[yonsatu] Re: Bagaimana kalau usulan2 ini diharapkan juga dari publikMahawarman?

2003-08-19 Terurut Topik susilo . siswoutomo

Thanks bung Rifki dan rekans yang lain. Saat ini saya sedang menyelesaikan
draft crash program dan semaksimal mungkin menyerap semua aspirasi rekan
rekan yang saya lihat di milis ini. Semua tulisan anda sampai yang paling
akhir mengenai Resimen Teknolgi dlsb. sudah saya kantongi. Dalam minggu
ini saya akan ketemu dengan team kecil dulu untuk review the draft, recycle
kembali, termasuk validasi ke team yang lebih luas lagi, baru kemudia nanti
kita undang rekan rekan untuk presentasi secara keseluruhan serta mendapat
endorsement dari CORPS. Siapa tahu anda bisa datang dari Osaka khusus
untuk itu.. Saya selalu keep in touch dan berkoordinasi dengan rekan Priyo
S (yang saya betul betul kagum akan semangatnya) serta mas Indradjaja
Dalel.
Target saya akhir bulan ini detail program dan strategy pelaksanaan harus
sudah selesai dan kalau bisa disetujui oleh semuanya, sihingga program
program nyapun bisa dijalankan sejalan dengan Team ROTC maupun Team ITB
yang dimotori oleh Mas Jhoni Saleh dan Pak Tutuka/Khrisna.
Wassalam
Susilo Siswoutomo
EMOI - Wisma GKBI 31st Floor
Phone: 62 21 571 5126
Fax : 62 21 571 5057
Mobile: 0811 84 25 43
E-mail  : [EMAIL PROTECTED]


   
 
  Rifki Muhida 
 
  [EMAIL PROTECTED]To:  [EMAIL PROTECTED] 

  .com cc:
 
Subject:   [yonsatu] Re: Bagaimana 
kalau usulan2 ini diharapkan juga dari publik
   Mahawarman? 
 
  08/19/03 12:10 PM
 
  Please respond to
 
  yonsatu  
 
   
 
   
 



Kelihatannya pak Hary dan Susilo sudah bergerak melambung ke bebrapa
titik solusi, dan sementara kita masih menunggu instruksi. Beberapa
teman sudah menyerang secara sporadis seperti yang dilakukan oleh pak
Dody CB 'angkatan 25) yang telah transfer dana pembinaan batalyon
I/ITB untuk satu tahun kerekening menwa ITB dua minggu lalu. Saya
sendiri berharap usulan pak Hary dan pak Susilo ini bisa kita
realisasikan akhir bulan ini atau awal september. Ditangan saya sudah
ada 16 alumni yang bersedia dan kayaknya mereka sudah nggak tahan
pengen cepat transfer, di hanata dan milis ini mungkin ada 100 orang.
Menurut saya batalyon atau corps/yayasan harus segara membuat teknis
pelaksanaan pemungutan dan penyaluran dana pembinaan dan beasiswa
Corps, kalau nggak itu serangan secara sporadis secara
sendiri-sendiri kerekening manwa itb akan semakin gencar.
Untuk penyaluran dana saya usulkan pada 5 bidang:
1. Untuk dana operasonal harian  batalyon.
2. Untuk dana operasional corps/yayasan dan dana operasional
pengumpulan iuran.
3. Untuk dana pendidikan pokok batalyon (diksar, danas staf dan
suspelat).
4. Untuk dana perikrutan anggota baru.
5. Untuk beasiswa.

Rifki Muhida




--- [EMAIL PROTECTED] wrote:



   Harry Kusna


 To:
 [EMAIL PROTECTED]

 cc:  Susilo
 Siswoutomo/AsiaPacific/[EMAIL PROTECTED]

   08/15/03 12:54 PM Subject:   Re:
 Bagaimana kalau usulan2 ini diharapkan juga dari publik Mahawarman?











 Assalamualaikum wr. wb.,

 Yth. Rekan2 anggota/alumni Mahawarman,
 Mohon saran2 Bapak/Ibu untuk usaha membangkitkan kembali Batalyon I
 Mahawarman ITB dijabarkan seperti di bawah ini, sehingga jelas dan
 bisa
 dikompetisikan satu sama lain dengan format yang sama pada waktu
 rapat
 nanti.  Ini hanya salah satu bentuk format usulan saja, please feel
 free
 untuk mengembangkannya lebih lanjut sehingga didapatkan format yang
 lebih
 baik nantinya.  Intinya, aspek2nya dikemukakan, sehingga dalam
 rapat bisa
 diperbandingkan.  Terimakasih.

 Wassalam,
 Harry Kusna

 Penjabaran Usulan Untuk Kebangkitan Batalyon 1 - Resimen Mahawarman


 1 Beasiswa
 Deskripsi:
 o Diberikan sebagai bakti alumni 

[yonsatu] Re: Keberpihakan ala Malaysia

2003-08-19 Terurut Topik Abas F Soeriawidjaja
Bung Syafril Yth,
Saya sangsi, hal seperti di Malaysia akan
terjadi disini.
Di negeri kita ini, bukan Business is Business, tapi Business is
Politics and Politics is Business.
Ya, enggak ?? :-)
Wass,
 

-Original Message-
From: Syafril Hermansyah [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, August 19, 2003 12:57 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [yonsatu] Keberpihakan ala Malaysia


Hi Gank!

