Re: [bumi-serpong] OOT: FYI: ADA HUJAN DI PESAWAT LION AIR

2006-01-06 Terurut Topik surya setiawan
Pak Hilmy,
Kalau saya melihatnya ada 2 masalah yaitu: pesawat
yang bocor dan sikap emosional yg berlebihan dari
Lulu.

Untuk pesawat yang bocor,okelah memang perlu
dikomplain. Tapi perlu diingat crew pesawat sudah
menyerah tidak bisa berbuat apa-apa. Tidak bisa
menambal, tidak bisa memberi kursi kosong dst.
Harusnya dengan situasi seperti itu finish atau
selesai.

Sikap emosional Lulu yg berlebihan tampak sekali
dengan tidak mau mengalah. Padahal sudah jelas pihak
crew menyerah (udah minta maaf berkali-kali dr
pramugary,supervisor,co pilot). Artinya tidak ada
solusi untuk masalah tersebut. Dalam teknik negosiasi
dikenal istilah slonong boy.Artinya tuntutan/keinginan
kita maunya diturutin tanpa mengetahui goalnya bisa
direalisasikan atau tidak. Jadi tidak perlu menyerang
ke personilnya tapi ke obyeknya yaitu lion airnya.

Kalau memang Lulu mengaku sudah sering bepergian
dengan pesawat dapat dipertanyakan sbb:
1. Harusnya sudah mengerti bahwa penerbangan murah
(lion air dll) tidak menjamin ketepatan waktu. Kalau
ingin lebih baik ttg delay pilihlah Garuda. Ada
pepatah, bila ingin yg manis belilah roti strowberry
jangan beli roti keju yg asin.

2. Mengenai tiket ekonomi mahal bukan jaminan akan
mendapat kursi yg berbeda. Tiket ekonomi mahal dan
ekonomi murah tempat duduknya ya sama saja.Tergantung
anda saat menukar tiket dengan boarding pass, anda
ingin memilih kursi no berapa ? Bila anda ingin
berbeda harus naik kelas BISNIS. Untuk garuda, punya
kelas EKONOMI kira-kira 5 macam tapi tempat duduknya
ya sama nggak ada beda. Dalam emailnya Lulu
beranggapan dia membeli tiket ekonomi mahal harusnya
dapat kursi berbeda. Hal itu salah besar. Kalau memang
sering naik pesawat harusnya sudah mengerti ttg ini.

3. Lulu:Akhirnya  kami  minta kapten pesawat untuk
meminta maaf kepada kami atas nama Lion Air.
Permintaan maaf sudah dilakukan tetapi knapa masih
marah-marah terus ? Harusnya dia tahu pimpinan
tertinggi di pesawat adalah kapten pesawat. Sering
naik pesawat kok nggak ngerti.

4. Setiap pesawat tidak dijalankan atau dioperasikan
oleh crew yang sama setiap harinya. Artinya, pesawat
tsb dioperasikan oleh pramugari dan pilot yg
berbeda-beda setiap harinya. Sering naik pesawat
harusnya tahu dong.

Maaf P.Hilmy ini hanya sekedar share dan urun rembuk
saja.
Untuk masalah titip jaket, saya kurang setuju dgn
P.Hilmy. Suatu kebijakan yg bersifat pencegahan
kriminal lebih baik dari pada terjadi kriminal.
Seharusnya kita mendukung pencegahan kriminal tsb.

thx,


--- [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Saya sih setuju dengan tindakan Lulu  Aka.
 Bagaimana pun juga cabin crews
 adalah ujung tombak perusahaan. Merekalah yang
 berurusan dengan pelanggan.
 Dan mereka punya kewajiban untuk meminta perusahaan
 memperbaiki kondisi
 kabin sebelum take off kalau ada yang tidak beres
 tentunya. Kalau melihat
 foto-2nya, kejadian tersebut seharusnya sudah
 diketahui oleh pihak
 management Lion Air, terbukti dengan adanya tindakan
 sementara menutup
 dengan lakban. Pertanyaannya, sejak kapan bocor itu
 terjadi? Saya
 berkeyakinan sudah cukup lama terjadi. Walau pun
 awak yang melayani
 penerbangan tersebut bukan awak tetap, toh mereka
 punya mata dan bisa
 melihat bahwa sebagian seat memang tidak layak jual.
 Kenapa tetap dijual
 dan mereka hanya diam saja?
 
