Maaf setau saya wanita italia yang ditabrak itu adalah pengajar bahasa
italia di UPT bahasa ITB. Baru 2 minggu di indonesia?
Kalau bukan die berarti ada wanita italia lain yang ditabrak?
regards
--
Seperti tanah, walaupun subur, ia takkan bisa produktif tanpa penyemaian.
Demikian juga pikiran,
Yang dilupakan dan tidak dilakukan adalah pemberlakuan konsep rumah 1-3-6
akibatnya para pekerja tinggal di Selatannya, Baratnya, Timurnya sedikit yg
diutaranya Jakarta.mereka perlu sarana angkutan masal karena bisanya ya
tinggal didaerah itu, apa ada rumah sederhana yg dibangun ditengah2
Hallo mas Kukuh,
Aduhkok mas Kukuh melihat nya hanya yang di etalasye saja?
Tempat-tempat seperti yang anda sebutkan itu kan hanya seperti hiasan (seperti
aquarium saja?), yang indah dipandang dari luar?
Kami-kami di INGO juga makan siang di warung Yogya atau sekumpulan
Saya sependapat dengan mas kukuh, kalau memang dahulu kala pondok indah
merupakan area exclusive, perubahan yang terjadi adalah saat ini pondok indah
merupakanjalur alternatif. Kalau saat ini dilihat daerah pondok indah adalah
daerah yang membingungkan karena banyak jalan-jalan yang ditutup
--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Yuliati Soebeno
[EMAIL PROTECTED] wrote:
Hallo mas Kukuh,
Aduhkok mas Kukuh melihat nya hanya yang di etalasye saja?
Tempat-tempat seperti yang anda sebutkan itu kan hanya seperti hiasan
(seperti aquarium saja?), yang indah dipandang dari
Bung Motulz,
Saya ingin berbagi pendapat dengan anda (karena pendapat anda memberikan
gambaran yang menarik), mengenai solusi busway system ini. Menurut pendapat
anda, apakah busway di Jalan WARUNG BUNCIT tersebut sudah menyelesaikan masalah
kemacetan dijalan tersebut? Kalau ada
Bung Putra,
Kenapa tidak dibangun di Jl. Fatmawati (yang sudah ambur adul!) saja? Ataupun
di Jl. Pangeran Antasari?!
Apakah karena dikedua jalan tersebut tidak ada Mal-mal nya ya? Dan juga
di-ujung kedua jalan tersebut tidak ada Giant dan Care-four???!!
Helet me think...maybe
Of Sukarnoto
Sent: Wednesday, September 19, 2007 7:37 AM
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Warga Pondok Indah Usir Pekerja
Koridor VIII
Om Putra,masalah utamanya adalah kurang komunikasi dan mau menangnya
sendiri serta tidak ada transparansi.
Kalau
Saya juga heran pak Sukartono. Tahun lalu Pemprop membangun 4 koridor
busway dengan panjang lebih dari 60 km, hanya memakan waktu 3 bulan.
Untuk flyover Roxy (Kyai Tapa) yang panjangnya kurang dari 2 km kenapa
bisa memakan waktu hampir 3 tahun?
Untuk kasus tomang, sebenarnya rute aslinya memang
--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Yuliati Soebeno
[EMAIL PROTECTED] wrote:
Bung Putra,
Kenapa tidak dibangun di Jl. Fatmawati (yang sudah ambur adul!)
saja? Ataupun di Jl. Pangeran Antasari?!
Apakah karena dikedua jalan tersebut tidak ada Mal-mal nya ya? Dan
juga di-ujung
Alasan mas Putra tentang kondisi jalan Fatmawati, Antasari, dan Metro Pondok
Indah.. cukup bagus dan beralasan kenapa pemilihan lajur jatuh kepada Metro
Pondok Indah.
Hanya saya mencoba melihat dari sisi pengguna buswaynya. Saya tidak memastikan
bahwa orang2 PIM tidak butuh busway, akan tetapi
Kapan Pemprov DKI akan belajar untuk berdiskusi dengan tindakan-tindakan yang
akan mereka lakukan dalam hal pembangunan Bus-way atau Mono-rail, yang mana
dalam hal itu menyangkut banyak para warga yang tinggal didaerah dimana
pembangunan tersebut akan dilaksanakan?
Kapanakah Pemprov DKI
--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Yuliati Soebeno
[EMAIL PROTECTED] wrote:
Kapan Pemprov DKI akan belajar untuk berdiskusi dengan
tindakan-tindakan yang akan mereka lakukan dalam hal pembangunan
Bus-way atau Mono-rail, yang mana dalam hal itu menyangkut banyak para
warga yang tinggal
Om Putra,masalah utamanya adalah kurang komunikasi dan mau menangnya
sendiri serta tidak ada transparansi.
Kalau diskusinya cuma mengcounter pernyataan ya tidak bakal ada
titik temu dan solusi.
Coba jelaskan apa alasan pengalihan jalur busway menjadi lewat PI.
Apa karena telanjur bikin jalur di
14 matches
Mail list logo