[Forum-Pembaca-KOMPAS] Neoliberalisme Biang Kerok Globalisasi Kemiskinan dan Ketimpangan
Pendukung Neoliberalisme = Pendukung Genosida. Neoliberalisme Memang Menjijikan!!! (Bagian Pertama) Neoliberalisme membunuh sama kejamnya dengan Nazisme Hitler. Noeliberalisme membunuh secara massif, perlahan dan sistimatis, sedangkan Nazisme Hitler membunuh secara massif, cepat dan sistimatis. Keduanya hakekatnya adalah KEJAHATAN HAM BERAT GENOSIDA. Ketika Neoliberalisme semakin dominan, fakta menunjukkan globalisasi kemiskinan dan ketimpangan semakin menggila pula. Korporasi-korporasi besar dan golongan elit telah menjadi semakin kaya raya sementara kaum miskin semakin terpuruk dan termiskinkan bahkan hingga menderita kelaparan dan masalah kesehatan kronis yang mematikan. Mewabah bak pendemi. Karenanya jangan heran bahwa dalam 10 tahun masa reformasi ini (ketika penetrasi neoliberalisme semakin meluas melalui IMF, Bank Dunia, ADB, USAID serta korporasi multinasional, dll) kemiskinan dan ketimpangan semakin meluas dan mendalam. Jangan heran pula dengan kekayaan yang dimiliki oleh elit politik dan/yang sekaligus adalah elit ekonomi, kelas penguasa-borjuasi yang menjadi komprador/antek kepentingan rezim ekonomi global. Catatan tentang Kampanye Neoliberalisme Memang Menjijikan! Ketika menjadi terbuka maka kekerasan lebih menunjukkan wajah pornografi dan dengan itu lebih membangkitkan rasa jijik daripada rasa takut. Ini adalah petikan dari buku Daniel Dakhidae Cendekiawan dan Kekuasaan dalam Negara Orde Baru. Daniel menuliskan teks ini sebagai kesimpulan atas perubahan psikologis masa ketika akhirnya secara telanjang menyaksikan kekerasan negara melalui testimoni para aktivis korban penculikan. Dengan memetik Daniel saya hendak mengajak sebanyak mungkin orang yang perduli untuk mendorong lahirnya momentum perubahan psikologi publik sehingga menjadi paham tentang neoliberalisme sebagai satu bentuk formasi kapitalisme dan rezim kekuasaan yang mendukungnya. Lantas menjadi jijik dan muak. Dalam kasus yang dideskripsikan oleh Daniel saya melihat bahwa momentum testimoni para aktivis korban penculikan dan penyiksaan, telah mebangkitkan kemarahan publik yang berkontribusi para pembesaran perlawanan hingga tumbangnya Soeharto. Dan saya melihat ketika para capres-cawapres bersilat lidah menolak dirinya dicap pendukung neoliberalisme atau mendaku penentang neoliberalisme, maka lahir kesempatan tersembunyi bahwa ini akan menjadi senjata makan tuan. Bahwa tipu daya ini akan terbongkar, ketika janji-janji tinggal omong kosong. Ketika rezim semakin masif menggunakan kekerasan untuk melancarkan agenda neoliberalisme, menggunakan kekerasan untuk menghdang perlawanan buruh, tani, nelayan, kaum miskin kota, pemuda-pelajar. Ketika rakyat menjadi muak dan jijik, melampui rasa takutnya. Mari terus gulirkan sehebat-hebat debat dan propaganda anti-neoliberalisme di panggung politik nasional, dan jangan ragu tudingkan jari anda pada semua elit politik dan/sekaligus elit ekonomi yang menjadi komprador/antek kepentingan rezim neoliberalisme/kapitalisme global. Pada akhirnya dibolak-balik neoliberalisme dan para jenderallah yang akan menjadi pemenang pilpres 2009 ini. Perjalanan perekonomian Indonesia selama 64 tahun ini justru lebih tepat disebut sebagai sebuah proses transisi dari kolonialisme menuju neo-kolonialisme. Proses transisi itulah antara lain yang menjelaskan semakin terperosoknya perekonomian Indonesia ke dalam penyelenggaraan agenda-agenda neoliberal…… Revrisond Baswir Tak perlu sedu sedan itu (begitu kata chairil anwar), mari bersatu, bersarekat, berlawan, Tegakkan Kembali Proklamasi - Merdeka 100 Persen. - Globalisasi Kemiskinan dan Ketimpangan Dalam Fakta dan Angka (angka-angka dari berbagai sumber yang kompeten termasuk lembaga-lembaga di jantung neoliberalisme) Sumber : Edisi Indonesia Buku Does Globalizations Help the Poor? A Special Report By The International Forum on Globalization, 2001 yang diterbitkan oleh Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas. Globalisasi tampaknya kian memperbesar kemiskinan dan ketimpangan Biaya-biaya untuk penyesuaian demi keterbukaan yang lebih besar ditanggung sepenuhnya oleh kaum miskin, berapa pun lamanya waktu penyesuaian itu berlangsung - Bank Dunia, The Simultaneous Evolution of Growth and Inequality, 1999 Pasang naik gelombang perekonomian global akan menciptakan banyak pemenang di bidang ekonomi tetapi tidak akan mampu ”mengangkat semua perahu”... [Pasang naik gelombang itu] justru akan menimbulkan pertentangan, baik di dalam maupun di luar negeri. Disamping, juga semakin memastikan munculnya kesenjangan antara para pemenang dan yang kalah di tingkat regional yang bahkan lebih besar daripada yang ada dewasa ini... Evolusi (globalisasi) akan semakin tidak menentu. Ia ditandai oleh volatilitas keuangan yang kronis dan jurang pemisah yang kian melebar di bidang ekonomi... Berbagai wilayah, negara dan kelompok yang merasa tertinggal jauh di belakang akan menghadapi
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Silakan Tuntut Hapuskan, Ujian Nasional Jalan Terus...