Ini salah satu contoh keberpihakan Pemerintah untuk rakyat, kali ini
soal software komputer. Di MY, ada undang-2x yg menentukan HET (harga
eceran tertinggi) utk software, shg vendor yg akan jualan disana harus
mematuhinya.

Akan tp yg jauh lebih penting lagi adalah soal pelaksanaannya,
Undang-undang tanpa pelaksanaan tidak ada gunanya.

Begin forwarded message:

Date: Sat, 16 Aug 2003 15:23:03 +0700
From: Rudy Rusdiah [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [apkomindo-umum] sekitar  UU Haki benchmarking..: voip itu
wewenang nya menkominfo bukan ditjen postel


P. Charis wrote:

Pak Adi,

Kelihatannya bukan karena pemerintah, regulator atau DPR takut sama 
Telkom.

[rr] bukannya takut...tapi sering lebih dekat dengan kepentingan 
kepentingan yang terkadang tidak mewakili kepentingan user dalam hal ini

masyarakat dan industri.
Coba amati saja nanti sebentar lagi masalah tarip telepon tetap akan 
lagi ramai dibicarakan..., karena tampaknya pembicaraan mengenai 
pembentukan IRB juga akan dibicarakan.

 Tapi karena Indonesia teken perjanjian WTO, jadi mau tak mau harus 
 ikut aturan mainnya.

sebetulnya WTO pun ada batas aturan mainnya..
misalnya Indonesia dan Malaysia sama sama masuk WTO dan sama sama 
ratifikasi perjanjian TRIPS dan WIPO...
tapi ada bedanya Indonesia dan Malaysia...
Kebetulan saya beberapa hari ini berada diPulau Penang Malaysia...dan 
mencoba melihat bagaimana sih implementasi Hak Cipta dinegara tetangga
kita. Saya jalan jalan ke Mall ..misalnya diMall dekat hotel namanya
Mall B 
J...masih juga tampak yang jual Cd bajakan...diMallnya.

Satu hal yang hebat dan langsung dipantau oleh Mahathir ( jadi dari 
orang nomor satu) adalah meangktifkan peraturan mengenai batas harga 
barang komodity yang dijual diMalaysia...jadi dengan UU ini Pemerintah 
Malaysia memaksakan semua penjual software agar mematuhi harga software 
agar bisa kebeli oleh masyarakatnya.
Nah ini adalah contoh kebijakan yang membela rakyat dan tentu membuat 
vendor kebakaran jenggot...apalagi asosiasi vendor...ie BSA...tentu 
tidak setuju dengan kebijakan semacam ini...
Nah ini lo bedanya negara Indonesia dan negara tetangga kita... kalau 
diIndonesia UU Haki diimplementasi tanpa peduli apa yang akan dialami 
oleh warnet, UKMnya... Kagak peduli...biar saja mereka urusan langsung 
sama vendor.
Lain dengan Malaysia..mereka care about masyarakatnya yang mungkin 
keberatan atau tidak mampu membeli software kalau harganya mahal, maka 
peraturan ini diaktifkan yaitu UU Price Control Act 1946... Jadi tidak
apa apa mau bikin UU Hak Cipta .. itu bagus...artinya kita 
compatible dan selaras dengan komitmen WTO...tapi kalau saya jadi 
regulator atau pemerintah maka sebelum UU hak Cipta diberlakukan saya 
akan membuat regulasi untuk mempersiapkan industrinya agar 
kondusif...misalnya dengan instrumen seperti Malaysia yaitu UU Price 
Control Act sehingga kita memberikan peluang negosiasi bagi
masyarakatnya. Kalau tidak maka masyarakat serasa dipaksakan oleh UU Hak
cipta dan 
dipaksa untuk memilih menggunakan software alternatif, jika software 
yang kebetulan dipakai terlalu mahal atau vendornya jual mahal...karena 
haknya khan dilindungi kuat oleh UU Hak cipta.
cmiiw.

Memang UU hak cipta ini memberikan blessing in disguise bagi sebagian 
kalangan misalnya penjual software Linux dan Open Source dan semoga 
pemerintah mehgeluarkan kebijakan yang memberdayakan open source dan 
linux...misalnya pemerintah juga pakai software open source atau 
software open source mendapatkan bebas pajak...dan lain sebagainya 
...fasilitas incentive ngak harus diberi uang...karena UKM bukan minta 
uang tapi minta kebijakan yang pro masyarakat...ngak harus pro 
UKM...karena UKM toh dekat dengan masyarakat...jadi kalau kebijakannya 
pro masyarakat dengan sendirinya pasti pro UKM.
Jadi hal hal kecil seperti inilah yang akhirnya menjawab..kenapa kok 
kita berjalan ditempat atau terkadang mundur..sedangkan negara tetangga 
kita berjalan maju...semua...
Merdeka...dan

Demikian oleh oleh dari Pulau Penang...sekitar bagaimana saya boleh saja

dikatakan bagian dari  masyarakat atau pemilik warnet (bagian dari UKM) 
melihat perbedaan antara kebijakan ditanah air dan negara 
tetangga...dengan mengambil contoh kebijakan sekitar Harga Software dan 
UU Haki.
cmiiw.

