[yonsatu] Re: [anggota] Re: Perasaan Kebangsaan
membaca komentar mas Wim, sukris jadi penasaran, ingin tahu harga jual sebuah cn-235 utk pesawat penumpang seperti yang digunakan merpati jurusan jakarta bandung pp berapa ya ? penasaran pingin menghitung bila pesawat itu full capacity dikalikan harga jual tiket yang setara dengan deraya apakah masih bisa nutup biaya operasional, pemeliharaan dan angsuran pesawat ? saya sungguh kuatir pesawat ini dan model andalan kita n-250 di-design terlalu canggih hingga harga jualnya kelewat mahal berakibat harga jual tiketnya akan kelewat tinggi (di Indonesia) yang akhirnya akan kalah bersaing dengan operator pesawat tua..lho terus piyemau dijual kemana pesawat itu ? jelas bukan untuk konsumsi dalam negeri..lain halnya jika jaman tidak berubah dan proteksi masih berlangsung..dulu mau masukin sebuah pesawat cessna saja waduh susahnya bukan main karena adanya proteksi ini sukris takut membikin pesawat seperti n-250 mirip dengan seorang lulusan teknik sipil/arsitek berkesempatan membangun rumah sendiri dan tidak tahan menahan nafsu untuk membeli material/bahan melebihi budget yang semula kita tentukan ..saat jalan-jalan di rawasari atau pinangsia akan terjadi perdebatan Ma...sepertinya lantainya pakai yang ini lebih bagus deh..; pakai grendel/kunci yang merek ini lebih mahal sedikit tapi akan lebih awet.dst... ujung-ujungnya tahu sendiri... memang sungguh nyata benar bedanya membandingkan instrument/avionik di cockpit dc-9/boeing 737 200 dengan cn-235 apalagi dengan n-250 (sistem kemudi fly by wire ?) sama dengan membandingkan kompor rinnai dengan buatan garland...belum bicara engine, landing gear..walah... maaf ngelantur di milis inisekali lagi mohon informasi dari rekan-rekan yang mungkin tahu harga cn-235 atau bahkan n-250 ? sekedar penasaran... - Original Message - From: wimoko gardjito [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, August 12, 2003 5:51 PM Subject: [yonsatu] Re: [anggota] Re: Perasaan Kebangsaan PTDI ??? Akibat kesalahan men-desain pesawat ??? -Original Message- From: Syafril Hermansyah [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: Monday, August 11, 2003 11:51 PM Subject: [yonsatu] Re: [anggota] Re: Perasaan Kebangsaan On Mon, 11 Aug 2003 12:48:08 +0200 [EMAIL PROTECTED] (HC) wrote: [ ... ] Sebagai seorang yang telah turut serta mengabdi dan ikut membesarkan PTDI tentu saja saya sangat sedih jika PTDI harus dijual kepada pihak ketiga (sudah pasti pihak asing), apalagi di likuidasi, yang tak lebih tak kurang itu semua diakibatkan oleh kesalahan management PTDI selama 20 tahun lebih. -- Binary/unsupported file stripped by Listar -- -- Type: image/gif -- File: PTDI.gif --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED] --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]
[yonsatu] Re: OOT - Surat Kepada Presiden
Jon, tu anak lupa bilang, jangan bilang suami...hehehe -Original Message- From: Akhmad Bukhari Saleh [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, August 14, 2003 3:55 PM To: Yon-I/ITB, Internal; Yon-I/ITB Subject: [yonsatu] OOT - Surat Kepada Presiden -- Pemenang Pertama Lomba Menulis Surat untuk Presiden Tingkat Nasional, Kategori Kelas I-III SD Dalam Rangka Hari Anak 2003. -- Dewan Juri: Seto Mulyadi, Riris K. Toha Sarumpaet, Tika Bisono, Agus R. Sarjono Kepada Yang Terhormat Presiden Republik Indonesia Megawati Di Istana Assalaamualaikum, Ibu Mega, apa kabar? Aku harap ibu baik-baik seperti aku saat ini. Ibu, di kelas badanku paling tinggi. Cita-citaku juga tinggi. Aku mau jadi presiden. Tapi yang baik. Presiden yang pintar, bisa buat komputer sendiri. Yang tegas sekali. Bisa bicara 10 bahasa. Presiden yang dicintai orang-orang. Kalau meninggal masuk surga. Ibu sayang, Bunda pernah cerita tentang Umar sahabat Nabi Muhammad. Dia itu pemimpin. Umar suka jalan-jalan ke tempat yang banyak orang miskinnya. Tapi orang-orang tidak tahu kalau itu Umar. Soalnya Umar menyamar. Umar juga tidak bawa pengawal. Umar jadi tahu kalau ada orang yang kesusahan di negeri dia. Bisa cepat menolong. Kalau jadi presiden, aku juga mau seperti Umar. Tapi masih lama sekali. Harus sudah tua dan kalau dipilih orang. Jadi aku mengirim surat ini mau sekarang mengajak ibu menyamar. Malam-malam kita bisa pergi ke tempat yang banyak orang miskinnya. Pakai baju robek dan jelek. Muka dibuat kotor. Kita dengar kesusahan rakyat. Terus kita tolong. Tapi ibu jangan bawa pengawal. Jangan bilang-bilang. Kita tidak usah pergi jauh-jauh. Di dekat rumahku juga banyak anak jalanan. Mereka mengamen mengemis. Tidak ada bapak ibunya. Terus banyak orang jahat minta duit dari anak-anak kecil. Kasihan. Ibu Presiden, Kalau mau, ibu balas surat aku ya. Jangan ketahuan pengawal nanti ibu tidak boleh pergi. Aku yang jaga supaya ibu tidak diganggu orang. Ibu jangan takut. Presiden kan punya baju tidak mempan peluru. Ada kan seperti di filem? Pakai saja. Ibu juga bisa kurus kalau jalan kaki terus. Tapi tidak apa. Sehat. Jadi ibu bisa kenal orang-orang miskin di negara Indonesia. Bisa tahu sendiri tidak usah tunggu laporan karena sering ada korupsi. Sudah dulu ya. Ibu jangan marah ya. Kalau tidak senang aku jangan dipenjara ya. Terimakasih. Dari Abdurahman Faiz Kelas II SDN 02, Cipayung, Jakarta Timur. --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED] --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]
[yonsatu] Re: Mars
Terimakasih Kang Tutun , nampaknya peristiwa ini harus kita lihat pada jaman sekarang , karena kenampakan berikutnya kita sudah tidak sempat melihatnya lagi ,... Paling bagus dilihat jam berapa ?? Mungkin pak Kunjaya dan Bang Suryadi Siregar bisa memberikan guidance?? Wassalam , Priyo PS -Original Message- From: Suntana [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Date: Mon, 11 Aug 2003 21:37:16 +0700 Subject: [yonsatu] Mars Ini saya forward informasi dari milis tetangga : http://www.space.com/spacewatch/mars_preview_021108.html Be sure to mark your calendar and remember to watch!! MARK AUGUST 27th ON YOUR CALENDAR! MARS WILL APPEAR AS BIG AS THE MOON! FIRST TIME IN AT LEAST 5,000 YEARS! Never again in your lifetime will the Red Planet (Mars) be so spectacular! This month and next, Earth is catching up with Mars, an encounter that will culminate in the closest approach between the two planets in recorded history. The next time Mars may come this close is in 2287. Due to the way Jupiter's gravity tugs on Mars and perturbs its orbit, astronomers can only be certain that Mars has not come this close to Earth in the last 5,000 years but it may be as long as 60,000 years. On August 27, Mars will come within 34,649,589 miles and will be (next to the moon) the brightest object in the night sky. It will attain a magnitude of -2.9 and will appear 25.11 arc seconds wide. At a modest 75-power magnification Mars will look as large as the full moon to the naked eye. Mars will be easy to spot. At the beginning of August, Mars will rise in the east at 10 p.m. and reach its azimuth at about 3 a.m. But by the end of August when these two planets are closest, Mars will rise at nightfall and reach its highest point in the sky at 12:30 a.m. That's pretty convenient when it comes to seeing something that no human has seen in recorded history. So don't miss it---mark your calendar at the beginning of August to see Mars grow progressively brighter throughout the month. Share this with your friends, children and grandchildren. No one alive today will ever see this again!!! --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED] --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]
[yonsatu] No, not finished yet It just point to start [ was Re: [yonsatu]Finish]
On Sat, 9 Aug 2003 17:46:03 -0700 (PDT) EVY ARYANTI [EMAIL PROTECTED] wrote: (Restrukturisasi hutang)/Konversi hutang PT DI menjadi saham equity/PMS adalah untuk penyelamatan PT DI jangka pendek/meyelesaikan proyek/pekerjaan terkontrak (sampai akhir tahun 2003). Dalam hal ini pemerintah pada hakekatnya sudah meyetujui tapi masih harus dibicarakan dulu dengan DPR karena menyangkut RDI (Rekening Dana Investasi). Sedangkan suntikan modal berupa 'cash bond' diperlukan untuk modal kerja selanjutnya (jangka panjang). Ini yang oleh Meneg BUMN dikatakan pemerintah tidak punya uang/dananya, sedangkan Menperindag mengatakan 'bisa diusahakan'. Sesuai dg dugaan saya dari awal, bhw langkah penyelamatan ini adalah *jangka pendek*, s/d terselesaikannya pending order dari customer saja, setelah itu wallahu alam bisawab :-) Saya yakin tanpa ada perubahan mendasar dari visi dan cara kerja PT DI maka tahun mendatang problem akan timbul lagi, dan minta lagi ke Pemerintah dana talangan dg mengatas namakan untuk kepentingan rakyat dan meminta rakyat melakukan keberpihakan yg sebenarnya hanya membebani rakyat yg skr ini sdh berat menanggung beban :-( Dunia sudah berubah, bahkan sejak tahun 1997 (sejak masa krisis dimulai) perubahan itu berjalan demikian cepat sampai banyak orang ngomong teori ekonomi sdh usang, tdk bisa lagi mengantisipasi perubahan yg terjadi. Dunia yg berubah menuntut kita juga berubah, semua institusi yg masih menggunakan cara lama, cara yg dulu proven bisa membuat insitusi tumbuh dan berkembang pasti mati jika tidak berubah. Kalau boleh saya menyarankan, ubahlah visi PT DI untuk realistis melihat kenyataan, jangan hanya mimpi. Ubah cara kerja dan visi yg sekarang sudah terbukti tidak jalan, menjadi institusi yg responsif terhadap perubahan lingkungan. Saya menyarankan agar semua divisi-2x yg ada sekarang ini di bubarkan, dan bentuk/ubah menjadi Strategical Business Unit. Bentuk SBU-2x itu sesuai dg kompetensi PT DI saat ini dan yg diinginkan menjadi kompetensi PT DI di masa yad. Bagi semua asset yg ada ke SBU-2x ini, dan monitor/nilai mereka berdasarkan Return On Investment, tidak ada lagi sebutan divisi/deparment yg cost center, profit center dst; semua bagian dari SBU adalah profit center. Gaji, tunjangan, fasilitas semua dikaitkan dg net profit dari SBU, jika SBU hasilnya sedikit maka gaji ya sedikit; kalau mau gaji besar ya tingkatan pendapatan SBU. Ubah sistem akuntansi yg ada dari Full Costing menjadi standard cost, shg memudahkan pembebanan biaya dan profit secara cepat, dg demikian management bisa mendapatkan snapshoot kondisi perusahaan sesegera mungkin (bahkan bisa dibilang, setiap saat dia mau). Dan yg jauh lebih penting dari segalanya : Say Goodbye to KKN!!! Satu tips tambahan, pengertian Customer harus diubah. Customer adalah next process, y.i. orang atau institusi yg menikmati hasil kerja kita. Customer tidak selalu pihak luar, customer bisa saja berada didalam organisasi kita sendiri, y.i. orang/bagian yg melanjutkan hasil kerja kita. Jika setiap orang/bagian punya visi give the best to the customer, maka suka tidak suka, end user produk Anda akan mendapat hasil kerja berkualitas. Dari semua BUMNIS yg ada, saya lihat yg masih rada survive adalah PT INTI. PT INTI beruntung pernah memiliki Dirut yg berlatar belakang Finance (Pak Setyanto), pada masanyalah di PT INTI dibentuk SBU-2x. Walaupun sekarang Pak Setyanto tdk lagi menjabat disana, shg arahan mengenai SBU yg baik dan benar mungkin sdh berkurang, akan tetapi apa yg pernah diberikan itu rupanya membekas, dan membuatnya lbh bisa survive. Coba hubungi PT INTI, barangkali bisa belajar dari mereka soal penerapan SBU ditempat Anda (salah satu member Milis ini juga di PT INTI, hubungi Ibu Erna, mail address [EMAIL PROTECTED]). Dalam UU BUMN yang baru masih ada definisi tentang industri strategis tapi konsepnya memang agak berbeda dengan yang dulu. Ada dua kategori untuk industri strategis dalam UU tsb yaitu 'komersil' atau 'publik'. Definisi inilah yang membuat perbedaan visi antara Meneg BUMN dengan Menperindag dan Menristek. Kategori 'komersil' itu juga dipertanyakan oleh seorang pengamat ekonomi, karena tidak sesuai dengan Pasal 33 UUD'45 dan cenderung pada prinsip negara kapitalis. Sebagai rakyat, saya tidak perduli mau pakai cara kapitalis atau cara apapun (Pak Djoni Saleh sdh menuliskan dg baik sekali mengenai arti strategis dari sudut pandang rakyat). Untuk rakyat yg penting tercapainya sila ke 5 (Kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia). Pembicaraan mengenai privatisasi sdh berjalan lama, sdh sangat sering dibicarakan di banyak milis termasuk di milis ini. Dan s/d saat ini saya masih konsisten bhw privatisasi itu harus terus dilakukan, privatisasi dalam arti perusahaan beroperasi sepenuhnya dg cara private (swasta). Coba sekarang kita lihat sejenak beda antara perusahaan swasta dg BUMN. Perusahaan Swasta didanai oleh swasta, pemerintah tidak keluar dana (kecuali jika ingin PMP tentu saja, dan ini
[yonsatu] Re: [anggota] Re: Perasaan Kebangsaan
Salam kembali rekanita Evy, meskipun saya belum kenal anda secara raga, tapi ide-ide nya sedikit banyak bisa saya tangkap. Selamat berjuang. EVY ARYANTI [EMAIL PROTECTED]To: [EMAIL PROTECTED] ahoo.comcc: Subject: [yonsatu] Re: [anggota] Re: Perasaan Kebangsaan 08/08/03 09:28 AM Please respond to yonsatu Wah, kelihatannya perdebatannya makin seru nih. Ilmunya pada keluar semua. Saya ikutan lagi di bagian terakhirnya aja deh, untuk bikin kesimpulannya. Mungkin akan lebih seru lagi jika topiknya diperluas ke area yang lain (politik, sosbud dsb). Salam untuk P'Ongki. Evy. [EMAIL PROTECTED] wrote: Dalam pandangan saya, pola fikir para pengambil keputusan masih terpaku pada quick yielding, sehingga tentu pandangannya akan mengarah kepada trading business, kalau tidak mau disebut lebih miris lagi mengarah pada broker business. Masak sih ? Apakah Regulasi dibidang telekomunikasi kita sekarang di tangani oleh Singapore ? Apakah regulasi Semen kita sekarang ditangani Mexico ? - Saya fikir arahnya bukan kesana. Dalam kasus Indosat dan Semen Gresik menjadi milik Singapura dan Mexico (mayoritas ?) bukan berarti regulasi dalam industrinya di atur Singapura dan Mexico. Namun control terhadap wealth daripada perusahaan tersebut menjadi di tangan pemilik baru tersebut. Seandainya privatisasinya hanya sampai batas 49 % maximum kontrol tetap ada di sini. Yang saya maksud dengan pola fikir quick yielding terlihat dari beberapa kebijakan dalam pengembangan industri. Salah satu contoh dalam hal CPO, kita (baca PTPN dan swasta nasional lainnya) cenderung memproduksi buah sawit dan mengolah jadi CPO/PKO di CPO/PKO mill, bukan refined product atau turunannya. Demikian juga dengan Oil and Gas, kita cenderung mengembangkan produksi untuk menjual/mengexport crude instead of refined product dan turunannya. Refined product dan turunan ini nantinya akan kita impor kembali dari luar, seperti Singapore (untuk kasus oil and gas), dan Belanda atau Malaysia (dalam kasus minyak nabati). Lihat kejadian sekitar tahun 1990 an, dalam kasus minyak nabati. Begitu kampanye US tentang jeleknya minyak sawit buat kesehatan (untuk memproteksi minyak soyabean mereka) gagal dan ternyata refining dan oleochemical plant mereka kekurangan bahan baku karena produksi soyabean sudah maksimal, mereka melirik SE Asia untuk sumber bahan baku (baca CPO). Reaksi Indonesia dan Malaysia berbeda. Malaysia bereaksi dengan membangun industri Oleochemical di Port Klang, dan tetap menguasai industri hulu, yang makin ke hilir makin sedikit share Malaysianya, tetap mereka tetap 100 % menguasai kebun sawit. Hasilnya sekarang, Malaysia menjadi produsen oleochemical terbesar di dunia (yang berasal dari CPO). 70 % CPO Malaysia diolah menjadi produk derivative yang berdaya jual tinggi dengan presentasi kontrol 70 % juga, dan 30 % diolah jadi minyak goreng dan produk konsumsi langsung lainnya untuk kebutuhan domestik. Karenanya Malaysia menjual ke luar adalah dalam bentuk produk derivative. Sementara kita hanya mengolah kurang dari 10 % menjadi produk derivative, dan sekitar 30 % untuk minyak goreng, sisanya kita ekspor dalam bentuk real crude palm oil, bukan refined. Karena bagi kita it's faster to sell the CPO. Sudah selayaknya kita berkaca ke negara-negara tetangga seperti Korea, atau bahkan Malaysia, yang dengan gigih dan sangat berfihak kepada industri mereka selama kurun waktu 15 - 25 tahun terakhir. Sepertinya selama ini(atau paling tidak akhir-akhir sejak orde baru runtuh), kita lebih berkaca kepada Singapura dan Hongkong, yang mengandalkan trading dan services. Negara kita adalah negara besar dengan 200 juta penduduk, tidak bisa hanya mengandalkan trading and services. Singapura dan Hongkong yang kecil tentu bisa mengandalkan ini, dengan asumsi bahwa production center mereka adalah negara-negara sekitarnya. Sudah lihat China yg habis-2x an melakukan privatisasi ? Penduduk dan luas negaranya berlipat dari kita lho. - China memprivatisasi industrinya dengan segala keberfihakannya. Tolong simak pola privatisasi mereka
[yonsatu] Re: Strategi Penyelamatan Batalyon I/ITB
