[daarut-tauhiid] Taubat

2010-02-10 Terurut Topik muhamad agus syafii
Taubat

By: agussyafii

Suatu malam di Rumah Amalia terdengar suara mengaji. Anak-anak terdengar suara 
riuh ramai. Setelah menghapal Asmaul Husna, saya bercerita. Semua anak-anak 
sudah duduk melingkar. 'Malam ini judul ceritanya apa Kak?' tanya Eko. 'Taubat' 
Jawab saya padanya. Kemudian saya bercerita pada anak-anak Amalia.

Dizaman dahulu kala ada orang yang bernama Malik Bin Dinar. Malik Bin Dinar 
memiliki kebiasaan minum-minuman keras. Ia memiliki seorang anak perempuan yang 
cantik dan mungil. Malik sangat menyayangi buah hatinya. Ketika berusia lima 
tahun, Sang buah hatinya meninggal dunia. Malik sangat terpukul dan bersedih. 
AIr matanya terus mengalir tak dapat menyembunyikan kepedihan dalam hatinya.

Malamnya setelah kepergian putrinya yang dicintainya Malik minum-minuman keras. 
Ditengah tertidur malik bermimpi berada dalam satu tempat berkumpul dengan 
banyak orang. Seluruh makhluk berkumpul. Malik tiba-tiba dikejar-kejar oleh 
seekor ular yang sangat besar yang dari mulut mengeluarkan api. Tubuh Malik 
menggigil ketakutan.  Sampai akhirnya Malik bertemu dengan putrinya yang 
disayangi. Putrinya menjelaskan bahwa ular yang mengejarnya itu adaah perbuatan 
buruknya yang suka minum-minuman keras.

Disaat terbangun, Malik merasa ketakutan masih terbawa, ia menumpahkan semua 
minuman kerasnya dan memecahkan semua botolnya. Kemudian  malik bertaubat 
kepada Allah SWT dan menjadi taat beribadah. Allah  berkuasa untuk memberikan 
petunjuk kepada hambaNya agar selalu berada di jalan kebenaran.

Diakhir cerita saya menjelaskan kepada anak-anak Amalia bahwa Allah SWT 
memiliki nama Ar-Rasyiid. Ar-Rasyiid artinya Yang Maha Pemberi petunjuk. Allah 
SWT Maha Pemberi Petunjuk kepada hamba-hambaNya pilihan yang bertaqwa 
kepadaNya, yaitu orang-orang yang mengerjakan perintahNya dan menjauhi 
larangan-Nya.

--
Aku mengabulkan permohonan orang yang berda apabila ia memohon kepadaKu, maka 
hendaklah mereka itu memenuhi segala perintahKu dan hendaklah mereka beriman 
kepadaKu agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS AL-Baqarah :186).

Wassalam,
agussyafii

---
Tulisan ini dalam rangka kampanye program Kegiatan 'Amalia Satukan Hati 
(SEHATI)' Hari Ahad, Tanggal 14 Februari 2010 Di Rumah Amalia. Kirimkan 
dukungan dan komentar anda di http://www.facebook.com/agussyafii atau 
http://agussyafii.blogspot.com, http://www.twitter.com/agussyafii, atau sms di 
087 8777 12 431





[Non-text portions of this message have been removed]



[daarut-tauhiid] Taubat

2009-09-03 Terurut Topik yossiwahyo
Taubat - oleh pak Teddy Suratmadji 

Marhaban Ramadhan!
oleh Ir. H. teddy Suratmadji, MSc.
Agustus 2009

 Berikanlah kabar gembira kepada ummatmu, Muhammad, karena mereka akan 
dimasukkan kedalam sorga kata Malaikat Jibril.

WA IN SAROQO? Wa in Zaana? – Walaupun pernah mencuri dan pernah berzina? 
Tanya Nabi.
WA IN SAROQO? Wa in Zaana – Walaupun pernah mencuri dan pernah berzina
Jawab Jibril.
Surprise dengan jawaban Jibril, untuk kedua kalinya Muhammad bertanya lagi:
WA IN SAROQO? Wa in Zaana? – Walaupun pernah mencuri dan pernah berzina?
Tanya Muhammad.
WA IN SAROQO? Wa in Zaana – Walaupun pernah mencuri dan pernah berzina
Jawab Jibril.
Masih penasaran khawatir salah tangkap, apalagi peristiwa itu – sebagaimana 
kesaksian Aisyah – berlangsung ditegalan di malam gelap gulita, serta 
ditengah-tengahnya suara bergemuruh pula.
Untuk ketiga kalinya nista-maja-utama Muhammad bertanya lagi:
WA IN SAROQO? Wa in Zaana?
WA IN SAROQO! Wa in Zaana!
Bagi maling dan yang affair bermain api dengan wanita idalam lain (WIL) selain 
isterinya atau dengan pria idaman lain (PIL) selain suaminya, sudah pasti akan 
berkata : Yes! Yes! Ye!!
Bagaimana bisa pendosa besar masuk sorga?