 Sudah bukan rahasia lagi bahwa hak-2 konsumen di
 Indonesia tidak pernah
 mendapat perhatian yang cukup. Kejadian di Lion Air
 hanya segelintir contoh
 saja. Banyak kejadian di maskapai-2 penerbangan yang
 berhubungan dengan
 faktor safety tetapi terkesan dibiarkan saja.
 Apalagi ini yang hanya faktor
 comfort? Kita sebagai konsumen harus tegas tanpa
 perlu bersikap arogan bila
 pelayanan yang kita terima tidak sesuai dengan yang
 dijanjikan. Maksudnya
 adalah supaya ada perubahan. Kapan lagi bisa berubah
 kalau semua konsumen
 kita punya 'toleransi' yang tinggi?
 
 Contoh lain 'kebodohan' konsumen Indonesia adalah
 keharusan menitipkan
 tas/jaket di supermarket, hypermart atau dept.
 store. Mana ada policy ini
 hypermart sejenis di luar negeri? Dan herannya,
 sedikit sekali konsumen
 yang protes ke pihak management saat hak milik
 mereka (tas  jaket)
 dititip-paksakan. Tidak sadarkah mereka bahwa
 management hypermart.
 supermarket  dept. store yang memberlakukan policy
 tsb. telah melanggar
 azas praduga tak bersalah? Masak yang jadi maling
 segelintir orang saja,
 yang lainnya mau dianggap maling semua?
 
 Salam,
 Hilmy
 
 
 
 
 
 adji ekawarman
 [EMAIL PROTECTED]@yahoogroups.com on
 01/06/2006
 10:11:53 AM
 
 (tolong untuk diteruskan kepada:
 Lulu  Aka
 di Perum. Permata Depok)
 
 kejadian ini pun pernah terjadi kok di maskapai GA,
 waktu pesawatnya masih menggunakan pesawat lama..
 demikian juga dengan maskapai2 lainnya.
 
 saya rasa tidak pada tempatnya memarahi awak
 pesawat,
 karena mereka kan tidak menjadi awak tetap di
 pesawat (aircraft) yg sama?
 mereka berganti-ganti pesawat, kan..?
 jadi ya wajar aja kalo mereka juga gak tau ada
 masalah seperti itu,
 dan menurut saya ya 

RE: [bumi-serpong] OOT: FYI: ADA HUJAN DI PESAWAT LION AIR

2006-01-05 Terurut Topik Tjoek Lianto
Saya cenderung lebih setuju dengan pak Adji.
Masalah kondisi pesawat adalah tanggung jawab crew maintenance.
Pilot/co-pilot paling bisa menolak berangkat apabila kondisi pesawat
betul-betul parah sehingga membahayakan keselamatan penerbangan. Kalau
masalahnya adalah kenyamanan terbang, seperti kursi rusak, air menetes,
dsb apakah penerbangan harus dicancel ? Bisa saja cabin-crew menghimbau
petugas check-in utk tidak menjual kursi yang bermasalah tsb. Tapi
kalau pesawat memang penuh, membiarkan kursi-kursi tsb kosong berarti
harus mengorbankan penumpang lain yang datang check-in belakangan
(padahal sudah punya confirmed ticket).
Jadi masalahnya memang tidak sederhana.
Memarah-marahi cabin-crew seperti yang dilakukan oleh Lulu  Aka, mau
tidak mau memang menyiratkan arogansi.
Bukankah lebih baik kalau bersikap lebih toleran ? Cabin-crew juga
manusia biasa, yang ingin diperlakukan wajar dan dihargai. Bayangkan
bila pramugari itu kebetulan saudara kita sendiri.
Utk kemajuan dunia penerbangan kita dan juga sebagai masukan kepada
manajemen Lion Air,
tentu saja surat komplain tetap harus dibuat.
Masih banyak kok alternatif protes yang lebih santun, tanpa harus memacu
adrenalin dan membuat banyak orang stress.

Have a nice weekend.

Tjoek

-Original Message-
From: Teguh Febrianto [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, January 06, 2006 10:54 AM
To: bumi-serpong@yahoogroups.com
Subject: RE: [bumi-serpong] OOT: FYI: ADA HUJAN DI PESAWAT LION AIR


Kalo saya ngeliatnya gini

Selama tindakan konsumen masih dalam taraf wajar silahkan saja komplain
dan awak pesawat harus bisa menghadapi keluhan konsumen secara bijak dan
tidak boleh terbawa emosi karena awak pesawat harus sadar bahwa sebagai
ujung tombak,mereka harus menservis konsumennya semaksimal mungkin.

Memang tetesan air itu bukanlah hal yg wajar tp paling enggak kasi
minuman kek ato makanan kecil kek ato souvenir kek  ke pnp ybs sehingga
kemarahannya/kekecewaannya tidak menjadi berlebihan.

