[assunnah] Re: Kisah Terbunuhnya Husain bin Ali bin Abu Thalib

2006-02-11 Terurut Topik hilmy hilmy
Wa'alaikum salam warokhmatulloohi wabarokaatuh
Alhamdulillah ada tulisan tetang terbunuhnya hasan
dan husein. Insya Allah membantu.

Abu Hilmy

--- Artikel lengkap. ---

TERBUNUHNYA AL-HASAN DAN AL-HUSEIN

Al-Hasan dan Al-Husein adalah putera dari Ali bin Abi Thalib 
radhiyallahu 'anhum, cucu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam 
dari anak perempuannya Fathimah radhiyallahu 'anha. Mereka termasuk 
kalangan ahlul bait Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang 
memiliki keutamaan-keutamaan yang besar dan mendapat pujian-pujian 
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, di antaranya beliau 
bersabda:

Åöäøó ÇáúÍóÓóäó æó ÇáúÍõÓóíúäó åõãóÇ ÑóíúÍóÇäóÊóÇíó
ãöäó ÇáÏøõäúíóÇ. (ÃÎÑÌå ÇáÈÎÇÑí ãÚ ÇáÝÊÍ
#1639;/#1636;#1638;#1636;¡
#1634;#1783;#1637;#1634;º æÇáÊÑãÐì æÃÍãÏ Úä ÇÈä
ÚãÑ)

Sesungguhnya Al-Hasan dan Al-Husein adalah kesayanganku dari dunia. 
(HR. Bukhari dengan Fathul Bari, juz VII, hal. 464, hadits 3753 dan 
Tirmidzi, Ahmad dari Ibnu Umar)

Juga bersabda:

ÇáúÍóÓóäõ æóÇáúÍõÓóíúäõ ÓóíøöÏóÇ ÔóÈóÇÈö Ãóåúáö
ÇáúÌóäøóÉö. (ÑæÇå ÇáÊÑãÐì æÇáÍÇßã æÇáØÈÑÇäí æÃÍãÏ
æÛíÑåã Úä ÃÈì ÓÚíÏ æÑæÇå ÃíÖÇ ÚÔÑÉ Ýì ÇáÕÍÇÈÉ ÕÍÍå
ÇáÃáÈÇäì Ýì ÇáÕÍíÍÉ Õ #1636;#1634;#1634;¡
#1639;#1641;#1638;)

Al-Hasan dan Al-Husein adalah sayyid (penghulu) para pemuda ahlul 
jannah. (HR. Tirmidzi, Hakim, Thabrani, Ahmad dan lain-lain dari Abi 
Sa'id al-Khudri; dishahihkan oleh Syaikh AlAlbani dalam Silsilah 
Hadits Shahih, hal 423, hadits no. 796 dan beliau berkata hadits ini 
diriwayatkan pula dari 10 shahabat)

Sedangkan khusus tentang keutamaan Hasan. Diriwayatkan bahwa 
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

ÇáúÍóÓóäõ ãöäøöì æÇáúÍõÓóíúäõ ãöäú Úóáöíøò. (ÃÎÑÌå ÃÈæ
ÏÇæÏ æÃÍãÏ æÇáØÈÑÇäì Úä ÇáãÞÏÇã Èä ãÚÏì ßÑȺ æÕÍÍå
ÇáÃáÈÇäì Ýì ÇáÕÍíÍÉ Õ #1636;#1637;#1632;¡
#1784;#1633;#1633;)

Al-Hasan dariku dan Al-Husein dari Ali. (HR. Abu Dawud, Ahmad, 
Thabrani dari Miqdam Ibnu Ma'di Karib; dishahihkan oleh Syaikh Al-
Albani dalam Silsilah Hadits Shahih, hal 450, hadits no. 711)