Salam, Rudy Rusdiah

-- 
syafril
---
Syafril Hermansyah



--[YONSATU -
ITB]--
Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net
Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED]

[yonsatu] Re: [anggota] Pusaka Merah Putih ,...

2003-08-19 Terurut Topik Koni Nusetyo Ekantono
Menambah garis bawah saja, apa yang diraba-raba oleh Pak Lurah disini.
Kalau Amerika, selalu membawa teroris, atau yang dituduh teroris ke Amerika
setelah itu tidak ada kabarnya, dan jauh dari transparan, apalagi katanya
Hambali menjawab pertanyaan introgator dengan setengah hati, kenapa harus
setengah hati, kalau dia benar-benar pejuang, dan sudah ketahuan warnanya,
apakah.. kesimpulan bahwa teroris-teroris yang ada selama ini adalah
buatan Amerika?, walaupun bukan chandradimuka nya kata pak lurah, tapi sudah
kelihatan benang merahnya...
Kalau enggak dari mana mereka selama ini dapat biaya.? atau malah
Amerika adalah pusat dalang nya dalang teroris.

Koni N E

- Original Message -
From: Syafril Hermansyah [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, August 19, 2003 11:54 AM
Subject: [yonsatu] Re: [anggota] Pusaka Merah Putih ,...


 On Fri, 15 Aug 2003 23:55:59 +0700
 Priyo Pribadi Soemarno [EMAIL PROTECTED] wrote:

  Baru saja kita mendengar  Bush pidato , tentang tertangkapnya Hambali
  dan menjelaskan kaitannya dengan Al Qaeda ,..Begitu besar persoalannya
  , sampai diucapkan dan disiarkan diseluruh penjuru dunia , nyebut2
  Indonesia , lagii ,...Jadi , inikah cerita sebenarnya dari semua
  kerusuhan , bom , teror dan sebagainya ??  Hambali , Baasir , Imam
  Samudra , Amrozi , Almar , ... siapakah mereka ?? Indonesia beneran
  apa bukan ??

 Mereka memang orang Indonesia, apa mau disangkal ?
 Jumlah penduduk Indonesia lebih dari 200 juta, kalau ada yg nggak ngenah
 satu dua ya wajar saja, memangnya dinegara lain nggak punya bad guy ?

 Kalau Bush gembar-gembor, itukan dalam rangka promosi dia soal politik
 anti terorismenya, exposure dia bhw teorema dia benar.
 Coba saja ditelusuri lbh lanjut, jangan-2x dalang nya mereka-2x juga;
 walaupun Amerika bukan negara jawa yg mrpkan kawah candradimukanya para
 dalang, tp soal perdalangan politik kita kalah jauh :-)

  Rekans sekalian , ketenaran Indonesia sejak jaman dahulu
  kala , nampaknya sedang diuji dengan segala cobaan . Bangsa yang
  sebenarnya termasuk tertua didunia , (600.000 th.yang lalu , manusia
  Mojokerto sudah ada) , sudah berbudaya sejak 40.000 th. yang lalu
  (Ngandong , Solo) dan sejak 15.000tahun yang lalu sudah berlayar
  menguasai lautan mengisi ruangan Austronesia , bahkan orang Wajak
  (Madiun , 12.000 th. yang lalu )adalah orang2 beradab pertama yang
  masuk ke Australia dan Tasmania , Apakah kejayaan masa lalu kini
  akan runtuh karena segelintir Hambali dan ketidak berdayaan kita untuk
  mengatasinya ?? Bukankah orang2 Arya  datang ke Indonesia karena
  mereka mencari rempah2 yang dibawa leluhur kita berdagang kesana ??

 Sriwijaya ... dimana semangatmu yg jaya ?
 Majapahit ... dimana semangatmu yg gaya ?
 Demak ... dimana semangatmu yg perkasa ?

 --
 syafril
 ---
 Syafril Hermansyah



 --[YONSATU -
ITB]--
 Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net
 Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Vacation   : mailto:[EMAIL PROTECTED]






--[YONSATU - ITB]--
Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net
Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED]
Vacation   : mailto:[EMAIL PROTECTED]




[yonsatu] Re: Sumbang Saran untuk YON I:Tentang Resimen teknologi

2003-08-19 Terurut Topik hermansyah
Thanks Pak Rifki, menarik sekali tulisannya.
Saya sendiri melihat apa yang anda tulis nggak menggebu-gebu kok, sangat 
wajar dan rasional.  Adalah sangat logis jika Menwa (khususnya Yon I) bisa 
turut berkontribusi pada pengembangan teknologi militer di Indonesia.
Kenapa logis?  Karena Menwa kan dalam berbagai kegiatan yang dilakukannya 
bisa mengenal dan mengetahui prosedur TNI sampai ke peralatannya.  Maka, 
dengan berbekal pengetahuan yang diperoleh di kampus, diharapkan anggota 
Menwa akan terinsipirasi untuk memikirkan inovasi atau perbaikan terhadap 
prosedur dan peralatan TNI yang digunakannya itu.  Apalagi kalau konsep 
ikut serta mengembangkan teknologi militer di Indonesia berhasil menjadi 
bagian dari misi Menwa (Yon I), dimana pemikiran2 inovatif ini diharapkan 
akan secara otomatis muncul.