Taubat Sambal Sunda
Menurut al-qomus, taubat adalah penyesalan atas telah dilakukannya suatu 
perbuatan dosa. Menurut Al-Quran, taubat
Haruslah sesuai perintah-Nya yaa ayyuhalladziina aamanuu tuubuu ilalloohi 
taubatan nasuuhaa – Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Alloh 
dengan taubat yang baik.
Pertama, mengakui kesalahan. Kedua, melafadzkan kalimat-kalimat taubat. Ketiga, 
kapok dan ikrar tidak mengulangi. Keempat, menunaikan kafaroh.
Diantara ke 4 urutan tadi, urusan kapok inilah yang paling ribet.
Untuk memahami perkapokan, ingat saja sambal pedas. Bukan sekedar pedas 
sambal padang dari cabai, tapi sambal super-pedas Sunda dari cabai rawit. Bagi 
yang suka wisata kuliner, tentu bisa membedakan derajat pedas sambal, sejenis 
dressing salad makanan suku bangsa yang dikenal suka melahap daun-daunan, 
sehingga dilepas di kebunpun, konon, bisa survive.
Ketika berdosa makan sambal super pedas terbuat dari ulekan segenggam cabi 
rawit sampai badan berkeringat, mata berair, dan lidah serasa terbakar, maka 
taubatnya adalah dengan cara minum air.alih-alih kapok, setelah minum air dan 
rasa pedas berkurang, sambalnya dimakan lagi. Lalu minum air lagi. Lalu makan 
sambal lagi. Demikian seterusnya: 
sambal-air-sambal-air-dosa-taubat-dosa-taubat. Maka dikenallah jargon  taubat 
sambal sunda – TTS.
Dengan approach yang sama, dikenal-lah terminology taubat istri melahirkan 
–TIM.
Artinya, karena melahirkan itu sakitnya bukan alang kepalang sampai 
melolong-lolong berteriak taubat dan minta ampun, nyatanya anaknya sampai 
setengah lusin, bahkan lebih.

Dosa Antar Anak Adam
KULLU IBNI Adama Khottoouun – setiap anak Adam berbuat dosa, demikan bunyi 
sebuah hadits. Wa khoirul khottoo-iinat tawwaabuun – dan sebaiknya-baiknya 
orang yang berbuat dosa adalah yang bertaubat.
Ada 2 jalur taubat: jalur tol bebas hambatan dan jalur biasa.
Taubat jalur tol bebas hambatan adalah taubat atas dosa yang dilakukan seorang 
anak Adam kepada Alloh. Misalnya ketinggalan waktu sholat, malas 
membacaAl-Quran, melupakan zikir, dll dosa akibat pelanggaran mahluk kepada 
Sang Khaliq. Taubatnya jalur tol karena bisa langsung dengan cara membaca 
kalimat kalimat taubat.
Taubat jalur biasa adalah taubat atas Dosa Antar Anak Adam – DAAA, yang masih 
pula terbagi dua:
- Dosa lahir sesama anak Adam, yaitu dosa anak Adam kepada sesama anak Adam 
yang kelihatan dengan mata, misalnya memukul melukai membunuh orang, mencuri 
barang orang, mendzlimi orang, hutang tidak dibayar, dsb.
- Dosa bathin sesama anak Adam , yaitu dosa anak Adam kepada sesama anak Adam 
yang tidak kelihatan mata, misalnya suudzon alias berburuk sangka kepada orang 
lain, sakhna alias dengki; ngerasani menjelek-jelekkan orang lain dibelakangnya 
dsb.
Cilakanya, tidak hanya dosa lahir yang harus ditaubati (idealnya) dengan 
qishos; cubit balas cubit, gaplok balas gaplok, kecuali yang dicubit dan 
digaplok memaafkan, ternyata dosa bathin pun harus ditaubati. aduhh!
Setiap senin dan Kamis beberapa pintu sorga dibuka, dan semua yang ada di 
langit dan dibumi diampuni, kecuali orang yang kepada saudaranya masih memiliki 
perasa'an sakhna diatas itu tadi.
Undzuruu haadzaini hatta yashtolihaa – tunggu wahai Malaikat, jangan diampuni 
mereka sampai hilang perasaan sakhna dari dalam hati mereka! perintah Alloh 
kepada Malaikat.
Bayangkan, dosa batin sakhna saja, sudah demikian besar akibatnya!
Saat Isra-Miraj, Nabi melihat orang yang berkuku min nuhaasin dari tembaga, dan 
menghancurkan mukanya sendiri sampai lebur. Yang gawat, setelah hancur-lebur, 
mukanya jadi lagi, untuk kembali dihancur-leburkan dengan kuku tembaga. Saat 
ditanya Muhammad, Jibril menjelaskan, bahwa itulah hukuman bagi orang yang suka 
ya-kulu lahma akhiihi memakan daging saudaranya sendiri, alias ghibah, alias 
ngerasani, alias 

[daarut-tauhiid] Taubat Nasional Sebagai Efektifitas Reformasi

2008-08-12 Terurut Topik agussyafii
Taubat Nasional  Sebagai Efektifitas Reformasi


sumber, http://mubarok-institute.blogspot.com



Seorang pengusaha yang berusaha bermain fair mengeluh karena ia susah 
sekali menemukan orang yang bisa diajak bermain fair, baik di 
lingkungan usahanya maupun di lingkungan birokrasi. Perdebatan sengit 
di parlemen juga dipandang dagelan karena memang banyak orang berkata 
baik tetapi dibalik itu ada agenda lain yang tidak fair (kalimat al 
haqq urida biha al bathil). 