Saya pernah diskusi dengan kawan yang berprofesi sebagai guru. Ia menyatakan, UU Sisdiknas mengamanatkan Pemerintah untuk membuat 9 PP (koreksi saja kalau salah) yang menyangkut standar pendidikan nasional. Diantaranya adalah standar kualitas guru, fasilitas sekolah, kurikulum, dsb. Diakuinya, mestinya standar kelulusan murid diterapkan paling akhir, setelah standar-standar lain bisa dipenuhi. Yang diterapkan sekarang justru terbalik, jadi deh kepiluan muncul setiap akhir tahun ajaran di kalangan keluarga siswa yang tidak lulus. Memang, banyak problem yang muncul akibat kebijakan ini. Salam, Dari: didi_ambar didi_am...@yahoo.com Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Rabu, 24 Juni, 2009 14:27:41 Topik: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Silakan Tuntut Hapuskan, Ujian Nasional Jalan Terus... Sya tidak setuju Soal2 UN yang distrandarisasikan u seluruh sekolah di Indonesia. Masalahnya: 1.Kualitas sekolah, baik itu SD sd SMA di Indonesia itu kan tidak sama.Misalnya, SMA swasta dan SMA negeri kualitasnya saja sudah berbeda. contoh lainnya, SMA yang berada di pelosok desa di Papua tentu akan jauh berbeda kualitasnya dengan SMA di jakarta.Maka jangan heran kalau banyak siswa yang tidak lulus. 2.Menurut saya, Jika ingin meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia tidak bisa secara instant langsung dipukul sama rata seperti ini.Sebelumnya perlu ada penyamarataan kualitas pendidikan di seluruh daerah di Indonesia. Misalnya dengan : Fasilitas sekolah yg lengkap,agar mempermudah siswa dlm proses belajarnya, Kualitas guru dan kesejahteraanya ditingkatkan, Biaya sekolah gratis ditingkatkan sampai tingkat SMA,infrastruktur yang kuat, dsb. Hal ini mungkin saja dpt terrealisasi krn anggaran pendidikan kan sudah naik 20%. asalkan bisa memanaj nya dengan baik.Insya Allah bisa diwujudkan.
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Republik Mimpi (Vonis Amir vs Vonis Djoko Tjandra)
Amir Machmud (42), terpidana kasus pemilikan sebutir ekstasi, divonis 4 tahun 3 bulan penjara tanpa pernah disidang penjatuhan hukuman di Pengadilan Negeri Jakarta Barat. (berita lengkapnya di http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2009/06/24/ 03433525/ bawa.sebutir. ekstasi.divonis. 4.tahun.penjara.) Coba bandingkan dengan ini. Mahkamah Agung menjatuhkan hukuman terhadap Direktur Utama PT Era Giat Prima Djoko S Tjandra dan mantan Gubernur Bank Indonesia Syahril Sabirin, masing- masing dengan pidana penjara selama dua tahun. Mereka terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi Rp 546 miliar dalam perkara pengalihan hak tagih piutang (cessie) Bank Bali.