WCDS, Ok, Kalau begitu. Jadi tahap berikutnya adalah 5W + 1 H (When, Where, What, Who, Why dan How). Bagaimana P' Priyo dan P' Hermanto K ? I am waiting. Evy S. Hermanto Kosasih [EMAIL PROTECTED] wrote: WCDS, Wah, membaca tulisan rekan Evy, rasanya sudah sangat lengkap, tinggal bagaimana kita membuat Planning dan Organisasinya. Sesuai dengan pengalaman saya dan pekerjaan saya saat ini di bidang Training, maka saya menawarkan diri untuk berpartisipasi bersama rekan-rekan lainnya dalam Point 4: ...Merancang program-program pelatihan/training/course yang berkaitan dengan Learning Skill, Leadership and Management dll Salam, Hermanto Kosasih PRIME CONSULTING Menara Imperium LG-15, Kuningan - Jakarta 021-8353995 ; 0818 808685 www.primeconsulting.cjb.com -Original Message- From: EVY ARYANTI [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Sunday, August 10, 2003 7:01 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [yonsatu] Strategi Penyelamatan Batalyon I/ITB WCDS, STRATEGI PENYELAMATAN BATALYON I/ITB Langkah konkrit yang bisa dilakukan agar Batalyon I/ITB dapat survive dan berkembang adalah sbb: 1. Mengubah citra diri/image. Caranya: - Aktif melakukan sosialisasi ke dalam lingkungan kampus mengenai konsep pedirian, pendidikan dan pengembangan Batalyon I/ITB, lewat SG (Studium General) dsb. - Menganalisa root cause/akar masalah dari menurunnya minat mahasiswa ITB untuk masuk ke Batalton I/ITB. Caranya dengan melakukan survey/questioner kepada mahasiswa ITB. Survey/pengisian questioner bisa dilakukan paralel dengan SG (Studium General). - Tidak bersikap ekslusif dan menjalin hubungan/relasi yang lebih baik dengan himpunan-himpunan dan KM/BEM, dengan berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan-kegiatan mereka. 2. Mensosialisasikan/mempublikasikan secara terus-menerus konsep 'Resimen Pendidikan'/ROTC (yang dibuat oleh P' Iftikar dkk) lewat seminar, training, forum, workshop dsb, agar konsep tsb bisa segera ditanggapi/diapprove dan direalisasikan oleh Penyelenggara ITB. 3. Mendesign kurikulum pendidikan menwa-ITB yang lebih berorientasi pada peningkatan kompetensi menjadi manusia unggul/manusia pembelajar dan mempersiapkan/membekali anggota Yon I/ITB dengan skill/knowledge/concepts/tools/informations/experiences dsb yang dibutuhkan untuk mencapai 'better achievements' dan akhirnya diharapkan para anggota Yon I/ITB bisa lulus sebagai 'sarjana plus'. NB: Konsep Kurikulum Menwa/Program Sarjana Plus sudah dibuat oleh P' Syarif Hidayat (Angkatan XXII) dan pernah dipresentasikan dalam acara HANATA bulan januari kemarin. Kita tinggal memperkaya dan mengembangkan konsep yang sudah sangat bagus itu. Sayangnya saya tidak bisa hadir dalam acara itu (Halo P' Syarif Hidayat, How are you ?, Are you here ?, Bisakah konsep anda di-email ke miling list ini ?) 4. Merancang program-program pelatihan/training/course yang berkaitan dengan Learning Skill, Leadership and Management dll., yang bersifat 'high content', 'advanced' dan 'interesting/menarik' untuk internal batalyon dan untuk umum (mahasiswa ITB) sebagai usaha promosi bagi Yon I/ITB agar mahasiswa ITB bisa mengetahui apa 'nilai tambah/added value' jika masuk Batalyon I/ITB (untuk kepentingan rekruitment anggota baru), dan bisa dikembangkan juga menjadi 'bisnis' batalyon/yayasan GWB, yang keuntungannya bisa menambah income/pemasukkan bagi batalyon. Learning Skills: 'Quantum Learning', 'Learning Revolution', 'Spiritual Question/Transcedential Intelligence/kecerdasan Ruhaniah', 'Menjadi Manusia Pembelajar', 'Berpikir Lateral', 'Effectif Presentation/Discussion Skill/Presenting skill', 'System Teknik Memory/Memorizing Skill', 'Mind Mapping/Make Note/Summary Skill', 'Reading Skill/Teknik Membaca Cepat', 'Listening Skill' dsb. Leadership and Management: 'Motivasi/Achievement Motivation', 'Decision Making Problem Analysis', 'Leadership', 'Followership', 'Creating Exceleent', 'Effective Personality', 'Human Relation', 'Communication Skill', 'Training for Trainer' (ada konsep baru), 'Resource Management', 'Time Management', dsb. NB: Kebetulan saya punya buku-buku/materi/modul untuk trainings/courses di atas (tidak semua, tapi sebagian besar ada). Tinggal dari para alumni siapa yang bersedia untuk mempelajari dan mengajarkannya untuk adik-adik di Yon I/ITB, kita bisa bagi-bagi tugas. Trainings/Courses-nya bisa dijadikan satu paket atau dipecah-pecah sesuai kebutuhan atau pasar (jika nantinya ingin dibisniskan). Mungkin untuk umum (mahasiswa ITB), awalnya gratis dulu untuk promosi agar banyak yang berminat masuk ke Yon I/ITB. Materi training harus didesign 'high content' dan 'menarik/interesting', misalnya disertai dengan simulasi-simulasi di kelas dan di lapangan (untuk simulasi lapangan bisa dipadukan dengan ketrampilan militer, misalnya ada main perang-perangan-nya, menggunakan senjata cat, seperti yang dilakukan pada training leadership-nya AA'Gymnastiar dsb). Nama kursusnya juga dibuat menarik misalnya 'Super Course' atau 'Super Camp' dsb, whatever lah, dan dilakukan pada saat
[yonsatu] Re: Strategi Penyelamatan Batalyon I/ITB
Mas Pri, Kapan pertemuan yang akan datang? Akan saya jadwalkan dan prioritaskan. Saya mohon maaf tidak dapat hadir dalam pertemuan yang lalu, tapi untung masih dapat kiriman foto dan berita pertemuan tersebut. Oh ya, dalam foto itu saya juga lihat Pak Aden, yang selalu saya ingat dan sering saya sharing-kan kata-kata beliau saat long-march dalam latihan kader dulu. Saya kutip di bawah ini, mungkin juga berguna buat rekan-rekan yang lain: A (Pak Aden): Masih ada berapa orang di belakang kamu?! H (Hermanto): Barangkali dua Pak! A : (dengan nada marah) Barangkali?! Itu nyawa teman kamu tahu! H : (wah saya malu bener, kok waktu itu saya cuek yah , mungkin karena kecapean juga) Disitu saya sadar, bahwa kita itu tidak pernah hidup sendiri, dan harus selalu peduli kepada teman-teman, termasuk yang di belakang. Terima kasih Pak Aden dan semua Senior dan rekan-rekan di Yon-I yang sudah membentuk mental saya menjadi seperti sekarang ini. Tetap kita pertahankan semangat Old Ekek Never Die, tetapi dengan visi baru sesuai panggilan dan tantangan di milineum ini. Hermanto -Original Message- From: Priyo Pribadi Soemarno [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Sunday, August 10, 2003 11:25 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [yonsatu] Re: Strategi Penyelamatan Batalyon I/ITB Rekan Hermanto Yth., Sewaktu Pertemuan CORPS tersebut , memang direncanakan akan dibuat program semacam LTC , Kursus tersebut didisain untuk berbagai kalangan dengan materi yang berbeda-beda . Untuk kalangan Umum , masyarakat luas , dalam hal ini harus dibuat kerjasama ITB dengan CORPS (Yayasan ??) , ditentukan kurikulum nya dan dijaring para pesertanya ,...misalnya para karyawan PEMDA yang saat ini harus menyesuaikan diri dengan paradigma baru pegawai negeri . Dibuat pula LTC atas pesanan beberapa perusahaan atau instansi pemerintah lainnya ,...kurikulumnya tentu berbeda ,.. Yang penting adalah LTC untuk kalangan mahasiswa sendiri ,.. Ini bisa didisain khusus , lintas Himpunan dan lintas UKM lainnya . Pengajarnya juga macam2 , bisa dicarikan yang benar2 ada waktu . Hermanto , nanti pada pertemuan berikut agar bisa datang , juga Evy ,.. Terimakasih atas masukannya ,Widya Castrena Dharma Siddha , Priyo PS - -Original Message- From: S. Hermanto Kosasih [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Date: Sun, 10 Aug 2003 23:00:51 +0800 Subject: [yonsatu] Re: Strategi Penyelamatan Batalyon I/ITB WCDS, Wah, membaca tulisan rekan Evy, rasanya sudah sangat lengkap, tinggal bagaimana kita membuat Planning dan Organisasinya. Sesuai dengan pengalaman saya dan pekerjaan saya saat ini di bidang Training, maka saya menawarkan diri untuk berpartisipasi bersama rekan-rekan lainnya dalam Point 4: ...Merancang program-program pelatihan/training/course yang berkaitan dengan Learning Skill, Leadership and Management dll Salam, Hermanto Kosasih PRIME CONSULTING Menara Imperium LG-15, Kuningan - Jakarta 021-8353995 ; 0818 808685 www.primeconsulting.cjb.com -Original Message- From: EVY ARYANTI [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Sunday, August 10, 2003 7:01 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [yonsatu] Strategi Penyelamatan Batalyon I/ITB WCDS, STRATEGI PENYELAMATAN BATALYON I/ITB Langkah konkrit yang bisa dilakukan agar Batalyon I/ITB dapat survive dan berkembang adalah sbb: 1. Mengubah citra diri/image. Caranya: - Aktif melakukan sosialisasi ke dalam lingkungan kampus mengenai konsep pedirian, pendidikan dan pengembangan Batalyon I/ITB, lewat SG (Studium General) dsb. - Menganalisa root cause/akar masalah dari menurunnya minat mahasiswa ITB untuk masuk ke Batalton I/ITB. Caranya dengan melakukan survey/questioner kepada mahasiswa ITB. Survey/pengisian questioner bisa dilakukan paralel dengan SG (Studium General). - Tidak bersikap ekslusif dan menjalin hubungan/relasi yang lebih baik dengan himpunan-himpunan dan KM/BEM, dengan berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan-kegiatan mereka. 2. Mensosialisasikan/mempublikasikan secara terus-menerus konsep 'Resimen Pendidikan'/ROTC (yang dibuat oleh P' Iftikar dkk) lewat seminar, training, forum, workshop dsb, agar konsep tsb bisa segera ditanggapi/diapprove dan direalisasikan oleh Penyelenggara ITB. 3. Mendesign kurikulum pendidikan menwa-ITB yang lebih berorientasi pada peningkatan kompetensi menjadi manusia unggul/manusia pembelajar dan mempersiapkan/membekali anggota Yon I/ITB dengan skill/knowledge/concepts/tools/informations/experiences dsb yang dibutuhkan untuk mencapai 'better achievements' dan akhirnya diharapkan para anggota Yon I/ITB bisa lulus sebagai 'sarjana plus'. NB: Konsep Kurikulum Menwa/Program Sarjana Plus sudah dibuat oleh P' Syarif Hidayat (Angkatan XXII) dan pernah dipresentasikan dalam acara HANATA bulan januari kemarin. Kita tinggal memperkaya dan mengembangkan konsep yang sudah sangat bagus itu. Sayangnya saya tidak bisa hadir dalam acara itu (Halo P' Syarif
[yonsatu] Re: CR-301 -Nembak pertama-
Joseph, Kayanya bukan Caper Sentot, tapi capa Siman Coba cerita lainnya lagi. wass rastihat - Original Message - From: Jo Wardi [EMAIL PROTECTED] To: YONSATU [EMAIL PROTECTED] Sent: Sunday, August 10, 2003 1:44 PM Subject: [yonsatu] CR-301 -Nembak pertama- Wcds rekan-rekan sekalian, Alkisah setelah teratur membaca milis yang muncul, saya bermaksud mengisi dengan selingan pengalaman sendiri selama mengikuti Yon-1 maupun setelah itu.. Dalam seri ini saya susun cerita ringan untuk hal-hal yang betul-betul pertama kali saya alami. NEMBAK PERTAMA - Bihbul, Juli 1964 Setelah latihan disekitar kampus datanglah hari yang dinantikan setiap siswa ... latihan nembak di luar kota Bandung. Dengan truk terbuka kami dibawa ke daerah berbukit sebelah Utara penjara Sukamiskin. Ada 6 truk pinjaman, 5 truk diisi siswa @ 30 orang dan 1 truk barang bawaan. Logistik, peralatan dasar, pelatih dan team inti lainnya telah diberangkatkan sebelumnya. Semua menempati 4 barak yang ada. Rasanya senang melihat daerah ini karena pemandangan-nya yang baru, ... asyiiik. Sore dan malam-nya biasa-biasa. Besoknya, ... apel pagi, setelah sarapan, secara berurutan per Peleton siswa, kami dibawa ke lapangan tembak dibelakang barak, dilanjutkan dengan briefing oleh pelatih dari Rinsil. Pimpinan latihan adalah Caper Sentot (calon perwira dengan pangkat satu bintang putih-perak berlubang!) yang ditugaskan oleh Kodam VI Siliwangi melatih mahasiswa ITB. Diseberang, nun jauh terlihat sasaran ... sekitar 100 m. Hati berdegub-degub, ... untung bukan rombongan pertama yang harus mulai. Regu pertama terdiri dari 6 penembak siswa, semua menggunakan senapan L.E. Ada sekitar 60 pucuk, kita boleh pilih sendiri langsung di lapangan. Ditanya dulu siapa yang pernah dan siapa yang pertama kali. Saya jawab yang terakhir. Masing-masing mendapat 5 peluru dengan posisi nembak tengkurap/tiarap. Setelah 3 sortie giliran saya sampai juga. Kata pelatih, ... tenang, ... tekan popor ke pundak kanan dan pelipis, ... bidik, ... ambil napas dalam, ... bidik terakhir, ... sentuh dan tarik pelatuk sekali, ... jangan disentak dst. Karena sebelumnya sudah lihat teman-teman melakukannya, ... aah ... masak gak bisa pikirku, malah benak-ku mengatakan ... asyik juga dar-der-dor nih. Eh begitu gilranku, adrenalin yang tadinya deras mengalir langsung hilang dan ... benar-benar tenang. Saat itu pandangan mataku sangat tajam, bulls-eye kelihatan jelas termasuk lingkaran sekelilingnya. Begitu mendengar teman sebelah sudah mulai jedor, saya ikuti urutan sesuai instruksi. Saat visir mantap di titik tengah, ... dor pertama keluar. Lho kok biasa saja ! Selanjutnya tembakan dilepas dengan momentum dan perasaan yang sama sampai 5 kali. Wah puas rasanya udah bisa nembak beneran. Hasilnya ? ... who cares ? Untuk beberapa rekan sudah ada yang pernah bahkan sering megang senjata api, tetapi untuk saya, beruntung bisa mengikuti latihan seperti ini. Setelah selesai dan sebelum kembali untuk melanjutkan dengan latihan selanjutnya, kami mendapat penilaian. Titik hitam berdiameter sekitar 8 cm dapat angka 5 dst ke angka 1 dan diluar lingkaran = nol. Ada yang dapat 19. Angka saya ? ... 8 point, wah pikirku lumayan ada yang masuk lingkaran. Selanjutnya tepuk tangan buat 2 nomor tertinggi, tetapi ... kenapa saya dipanggil juga? Saya ditanya tim pelatih: ...Sudah sering nembak ya, kok diem-diem. Saya jadi heran. Lalu diperlihatkan kertas sasaranku. Wow sudah jebol compang-camping sebagian saja ! Pelatih menerangkan kejadiannya begini: ... Pertama hanya ada 4 lubang, semua menumpuk di sebelah kiri bawah lingkaran luar antara nomor 1 dan 2. Lubangnya tidak bundar tapi melintang. Salah satu peluru kelihatannya masuk di lubang sebelumnya karena lebih lebar. Lubang melintang karena pelurunya sudah tidak lurus jalannys, alur moncong senapan sudah dol, ... visir belum disetel / dikalibrasi. Tapi, ... bidikannya, ... yahud, katanya ! Wah langsung saya kembali ke barisan dengan rasa puas dan bangga bukan main ! Urusan kita pakai senapan apkiran tidak masalah deh ! Dalam latihan selanjutnya rasanya enteng-entang saja, karena stimulans sudah dapat sih. Wassalam. joseph wardi. . --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED] --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]
[yonsatu] Re: mohon saran utk Bosscha
Pak Kunjaya Yth., Coba hubungi Kedutaan Jepang , karena bangsa Jepang saat ini sedang gandrung jungkir balik dengan yang namanya astronomi . Mereka hampir tidak pernah melewatkan event2 dimana terdapat peristiwa angkasa raya yang jarang terjadi didunia . Mungkin kalau dicreate suatu Trip meninjau Bosscha Lembang dan beberapa daerah lainnya di Indonesia , akan sangat banyak turis Jepang yang datang , Tapi , ya ituu , apakah mereka mudah melupakan Bom Bali dan Bom Marriott?? Ini suatu tantangan juga bagi astronomo Indonesia ,.. Disamping masalah tidak terlindungnya kawasan Bosscha dari penyerobotan tanah oleh orang2 yang tidak bertanggung jawab . Makanya ,... bagaimana tentang daerah Jawa Tengah ?? Wassalam , Priyo PS -- -Original Message- From: Chatief Kunjaya [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Date: Fri, 08 Aug 2003 23:13:13 +0700 Subject: [yonsatu] mohon saran utk Bosscha Bapak dan Ibu yth., Pada bulan Oktober nanti, Observatorium Bosscha akan merayakan HUT yang ke 80, kami akan mengadakan beberapa acara dalam rangka peringatan tersebut. Mohon kesediaan Bapak dan Ibu untuk memberi saran tentang pihak yang dapat kami hubungi untuk sponsorship. Terima kasih, Kunjaya Yon-I angkatan XVI --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED] --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]
[yonsatu] Re: My promise
On Mon, 11 Aug 2003 05:26:12 -0700 (PDT) EVY ARYANTI [EMAIL PROTECTED] wrote: Tulisan 'View about Indonesia Contry' memang belum saya send ke milis ini. Saya ingin bertanya dulu kepada P' Moderator (P' Syafril) bagaimana jaminan security untuk milis ini. Tulisan saya itu agak 'kontroversial' dan klasifikasinya 'secret/confidential' karena bermain di area politik, sosbud, hankam, ekonomi dsb. Terus terang saya takut ditangkap...hahaha. Tidak ada jaminan bhw apa yg Anda tulis tidak akan diteruskan ke orang lain. Milis [EMAIL PROTECTED] terarsip di public archive, shg semua orang bisa baca, search dg google atau search engine lain akan mudah menemukan arsip tsb. Milis [EMAIL PROTECTED] sengaja tidak di arsip, shg hanya member yg punya arsipnya. Krn s/d saat ini blm ada kebutuhan utk milis yg secret, maka saya tidak setting ke arah itu, walau jika diinginkan bisa saja dilakukan krn kemampuan itu ada di List Engine yg saya gunakan (Ecartis). Milis yg secure itu bisa berarti sender/poster address otomatis di stripe (annonymous), posting harus pakai password, bahkan kalau diinginkan agar saat open message yg diterima dari Milis harus pakai passwordpun bisa dilakukan. Memang sih expertise dari member juga diperlukan agar hal itu terjadi, tidak semudah melakukan posting dg cara biasa spt yg sekarang kita lakukan. -- syafril --- Syafril Hermansyah --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]
[yonsatu] Re: [anggota] Re: Perasaan Kebangsaan