Masyarakat awam juga tidak percaya kepada pengumunan bebas biaya masuk
sekolah anaknya, karena prakteknya tetap bayar. Orangpun banyak yang
hilang harapannya memperoleh keadilan melalui pengadilan, karena mafia
hukum ditengarai sudah bersistem dalam sistem hukum kita dari penyidik, 

penuntut, pembela dan hakim, hingga tukang ketik di mahkamah Agung. 
Negeri kita dewasa ini benar-benar terpuruk dalam lembah dosa nasional
sehingga memperoleh predikat negeri terkorup, terburuk pelaksanaan
sistem hukumnya, dan marak anarki dari jalanan hingga Senayan.
Masihkah bangsa ini punya waktu untuk bertaubat, atau tinggal pasrah
menunggu detik-detik tenggelamanya bangsa ini.

Syahdan, seorang kepala negara pada masa daulah umayyah, bernama Umar 
bin Abdil Aziz, meski hanya menduduki tahta dalam waktu yang sangat 
singkat (717-720M) tetapi berhasil membawa rakyatnya, khususnya para 
pejabat pemerintahannya pada taubat sosial politik. Umar menerima 
suksesi kepemimpinan daulah Umayyah dari pamannya, Sulaiman melalui 
wasiat dekrit, karena Umar sendiri sebenarnya tidak tertarik untuk 
menduduki kursi kekhalifahan. Mengapa? karena beliau tahu negara
sedang diliputi oleh suasana nepotisme yang sangat kental dimana asset
negara dikuasai oleh kerabat kerajaan, permainan politik dan ekonomi
berjalan tidak fair dan masyarakat memendam kekecewaan tersembunyi.

Umar melakukan kasak-kusuk agar jangan sampai suksesi jatuh kepada 
dirinya, karena beliau sadar betul betapa berat mengemban tugas
sebagai kepala negara dari negara yang sedang dalam keadaan krisis.
Ketika ternyata dekrit jatuh kepadanya, Umar menangis tersedu-sedu dan
mengatakan kepada isterinya bahwa ia terkena musibah karena harus
memikul tanggungjawab yang sangat berat (bukan malah syukuran). 
Apa yang dilakukan Umar bin Abd. Aziz sungguh mengesankan, karena
hanya dalam waktu singkat bisa mengubah perilaku sosial politik
rakyatnya, 

satu prestasi yang kemudian oleh sejarah, beliau disejajarkan dengan 
khalifah empat, khulafa Rasyidin... Beliau mereformasi pemerintahannya
dengan mulai dari diri sendiri. Beliau serahkan seluruh harta
pribadinya dan isterinya kepada negara, dan selanjutnya ia hidup
dengan gaji yang terpantau oleh bendahara negara. Semua tradisi
istimewa kerajaan dihapus dan Khalifah/Raja hidup sangat sederhana dan
transparan. Suatu hari, karena anaknya membutuhkan uang, beliau minta
tolong kepada bendahara negara agar mengeluarkan gaji bulan depan
untuk anaknya itu, tetapi kemudian beliau mengurungkan niatnya setelah
bendahara negara menjawab; Apakah 
baginda menjamin bahwa bulan depan baginda masih hidup? Umar juga 
menghapus semua simbol-simbol yang menfasilitasi konflik politik
dengan lawan-lawan politiknya, seperti kelompok ahl al bait.

Dengan pola hidup sederhana yang dicontohkan oleh orang nomor satu, 
maka tanpa TAP, tanpa Kepres, tanpa UU, aparat dibawahnya, suka atau 
tidak suka mengikutinya. Rakyat luas dengan sangat antausias
menyongsong reformasi ini. Hanya kelompok mapan yang terdiri dari 
kerabat kerajaanlah yang tidak menyukai perubahan ini, karena mereka 
sudah terbiasa menikmati fasilitas negara. Mungkinkah bangsa Indonesia
melakukannya? bisa kalau mau. Pemimpin Negara sangat mungkin
melakukannya seperti yang dilakukan oleh Umar bin Abdul Aziz. Jka
reformasi dimulai dengan perilaku pribadi pemimpin. 

Kita harus menggunakan sifat paternalisme bangsa ini sebagai kekuatan 
mengubah bangsa. Memang langkah itu sangat ektrim, tetapi laiknya 
mengobati penyakit, keputusan besar dan berat semisal amputasi,
berpacu dengan nasib pasien, hidup atau mati. Keterlambatan terapi
ektrim kepada bangsa, dikhawatirkan kita kalah dalam berpacu dengan
waktu, karena TAP, Amandemen, UU dan segala macam yang konvensional
nampaknya akan dikalahkan oleh kesumpekan batin masyarakat yang bisa
meledak menjadi revolusi sosial. Kita tidak dapat membayangkan harga
yang harus kita bayar dari revolusi sosial, dan taubat nasuha yang
ektrim dari orang nomor satu adalah yang paling efisien dan efektip
untuk menggerakkan taubat nasional yang berarti efektif pula dalam
mereformasi bangsa ini. Insya Allah. Wallohu a`lam. 

sumber, http://mubarok-institute.blogspot.com

Salam Cinta,
agussyafii

Sekiranya berkenan mohon kirimkan komentar anda melalui
[EMAIL PROTECTED] atau http://mubarok-institute.blogspot.com