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Obama dan Kecanduan Rokok
Saya pernah menulis soal ini di milis ini sekitar 3 tahun yg lalu.Jika di Indonesia perusahaan-perusahaan rokok punya bargaining dain lobbying power yang sangat besar,bahkan juga secara ironis menguasai saham di banyak perusahaan layanan kesehatan.Maka di AS sana industri persenjataan menempati posisi serupa,AS tidak pernah berhasil menggolkan perubahan pada amandemen ke-2 UUD AS (US Constitution),berkali-kali terjadi penembakan brutal di lingkungan sekolah serta perumahan tak jg mampu menyadarkan. On 6/24/09, Asep Kurniawan ask...@yahoo.com wrote Investasi dan termasuk di dalamnya belanja iklan perusahan-perusahaan rokok AS akan mengucur deras ke negara berkembang, termasuk Indonesia. Bersiaplah.
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Waduh, Bahasa Inggris 600 Guru RSBI Ternyata Memble!
Y.itu mah sudah menjadi rahasia umum di dunia pendidikan. Hal itu dikarenakan pemasangan label International school pada sekolah2 negeri dan sekolah swasta national plus memang terkesan dipaksakan. Mungkin tujuannya hanya sebagai proyek mercu suar saja. Di daerah saya, ada satu sekolah negeri yg jadikan sekolah international. Padahal jangankan systemnya yg beryaraf internasional, kemampuan guru2nya dlm berbahasa inggrispun jauh dibawah standar. Bayangkan.mereka adalah guru2 SD negeri. Bukan saya mengecilkan guru SD negeri. Tp kita tahulah kemampuan berbahasa inggris mereka. Belum lagi ada satu sekolah swasta national plus yg merintis ke arah sekolah internasional tapi kurang modal. Karena kekurangan modal, buku math nya bukan buku asli yg berbahasa inggris. Tapi buku matematika berbahasa Indonesia yg diterjemahkan ke dlm bhs inggris yg belepotan. Hasilnya.terjadi keanehan dlm buku itu dan tentu saja yg dibodohi adalah para siswanya. Kembali saya melihat, bahwa terjadi keinginan dari penguasa kita yg ingin meningkatkan standar pendidikan di Indonesia secara INSTANT. Tidak perduli akan PROSES yg harus dilalui. Bukan label dulu yg dikejar, tapi SDM nya dan sarana pendidikannya dulu yg harus di tingkatkan kwalitasnya. Regards, YUSRI Sent from my BlackBerry® wireless device -Original Message- From: Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id Date: Wed, 24 Jun 2009 20:13:49 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Waduh, Bahasa Inggris 600 Guru RSBI Ternyata Memble! http://edukasi.kompas.com/read/xml/2009/06/24/17410455/waduh.bahasa.inggris.600.guru.rsbi.ternyata.quotmemblequot... JAKARTA, KOMPAS.com Berdasarkan Test of English for International Communication (ToEIC), dari sekitar 600 guru sekolah rintisan sekolah berstandar internasional (RSBI) SMP, SMA, dan SMK di seluruh Indonesia, terungkap bahwa penguasaan bahasa Inggris guru dan kepala sekolahnya rendah. Data tersebut diungkapkan oleh Direktur Tenaga Kependidikan Direktorat Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) Depdiknas Surya Dharma, MPA, Ph D, di Jakarta, Selasa (23/6). Surya mengatakan, penetapan sebagai sekolah berstandar internasional (SBI) ternyata sering mengabaikan tuntutan berbahasa Inggris aktif. Akibatnya, Surya melanjutkan, kemampuan bahasa Inggris guru dan kepala sekolah di sekolah rintisan SBI rendah. Hasil tes itu menunjukkan standar bahasa Inggris guru dan kepala sekolah RSBI pada umumnya rendah, sebanyak 60 persennya berada pada level paling rendah kemampuan berbahasa, tutur Surya. LTF Sumber : Antara [Non-text portions of this message have been removed] = Pojok Milis Komunitas Forum Pembaca KOMPAS [FPK] : 1.Milis Komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS 2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://epaper.kompas.com/ , http://kompas.com/ dan http://kompasiana.com/ 3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke anggota 4.Moderator E-mail: agus.hamonan...@gmail.com agushamonan...@yahoo.co.id 5.Untuk bergabung: forum-pembaca-kompas-subscr...@yahoogroups.com KOMPAS LINTAS GENERASI = Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:forum-pembaca-kompas-dig...@yahoogroups.com mailto:forum-pembaca-kompas-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: forum-pembaca-kompas-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: hasil visum manohara
Ya, seneng ama duitnya. Karena kalo cerita sinetronnya sendiri sebetulnya mengulagi kisah penderitaan dan penyiksaan yang konon justur membuatnya trauma. Nilai 100 buat Bung loekyh. Cara positif menghilangkan trauma itu dengan re-conditioning, Bung. Misalnya kalo anak trauma sama binatang, dia mula-mula akan dikasih boneka binatang dulu. Lalu didekatkan dengan bayi binatang itu yang masih lucu dan imut. Sampai si anak mendapat persepsi baru bahwa binatang itu aman,menyenangkan, dan tidak menakutkan. Itu yang namanya terapi positif! Lha kalo maen sinetron yang mementaskan kembali penyiksaannya, kok malah dibilang hal-hal yang menyenangkan hati? Nemu dari mana lagi? Hehe. manneke --- On Wed, 6/24/09, loekyh loe...@hotmail.com wrote: From: loekyh loe...@hotmail.com Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: hasil visum manohara To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Received: Wednesday, June 24, 2009, 2:45 AM Kali ini saya setuju dengan pendapat bung Sohib, walaupun saya tak selalu setuju dg cara penyampaiannya. Memang ada orang2 yang secara alamiah menghilangkan trauma psikologis dg cara/terapi 'positif', maksud saya dg cara menyibukkan diri pada hal-hal yang menyenangkan saja shg bisa lupa pada kejadian masa lalu yang menimpanya. Terapi ini paling cocok diterapkan pada orang-orang yang pikirannya masih sangat polos, misalnya terhadap anak kecil. Mungkin Manohara masih terlalu polos pikirannya sampai-sampai ia tak berpikir jauh thd akibat yang akan diterimanya dg terlalu banyak menerima wawancara, tampil di infotainment, di sinetron, dsb. Salam
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Sanksi thd survey 'Ngawur'?
