasalah. Virus flu dikenal memiliki ketidakstabilan genetik. Artinya, virus flu mudah berubah bentuk (mutasi) menjadi kurang mematikan atau malah sangat mematikan. Virus Spanish flu tahun 1918 misalnya, ditengarai berasal dari virus flu burung yang mengalami perubahan genetik menjadi virus yang mematikan untuk manusia. Pada prinsipnya, senjata harus memiliki kestabilan tinggi. Artinya, daya mematikan dan luas area kerusakan harus bisa diprediksi. Virus flu tidak memiliki kestabilan seperti ini. Sinar ultraviolet dari matahari sudah cukup untuk
Re: [wanita-muslimah] Re: Kaum Muslim Harus Bersatu, Lawan Penindasan Asing
lha yang menyedihkan kaum muslimnya sendiri gak bersatu malah orang non-muslim juga yang banyak membantu dan mensupport orang muslim contoh orang2 bosnia muslim malah disupport sama tentara amerika orang2 kosovo muslim didukung kemerdekaannya sama amerika malah negara2 OKI belum mengakui kemerdekaan kosovo yang peduli terhadap muslim di Darfur Sudan malah George Clooney yang notabene non-muslim yang peduli terhadap nasib muslim di Kali Code Jogjakarta malah Romo Mangun yang non-muslim kalau udah gini kemudian keluar deh teori konspirasi dan kristenisasi ... mestinya sih orang islam bisa refleksi pada diri sendiri ketimbang menyalahkan pihak lain salam, -- wikan On 4/2/08, Ari Condro [EMAIL PROTECTED] wrote: Dulu aku berpikir sama dengan wikan. Tapi begitu ada makhluk yang menyematkan artikel itu dibawah judul : kaum muslim harus bersatu bla bla bla. Saya kok mikirnya jadi lain. Yg sakit saya atau siapa sih ? Hwahaha
Re: [wanita-muslimah] Re: Kaum Muslim Harus Bersatu, Lawan Penindasan Asing
Mas Arcon, ya begitulah amrik.. buat virus dan menjual anti virus.. hi.. ngeri banget yah bisnis jualan obat... tdk terlihat oleh publik.. dokter umum juga mungkin gak tau tuh... WHO pusat bisnis obat dunia kali ya... kalau penyebaran virus dan anti virus komputer masih cepat terdeteksi dech.. jualan sofware anti virus sdh pada tau dech... Pasti yang jual dari amrik dech anti virusnya he3.. iya khan Mas Arcon.. Smg budaya hidup sehat bisa diterapkan di masyarakat kita --- masarcon [EMAIL PROTECTED] wrote: mas aly, sepertinya sampean perlu juga membaca tulisan mas bimo terutama yang satu ini. === http://bimotejo.blogspot.com/2008/03/kalau-ibu-menteri-main- tuduh.html Friday, March 28, 2008 Kalau Ibu Menteri main tuduh... Dunia internasional dikejutkan dengan tuduhan yang dilemparkan oleh Menteri Kesehatan Indonesia, Dr. Siti Fadilah Supari, bahwa Amerika Serikat dicurigai sedang mengembangkan senjata biologis menggunakan virus influenza H5N1. Yang menjadi pertanyaan adalah: apakah tuduhan itu punya dasar dan bisa dipercaya? Apakah senjata biologis itu benar ada atau hanya mitos? Dan apakah virus flu layak digunakan sebagai agen pembunuh biologis? Sejarah senjata biologis Penggunaan mikroorganisme sebagai senjata biologis telah tercatat seawal abad 12-15 sebelum Masehi oleh bangsa Hittit yang menggiring binatang sakit ke wilayah musuh dengan tujuan menyebarkan penyakit. Malah diduga kuat pandemi Black Death di akhir tahun 1340-an yang membunuh 25 juta warga Eropa merupakan efek dari penggunaan senjata biologis dalam perang Feodosia di Ukraina (1346). Dalam perang tersebut, tentara Mongol melontarkan potongan mayat korban wabah plague ke tembok kota Feodosia. Para pelarian perang yang hijrah ke Eropa ditengarai sebagai pembawa wabah pembunuh tersebut. Di era 1900-an, rekayasa senjata biologis naik ke tingkat yang lebih tinggi seiring dengan kemajuan sains dan pemahaman manusia mengenai mikroorganisme. Dalam Blue Book (2004) yang dilansir USAMRIID, institut riset penyakit menular milik angkatan bersenjata Amerika Serikat, disebutkan Jepang sebagai negara pertama yang secara resmi mengembangkan senjata biologis pada tahun 1943. Amerika sendiri memulai program senjata biologisnya pada tahun 1943 yang bermarkas di Fort Detrick. Program serupa juga dilakukan di Inggris dan Kanada. Program ini ditujukan untuk menghadapi ancaman Nazi Jerman yang sudah lebih dulu membuat program sejenis. Seiring dengan bergesernya peta kekuatan dunia, Presiden Nixon memutuskan untuk menghentikan program senjata biologis Amerika pada tahun 1969. Di tahun 1972, Amerika bersama Inggris dan Uni Soviet menandatangani Konvensi Pelarangan Pengembangan, Produksi, dan Penimbunan Senjata Biologis dan Beracun, yang lebih dikenal dengan Konvensi Senjata Biologis (Biological Weapon Conventions). Lebih 140 negara telah meratifikasi konvensi tersebut sampai saat ini. Tetapi apakah ada kemungkinan senjata biologis masih dikembangkan secara diam-diam, baik oleh negara tertentu maupun oleh kelompok teroris. Jawabannya: sangat mungkin. Kiriman bakteri antraks ke sejumlah pejabat