[assunnah] Re: Kisah Terbunuhnya Husain bin Ali bin Abu Thalib
Wa'alaikum salam warokhmatulloohi wabarokaatuh Alhamdulillah ada tulisan tetang terbunuhnya hasan dan husein. Insya Allah membantu. Abu Hilmy --- Artikel lengkap. --- TERBUNUHNYA AL-HASAN DAN AL-HUSEIN Al-Hasan dan Al-Husein adalah putera dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhum, cucu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dari anak perempuannya Fathimah radhiyallahu 'anha. Mereka termasuk kalangan ahlul bait Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang memiliki keutamaan-keutamaan yang besar dan mendapat pujian-pujian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, di antaranya beliau bersabda: Åöäøó ÇáúÍóÓóäó æó ÇáúÍõÓóíúäó åõãóÇ ÑóíúÍóÇäóÊóÇíó ãöäó ÇáÏøõäúíóÇ. (ÃÎÑÌå ÇáÈÎÇÑí ãÚ ÇáÝÊÍ #1639;/#1636;#1638;#1636;¡ #1634;#1783;#1637;#1634;º æÇáÊÑãÐì æÃÍãÏ Úä ÇÈä ÚãÑ) Sesungguhnya Al-Hasan dan Al-Husein adalah kesayanganku dari dunia. (HR. Bukhari dengan Fathul Bari, juz VII, hal. 464, hadits 3753 dan Tirmidzi, Ahmad dari Ibnu Umar) Juga bersabda: ÇáúÍóÓóäõ æóÇáúÍõÓóíúäõ ÓóíøöÏóÇ ÔóÈóÇÈö Ãóåúáö ÇáúÌóäøóÉö. (ÑæÇå ÇáÊÑãÐì æÇáÍÇßã æÇáØÈÑÇäí æÃÍãÏ æÛíÑåã Úä ÃÈì ÓÚíÏ æÑæÇå ÃíÖÇ ÚÔÑÉ Ýì ÇáÕÍÇÈÉ ÕÍÍå ÇáÃáÈÇäì Ýì ÇáÕÍíÍÉ Õ #1636;#1634;#1634;¡ #1639;#1641;#1638;) Al-Hasan dan Al-Husein adalah sayyid (penghulu) para pemuda ahlul jannah. (HR. Tirmidzi, Hakim, Thabrani, Ahmad dan lain-lain dari Abi Sa'id al-Khudri; dishahihkan oleh Syaikh AlAlbani dalam Silsilah Hadits Shahih, hal 423, hadits no. 796 dan beliau berkata hadits ini diriwayatkan pula dari 10 shahabat) Sedangkan khusus tentang keutamaan Hasan. Diriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: ÇáúÍóÓóäõ ãöäøöì æÇáúÍõÓóíúäõ ãöäú Úóáöíøò. (ÃÎÑÌå ÃÈæ ÏÇæÏ æÃÍãÏ æÇáØÈÑÇäì Úä ÇáãÞÏÇã Èä ãÚÏì ßÑȺ æÕÍÍå ÇáÃáÈÇäì Ýì ÇáÕÍíÍÉ Õ #1636;#1637;#1632;¡ #1784;#1633;#1633;) Al-Hasan dariku dan Al-Husein dari Ali. (HR. Abu Dawud, Ahmad, Thabrani dari Miqdam Ibnu Ma'di Karib; dishahihkan oleh Syaikh Al- Albani dalam Silsilah Hadits Shahih, hal 450, hadits no. 711) Úóäö ÇáúÈóÑóÇÁö Èúäõ ÚóÇÒöÈò ÞóÇáó ÑóÃóíúÊõ ÇáúÍóÓóäó Èúäö Úóáöíøò Úóáóì ÚóÇÊöÞö ÇáäøóÈöíøö Õáì Çááå Úáíå æÓáã æóåõæó íóÞõæúáõ: ((Çááøóåõãøó Åöäøöì ÃõÍöÈøõåõ ÝóÃóÍöÈøóåõ)). (ÑæÇå ÇáÈÎÇÑì ãÚ ÇáÝÊÍ #1639;/#1636;#1783;#1636;¡ #1634;#1639;#1636;#1641;º æãÓáã ÈÔÑÍ Çáäææì¡ #1633;#1637;/#1633;#1784;#1641; ÍÏíÊ ÑÞã #1638;#1634;#1632;#1784;) Dari Barra' bin 'Azib, dia berkata: Aku melihat Al-Hasan bin Ali di atas pundak Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan beliau bersabda: Ya Allah sesungguhnya aku mencintainya, maka cintailah dia. (HR. Bukhari dengan Fathul Bari, VII, hal. 464, hadits no. 3749 dan Muslim dengan Syarah Nawawi, juz XV, hal 189, hadits no. 6208) Sedangkan dalam riwayat Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Al-Hasan dengan lafadz: Çááøóåõãøó Åöäøöì ÃõÍöÈøõåõ ÝóÃóÍöÈøóåõ æóÃóÍöÈøó ãóäú íõÍöÈøõåõ. (ÑæÇå ãÓáã ÈÔÑÍ Çáäææì #1633;#1637;/#1633;#1784;#1784; ÑÞã #1638;#1634;#1632;#1638;) Ya Allah sesungguhnya aku mencintai dia, maka cintailah dia serta cintailah siapa yang mencintainya. (HR. Muslim dengan Syarah Nawawi, juz XV, hal. 188, hadits no. 6206) Dan dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata: áóãú íóßõäú ÃóÍóÏñ ÃóÔúÈóåó ÈöÇáäøóÈöíøö Õáì Çááå Úáíå æÓáã ãöäó ÇáúÍóÓóäö Èúäö Úóáöìøò. (ÑæÇå ÇáÈÎÇÑì ãÚ ÇáÝÊÍ #1639;/#1636;#1638;#1636; ÑÞã #1635;#1783;#1637;#1634;) Tidaklah seorangpun yang lebih mirip dengan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam daripada Al-Hasan bin Ali radhiyallahu 'anhuma. (HR. Bukhari dengan Fathul Bari, VII, hal. 464, hadits no. 3752) Dari Al-Hasan radhiyallahu 'anhu bahwa dia mendengar Abu Bakrah berkata: Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di atas mimbar sedangkan Al-Hasan di sampingnya, beliau melihat kepada manusia sesekali dan kepadanya sesekali yang lain dan bersabda: ÇÈúäöì åóÐóÇ ÓóíøöÏñ¡ æóáóÚóáøó Çááåó Ãóäú íõÕúáöÍó Èöåö Èóíúäó ÝöÆóÊóíúäö ãöäó ÇáúãõÓúáöãöíúäó. (ÑæÇå ÇáÈÎÇÑì ãÚ ÇáÝÊÍ #1783;/#1636;#1638;#1635; ÑÞã #1636;#1783;#1636;#1638;) Anakku ini adalah sayyid dan semoga Allah akan mendamaikan dengannya dua kelompok dari kalangan muslimin. (HR. Bukhari dengan Fathul Bari, VII, hal. 463, hadits no. 4746) Riwayat Hidup Al-Hasan dan Wafatnya Beliau dilahirkan pada bulan Ramadlan tahun ke-3 Hijriyah menurut kebanyakan para ulama sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Hajar. (lihat Fathul Bari juz VII, hal. 464) Setelah ayah beliau Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu terbunuh, sebagian kaum muslimin membai'at beliau, tetapi bukan karena wasiat dari Ali. Berkata Syaikh Muhibbudin al-Khatib bahwa diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya juz ke-1 hal. 130 -setelah disebutkan bahwa Ali bin Abi Thalib akan terbunuh- mereka berkata kepadanya: Tentukanlah penggantimu bagi kami. Maka beliau menjawab: Tidak, tetapi aku tinggalkan kalian pada apa yang telah ditinggalkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam Dan disebutkan oleh beliau (Muhibuddin Al-Khatib) beberapa hadits dalam masalah ini. (Lihat Ta'liq kitab Al-'Awashim
[assunnah] Re: Kisah terbunuhnya Husain bin Ali bin Abu Thalib
Kisah terbunuhnya Husain bin Ali (dinukil dari Sejarah: Pertumbuhan dan Perkembangan Syi'ah, Dr. Ihsan Ilahi Zhahier, Al-Ma'arif Bandung, secara ringkas) Ketika Mu'awiyah wafat, para warga Kufa *) menulis kepada Husain, Kami telah mengurung diri kami, demi membai'at anda. Kami hidup dan mati dalam mempertahankan bai'at kami. Maka selam ini kami tidak menghadiri shalat Jum'at, maupun shalat jama'ah. ( Murujudz-dzahab, jilid III/54, Al-Mas'usi, sejarawan Syi'ah) *)Kufa adalah sebaik-baik negeri, yang pernah menjadi pusat dan tanah yang subur bagi kegiatan kaum Syi'ah, sehingga merka mengatakan, Adapun Kufa dan sleuruh daerahnya, di sanalah tempat Syi'ah Ali bin Abi Thalib (Uyunul-akhbar, Arridha, dinukil dari kitab Syi'ah dalam sejarah). Diriwayatkan dari Ja'far bahwasanya ia berkata, Allah, telah menawarkan kesetiaan terhadap kita kepada rakyat-rakyat dari beberapa negeri. Tiada satu negeri pun yang rakyatnya menerima baik tawaran Allah itu, kecuali warga Kufa. (dikutip dari kitab Bahsairud-darajat, bagian kesepuluh) Telah sampai pula kepada Husain surat-surat lain, yang isinya antara lain, Kebun-kebun telah menghijau dan buah-buahan telah masak. Bila anda suka, datanglah dengan membawa pasukan yang kuat. (Dari kitab A'lamul-wara, oleh Ath-Thabrasi, hal. 223 dan kitab Al-Irsyad, hal. 220, karangan Al-Mufid). Ketika surat-surat dari Kufa itu berturut-turut, serta banyak sekali datang kepadanya, dan dalam pada itu warga Kufa dengan keras sekali meminta kedatangannya, maka ia mengutus Muslim bin Aqil bin Abi Thalib ke Kufa, dengan