Yang seharusnya dicermati sebenarnya adalah bagaimana kita bisa tahu hasil survey itu ngawur/ melenceng? Karena lembaga survey berkilahnya, itu potret pada saat dilakukan survey. Ketika waktu berubah, hasil berubah. So, yang memungkinkan adalah: bagaimana lembaga survey membuka proses survey yang mereka lakukan, dan ini bisa di-verivikasi oleh pihak lain. Misal: data asli berupa kertas-kertas dari para surveyor itu bisa diakses oleh auditor. Kemudian bisa dilakukan random check kepada audience, apakah benar wawancara dilakukan dengan benar (tidak ada manipulasi pada data mentahnya). Baru dari situ bisa dilihat, benar atau tidak survey tersebut. Berbicara kecurigaan lembaga survey dibayar untuk ngawur, tentunya kecurigaan ini tidak hanya pada kelompok SBY aja. Coba lihat sebelum pemilu legislative dulu, berbagai lembaga survey memberikan hasil yang berbeda-beda (kali tergantung siapa sponsornya yee :p). Tapi giliran membuat quick count, semua sama! Kenapa? Karena quick count pasti akan disandingkan dengan data actual (penghitungan KPU). Akibatnya, mereka kalau ngawur akan ketahuan dan kredibilitas mereka akan jatuh. Jadilah semuanya menampilkan data sebenarnya. Hanya saja, ketika sekarang sebagian besar survey menunjukkan SBY di atas 50% (ada 1 survey mengatakan Mega-Prabowo tertinggi), pertanyaannya adalah: apakah semua lembaga survey tersebut dibayar kelompoknya SBY atau memang aslinya seperti itu (memang bener dukungan terhadap SBY lebih dari 50%) ? Sesuatu yang sulit dijawab di era kepercayaan sulit dibangun! MM --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Andrinof A Chaniago andri...@... wrote: Kebetulan Kode Etik Survei dan Lembaga Survei untuk lembaga-lembaga survei yang tergabung ke dalam Perhimpunan Survei Opini Publik (PERSEPI) baru saja disahkan dan sudah dilaunching di Media Center KPU minggu lalu. Tetapi, Kode Etik ini tentu hanya mengikat dan memberikan sanksi moral dan sosial bagi anggota PERSEPI saja. Sanksi paling keras adalah Dikeluarkan dari Perhimpunan dan pernyataan dikeluarkan itu diumumkan ke publik. Untuk sementara, naskah Kode Etik ini harap lihat di www.cirussg.com (maaf. Web PERSEPI lagi dalam rancangan). Salam, Andrinof A.Chaniago Ketua Umum PERSEPI
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Pemerintah SBY Manipulasi Angka Kemiskinan
kok diseluruh tulisan gak ketemu ya kutipan Hasyim bilang hal bebrbau BankDunia itu neo lib ? :) HS At 01:40 PM 24-06-09, you wrote: Si Hasyimnya aja yang o'on n muna, giliran hal-hal yang berbau-bau Bank dunia yang ada kaitannya dengan SBY-BOEDIONO dibilangnya Neolib e...giliran masalah ratio kemiskinan referensinya Bank Dunia piyeh toh !? Salam hangat, Suhaimi
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] I love the United States, with all its faults. I consider it my second country
Hmm, saya belum pernah tahu buku itu, tapi sepertinya bersandar pada teori konspirasi. Maaf, saya selalu mengalami kesulitan memahami teori konspirasi untuk menjelaskan realita. Kalau novel2 Sydney Sheldon sih saya suka. Jadi tiap 17 Agustus kita sekaligus juga menghormati jasa Amerika ya? Salam, Dari: Hanief Adrian hanief...@yahoo.co.uk Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Rabu, 24 Juni, 2009 15:03:54 Topik: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] I love the United States, with all its faults. I consider it my second country Hmm, setelah membaca artikel yang mengawali diskusi soal ini, saya melihat dari kalimat awalnya saja, Sejak awal Amerika Serikat (AS) selalu menginginkan Indonesia dipimpin oleh seorang yang bisa menurut pada keinginannya. begitu premis dari artikel tersebut. Ya saya cuma menambahkan ini sudah menjadi concern Amerika sejak Indonesia merdeka untuk menginginkan Indonesia dipimpin orang yang menurut pada AS. Bisa dilihat di buku, Indonesia Merdeka karena Amerika, banyak sumber lain juga kok Kang... Petualangan AS di Indonesia sudah panjang...