Úóäö ÇáúÈóÑóÇÁö Èúäõ ÚóÇÒöÈò ÞóÇáó ÑóÃóíúÊõ ÇáúÍóÓóäó
Èúäö Úóáöíøò Úóáóì ÚóÇÊöÞö ÇáäøóÈöíøö Õáì Çááå Úáíå
æÓáã æóåõæó íóÞõæúáõ: ((Çááøóåõãøó Åöäøöì ÃõÍöÈøõåõ
ÝóÃóÍöÈøóåõ)). (ÑæÇå ÇáÈÎÇÑì ãÚ ÇáÝÊÍ
#1639;/#1636;#1783;#1636;¡
#1634;#1639;#1636;#1641;º æãÓáã ÈÔÑÍ Çáäææì¡
#1633;#1637;/#1633;#1784;#1641; ÍÏíÊ ÑÞã
#1638;#1634;#1632;#1784;)

Dari Barra' bin 'Azib, dia berkata: Aku melihat Al-Hasan bin Ali di 
atas pundak Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan beliau 
bersabda: Ya Allah sesungguhnya aku mencintainya, maka cintailah 
dia. (HR. Bukhari dengan Fathul Bari, VII, hal. 464, hadits
no. 3749 dan Muslim dengan Syarah Nawawi, juz XV, hal 189, hadits 
no. 6208)

Sedangkan dalam riwayat Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu 
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Al-Hasan 
dengan lafadz:

Çááøóåõãøó Åöäøöì ÃõÍöÈøõåõ ÝóÃóÍöÈøóåõ æóÃóÍöÈøó ãóäú
íõÍöÈøõåõ. (ÑæÇå ãÓáã ÈÔÑÍ Çáäææì
#1633;#1637;/#1633;#1784;#1784; ÑÞã
#1638;#1634;#1632;#1638;)

Ya Allah sesungguhnya aku mencintai dia, maka cintailah dia serta 
cintailah siapa yang mencintainya. (HR. Muslim dengan Syarah Nawawi, 
juz XV, hal. 188, hadits no. 6206)

Dan dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata:

áóãú íóßõäú ÃóÍóÏñ ÃóÔúÈóåó ÈöÇáäøóÈöíøö Õáì Çááå Úáíå
æÓáã ãöäó ÇáúÍóÓóäö Èúäö Úóáöìøò. (ÑæÇå ÇáÈÎÇÑì ãÚ
ÇáÝÊÍ #1639;/#1636;#1638;#1636; ÑÞã
#1635;#1783;#1637;#1634;)

Tidaklah seorangpun yang lebih mirip dengan Nabi shallallahu 'alaihi 
wa sallam daripada Al-Hasan bin Ali radhiyallahu 'anhuma. (HR. 
Bukhari dengan Fathul Bari, VII, hal. 464, hadits no. 3752)

Dari Al-Hasan radhiyallahu 'anhu bahwa dia mendengar Abu Bakrah 
berkata: Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di atas 
mimbar sedangkan Al-Hasan di sampingnya, beliau melihat kepada 
manusia sesekali dan kepadanya sesekali yang lain dan bersabda:

ÇÈúäöì åóÐóÇ ÓóíøöÏñ¡ æóáóÚóáøó Çááåó Ãóäú íõÕúáöÍó
Èöåö Èóíúäó ÝöÆóÊóíúäö ãöäó ÇáúãõÓúáöãöíúäó. (ÑæÇå
ÇáÈÎÇÑì ãÚ ÇáÝÊÍ #1783;/#1636;#1638;#1635; ÑÞã
#1636;#1783;#1636;#1638;)

Anakku ini adalah sayyid dan semoga Allah akan mendamaikan dengannya 
dua kelompok dari kalangan muslimin. (HR. Bukhari dengan Fathul 
Bari, VII, hal. 463, hadits no. 4746)

Riwayat Hidup Al-Hasan dan Wafatnya

Beliau dilahirkan pada bulan Ramadlan tahun ke-3 Hijriyah menurut 
kebanyakan para ulama sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Hajar. 
(lihat Fathul Bari juz VII, hal. 464)