Sebagai misal, seorang anggota Menwa merasakan popor senapan yang dipakai 
berlatih menembak terlalu panjang sehingga sangat melelahkan ketika harus 
konsentrasi dalam membidik.  Keadaan ini dapat menimbulkan pertanyaan 
dalam dirinya, yaitu apakah hanya dia sendiri yang mudah lelah menggunakan 
senapan itu, atau rekan lainnya juga.  Kalau rekan lainnya juga mudah 
lelah, jangan2 seluruh anggota TNI juga akan demikian jika harus 
menggunakan senapan itu di medan laga.  Dari pertanyaan2 tsb, maka mungkin 
dapat muncul ide membuat spesifikasi peralatan TNI yang disesuaikan dengan 
postur anggota TNI.  Untuk bisa mengetahui postur anggota TNI, maka 
diperlukan pengumpulan data (anthropometry).  Dari data yang terkumpul 
dapat diusulkan spesifikasi teknis suatu senapan baru yang lebih pas 
dengan postur anggota TNI.

Kalau dilihat, masalahnya sederhana.  Tetapi menurut hemat saya masalah 
yang sederhana ini dapat melibatkan berbagai macam disiplin ilmu, misalnya 
Teknik Industri (untuk proses pengumpulan data dan disain ergonomis), 
SeniRupa (untuk design product), Teknik Mesin (sistem kinematik, material 
dan teknik manufacturing), dan bidang2 yang lain (setidak2nya untuk 
membuat data statistik).  Lebih jauh lagi, anggota Menwa yang mengambil 
kuliah dibidang ekonomi misalnya (berarti dari Yon II, dsb.) bisa saja 
ikut terlibat dengan tugas membuat semacam 'business plan' terhadap 
senapan baru TNI tsb, yang dapat dijual ke negara2 ASEAN, mengingat postur 
anggota Angkatan Bersenjata ASEAN yang mirip postur anggota TNI.  Maka 
lengkaplah cita2 pak Rifki untuk menjadikan Menwa sebagai Resimen 
Teknologi, yang bukan hanya menjadi cirikhas Yon I, tetapi cirikhas Menwa 
Indonesia.

Masalahnya sekarang adalah:
1- Menwa perlu koneksi ke TNI.
2- Menwa perlu peralatan (laboratorium sederhana), untuk bisa melakukan 
'riset' seperti contoh diatas.
3- Menwa perlu anggota untuk melaksanakan aktivitas tsb.

Untuk menjawab masalah2 tsb, maka perlu dilakukan hal2 berikut:
1- Alumni Menwa menjadi perantara sebagai penghubung ke TNI, Pemerintah 
dan kalau perlu ke Parlemen.
2- Alumni Menwa menjadi perantara pengadaan/peminjaman peralatan riset.
3- Anggota Menwa aktif dengan didukung para Alumni membuat progam 
rekruitment dan 'maintenance' anggota baru yang sesuai dengan jamannya.

Berbeda dengan cara pandang anda yang mengusulkan bahwa Resimen Teknologi 
merupakan cirikhas Menwa generasi ke V, saya cenderung melihat ia sebagai 
fondasi baru yang memperkokoh keberadaan Menwa itu sendiri, sehingga ke '5 
generasi' itu tidak kita lihat secara sendiri2, akan tetapi secara 
terpadu, secara holistik.  Dengan demikian kita dapat mengatakan bahwa 
fondasi Menwa pada masa kini adalah: 1) kewiraan, 2) kemahasiswaan, 3) 
kepemimpinan, 4) anda belum sebut, dan 5) keteknologian.

Melihat dukungan yang pak Rifki pernah berikan ke Batalyon melalui konsep 
'e combatnya', saya yakin bahwa anda pasti akan tetap menjadi salah satu 
alumni yang tetap konsisten memberikan dukungan kepada Yon I, seperti 
halnya pak Priyo dan rekan2 lainnya.
Semoga segala niat baik dan jerih payah kita semua dapat membuahkan hasil 
pd suatu ketika, demi kejayaan republik tercinta ini.

Salam hangat,
HermanSyah XIV.







Rifki Muhida [EMAIL PROTECTED]
08/18/2003 18:01
Please respond to yonsatu

 
To: [EMAIL PROTECTED]
cc: 
Subject:[yonsatu] Re: Sumbang Saran untuk YON I:Tentang Resimen 
teknologi


Untuk Pak Heramnsyah, ini tulisan saya 3 tahun lalu di milis Yon I
tentang resimen teknologi, kelihatannya menggebu-gebu hehehehe,
mudah-mudahan sekarang masih nggak kendor ngomongin yon I.

Rifki Muhida

---
Date: Wed, 17 May 2000 03:00:26 -0700 (PDT) 
From: Rifki Muhida [EMAIL PROTECTED] | This is spam | Add to
Address Book 
Subject: [YON-1] Lahirnya generasi V menwa ITB 
To: [EMAIL PROTECTED] 
CC: [EMAIL PROTECTED] 
 
 


Menyambut 41 tahun menwa Indonesia
(Lahirnya menwa ITB generasi V), 
kayak komputer aja ya pakai generasi.