membawa suratnya, yang di dalamnya ia memberitahu mereka bahwa ia segera berangkat (menuju Kufa), sesampai suratnya itu kepada mereka. Ketika Muslim tipa di Kufa, warga Kufa berkumpul menemui Muslim, dan menytakan sumpah setia mereka kepada Husain, serta memberikan kepadanya janji yang sungguh-sungguh untuk membela dan mendukungnya, serta tetap setia kepadanya. (Tarikh Al-Ya'qubi, II/242) Al-Mufid menambahkan, Warga Kufa memba'iatnya dengan menangis. Jumlah mereka lebih dari delapan belas ribu orang. (Al-Irsyad, 220) Husain bersiap-siap untuk berangkat ke Kufa. Ibnu Abbas, panglima pasukan Ali dan sekaligus penasehat pribadinya, lagi pula seorang yang penuh pengalaman dan mengetahui dengan benar-benar watak kaum Syi'ah pada zamannya, datang kepada Husain dan memberi nasehat agar mengurungkan niatnya pergi ke Kufa, karena warganya yang suka berkhianat. Lihat pesan Ibnu Abbas dalam Murujudz- dzahab, III/55. Demikian pula nasehat Ibnu Abbas didukung oleh Abu Bakar bin Hisyam yang dikutip oelh Al-mas'udi dalam Murujudz- dzahab, III/56) Berita kedatangan Muslim bin Aqil di Kufa sampai kepada Yazid bin Mu'awiyah. Dan ia menulis kepada Ubaidillah bin Zayyad dan menyampaikan keputusan pengangkatannya sebagai Wali Kufa. Tidak akan diceritakan di sini apa yang terjadi secara lengkapnya, tentang terbunuhnya Muslim bin Aqil, Hani bin Urwah dan Abdullah bin Yaqthur. Berita kematian tiga orang ini sampai kepada Husain bin Ali ketika berjumpa dengan Al-hurr bin Yazid Attamimi ketika sampai di kota Qadisiah, dalam perjalanannya ke Kufa. Kemudian Husain berkhutbah di hadapan pengikut-pengikutnya, Amma ba'du, telah sampai kepada kami berita yang amat dahsyat, yaitu terbunuhnya Muslim bin Aqil, Hani bin Urwah dan Abullah bin Yaqthur. Syi'ah kami (di Kufa) telah mengkhianati kami. Oleh sebab itu, barangsiapa di atnara kalian ingin meninggalkan kami, silahkan pergi, tanpa keberatan (dari pihak kami) dan tanpa kehilangan kehormatan (dari pihak kalian) Maka berpencaranlah pengikut-pengikut Husain, meninggalkannya. Mereka pergi ke jurusan kanan dan kiri; maka yang tingal bersama Husain hanya orang-orang yang berangkat bersama dia dari Madinah, dan sekelompok kecil orang yang bergabung kepadanya Husain kemudian berangkat menuju Kufa. Di tengah jalan ia berjumpa dengan salah seorang warga Kufa. Ia memberitahu Husain mengenai pengkhianatan, keengganan dan kelicikan orang-orang Kufa. Orang itu berkata, Di Kufa anda tidak mempunyai pembela dan pendukung; bahkan kami khawatir bahwa mereka akan bangkit memerangi anda. Ketika Husain melihat bahwa lasykar Kufa dan pengikut- pengikutinya berpaling darinya dan sikap mereka (terhadapnya) malahan kebaikan dari apa yang mereka tulis (kepadanya) dan dari apa yang dikatakan oleh utusan-utusan mereka, bahakan merka menyangkal apa yang mereka tulis kepadanya, ia berkta kepada salah seorang pengikutnya, Keluarkan dua kantong yang berisi surat-surat mereka, yang mereka kirimkan kepadaku. Orang itu mengeluarkan dua kantong yang penuh berisi surat-surat; lalu Husain membeberkan surat-surat itu. Mereka menyangkal surat- surat tersebut. Kemudian Husain meneruskan perjalanannya, hingga mencapai Karbala. Melihat banyaknya pasukan yang menghadapinya, Husain sadar bahwasanya tiada tempat pelarian baginya. Ia lalu berdo'a: Allahumma, ya Allah. Berilah keputusan antara kami dan suatu kaum