RE: Iman Yang Baik dan Yang Buruk, Re: [wanita-muslimah] Re: Patokan Umum-- Beragama
Komentar saya hanya satu : terimakasih pak Chodjim. Jawabannya biarlah kita simpan sendiri-sendiri. 8-) Salam, [EMAIL PROTECTED] Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 06/22/2006 12:47 PM Please respond to wanita-muslimah@yahoogroups.com To wanita-muslimah@yahoogroups.com cc Subject RE: Iman Yang Baik dan Yang Buruk, Re: [wanita-muslimah] Re: Patokan Umum-- Beragama Kalau saya membaca uraian Mas Wida di bawah ini koq seperti membaca butir-butir Pancasila. :-) Lha, katanya hanya kepada Dia dalam memohon pertolongan, tapi ketika mau menikah koq butuh pertolongan orang lain.. hayo, ngaku nggak. Ketika menjalankan tugas sehari-hari koq juga mohon pertolongan kepada orang lain., hehehe.. Jika mengimani bahwa seluruh nabi berasas tauhid dan bersumber dari Satu kesatuan sumber, mengapa kita perlu mengajak orang yang beragama lain masuk ke dalam agama kita? Hayo, ngaku nggak.. :-) Bagaimana kita bisa mengakui Kanjeng Nabi Muhammad sebagai nabi akhir zaman bagi seluruh manusia pada satu sisi, tapi pada sisi yang lain justru kita beribadah dengan mengikuti ulama-ulama, sedangkan ulama-ulama itu sendiri tidak mendapatkan juklak dan juknis yang langsung dari Nabi tapi dari hasil ijtihad para ulama itu sendiri? Lalu, apakah Gusti Allah perlu pembantu, bukankah Dia mahakuasa dan mahaperkasa? Ini cuma guyon pari kena agar kita bisa berintrospeksi diri. Maka, Mas Wida tak perlu memasukkan ke dalam hati komentar saya tersebut. Yuk fastabiqul khayrat tanpa membuat butir-butir keimanan agar tidak bersaing dengan butir-butir Pancasilanya Pak Harto, hehehe.. Wassalam, chodjim -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, June 22, 2006 11:03 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Iman Yang Baik dan Yang Buruk, Re: [wanita-muslimah] Re: Patokan Umum-- Beragama Mbak Chae pasti sudah tahu rukun Iman dalam Islam. Kita mulai saja identifikasi Iman yang baik itu dari situ. 1. Iman kepada Tuhan (Allah SWT) - iman kepada eksistensinya, bahwa Tuhan itu ada - mentauhidkan, mengesakan secara murni, dan tidak mempersekutukan Nya dengan sesuatu atau seorangpun - Dia pencipta, pemelihara, pembimbing, pengatur alam semesta ini - Hanya kepada Dia kita menyembah dan berdoa (memohon pertolongan) - Kita beriman kepada kemuliaan nama-nama dan sifat Nya (Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Pengampun, Maha Penerima Taubat, Maha Pemberi Rizqi, dlsb) - Hanya kepada Nya kita memohon rizqi, dan Dia telah menetapkan bagian rizqi Nya bagi setiap manusia 2. Iman kepada para nabi dan Kenabian Muhammad SAW - iman bahwa seluruh nabi diutus oleh Allah SWT - iman bahwa seluruh nabi mempunyai iman yang sama, kesatuan Sumber akan menyebabkan kesatuan iman dan risalah - iman bahwa seluruh nabi mengajarkan Tauhid (monotheisme murni) - iman bahwa seluruh nabi memperingatkan akan kehidupan akhirat - kesaksian syahadat ke dua - iman bahwa Muhammad bin AbdulLaah adalah nabi akhir zaman, penghulu para nabi, diutus untuk seluruh manusia bukan hanya untuk bangsa Arab - menjalani ritual ibadah (shalat 5 waktu, puasa Ramadlan, zakat, haji jika mampu) sebagaimana ia jalani sebagai sunnah nabi dan petunjuk jalan keselamatan yang ia tunjukkan bagi umat manusia - bershalawat kepadanya - mempercayai perkataannya bukanlah dusta atau kebohongan - mempercayai nubuwah-nubuwahnya hingga akhir zaman - mencintainya lebih dari kecintaannya kepada ibu, bapak, anak, bahkan diri sendiri 3. Iman kepada Kitab Suci al-Qur'an - percaya bahwa kitab suci al-Qur'an itu bukan buatan Muhammad - percaya bahwa kitab suci al-Qur'an itu turun dari Allah SWT - percaya kepada petunjuk-petunjuk yang terdapat di dalam kitab suci al-Qur'an - percaya bahwa seluruh informasi di dalam al-Qur'an adalah benar - percaya bahwa akhirat itu benar, syurga itu benar, neraka itu benar - rajin membaca, mentelaah, merenungkan isi al-Qur'an kemudian melaksanakannya 4. Iman kepada para malaikat Allah - percaya eksistensi para malaikat sebagai makhluq Allah dan pembantu Nya - percaya ada dua malaikat yang selalu menyertai kita dan mencatat amal baik dan amal buruk kita, tanpa terlewat sedikitpun - percaya bahwa malaikat Jibril telah datang kepada nabi Muhammad dan membawakan wahyu - percaya kepada para malaikat dan tugasnya sebagaimana telah kita ketahui bersama 5. Iman kepada hari Akhirat - iman kepada keberadaan hari akhirat, bahwa kematian itu bukan akhir dari segala-galanya, masih ada kehidupan selanjutnya untuk mempertanggung jawabkan seluruh amal perbuatan semasa hidup di dunia - iman kepada hari Kiamat sebagaimana informasi al-Qur'an - iman kepada alam barzakh (qubur), dan sesungguhnya di alam qubur inilah kita akan mengetahui kebenaran sejati itu untuk pertamakalinya - iman kepada hari perhitungan amal dan pengadilan sebagaimana informasi al-Qur'an - iman
Iman Yang Baik dan Yang Buruk, Re: [wanita-muslimah] Re: Patokan Umum-- Beragama
Mbak Chae pasti sudah tahu rukun Iman dalam Islam. Kita mulai saja identifikasi Iman yang baik itu dari situ. 1. Iman kepada Tuhan (Allah SWT) - iman kepada eksistensinya, bahwa Tuhan itu ada - mentauhidkan, mengesakan secara murni, dan tidak mempersekutukan Nya dengan sesuatu atau seorangpun - Dia pencipta, pemelihara, pembimbing, pengatur alam semesta ini - Hanya kepada Dia kita menyembah dan berdoa (memohon pertolongan) - Kita beriman kepada kemuliaan nama-nama dan sifat Nya (Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Pengampun, Maha Penerima Taubat, Maha Pemberi Rizqi, dlsb) - Hanya kepada Nya kita memohon rizqi, dan Dia telah menetapkan bagian rizqi Nya bagi setiap manusia 2. Iman kepada para nabi dan Kenabian Muhammad SAW - iman bahwa seluruh nabi diutus oleh Allah SWT - iman bahwa seluruh nabi mempunyai iman yang sama, kesatuan Sumber akan menyebabkan kesatuan iman dan risalah - iman bahwa seluruh nabi mengajarkan Tauhid (monotheisme murni) - iman bahwa seluruh nabi memperingatkan akan kehidupan akhirat - kesaksian syahadat ke dua - iman bahwa Muhammad bin AbdulLaah adalah nabi akhir zaman, penghulu para nabi, diutus untuk seluruh manusia bukan hanya untuk bangsa Arab - menjalani ritual ibadah (shalat 5 waktu, puasa Ramadlan, zakat, haji jika mampu) sebagaimana ia jalani sebagai sunnah nabi dan petunjuk jalan keselamatan yang ia tunjukkan bagi umat manusia - bershalawat kepadanya - mempercayai perkataannya bukanlah dusta atau kebohongan - mempercayai nubuwah-nubuwahnya hingga akhir zaman - mencintainya lebih dari kecintaannya kepada ibu, bapak, anak, bahkan diri sendiri 3. Iman kepada Kitab Suci al-Qur'an - percaya bahwa kitab suci al-Qur'an itu bukan buatan Muhammad - percaya bahwa kitab suci al-Qur'an itu turun dari Allah SWT - percaya kepada petunjuk-petunjuk yang terdapat di dalam kitab suci al-Qur'an - percaya bahwa seluruh informasi di dalam al-Qur'an adalah benar - percaya bahwa akhirat itu benar, syurga itu benar, neraka itu benar - rajin membaca, mentelaah, merenungkan isi al-Qur'an kemudian melaksanakannya 4. Iman kepada para malaikat Allah - percaya eksistensi para malaikat sebagai makhluq Allah dan pembantu Nya - percaya ada dua malaikat yang selalu menyertai kita dan mencatat amal baik dan amal buruk kita, tanpa terlewat sedikitpun - percaya bahwa malaikat Jibril telah datang kepada nabi Muhammad dan membawakan wahyu - percaya kepada para malaikat dan tugasnya sebagaimana telah kita ketahui bersama 5. Iman kepada hari Akhirat - iman kepada keberadaan hari