1. tidak tersentuh jamkesmas/jamkesda karena biasanya ktp nya penduduk non
surabaya atau bahkan tidak punya ktp, sudah expired sejak dia meninggalkan
madura untuk mencari kehidupan di jawa. atau, bahkan memang tidak berupaya
untuk mengurus kartu tersebut. terus gimana donk ?.
2. kalau jembatan suramadu sih imho memang proyek rugi. soalnya jembatan
itu filosofinya menghubungkan dua daerah padat supaya roda ekonomi dan arus
distribusi uang dan barang bergerak. kalau suramadu, dari kota padat ke
wilayah yg sepi. mana ada resistensi pula dari penduduk madura thd
eksistensi jembatan dan orang surabaya yg jadi acapkali ke madura.
sementara yg punya keinginan politis sangat besar thd terlaksananya proyek
suramadu justru kebanyakan orang madura yg eksis di surabaya. misalnya
saja, pak m. noer, orang madura yg pernah jadi gubernur jatim dan jadi
sesepuh di surabaya.
salam,
Ari
http://papabonbon.wordpress.com
2010/8/31 anton ms wardhana ari.am...@gmail.com
:
dengan segenap rasa hormat saya bagi setiap orang yang memilih berjuang
keras untuk hidup daripada menadahkan tangan memohon belas kasihan.
terkait ramadhan, saya rasa profil seperti ibu riwati inilah yang sebaiknya
dibantu para muzakki (= pembayar zakat); tidak berarti saya bilang
bersedekah pada para pengemis itu salah.
bila dikaitkan dengan ekonomi (dan pembangunan), ada beberapa data dalam
berita ini yang saya cermati:
1. ibu ini tidak tersentuh/terdata jamkesmas/jamkesda atau yang sejenisnya.
kalau ternyata mendata penduduk miskin itu susah, jadi kepingin tahu
apabila
masyarakat sendiri bergerak menggalang dana untuk membangun yayasan yang
mendirikan RS atau pendidikan bagi warga miskin, tentunya ngga ambil
untung,
misalnya.. apakah akan berhasil di Indonesia sesemarak yayasan-yayasan amal
atau lembaga donor bagi LSM di Indonesia, seperti yang ada di luar negeri ?
2. ada transaksi menarik: penitipan kambing, bentuknya saya kurang tahu,
tapi upahnya berupa anak kambing titipan tsb (entah sebagian atau semuanya,
saya ngga tahu juga). jadi mirip bank ya, kita titip uang, uangnya diputar
bank dan andainya laba, sebagian boleh diambil bank.
3. ketika membangun seperangkat infrastruktur seperti jembatan antarpulau,
mohon maaf ini pertanyaan orang yang ngga tau: apakah cost benefit sudah
diperhitungkan ? dan apakah ada reviu atau audit atas hal ini, diluar audit
keuangan atau audit operasional pembangunan sang jembatan ?
jika berkenan, mohon bantuan petromaksnya bagi saya yang bodoh ini
jika tidak berkenan, ya mohon maap, sudah mengganggu
*BR, ari.ams*
artikel asli:
http://oase.kompas.com/read/2010/08/31/02115556/Kegigihan.Riwati.Menaklukkan.Kemiskinan-14
*
Kegigihan Riwati Menaklukkan Kemiskinan
Selasa, 31 Agustus 2010 | 02:11 WIB
*
Oleh *M. Irfan Ilmie*
Matahari di atas Selat Madura tertutup awan, sementara sebagian tanah di
wilayah pesisir Bangkalan basah oleh rinai hujan.
Fenomena itu bagian dari pertanda musim kemarau basah. Meskipun mendung,
udara pada siang hari itu cukup menggerahkan.
Ular dan biawak pun lamat-lamat keluar dari semak belukar untuk sekadar
mencari kesegaran dengan bermain gemercik air di kali.
Dua ekor binatang melata itu pun seakan tak terusik oleh aktivitas seorang
perempuan separuh baya di sekitar kali di Desa Sukolilo Timur, Kecamatan
Labang, Kabupaten Bangkalan.
Batu seukuran buah pepaya yang diperolehnya dengan menggali tanah
dikumpulkannya di tempat tersendiri. Setelah dimasukkan ke dalam keranjang,
batu itu dipanggulnya. Kakinya yang kuat menaiki jalan setapak yang
menanjak
menuju rumahnya.
Batu-batu yang dipanggulnya itu pun dijatuhkannya di atas pekarangan
samping
rumahnya, persis seorang pegulat wanita saat membanting lawannya di atas
matras hingga menimbulkan suara, Brug.!
Tak lama kemudian, seorang gadis kecil menyodorkan palu. Sejenak dia
mengusap peluh yang membasahi wajahnya sebelum memulai pekerjaan lanjutan,
mencincang batu-batu seukuran buah pepaya itu menjadi seukuran ibu jari.
Selagi masih ada hujan, pekerjaan ini terasa agak berat, kata Siti
Riwati,
saat ditemui di sela-sela kesibukannya di halaman samping rumahnya itu,
Minggu (29/8).
Selain berpengaruh terhadap berat massa, kandungan air di dalam bebatuan
yang telah bertahun-tahun tertimbun di dalam tanah pegunungan itu
mengakibatkan batu tidak mudah dipecah.
Dibutuhkan tenaga ekstra untuk mencacah batu-batu itu menjadi beberapa
bagian yang lazim disebut sebagai batu kerakal atau batu koral. Batu yang
bentuknya tak beraturan dan bersudut runcing itu biasa digunakan untuk
campuran bahan cor dan permukaan jalan sebelum diaspal.
Meskipun demikian, tidak ada isyarat menyerah yang tergambar pada gurat
wajah janda berusia 45 tahun itu. Setiap hari seperti ini, kata Riwati
mengenai batu yang menjadi menu kehidupan sehari-harinya itu.
Di sela-sela perbincangan, seorang gadis kecil keluar dari rumah dan
menghampiri ibunya yang sibuk oleh pekerjaannya itu. Mulut si