Berlatar belakang isu pembubaran menwa yang ke 8,
bahwa :
Sejarah menwa Indonesia terlalu dikotori
tangan-tangan jahat yang membawa menwa pada
ultraviolet 

[yonsatu] Siapa Komandan Upacara 17 Ags di ITB?

2003-08-19 Terurut Topik Oetomo Tri Winarno
WCDS,

Sewaktu melihat upacara 17 Agustus di televisi, saya jadi ingat upacara
Agustusan di ITB jaman-jaman saya dulu. Tugas kita dulu sangat banyak  dalam
rangka Agustusan + penerimaan mahasiswa baru. Dalam persiapan upacara, kita
mesti siapkan pasukan kita, menjadi komandan upacara dan melatih paskibra.
Dalam upacara penerimaan mahasiswa baru, kita melatih perwakilan siswa.
Terus dilanjutkan nge-PAM P4. Ini baru dalam rangkaian agustusan saja, di
luar ini peran Yon I di ITB cukup banyak waktu itu.

Selanjutnya, saya bayangkan apakah Yon I saat ini masih mampu melaksanakan
itu? Kalau Yon I tidak mampu (karena anggotanya sedikit, kalau kemampuan
individu saya yakin masih bagus), lantas siapa yang menggantikan? Tidak
terbayang oleh saya, upacara tujuhbelasan di ITB dikomandani yang bukan anak
Yon I. Tidak terbayang oleh saya, tim paskibra tidak dilatih oleh anak Yon
I. Tapi saya mesti realistis, dengan anggota yang bisa dihitung dengan jari
satu tangan, apa yang bisa kita perbuat? Bahkan Bpk. Tutuka Ariadji sebagai
PR III pun mengatakan Menwa telah mati

Mestikah kita terus berdiskusi tentang penyelamatan???

Wassalam,
Oetomo Tri Winarno/Ekek 24



--[YONSATU - ITB]--
Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net
Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED]
Vacation   : mailto:[EMAIL PROTECTED]




[yonsatu] Re: Siapa Komandan Upacara 17 Ags di ITB?

2003-08-19 Terurut Topik adji

Bapak dan Ibu Yth.

Dalam dua minggu kedepan akan ada surat peringatan bagi seluruh Unit
Kegiatan Mahasiswa yang tidak aktif, termasuk MENWA YON I, untuk
mempertanyakan keberadaannya.


Terimakasih

Tutuka Ariadji


- Original Message -
From: Oetomo Tri Winarno [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, August 19, 2003 7:41 PM
Subject: [yonsatu] Siapa Komandan Upacara 17 Ags di ITB?


 WCDS,

 Sewaktu melihat upacara 17 Agustus di televisi, saya jadi ingat upacara
 Agustusan di ITB jaman-jaman saya dulu. Tugas kita dulu sangat banyak
dalam
 rangka Agustusan + penerimaan mahasiswa baru. Dalam persiapan upacara,
kita
 mesti siapkan pasukan kita, menjadi komandan upacara dan melatih paskibra.
 Dalam upacara penerimaan mahasiswa baru, kita melatih perwakilan siswa.
 Terus dilanjutkan nge-PAM P4. Ini baru dalam rangkaian agustusan saja, di
 luar ini peran Yon I di ITB cukup banyak waktu itu.

 Selanjutnya, saya bayangkan apakah Yon I saat ini masih mampu melaksanakan
 itu? Kalau Yon I tidak mampu (karena anggotanya sedikit, kalau kemampuan
 individu saya yakin masih bagus), lantas siapa yang menggantikan? Tidak
 terbayang oleh saya, upacara tujuhbelasan di ITB dikomandani yang bukan
anak
 Yon I. Tidak terbayang oleh saya, tim paskibra tidak dilatih oleh anak Yon
 I. Tapi saya mesti realistis, dengan anggota yang bisa dihitung dengan
jari
 satu tangan, apa yang bisa kita perbuat? Bahkan Bpk. Tutuka Ariadji
sebagai
 PR III pun mengatakan Menwa telah mati

 Mestikah kita terus berdiskusi tentang penyelamatan???

 Wassalam,
 Oetomo Tri Winarno/Ekek 24



 --[YONSATU -
ITB]--
 Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net
 Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Vacation   : mailto:[EMAIL PROTECTED]






--[YONSATU - ITB]--
Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net
Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED]
Vacation   : mailto:[EMAIL PROTECTED]




[yonsatu] rekrut karyawan dan affice boys?