akhirat, bahwa kematian itu bukan akhir dari segala-galanya, masih ada kehidupan selanjutnya untuk mempertanggung jawabkan seluruh amal perbuatan semasa hidup di dunia - iman kepada hari Kiamat sebagaimana informasi al-Qur'an - iman kepada alam barzakh (qubur), dan sesungguhnya di alam qubur inilah kita akan mengetahui kebenaran sejati itu untuk pertamakalinya - iman kepada hari perhitungan amal dan pengadilan sebagaimana informasi al-Qur'an - iman kepada pembalasan syurga dan neraka sebagaimana informasi al-Qur'an 6. Iman kepada Taqdir, baik dan buruk - percaya bahwa semua taqdir baik dan buruk yang menimpa kita telah tertulis di Lauh Mahfuzh sebelum hal itu terjadi - iman bahwa kepastian taqdir itu tidak menghilangkan ikhtiar manusiawi kita, karena sesungguhnya kita tidak mengetahui yang ghaib (apa yang akan menimpa kita) - menerima dengan ikhlash taqdir Allah atas diri kita sambil terus berikhtiar untuk mengadakan perbaikan semampunya - terlepas dari aqidah Jabariyah dan Qadariyah Nah, berangkat dari identifikasi rukun iman di atas, kita akan mengetahui apakah iman seseorang itu baik atau buruk dari amal-amalnya. Iman seorang dikatakan baik jika dari amal perbuatannya terlihat merupakan aplikasi dari keimanannya di atas. Tetapi... Seorang yang meninggalkan shalat 5 waktu misalnya, imannya kepada nabi Muhammad adalah buruk karena ia meninggalkan sunnah beliau dan petunjuk jalan yang beliau tunjukkan. Sekaligus tidak taat atas perintah Allah di dalam al-Qur'an: Sesungguhnya shalat itu adalah KEWAJIBAN yang telah ditentukan waktu-waktunya. Demikian juga jika meninggalkan rukun Islam yang lain. Seorang yang sering pergi ke dukun, imannya kepada Allah sebagai tempat memohon pertolongan dan bergantung adalah buruk. Bahwa hanya atas izin Allah seseorang akan beroleh manfaat atau mudlorot. Seorang yang terlena pada kehidupan dunia dan tenggelam dalam maksiat dan dosa, imannya terhadap keberadaan malaikat pencatat amal, imannya terhadap kehidupan akhirat adalah buruk. Seorang muslim yang jarang mengkaji al-Qur'an, jarang membaca dan mentelaahnya, tidak mempercayai informasi yang terdapat di dalamnya, imannya terhadap kitab suci al-Qur'an adalah buruk. Seorang yang terlalu bergembira atas keberhasilan, menepuk dada dan menganggap semua itu adalah hasil kerja kerasnya, atau seorang yang meratap berlebihan dan mengecam Allah atas musibah yang ia alami, maka imannya terhadap taqdir baik dan buruk adalah
RE: Iman Yang Baik dan Yang Buruk, Re: [wanita-muslimah] Re: Patokan Umum-- Beragama
Kalau saya membaca uraian Mas Wida di bawah ini koq seperti membaca butir-butir Pancasila. :-) Lha, katanya hanya kepada Dia dalam memohon pertolongan, tapi ketika mau menikah koq butuh pertolongan orang lain.. hayo, ngaku nggak. Ketika menjalankan tugas sehari-hari koq juga mohon pertolongan kepada orang lain., hehehe.. Jika mengimani bahwa seluruh nabi berasas tauhid dan bersumber dari Satu kesatuan sumber, mengapa kita perlu mengajak orang yang beragama lain masuk ke dalam agama kita? Hayo, ngaku nggak.. :-) Bagaimana kita bisa mengakui Kanjeng Nabi Muhammad sebagai nabi akhir zaman bagi seluruh manusia pada satu sisi, tapi pada sisi yang lain justru kita beribadah dengan mengikuti ulama-ulama, sedangkan ulama-ulama itu sendiri tidak mendapatkan juklak dan juknis yang langsung dari Nabi tapi dari hasil ijtihad para ulama itu sendiri? Lalu, apakah Gusti Allah perlu pembantu, bukankah Dia mahakuasa dan mahaperkasa? Ini cuma guyon pari kena agar kita bisa berintrospeksi diri. Maka, Mas Wida tak perlu memasukkan ke dalam hati komentar saya tersebut. Yuk fastabiqul khayrat tanpa membuat butir-butir keimanan agar tidak bersaing dengan butir-butir Pancasilanya Pak Harto, hehehe.. Wassalam, chodjim -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, June 22, 2006 11:03 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Iman Yang Baik dan Yang Buruk, Re: [wanita-muslimah] Re: Patokan Umum-- Beragama Mbak Chae pasti sudah tahu rukun Iman dalam Islam. Kita mulai saja identifikasi Iman yang baik itu dari situ. 1. Iman kepada Tuhan (Allah SWT) - iman kepada eksistensinya, bahwa Tuhan itu ada - mentauhidkan, mengesakan secara murni, dan tidak mempersekutukan Nya dengan sesuatu atau seorangpun - Dia pencipta, pemelihara, pembimbing, pengatur alam semesta ini - Hanya kepada Dia kita menyembah dan berdoa (memohon pertolongan) - Kita beriman kepada kemuliaan nama-nama dan sifat Nya (Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Pengampun, Maha Penerima Taubat, Maha Pemberi Rizqi, dlsb) - Hanya kepada Nya kita memohon rizqi, dan Dia telah menetapkan bagian rizqi Nya bagi setiap manusia 2. Iman kepada para nabi dan Kenabian Muhammad SAW - iman bahwa seluruh nabi diutus oleh Allah SWT - iman bahwa seluruh nabi mempunyai iman yang sama, kesatuan Sumber akan menyebabkan kesatuan iman dan risalah - iman bahwa seluruh nabi mengajarkan Tauhid (monotheisme murni) - iman bahwa seluruh nabi memperingatkan akan kehidupan akhirat - kesaksian syahadat ke dua - iman bahwa Muhammad bin AbdulLaah adalah nabi akhir zaman, penghulu para nabi, diutus untuk seluruh manusia bukan hanya untuk bangsa Arab - menjalani ritual ibadah (shalat 5 waktu, puasa Ramadlan, zakat, haji jika mampu) sebagaimana ia jalani sebagai sunnah nabi dan petunjuk jalan keselamatan yang ia tunjukkan bagi umat manusia - bershalawat kepadanya - mempercayai perkataannya bukanlah dusta atau kebohongan - mempercayai nubuwah-nubuwahnya hingga akhir zaman - mencintainya lebih dari kecintaannya kepada ibu, bapak, anak, bahkan diri sendiri 3. Iman kepada Kitab Suci al-Qur'an - percaya bahwa kitab suci al-Qur'an itu bukan buatan Muhammad - percaya bahwa kitab suci al-Qur'an itu turun dari Allah SWT - percaya kepada petunjuk-petunjuk yang terdapat di dalam kitab suci al-Qur'an - percaya bahwa seluruh informasi di dalam al-Qur'an adalah benar - percaya bahwa akhirat itu benar, syurga itu benar, neraka itu benar - rajin membaca, mentelaah, merenungkan isi al-Qur'an kemudian melaksanakannya 4. Iman kepada para malaikat Allah - percaya eksistensi para malaikat sebagai makhluq Allah dan pembantu Nya - percaya ada dua malaikat yang selalu menyertai kita dan mencatat amal baik dan amal buruk kita, tanpa terlewat sedikitpun - percaya bahwa malaikat Jibril telah datang kepada nabi Muhammad dan membawakan wahyu - percaya kepada para malaikat dan tugasnya sebagaimana telah kita ketahui bersama 5. Iman kepada hari Akhirat - iman kepada keberadaan hari akhirat, bahwa kematian itu bukan akhir dari segala-galanya, masih ada kehidupan selanjutnya untuk mempertanggung jawabkan seluruh amal perbuatan semasa hidup di dunia - iman kepada hari Kiamat sebagaimana informasi al-Qur'an - iman kepada alam barzakh (qubur), dan sesungguhnya di alam qubur inilah kita akan mengetahui kebenaran sejati itu untuk pertamakalinya - iman kepada hari perhitungan amal dan pengadilan sebagaimana informasi al-Qur'an - iman kepada pembalasan syurga dan neraka sebagaimana informasi al-Qur'an 6. Iman kepada Taqdir, baik dan buruk - percaya bahwa semua taqdir baik dan buruk yang menimpa kita telah tertulis di Lauh Mahfuzh sebelum hal itu terjadi - iman bahwa kepastian taqdir itu tidak menghilangkan ikhtiar manusiawi kita, karena sesungguhnya kita tidak mengetahui yang ghaib (apa yang akan menimpa
Re: [wanita-muslimah] Re: Patokan Umum-- Beragama