Setahu saya, perusahaan2 di negara2 di Eropa Barat (khususnya di NL) sudah hampir 100% dikelola swasta, kecuali Perancis yang masih banyak BUMNnya (barangkali Mang Ehe dan Bu Yustina bisa confirm ini). Sekalipun dikelola oleh swasta, toch kesenjangan sosial kecil sekali, malah cenderung saya melihat negara2 Eropa Barat ini negara sosialis, ketimbang kapitalis. Ini karena pemerintah dan parlemennya selalu berusaha membuat regulasi yang mengutamakan rakyat daripada golongan. Jadi, ini cocok seperti yang pak Syafril bilang, bahwa tugas negara lebih kepada pembuatan regulasi, ketimbang pada kepemilikan. Masalah BUMNIS di RI yang menurut Ibu Evy seyogyanya diberi suntikan modal oleh pemerintah, saya setuju sekali, karena kan kalau sudah dinyatakan sebagai industri strategis, ya tentunya musti didukung dengan sepenuh hati oleh negara. Tapi dukungan ini tentu tidak bisa untuk selamanya. Harus ada perjanjian bahwa setelah x tahun di subsidi, maka si BUMNIS tsb. harus mandiri. Yang seperti ini yang terjadi di Perancis kan?. Kepemilikan BUMNIS tsb. masih tetap ditangan pemerintah Perancis, tetapi suntikan modal sudah nggak dilakukan lagi (selama BUMNIS tsb. tetap sehat). Kalau sudah beberapa tahun dibantu pemerintah ternyata si BUMNIS itu nggak bisa recover2 juga, ya, negara tentunya boleh menyetop kucuran duitnya ke BUMNIS itu, seperti yang dilakukan oleh pemerintah+parlemen NL terhadap Fokker. Akhirnya Fokker dibeli Deutsche Aerospace yang swasta asing, dan 2 tahun kemudian akhirnya dinyatakan bangkrut karena tetep nggak bisa keluar dari kemelut finansial. Fokker Aircraft memang sudah nggak ada lagi di NL. Semua orang di NL sangat menyayangkan hal ini, apalagi Fokker adalah industri pesawat terbang paling tua didunia pada saat bangkrutnya beberapa tahun yll. Tapi, teknologi dirgantara NL tidak dengan serta merta punah. Bidang2 yang berhubungan dengan system, konstruksi dan space, tetap hidup melalui perusahaan2 Fokker Space, Fokker-Stork Aircraft Systems, Fokker-Stork Aircraft Maintenance, dsb. Perusahaan2 ini ikut ambil bagian sebagai subcontractor dalam pembuatan pesawat2 Airbus dan program2 Space ESA (European Space Agency). Ide untuk menghidupkan kembali Fokker Aircraft sendiri masih tetap bergulir hingga saat ini, namun karena pertimbangan2 ekonomis ternyata mengalahkan national pride, maka ide menghidupkan kembali Fokker Aircraft ini terpaksa harus menggantung dulu sebagai wacana. Yang jelas, uang rakyat sudah nggak ada lagi yang terpakai untuk mensubsidi Fokker Aircraft, sehingga rakyat sebagai sang pembayar pajak tidak sakit hati karena uang mereka lari tanpa return of investment. Teknologi serta industri dirgantaranyapun pada kenyataannya masih tetap hidup, tidak ikutan punah, sekalipun (untuk saat ini) tidak lagi sebagai perancang dan pengintegrasi pesawat terbang. Mungkin tinggal menunggu waktu kapan tanggal mainnya. Kalaupun tidak main2 juga, saya kira rakyat NL masih tetap akan bangga sebagai player didalam program2 Aerospace Masyarakat Ekonomi Eropa. Untuk kasus PTDI, kalau duit untuk menyuntik BUMNIS itu memang sudah nggak ada lagi, lalu mau disuntik pakai apa? Wong duit yang diterima dari pajak sudah habis dipake untuk berbagai keperluan negara (termasuk dikorupsi...). Apakah setiap rakyat Indonesia masih harus menyumbangkan 1000 perak setiap hari untuk mendukung kelangsungan hidup PTDI, sementara problem internal PTDI sendiri tidak dibereskan? Apakah tidak sebaiknya dijual ke pihak lain (kalau ada yang mau beli), kalau dari sisi ekonomis ternyata sangat menguntungkan bagi negara dan rakyat, seperti beberpa contoh yang pak Syafril sebut? Kalaupun dipaksakan PTDI diproteksi oleh negara, saya nggak yakin bahwa kita bisa setara dengan Boeing atau Airbus melihat gap penguasaan teknologi yang terlalu besar. Boro2 dengan 2 giants itu, dengan Cina aja kita masih ketinggalan. Bagaimana kita bisa mengejar ketertinggalan itu dengan jumlah Master in Aerospace Engineering yang nggak nyampe 200 orang itu (sebagian besar sudah kabur dari PTDI), plus beberapa doktor yang juga sudah minggat ke negera tetangga? Belum lagi kalau kita menengok keadaan industri dalam negeri yang diharapkan mendukung industri dirgantara itu, seperti misalnya industri paku keling, industri permesinan, industri elektronika, avionika dan systems. Wah...untuk semua jeroan pesawat terbang ini, kita masih sangat tergantung pada luar negeri, yang berarti teknologinya belum kita kuasai. Lalu, dimana letak pentingnya membela PTDI sebagai Industri Strategis ditengah penguasaan teknologi dirgantara yang marginal dan ditengah keuangan negara yang morat marit ini? Sebagai seorang yang telah turut serta mengabdi dan ikut membesarkan PTDI tentu saja saya sangat sedih jika PTDI harus dijual kepada pihak ketiga (sudah pasti pihak asing), apalagi di likuidasi, yang tak lebih tak kurang itu semua diakibatkan oleh kesalahan management PTDI selama 20 tahun lebih. Tapi
[yonsatu] Re: Perasaan Kebangsaan
pak Ongku yth, saya setuju dengan apa yang anda tulis dalam beberapa surat melalui yon I dan anggota, hanya saja kalau bisa kami ingin mendengar langkah konkrit apa yang bisa kita lakukan terhadap kelangsungan organisasi Menwa Yon I jangka pendek dan jangka panjang karena saya punya pandangan bahwa anda berasal dari kalangan bisnis sedangkan ITB sendiri sekarang sudah menjadi BHMN, tentunya sedikit banyak bisa memberi masukan harus bagaimana menghadapi era bisnis akhir-akhir ini. terima kasih. mohon maaf bila ada yang kurang berkenan edi z.g --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]
[yonsatu] Re: Re-building Batalyon I ..Re: [anggota] PerasaanKebangsaan
On Fri, 08 Aug 2003 00:47:53 +0700 Priyo Pribadi Soemarno [EMAIL PROTECTED] wrote: 1) Batalyon I harus tetap hidup , [ ... ] Kedengarannya menjanjikan, keren :-) Yang lain2 nya , nanti disebarkan setelah perumusan , OK. -- syafril --- Syafril Hermansyah --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]
[yonsatu] Re: [anggota] Re: Perasaan Kebangsaan
On Thu, 7 Aug 2003 10:05:58 +0700 [EMAIL PROTECTED] wrote: Dalam pandangan saya, pola fikir para pengambil keputusan masih terpaku pada quick yielding, sehingga tentu pandangannya akan mengarah kepada trading business, kalau tidak mau disebut lebih miris lagi mengarah pada broker business. Masak sih ? Apakah Regulasi dibidang telekomunikasi kita sekarang di tangani oleh Singapore ? Apakah regulasi Semen kita sekarang ditangani Mexico ? Sudah selayaknya kita berkaca ke negara-negara tetangga seperti Korea, atau bahkan Malaysia, yang dengan gigih dan sangat berfihak kepada industri mereka selama kurun waktu 15 - 25 tahun terakhir. Sepertinya selama ini(atau paling tidak akhir-akhir sejak orde baru runtuh), kita lebih berkaca kepada Singapura dan Hongkong, yang mengandalkan trading dan services. Negara kita adalah negara besar dengan 200 juta penduduk, tidak bisa hanya mengandalkan trading and services. Singapura dan Hongkong yang kecil tentu bisa mengandalkan ini, dengan asumsi bahwa production center mereka adalah negara-negara sekitarnya. Sudah lihat China yg habis-2x an melakukan privatisasi ? Penduduk dan luas negaranya berlipat dari kita lho. Sudah lihat bagaimana BUMN di Singapore beroperasi ? http://www.gic.com.sg Singapore memang kecil, cuma segede Jakarta Barat doank, coba tengok apakah ada Kabupaten di negara kita yg gedenya se Jakarta Barat yg punya kapabilitas spt Singapore ? Pemerintah pada khitahnya ngurusin regulasi/kebijakan, boleh saja dia menyuntik modal, membuat perusahaan negara jika memang diperlukan, tp hanya sementara pada saat diperlukan, nanti jika sdh running well, cabut lagi dari situ. Mirip-2x Modal Ventura atau Bank Syariah gitulah. -- syafril --- Syafril Hermansyah --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]
[yonsatu] Re: [anggota] Re: Perasaan Kebangsaan
Apa ini maksudnya ? -- Cukup jelas saya fikir. Apakah ada komitment dalam jangka waktu tertentu yg dibilang tepat dan baik itu benar terjadi ? Dulu banyak yg memberi harapan kepada rakyat, tp pada akhirnya rakyat butuh yg real bukan cuma mimpi. --- Ya harus dibuat komitment itu. Tanpa komitment lebih baik tidak dijalankan. Inilah barangkali salah satu dari sekian banyak yang perlu dibenahi dari kesalahan masa lalu itu. Buat apa punya kontrol (mikro) perusahaan kalau perusahaannya bangkrut ? Apa untungnya bagi rakyat banyak kalau perusahaannya merugi terus ? Kontrol akan membuat perusahaan tidak bangkrut selama kontrol itu dijalankan dengan baik. Apa benar begitu ? Berapa lama memangnya menciptakan sistem kontrol itu ? KPKPN yg dimaksudkan utk monitor kekayaan negara agar ketahuan secara dini kalau ada korupsi saja di bubarkan. Kuncinya dijalankan dengan baik. Maka yang perlu diperbaiki adalah disini, bukan dengan cara gampang menjual, apalagi dengan harga murah. Apa ukuran murah/mahal ? Dari sudut pandang mana dibilang murah/mahal ? Jangan berhitung harga nomimal, hitung donk harga pasar. Dijual murah saja yg berani beli hanya yg itu-2x saja, apalagi dijual mahal ? --- Harga pasar juga bisa dimainkan bung. Perusahaan tidak akan merugi terus kalau roda ekonomi perusahaan berputar. Bagaimana supaya berputar ? Dibutuhkan banyak hal, termasuk keberfihakan. Omong kosong kalau yg disuruh berpihak hanya rakyat kecil, sementara sebagian rakyat lain yg punya duit/kuasa justru boleh memilih :-) Kalau mau hidup sementara sengsara, sama-2x donk. - Siapa bilang yang disuruh berfihak hanya rakyat kecil. Justru kunci utamanya harus dari atas dulu. Dalam kebijakan yang diambil harus berfihak, dalam pelaksanaan dan kehidupan sehari-hari para petinggi juga harus terlihat, baru kita berharap rakyat bisa ikut berfihak. Itu kesalahan policy/kebijakan, saat itu kita menganut pola membangun industri padat karya bukan padat modal. Tidak ada hubungannya dengan soal pengelolaan perusahaan. (krn out context itulah saya tadi tidak menanggapi soal yg ini). PT DI juga begitukan ? Perusahaan ini mestinya padat modal akan tetapi dipaksakan jadi padat karya, ya susah deh semua pihak :-( - Nah kalau policy yang salah, mari kita perbaiki policynya. Kalau pengelolaan juga salah, mari kita benahi pengelolaannya. Ya coba aja ganti itu semua pengelola dan pembuat policy. Apa sudah ada tendensi kearah itu ? -- Saya fikir belum tentu semua yang harus diganti. Secara selektif dan bertahap diganti satu persatu, dimulai dari yang paling atas (barangkali). Di level diri kita orang per orang, yang diperlukan adalah berbuat sebatas koridor kemampuan dan pengaruh kita, sambil terus tanpa bosan mensosialisasikan ke lingkungan, mulai dari lingkungan kecil sampai meluas. Patriotisme bung. Beri second chance untuk bangsa ini untuk maju. Emangnya belum pernah diberi kesempatan gitu ? Barangkali sudah, tapi bagaimana memberikannya dan bagaimana mengawasi dan membimbing pelaksanaannya. Orang yang sudah nilep BLBI saja diberi chnace ke dua ketiga dan bahkan dibiarkan melenggang kangkung. Inilah golongan berduit/berkuasa yg saya sebut diatas, dan itu semua karena KKN. -- 'Tul, Jangan cari jalan pintas yang sangat mudah, dengan melelang apa-apa yang sudah dibangun dengan susah payah. Memangnya kalau dibiarkan 5 tahun lagi Indosat/Satelindo masih bisa hidup ? --- Yh, kalau dibiarkan mungkin akan collapse, tapi kalau diupayakan pembenahan secara sungguh-sungguh mungkin tidak. Bisa saja down sizing dulu, konsolidasi internal, dst.dst. Untuk Perancis, disana masih banyak swasta nasional yg punya duit utk beli perusahaan itu, disini siapa yg punya duit utk beli ? Konglomerat kitakah ? --- Ini dia nih salah satu problemnya. Kita tidak punya duit 3 trilyun untuk menyehatkan DI, tapi punya duit ratusan trilliun untuk menyehatkan bank-bank ??? Omnong kosong, duit yg diberikan ke Bank itu berupa obligasi rekap, cuma berbentuk kertas doank, bukan real duit beneran. Yg diperlukan PT DI duit beneran, bukan sekedar obligasi. --- Ah, masak sih ? Kertas juga mereka butuhkan, duit beneran juga butuh memang, tapi seberapa duit beneran itu dan seberapa kertas ? Kalau ada kertas, duit beneran itu bisa mereka cari (paling tidak sebagian untuk bisa menyelesaikan contract on hands mereka untuk seterusnya cash flow akan membaik), entah di pasar uang atau di bank-baka, atau di tempat lainnya. Sudah pernah discuss dengan Edwin ?? Yang minta-minta inilah yang harus dibenahi, jangan timpakan salahnya kepada perusahaan saja. Saya mungkin susah menjelaskan hal ini ke Anda, krn Anda belum pernah buka warung. Nggak perlu dijelaskan bung, saya juga beberapa kali bikin warung dan alhamdulillah bisa juga bertahan, meskipun buka warung itu pake duit orang. Yang minta-minta itu juga kita alami bersama. Bedanya dengan BUMN adalah
[yonsatu] Tidak sempat
Bung Syafril, Mohon saya istirahat dulu dari milis ini, karena terlalu boaanyaaak eimail yang masuk dan saya tidak sempat membukanya setiap hari sehingga menumpuk. Terima kasih, Boediono Soerasno --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]
[yonsatu] Re: [anggota] Re: Perasaan Kebangsaan
Itu dari sudut pandang PT DInya, dari si pemberi hutang apa dia mau tidak dibayar tunai ? Kecuali jika si pemberi hutang juga perusahaan milik negara (sama aja boong, cuma mindah masalah doank). Pemberi utang yang mana, ini cuma penyehatan koq, belum ada utang. Sementara ini utangnya ya ke negara. Jsustru dengan PMS, berarti utang tersebut dianggap penyertaan modal. Karenanya di dalam Ballance Sheet, kolom liabilities jadi turun, tapi nilainya naik di Equity. Lha pemerintahnya punya dana kok :-) --- Dananya yang disumbang kecil saja koq dibanding semua dana yang dibutuhkan. Dana yang disuntik tidak sampai 5 % dari nilai perusahaan. Dana akan dicari lewat convertible bond, tapi 67 % dari convertible bonds ini dijamin pemerintah. Jadi yang dari pemerintah kebanyakannya kertas doank. Nego donk dg IMF kalau yakin memang kita benar. kalau mrk nggak mau ngerti ya go to hell lah IMF. --- Itu sudah lewat, itu dulu jaman Pak Harto diremehkan oleh Michel Camdessus. Yang sekarang ya,... warisannya. Makanya sebaiknya kita tidak usah dengan IMF. Ini soal lain, ini soal KKN. Kalau tidak ada KKN mana berani perusahaan swasta macem-2x ? Kemarin kamu sdh kasih contoh soal Singapore. Setuju, makanya inti persoalan itu di KKN. Kebijakan pun dibuat sarat dengan KKN (?) Hukum Maslow (atau lbh dikenal dg Piramida Maslow), pada tahap awal orang butuh makanan, stl itu baru sandang dan papan; tingkat berikutnya soal keamanan, esteem (kebanggaan) dst s/d piramida ke 7. Sekarang ini banyak rakyat kita yg miskin, untuk cari makan saja susah, apalagi mikirin soal kebanggaan apa segala, yg ingin memimpikannyapun nggak bisa. -- Teori Maslow mah urang ngarti euy. Cuma yang menjadi pertanyaan saya kenapa koq melihat teori Maslow dengan persoalan sebelumnya kurang komprehensif. Kalau industrinya ditujukan untuk peningkatan kemampuan memberi makan kepada rakyat, memberi sandang dan papan kepada rakyat barulah disebut strategis (menurut Maslo Pyramid lho). - Pandangan startegis bisa beda. Short term betul yang anda bilang. Bukan berarti kita tidak harus memikirkan yang short term, tapi juga kita tidak baik hanya memikirkan yang short term saja dalam pandangan pembangunan kompetensi bangsa, apalagi kalau sudah kadung dimulai. Industri strategis yang dimaksud sebelumnya juga ujungnya untuk kepentingan peningkatan kemampuan memberi makan, sandang dan pangan, bahkan lebih dari itu tapi melihatnya harus jauh dan makro. Kombinasi pembangunan ekonomi yang berorientasi jangka pendek dengan yang jangka menengah dan yang jangka panjang adalah solusi yang lebih komprehensif. Untuk yang berjangka pendek, industri kecil dan menengah dengan lower value added tapi quick return serta cash flow yang lancar harus dikembangkan (terutama yang berbasis sumber daya alam, seperti CPO, TPT (tekstil dan produk tekstil), agro bisnis (baik hortikultura maupun tanaman tahunan lainnya), industri alat-alat pertanian sederhana (mekanis, semi mekanis,dll), industri kayu olahan dan produk hutan non kayu lainnya, serta industri padat karya lainnya. Termasuk pula industri-industri pendukungnya. Untuk ini pemerintah sebaiknya tidak buru-buru meratifikasi persetujuan akan exclusion list di WTO maupun AFTA. Untuk kepentingan ekonomi jangka menengah, perkembangan industri dasar (untuk bahan baku industri) dengan proses yang relatif sederhana dan berteknologi menengah bisa dikembangkan. Contohnya adalah Oleochemical plants untuk mengolah CPO jadi produk bahan baku jadi (investasi 1/10 dari petrochemical plant untuk capasitas yang sama), industri logam dasar, industri kimia dasar, industri houseware seperti Maspion, industri gas dsb. Bisa dimasukkan juga industri kenderaan ringan (penumpang, barang, dsb). Untuk yang berjangka panjang, industri yang high tech dengan value added yang tinggi serta memberi makna besar dalam kemandirian teknologi juga perlu dikembangkan, disinilah masuk sektor informasi/telekomunikasi, dirgantara, alat-alat berat, military and armamour, proses yang lebih rumit semacam semen, kertas (bukan pulp), industri kimia derivatives, pharmaceutical, komponen electronics, dsb. Perimbangan ketiganya bagaimana ? Sepertinya sih sudah ada dalam Repelita-repelita terdahulu. Hanya saja dalam pelaksanaan kita tidak konsisten mengikuti rencana pembangunan tersebut, dan kita lalai mengawasi perkembangan industri strategis ini, sehingga yang terjadi adalah seperti sekarang ini. Lalu bagaimana kita memperbaikinya, masihkah kita punya waktu ? Apakah kita masih punya momentum ? Rasanya sih masih tuh, maka kita benahi dong, jangan dibunuh. Gitu lho pak pandangan abdi Hatur nuhun pisan,... punten lamun aya anu henteu reseup kana pamikiran iyeu. Wassalam. --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL
[yonsatu] Re: Doa seorang Ayah
Yang ini dalam Bahasa Inggrisnya : Build Me a Son General Douglas A. MacArthur Build me a son, O Lord, who will be strong enough to know when he is weak, and brave enough to face him self when he is afraid; one who will be proud and unbending in honest defeat, and humble and gentle in victory. Build me a son whose wishbone will not be where his backbone should be; a son who will know Thee- and that to know himself is the foundation stone of knowledge. Lead him, I pray, not in the path of ease and comfort, but under the stress and spur of difficulties and challenge. Here, let him learn to stand up in the storm; here, let him team compassion for those who fall. Build me a son whose heart will be clear, whose goals will be high; a son who will master himself before he seeks to master other men; one who will learn to laugh, yet never forget how to weep; one who will reach into the future, yet never forget the past. And after all these things are his, add, I pray, enough of a sense of humor, so that he may always be serious, yet never take himself too seriously. Give him humility, so that he may always remember the simplicity of true greatness, the open mind of true wisdom, the meekness of true strength. Then I, his father, will dare to whisper, I have not lived in vain. -Original Message- From: Syafril Hermansyah [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, August 11, 2003 2:51 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [yonsatu] Doa seorang Ayah Hi Gank! Krn kebetulan saya sedang buka arsip lama mengenai sajak-2x, sekalian saja saya sampaikan Tulisan Jendral Douglas Mc Arthur untuk anaknya. Tulisan ini dulu terpajang di kamar kost saya di Bandung, ditulis diatas bendera OSMA yg saya gunakan saat pekan OS (Orientasi Siswa), ditulis dan dihias dg bagus oleh teman serumah saya, Wiyana dari AR-77. --- Doa Ayah, oleh : Douglas Mac Arthur Tuhanku Bentuklah puteraku menjadi manusia yang cukup kuat untuk mengetahui, manakala ia lemah. Dan cukup berani menghadapi dirinya sendiri, manakala dia takut. Manusia yang bangga dan teguh dalam kekalahan, jujur dan rendah hati serta berbudi halus dalam kemenangan. Bentuklah puteraku menjadi manusia yang hasrat-hasratnya tidak menggantikan yang mati, putera yang selalu mengetahui Engkau, dan insyaf bahwa mengenal dirinya sendiri adalah landasan pengetahuan. Tuhanku ... Aku mohon agar puteraku jangan dibimbing dijalan yang mudah dan lunak, tetapi dibawah tekanan dan desakan kesulitan dan tantangan. Didiklah puteraku supaya teguh berdiri diatas badai serta berbelas kasihan terhadap mereka yang gagal. Bentuklah puteraku supaya menjadi manusia yang berhati jernih, yang cita-citanya tinggi. Putera yang sanggup memimpin dirinya sendiri sebelum berhasrat memimpin orang lain. Putera yang menjangkau hari depan namun tidak pernah melupakan masa lampau. Dan setelah itu menjadi miliknya, aku mohon agar puteraku juga diberi perasaan jenaka, agar dia dapat serius tanpa dirinya terlampau serius. Berilah dia juga kerendahan hati agar dia dapat selalu ingat pada kesederhanaan dan keagungan asli, pada sumber kearifan dan pada kelembutan juga pada kekuatan asli. Dengan demikian maka, aku ayahnya, akan memberanikan diri dan berbisik : Hidupku tidak sia-sia. --- Bandung 13 April 1979 --- -- syafril --- Syafril Hermansyah --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED] --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]