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Gerakan Bunuh KPK
http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/06/25/03244050/gerakan.bunuh.kpk Jakarta, Kompas - Penggiat antikorupsi, Saldi Isra, menduga adanya gerakan untuk membunuh Komisi Pemberantasan Korupsi bersama-sama. Hal ini dilakukan karena banyak pemangku kepentingan yang tak terlalu nyaman dengan keberadaan komisi yang gencar melawan korupsi itu. Salah satu kejadian yang dinilai sebagai tahapan membunuh KPK adalah mencuatnya kasus penyadapan telepon seluler Rani dan Nasrudin Zulkarnaen, Direktur Putra Rajawali Banjaran. Nasrudin terbunuh pada 14 Maret lalu. Ketua KPK (nonaktif) Antasari Azhar terseret kasus tersebut. Polisi telah meminta keterangan Wakil Ketua KPK Chandra M Hamzah terkait dengan penyadapan itu. Saldi menilai Polri terlalu mendramatisasi persoalan tersebut. Seharusnya, polisi dapat menjelaskan dengan cara yang lebih halus terkait dengan pemeriksaan Chandra. Menurut dia, KPK mempunyai prosedur standar operasional ketat terkait penyadapan. KPK tak akan menyadap jika tak memiliki constrain yang jelas. Lagi pula, kerja penyadapan sudah menghasilkan prestasi, seperti tertangkapnya Hengky Samuel Daud, yang menjadi buron KPK sejak tiga tahun lalu, ujar Saldi, Rabu (24/6). Perintah Antasari Secara terpisah, Juniver Girsang, seorang penasihat hukum Antasari, menyatakan, kliennya meminta untuk mendeteksi telepon yang mengancam istrinya. Antasari tidak pernah memerintahkan penyadapan. Deteksi itu beda dengan merekam. Pak Antasari juga tahu bedanya. Pak Antasari hanya mau deteksi telepon itu, apakah ada kaitannya dengan perkara, kata Juniver, Rabu di Jakarta. Juniver mengakui, deteksi nomor telepon itu menggunakan alat milik KPK. Tidak ada rekaman, katanya. Namun, ia tak menyatakan bahwa Wakil Ketua KPK salah menerjemahkan permintaan Antasari. Nomor telepon yang dikatakan meneror dan mengancam istri Antasari, Ida Laksmiwati, itu, menurut Juniver, tidak diketahui siapa pemiliknya sampai terakhir kali dideteksi. Namun, Chandra menegaskan, dia berada di dekat Antasari saat Ketua KPK (nonaktif) itu memerintahkan penyadapan nomor telepon seluler kepada penyelidik. Karena itu, perintah penyadapan terkait teror lewat layanan pesan singkat (SMS) dan telepon pada istri Antasari langsung diberikan Antasari kepada penyelidik. Pak Antasari langsung memberikan nomor telepon itu kepada penyelidik, bukan kepada saya, kata Chandra di Jakarta, Rabu. Penyadapan itu, sesuai kode etik, semestinya berlangsung satu bulan. (ana/vin/idr/mdn)
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Negara Belum Siap Sistem Kesejahteraan Sosial
http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/06/25/03410849/negara.belum.siap.sistem.kesejahteraan.sosial Jakarta, Kompas - Pemerintah perlu merumuskan sistem jaminan sosial modern yang dapat diberlakukan bagi masyarakat yang sangat majemuk. Ikatan keindonesiaan kini haruslah berdasarkan dengan kesejahteraan dan keadilan. Padahal, sejauh ini negara belum siap dengan sistem kesejahteraan tersebut. Demikian terungkap lewat pidato berjudul Agenda Kesejahteraan di Persimpangan Jalan dalam pengukuhan Bambang Shergi Laksmono sebagai guru besar tetap Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI), Rabu (24/6). Pada hari yang sama, Ilya Revianti Sudjono Sunarwinadi dengan pidato Komunikasi Antarbudaya dalam Konteks Globalisasi, Informatisasi dan Perubahan Budaya dan MA Yunita Triwardani Winarto yang membawakan pidato berjudul Merajut Beragam Benih Pengetahuan Menuju Kesejahteraan dikukuhkan sebagai guru besar di fakultas yang sama. Sidang pengukuhan tersebut dipimpin Rektor UI Gumilar Rusliwa Soemantri. Bambang Shergi yang juga Dekan FISIP UI menyampaikan, membangun kesejahteraan lewat sistem jaminan sosial, bantuan sosial dan beragam pelayanan sosial secara esensial membangun kapasitas manusia