Saya rasa memang demikian. Seorang yang tekun melaksanakan Rukun Islam yang lima, memenuhi syarat-syaratnya serta khusyu dalam melaksanakannya bisa merupakan indikasi imannya yang baik. Demikian pula sebaliknya. Chae [EMAIL PROTECTED] Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 06/20/2006 03:45 PM Please respond to wanita-muslimah@yahoogroups.com To wanita-muslimah@yahoogroups.com cc Subject [wanita-muslimah] Re: Patokan Umum-- Beragama Sebetulnya dengan ayat yang diberikan oleh Pak Wida menjelaskan bahwa urusan Iman hanya merupakan urusan yang sangat pribadi antara seorang hamba dengan Tuhanya, Bukankah dalam Qs.29:2-3 dinyatakan bahwa hanya Allah yang mengetahui orang2 yang benar dan orang-orang dusta??? Saya mau tanya sama Pak Wida apakah dengan rumusan rukun Iman yang 6 dan Rukun Islam yang 5 bisa menjadi tools dalam menilai keimanan seseorang??;) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote: Ya betul mbak Chae bahwa iman itu letaknya di hati sehingga tidak ada seorangpun yang bisa menilai isi hati seseorang. Namun di dalam al-Qur'an sering kali pernyataan iman itu diminta pembuktiannya. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar (imannya) dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta (imannya). QS 29:2-3 Dan masih banyak ayat-ayat al-Qur'an yang senada dengan di atas yang intinya bahwa iman itu memerlukan pembuktian. Di dalam Islam rukun iman itu ada 6. Iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada kitab suci, iman kepada nabi, iman kepada hari akhirat dan iman kepada taqdir (baik atau buruk). Seluruhnya menjadi satu tanpa bisa dipecah-pecah. Karena memisahkan salah satu dari rukun iman itu akan membuat cacat keimanan terhadap rukun iman yang lainnya. Dan kadar keimanan seorang muslim terhadap seluruh rukun iman itu, merupakan parameter untuk menilai kondisi keimanan seseorang. Apakah baik? buruk? naik? turun? sehat? sakit? utuh? atau hancur dan terlepas. Dalam hal ritual-ritual agama Islam, maka melaksanakannya merupakan wujud dari iman seorang muslim terhadap kenabian nabi Muhammad. Seorang nabi adalah dokter ruhani, yang memberikan obat dan petunjuk bagaimana memelihara kesehatan dan kebersihan ruhani (jiwa). Seorang nabi juga seorang penunjuk jalan, jalan menuju keselamatan yang hakiki pada kehidupan akhirat. Maka wujud keimanan kita terhadap seorang nabi adalah dengan melaksanakan sunnah-sunnah nya, termasuk ritual ibadah yang ia lakukan. Karena segala sunnahnya dan ibadah yang ia lakukan, sesungguhnya merupakan jalan yang ia tunjukkan bagi umatnya untuk ditempuh. Itulah Syariat (jalan). Maka apakah kita akan percaya kepada diri kita sendiri dalam meracik obat bagi kesehatan dan kebersihan ruhani kita? Atau kita percaya kepada diri kita sendiri untuk mencari jalan keselamatan pada kehidupan akhirat? Maka menuruti ritual-ritual ibadah dan sunnah-sunnah nabi Muhammad, adalah wujud dari keimanan kita kepadanya. Kepada jalan keselamatan yang ditunjukkannya bagi kita. Mungkin mbak Chae hanya ingin mengkhususkan kepada muslimah yang tidak memakai kerudung. Selama ia masih berpakaian sopan, semoga kondisi imannya pun masih baik. Tetapi jangan melebar kepada ritual2 ibadah lain yang sudah jelas statusnya dalam Islam sebagai salah satu Rukun Islam yang 5! Kita akan sulit membayangkan seorang muslim yang meninggalkan shalat 5 waktu lalu mengatakan imannya baik-baik saja. Tidak! Menurut saya, salah satu rukun imannya pastilah sedang sakit, walaupun tidak semua rukun imannya. Sehingga menghukumi dia dengan kufur pun tidak diperbolehkan. Tetapi kondisi imannya juga tidak bisa kita katakan baik-baik saja atau sehat. Siapa yang tidak suka dengan sunnah-sunnahku, ia tidak termasuk ke dalam umatku. (nabi Muhammad) Salam, Chae [EMAIL PROTECTED] Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 06/16/2006 04:28 PM Please respond to wanita-muslimah@yahoogroups.com To