[daarut-tauhiid] TAUBAT

2008-06-24 Terurut Topik Yanti Basuki
 
Taubat (bagian ke-1): Definisi, Urgensi, dan Buah-Buah Taubat 

Al-Ikhwan.net
Abu Nu'man Mubarok  

1. Definisi
- Menurut bahasa: Kembali
- Menurut istilah: Kembali mendekat pada Allah setelah menjauh dari-Nya.
Hakikat taubat adalah: Menyesal terhadap apa yang telah terjadi, meninggalkan 
perbuatan tersebut saat ini juga, dan ber-azam yang kuat untuk tidak mengulangi 
perbuatan tersebut dimasa yang akan datang.
2. Urgensi Taubat 
- Banyak yang tidak tahu akan hakikat taubat, syarat, dan adab-adabnya. Oleh 
karena itu banyak yang bertaubat hanya dengan lisan saja, sedangkan hati mereka 
kosong. Para ulama mengatakan: Taubatnya para pembohong adalah taubat dengan 
ujung lidah mereka, mereka mengatakan: “Saya mohon ampun dan bertaubat pada 
Alloh”. Tapi mereka tidak berhenti melakukan maksiat.
- Allah memerintahkan untuk bertaubat. Allah mengulang perintah tersebut 87 
kali. Allah juga memerintahkan Rasulullah untuk bertaubat. Allah berfirman: 
“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman 
supaya kamu beruntung” (QS. 24:31). Dalam ayat yang lain Allah berfirman: “Hai 
orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang 
semurni-murninya” (QS. 66: 8 ). Rasulullah bersabda: “Wahai manusia, 
bertaubatlah kepada Allah sesungguhnya saya bertaubat kepada Allah dalam sehari 
100 kali” (HR. Muslim).
- Siapa yang tidak bertaubat kepada Allah berarti dzalim terhadap dirinya. 
Allah berfirman: “Barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah 
orang-orang yang zalim” (QS. 49:11).
- Taubat adalah ibadah yang paling utama. Allah berfirman: “Sesungguhnya Allah 
menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri” 
(QS. 2: 222). Dalam sebuah hadist dikatakan: “Demi Allah, Allah lebih 
bergembira dari pada seorang mu’min ………” dst.
3. Buah-Buah Taubat
- Taubat itu jalan menuju keberuntungan. Allah berfirman: “Dan bertaubatlah 
kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung” 
(QS. 24:31). Ibnul Qoyyim berkata: “Janganlah mengharapkan keberuntungan 
kecuali orang-orang yang bertaubat”.
- Malaikat berdo’a untuk orang-orang yang bertaubat. Allah berfirman: 
“(Malaikat-malaikat) yang memikul `Arsy dan malaikat yang berada di 
sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta 
memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): ‘Ya Tuhan 
kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan 
kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah 
mereka dari siksaan neraka yang bernyala-nyala’” (QS. 40:7).
- Mendapat kemudahan hidup dan rizki yang luas. Allah berfirman: “dan hendaklah 
kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu, 
mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik 
(terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan” (QS. 11:3). 
Dan firman Allah: “Dan (dia berkata): ‘Hai kaumku, mohonlah ampun kepada 
Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat 
deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan 
janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa’” (QS. 11:52). Dan Allah 
berfirman: “maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu - 
sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun - niscaya Dia akan mengirimkan hujan 
kepada-mu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan 
untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.’”
- Penghapus kesalahan dan pengampun dosa. Dalam hadis qudsi, Rasulullah 
bersabda: “Wahai anak adam, sesungguhnya engkau telah berdo’a pada-Ku dan 
mengharap pada-Ku, Aku telah ampunkan dosa-dosamu dan Aku tak menghiraukan. 
Wahai anak adam, andaikan dosa-dosamu setinggi langit, kemudian engkau meminta 
ampunan pada-Ku, Aku akan mengampunimu, dan Aku tidak menghiraukan. Wahai anak 
Adam, andaikan kamu datang pada-Ku dengan kesalahan sebesar Bumi, kemudian 
engkau tidak pernah mensekutukan pada-Ku dengan suatu apapun, Aku akan datang 
padamu dengan ampunan sebesar bumi pula.” Dan Rasulullah bersabda: “Orang yang 
bertaubat dari kesalahan bagaikan orang yang tidak punya dosa.” Dalam hadis 
yang lain: “Taubat itu menghapuskan dosa-dosa yang lalu.” 
- Hati menjadi bersih dan bersinar. Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya seorang 
mu’min jika melakukan perbuatan dosa, maka akan terjadi titik hitam di dalam 
kalbunya, jika dia bertaubat dan minta ampun pada Allah, kembali cemerlang 
hatinya, jika dosanya bertambah, bertambah pula titik hitam tersebut, hingga 
menutupi hatinya. Itulah “ar-ron” yang disebut oleh Alloh dalam firman-Nya: 
‘Sekali-kali tidak (demikian) sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu 
menutupi hati mereka’” (HR. Tirmidzi).
- Dicintai Allah. Allah berfirman: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang 
yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.”
 Taubat (bagian ke-2): Syarat-Syarat Taubat 

[daarut-tauhiid] Taubat (bagian ke-1): Definisi, Urgensi, dan Buah-Buah Taubat

2007-05-16 Terurut Topik Ica Harahap
Taubat (bagian ke-1): 
  Definisi, Urgensi, dan Buah-Buah Taubat 
  Al-Ikhwan.net | 15 October 2006 | 22 Ramadhan 1427 H | Hits: 1,658
  Abu Nu'man Mubarok
   
   
  1. Definisi
   
  - Menurut bahasa: Kembali
  - Menurut istilah: Kembali mendekat pada Allah setelah menjauh dari-Nya.
  Hakikat taubat adalah: Menyesal terhadap apa yang telah terjadi, 
  meninggalkan perbuatan tersebut saat ini juga, dan ber-azam yang 
  kuat untuk tidak mengulangi perbuatan tersebut dimasa yang akan datang.
   