[yonsatu] Re: Strategi Penyelamatan Batalyon I/ITB
Saya pikir kegiatan kursus-kursus dan teori-teori kepemimpinan dan manajemen, apalagi banyak mengadopsi dari buku-buku di gramedia (yang kebanyakan ditulis oleh penulis2 bule) hanya akan menambah kebingungan para mahasiswa dan menyita banyak waktu mereka.Kita lupa permasalahan awal adik-adik kita untuk aktif di Yon I adalah masalah waktu, dimana waktu kuliah yang padat dan sesak membuat mereka tidak bisa melirik kegiatan extrakulikuler, kecuali yang memberi manfaat langsung kemreka. Materi2 seperti 'Quantum Learning', 'Learning Revolution', 'Spiritual Question/Transcedential Intelligence/kecerdasan Ruhaniah', 'Berpikir Lateral', 'Effectif Presentation/Discussion, dll, yang dariistilahnya saja sudah pusing, hanya akan menambah keruwetan. Dahulu saya sering baca buku-buku semacam ini, dan beberapa menjadi pustaka di batalyon, ketika saya menjadi danyon. Saya pikir teori-teori yang disampaikan oleh buku-buku (kebanyakan tersedia di gramedia) sangat positif bila diterapkan di batalyon, eh ternyata saya keliru. Apa yang disediakan di batalyon, terutama yang sifatnya praktek kepemimpinan dan manajemen lebih dari pada apa yang ditulis dalam dalam buku itu. Menurut saya kegiatan-kegiatan yang mengandung muatan kepemimpinan yang tinggi di batalyon tetap dipertahankan seperti job-job dantim ataupun kasie-kasie. Hanya kegiatan-kegiatan yang menyita banyak waktu dikurangi, pemecahannya, mensingkronkan beberapa kegiatan di menwa dengan kegiatan perkuliahan dan penelitian/TA. Rifki Muhida --- EVY ARYANTI [EMAIL PROTECTED] wrote: Ass.Wr.Wb. Kondisi Batalyon saat ini sedang 'sakit' karena itu perlu 'dirawat' dulu (dengan intensive care), strateginya antara lain seperti yang sudah saya sampaikan. Jika organisasi itu sudah 'sembuh' dan 'sehat' maka barulah kita lepas untuk tumbuh dan berkembang sendiri. Jadi peran aktif alumni hanya bersifat sementara, sampai batalyon bisa bernafas lagi dengan baik. Program-program yang saya usulkan bukan bermaksud untuk mendapatkan nilai plus bagi alumninya, tapi para alumni hanya 'menularkan' nilai plusnya lewat knowledges dan experiences untuk membantu batalyon mendesign organisasinya menjadi organisasi yang lebih 'flexible', 'maju' dan 'berkembang' sesuai tuntutan/perubahan jaman. Kelihatannya anda semua tidak menangkap maksud saya. Evy Priyo Pribadi Soemarno [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum Bung Syafril yang baik , Saya sangat senang dan beruntung punya seorang Syafril yang rela begadang dan ngurusi teman2 CORPS dengan penyelenggaraan milis ini . Tanpa adanya milis , tidak terbayangkan bagaimana kita bisa gerak cepat dan komando mengumpulkan rekans2 dalam HANATA dan dalam Pertemuan kemarin . Inilah yang saya maksudkan sebagai fungsi cadangan yang telah dijalankan , disela-sela kegiatan kita sehari-hari , tidak peduli ada ROTC ataupun SEPACAD , dll . Yang ingin kita rancang rame2 , adalah yang disebut re-building Batalyon I , bagaimana membuat mahasiswa ITB ikut lagi kegiatan Menwa didalam segala keterbatasan yang ada dan ditengah situasi anti militerisme di kampus2 . Tetapi tujuan kita khan bukan mau mencetak prajurit , melainkan sarjana yang tangguh dan siap pakai . Bagaimana bentuk dan formula serta kurikulum untuk mahasiswa calon kader inilah yang akan dirumuskan . Tentang LTC dll , seperti yang disebut mas Koni , tidak ditujukan pada anggota Batalyon yang ada sekarang , tetapi didisain untuk peserta luar , baik mahasiswa ataupun umum , untuk menaikkan citra Resimen Mahasiswa yang otomatis akan membuat peminat (calon kader) pada tahun2 berikut akan bertambah . Untuk mengatasi keadaan dimana hanya ada empat (empat) SSK-Kompie, alias cuma empat orang anggota termasuk Dan Yon nya , maka perlu kita gandeng dulu , ibaratnya mas Sukris , kalau belum berani terjun sendiri , ya tandem gitu ,... tanpa kita menghilangkan peran mereka . Bung Syafril , Team Crash Program sedang menyusun rinciannya yang tentu akan kita bahas rame2 untuk menemukan rancangan yang paling pas , agar sarjana plus tetap dapat dilahirkan dari ITB , bukan alumni nya yang plus ,...(kita sedang memerankan cadangan tadi ,..) Team nya mas Susilo akan menampung semua usulan serta ide2 yang kreatif dari Rekans semuanya ,... Silahkan terus menulis dan mengritisi kami ,.. Salam hangat , Priyo PS -Original Message- From: Syafril Hermansyah To: [EMAIL PROTECTED] Date: Mon, 11 Aug 2003 13:15:12 +0700 Subject: [yonsatu] Re: Re-building Batalyon I ..Re: [anggota] Perasaan Kebangsaan On Sat, 09 Aug 2003 04:05:00 +0700 Priyo Pribadi Soemarno wrote: Bung Syafril , apa yang kita semua lakukan , kelihatannya cuma untuk Batalyon I ITB ,...yang kata mas Koni sudah kejet2 , mau bubar ,... Tetapi , sebetulnya hakekat utama perbuatan para CORPS yang concern dengan kehidupan Batalyon I , adalah pencerminan dari sikap kita semua yang siap sedia berfungsi
[yonsatu] Re: Mars
Pak Priyo dan pak Oetomo Yth., Mars dapat terlihat hampir sepanjang malam di bulan Agustus ini. Saat ini Mars terbit sekitar jam 19 atau 19.30. Jadi kalau kita melihat ke arah timur pada sekitar jam 21-an akan tampak sebuah bintang terang dengan cahaya yang agak kemerahan, itulah Mars. Diteropong dengan binokuler saja sudah tampak sebagai bulatan kecil, bukan lagi titik cahaya. Paling bagus melihatnya pada tengah malam karena posisi Mars sudah tinggi sekali di angkasa. Rencananya Bosscha akan mengadakan malam renungan Mars pada sekitar 26, 27 dan 28 Agustus (semoga jadi). Pada saat itu akan diberikan ceramah- ceramah, pemutaran slide, diskusi, realtime remote display, penayangan hasil hasil pemotretan, juga peserta bisa meneropong dengan menggunakan teropong di Bosscha (tapi bukan teropong terbesar lho). Untuk pak Priyo, kalau boleh tahu, site di Jateng yang diusulkan untuk peneropongan bintang itu dimana ? berapa ketinggian diatas permukaan laut ? Bagaimana keadaan cuacanya, banyak hujan ? banyak awan ? jarang hujan ? Kering ? Salam, Kunjaya Priyo Pribadi Soemarno writes: Terimakasih Kang Tutun , nampaknya peristiwa ini harus kita lihat pada jaman sekarang , karena kenampakan berikutnya kita sudah tidak sempat melihatnya lagi ,... Paling bagus dilihat jam berapa ?? Mungkin pak Kunjaya dan Bang Suryadi Siregar bisa memberikan guidance?? Wassalam , Priyo PS -Original Message- From: Suntana [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Date: Mon, 11 Aug 2003 21:37:16 +0700 Subject: [yonsatu] Mars Ini saya forward informasi dari milis tetangga : http://www.space.com/spacewatch/mars_preview_021108.html Be sure to mark your calendar and remember to watch!! MARK AUGUST 27th ON YOUR CALENDAR! MARS WILL APPEAR AS BIG AS THE MOON! FIRST TIME IN AT LEAST 5,000 YEARS! Never again in your lifetime will the Red Planet (Mars) be so spectacular! This month and next, Earth is catching up with Mars, an encounter that will culminate in the closest approach between the two planets in recorded history. The next time Mars may come this close is in 2287. Due to the way Jupiter's gravity tugs on Mars and perturbs its orbit, astronomers can only be certain that Mars has not come this close to Earth in the last 5,000 years but it may be as long as 60,000 years. On August 27, Mars will come within 34,649,589 miles and will be (next to the moon) the brightest object in the night sky. It will attain a magnitude of -2.9 and will appear 25.11 arc seconds wide. At a modest 75-power magnification Mars will look as large as the full moon to the naked eye. Mars will be easy to spot. At the beginning of August, Mars will rise in the east at 10 p.m. and reach its azimuth at about 3 a.m. But by the end of August when these two planets are closest, Mars will rise at nightfall and reach its highest point in the sky at 12:30 a.m. That's pretty convenient when it comes to seeing something that no human has seen in recorded history. So don't miss it---mark your calendar at the beginning of August to see Mars grow progressively brighter throughout the month. Share this with your friends, children and grandchildren. No one alive today will ever see this again!!! --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED] --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED] --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]
[yonsatu] Re: Klarifikasi untuk Rekans2 ,...Strategi PenyelamatanBatalyon I/ITB
Bagus dan saya setuju sekali dengan pendapat anda. Dalam bentuk pointers barangkali jadinya begini: 1- Cari akar masalah. Caranya bisa brainstorming, sebarin questionaire, wawancara, dsb. 2- Cek ulang Visi dan Misi, apakah masih cocok dengan kebutuhan dan jaman, kalau tidak adjust. 3- Tentuin goals yang akan dicapai dengan mengacu kepada Visi dan Misi, misalnya: Membuat Rektorat dan Mahasiswa sadar akan pentingnya Menwa, Memasukkan program ROTC ke Rektorat, dsb., dsb. Buat Action Plans atau Strategic Planning untuk mencapai goals itu. Dalam perencanaan, terapkan: 5W + 1H. 4- Lalu execute plansnya dan continuously monitoring. Execute plans dengan berpedoman pada prinsip2 leadership dan management yang up to date, dan yang cocok dengan situasi. 5- Kalu result yang dihasilkan agak melenceng, adjust plans nya, lalu balik lagi ke point 4. Kalo jalannya bagus ya maju terus sampai goals tercapai. Ah, prosedur seperti ini mah menurut saya semua rekan alumni sudah pada 'khatam', sudah pada jago. Mungkin yang jadi masalah adalah siapa yang mau ngelaksanainnya. Saya sendiri cuman bisa dukung dari jauh dalam bentuk pendapat. Salam hangat, HermanSyah XIV. EVY ARYANTI [EMAIL PROTECTED] 08/13/2003 12:10 Please respond to yonsatu To: [EMAIL PROTECTED] cc: Subject:[yonsatu] Re: Klarifikasi untuk Rekans2 ,...Strategi Penyelamatan Batalyon I/ITB Ass.Wr.Wb.' Penjelasan mas Priyo, sudah 'sangat clear' bagi saya, thanks. Pada prinsipnya visi dan misi kita sudah sama. Tinggal bagaimana menterjemahkannya dalam program-program 'real/konkrit' untuk tujuan/sasaran jangka pendek, menengah dan panjang. Karena itu dalam tulisan saya sebelumnya, saya mengusulkan perlunya dilakukan survey/questioner untuk menganalisa root cause/akar permasalan dari menurunnya minat mahasiswa ITB untuk masuk menwa/batalyon, dan juga promosi secara terus menerus/'continuous promotion' mengenai konsep pendidikan/pengembangan Batalyon I/ITB lewat SG-SG (studium general) maupun forum-forum lainnya, jadi konsep kurikulum/pendidikan 'dijual' /disosialisasikan/dipublikasikan agar para mahasiswa bisa mengetahui apa 'nilai tambah/added value' yang didapat jika ia masuk menwa-ITB. Setelah mengetahui root cause/akar bermasalahan dari hasil survey/questioner tsb di atas, lalu dibuat 'action plans' sebagai corrective action/preventive action dan juga mulai merancang pola-pola recruitment yang baru dan lebih efektif lagi. Mengenai pola pendidikan, mungkin kita perlu memadukan antara pola pendidikan yang lama dengan perkembangan konsep-konsep pendidikan 'leadership dan manajemen' yang baru dan juga konsep-konsep 'pembelajaran' sehingga batalyon bisa tumbuh dan berkembang sebagai 'Learning Organization'. Wass.Wr.Wb. Evy Aryanti. Priyo Pribadi Soemarno [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum Rekans sekalian , On Tue, 12 Aug 2003 04:44:47 -0700 (PDT) Evy wrote , Kondisi Batalyon saat ini sedang 'sakit' karena itu perlu 'dirawat' dulu (dengan intensive care), strateginya antara lain seperti yang sudah saya sampaikan. Jika organisasi itu sudah 'sembuh' dan 'sehat' maka barulah kita lepas untuk tumbuh dan berkembang sendiri. Jadi peran aktif alumni hanya bersifat sementara, sampai batalyon bisa bernafas lagi dengan baik. Program-program yang saya usulkan bukan bermaksud untuk mendapatkan nilai plus bagi alumninya, tapi para alumni hanya 'menularkan' nilai plusnya lewat knowledges dan experiences untuk membantu batalyon mendesign organisasinya menjadi organisasi yang lebih 'flexible', 'maju' dan 'berkembang' sesuai tuntutan/perubahan jaman. Kelihatannya anda semua tidak menangkap maksud saya. (PPS) Evy benar , memang barangkali ada komunikasi yang belum pas . Sebagai fasilitator yang dipercayakan untuk mengkomunikasikan hasil2 pertemuan CORPS yang lalu , saya mohon maaf , kalau ternyata kesimpulan pertemuan tersebut belum kena dihati ,.. Dalam milis yang lalu , saya mengambil analogi , keadaan Batalyon I masa kini sedang memerlukan pernapasan buatan , kalau bahasa kita2 rescue , perlu bantuan , karena dihadapkan pada masalah kronis yang tak kunjung selesai ,.. Karena itulah kita mengumpulkan alumni dan para sesepuh Batalyon I yang juga notabene adalah para pendiri Resimen Mahasiswa di Indonesia , untuk mendengar langsung inti permasalahannya dari DAN YON dan para pembina yang ada di Kampus ITB . Bahwa ternyata kemudian kesimpulan pertemuan di interpretasikan berbeda-beda , yaa , harap maklum karena memang rumusannya sedang disusun oleh Team yang ditetapkan dalam pertemuan tadi . Tetapi untuk lebih mempertajam apa yang akan kita lakukan untuk rescue maka menjadi kewajiban saya untuk memberikan beberapa pointers penting yang dapat dijadikan referensi Rekans sekalian untuk membantu mengatasi masalah ini . Berikut ini klarifikasi kami : 1) Persoalan Batalyon I ITB dan juga persoalan Resimen Mahasiswa dan secara luas masalah pembinaan
[yonsatu] Re: Re-building Batalyon I ..Re: [anggota] PerasaanKebangsaan
Assalamu'alaikum Bung Syafril yang baik , Saya sangat senang dan beruntung punya seorang Syafril yang rela begadang dan ngurusi teman2 CORPS dengan penyelenggaraan milis ini . Tanpa adanya milis , tidak terbayangkan bagaimana kita bisa gerak cepat dan komando mengumpulkan rekans2 dalam HANATA dan dalam Pertemuan kemarin . Inilah yang saya maksudkan sebagai fungsi cadangan yang telah dijalankan , disela-sela kegiatan kita sehari-hari , tidak peduli ada ROTC ataupun SEPACAD , dll . Yang ingin kita rancang rame2 , adalah yang disebut re-building Batalyon I , bagaimana membuat mahasiswa ITB ikut lagi kegiatan Menwa didalam segala keterbatasan yang ada dan ditengah situasi anti militerisme di kampus2 . Tetapi tujuan kita khan bukan mau mencetak prajurit , melainkan sarjana yang tangguh dan siap pakai . Bagaimana bentuk dan formula serta kurikulum untuk mahasiswa calon kader inilah yang akan dirumuskan . Tentang LTC dll , seperti yang disebut mas Koni , tidak ditujukan pada anggota Batalyon yang ada sekarang , tetapi didisain untuk peserta luar , baik mahasiswa ataupun umum , untuk menaikkan citra Resimen Mahasiswa yang otomatis akan membuat peminat (calon kader) pada tahun2 berikut akan bertambah . Untuk mengatasi keadaan dimana hanya ada empat (empat) SSK-Kompie, alias cuma empat orang anggota termasuk Dan Yon nya , maka perlu kita gandeng dulu , ibaratnya mas Sukris , kalau belum berani terjun sendiri , ya tandem gitu ,... tanpa kita menghilangkan peran mereka . Bung Syafril , Team Crash Program sedang menyusun rinciannya yang tentu akan kita bahas rame2 untuk menemukan rancangan yang paling pas , agar sarjana plus tetap dapat dilahirkan dari ITB , bukan alumni nya yang plus ,...(kita sedang memerankan cadangan tadi ,..) Team nya mas Susilo akan menampung semua usulan serta ide2 yang kreatif dari Rekans semuanya ,... Silahkan terus menulis dan mengritisi kami ,.. Salam hangat , Priyo PS -Original Message- From: Syafril Hermansyah [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Date: Mon, 11 Aug 2003 13:15:12 +0700 Subject: [yonsatu] Re: Re-building Batalyon I ..Re: [anggota] Perasaan Kebangsaan On Sat, 09 Aug 2003 04:05:00 +0700 Priyo Pribadi Soemarno [EMAIL PROTECTED] wrote: Bung Syafril , apa yang kita semua lakukan , kelihatannya cuma untuk Batalyon I ITB ,...yang kata mas Koni sudah kejet2 , mau bubar ,... Tetapi , sebetulnya hakekat utama perbuatan para CORPS yang concern dengan kehidupan Batalyon I , adalah pencerminan dari sikap kita semua yang siap sedia berfungsi sebagai cadangan (meskipun bukan perwira cadangan atau ROTC) , yang menginginkan kelangsungan penyediaan sumber daya manusia yang terbaik bagi bangsa ini . Saya setuju dg apa yg sudah disampaikan, cuma saya lihat ada yg kurang dicover y.i. motivasi dari anggota aktifnya sendiri. Akan lebih bagus jika nantinya latihan kepemimpinan dls disampaikan oleh anggota aktif, bukan alumni (alumni hanya mendampingi). Titik berat dari kerangka kegiatan kelihatannya lbh mengarah ke exposure, ini bagus dari sudut pandang marketing, akan tetapi tetap harus ada kemauan dari anggota aktif untuk punya potensi melakukan itu sendiri. Saya ingat dulu Aussie berkomentar thd kegiatan-2x kami yg di nyinyir oleh sebagian senior krn apa yg kami lakukan terkesan spt main-2x (jalan-2x sembari latihan potong kompas malam, membentuk sel dan terkadang malam-2x sel diminta berkumpul cuma utk mencheck kesiagaan dll yg aneh-2x). Aussie saat itu ngomong tidak usah perduli dg omongan orang lain, tidak usah perduli dg teman-2x yg tidak mau aktif, berlatih saja sendiri, jadi pinter sendiri, dan semua itu untuk kemajuan diri kita sendiri. Anggota aktif ibaratnya anak kita, merekalah tunas masa depan. Dari pertemuan-2x yg sudah ada, anggota aktif selalu menceritakan soal masa lalu, soal kehebatan anggota-2x kita di masa lalu. Menurut saya, berhentilah bicara soal kejayaan masa lalu, bicaralah soal masa kini dan pusatkan pikiran bgm menyiapkan mereka dg situasi masa depan. Kelak dikemudian hari , apabila program ROTC atau cadangan nasional sudah diberlakukan , terdapat aturan yang jelas mengenai mobilisasi dan penugasan untuk situasi darurat , dimana kita harus meninggalkan kegiatan sehari-hari , hanya untuk melaksanakan panggilan negara sebagai cadangan. Kalau arah kita memang ke ROTC, ya siapkan mereka utk menjadi ROTC, tdk usah perdulikan ROTC sdh berlaku atau belum, anggap saja sudah jalan dan berpikir serta bertindak bgm mengisi kegiatan itu. Jadi saran saya utk anggota aktif, beraktivitaslah apapun aktivitas itu, apa yg masih bisa terpikirkan utk dilakukan ya dilakukan, kalau yg bisa melakukan aktivitas cuma berdua, lakukan berdua, jika bisa lebih tentu lebih baik. Tidak usah menunggu keadaan berubah dulu baru beraktivitas, akan tetapi berlatih sehingga jika pada saatnya kesempatan itu tiba (UU ROTC diberlakukan) maka Anda semua