Setelah ayah beliau Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu terbunuh, 
sebagian kaum muslimin membai'at beliau, tetapi bukan karena wasiat 
dari Ali. Berkata Syaikh Muhibbudin al-Khatib bahwa diriwayatkan oleh
Imam Ahmad dalam Musnadnya juz ke-1 hal. 130 -setelah disebutkan 
bahwa Ali bin Abi Thalib akan terbunuh- mereka berkata 
kepadanya: Tentukanlah penggantimu bagi kami. Maka beliau 
menjawab: Tidak, tetapi aku tinggalkan kalian pada apa yang telah 
ditinggalkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam Dan
disebutkan oleh beliau (Muhibuddin Al-Khatib) beberapa hadits dalam 
masalah ini. (Lihat Ta'liq kitab Al-'Awashim 

[assunnah] Re: Kisah terbunuhnya Husain bin Ali bin Abu Thalib

2006-02-10 Terurut Topik fnhouses
Kisah terbunuhnya Husain bin Ali

(dinukil dari Sejarah: Pertumbuhan dan Perkembangan Syi'ah, 
Dr. Ihsan Ilahi Zhahier, Al-Ma'arif Bandung, secara ringkas)

Ketika Mu'awiyah wafat, para warga Kufa *) menulis kepada Husain,

Kami telah mengurung diri kami, demi membai'at anda. Kami hidup 
dan mati dalam mempertahankan bai'at kami. Maka selam ini kami 
tidak menghadiri shalat Jum'at, maupun shalat jama'ah.
( Murujudz-dzahab, jilid III/54, Al-Mas'usi, sejarawan Syi'ah)

*)Kufa adalah sebaik-baik negeri, yang pernah menjadi pusat dan 
tanah yang subur bagi kegiatan kaum Syi'ah, sehingga merka 
mengatakan, Adapun Kufa dan sleuruh daerahnya, di sanalah tempat 
Syi'ah Ali bin Abi Thalib (Uyunul-akhbar, Arridha, dinukil 
dari kitab Syi'ah dalam sejarah).
Diriwayatkan dari Ja'far bahwasanya ia berkata, Allah, telah 
menawarkan kesetiaan terhadap kita kepada rakyat-rakyat dari 
beberapa negeri. Tiada satu negeri pun yang rakyatnya menerima 
baik tawaran Allah itu, kecuali warga Kufa. (dikutip dari kitab 
Bahsairud-darajat, bagian kesepuluh)

Telah sampai pula kepada Husain surat-surat lain, yang isinya 
antara lain, Kebun-kebun telah menghijau dan buah-buahan telah 
masak. Bila anda suka, datanglah dengan membawa pasukan yang 
kuat. (Dari kitab A'lamul-wara, oleh Ath-Thabrasi, hal. 223 dan 
kitab Al-Irsyad, hal. 220, karangan Al-Mufid).

Ketika surat-surat dari Kufa itu berturut-turut, serta banyak 
sekali datang kepadanya, dan dalam pada itu warga Kufa dengan 
keras sekali meminta kedatangannya, maka ia mengutus Muslim bin 
Aqil bin Abi Thalib ke Kufa, dengan membawa suratnya, yang di 
dalamnya ia memberitahu mereka bahwa ia segera berangkat (menuju 
Kufa), sesampai suratnya itu kepada mereka. Ketika Muslim tipa di 
Kufa, warga Kufa berkumpul menemui Muslim, dan menytakan sumpah 
setia mereka kepada Husain, serta memberikan kepadanya janji yang 
sungguh-sungguh untuk membela dan mendukungnya, serta tetap setia 
kepadanya. (Tarikh Al-Ya'qubi, II/242)

Al-Mufid menambahkan, Warga Kufa memba'iatnya dengan menangis. 
Jumlah mereka lebih dari delapan belas ribu orang. (Al-Irsyad, 
220)