2003-08-19 Terurut Topik Rifki Muhida
Saya mendapat surat dari salah seorang anggota aktif, anggota  yon I
yang tersisa, yaitu 4 orang, kuliahnya pada status gawat termasuk
danyon. Kita harus realistis, menyuruh mereka kerjakeras membangun
yon I kembali, termasuk pekerjaan merikrut anggota baru
sebnyak-banyaknya, sama dengan menghancurkan kuliah mereka.
Tempo hari Nomo juga mengirim email kesaya, menceritakan ketiadaan
sumber daya manusia untuk promosi perikrutan anggota, misalnya untuk
pembuatan dan pemasangan spanduk, poster, open house dll. Nomo
sendiri sudah sangat kelelahan, apalagi dia sendiri harus mencari
nafkah untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Beberapa waktu lalu Dody CB (25) telah mentransfer ke rekening yon I
sebesar 600.000 rupiah, dan sebentar lagi Imam Arbai (24, mantan
danyon) akan mentransfer 500 000 rupiah, juga saya beberapa teman
yang lain rencananya akan segera mentransfer kerekening batalyon. 
Saya pikir dengan uang segitu kita cukup untuk menggaji seorang
karyawan dan beberapa office boys untuk mempromosikan yon I /merikrut
anggota (memasang spanduk, menempel poster, membuat dan mengirim
surat, dll), mempersiapkan pendidikan diksar, dan mengirim surat ke
rektor bahwa batalyon I/ITB masih eksis.  
Atau kita serahkan saja perikrutan ini pada tenaga profesional atau
konsultan, kita tenderkan secara proyek. 
Staf-staf batalyon yang empat orang itu, cukup mencari karyawan,
mengadakan rapat, menyusun rencana, mengecek/megevaluasi pekerjaan
para karyawan, dan mengur kalau kerjaan nggak berjalan sesuai
rencana. Apa sih ilmu yang peroleh dari menempel poster?, kalau hanya
ingin mendapat pengalaman cukup sekali saja. Biar office boys yang
mengejakan pekerjaan semacam itu.
Di Osaka university, hampir semua kegiatan mahasiswa dikampus,
melibatkan karyawan/tenaga paruh waktu yang digaji perjam, selain ada
voluntir yang dipanggil dari berbagai organisasi (yang tercatat
dikantor walikota), yang kebanyakan ibu-ibu atau orang-orang yang
sudah berkecukupan dan kelebihan energi.
Saya teringat pengalaman saya bersama Emil,  Faisal, Bimo, nano, agus
jub, Aris dll, dalam perikrutan anggota yon I (4 kali, 1993-1997) dan
dua kali jadi dantim. Ini kerjaan hebat, dan sangat melelahkan,
membutuhkan dana besar dan orang yang banyak, selain membutuhkan
ketahanan mental untuk durasi kerja beberapa bulan. Ada 4000 bundel (
bersisi 2 lembar surat+ brosur 8 halaman+ 1 lembar formulir
pendaftaran ) yang kirim melalui pos untuk dua angkatan, ada 4000
poster ukuran A3 dan A2 yang disebar setiap fajar dengan lem kertas
berember-ember, dan ada brosur-brosur lainnya, majalah ksatria gansha
dua edisi, selebaran beberapa kali untuk melawan serangan para
kativis yang brutal terhadap menwa, dan yang seru mako kita permak
dengan berbagai tulisan, foto, album dll, selain ada perpusatakaan
kecil berisi buku manajemen kepemimpinan terbitan gramedia yang kita
pasang diruang tamu, tak mau kalah ada berbagai pot bunga yang indah
serta taman depan mako yang tertata apik. Saya pernah menghitung
total biaya yang dikeluarkan, sekitar 1.5 juta sampai 2 juta
(sekarang mungkin setara dengan 4 - 6 juta). Dari biaya yang besar
itu kita hanya dapat 1 persen dari 2000 mahasiswa ITB perangkatan
masuk,sekitar 20 orang, lumayan.
Dengan 4 orang anggota yang kuliahnya status gawat, dan dengan
keadaan kas yang minim (untuk bayar telepon saja harus nombok) apa
masih bisa melakukan kegiatan perikrutan seperti zaman saya dulu?
Sekali lagi, kita harus realistis!!

Rifki Muhida 

--- adji [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 Bapak dan Ibu Yth.
 
 Dalam dua minggu kedepan akan ada surat peringatan bagi seluruh
 Unit
 Kegiatan Mahasiswa yang tidak aktif, termasuk MENWA YON I, untuk
 mempertanyakan keberadaannya.
 
 
 Terimakasih
 
 Tutuka Ariadji
 
 
 - Original Message -
 From: Oetomo Tri Winarno [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Tuesday, August 19, 2003 7:41 PM
 Subject: [yonsatu] Siapa Komandan Upacara 17 Ags di ITB?
 
 
  I. Tapi saya mesti realistis, dengan anggota yang bisa dihitung
 dengan
 jari
  satu tangan, apa yang bisa kita perbuat? Bahkan Bpk. Tutuka
 Ariadji
 sebagai
  PR III pun mengatakan Menwa telah mati
 
  Mestikah kita terus berdiskusi tentang penyelamatan???
 
  Wassalam,
  Oetomo Tri Winarno/Ekek 24
 


__
Do you Yahoo!?
Yahoo! SiteBuilder - Free, easy-to-use web site design software
http://sitebuilder.yahoo.com

--[YONSATU - ITB]--
Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net
Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED]
Vacation   : mailto:[EMAIL PROTECTED]




[yonsatu] Re: rekrut karyawan dan affice boys?

2003-08-19 Terurut Topik adji
Pak Rifki,

saya di LPKM ITB bersedia membantu semua kegiatan administratif yang
diinginkan YON I seperti disebutkan.  Tetapi, Kembali kemasalah utama: untuk
DIKSAR tidak ada tenaga. Apakah kita tepat akan ngotot melakukan DIKSAR
seperti yang telah lalu? atau kita mengubah dengan cara baru ?