[yonsatu] Re: Klarifikasi untuk Rekans2 ,...Strategi Penyelamatan Batalyon I/ITB
Ass.Wr.Wb.' Penjelasan mas Priyo, sudah 'sangat clear' bagi saya, thanks. Pada prinsipnya visi dan misi kita sudah sama. Tinggal bagaimana menterjemahkannya dalam program-program 'real/konkrit' untuk tujuan/sasaran jangka pendek, menengah dan panjang. Karena itu dalam tulisan saya sebelumnya, saya mengusulkan perlunya dilakukan survey/questioner untuk menganalisa root cause/akar permasalan dari menurunnya minat mahasiswa ITB untuk masuk menwa/batalyon, dan juga promosi secara terus menerus/'continuous promotion' mengenai konsep pendidikan/pengembangan Batalyon I/ITB lewat SG-SG (studium general) maupun forum-forum lainnya, jadi konsep kurikulum/pendidikan 'dijual' /disosialisasikan/dipublikasikan agar para mahasiswa bisa mengetahui apa 'nilai tambah/added value' yang didapat jika ia masuk menwa-ITB. Setelah mengetahui root cause/akar bermasalahan dari hasil survey/questioner tsb di atas, lalu dibuat 'action plans' sebagai corrective action/preventive action dan juga mulai merancang pola-pola recruitment yang baru dan lebih efektif lagi. Mengenai pola pendidikan, mungkin kita perlu memadukan antara pola pendidikan yang lama dengan perkembangan konsep-konsep pendidikan 'leadership dan manajemen' yang baru dan juga konsep-konsep 'pembelajaran' sehingga batalyon bisa tumbuh dan berkembang sebagai 'Learning Organization'. Wass.Wr.Wb. Evy Aryanti. Priyo Pribadi Soemarno [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum Rekans sekalian , On Tue, 12 Aug 2003 04:44:47 -0700 (PDT) Evy wrote , Kondisi Batalyon saat ini sedang 'sakit' karena itu perlu 'dirawat' dulu (dengan intensive care), strateginya antara lain seperti yang sudah saya sampaikan. Jika organisasi itu sudah 'sembuh' dan 'sehat' maka barulah kita lepas untuk tumbuh dan berkembang sendiri. Jadi peran aktif alumni hanya bersifat sementara, sampai batalyon bisa bernafas lagi dengan baik. Program-program yang saya usulkan bukan bermaksud untuk mendapatkan nilai plus bagi alumninya, tapi para alumni hanya 'menularkan' nilai plusnya lewat knowledges dan experiences untuk membantu batalyon mendesign organisasinya menjadi organisasi yang lebih 'flexible', 'maju' dan 'berkembang' sesuai tuntutan/perubahan jaman. Kelihatannya anda semua tidak menangkap maksud saya. (PPS) Evy benar , memang barangkali ada komunikasi yang belum pas . Sebagai fasilitator yang dipercayakan untuk mengkomunikasikan hasil2 pertemuan CORPS yang lalu , saya mohon maaf , kalau ternyata kesimpulan pertemuan tersebut belum kena dihati ,.. Dalam milis yang lalu , saya mengambil analogi , keadaan Batalyon I masa kini sedang memerlukan pernapasan buatan , kalau bahasa kita2 rescue , perlu bantuan , karena dihadapkan pada masalah kronis yang tak kunjung selesai ,.. Karena itulah kita mengumpulkan alumni dan para sesepuh Batalyon I yang juga notabene adalah para pendiri Resimen Mahasiswa di Indonesia , untuk mendengar langsung inti permasalahannya dari DAN YON dan para pembina yang ada di Kampus ITB . Bahwa ternyata kemudian kesimpulan pertemuan di interpretasikan berbeda-beda , yaa , harap maklum karena memang rumusannya sedang disusun oleh Team yang ditetapkan dalam pertemuan tadi . Tetapi untuk lebih mempertajam apa yang akan kita lakukan untuk rescue maka menjadi kewajiban saya untuk memberikan beberapa pointers penting yang dapat dijadikan referensi Rekans sekalian untuk membantu mengatasi masalah ini . Berikut ini klarifikasi kami : 1) Persoalan Batalyon I ITB dan juga persoalan Resimen Mahasiswa dan secara luas masalah pembinaan generasi muda ada saling kait mengaitnya , karena itu perlu pandangan dan wawasan yang lebih luas dalam mencari akar permasalahan . 2) Khusus di ITB , perubahan status ITB memerlukan pula perubahan dalam pembinaan kegiatan mahasiswa di Batalyon I . Ketika SKB 3 Menteri tentang pembinaan Resimen Mahasiswa dibatalkan dan pembinaan selanjutnya diserahkan pada pimpinan perguruan tinggi masing2 , saat itulah sebenarnya kita harus sudah menemukan pola pembinaan yang baru ,tetapi , mungkin baru saat inilah persoalan yang menumpuk tersebut menjadi sangat berat bagi Batalyon , karena menyangkut kelangsungan hidup organisasi yang sudah mencetak ribuan alumninya . 3) Hal lain yang sudah kita sadari pula adalah menurunnya kualitas anggota , karena program latihan dan pengalaman organisasi bagi anggotanya sangat merosot jauh . Program Diksar , Dinas Staf , latihan2 dll. sudah dibawah standard , yang disebabkan karena keterbatasan waktu , fasilitas latihan dan dana pembinaan . Hal ini oleh sebagian alumni menjadi perhatian khusus , karena kita tetap menghendaki anggota CORPS yang sesuai dengan tuntutan jaman . 4) Oleh karena itu , pertemuan CORPS kemudian menyimpulkan perlunya pendekatan sistim , dengan membuat rumusan penyelesaian masalah dari tiga persoalan pokok yang saat ini dianggap paling strategis , yaitu : (*) kembalikan pendidikan Resimen Mahasiswa sebagaimana konsep awal pembentukannya dulu ,
[yonsatu] Re: Strategi Penyelamatan Batalyon I/ITB
Rifki Muhida [EMAIL PROTECTED] 08/12/2003 19:46 Please respond to yonsatu To: [EMAIL PROTECTED] cc: Subject:[yonsatu] Re: Strategi Penyelamatan Batalyon I/ITB Pendidikan Yon I bukan sekolah para calon sekretaris atau sekolah calon wirausaha (walau setelah lulus nantinya memungkinkan jadi pengusaha), pendidikan yon I adalah pendidikan untuk mengubah dan pembentukan karakter, tampa melihat ingin jadi apa mahasiswanya setalah lulus nanti, pakah mau jadi pengusaha, ibu rumah tangga,atau profesor. Membuat orang bertanggung jawab, jiwa karsa pantang menyerah, ulet dll, lebih sulit membentuknya ketimbang pengetahuan tentang berbagai prosedur rapat dll. Tentunya ini musti dikembalikan lagi kepada tujuan didirikannya Menwa itu sendiri. Apakah hanya untuk merubah watak, atau untuk mempersiapkan pemimpin yang berwatak, atau intelektual yang patriotisme, dsb, dsb. Melihat pelajaran yang telah saya peroleh selama bergelut di Yon I, saya berkesimpulan bahwa pendidikan yang saya terima itu ternyata telah turut membentuk saya untuk menjadi seorang intelektual yang berjiwa pemimpin (bukan berarti harus menjadi pejabat publik), seorang manusia yang tidak mudah menyerah, yang cinta tanah air dan rakyatnya tanpa membeda-bedakan latar belakang serta adat istiadatnya (SARA), dan yang selalu berusaha untuk memanage tugas2 yang diemban dengan sebaik-baiknya dengan rasa tanggung jawab yang setinggi-tingginya. Kalau hal ini juga dirasakan oleh rekan2 alumni yang lainnya, maka berarti itulah output yang telah dihasilkan dari pendidikan Menwa, khususnya Yon I, dan rasa2nya ini memang pas dengan semboyan WCDS kita itu. Berangkat dari output yang diinginkan itulah kita perlu membuat program2 kegiatan yang disesuaikan dengan jaman. Training course yang saya sebutkan hanya sekedar contoh yang mungkin dapat digunakan dalam menyempurnakan progam2 Dinas Staf, Suspelat, dsb. yang masih ada, atau melengkapinya sebagai suatu paket program baru yang lebih cocok dengan kebutuhan saat ini. Kegiatan2 tsb, tidak perlu harus menghabiskan waktu banyak mahasiswa seperti yang anda khawatirkan di email anda yang terdahulu, karena dapat diberikan setiap hari Sabtu dengan ALONGIN (Alat Penolong Instruksi) yang sangat sederhana. Tapi intinya kembali kepada: kita mau kemana, dan sekarang kita ada dimana. Setelah ini diidentifikasi barulah kita dapat merancang program pembinaan Menwa, khususnya Yon I, yang lebih tepat dan sesuai dengan perkembangan jaman. Dukungan leadership dan kemampuan management rekan2 alumni menurut saya merupakan hal yang crucial dalam hal ini. Salam, HermanSyah XIV. --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]
[yonsatu] Re: Mars
Whaduh, judulnya serem, seolah olah Mars akan tampak sebesar bulan, padahal tidak. Kalau diteliti lebih lanjut tulisan dibawahnya ternyata kalau dilihat dengan teropong perbesaran 75 kali, Mars akan tampak sebesar bulan yang dilihat dengan mata telanjang Kalau ini benar, he...he...he, lumayan untuk membuat orang jadi penasaran. Salam, Kunjaya Suntana writes: Ini saya forward informasi dari milis tetangga : http://www.space.com/spacewatch/mars_preview_021108.html Be sure to mark your calendar and remember to watch!! MARK AUGUST 27th ON YOUR CALENDAR! MARS WILL APPEAR AS BIG AS THE MOON! FIRST TIME IN AT LEAST 5,000 YEARS! Never again in your lifetime will the Red Planet (Mars) be so spectacular! This month and next, Earth is catching up with Mars, an encounter that will culminate in the closest approach between the two planets in recorded history. The next time Mars may come this close is in 2287. Due to the way Jupiter's gravity tugs on Mars and perturbs its orbit, astronomers can only be certain that Mars has not come this close to Earth in the last 5,000 years but it may be as long as 60,000 years. On August 27, Mars will come within 34,649,589 miles and will be (next to the moon) the brightest object in the night sky. It will attain a magnitude of -2.9 and will appear 25.11 arc seconds wide. At a modest 75-power magnification Mars will look as large as the full moon to the naked eye. Mars will be easy to spot. At the beginning of August, Mars will rise in the east at 10 p.m. and reach its azimuth at about 3 a.m. But by the end of August when these two planets are closest, Mars will rise at nightfall and reach its highest point in the sky at 12:30 a.m. That's pretty convenient when it comes to seeing something that no human has seen in recorded history. So don't miss it---mark your calendar at the beginning of August to see Mars grow progressively brighter throughout the month. Share this with your friends, children and grandchildren. No one alive today will ever see this again!!! --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED] --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]
[yonsatu] Re: [anggota] Re: Perasaan Kebangsaan
Evy , mungkin yang adinda maksudkan adalah Ongku , bukan Ongki (yang main sinetron ,he, he,he,) Pembicaraan semakin menarik , perlu di cari pointersnya . Salam hangat , saya sudah ingat , Evy yang datang waktu SPC di Kampus ITB bulan Maret yang lalu . Terus berjuang . Wassalam , Priyo PS From: EVY ARYANTI [EMAIL PROTECTED] Reply-To: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [yonsatu] Re: [anggota] Re: Perasaan Kebangsaan Date: Thu, 7 Aug 2003 19:28:57 -0700 (PDT) Wah, kelihatannya perdebatannya makin seru nih. Ilmunya pada keluar semua. Saya ikutan lagi di bagian terakhirnya aja deh, untuk bikin kesimpulannya. Mungkin akan lebih seru lagi jika topiknya diperluas ke area yang lain (politik, sosbud dsb). Salam untuk P'Ongki. Evy. [EMAIL PROTECTED] wrote: Dalam pandangan saya, pola fikir para pengambil keputusan masih terpaku pada quick yielding, sehingga tentu pandangannya akan mengarah kepada trading business, kalau tidak mau disebut lebih miris lagi mengarah pada broker business. Masak sih ? Apakah Regulasi dibidang telekomunikasi kita sekarang di tangani oleh Singapore ? Apakah regulasi Semen kita sekarang ditangani Mexico ? - Saya fikir arahnya bukan kesana. Dalam kasus Indosat dan Semen Gresik menjadi milik Singapura dan Mexico (mayoritas ?) bukan berarti regulasi dalam industrinya di atur Singapura dan Mexico. Namun control terhadap wealth daripada perusahaan tersebut menjadi di tangan pemilik baru tersebut. Seandainya privatisasinya hanya sampai batas 49 % maximum kontrol tetap ada di sini. Yang saya maksud dengan pola fikir quick yielding terlihat dari beberapa kebijakan dalam pengembangan industri. Salah satu contoh dalam hal CPO, kita (baca PTPN dan swasta nasional lainnya) cenderung memproduksi buah sawit dan mengolah jadi CPO/PKO di CPO/PKO mill, bukan refined product atau turunannya. Demikian juga dengan Oil and Gas, kita cenderung mengembangkan produksi untuk menjual/mengexport crude instead of refined product dan turunannya. Refined product dan turunan ini nantinya akan kita impor kembali dari luar, seperti Singapore (untuk kasus oil and gas), dan Belanda atau Malaysia (dalam kasus minyak nabati). Lihat kejadian sekitar tahun 1990 an, dalam kasus minyak nabati. Begitu kampanye US tentang jeleknya minyak sawit buat kesehatan (untuk memproteksi minyak soyabean mereka) gagal dan ternyata refining dan oleochemical plant mereka kekurangan bahan baku karena produksi soyabean sudah maksimal, mereka melirik SE Asia untuk sumber bahan baku (baca CPO). Reaksi Indonesia dan Malaysia berbeda. Malaysia bereaksi dengan membangun industri Oleochemical di Port Klang, dan tetap menguasai industri hulu, yang makin ke hilir makin sedikit share Malaysianya, tetap mereka tetap 100 % menguasai kebun sawit. Hasilnya sekarang, Malaysia menjadi produsen oleochemical terbesar di dunia (yang berasal dari CPO). 70 % CPO Malaysia diolah menjadi produk derivative yang berdaya jual tinggi dengan presentasi kontrol 70 % juga, dan 30 % diolah jadi minyak goreng dan produk konsumsi langsung lainnya untuk kebutuhan domestik. Karenanya Malaysia menjual ke luar adalah dalam bentuk produk derivative. Sementara kita hanya mengolah kurang dari 10 % menjadi produk derivative, dan sekitar 30 % untuk minyak goreng, sisanya kita ekspor dalam bentuk real crude palm oil, bukan refined. Karena bagi kita it's faster to sell the CPO. Sudah selayaknya kita berkaca ke negara-negara tetangga seperti Korea, atau bahkan Malaysia, yang dengan gigih dan sangat berfihak kepada industri mereka selama kurun waktu 15 - 25 tahun terakhir. Sepertinya selama ini(atau paling tidak akhir-akhir sejak orde baru runtuh), kita lebih berkaca kepada Singapura dan Hongkong, yang mengandalkan trading dan services. Negara kita adalah negara besar dengan 200 juta penduduk, tidak bisa hanya mengandalkan trading and services. Singapura dan Hongkong yang kecil tentu bisa mengandalkan ini, dengan asumsi bahwa production center mereka adalah negara-negara sekitarnya. Sudah lihat China yg habis-2x an melakukan privatisasi ? Penduduk dan luas negaranya berlipat dari kita lho. - China memprivatisasi industrinya dengan segala keberfihakannya. Tolong simak pola privatisasi mereka yang sangat berbeda dengan kita. Soal industri strategis, bahkan negara maju pun tidak memprivatisasi industrinya. Framatome (industri nuklir Perancis) adalah BUMN, Air France adalah BUMN, demikian juga dengan yang lain-lain. Ingat kasus privatisasi Thomson CSF sekitar tahun 1990 an, yang tadinya sempat terjual ke Jepang, di protes habis warganya, dan akibatnya dua hari kemudian deal itu dibatalkan. Namun setelah Thomson di privatise sebagian ke pengusaha nasional atau publik Perancis, rakyat tidak protes lagi. Lihat juga bagaimana Boeing disubsidi pemerintah, bagaimana petani di negara maju disubsidi pemerintah, dst. Sudah lihat bagaimana BUMN di Singapore beroperasi ? -- Know very
[yonsatu] Re: No, not finished yet It just point to start [ wasRe: Finish]
On Mon, 11 Aug 2003 06:02:43 -0700 (PDT) EVY ARYANTI [EMAIL PROTECTED] wrote: Memang diskusi ini baru dimulai. Tapi saya untuk sementara off dulu tapi tetap memonitor. Dalam struktur organisasi PT DI, SBU-SBU itu sudah ada. Jadi bisnis kita dibagi menjadi dua, aircraft dan non aircraft. Bisnis aircrat ditangani oleh UPC (Unit Profit Center) sedangkan untuk non aircrfat ditangani oleh SBU dan SUM (Satuan Usaha Mandiri). Sejak kapan ? Bagaimana pelaksanaannya, apakah ada hambatan ? engineering services. Dalam management system, kita sedang mengarah ke penerapan konsep-konsep 'Business Excellence', TQM (Total Quallity Management), 'Continuous Improvement', 'Customer Satisfaction', 'Just In Time Delivery' dsb. Jangan banyak-2x pakai teori muluk-2, pilih saja salah satu akan tetapi dilaksanakan secara kaffah (ceuna Dudung) shg learning curve berjalan cepat. Perlu diketahui Korea 'puas' dengan pesawat cargo militer, dan pesawat VVIP (untuk presiden-nya) yang dibeli dari PT DI terutama untuk 'defence equipment'-nya. Ulasan tentang hal ini pernah dimuat di majalah Angkasa dan PR. Bagus sekali. -- syafril --- Syafril Hermansyah --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]
[yonsatu] Re: [yon1] Juara I Surat Kepada Presiden
Kelihatannya surat ini hari ini luas beredar. Tentunya yang sekarang ditunggu-tunggu adalah jawaban dari yang dikirimi surat... Wasalam. === - Original Message - From: Maria A.Kadir Sent: 14 Agustus 2003 10:40 Subject: [yon1] Juara I Surat Kepada Presiden Ketawa sambil nangis aku baca ini...:) /maria Pemenang Pertama Lomba Menulis Surat untuk Presiden Tingkat Nasional, Kategori Kelas I-III SD dalam Rangka Hari Anak 2003. Dewan Juri: Seto Mulyadi, Riris K. Toha Sarumpaet, Tika Bisono, Agus R. Sarjono -- Kepada Yang Terhormat Presiden Republik Indonesia Megawati Di Istana Assalaamualaikum. Ibu Mega, apa kabar? Aku harap ibu baik-baik seperti aku saat ini. Ibu, di kelas badanku paling tinggi. Cita-citaku juga tinggi. Aku mau jadi presiden. Tapi baik. Presiden yang pintar, bisa buat komputer sendiri. Yang tegas sekali. Bisa bicara 10 bahasa. Presiden yang dicintai orang-orang. Kalau meninggal masuk surga. --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]
[yonsatu] Pelatih (Re: Re: CR-301 -Nembak pertama-)