wanita-muslimah@yahoogroups.com cc Subject [wanita-muslimah] Re: Patokan Umum-- Beragama Penjelasan Pak Ary sudah bisa mewakili apa yang saya maksudkan...mudah-mudahan dapat dipahami Pak Wida. Tambahan dari saya sedikit saja bahwa apa yang tidak bisa dideteksi panca indra tentu tidak bisa di nilai, karena itu keimaman pun sesuatu yang tidak bisa di nilai. sebab itu jangan pernah menilai keimanan seseorang apalagi dengan menggunakan atribut2, simbol2 ataupun dengan ritual2 keagamaan. Untuk itu saya tidak setuju jika jilbab digunakan sebagai alat penilai keimanan seseorang, status haji ataupun ritual2 agama lainya. Biarlah keimanan seseorang menjadi sesuatu yang personal dinana merupakan hubungan yang mesra antara sang Khaliq dan Hamba-Nya. Sedangkan agama
Re: [wanita-muslimah] Re: Patokan Umum-- Beragama
Ya betul mbak Chae bahwa iman itu letaknya di hati sehingga tidak ada seorangpun yang bisa menilai isi hati seseorang. Namun di dalam al-Qur'an sering kali pernyataan iman itu diminta pembuktiannya. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar (imannya) dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta (imannya). QS 29:2-3 Dan masih banyak ayat-ayat al-Qur'an yang senada dengan di atas yang intinya bahwa iman itu memerlukan pembuktian. Di dalam Islam rukun iman itu ada 6. Iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada kitab suci, iman kepada nabi, iman kepada hari akhirat dan iman kepada taqdir (baik atau buruk). Seluruhnya menjadi satu tanpa bisa dipecah-pecah. Karena memisahkan salah satu dari rukun iman itu akan membuat cacat keimanan terhadap rukun iman yang lainnya. Dan kadar keimanan seorang muslim terhadap seluruh rukun iman itu, merupakan parameter untuk menilai kondisi keimanan seseorang. Apakah baik? buruk? naik? turun? sehat? sakit? utuh? atau hancur dan terlepas. Dalam hal ritual-ritual agama Islam, maka melaksanakannya merupakan wujud dari iman seorang muslim terhadap kenabian nabi Muhammad. Seorang nabi adalah dokter ruhani, yang memberikan obat dan petunjuk bagaimana memelihara kesehatan dan kebersihan ruhani (jiwa). Seorang nabi juga seorang penunjuk jalan, jalan menuju keselamatan yang hakiki pada kehidupan akhirat. Maka wujud keimanan kita terhadap seorang nabi adalah dengan melaksanakan sunnah-sunnah nya, termasuk ritual ibadah yang ia lakukan. Karena segala sunnahnya dan ibadah yang ia lakukan, sesungguhnya merupakan jalan yang ia tunjukkan bagi umatnya untuk ditempuh. Itulah Syariat (jalan). Maka apakah kita akan percaya kepada diri kita sendiri dalam meracik obat bagi kesehatan dan kebersihan ruhani kita? Atau kita percaya kepada diri kita sendiri untuk mencari jalan keselamatan pada kehidupan akhirat? Maka menuruti ritual-ritual ibadah dan sunnah-sunnah nabi Muhammad, adalah wujud dari keimanan kita kepadanya. Kepada jalan keselamatan yang ditunjukkannya bagi kita. Mungkin mbak Chae hanya ingin mengkhususkan kepada muslimah yang tidak memakai kerudung. Selama ia masih berpakaian sopan, semoga kondisi imannya pun masih baik. Tetapi jangan melebar kepada ritual2 ibadah lain yang sudah jelas statusnya dalam Islam sebagai salah satu Rukun Islam yang 5! Kita akan sulit membayangkan seorang muslim yang meninggalkan shalat 5 waktu lalu mengatakan imannya baik-baik saja. Tidak! Menurut saya, salah satu rukun imannya pastilah sedang sakit, walaupun tidak semua rukun imannya. Sehingga menghukumi dia dengan kufur pun tidak diperbolehkan. Tetapi kondisi imannya juga tidak bisa kita katakan baik-baik saja atau sehat. Siapa yang tidak suka dengan sunnah-sunnahku, ia tidak termasuk ke dalam umatku. (nabi Muhammad) Salam, Chae [EMAIL PROTECTED] Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 06/16/2006 04:28 PM Please respond to