Tutuka Ariadji

- Original Message -
From: Rifki Muhida [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Cc: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, August 20, 2003 10:36 AM
Subject: [yonsatu] rekrut karyawan dan affice boys?


 Saya mendapat surat dari salah seorang anggota aktif, anggota  yon I
 yang tersisa, yaitu 4 orang, kuliahnya pada status gawat termasuk
 danyon. Kita harus realistis, menyuruh mereka kerjakeras membangun
 yon I kembali, termasuk pekerjaan merikrut anggota baru
 sebnyak-banyaknya, sama dengan menghancurkan kuliah mereka.
 Tempo hari Nomo juga mengirim email kesaya, menceritakan ketiadaan
 sumber daya manusia untuk promosi perikrutan anggota, misalnya untuk
 pembuatan dan pemasangan spanduk, poster, open house dll. Nomo
 sendiri sudah sangat kelelahan, apalagi dia sendiri harus mencari
 nafkah untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari.
 Beberapa waktu lalu Dody CB (25) telah mentransfer ke rekening yon I
 sebesar 600.000 rupiah, dan sebentar lagi Imam Arbai (24, mantan
 danyon) akan mentransfer 500 000 rupiah, juga saya beberapa teman
 yang lain rencananya akan segera mentransfer kerekening batalyon.
 Saya pikir dengan uang segitu kita cukup untuk menggaji seorang
 karyawan dan beberapa office boys untuk mempromosikan yon I /merikrut
 anggota (memasang spanduk, menempel poster, membuat dan mengirim
 surat, dll), mempersiapkan pendidikan diksar, dan mengirim surat ke
 rektor bahwa batalyon I/ITB masih eksis.
 Atau kita serahkan saja perikrutan ini pada tenaga profesional atau
 konsultan, kita tenderkan secara proyek.
 Staf-staf batalyon yang empat orang itu, cukup mencari karyawan,
 mengadakan rapat, menyusun rencana, mengecek/megevaluasi pekerjaan
 para karyawan, dan mengur kalau kerjaan nggak berjalan sesuai
 rencana. Apa sih ilmu yang peroleh dari menempel poster?, kalau hanya
 ingin mendapat pengalaman cukup sekali saja. Biar office boys yang
 mengejakan pekerjaan semacam itu.
 Di Osaka university, hampir semua kegiatan mahasiswa dikampus,
 melibatkan karyawan/tenaga paruh waktu yang digaji perjam, selain ada
 voluntir yang dipanggil dari berbagai organisasi (yang tercatat
 dikantor walikota), yang kebanyakan ibu-ibu atau orang-orang yang
 sudah berkecukupan dan kelebihan energi.
 Saya teringat pengalaman saya bersama Emil,  Faisal, Bimo, nano, agus
 jub, Aris dll, dalam perikrutan anggota yon I (4 kali, 1993-1997) dan
 dua kali jadi dantim. Ini kerjaan hebat, dan sangat melelahkan,
 membutuhkan dana besar dan orang yang banyak, selain membutuhkan
 ketahanan mental untuk durasi kerja beberapa bulan. Ada 4000 bundel (
 bersisi 2 lembar surat+ brosur 8 halaman+ 1 lembar formulir
 pendaftaran ) yang kirim melalui pos untuk dua angkatan, ada 4000
 poster ukuran A3 dan A2 yang disebar setiap fajar dengan lem kertas
 berember-ember, dan ada brosur-brosur lainnya, majalah ksatria gansha
 dua edisi, selebaran beberapa kali untuk melawan serangan para
 kativis yang brutal terhadap menwa, dan yang seru mako kita permak
 dengan berbagai tulisan, foto, album dll, selain ada perpusatakaan
 kecil berisi buku manajemen kepemimpinan terbitan gramedia yang kita
 pasang diruang tamu, tak mau kalah ada berbagai pot bunga yang indah
 serta taman depan mako yang tertata apik. Saya pernah menghitung
 total biaya yang dikeluarkan, sekitar 1.5 juta sampai 2 juta
 (sekarang mungkin setara dengan 4 - 6 juta). Dari biaya yang besar
 itu kita hanya dapat 1 persen dari 2000 mahasiswa ITB perangkatan
 masuk,sekitar 20 orang, lumayan.
 Dengan 4 orang anggota yang kuliahnya status gawat, dan dengan
 keadaan kas yang minim (untuk bayar telepon saja harus nombok) apa
 masih bisa melakukan kegiatan perikrutan seperti zaman saya dulu?
 Sekali lagi, kita harus realistis!!

 Rifki Muhida

 --- adji [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Bapak dan Ibu Yth.
 
  Dalam dua minggu kedepan akan ada surat peringatan bagi seluruh
  Unit
  Kegiatan Mahasiswa yang tidak aktif, termasuk MENWA YON I, untuk
  mempertanyakan keberadaannya.
 
 
  Terimakasih
 
  Tutuka Ariadji
 
 
  - Original Message -
  From: Oetomo Tri Winarno [EMAIL PROTECTED]
  To: [EMAIL PROTECTED]
  Sent: Tuesday, August 19, 2003 7:41 PM
  Subject: [yonsatu] Siapa Komandan Upacara 17 Ags di ITB?
 