 

 

  _  

From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 06 Januari 2006 10:36
To: bumi-serpong@yahoogroups.com
Subject: Re: [bumi-serpong] OOT: FYI: ADA HUJAN DI PESAWAT LION AIR

 

Saya sih setuju dengan tindakan Lulu  Aka. Bagaimana pun juga cabin
crews adalah ujung tombak perusahaan. Merekalah yang berurusan dengan
pelanggan. Dan mereka punya kewajiban untuk meminta perusahaan
memperbaiki kondisi kabin sebelum take off kalau ada yang tidak beres
tentunya. Kalau melihat foto-2nya, kejadian tersebut seharusnya sudah
diketahui oleh pihak management Lion Air, terbukti dengan adanya
tindakan sementara menutup dengan lakban. Pertanyaannya, sejak kapan
bocor itu terjadi? Saya berkeyakinan sudah cukup lama terjadi. Walau pun
awak yang melayani penerbangan tersebut bukan awak tetap, toh mereka
punya mata dan bisa melihat bahwa sebagian seat memang tidak layak jual.
Kenapa tetap dijual dan mereka hanya diam saja?

Sudah bukan rahasia lagi bahwa hak-2 konsumen di Indonesia tidak pernah
mendapat perhatian yang cukup. Kejadian di Lion Air hanya segelintir
contoh saja. Banyak kejadian di maskapai-2 penerbangan yang berhubungan
dengan faktor safety tetapi terkesan dibiarkan saja. Apalagi ini yang
hanya faktor comfort? Kita sebagai konsumen harus tegas tanpa perlu
bersikap arogan bila pelayanan yang kita terima tidak sesuai dengan yang
dijanjikan. Maksudnya adalah supaya ada perubahan. Kapan lagi bisa
berubah kalau semua konsumen kita punya 'toleransi' yang tinggi?

Contoh lain 'kebodohan' konsumen Indonesia adalah keharusan menitipkan
tas/jaket di supermarket, hypermart atau dept. store. Mana ada policy
ini hypermart sejenis di luar negeri? Dan herannya, sedikit sekali
konsumen yang protes ke pihak management saat hak milik mereka (tas 
jaket) dititip-paksakan. Tidak sadarkah mereka bahwa management
hypermart. supermarket  dept. store yang memberlakukan policy tsb.
telah melanggar azas praduga tak bersalah? Masak yang jadi maling
segelintir orang saja, yang lainnya mau dianggap maling semua?

Salam,
Hilmy





adji ekawarman [EMAIL PROTECTED]@yahoogroups.com on
01/06/2006 10:11:53 AM

(tolong untuk diteruskan kepada:
Lulu  Aka
di Perum. Permata Depok)

kejadian ini pun pernah terjadi kok di maskapai GA,
waktu pesawatnya masih menggunakan pesawat lama..
demikian juga dengan maskapai2 lainnya.

saya rasa tidak pada tempatnya memarahi awak pesawat,
karena mereka kan tidak menjadi awak tetap di pesawat (aircraft) yg
sama? mereka berganti-ganti pesawat, kan..? jadi ya wajar aja kalo
mereka juga gak tau ada masalah seperti itu, dan menurut saya ya mereka
lagi apes aja kok kebagian jadwal dgn pesawat tersebut..!! dan kondisi
pesawat tanggung jawab bagian maintenance,  bukan mereka.. cmiiw

jadi sebaiknya ya tuliskan aja keluhan ini ke perusahaan tersebut cc.
media massa, jangan awaknya yg dimarahi seperti itu di depan umum..
berapa banyak pelayanan baik yg telah kita terima dibandingkan dengan
pelayanan buruk itu sehingga kita merasa sangat pantas untuk memarahi

RE: [bumi-serpong] OOT: FYI: ADA HUJAN DI PESAWAT LION AIR

2006-01-05 Terurut Topik hilmy_wanamulya
 itu kebetulan saudara kita sendiri.
Utk kemajuan dunia penerbangan kita dan juga sebagai masukan kepada
manajemen Lion Air,
tentu saja surat komplain tetap harus dibuat.
Masih banyak kok alternatif protes yang lebih santun, tanpa harus memacu
adrenalin dan membuat banyak orang stress.

Have a nice weekend.

Tjoek

-Original Message-
From: Teguh Febrianto [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, January 06, 2006 10:54 AM
To: bumi-serpong@yahoogroups.com
Subject: RE: [bumi-serpong] OOT: FYI: ADA HUJAN DI PESAWAT LION AIR


Kalo saya ngeliatnya gini

Selama tindakan konsumen masih dalam taraf wajar silahkan saja komplain
dan awak pesawat harus bisa menghadapi keluhan konsumen secara bijak dan
tidak boleh terbawa emosi karena awak pesawat harus sadar bahwa sebagai
ujung tombak,mereka harus menservis konsumennya semaksimal mungkin.