  2. Urgensi Taubat 
   
  - Banyak yang tidak tahu akan hakikat taubat, syarat, dan adab-adabnya. 
  Oleh karena itu banyak yang bertaubat hanya dengan lisan saja, sedangkan 
  hati mereka kosong. Para ulama mengatakan: Taubatnya para pembohong 
  adalah taubat dengan ujung lidah mereka, mereka mengatakan: “Saya mohon
  ampun dan bertaubat pada Alloh”. Tapi mereka tidak berhenti melakukan 
  maksiat.
   
  - Allah memerintahkan untuk bertaubat. Allah mengulang perintah 
  tersebut 87 kali. Allah juga memerintahkan Rasulullah untuk bertaubat. 
  Allah berfirman: “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, 
  hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung” (QS. 24:31). 
  Dalam ayat yang lain Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, 
  bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya” 
  (QS. 66: 8 ). 
  Rasulullah bersabda: “Wahai manusia, bertaubatlah kepada Allah 
  sesungguhnya saya bertaubat kepada Allah dalam sehari 100 kali” 
  (HR. Muslim).
   
  - Siapa yang tidak bertaubat kepada Allah berarti dzalim terhadap dirinya. 
  Allah berfirman: “Barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka
   itulah orang-orang yang zalim” (QS. 49:11).
   
  - Taubat adalah ibadah yang paling utama. Allah berfirman: 
  “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan 
  menyukai orang-orang yang mensucikan diri” (QS. 2: 222). 
  Dalam sebuah hadist dikatakan: “Demi Allah, Allah lebih bergembira
  dari pada seorang mu’min ………” dst.
   
  3. Buah-Buah Taubat
   
  - Taubat itu jalan menuju keberuntungan. Allah berfirman: 
  “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang 
  yang beriman supaya kamu beruntung” (QS. 24:31). Ibnul Qoyyim 
  berkata: “Janganlah mengharapkan keberuntungan kecuali
  orang-orang yang bertaubat”.
   
  - Malaikat berdo’a untuk orang-orang yang bertaubat. Allah berfirman: 
  “(Malaikat-malaikat) yang memikul `Arsy dan malaikat yang berada 
  di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman 
  kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman 
  (seraya mengucapkan): ‘Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau 
  meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang 
  yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka 
  dari siksaan neraka yang bernyala-nyala’” (QS. 40:7).
   
  - Mendapat kemudahan hidup dan rizki yang luas. Allah berfirman: 
  “dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat 
  kepada-Nya. (Jika kamu, mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan 
  memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada 
  waktu yang telah ditentukan” (QS. 11:3). Dan firman Allah: “Dan 
  (dia berkata): ‘Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu 
  bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat
  deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, 
  dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa’” (QS. 11:52). 
   
  Dan Allah berfirman: “maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun
  kepada Tuhanmu - sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun - niscaya 
  Dia akan mengirimkan hujan kepada-mu dengan lebat, dan membanyakkan 
  harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan 
  mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.’”
   
  - Penghapus kesalahan dan pengampun dosa. 
  Dalam hadis qudsi, Rasulullah bersabda: “Wahai anak adam, 
  sesungguhnya engkau telah berdo’a pada-Ku dan mengharap 
  pada-Ku, Aku telah ampunkan dosa-dosamu dan Aku tak menghiraukan. 
  Wahai anak adam, andaikan dosa-dosamu setinggi langit, kemudian engkau
  meminta ampunan pada-Ku, Aku akan mengampunimu, dan Aku tidak 
  menghiraukan. Wahai anak Adam, andaikan kamu datang pada-Ku 
  dengan kesalahan sebesar Bumi, kemudian engkau tidak pernah 
  mensekutukan pada-Ku dengan suatu apapun, Aku akan datang 
  padamu dengan ampunan sebesar bumi pula.” Dan Rasulullah bersabda: 
  “Orang yang bertaubat dari kesalahan bagaikan orang yang tidak punya 
  dosa.” Dalam hadis yang lain: “Taubat itu menghapuskan dosa-dosa yang lalu.” 
   