Husain bersiap-siap untuk berangkat ke Kufa. Ibnu Abbas, panglima 
pasukan Ali dan sekaligus penasehat pribadinya, lagi pula seorang 
yang penuh pengalaman dan mengetahui dengan benar-benar watak 
kaum Syi'ah pada zamannya, datang kepada Husain dan memberi 
nasehat agar mengurungkan niatnya pergi ke Kufa, karena warganya 
yang suka berkhianat. Lihat pesan Ibnu Abbas dalam Murujudz-
dzahab, III/55. Demikian pula nasehat Ibnu Abbas didukung oleh 
Abu Bakar bin Hisyam yang dikutip oelh Al-mas'udi dalam Murujudz-
dzahab, III/56)

Berita kedatangan Muslim bin Aqil di Kufa sampai kepada Yazid bin 
Mu'awiyah. Dan ia menulis kepada Ubaidillah bin Zayyad dan 
menyampaikan keputusan pengangkatannya sebagai Wali Kufa. 

Tidak akan diceritakan di sini apa yang terjadi secara 
lengkapnya, tentang terbunuhnya Muslim bin Aqil, Hani bin Urwah 
dan Abdullah bin Yaqthur.

Berita kematian tiga orang ini sampai kepada Husain bin Ali 
ketika berjumpa dengan Al-hurr bin Yazid Attamimi ketika sampai 
di kota Qadisiah, dalam perjalanannya ke Kufa.

Kemudian Husain berkhutbah di hadapan pengikut-pengikutnya, 

Amma ba'du, telah sampai kepada kami berita yang amat dahsyat, 
yaitu terbunuhnya Muslim bin Aqil, Hani bin Urwah dan Abullah bin 
Yaqthur. Syi'ah kami (di Kufa) telah mengkhianati kami. Oleh sebab 
itu, barangsiapa di atnara kalian ingin meninggalkan kami, 
silahkan pergi, tanpa keberatan (dari pihak kami) dan tanpa 
kehilangan kehormatan (dari pihak kalian)

Maka berpencaranlah pengikut-pengikut Husain, meninggalkannya. 
Mereka pergi ke jurusan kanan dan kiri; maka yang tingal bersama 
Husain hanya orang-orang yang berangkat bersama dia dari Madinah, 
dan sekelompok kecil orang yang bergabung kepadanya



Husain kemudian berangkat menuju Kufa. Di tengah jalan ia 
berjumpa dengan salah seorang warga Kufa. Ia memberitahu Husain 
mengenai pengkhianatan, keengganan dan kelicikan orang-orang 
Kufa. Orang itu berkata, Di Kufa anda tidak mempunyai pembela dan 
pendukung; bahkan kami khawatir bahwa mereka akan bangkit 
memerangi anda.

Ketika Husain melihat bahwa lasykar Kufa dan pengikut-
pengikutinya berpaling darinya dan sikap mereka (terhadapnya) 
malahan kebaikan dari apa yang mereka tulis (kepadanya) dan dari 
apa yang dikatakan oleh utusan-utusan mereka, bahakan merka 
menyangkal apa yang mereka tulis kepadanya, ia berkta kepada 
salah seorang pengikutnya,

Keluarkan dua kantong yang berisi surat-surat mereka, yang mereka 
kirimkan kepadaku. 

Orang itu mengeluarkan dua kantong yang penuh berisi surat-surat; 
lalu Husain membeberkan surat-surat itu. Mereka menyangkal surat-
surat tersebut. Kemudian Husain meneruskan perjalanannya, hingga 
mencapai Karbala. Melihat banyaknya pasukan yang menghadapinya, 
Husain sadar bahwasanya tiada tempat pelarian baginya. Ia lalu 
berdo'a:

Allahumma, ya Allah. Berilah keputusan antara kami dan suatu kaum