Memang tetesan air itu bukanlah hal yg wajar tp paling enggak kasi
minuman kek ato makanan kecil kek ato souvenir kek  ke pnp ybs sehingga
kemarahannya/kekecewaannya tidak menjadi berlebihan.





  _

From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: 06 Januari 2006 10:36
To: bumi-serpong@yahoogroups.com
Subject: Re: [bumi-serpong] OOT: FYI: ADA HUJAN DI PESAWAT LION AIR



Saya sih setuju dengan tindakan Lulu  Aka. Bagaimana pun juga cabin
crews adalah ujung tombak perusahaan. Merekalah yang berurusan dengan
pelanggan. Dan mereka punya kewajiban untuk meminta perusahaan
memperbaiki kondisi kabin sebelum take off kalau ada yang tidak beres
tentunya. Kalau melihat foto-2nya, kejadian tersebut seharusnya sudah
diketahui oleh pihak management Lion Air, terbukti dengan adanya
tindakan sementara menutup dengan lakban. Pertanyaannya, sejak kapan
bocor itu terjadi? Saya berkeyakinan sudah cukup lama terjadi. Walau pun
awak yang melayani penerbangan tersebut bukan awak tetap, toh mereka
punya mata dan bisa melihat bahwa sebagian seat memang tidak layak jual.
Kenapa tetap dijual dan mereka hanya diam saja?

Sudah bukan rahasia lagi bahwa hak-2 konsumen di Indonesia tidak pernah
mendapat perhatian yang cukup. Kejadian di Lion Air hanya segelintir
contoh saja. Banyak kejadian di maskapai-2 penerbangan yang berhubungan
dengan faktor safety tetapi terkesan dibiarkan saja. Apalagi ini yang
hanya faktor comfort? Kita sebagai konsumen harus tegas tanpa perlu
bersikap arogan bila pelayanan yang kita terima tidak sesuai dengan yang
dijanjikan. Maksudnya adalah supaya ada perubahan. Kapan lagi bisa
berubah kalau semua konsumen kita punya 'toleransi' yang tinggi?

Contoh lain 'kebodohan' konsumen Indonesia adalah keharusan menitipkan
tas/jaket di supermarket, hypermart atau dept. store. Mana ada policy
ini hypermart sejenis di luar negeri? Dan herannya, sedikit sekali
konsumen yang protes ke pihak management saat hak milik mereka (tas 
jaket) dititip-paksakan. Tidak sadarkah mereka bahwa management
hypermart. supermarket  dept. store yang memberlakukan policy tsb.
telah melanggar azas praduga tak bersalah? Masak yang jadi maling
segelintir orang saja, yang lainnya mau dianggap maling semua?

Salam,
Hilmy





adji ekawarman [EMAIL PROTECTED]@yahoogroups.com on
01/06/2006 10:11:53 AM

(tolong untuk diteruskan kepada:
Lulu  Aka
di Perum. Permata Depok)

kejadian ini pun pernah terjadi kok di maskapai GA,
waktu pesawatnya masih menggunakan pesawat lama..
demikian juga dengan maskapai2 lainnya.

saya rasa tidak pada tempatnya memarahi awak pesawat,
karena mereka kan tidak menjadi awak tetap di pesawat (aircraft) yg
sama? mereka berganti-ganti pesawat, kan..? jadi ya wajar aja kalo
mereka juga gak tau ada masalah seperti itu, dan menurut saya ya mereka
lagi apes aja kok kebagian jadwal dgn pesawat tersebut..!! dan kondisi
pesawat tanggung jawab bagian maintenance,  bukan mereka.. cmiiw

jadi sebaiknya ya tuliskan aja keluhan ini ke perusahaan tersebut cc.
media massa, jangan awaknya yg dimarahi seperti itu di depan umum..
berapa banyak pelayanan baik yg telah kita terima dibandingkan dengan
pelayanan buruk itu sehingga kita merasa sangat pantas untuk memarahi
orang lain di depan umum..?

apa gak terbayang oleh kita bahwa diantara penumang2 tersebut mungkin
ada yg justeru tidak simpatik dan mencap kita sebagai arogan..?

*adji*











___
Kirim e-mail:   bumi-serpong@yahoogroups.com
Setting: http://groups.yahoo.com/group/bumi-serpong 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/bumi-serpong/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/