untuk berkarya secara berkelanjutan. Sayangnya, kita merasa cukup hanya dengan modal alam saja untuk perekonomian, bukan modal kualitas manusia. Pembangunan kesejahteraan dan manusia kemudian jadi beban, ujarnya. Malu akui kapitalis Dia juga mengatakan perlunya menegaskan pilihan ideologi bangsa. Ideologi bangsa sedang dalam tarik-menarik antara kubu yang mengedepankan pasar dan yang berkeinginan mengembalikan peran negara sebagai penguasa kekayaan negara dan alam untuk didistribusikan kepada rakyat. Dalam kondisi saat ini, seharusnya diakui kerangka dan mekanisme pasar serta kapitalisme yang berlaku di masyarakat saat ini. Persoalannya kita malu mengakui sehingga tidak bersiap dengan sistem kesejahteraan sosial yang memadai, ujarnya. Pemerintah juga masih diragukan perannya. Dia mencontohkan Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM). Program cash transfer sebagai mekanisme bantuan sosial yang efektif memang telah banyak dikenal. Namun, mengingat BLT dan PNPM digulirkan tepat pada saat menjelang pemilu legislatif April 2009 dan diberitakan bahwa program dibiayai dengan utang luar negeri, persoalannya menjadi berbeda. Kebijakan mengonversi subsidi barang melalui BBM menjadi subsidi orang melalui BLT dapat dilihat sebagai trik ampuh untuk instrumen politik karena dinilai lebih populis. (INE/MAM)
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Debat capres 2 : hasil kerja SBY 20.000 rupiah
solusi nya ada lah solusi konkrit nya adalah merubah sistem sekarang kok melihat solusi aja susah banget :) HS Saya pikir Jawaban Budiono cukup bagus, langsung ke solusi permasalahan,kalo dari Wiranto agak sedikit teoritis tapi agak lumayan dibanding Prabowo kalo Prabowo kok keliatannya pokoknya hanya menyalahkan sistem sekarang tanpa solusi yang lebih konkrit
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Membangun Manusia Paripurna
Oleh Herry Tjahjono http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/06/25/03170378/membangun.manusia.paripurna Indonesia dikenal kaya karena berlimpahnya sumber daya alam dan sumber daya manusia. Ironisnya, negara dan rakyatnya tetap miskin. Penyebabnya, ada perlakuan eksploitatif terhadap sumber daya alam dan sumber daya manusia (SDM). Seperti apa? SDM sebagai liability Selama ini SDM diperlakukan sebagai liability (kewajiban, tanggungan, pertanggungjawaban). Maka, Wikipedia mengartikan liabilitas sebagai segala hal yang menempatkan seseorang pada situasi tak menguntungkan. Di berbagai perusahaan di Indonesia, praktik eksploitasi dengan memperlakukan karyawan sebagai liabilitas masih terjadi. Karyawan menjadi komponen produksi. Ungkapan yang dipakai adalah mendayagunakan karyawan (konotasi negatif), yakni bagaimana karyawan diarahkan mencapai target perusahaan. Dari sana nasib karyawan ditentukan tanpa mempertimbangkan faktor esensial, seperti pemberdayaan dan hak karyawan, karena hanya akan muncul sebagai faktor biaya. Tragikomedi nasib TKW/TKI kita di sejumlah negara juga akibat prinsip manajemen pemerintah yang memperlakukan SDM (TKW/TKI) sebagai liabilitas. Meski mungkin bersifat tak langsung, mereka didayagunakan untuk bekerja di luar negeri tanpa mempertimbangkan faktor pemberdayaan, perlindungan, dan lainnya (faktor yang dianggap biaya). Toh, itu bisa mengurangi pengangguran sekaligus menambah devisa negara. Dalam dimensi pendidikan, ujian nasional, misalnya, sama saja. Standardisasi lebih sebagai upaya memenuhi kepentingan pragmatis pemerintah (Departemen Pendidikan Nasional) tanpa memedulikan esensi pendidikan manusia, seperti proses aktualisasi diri siswa, keunikan individu, perbedaan irama belajar, dan akses pendidikan. Semua dimatikan atas nama standardisasi. Pada titik ini, eksploitasi peserta didik berlangsung diam-diam. Pada tahap liabilitas ini, kita membangun manusia produksi. SDM sebagai aset Faktor kedua, SDM sebagai aset. Tahap