wanita-muslimah@yahoogroups.com To wanita-muslimah@yahoogroups.com cc Subject [wanita-muslimah] Re: Patokan Umum-- Beragama Penjelasan Pak Ary sudah bisa mewakili apa yang saya maksudkan...mudah-mudahan dapat dipahami Pak Wida. Tambahan dari saya sedikit saja bahwa apa yang tidak bisa dideteksi panca indra tentu tidak bisa di nilai, karena itu keimaman pun sesuatu yang tidak bisa di nilai. sebab itu jangan pernah menilai keimanan seseorang apalagi dengan menggunakan atribut2, simbol2 ataupun dengan ritual2 keagamaan. Untuk itu saya tidak setuju jika jilbab digunakan sebagai alat penilai keimanan seseorang, status haji ataupun ritual2 agama lainya. Biarlah keimanan seseorang menjadi sesuatu yang personal dinana merupakan hubungan yang mesra antara sang Khaliq dan Hamba-Nya. Sedangkan agama sendiri atau Din adalah suatu sistem, sistem yang mengatur bagaimana kita berinteraksi dengan sesama ciptaan-Nya untuk bisa menjadi satu dalam satu keharmoniandisinilah makna dalam La Ilah Ha Ilalllah Galang Dana Untuk Korban Gempa Yogya melalui Wanita-Muslimah dan Planet Muslim. Silakan kirim ke rekening Bank Central Asia KCP DEPOK No. 421-236-5541 atas nama RETNO WULANDARI. Mari berlomba-lomba dalam kebajikan, seberapapun yang kita bisa. === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links [Non-text portions of this
Re: [wanita-muslimah] Re: Patokan Umum-- Beragama
Bang Wida, Mungkin yang mbak Chae maksud itu beragama secara sosial. Beragama dalam dimensi personal memang seperti yang disebut bang Wida. Akan tetapi perlu disadari bahwa yang diyakini secara personal itu sangat beragam (lha wong namanya yang gaib kok). Sbg. contoh: Bismillah saya pada hakekatnya mengacu pada bayangan yang berbeda scr. personal dengan Bismillah-nya Bang Wida. Akan tetapi secara kelompok, kita semua mengakui dan bertoleransi dengan perbedaan itu dengan menganggapnya kira-kira mengacu pada bayangan yang sama. Kita tidak mungkin beragama secara sosial dengan mengurusi mengurusi urusan personal setiap orang yang niscaya berbeda agar menjadi sama, yang mungkin itu mengurus urusan sosialnya, yaitu moralitas (sosial)-nya. Dalam kaitan dengan jilbab, yakin atau tidak yakinnya seorang muslimah bahwa jilbab (harfiah) itu perintah Allah itu sifatnya personal.Selama hal itu dinisbahkan kepada acuan yang sama (Al-Quran), secara kelompok sudah seharusnya menganggap kedua pendapat itu sebagai keniscayaan (sama dengan bismillah di atas...). Sedangkan secara sosial, yang penting kelakuan orangnya, bukan pakaiannya. Misalnya: 1. dalam memilih pemimpin, tidak penting apakah orangnya sholatnya pake qunut atau tidak. Yang penting apakah memiliki kualitas pemimpin apa tidak. Yang pake qunut ataupun yang tidak, harus bisa memperlihatkan kualitas ini. 2. dalam memilih karyawati, tidak penting apakah orangnya berjilbab atau tidak. Yang penting apakah perempuan itu memiliki kualitas yang pas untuk pekerjaan itu. Kualitas di sini secara keseluruhan tentunya, termasuk bagaimana tingkah lakunya. Jika yang berjilbab lebih supel, gesit dan cekatan tentu saja yang berjilbab yang dipilih. Begitu juga sebaliknya. Yang berjilbab dan yang tak berjilbab semua berhak dites untuk pekerjaan itu. Semua berhak untuk dinilai secara proporsional. 