  - Hati menjadi bersih dan bersinar. 
  Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya seorang mu’min jika melakukan 
  perbuatan dosa, maka akan terjadi titik hitam di dalam kalbunya, 
  jika dia bertaubat dan minta ampun pada Allah, kembali cemerlang 
  hatinya, jika dosanya bertambah, bertambah pula titik hitam tersebut, 
  hingga menutupi hatinya. Itulah “ar-ron” yang disebut oleh Alloh dalam 
  firman-Nya: ‘Sekali-kali tidak (demikian) 

[daarut-tauhiid] Taubat (bagian ke-3): Macam-Macam Dosa dan Jalan Menuju Taubat

2007-05-16 Terurut Topik Ica Harahap
Taubat (bagian ke-3): 
  Macam-Macam Dosa dan Jalan Menuju Taubat 
  Al-Ikhwan.net | 5 November 2006 | 13 Syawal 1427 H | Hits: 2,450 
Abu Nu'man Mubarok
   
   
  Macam-Macam Dosa
   
  1. Dosa Besar. Yaitu dosa yang disertai ancaman hukuman di dunia, 
  atau ancaman hukuman di akhirat. Abu Tholib Al-Makki berkata: 
  Dosa besar itu ada 17 macam:
   
  - 4 macam di hati, yaitu: 
  1. Syirik. 2. Terus menerus berbuat maksiat. 3. Putus asa. 
  4. Merasa aman dari siksa Allah. 
   
  - 4 macam pada lisan, yaitu: 
  1. Kesaksian palsu. 2. Menuduh berbuat zina pada wanita baik-baik. 
  3. Sumpah palsu. 4. mengamalkan sihir. 
   
  - 3 macam di perut. 
  1. Minum Khamer. 2. memakan harta anak yatim. 3. memakan riba. 
   
  - 2 macam di kemaluan. 
  1. zina. 2. Homo seksual. 
   
  - 2 macam di tangan. 
  1. membunuh. 2. mencuri. 
   
  - 1 di kaki, 
  yaitu lari dalam peperangan 
   
  - 1 di seluruh badan, 
  yaitu durhaka terhadap orang tua. 
   
  2. Dosa kecil. 
  Yaitu dosa-dosa yang tidak tersebut diatas.
   
  3. Dosa kecil yang menjadi besar
  ·Dilakukan terus menerus. Rasulullah bersabda: tidak ada dosa kecil 
  apabila dilakukan dengan terus menerus dan tidak ada dosa besar 
  apabila disertai dengan istighfar. Allah juga berfirman: “Dan (juga) 
  orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya 
  diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap 
  dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain 
  daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, 
  sedang mereka mengetahui.” (QS. Ali Imran [3]: 135) 
   
  ·Menganggap remeh akan dosa. Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya 
  seorang mu’min dalam melihat dosanya, bagaikan seorang yang berada 
  di puncak gunung, yang selalu khawatir tergelincir jatuh. Adapun orang 
  fasik dalam melihat dosanya, bagaikan seseorang yang dihinggapi lalat 
  dihidungnya, maka dia usir begitu saja.” (HR. Bukhori Muslim) 
   
  ·Bergembira dengan dosanya. Allah berfirman: “Dan apabila dikatakan 
  kepadanya: “Bertakwalah kepada Allah”, bangkitlah kesombongannya 
  yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka 
  Jahannam. Dan sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal yang 
  seburuk-buruknya.” (QS. Al Baqarah [2]: 206) 
  ·Merasa aman dari makar Allah. Allah berfirman: “Apakah tiada kamu 
  perhatikan orang-orang yang telah dilarang mengadakan pembicaraan 
  rahasia, kemudian mereka kembali (mengerjakan) larangan itu dan 
  mereka mengadakan pembicaraan rahasia untuk berbuat dosa, permusuhan 
  dan durhaka kepada Rasul. Dan apabila mereka datang kepadamu, 
  mereka mengucapkan salam kepadamu dengan memberi salam yang 
  bukan sebagai yang ditentukan Allah untukmu. Dan mereka mengatakan 
  pada diri mereka sendiri: “Mengapa Allah tiada menyiksa kita disebabkan 
  apa yang kita katakan itu?” Cukuplah bagi mereka neraka Jahannam 
  yang akan mereka masuki. Dan neraka itu adalah seburuk-buruk 
  tempat kembali.” (QS. Al Mujadilah [58]: 7) 
   
  ·Terang-terangan dalam berbuat maksiat. Rasulullah bersabda: 
  “Semua ummatku akan diampunkan dosanya kecuali orang yang 
  mujaharah (terang-terangan dalam berbuat dosa) dan yang termasuk 
  mujaharah adalah: Seorang yang melakukan perbuatan dosa di malam hari, 
  kemudian hingga pagi hari Allah telah menutupi dosa tersebut, kemudian 
  dia berkata: wahai fulan semalam saya berbuat ini dan berbuat itu. Padahal 
  Allah telah menutupi dosa tersebut semalaman, tapi di pagi hari dia buka 
  tutup Allah tersebut.” (HR. Bukhori Muslim) 
   
  ·Yang melakukan perbuatan dosa itu adalah seorang yang menjadi 
teladan. 
  Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang memberi contoh di dalam Islam 
  dengan contoh yang jelek, dia akan mendapat dosanya dan dosa orang 
  yang mengikutinya setelah dia tanpa dikurangi dosa tersebut sedikitpun.” 
  (HR. Muslim) 
   
  Jalan Menuju Taubat
   
  1. Mengetahui hakikat taubat. Hakikat taubat adalah: Menyesal, 
  meninggalkan kemaksiatan tersebut dan berazam untuk tidak 
  mengulanginya lagi. Sahal bin Abdillah berkata: “Tanda-tanda orang 
  yang bertaubat adalah: Dosanya telah menyibukkan dia dari makan 
  dan minum-nya. Seperti kisah tiga sahabat yang tertinggal perang”.
   