Iya betul, jaman sebelum G-30-S dulu itu, instruktur Rinsil (Resimen Induk Siliwangi, sekarang Rindam) yang saya ingat memang Capa (Calon Perwira) Ph. Siman, yang pensiun pada pangkat Mayor, lalu di-rekrut Tjipto Sukardhono di PT Pronaka. Lainnya adalah Serka Satriman. Tuan-tuan sekalian, terlebih dahulu perkenalkan, nama saya adalah daripada Satriman, pangkat dapat dilihat di mana pundak, keterangan lainnya, apakah sudah kawin atau belum, mungkin tidak perlu, begitu dia kalau memperkenalkan dirinya di muka kelas. Sedangkan instruktur RPKAD untuk latihan gunung-hutan yang di Situ Lembang, Praka Santoso. U untuk latihan basis komando di Batujajar ada banyak, a.l. Praka Arie L (L-nya itu apa, lupa lagi, pokoknya nama marga orang Sulawesi). Untuk latihan para, Peltu Jawadi, yang semua orang kenal, karena 'sadis'-nya. Wasalam. === - Original Message - From: Rastihat To: [EMAIL PROTECTED] Sent: 14 Agustus 2003 22:04 Subject: [yonsatu] Re: CR-301 -Nembak pertama- Joseph, Kayanya bukan Caper Sentot, tapi capa Siman Coba cerita lainnya lagi. wass rastihat - Original Message - From: Jo Wardi [EMAIL PROTECTED] To: YONSATU [EMAIL PROTECTED] Sent: Sunday, August 10, 2003 1:44 PM Subject: [yonsatu] CR-301 -Nembak pertama- Pimpinan latihan adalah Caper Sentot (calon perwira dengan pangkat satu bintang putih-perak berlubang!) yang ditugaskan oleh Kodam VI Siliwangi melatih mahasiswa ITB. --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]
[yonsatu] Strategi Penyelamatan Batalyon I/ITB
Ass.Wr.Wb. Kondisi Batalyon saat ini sedang 'sakit' karena itu perlu 'dirawat' dulu (dengan intensive care), strateginya antara lain seperti yang sudah saya sampaikan. Jika organisasi itu sudah 'sembuh' dan 'sehat' maka barulah kita lepas untuk tumbuh dan berkembang sendiri. Jadi peran aktif alumni hanya bersifat sementara, sampai batalyon bisa bernafas lagi dengan baik. Program-program yang saya usulkan bukan bermaksud untuk mendapatkan nilai plus bagi alumninya, tapi para alumni hanya 'menularkan' nilai plusnya lewat knowledges dan experiences untuk membantu batalyon mendesign organisasinya menjadi organisasi yang lebih 'flexible', 'maju' dan 'berkembang' sesuai tuntutan/perubahan jaman. Kelihatannya anda semua tidak menangkap maksud saya. Evy Priyo Pribadi Soemarno [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum Bung Syafril yang baik , Saya sangat senang dan beruntung punya seorang Syafril yang rela begadang dan ngurusi teman2 CORPS dengan penyelenggaraan milis ini . Tanpa adanya milis , tidak terbayangkan bagaimana kita bisa gerak cepat dan komando mengumpulkan rekans2 dalam HANATA dan dalam Pertemuan kemarin . Inilah yang saya maksudkan sebagai fungsi cadangan yang telah dijalankan , disela-sela kegiatan kita sehari-hari , tidak peduli ada ROTC ataupun SEPACAD , dll . Yang ingin kita rancang rame2 , adalah yang disebut re-building Batalyon I , bagaimana membuat mahasiswa ITB ikut lagi kegiatan Menwa didalam segala keterbatasan yang ada dan ditengah situasi anti militerisme di kampus2 . Tetapi tujuan kita khan bukan mau mencetak prajurit , melainkan sarjana yang tangguh dan siap pakai . Bagaimana bentuk dan formula serta kurikulum untuk mahasiswa calon kader inilah yang akan dirumuskan . Tentang LTC dll , seperti yang disebut mas Koni , tidak ditujukan pada anggota Batalyon yang ada sekarang , tetapi didisain untuk peserta luar , baik mahasiswa ataupun umum , untuk menaikkan citra Resimen Mahasiswa yang otomatis akan membuat peminat (calon kader) pada tahun2 berikut akan bertambah . Untuk mengatasi keadaan dimana hanya ada empat (empat) SSK-Kompie, alias cuma empat orang anggota termasuk Dan Yon nya , maka perlu kita gandeng dulu , ibaratnya mas Sukris , kalau belum berani terjun sendiri , ya tandem gitu ,... tanpa kita menghilangkan peran mereka . Bung Syafril , Team Crash Program sedang menyusun rinciannya yang tentu akan kita bahas rame2 untuk menemukan rancangan yang paling pas , agar sarjana plus tetap dapat dilahirkan dari ITB , bukan alumni nya yang plus ,...(kita sedang memerankan cadangan tadi ,..) Team nya mas Susilo akan menampung semua usulan serta ide2 yang kreatif dari Rekans semuanya ,... Silahkan terus menulis dan mengritisi kami ,.. Salam hangat , Priyo PS -Original Message- From: Syafril Hermansyah To: [EMAIL PROTECTED] Date: Mon, 11 Aug 2003 13:15:12 +0700 Subject: [yonsatu] Re: Re-building Batalyon I ..Re: [anggota] Perasaan Kebangsaan On Sat, 09 Aug 2003 04:05:00 +0700 Priyo Pribadi Soemarno wrote: Bung Syafril , apa yang kita semua lakukan , kelihatannya cuma untuk Batalyon I ITB ,...yang kata mas Koni sudah kejet2 , mau bubar ,... Tetapi , sebetulnya hakekat utama perbuatan para CORPS yang concern dengan kehidupan Batalyon I , adalah pencerminan dari sikap kita semua yang siap sedia berfungsi sebagai cadangan (meskipun bukan perwira cadangan atau ROTC) , yang menginginkan kelangsungan penyediaan sumber daya manusia yang terbaik bagi bangsa ini . Saya setuju dg apa yg sudah disampaikan, cuma saya lihat ada yg kurang dicover y.i. motivasi dari anggota aktifnya sendiri. Akan lebih bagus jika nantinya latihan kepemimpinan dls disampaikan oleh anggota aktif, bukan alumni (alumni hanya mendampingi). Titik berat dari kerangka kegiatan kelihatannya lbh mengarah ke exposure, ini bagus dari sudut pandang marketing, akan tetapi tetap harus ada kemauan dari anggota aktif untuk punya potensi melakukan itu sendiri. Saya ingat dulu Aussie berkomentar thd kegiatan-2x kami yg di nyinyir oleh sebagian senior krn apa yg kami lakukan terkesan spt main-2x (jalan-2x sembari latihan potong kompas malam, membentuk sel dan terkadang malam-2x sel diminta berkumpul cuma utk mencheck kesiagaan dll yg aneh-2x). Aussie saat itu ngomong tidak usah perduli dg omongan orang lain, tidak usah perduli dg teman-2x yg tidak mau aktif, berlatih saja sendiri, jadi pinter sendiri, dan semua itu untuk kemajuan diri kita sendiri. Anggota aktif ibaratnya anak kita, merekalah tunas masa depan. Dari pertemuan-2x yg sudah ada, anggota aktif selalu menceritakan soal masa lalu, soal kehebatan anggota-2x kita di masa lalu. Menurut saya, berhentilah bicara soal kejayaan masa lalu, bicaralah soal masa kini dan pusatkan pikiran bgm menyiapkan mereka dg situasi masa depan. Kelak dikemudian hari , apabila program ROTC atau cadangan nasional sudah diberlakukan , terdapat aturan yang jelas mengenai mobilisasi
[yonsatu] Re: Doa seorang Ayah
On Mon, 11 Aug 2003 18:41:47 +0700 Abas F Soeriawidjaja [EMAIL PROTECTED] wrote: Yang ini dalam Bahasa Inggrisnya : Terimakasih Om Abas. KAlau diteliti, ternyata ada kata-2x yg hilang di versi bahasa Indonesianya. Build me a son whose heart will be clear, whose goals will be high; a son who will master himself before he seeks to master other men; one who will learn to laugh, yet never forget how to weep; Jadi mestinya ada koreksi di versi Bahasa Indonesia. --- Doa Ayah, oleh : Douglas Mac Arthur Tuhanku Bentuklah puteraku menjadi manusia yang cukup kuat untuk mengetahui, manakala ia lemah. Dan cukup berani menghadapi dirinya sendiri, manakala dia takut. Manusia yang bangga dan teguh dalam kekalahan, jujur dan rendah hati serta berbudi halus dalam kemenangan. Bentuklah puteraku menjadi manusia yang hasrat-hasratnya tidak menggantikan yang mati, putera yang selalu mengetahui Engkau, dan insyaf bahwa mengenal dirinya sendiri adalah landasan pengetahuan. Tuhanku ... Aku mohon agar puteraku jangan dibimbing dijalan yang mudah dan lunak, tetapi dibawah tekanan dan desakan kesulitan dan tantangan. Didiklah puteraku supaya teguh berdiri diatas badai serta berbelas kasihan terhadap mereka yang gagal. Bentuklah puteraku supaya menjadi manusia yang berhati jernih, yang cita-citanya tinggi. Putera yang sanggup memimpin dirinya sendiri sebelum berhasrat memimpin orang lain. Putera yang belajar tertawa, tanpa melupakan bagaimana menangis. Putera yang menjangkau hari depan namun tidak pernah melupakan masa lampau. Dan setelah itu menjadi miliknya, aku mohon agar puteraku juga diberi perasaan jenaka, agar dia dapat serius tanpa dirinya terlampau serius. Berilah dia juga kerendahan hati agar dia dapat selalu ingat pada kesederhanaan dan keagungan asli, pada sumber kearifan dan pada kelembutan juga pada kekuatan asli. Dengan demikian maka, aku ayahnya, akan memberanikan diri dan berbisik : Hidupku tidak sia-sia. --- Bandung 13 April 1979 --- -- syafril --- Syafril Hermansyah --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]
[yonsatu] Re: Klarifikasi untuk Rekans2 ,...Strategi PenyelamatanBatalyon I/ITB
Assalamu'alaikum Rekans sekalian , On Tue, 12 Aug 2003 04:44:47 -0700 (PDT) Evy wrote , Kondisi Batalyon saat ini sedang 'sakit' karena itu perlu 'dirawat' dulu (dengan intensive care), strateginya antara lain seperti yang sudah saya sampaikan. Jika organisasi itu sudah 'sembuh' dan 'sehat' maka barulah kita lepas untuk tumbuh dan berkembang sendiri. Jadi peran aktif alumni hanya bersifat sementara, sampai batalyon bisa bernafas lagi dengan baik. Program-program yang saya usulkan bukan bermaksud untuk mendapatkan nilai plus bagi alumninya, tapi para alumni hanya 'menularkan' nilai plusnya lewat knowledges dan experiences untuk membantu batalyon mendesign organisasinya menjadi organisasi yang lebih 'flexible', 'maju' dan 'berkembang' sesuai tuntutan/perubahan jaman. Kelihatannya anda semua tidak menangkap maksud saya. (PPS) Evy benar , memang barangkali ada komunikasi yang belum pas . Sebagai fasilitator yang dipercayakan untuk mengkomunikasikan hasil2 pertemuan CORPS yang lalu , saya mohon maaf , kalau ternyata kesimpulan pertemuan tersebut belum kena dihati ,.. Dalam milis yang lalu , saya mengambil analogi , keadaan Batalyon I masa kini sedang memerlukan pernapasan buatan , kalau bahasa kita2 rescue , perlu bantuan , karena dihadapkan pada masalah kronis yang tak kunjung selesai ,.. Karena itulah kita mengumpulkan alumni dan para sesepuh Batalyon I yang juga notabene adalah para pendiri Resimen Mahasiswa di Indonesia , untuk mendengar langsung inti permasalahannya dari DAN YON dan para pembina yang ada di Kampus ITB . Bahwa ternyata kemudian kesimpulan pertemuan di interpretasikan berbeda-beda , yaa , harap maklum karena memang rumusannya sedang disusun oleh Team yang ditetapkan dalam pertemuan tadi . Tetapi untuk lebih mempertajam apa yang akan kita lakukan untuk rescue maka menjadi kewajiban saya untuk memberikan beberapa pointers penting yang dapat dijadikan referensi Rekans sekalian untuk membantu mengatasi masalah ini . Berikut ini klarifikasi kami : 1) Persoalan Batalyon I ITB dan juga persoalan Resimen Mahasiswa dan secara luas masalah pembinaan generasi muda ada saling kait mengaitnya , karena itu perlu pandangan dan wawasan yang lebih luas dalam mencari akar permasalahan . 2) Khusus di ITB , perubahan status ITB memerlukan pula perubahan dalam pembinaan kegiatan mahasiswa di Batalyon I . Ketika SKB 3 Menteri tentang pembinaan Resimen Mahasiswa dibatalkan dan pembinaan selanjutnya diserahkan pada pimpinan perguruan tinggi masing2 , saat itulah sebenarnya kita harus sudah menemukan pola pembinaan yang baru ,tetapi , mungkin baru saat inilah persoalan yang menumpuk tersebut menjadi sangat berat bagi Batalyon , karena menyangkut kelangsungan hidup organisasi yang sudah mencetak ribuan alumninya . 3) Hal lain yang sudah kita sadari pula adalah menurunnya kualitas anggota , karena program latihan dan pengalaman organisasi bagi anggotanya sangat merosot jauh . Program Diksar , Dinas Staf , latihan2 dll. sudah dibawah standard , yang disebabkan karena keterbatasan waktu , fasilitas latihan dan dana pembinaan . Hal ini oleh sebagian alumni menjadi perhatian khusus , karena kita tetap menghendaki anggota CORPS yang sesuai dengan tuntutan jaman . 4) Oleh karena itu , pertemuan CORPS kemudian menyimpulkan perlunya pendekatan sistim , dengan membuat rumusan penyelesaian masalah dari tiga persoalan pokok yang saat ini dianggap paling strategis , yaitu : (*) kembalikan pendidikan Resimen Mahasiswa sebagaimana konsep awal pembentukannya dulu , artinya latihan dasar kemiliteran dll sesuai standard sehingga bisa menjadi Cadangan Nasional .Untuk itu , konsep ROTC dianggap yang paling sesuai , seperti yang dilakukan Malaysia maupun Singapore . Tetapi , karena hal ini memerlukan perjuangan panjang , maka ditugaskan pada TEAM ROTC utnuk menyusun rumusan dan program nya . (**) Pembinaan didalam Kampus , perlu lebih disesuaikan dengan kondisi saat ini . Kerjasama dengan ITB diperlukan , agar eksistensi Batalyon I dapat lebih mantap , bahkan diusahakan sejajar , selaku komponen penting di ITB , bukan sekedar mahasiswa biasa ataupun malahan HANSIP . Peranan CORPS untuk menjembatani hubungan ini , adalah juga sebagai balas budi alumni pada almamater yang telah melahirkannya . Untuk itu , ditugaskan TEAM ITB yang terdiri dari Pak Tutuka Ariadji , Pak Iftikar ZS dan Pak Krishna Suryanto , yang juga staf pengajar di ITB . Team ini akan menghimpun seluruh potensi alumni yang ada di ITB untuk berperan dalam kerjasama yang terhormat ini . (***) Untuk bisa mencapai tujuan yang akan diupayakan oleh kedua TEAM diatas , diperlukan sasaran dekat , yang bisa dilakukan saat ini juga , misalnya kerjasama CORPS dengan ITB menyelenggarakan LTC atau berbagai program pelatihan singkat , dimana anggota aktif Batalyon I akan dilibatkan sebagai para Asisten yang akan belajar sambil bekerja dalam Team tersebut . Bahwa sekarang hanya tersisa anggota dalam
[yonsatu] Re: Strategi Penyelamatan Batalyon I/ITB
Saya nggak tahu apakah buku2 yang bereda di Gramedia itu ada tugas2nya, karena yang lebih penting menurut saya adalah latihan2nya, atau tugas2nya, yang umumnya dilakukan dalam group. Kalau cuma kasih kursus teori sih nggak ada gunanya. Mendingan suruh baca sendiri aja. Pengetahuan yang musti ditraining juga nggak usah macem2. Dianggap yang paling berguna aja dalam meningkatkan pengertian mengenai kepemimpinan dan manajemen, dan bisa langsung segera di aplikasikan dalam ativitas studi, aktivitas sosial maupun diawal meniti karier. Misalnya: 1- Pengantar Psikologi. Dengan main2 (training) kita akan mengerti bahwa setiap orang akan punya persepsi berbeda atas suatu objek, tergantung dari sudut mana melihatnya. Pengertian ini penting bagi seorang leader agar dapat mengkomunikasikan visinya ke anak buahnya sedemikian rupa sehingga sang anak buah mempunyai persepsi yang sama. 2- Teknik rapat, presentasi, diskusi dan debat. Nah, ini pasti akan sangat menarik main2nya (trainingnya). Penghayatan dan penguasaan atas teknik rapat, presentasi, diskusi dan debat jelas sangat dibutuhkan oleh seorang pemimpin. 3- Kreativitas dan Inovasi Ini main2nya juga menarik. Karena kita akan mengerti bahwa pembagian pekerjaan secara kaku ternyata dapat menghambat proses inovasi dan berpikir kreatif. Seorang pemimpin perlu mengetahui pembagian pekerjaan macam apa yang harus dia terapkan dalam memecahkan masalah yang bagaimana dan kapan dia perlu melakukan 'brainstorming', atau teknik kreativitas lainnya. 4- Visi, Misi, Leadership, Management dan Organisasi. Lewat main2nya kita akan mengerti apa sih yang dimaksud dengan Visi dan Misi, apa perbedaan antara Leadership dengan management dan apa hubungan antara Leadership dan Management dengan Visi dan Misi itu. Bagaimana kita membuat suatu organisasi, dan organisasi yang macam apa yang cocok untuk keperluan yang bagaimana. 5- Project Management Lewat main2nya (kalau bisa sekalian pake Microsoft Project), kita akan memahami bagaimana mengelola suatu proyek. 6- Coaching Skill Lewat main2nya kita bisa mengerti bagaimana cara mengcoach anak buah, sehingga ybs. dapat berkontribusi secara optimal didalam group (diberdayakan), dan sebaliknya bagaimana kita sebagai anak buah menempatkan diri didalam group secara optimal. Ke 6 topik training diatas adalah yang pernah saya ikuti training coursenya dan saya rasakan ternyata sangat bermanfaat apakah itu untuk pekerjaan kantor, maupun dalam kehidupan sehari2. Saya yakin banyak rekan alumni yang telah mengikuti training2 semacam dan bahkan lebih canggih lagi. Menurut saya alangkah baiknya kalau rekan2 alumni tsb. bersedia menjadi trainer untuk adik2 Yon I. Mudah2an ada pointnya, Salam, HermanSyah XIV. Rifki Muhida [EMAIL PROTECTED] 08/12/2003 17:45 Please respond to yonsatu To: [EMAIL PROTECTED] cc: Subject:[yonsatu] Re: Strategi Penyelamatan Batalyon I/ITB Saya pikir kegiatan kursus-kursus dan teori-teori kepemimpinan dan manajemen, apalagi banyak mengadopsi dari buku-buku di gramedia (yang kebanyakan ditulis oleh penulis2 bule) hanya akan menambah kebingungan para mahasiswa dan menyita banyak waktu mereka.Kita lupa permasalahan awal adik-adik kita untuk aktif di Yon I adalah masalah waktu, dimana waktu kuliah yang padat dan sesak membuat mereka tidak bisa melirik kegiatan extrakulikuler, kecuali yang memberi manfaat langsung kemreka. Materi2 seperti 'Quantum Learning', 'Learning Revolution', 'Spiritual Question/Transcedential Intelligence/kecerdasan Ruhaniah', 'Berpikir Lateral', 'Effectif Presentation/Discussion, dll, yang dariistilahnya saja sudah pusing, hanya akan menambah keruwetan. Dahulu saya sering baca buku-buku semacam ini, dan beberapa menjadi pustaka di batalyon, ketika saya menjadi danyon. Saya pikir teori-teori yang disampaikan oleh buku-buku (kebanyakan tersedia di gramedia) sangat positif bila diterapkan di batalyon, eh ternyata saya keliru. Apa yang disediakan di batalyon, terutama yang sifatnya praktek kepemimpinan dan manajemen lebih dari pada apa yang ditulis dalam dalam buku itu. Menurut saya kegiatan-kegiatan yang mengandung muatan kepemimpinan yang tinggi di batalyon tetap dipertahankan seperti job-job dantim ataupun kasie-kasie. Hanya kegiatan-kegiatan yang menyita banyak waktu dikurangi, pemecahannya, mensingkronkan beberapa kegiatan di menwa dengan kegiatan perkuliahan dan penelitian/TA. Rifki Muhida --- EVY ARYANTI [EMAIL PROTECTED] wrote: Ass.Wr.Wb. Kondisi Batalyon saat ini sedang 'sakit' karena itu perlu 'dirawat' dulu (dengan intensive care), strateginya antara lain seperti yang sudah saya sampaikan. Jika organisasi itu sudah 'sembuh' dan 'sehat' maka barulah kita lepas untuk tumbuh dan berkembang sendiri. Jadi peran aktif alumni hanya bersifat sementara, sampai batalyon bisa bernafas lagi dengan baik. Program-program yang saya usulkan bukan bermaksud untuk mendapatkan nilai plus bagi alumninya,