ini jauh lebih baik dibandingkan dengan tahap liabilitas. Namun, unsur eksploitasi meski lebih halusmasih terkandung di sana. Pengertian sederhana aset adalah segala sesuatu yang punya nilai dan siap dikonversikan menjadi uang. Dan SDM adalah intangible asset. Maka, proses eksploitasi diam- diam terjadi saat SDM dipertimbangkan dari sudut nilai ekonomis. Frase manajemen yang berlaku di sini adalah memberdayakan manusia (SDM). Namun, semuanya hanya diarahkan pada pemenuhan target organisasi (kepentingan organisasi). Maka, ketika seorang karyawan dianggap incapable, dia akan diberdayakan melalui berbagai pelatihan di perusahaan. Ketika anak didik dianggap kurang mampu memenuhi standar, ia segera diikutkan dalam berbagai bimbingan belajar atau kursus. Semua hanya untuk memenuhi target jangka pendek, terbatas kepentingan pragmatis-situasional. Karena itu, kata pendidikan amat asing di sebuah perusahaan dan lebih akrab dengan pelatihan. Seandainya ada departemen pendidikan dan pelatihan (diklat), tetapi dalam praktik, unsur pelatihan lebih menonjol. Pihak sekolah dan orangtua lebih mempraktikkan prinsip persekolahan dibandingkan pendidikan dalam arti utuh. Nilai ekonomis tetap menjadi pedoman. Karyawan diberdayakan agar mampu memenuhi target yang mengandung nilai ekonomis. Anak didik diberdayakan agar memenuhi standar, didasari pada pertimbangan nilai ekonomis yang bisa dihitung dari kemampuan memenuhi standar. Pada tahap ini, kita membangun manusia profesional. Membangun manusia Prinsip berbagai perusahaan atau organisasi bahwa SDM merupakan aset terpenting akhirnya gagal karena praktik eksploitasi meski tidak seliar tahap liabilitas. Karena itu lahir tahap ketiga yang mencoba meninggalkan prinsip eksploitasi dan mengacu pada Adrian Levy (RLG International), yang didasari pada praktik dan observasi pada berbagai great companies: People are not the most important assets of a company - they are the company. Everything else is an asset. Pada tahap ini, prinsip manajemen yang dipakai adalah membangun manusia paripurna, tak sekadar manusia produksi atau manusia profesional. Ia tidak hanya diarahkan untuk memenuhi target, tetapi diberi hak, kesempatan memenuhi tujuan hidup termulia sebagai manusia. Pada tahap ini, perusahaan sudah akrab dengan prinsip pendidikan. Jika anak didik, ia tidak sekadar diarahkan untuk memenuhi standar kelulusan, tetapi juga tujuan mendasar dan mulia sebagai (calon) manusia dewasa. Demikian juga TKW/TKI diberi kesempatan dan didampingi agar menjadi TKW/TKI paripurna, TKW/TKI bermartabat. Ringkasnya, SDM adalah perusahaan itu sendiri. Maka, sebagai aset, sumber daya lain wajib didayagunakan untuk membangun manusia paripurna yang sadar, punya hak, mau, dan mampubukan hanya memenuhi tujuan hidup pribadi termulia, tetapi juga tujuan dan nasib lingkungan, orang lain, perusahaan, sekolah, bangsa, bahkan dunia. Hanya dengan membangun manusia paripurna SDM Indonesia bisa dijadikan
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] LSI: Terlalu Keras Tuduh Lembaga Survei Bagian dari Konspirasi
Kasihan orang2 seperti Ara ini dalam Tim Sukes para Capres Cawapres selalu ada tidak terkecuali capres dan cawapres itu sendiri menyimpan ketakutan dan kecemasan berlebihan karena hasil survey dari berbagai lembaga survey telah menggambarkan kekalahan capres cawapres yang diusungnya sementara tim sukses mereka sendiri baik melalui survey maupun kampanye yg dilakukan tidak mampu mengangkat rating capres cawapresnya untuk mengungguli kandidat lain, sehingga melakukan tuduhan2 konspirasi, survey yg dipesan, menyerang dgn melakukan black campaign, menjelekkan kandidat capres cawapres lain dst padahal setiap lembaga survey punya standar survey, metodologi dan data responden yg dapat dipertanggungjawabkan kecuali LRI yg sdh 2x berjanji akan membubarkan lembaga surveynya apabila hasil surveynya tidak