Amerika pasca peristiwa 11 September, yang membunuh 5 orang dan menginfeksi 17 lainnya, adalah bukti bahwa senjata biologis masih dikembangkan oleh kelompok- kelompok tertentu. Atas dasar keyakinan bahwa ancaman bioterorisme adalah nyata, sejumlah negara membangun program biodefense, misalnya Amerika yang memiliki National Biodefense Analysis and Countermeasures Center (NBACC) di Fort Detrick. Virus flu sebagai senjata biologis? Dalam Journal of the Royal Society of Medicine (2003), Madjid dan rekan-rekan peneliti dari University of Texas menurunkan artikel tentang kemungkinan penggunaan virus influenza sebagai senjata biologis. Menurut kelompok peneliti ini, membuat virus sintetik bukan lagi cerita fiksi, tapi sudah menjadi kenyataan. Dalam jurnal Science (2002), sekelompok peneliti dari State University of New York at Stony Brook melaporkan keberhasilan menciptakan virus polio sintetik. Tambahan lagi, informasi genetik virus Spanish flu yang merenggut nyawa 50-100 juta orang di tahun 1918 sudah bisa diakses oleh umum. Maka, kekhawatiran akan penggunaan virus flu sebagai senjata biologis tentu beralasan. Tetapi, penggunaan virus flu sebagai senjata biologis bukannya tidak bermasalah. Virus flu dikenal memiliki ketidakstabilan genetik. Artinya, virus flu mudah berubah bentuk (mutasi) menjadi kurang mematikan atau malah sangat mematikan. Virus Spanish flu tahun 1918 misalnya, ditengarai berasal dari virus flu burung yang mengalami perubahan genetik menjadi virus yang mematikan untuk manusia. Pada prinsipnya, senjata harus memiliki kestabilan tinggi. Artinya, daya mematikan dan luas area kerusakan harus bisa diprediksi. Virus flu tidak memiliki
[wanita-muslimah] Re: Kaum Muslim Harus Bersatu, Lawan Penindasan Asing
Kalo saya sih mo ada artikel apapun (yang ditambah) dibawahnya itu, tidak merubah pikiran saya (ttg pengelolaan virus): tetap seperti apa yang dipikirkan pak Wikan. Cuma orang iseng aja kemudian ada yang mempergunakan hal ini untuk memperkeruh dan memanasi-manasi dgn bau agama dengan menambahkan sekelumit artikel tsb. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro [EMAIL PROTECTED] wrote: Dulu aku berpikir sama dengan wikan. Tapi begitu ada makhluk yang menyematkan artikel itu dibawah judul : kaum muslim harus bersatu bla bla bla. Saya kok mikirnya jadi lain. Yg sakit saya atau siapa sih ? Hwahaha Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS network -Original Message- From: Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED] Date: Wed, 2 Apr 2008 15:55:15 To:wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Kaum Muslim Harus Bersatu, Lawan Penindasan Asing Kalau menurut saya sih, yang ingin disampaikan oleh Bu Menkes adalah soal kerahasiaan/ketidakterbukaan negara2 maju dalam hal ini amerika dalam soal pengelolaan virus, dan ketidakadilan negara2 maju, yang justru malah disupport oleh WHO, lembaga kesehatan dunia dalam hal pengelolaan virus dan pembuatan antivirusnya. seperti kita tahu, negara2 tempat penderita flu burung kebanyakan adalah negara berkembang seperti vietnam, indonesia, etc. dan WHO meminta sampel virus itu, yang kemudian dimanfaatkan oleh negara maju dalam hal ini amerika. oleh amerika dibuatlah antivirusnya buat persediaan mereka, sementara indonesia sendiri harus membeli mahal obat antivirus flu burung itu dari amerika, padahal virusnya dari indonesia. di sinilah letak ketidakadilan negara maju soal pengelolaan virus dan antivirus. orang boleh berkilah ... lha bikin obat antivirus kan susah, yah pantes aja mahal harganya ... masalahnya, kita (indonesia) ngasih sampel flu burung itu gratis .. tis ... ke WHO yang malah dikasih ke Amerika dan diumpetin di lab yang dulunya bekas tempat penelitian bom atom. bu menkes bukannya menuduh bahwa virus itu buat dipake senjata biologis. bu menkes cuman bilang ... kita nggak tahu virus itu dipake buat apa ... bisa saja buat senjata biologis, lha wong penelitiannya aja rahasia, gak ada orang yang tahu, di tempat yang dulunya buat penelitian bom atom. makanya yang diminta oleh bu menkes adalah transparansi dan keadilan dalam pengelolaan virus, biar semua orang di dunia juga bisa mengakses obatnya dan gak perlu ada kecurigaan si virus itu mau dibuat apa. gitu. salam, -- wikan On 4/2/08, Ari Condro [EMAIL PROTECTED] mailto:masarcon% 40gmail.com com wrote: Yah, artikel di bawah adalah tulisan seorang pakar farmasi dan bio engineering. Kalau bicara kemungkinan, justru mungkin sekali. Kalau masalah urusan politiknya, lain perkara. Yg pasti dia bilang kemungkinannya jauh karena sifat virus flu yg sangat tidak stabil. Sementara yg namanya militer butuh senjata yg bisa dikontrol collateral damagenya. Silakan dibaca artikelnya terutama di bagian penghabisan.