[yonsatu] Doa seorang Ayah
Hi Gank! Krn kebetulan saya sedang buka arsip lama mengenai sajak-2x, sekalian saja saya sampaikan Tulisan Jendral Douglas Mc Arthur untuk anaknya. Tulisan ini dulu terpajang di kamar kost saya di Bandung, ditulis diatas bendera OSMA yg saya gunakan saat pekan OS (Orientasi Siswa), ditulis dan dihias dg bagus oleh teman serumah saya, Wiyana dari AR-77. --- Doa Ayah, oleh : Douglas Mac Arthur Tuhanku Bentuklah puteraku menjadi manusia yang cukup kuat untuk mengetahui, manakala ia lemah. Dan cukup berani menghadapi dirinya sendiri, manakala dia takut. Manusia yang bangga dan teguh dalam kekalahan, jujur dan rendah hati serta berbudi halus dalam kemenangan. Bentuklah puteraku menjadi manusia yang hasrat-hasratnya tidak menggantikan yang mati, putera yang selalu mengetahui Engkau, dan insyaf bahwa mengenal dirinya sendiri adalah landasan pengetahuan. Tuhanku ... Aku mohon agar puteraku jangan dibimbing dijalan yang mudah dan lunak, tetapi dibawah tekanan dan desakan kesulitan dan tantangan. Didiklah puteraku supaya teguh berdiri diatas badai serta berbelas kasihan terhadap mereka yang gagal. Bentuklah puteraku supaya menjadi manusia yang berhati jernih, yang cita-citanya tinggi. Putera yang sanggup memimpin dirinya sendiri sebelum berhasrat memimpin orang lain. Putera yang menjangkau hari depan namun tidak pernah melupakan masa lampau. Dan setelah itu menjadi miliknya, aku mohon agar puteraku juga diberi perasaan jenaka, agar dia dapat serius tanpa dirinya terlampau serius. Berilah dia juga kerendahan hati agar dia dapat selalu ingat pada kesederhanaan dan keagungan asli, pada sumber kearifan dan pada kelembutan juga pada kekuatan asli. Dengan demikian maka, aku ayahnya, akan memberanikan diri dan berbisik : Hidupku tidak sia-sia. --- Bandung 13 April 1979 --- -- syafril --- Syafril Hermansyah --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]
[yonsatu] Re: yonsatu Digest V3 #154
Hallo Pak Hermanto, Selamat datang dan bergabung. Saya jarang melihat tulisannya, Dari angkatan kita, yang saya liat suka muncul adalah Pak Anggit. Ayolah kita coba bantu2 sebisa kita, kalau soal nyari kaya sih kan' untuk angkatan kita udah cukup he he he. Malu sama angkatan yang lebih muda. Sekarang mungkin sudah waktunya bagi kita2 untuk kerja sosial. Sampai ketemu di pertemuan Corps berikutnya. Wassalam, Harry Kusna Msg: #9 in digest From: S. Hermanto Kosasih [EMAIL PROTECTED] Subject: [yonsatu] Re: Strategi Penyelamatan Batalyon I/ITB Date: Sun, 10 Aug 2003 23:00:51 +0800 WCDS, Wah, membaca tulisan rekan Evy, rasanya sudah sangat lengkap, tinggal bagaimana kita membuat Planning dan Organisasinya. Sesuai dengan pengalaman saya dan pekerjaan saya saat ini di bidang Training, maka saya menawarkan diri untuk berpartisipasi bersama rekan-rekan lainnya dalam Point 4: ...Merancang program-program pelatihan/training/course yang berkaitan dengan Learning Skill, Leadership and Management dll Salam, Hermanto Kosasih PRIME CONSULTING Menara Imperium LG-15, Kuningan - Jakarta 021-8353995 ; 0818 808685 www.primeconsulting.cjb.com --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]
[yonsatu] Re: Doa seorang Ayah Mc Arthur' A SoldierSpeaks............
Assalamu'alaikum Dimas Sukris , Menarik sekali bacaan2 yang ada di Pustakanya Dimas , .. Mungkin jaman sekarang sudah jarang ada pemimpin kaliber seperti Jendral Mc Arthur , ... apalagi kalau mencermati kalimat terakhir yang disampaikannya , (Dimas , saya kutip sebagian , yaa..) . Today marks my final rollcall with you. But I want you to know that, when I cross the river, my last conscious thoughts will be of the corps, and the corps, and the corps. ... Terimakasih Dimas , Wassalam , Priyo PS -- --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED] --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED] --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED] --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]
[yonsatu] Re: Perasaan Kebangsaan
Nah, ini dia kalau orang mBandung nya ngomong, yang diminta langkah konkrit kata sesepuh Mas Tjipto S khan masalahnya dari masa ke masa ke itu-itu saja, kalau dipikir kayaknya kita ngomong ini jauh panggang dari api, mungkin langsung aja memulai langkah pertama yang disimpulkan pertemuan DHN 45 - ajang Latihan Kepemimpinan Mahasiswa ITB, Komandan nya yang di Bandung, sponsorship yang di Jakarta, fasilitaor Yon 1 dan alumni di ITB lhah ini sudah kejet-kejet mau ko...' it kok masih diseminarkan.. Jadi ingat joke di Kampus dulu, Boeing 747 emergency, yang Amerika PD kalau nggak bakal jatuh, yang Rusia ngajak keluar karena bawa payung terjun, yang Perancis percaya alat emergencynya canggih...dst..dst hanya satu yang belum ngomong, ternyata orang Indonesia lalu ditanya... apa usulnya.. mari kita duduk bersamakita seminarkan keadaan ini sebelum mengambil keputusan yang tepat. eh ???ngomong bener nggak ini. Salam KNE. - Original Message - From: Eddy Z. Gaffar [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Saturday, August 09, 2003 10:11 AM Subject: [yonsatu] Re: Perasaan Kebangsaan pak Ongku yth, saya setuju dengan apa yang anda tulis dalam beberapa surat melalui yon I dan anggota, hanya saja kalau bisa kami ingin mendengar langkah konkrit apa yang bisa kita lakukan terhadap kelangsungan organisasi Menwa Yon I jangka pendek dan jangka panjang karena saya punya pandangan bahwa anda berasal dari kalangan bisnis sedangkan ITB sendiri sekarang sudah menjadi BHMN, tentunya sedikit banyak bisa memberi masukan harus bagaimana menghadapi era bisnis akhir-akhir ini. terima kasih. mohon maaf bila ada yang kurang berkenan edi z.g --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED] --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]
[yonsatu] Re: yel..yel..PPI Osaka
He he he, Rifki salah 'send' nih... Wasalam. - Original Message - From: Rifki Muhida To: [EMAIL PROTECTED] Sent: 08 Agustus 2003 17:45 Subject: [yonsatu] yel..yel..PPI Osaka Untuk mensuport para atlit PPI Osaka, kita harus mempersiapkan yel-yel (teriakan-teriakan dukungan). Waktu lawan Kobe Fidens sudah menciptakan yel-yel tersebut, mungkin kita memerlukan beberapa yel-yel, katakanlah PPI Osaka tut..tut..tut (seperti iklan Terebi Osaka setiap hari) atau ada yang lain. Dari Ibu-ibu PPI Osaka katanya juga sedang mempersiapkan yel-yel tersendiri. Megapone nanti dapat juga digunakan untuk meneriakkan yel-yel dukungan buat atlit PPI Osaka. Rifki Muhida --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]
[yonsatu] Re: [anggota] Re: Perasaan Kebangsaan
Mana yg lebih kuat, kepemilikan perusahaan atau hak utk membuat peraturan ? Mana yg lebih penting pengaturan perusahaan (mikro) dg pengaturan negara (makro) dari sudut pandang pemerintah/negara ? Mana yg lebih disukai antara perusahaan yg selalu minta duit rakyat, dg perusahaan yg memberi barang dan jasa yg murah dan terjangkau oleh rakyat ? -- Kuat secara de jure adalah yang makro, secara de-facto yang mikro. Uang tidak mengenal batas geographis. Bicara suka atau tidak suka mungkin lebih tepat untuk jangka pendek, sementara jangka panjang lebih tepat baik tidak baik (dari sudut pengembangan kompetensi bangsa). Buat apa punya kontrol (mikro) perusahaan kalau perusahaannya bangkrut ? Apa untungnya bagi rakyat banyak kalau perusahaannya merugi terus ? Kontrol akan membuat perusahaan tidak bangkrut selama kontrol itu dijalankan dengan baik. Maka yang perlu diperbaiki adalah disini, bukan dengan cara gampang menjual, apalagi dengan harga murah. Perusahaan tidak akan merugi terus kalau roda ekonomi perusahaan berputar. Bagaimana supaya berputar ? Dibutuhkan banyak hal, termasuk keberfihakan. Itu kesalahan policy/kebijakan, saat itu kita menganut pola membangun industri padat karya bukan padat modal. Tidak ada hubungannya dengan soal pengelolaan perusahaan. (krn out context itulah saya tadi tidak menanggapi soal yg ini). PT DI juga begitukan ? Perusahaan ini mestinya padat modal akan tetapi dipaksakan jadi padat karya, ya susah deh semua pihak :-( - Nah kalau policy yang salah, mari kita perbaiki policynya. Kalau pengelolaan juga salah, mari kita benahi pengelolaannya. Beri second chance untuk bangsa ini untuk maju. Orang yang sudah nilep BLBI saja diberi chnace ke dua ketiga dan bahkan dibiarkan melenggang kangkung. Jangan cari jalan pintas yang sangat mudah, dengan melelang apa-apa yang sudah dibangun dengan susah payah. Untuk Perancis, disana masih banyak swasta nasional yg punya duit utk beli perusahaan itu, disini siapa yg punya duit utk beli ? Konglomerat kitakah ? --- Ini dia nih salah satu problemnya. Kita tidak punya duit 3 trilyun untuk menyehatkan DI, tapi punya duit ratusan trilliun untuk menyehatkan bank-bank ??? Kita rela memberikan suntikan dana untuk kemudian dilarikan lagi keluar oleh para konglomerat itu, tapi kita tidak rela memberikan suntikan modal untuk penyehatan industri untuk membangun masa depan kompetensi bangsa ini. Tp tetap saja disana dilakukan privatisasi, walau ke swasta nasional. Subsidi boleh-2x saja, akan tetapi ada batasnya, dan mrpkan stilmulus dalam percepatan economic growth. Setuju, dan ini yang saya sebutkan sebelum-sebelumnya bung. Bukan subsidi tanpa batas, tak tentu arah, dan tak dikontrol. Subsidi harus jelas tujuan, ada batas waktu, dan ada bantuan (kalau perlu) dalam mengelola subsidi tersebut, dan yang lebih penting lagi ada kontrol dan monitoring serta evaluasi berkelanjutan. Kontrol, monitoring, evaluasi bukan untuk menutup (meskipun pada akhirnya boleh-boleh saja kalau semua sudah dilakukan tapi tetap tidak tertolong) akan tetapi untuk mengevaluasi langkah ke depan dalam rangka pemenuhan target itu. Apakah ini semua sudah dilakukan ??? Koq buru-buru mau jualan saja. Mau cepat-cepat ya, karena Pemilu sudah dekat ??? Ini saya copykan tulisan yg bagus dari milis lain soal Boeing : -- Thanks infonya, kebetulan sudah baca sebelumnya dan saya setuju. Sudah baca link yg saya berikan ? BUMN disitu memang milik pemerintah, akan tetapi beroperasi sepenuhnya dg cara swasta. Tidak ada titipan, tidak ada minta sumbangan dari Parpol atau penyelenggara negara lainnya. Coba deh buka warung barang 1-2 tahun di Indonesia ini, Anda akan mengerti kata-2x permintaan sumbangan dari berbagai pihak yg bikin pusing itu. -- Nah ini dia nih,...Apakah kalau ada orang yang minta-minta sumbangan ke rumah kita kita harus jual rumah kita ?? Yang minta-minta inilah yang harus dibenahi, jangan timpakan salahnya kepada perusahaan saja. Para pengambil keputusan di atas sana melihatnya adalah kalau perusahaan tertentu tidak bisa diharap lagi, si pembuat keputusan tadi tidak mau disalahkan. Yang disalahkan sang pengelola perusahaan, dan yang dikorbankan ujungnya adalah rakyat (baca : baik konsumen karena biaya tinggi, maupun karyawan, karena suatu saat perusahaan terpaksa ditutup karena tidak bisa menutupi biaya operasinya). Di satu sisi perusahaan dibebani tugas untuk mandiri dan profitable dalam waktu singkat, di lain sisi dibenani tugas pula untuk menampung tenaga kerja yang banyak, serta dibebani permintaan-permintaan tadi. Nggak ngikut, visi pengelola dan objective perusahaan akan kandas ditengah jalan, karena team akan diganti dengan orang yang nurut. Perduli setan perusahaan itu bisa survive (baca jangankan maju), toh kalau gagal, tinggal dicopot saja setelah terlebih dahulu disalahkan dan dihadapkan dengan karyawannya sendiri. heh bukan maksud saya mengatakan setiap kabupaten memerdekakan diri, akan tetapi
[yonsatu] Re: [anggota] Perasaan Kebangsaan
Mas Doedoeng , terimakasih info-nya , nyaaariiing juga adinda kita yang satu ini ,.. Koq kemarin nggak ikutan ngumpul di DHN45 ?? Saluut , salam hangat , Wassalam, Priyo PS --- From: Doedoeng Z. Arifin [EMAIL PROTECTED] Reply-To: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [yonsatu] Re: [anggota] Perasaan Kebangsaan Date: Fri, 8 Aug 2003 00:09:55 +0700 AWW. Tepatnya angkatan XXIII (tahun 1989), kebetulan saya dulu danton-nya. Wassalam. DZArifin. - Original Message - From: Syafril Hermansyah [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, August 07, 2003 11:59 PM Subject: [yonsatu] Re: [anggota] Perasaan Kebangsaan On Thu, 07 Aug 2003 23:50:29 +0700 Priyo Pribadi Soemarno [EMAIL PROTECTED] wrote: Bung Syafril , Batalyon lagi sakit , kita sembuhkan dulu , sementara ini tindakan yang bisa kita lakukan adalah ,buat pernapasan buatan dulu ,.. baru kalau udah napas kita suruh lari lagi ,.. Apa ide konkritnya ? Ngomong2 , Evy alumni angkatan berapa , ya ,.. koq baru dengar namanya Angkatan duapuluhan (nggak ingat saya), Evy ini sdh lama jadi member cuma sering sub/unsub dg berbagai email address :-) -- syafril --- Syafril Hermansyah --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED] --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED] _ The new MSN 8: smart spam protection and 2 months FREE* http://join.msn.com/?page=features/junkmail --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]
[yonsatu] Sorry
Sorry, Yang saya maksud memang P'Ongku. Ma'af salah ketik. Jangan marah ya P'Ongku. Wah P'Priyo hobi nonton sinetron juga ? ...hahaha. Evy Priyo Pribadi Soemarno [EMAIL PROTECTED] wrote:Evy , mungkin yang adinda maksudkan adalah Ongku , bukan Ongki (yang main sinetron ,he, he,he,) Pembicaraan semakin menarik , perlu di cari pointersnya . Salam hangat , saya sudah ingat , Evy yang datang waktu SPC di Kampus ITB bulan Maret yang lalu . Terus berjuang . Wassalam , Priyo PS From: EVY ARYANTI Reply-To: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [yonsatu] Re: [anggota] Re: Perasaan Kebangsaan Date: Thu, 7 Aug 2003 19:28:57 -0700 (PDT) Wah, kelihatannya perdebatannya makin seru nih. Ilmunya pada keluar semua. Saya ikutan lagi di bagian terakhirnya aja deh, untuk bikin kesimpulannya. Mungkin akan lebih seru lagi jika topiknya diperluas ke area yang lain (politik, sosbud dsb). Salam untuk P'Ongki. Evy. [EMAIL PROTECTED] wrote: Dalam pandangan saya, pola fikir para pengambil keputusan masih terpaku pada quick yielding, sehingga tentu pandangannya akan mengarah kepada trading business, kalau tidak mau disebut lebih miris lagi mengarah pada broker business. Masak sih ? Apakah Regulasi dibidang telekomunikasi kita sekarang di tangani oleh Singapore ? Apakah regulasi Semen kita sekarang ditangani Mexico ? - Saya fikir arahnya bukan kesana. Dalam kasus Indosat dan Semen Gresik menjadi milik Singapura dan Mexico (mayoritas ?) bukan berarti regulasi dalam industrinya di atur Singapura dan Mexico. Namun control terhadap wealth daripada perusahaan tersebut menjadi di tangan pemilik baru tersebut. Seandainya privatisasinya hanya sampai batas 49 % maximum kontrol tetap ada di sini. Yang saya maksud dengan pola fikir quick yielding terlihat dari beberapa kebijakan dalam pengembangan industri. Salah satu contoh dalam hal CPO, kita (baca PTPN dan swasta nasional lainnya) cenderung memproduksi buah sawit dan mengolah jadi CPO/PKO di CPO/PKO mill, bukan refined product atau turunannya. Demikian juga dengan Oil and Gas, kita cenderung mengembangkan produksi untuk menjual/mengexport crude instead of refined product dan turunannya. Refined product dan turunan ini nantinya akan kita impor kembali dari luar, seperti Singapore (untuk kasus oil and gas), dan Belanda atau Malaysia (dalam kasus minyak nabati). Lihat kejadian sekitar tahun 1990 an, dalam kasus minyak nabati. Begitu kampanye US tentang jeleknya minyak sawit buat kesehatan (untuk memproteksi minyak soyabean mereka) gagal dan ternyata refining dan oleochemical plant mereka kekurangan bahan baku karena produksi soyabean sudah maksimal, mereka melirik SE Asia untuk sumber bahan baku (baca CPO). Reaksi Indonesia dan Malaysia berbeda. Malaysia bereaksi dengan membangun industri Oleochemical di Port Klang, dan tetap menguasai industri hulu, yang makin ke hilir makin sedikit share Malaysianya, tetap mereka tetap 100 % menguasai kebun sawit. Hasilnya sekarang, Malaysia menjadi produsen oleochemical terbesar di dunia (yang berasal dari CPO). 70 % CPO Malaysia diolah menjadi produk derivative yang berdaya jual tinggi dengan presentasi kontrol 70 % juga, dan 30 % diolah jadi minyak goreng dan produk konsumsi langsung lainnya untuk kebutuhan domestik. Karenanya Malaysia menjual ke luar adalah dalam bentuk produk derivative. Sementara kita hanya mengolah kurang dari 10 % menjadi produk derivative, dan sekitar 30 % untuk minyak goreng, sisanya kita ekspor dalam bentuk real crude palm oil, bukan refined. Karena bagi kita it's faster to sell the CPO. Sudah selayaknya kita berkaca ke negara-negara tetangga seperti Korea, atau bahkan Malaysia, yang dengan gigih dan sangat berfihak kepada industri mereka selama kurun waktu 15 - 25 tahun terakhir. Sepertinya selama ini(atau paling tidak akhir-akhir sejak orde baru runtuh), kita lebih berkaca kepada Singapura dan Hongkong, yang mengandalkan trading dan services. Negara kita adalah negara besar dengan 200 juta penduduk, tidak bisa hanya mengandalkan trading and services. Singapura dan Hongkong yang kecil tentu bisa mengandalkan ini, dengan asumsi bahwa production center mereka adalah negara-negara sekitarnya. Sudah lihat China yg habis-2x an melakukan privatisasi ? Penduduk dan luas negaranya berlipat dari kita lho. - China memprivatisasi industrinya dengan segala keberfihakannya. Tolong simak pola privatisasi mereka yang sangat berbeda dengan kita. Soal industri strategis, bahkan negara maju pun tidak memprivatisasi industrinya. Framatome (industri nuklir Perancis) adalah BUMN, Air France adalah BUMN, demikian juga dengan yang lain-lain. Ingat kasus privatisasi Thomson CSF sekitar tahun 1990 an, yang tadinya sempat terjual ke Jepang, di protes habis warganya, dan akibatnya dua hari kemudian deal itu dibatalkan. Namun setelah Thomson di privatise sebagian ke pengusaha nasional atau publik Perancis, rakyat tidak protes lagi. Lihat juga
[yonsatu] Fwd: Dezigh!!!