  2. Merasakan akibat dosa yang dilakukan. Ulama salaf berkata: 
  “Sungguh ketika saya maksiat pada Allah, saya bisa melihat akibat 
  dari maksiat saya itu pada kuda dan istri saya.”
   
  3. Menghindar dari lingkungan yang jelek. Seperti dalam kisah seorang 
  yang membunuh 100 orang. Gurunya berkata: “Pergilah ke negeri sana … 
  sesungguhnya disana ada orang-orang yang menyembah Allah dengan baik, 
  maka sembahlah Allah disana bersama mereka dan janganlah kamu kembali 
  ke negerimu, karena negerimu adalah negeri yang jelek.”
   
  4. Membaca Al-Qur’an dan mentadabburinya.
   
  5. Berdo’a. Allah berfirman mengkisahkan Nabi Ibrahim: 
  “Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk 

[daarut-tauhiid] Taubat (bagian ke-2): Syarat-Syarat Taubat

2007-05-16 Terurut Topik Ica Harahap
Taubat (bagian ke-2): 
  Syarat-Syarat Taubat 
  Al-Ikhwan.net | 30 October 2006 | 7 Syawal 1427 H | Hits: 1,891 
Abu Nu'man Mubarok
   
   
  Allah berfirman: “dan terhadap tiga orang yang ditangguhkan 
  (penerimaan taubat) mereka, hingga apabila bumi telah menjadi 
  sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas dan jiwa merekapun 
  telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta mereka telah mengetahui 
  bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah, melainkan kepada-Nya saja. 
  Kemudian Allah menerima taubat mereka agar mereka tetap dalam taubatnya. 
  Sesungguhnya Allah-lah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” 
  (QS. At-Taubah [9]: 118 )
   
  1. Meninggalkan dosa tersebut. Ibnul-Qoyyim berkata: ”Taubat mustahil 
  terjadi, sementara dosa tetap dilakukan”.
   
  2. Menyesal atas perbuatannya. Rasulullah bersabda: ”Menyesal adalah taubat”.
   
  3. Berazzam untuk tidak mengulangi lagi. Ibnu Mas’ud berkata: 
  ”Taubat yang benar adalah: Taubat dari kesalahan yang tidak akan 
  diulangi kembali, bagaikan mustahilnya air susu kembali pada 
  kantong susunya lagi.”
   
  4. Mengembalikan kedzaliman kepada pemiliknya, atau meminta 
  untuk diha-lalkan. Imam Nawawi berkata: ”Diantara syarat taubat adalah 
  mengembalikan kedzoliman kepada pemiliknya, atau meminta untuk dihalakan”.
   
  5. Ikhlash. Ibnu hajar berkata: “Taubat tidak sah kecuali dengan ikhlash”. 
  Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah 
  kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya” 
  (QS. At Tahrim [66]: 8 ). 
  Yang dimaksud taubat yang murni adalah taubat yang ikhlash.
   
  6. Taubat dilakukan pada masa diterima-nya taubat. Masa diterimanya 
  taubat adalah:
  ·  Sebelum saat sakarotul maut. 
  ·  Sebelum Matahari terbit dari barat. 
  Allah berfirman: “Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang 
  yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada 
  seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: “Sesungguhnya saya 
  bertaubat sekarang” (QS. An-Nisaa [4]: 18).
   
  Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba, 
  selama belum dalam sakarotul-maut” (HR. Tirmidzi).
   
  Dalam hadis yang lain Rasululloh bersabda: “Sesungguhnya Alloh 
  membentangkan tangan-Nya pada malam hari untuk menerima taubat 
  orang-orang yang melakukan kesalahan di siang hari. Dan Allah 
  membentangkan Tangan-Nya pada siang hari untuk menerima taubat 
  orang-orang yang melakukan kesalahan pada malam hari” (HR. Muslim).
   
  Dalam hadist yang lain Rasululloh bersabda: “Barang siapa yang bertaubat 
  sebelum matahari terbit dari barat, Allah akan menerima taubatnya” 
  (HR. Muslim).
   
  (bersambung, insya Allah) 
   
  www.al-ikhwan.net

 
-
The fish are biting.
 Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing.

[Non-text portions of this message have been removed]



[daarut-tauhiid] Taubat Pembersih Qolbu

2006-10-01 Terurut Topik Humas DTjkt

TAUBAT PEMBERSIH QOLBU
Oleh: Ningrum M.

http://www.dtjakarta.or.id/index.php?option=com_contenttask=viewid=55Itemid=33

Bismillahirrahmanirrahimm

Suatu kehidupan sampai akhir hayat pastinya tidak akan sepi dari suasana 
hati terhadap suasana hati yang gembira hari ini besok sedih. Baru gembira 
menit berikut bisa sedih. Kenapa? Jadi sampai akhir hayat kita tidak akan 
berhenti bertemu dengan dua hal yang kontras. Sebentar sedih,  setelah itu 
gembira,  setelah gembira setelah itu sedih,  saat ini bahagia besok kena 
fitnah.