3. dalam kegesitan berlari, tidak penting apakah orangnya pake burqa atau tidak. Tapi ketika dites lari, yang paling cepat yang diambil untuk tim olimpiade. Semua berhak dites, termasuk yang pake burqa sekalipun. Jangan marah jika karena pake burqa lalu larinya lambat lalu tidak dipilih ke tim olimpiade. Lalu bilang bahwa ini diskriminasi dlsb. Salam Ary - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, June 16, 2006 8:17 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Patokan Umum-- Beragama Beragama memang akan selalu dikaitkan dengan keimanan mbak Chae. Karena figur sentral dari agama itu memang tidak bisa dideteksi oleh panca indera. Termasuk juga kabar-kabar futuristik seperti hari kiamat, hari akhirat, syurga dan neraka. Oleh karenanya beragama memang akan meyakini hal-hal ghaib seperti itu, yaitu yang tidak bisa dideteksi oleh panca indera tetapi bisa dicerna oleh akal dan hati. Di dalam Islam selalu dikatakan, bahwa untuk berbahagia di hari kemudian (setelah kematian) maka seseorang itu harus beriman dan beramal shaleh. Kedua-duanya tidak bisa dipisahkan. Beriman berarti menyembah Tuhan yang benar, bukan berhala, dan tuhan-tuhan yang lain. Kemudian meyakini kabar-kabar ghaib tentang kehidupan akhirat, malaikat, kepastian hari kiamat, dlsb. Tanpa keimanan ini maka pembentukan yang kedua tidak akan berhasil. Yaitu untuk beramal shalih, dengan kata lain baik moralnya. Baik dalam standar yang ditentukan oleh Tuhan. Dalam kedua hal itu, beramal shalih, atau bermoral baik dapat menjadi kesepakatan yang umum. Banyak moral-moral agama yang bisa menjadi kesepakatan bersama. Adapun dalam hal iman, maka hal itu masing-masing. Tidak ada paksaan dalam hal keyakinan. Masing-masing kelak akan bertanggung jawab akan hal keimanannya masing-masing. Salah atau benar iman seseorang, maka hasilnya akan kita lihat tepat ketika kita masuk ke dalam kubur. Itulah makna pertanyaan dalam kubur Siapa Tuhanmu, siapa nabimu, apa kitabmu, dlsb. dalam hadits nabi SAW. Itu adalah hakikat terbukanya kebenaran bagi setiap orang untuk pertama kalinya. Apakah imannya benar atau salah. Sedangkan kesalahan dalam hal amal (amal buruk, bukan amal shalih) akibatnya bisa kontan kita terima di dunia ini. WalLaahu a'lam. Chae [EMAIL PROTECTED] Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 06/15/2006 05:40 PM Please respond to wanita-muslimah@yahoogroups.com To wanita-muslimah@yahoogroups.com cc Subject [wanita-muslimah] Re: Patokan Umum-- Beragama Itulah refott nya kalau beragama dikaitkan dengan keimanan...padahal (menurut saya sehhh:) agama hanya berkaitan dengan masalah moral saja. Semakin bagus moralnya semakin bagus agamanya..apapun agama yang di anutnya Kalau ndak salah kan ada beberapa kali Qur'an sendiri mengingatkan Nabi untuk ndak ngurusin Iman seseorang yang musti di nilai manusia hanya sebatas moral... tapi ini pendapat pribadi jadi kalau salah dimaklumi;) Galang Dana Untuk Korban Gempa Yogya melalui Wanita-Muslimah dan Planet Muslim. Silakan kirim ke rekening Bank Central Asia KCP DEPOK
RE: [wanita-muslimah] Re: Patokan Umum-- Beragama
Sebenarnya, inti dari peri keagamaan itu ya pada QS 2:152, 17: 72, 2:223, dan 18:110. Pada 2:152, yang ada ialah EGOLESS. Lalu, kita manifestasikan hidup ini dengan bersyukur yaitu menciptakan nilai tambah dalam hidup ini. Pada 17:72, manusia harus mengetahui dan mengenal Tuhan sekarang ini. Sebab, barangsiapa yang tidak mengenal-Nya sekarang, nanti di akhirat pun tak akan mengenal-Nya. Padahal, tiada kenikmatan hidup yang melebihi kenikmatan melihat Wajah Tuhan. Lihat 75:22-23. Pada 2:223 kita harus belajar serius bahwa hubungan seksual itu sejatinya merupakan sarana untuk menjumpai Allah. Pada 18:110, kita harus beramal saleh yang dilandasi ketauhidan murni --EGOless-- agar berjumpa dengan Allah. Wassalam, Chodjim Yahoo! Groups Sponsor ~-- Something is new at Yahoo! Groups. Check out the enhanced email design. http://us.click.yahoo.com/SISQkA/gOaOAA/yQLSAA/aYWolB/TM ~- Galang Dana Untuk Korban Gempa Yogya melalui Wanita-Muslimah dan Planet Muslim. Silakan kirim ke rekening Bank Central Asia KCP DEPOK No. 421-236-5541 atas nama RETNO WULANDARI. Mari berlomba-lomba dalam kebajikan, seberapapun yang kita bisa. === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/