Semoga bermanfaat menjelang hari Kemerdekaan RI yang ke 58 ini.. Dezigh!!! Author: Abu Aufa *Para penonton bapak-bapak, ibu-ibu / Semuanya, jangan heran kalau Inul sedang goyang / Rada panas agak seksi / Maafkanlah... Seribu satu macam problema / Sejenak kita lupakan saja / Lihatlah goyang Inul / Semoga terhibur... sayang... (Notes: Dikutip dari lirik lagu Goyang Inul-Inul Daratista) Dezigh!!! Imut, usia 17 tahun, bintang tamu di sebuah perhelatan TV swasta. Saya melakukan hubungan seks sejak kelas 1 SMU dengan pacar saya, dan sekarang saya duduk di kelas 2. Lalu tersenyum bangga dan berkata lantang, Saya melakukannya 2 hingga 3 kali dalam seminggu hingga sekarang, kadang di siang hari. Saya selalu ketagihan, namun prestasi belajar saya tidak terganggu. Woow... fantastik! Hebat! Lalu para hakim pun bersabda, Adik pelajar, hubungan seksual itu biasa, nggak apa-apa, asalkan jangan sampai hamil dan mempengaruhi prestasi belajarmu. Plok...plok...plok... applaus bergema, mata sang pelajar berkaca-kaca, bahagia, seorang pahlawan telah lahir, siap menggantikan RA Kartini, Cut Nya' Dien bahkan ibunda Aisyah radhiyallahu'anha. Dezigh!!! Sakit! Bangsa ini telah dijangkiti penyakit akut. Tanah air pusaka nan jaya telah berubah menjadi neraka. Laut, kail dan jala yang bisa menghidupi kini lebih sering murka. Tanah surga yang menjanjikan tongkat kayu dan batu menjadi tanaman kini kering merekah. Udara pun tak lagi ramah, dilintas deru pesawat tempur F-18 Hornet Amerika. Rapuh, tak ada kedaulatan. Kehormatan diri terjual murah seperti gampangnya menggadai aset negara. Semua diobok-obok, biar penghuninya pada mabok, bahkan syahdunya Rindu Rasul pun telah tergantikan Rindu Inul. Bangsa ini perlahan-lahan nista dan hina. Moral hancur dalam remang gelinjang kehidupan malam yang dipenuhi warna-warni cahaya, diselingi dentam musik jelegur koek-koek yang diputar disc jockey, untuk sesaat menghilangkan rasa suntuk dan kemuraman masa depan. Gamang menghadapi hari esok, impian gemah ripah loh jinawi pun entah kemana karena di negeri ini nurani menderita, bagai helaan nafas penderita asma. Tak ada lagi nurani, karena telah tersimpan rapih di kantong, terselip diantara sekian banyak jenis kartu kredit. Nanah di koreng, wajah kotor beringus, jeritan tangis membelah langit atau luka membusuk, siapa yang peduli? Semua itu dapat dihibur dengan goyang ngebor murahan seorang dara Pasuruan. Ulang tahun pun seperti biasa dibuat meriah agar rakyat lupa 40 juta pengangguran, milyaran bahkan trilyunan angka korupsi yang membelalakkan mata, sulit makan, mahalnya kesehatan dan pendidikan hingga hilangnya jaminan keamanan serta keadilan. Dezigh!!! Sejenak rakyat pun gembira, terpingkal-pingkal melihat acara balap karung, lomba makan kerupuk, panjat pohon pinang yang dilumuri oli, tepuk bantal hingga bergadang ikutan lomba gaplek. Sementara kalangan penguasa meneruskan sebuah tradisi, upacara bendera dan baris-berbaris, Siap, graak!!! Wah... pemimpin kita cuma sibuk upacara ya, lalu sibuk rapat untuk kepentingan pribadi atau golongannya. Semua bahagia, wajah sumringah, bersorak-sorai, larut dalam tawa joget dangdut, bebas dan merasa merdeka walaupun badan penuh peluh, lumuran oli dan semerbak bau keringat. Usia 58 tahun, bukankah itu sebuah amanah dari Allah Subhanahu wa Ta'ala yang mestinya membuat kita tambah bijaksana. Kenikmatan itu pula hendaknya menjadikan kita lebih pandai bersyukur kepada-Nya, tidak hanya dengan melafazkan 'alhamdulillah' namun bagaimana memanfaatkan nikmat itu sesuai dengan titah Sang Pemilik Kenikmatan hingga tercipta keadilan dan kesejahteraan hidup bangsa, spiritual maupun material. Sayang... seribu kali sayang, pemimpin bangsa ini lupa atau pura-pura lupa bahwa amanah telah diletakkan di pundaknya. Pundak yang mestinya untuk memikul beras demi rakyat miskin yang kelaparan, hanya digunakan untuk rangkulan lobi politik seraya menyelipkan amplop disaku jas mewah yang bertambah sesak. Sungguh... sungguh amat berbeda dengan khalifah Umar bin Khatab. Seandainya mereka ingat sabda Rasulullah Sallallaahu Alayhi Wasallam, yang dikisahkan ibunda Aisyah radhiyallahu'anha, Aku mendengar Rasulullah Sallallaahu Alayhi Wasallam bersabda di rumahku ini, Ya Allah, barangsiapa yang diberi sedikit kekuasaan untuk mengurus umatku kemudian dia mempersulit mereka, maka persulitlah dia. Dan barangsiapa yang diberi kekuasaan untuk mengurus umatku kemudian dia mengasihi mereka, maka kasihilah dia, (HR Muslim, Shahih Muslim vol. 4 hal. 212) niscaya mereka akan sadar bahwa kemerdekaan ini pun amanah dan titipan dari-Nya sehingga yang diberikan amanah dapat berlaku adil untuk mewujudkan masyarakat sejahtera. Fuih... Indonesia... sungguh berat bebanmu sayang. Semoga kelak hanya orang-orang amanah yang menjadi pemimpin, dan berkhidmat/melayani rakyatnya (sayyidul qaumi khadimuhum), karena insya Allah mereka akan selalu ingat bahwa semua ini adalah titipan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala yang kelak harus
[yonsatu] Sisi Lain Proklamasi RI - Menarik untuk dibaca
Ikutan meramaikan bursa email-2 an FYI, tulisan berikut dikutip benar-benar persis dari Harian Suara Merdeka , hari Jumat, tanggal 18 Agustus 1995, halaman VII, dalam rangka memperingati 50 tahun kemerdekaan Indonesia. (Belum dicek apakah benar demikian-red) PS: Sebuah refleksi sejarah sekaligus hiburan segar, di tengah-2 himpitan krisis dan isu teror tanah air. *** Mungkinkah Revolusi Kemerdekaan Indonesia disebut sebagai revolusi dari kamar tidur? Coba simak ceritanya. Pada 17 Agustus 1945 pukul 08.00, ternyata Bung Karno masih tidur nyenyak di kamarnya, di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini. Dia terkena gejala malaria tertiana. Suhu badannya tinggi dan sangat lelah setelah begadang bersama para sahabatnya menyusun konsep naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda. Pating greges, keluh Bung Karno setelah dibangunkan dokter kesayangannya. Kemudian darahnya dialiri chinineurethan intramusculair dan menenggak pil brom chinine. Lalu ia tidur lagi. Pukul 09.00, Bung Karno terbangun. Berpakaian rapi putih-putih dan menemui sahabatnya, Bung Hatta. Tepat pukul 10.00, keduanya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari serambi rumah. Demikianlah Saudara-saudara! Kita sekalian telah merdeka!, ujar Bung Karno di hadapan segelintir patriot-patriot sejati. Mereka lalu menyanyikan lagu kebangsaan sambil mengibarkan bendera pusaka Merah Putih. Setelah upacara yang singkat itu, Bungk Karno kembali ke kamar tidurnya. masih meriang. Tapi sebuah revolusi telah dimulai... ** Upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ternyata berlangsung tanpa protokol, tak ada korps musik, tak ada konduktor dan tak ada pancaragam. Tiang bendera pun dibuat dari batang bambu secara kasar, serta ditanam hanya beberapa menit menjelang upacara. Tetapi itulah, kenyataan yang yang terjadi pada sebuah upacara sekaral yang dinanti-nanti selama lebih dari tiga ratus tahun! *** Bendera Pusaka Sang Merah Putih adalah bendera resmi pertama bagi RI. Tetapi dari apakah bendera sakral itu dibuat? Warna putihnya dari kain sprei tempat tidur dan warna merahnya dari kain tukang soto! *** Setelah merdeka 43 tahun, Indonesia baru memiliki seorang menteri pertama yang benar-benar orang Indonesia asli. Karena semua menteri sebelumnya lahir sebelum 17 Agustus 1945. Itu berarti, mereka pernah menjadi warga Hindia Belanda dan atau pendudukan Jepang, sebab negara hukum Republik Indonesia memang belum ada saat itu. Orang Indonesia asli pertama yang menjadi menteri adalah Ir Akbar Tanjung (lahir di Sibolga, Sumatera Utara, 30 Agustus 1945), sebagai Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga pada Kabinet Pembangunan V (1988-1993). *** Menurut Proklamasi 17 Agustus 1945, Kalimantan adalah bagian integral wilayah hukum Indonesia. Kenyataannya, pulau tersebut paling unik di dunia. Di pulau tersebut, ada 3 kepala negara yang memerintah! Presiden Soeharto (memerintah 4 wilayah provinsi), PM Mahathir Mohamad (Sabah dan Serawak) serta Sultan Hassanal Bolkiah (Brunei). Hubungan antara revolusi Indonesia dan Hollywood, memang dekat. Setiap 1 Juni, selalu diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila semasa Presiden Soekarno. Pada 1956, peristiwa tersebut hampir secara kebetulan dirayakan di sebuah hotel Hollywood. Bungk Karo saat itu mengundang aktris legendaris, Marylin Monroe, untuk sebuah makan malam di Hotel Beverly Hills, Hollywood. Hadir di antaranyaGregory Peck, George Murphy dan Ronald Reagan (25 tahun kemudian menjadi Presiden AS). Yang unik dari pesta menjelang Hari Lahir Pancasila itu, adalah kebodohan Marilyn dalam hal protokol. Pada pesta itu, Maryln menyapa Bung Karno bukan dengan Mr President atau Your Excellency, tetapi dengan Prince Soekarno! * Ada lagi hubungan erat antara 17 Agustus dan Hollywood. Judul pidato 17 Agustus 1964, Tahun Vivere Perilocoso (Tahun yang Penuh Bahaya), telah dijadikan judul sebuah film The Year of Living Dangerously. Film tersebut menceritakan pegalaman seorang wartawan asing di Indonesia pada 1960- an. Pada 1984, film yang dibintangi Mel Gibson itu mendapat Oscar untuk kategori film asing! * Naskah asli teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang ditulis tangan oleh Bung Karno dan didikte oleh Bung Hatta, ternyata tidak pernah dimiliki dan disimpan oleh Pemerintah! Anehnya, naskah historis tersebut justru disimpan dengan baik oleh wartawan BM Diah. Diah menemukan draft proklamasi itu di keranjang sampah di rumah Laksamana Maeda, 17 Agustus 1945 dini hari, setelah disalin dan diketik oleh Sajuti Melik. Pada 29 Mei 1992, Diah menyerahkan draft tersebut kepada Presiden Soeharto, setelah menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan 19 hari. Ketika tiba di Pelabuhan Sunda Kelapa 9 Juli 1942 siang bolong, Bung Karno mengeluarkan komentar pertama yang janggal didengar. Setelah menjalani pengasingan dan pembuangan oleh Belanda di luar Jawa, Bung Karno justru
[yonsatu] Re: Bagaimana kalau usulan2 ini diharapkan juga dari publik Mahawarman?
Assalamualaikum wr. wb., Yth. Rekan2 anggota/alumni Mahawarman, Mohon saran2 Bapak/Ibu dijabarkan seperti di bawah ini, sehingga jelas dan bisa dikompetisikan satu sama lain dengan format yang sama pada waktu rapat nanti. Ini hanya salah satu bentuk format usulan saja, please feel free untuk mengembangkannya lebih lanjut sehingga didapatkan format yang lebih baik nantinya. Intinya, aspek2nya dikemukakan, sehingga dalam rapat bisa diperbandingkan. Terimakasih. Wassalam, Harry Kusna (Embedded image moved to file: pic19414.pcx) (Embedded image moved to file: pic09395.pcx) - Forwarded by Harry Kusna/Indonesia/Mobil-Notes on 08/15/03 12:40 PM - Susilo Siswoutomo To: Harry Kusna/Indonesia/[EMAIL PROTECTED] cc: 08/15/03 11:22 AM Subject: Re: Bagaimana kalau usulan2 ini diharapkan juga dari publik Mahawarman? (Document link: Harry Kusna) Bagus juga, please send to rekan rekan di milis, bilang saja masukan Harry yang sudah disampaikan kesaya untuk diincorporate dalam program program yang direncanakan. Kita tunggu saja rspones mereka. Wassalam Susilo Siswoutomo EMOI - Wisma GKBI 31st Floor Phone: 62 21 571 5126 Fax : 62 21 571 5057 Mobile: 0811 84 25 43 E-mail : [EMAIL PROTECTED] Harry Kusna To: Susilo Siswoutomo/AsiaPacific/[EMAIL PROTECTED] cc: 08/13/03 12:46 PM Subject: Bagaimana kalau usulan2 ini diharapkan juga dari publik Mahawarman? (Document link: Susilo Siswoutomo) Pak Susilo, Ini hanya sekedar pemikiran, mungkin kalau usulan2 ini dibukakan saja kepada anggota milis, agar mereka turut mengusulkan juga dengan format yang kira2 serupa (atau mungkin malahan lebih baik), dimana kemungkinan2 keberhasilan/kegagalan, dana/kebutuhan, dan aspek2 lainnya juga dikemukakan, mungkin pemikiran yang berkembang akan lebih banyak. Nanti dalam pertemuan, semua usulan2 tsb bisa di compete, dan akhirnya keluar usulan2 yang sudah lebih matang terfikirkan. Mungkin cara ini akan lebih baik daripada kita seorang2 berfikir sendiri. Bagaimana kira2nya, Pak Sus? Wassalam, Harry Kusna Susilo Siswoutomo To: Harry Kusna/Indonesia/[EMAIL PROTECTED] cc: 08/12/03 02:50 PM Subject: Re: As per your request(Document link: Harry Kusna) Thanks a lot... Susilo Siswoutomo EMOI - Wisma GKBI 31st Floor Phone: 62 21 571 5126 Fax : 62 21 571 5057 Mobile: 0811 84 25 43 E-mail : [EMAIL PROTECTED] Harry Kusna