Sungguh Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang 
menyucikan diri ( Qs. Al-Baqarah:222)

Bagaimana Taubat sebagai pembersih Qolbu ? Kalau qolbu kita bisa bersih 
dialah yang bakal membawa kita menuju kepada ketenangan, tapi kalau qolbu 
kita banyak polkadotnya (titik-titiknya) itu yang susah terijabah, itu yang 
susah bawaannya ngotot dan emosi. Yang kita inginkan adalah hati yang 
bersih, kalau hati kita hitam harus dibersihkan dengan taubat dan istighfar 
sehingga lama kelamaan hitamnya akan hilang, kita berharap dengan 
riyadhohnya akan tertetes jiwa Allah dalam hati kita.

Bertaubatlah kepada Allah setiap waktu karena itu dianjurkan oleh Allah SWT 
sebagaimana firman-Nya dalam QS An-Nuur ayat 31 Bertaubatlah kalian semua 
kepada Allah wahai orang-orang yang beriman agar kalian beruntung. Mau 
menjadi untung atau rugi, kita lah yang memilih. Taubat merupakan sarana 
yang mengatar hamba menjadi kekasih Allah, artinya jangan berjalan selain 
bersama Allah.

Rasulullah SAW bersabda :Kadangkala timbul perasaan dalam hatiku maka aku 
beristighfar memohon ampun kepada Allah 100 kali. Beda sekali dengan kita 
istighfar kita itu kejar setoran, maksudnya, kalau mau istighfar itu 
menggugurkan dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan kita maka istighfarnya 
tembakkan kepada kesalahan yang kita tuju. Mudah-mudahan istighfar kita yang 
100 hanya membersihkan kesalahan kita yang hanya 10, sehingga kita surplus 
90, ini namanya istighfar  kita adalah berkualitas. Jadi terjawab mengapa 
istighfar 100 kali tapi masih jutek? karena tidak yakin Allah menghapus 
noda-noda yang membekas.

Oleh karena itu, usahakan untuk senantiasa bertafakaur sepanjang hidupmu. 
Renungkan apa yang telah engkau perbuat setiap hari? Apa yang telah engkau 
perbuat di siang hari? jika engkau melakukannya dalam ketaatan maka 
bersyukurlah dan sebaliknya maka bersegeralah menuju ampunannya. Jangan 
menyesali diri dengan tertawa bahagia, tapi sesalilah dengan jujur, 
kekecewaan, penyesalan yang mendalam. Jadi kalau kita ingin dipandang oleh 
Allah dari Arsy'-Nya dengan penuh cinta, maka tafakurilah segala sesuatu 
yang salah kemudian bergegaslah untuk beristighfar. Namun kalau dia tidak 
menyesali maka merugilah ia. Efeknya dari ini adalah Allah akan menggantikan 
kesedihan dengan keceriaan, kehinaan dengan kemulyaan, kegelapan dengan 
cahaya dan ketertutupan dengan ketersingkapan yang ada. Inilah reward dari 
Allah, barang siapa yang  melakukan kesalahan hendaknya dia bergegas 
beristighfar, bukankah ini yang kita impikan suatu kepribadian yang 
bercahaya  sebagai muslimah, sesuatu kesedihan menjadi kesenangan, bukankah 
ini yang kita impikan suatu kepribadian yang penuh cahaya sehingga terbuka 
cahaya pikir.

Allah SWT tidak akan menghitung-hitung kesalahan hamba-Nya, ia paham bahwa 
hambanya akan segera beristighfar, betapa pentingnya suatu instropeksi diri 
pada setiap waktu, bukan hanya pada saat ulang tahun. Justru dari sholat ke 
sholat kita harus beristighfar yang dapat menghapus kesalahan-kesalahan 
kita. Seorang ahli tafakur dia akan senantiasa peka terhadap kesalahannya 
artinya dia tidak ingin terperangkap kedalam lubang yang kedua kalinya. 
Tentu dia akan tegap lagi, menginginkan kasih sayang Allah.

Oleh karena itu hendaknya engkau tujukan semua amal perbuatanmu untuk Allah, 
barang siapa amal perbuatannya jatuh kedalam dosa maka qolbunya akan menjadi 
gelap gulita. Kalau kita senantiasa melakukan kesalahan tetapi Allah tetap 
saja mengaruniakan kepada kita rizki yang berlimpah itu berarti kasih sayang 
Allah lebih utama dibanding murka Allah kepada kita.

Jangan sekali-kali melakukan perbuatan yang tidak disukai oleh Allah SWT 
karena kita tidak akan pernah luput dari pengawasan dan perlindunganNya. 
Berbuat kesalahan itu ibarat api sementara kegelapan adalah asapnya, jadi 
seperti orang yang menyalakan perapian dirumah selama 70 tahun bukankah 
rumah tsb akan gelap. Inilah perwujudan orang-orang yang salah. Ia baru 
menjadi bersih dengan taubat kepada Allah, jika engkau bertaubat kepada 
Allah bekas-bekas salah tersebut bisa menjadi sirna. Ketahuilah bahwa taubat 
adalah terminal pertama, segala bentuk ibadah akan diterima Allah jika 
didahuli dengan niat.

Kedaan hamba yang melakukan salah sama seperti periuk besi diatas api, 
semakin lama semakin menghitam warnanya, kalau kita ingat salah ingat priuk 
jangan ingat wajah cantik, tidak kelihatan nanti salahnya, walaupun dicuci 
ia tidak akan