Re: [wanita-muslimah] Re: Kaum Muslim Harus Bersatu, Lawan Penindasan Asing
Aku nggak ngerti maksudnya lin. Bisa dijelaskan gak ? Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS network -Original Message- From: Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] Date: Thu, 03 Apr 2008 02:20:43 To:wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Re: Kaum Muslim Harus Bersatu, Lawan Penindasan Asing Kalo saya sih mo ada artikel apapun (yang ditambah) dibawahnya itu, tidak merubah pikiran saya (ttg pengelolaan virus): tetap seperti apa yang dipikirkan pak Wikan. Cuma orang iseng aja kemudian ada yang mempergunakan hal ini untuk memperkeruh dan memanasi-manasi dgn bau agama dengan menambahkan sekelumit artikel tsb. wassalam, --- In wanita-muslimah@ mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com yahoogroups.com, Ari Condro [EMAIL PROTECTED] wrote: Dulu aku berpikir sama dengan wikan. Tapi begitu ada makhluk yang menyematkan artikel itu dibawah judul : kaum muslim harus bersatu bla bla bla. Saya kok mikirnya jadi lain. Yg sakit saya atau siapa sih ? Hwahaha Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS network -Original Message- From: Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED] Date: Wed, 2 Apr 2008 15:55:15 To:wanita-muslimah@ mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Kaum Muslim Harus Bersatu, Lawan Penindasan Asing Kalau menurut saya sih, yang ingin disampaikan oleh Bu Menkes adalah soal kerahasiaan/ketidakterbukaan negara2 maju dalam hal ini amerika dalam soal pengelolaan virus, dan ketidakadilan negara2 maju, yang justru malah disupport oleh WHO, lembaga kesehatan dunia dalam hal pengelolaan virus dan pembuatan antivirusnya. seperti kita tahu, negara2 tempat penderita flu burung kebanyakan adalah negara berkembang seperti vietnam, indonesia, etc. dan WHO meminta sampel virus itu, yang kemudian dimanfaatkan oleh negara maju dalam hal ini amerika. oleh amerika dibuatlah antivirusnya buat persediaan mereka, sementara indonesia sendiri harus membeli mahal obat antivirus flu burung itu dari amerika, padahal virusnya dari indonesia. di sinilah letak ketidakadilan negara maju soal pengelolaan virus dan antivirus. orang boleh berkilah ... lha bikin obat antivirus kan susah, yah pantes aja mahal harganya ... masalahnya, kita (indonesia) ngasih sampel flu burung itu gratis .. tis ... ke WHO yang malah dikasih ke Amerika dan diumpetin di lab yang dulunya bekas tempat penelitian bom atom. bu menkes bukannya menuduh bahwa virus itu buat dipake senjata biologis. bu menkes cuman bilang ... kita nggak tahu virus itu dipake buat apa ... bisa saja buat senjata biologis, lha wong penelitiannya aja rahasia, gak ada orang yang tahu, di tempat yang dulunya buat penelitian bom atom. makanya yang diminta oleh bu menkes adalah transparansi dan keadilan dalam pengelolaan virus, biar semua orang di dunia juga bisa mengakses obatnya dan gak perlu ada kecurigaan si virus itu mau dibuat apa. gitu. salam, -- wikan On 4/2/08, Ari Condro [EMAIL PROTECTED] mailto:masarcon% 40gmail.com com wrote: Yah, artikel di bawah adalah tulisan seorang pakar farmasi dan bio engineering. Kalau bicara kemungkinan, justru mungkin sekali. Kalau masalah urusan politiknya, lain perkara. Yg pasti dia bilang kemungkinannya jauh karena sifat virus flu yg sangat tidak stabil. Sementara yg namanya militer butuh senjata yg bisa dikontrol collateral damagenya. Silakan dibaca artikelnya terutama di bagian penghabisan. === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED] This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/