 
   I. Tapi saya mesti realistis, dengan anggota yang bisa dihitung
  dengan
  jari
   satu tangan, apa yang bisa kita perbuat? Bahkan Bpk. Tutuka
  Ariadji
  sebagai
   PR III pun mengatakan Menwa telah mati
  
   Mestikah kita terus berdiskusi tentang penyelamatan???
  
   Wassalam,
   Oetomo Tri Winarno/Ekek 24
  


 __
 Do you Yahoo!?
 Yahoo! SiteBuilder - Free, easy-to-use web site design software
 http://sitebuilder.yahoo.com

 --[YONSATU -

[yonsatu] Re: rekrut karyawan dan affice boys?

2003-08-19 Terurut Topik susilo . siswoutomo

Rekans Rifki dan pak Adji, dinomor berapa anda bisa saya hubungi? Saya
ingin contact untuk diskusi langsung, sehingga crash program yang
direncanakan betul betul feasible dan implementable.. Siang in saya diskusi
draft program dengan mas Priyo dan mas Indra.
Cheers
Susilo Siswoutomo
EMOI - Wisma GKBI 31st Floor
Phone: 62 21 571 5126
Fax : 62 21 571 5057
Mobile: 0811 84 25 43
E-mail  : [EMAIL PROTECTED]


   
 
  Rifki Muhida 
 
  [EMAIL PROTECTED]To:  [EMAIL PROTECTED] 

  .com cc:  [EMAIL PROTECTED] 
  
Subject:   [yonsatu] rekrut 
karyawan dan affice boys?   
   
 
  08/20/03 10:36 AM
 
  Please respond to
 
  yonsatu  
 
   
 
   
 



Saya mendapat surat dari salah seorang anggota aktif, anggota  yon I
yang tersisa, yaitu 4 orang, kuliahnya pada status gawat termasuk
danyon. Kita harus realistis, menyuruh mereka kerjakeras membangun
yon I kembali, termasuk pekerjaan merikrut anggota baru
sebnyak-banyaknya, sama dengan menghancurkan kuliah mereka.
Tempo hari Nomo juga mengirim email kesaya, menceritakan ketiadaan
sumber daya manusia untuk promosi perikrutan anggota, misalnya untuk
pembuatan dan pemasangan spanduk, poster, open house dll. Nomo
sendiri sudah sangat kelelahan, apalagi dia sendiri harus mencari
nafkah untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Beberapa waktu lalu Dody CB (25) telah mentransfer ke rekening yon I
sebesar 600.000 rupiah, dan sebentar lagi Imam Arbai (24, mantan
danyon) akan mentransfer 500 000 rupiah, juga saya beberapa teman
yang lain rencananya akan segera mentransfer kerekening batalyon.
Saya pikir dengan uang segitu kita cukup untuk menggaji seorang
karyawan dan beberapa office boys untuk mempromosikan yon I /merikrut
anggota (memasang spanduk, menempel poster, membuat dan mengirim
surat, dll), mempersiapkan pendidikan diksar, dan mengirim surat ke
rektor bahwa batalyon I/ITB masih eksis.
Atau kita serahkan saja perikrutan ini pada tenaga profesional atau
konsultan, kita tenderkan secara proyek.
Staf-staf batalyon yang empat orang itu, cukup mencari karyawan,
mengadakan rapat, menyusun rencana, mengecek/megevaluasi pekerjaan
para karyawan, dan mengur kalau kerjaan nggak berjalan sesuai
rencana. Apa sih ilmu yang peroleh dari menempel poster?, kalau hanya
ingin mendapat pengalaman cukup sekali saja. Biar office boys yang
mengejakan pekerjaan semacam itu.
Di Osaka university, hampir semua kegiatan mahasiswa dikampus,
melibatkan karyawan/tenaga paruh waktu yang digaji perjam, selain ada
voluntir yang dipanggil dari berbagai organisasi (yang tercatat
dikantor walikota), yang kebanyakan ibu-ibu atau orang-orang yang
sudah berkecukupan dan kelebihan energi.
Saya teringat pengalaman saya bersama Emil,  Faisal, Bimo, nano, agus
jub, Aris dll, dalam perikrutan anggota yon I (4 kali, 1993-1997) dan
dua kali jadi dantim. Ini kerjaan hebat, dan sangat melelahkan,
membutuhkan dana besar dan orang yang banyak, selain membutuhkan
ketahanan mental untuk durasi kerja beberapa bulan. Ada 4000 bundel (
bersisi 2 lembar surat+ brosur 8 halaman+ 1 lembar formulir
pendaftaran ) yang kirim melalui pos untuk dua angkatan, ada 4000
poster ukuran A3 dan A2 yang disebar setiap fajar dengan lem kertas
berember-ember, dan ada brosur-brosur lainnya, majalah ksatria gansha
dua edisi, selebaran beberapa kali untuk melawan serangan para
kativis yang brutal terhadap menwa, dan yang seru mako kita permak
dengan berbagai tulisan, foto, album dll, selain ada perpusatakaan
kecil berisi buku manajemen kepemimpinan terbitan gramedia yang kita
pasang diruang tamu, tak mau kalah ada berbagai pot bunga yang indah
serta taman depan mako yang tertata apik. Saya pernah menghitung
total biaya yang dikeluarkan, sekitar 1.5 juta sampai 2 juta
(sekarang mungkin setara dengan 4