terbukti, kita tunggu saja komitmennya dan pembuktian rating survey siapa capres cawapres terbaik yg dipercaya rakyat memimpin negeri ini 5 tahun mendatang. Salam, Sent from my iPhone On Jun 25, 2009, at 3:06 AM, Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id wrote: Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/06/24/13083494%20/lsi.terlalu.keras.tuduh.lembaga.survei.bagian.dari.konspirasi JAKARTA, KOMPAS.com — Peneliti senior Lembaga Survei Indonesia (LSI) Saiful Mujani tampaknya tersinggung dengan tuduhan anggota Timkamnas Mega-Prabowo, Maruarar Sirait, yang mencurigai lembaga survei menjadi bagian dari desain besar melegitimasi pemilu satu putaran. Saiful dan Ara sempat saling bersitegang dan berdiri dengan tatapan tajam satu sama lain. Saiful dengan tegas mengatakan, hasil survei tak bisa disalahkan.. Apalagi, menuduh lembaga survei menjadi bagian dari konspirasi tersebut. Tim sukses itu seharusnya membicarakan apa yang akan dilakukan dengan hasil survei. Tidak perlu mencari kambing hitam, mengatakan lembaga survei memobilisasi pemilih. Jangan terlalu keras bahwa survei ini bagian dari desain, kata mantan Direktur LSI ini. Mendengar tanggapan ini, Maruarar—yang biasa disapa Ara, langsung menyahut, Anda tanpa sadar dijadikan bagian dari kecurangan. Dalam film itu ada sutradara, aktor, ujarnya. Itu hanya spekulasi kalau menuduh survei bagian dari konspirasi kecurangan pemilu. Bahaya sekali kalau banyak orang seperti Ara di negeri ini, timpalnya. Ketegangan antarkeduanya ditengahi oleh moderator, Burhanuddin Muhtadi, yang juga peneliti senior LSI. Saiful juga menegaskan, hasil survei hanya merupakan potret opini publik. Sementara Ara tetap berkeyakinan ada desain seperti yang disangkakannya. Suatu saat pasti terungkap, kata politisi PDI Perjuangan ini. [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Berbahaya, Kekuasaan yang Terlalu Besar dan Tanpa Kontrol
http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/06/25/0300544/berbahaya.kekuasaan.yang.terlalu.besar.dan.tanpa.kontrol. Jakarta, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu (24/6), mengingatkan, kekuasaan yang terlalu besar, apalagi tanpa kontrol memadai, sangatlah berbahaya. Peringatan itu disampaikan terutama terkait dengan kedudukan Komisi Pemberantasan Korupsi yang menjadi seperti superbody. Terkait KPK, saya wanti-wanti benar. Power must not go uncheck. KPK ini sudah powerholder yang luar biasa. Pertanggungjawabannya hanya kepada Allah. Hati-hati, kata Presiden saat berkunjung ke harian Kompas, Jakarta, Rabu. Presiden diterima Pemimpin Umum Harian Kompas Jakob Oetama, yang antara lain didampingi Chief Executive Officer Kompas Gramedia Agung Adiprasetyo dan Pemimpin Redaksi Kompas Rikard Bagun. Presiden disertai, antara lain, Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa, Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, serta Menteri Komunikasi dan Informatika Mohammad Nuh. Tak ada yang kebal Presiden mengakui sangat peduli dengan terwujudnya pemerintahan yang bersih dan pemberantasan korupsi. Sebab itu, ia memesankan agar mereka yang terlibat dalam upaya pemberantasan korupsi, terutama KPK, benar-benar bersih. Kalau ada kesalahan di KPK, apalagi terkait korupsi, yang malu bukan hanya KPK, tetapi juga seluruh rakyat Indonesia. Lembaga antikorupsinya saja korupsi, misalnya. Bagi saya, tak ada yang kebal hukum di negeri ini, kata Yudhoyono lagi. Jika ada anggota KPK atau penegak hukum yang terlibat korupsi, lanjutnya, harus ditindak. Memang harus begitu, katanya lagi. Yudhoyono juga mengakui saat ini belum merasa aman terkait dengan pemberantasan korupsi di negeri ini. Ia memperkirakan, dibutuhkan 2-3 kali kepemimpinan lagi untuk mewujudkan Indonesia yang bebas dari korupsi. Saya tertantang betul untuk pemberantasan korupsi. Misalnya, Hongkong butuh waktu 15 tahun untuk bersih dari korupsi setelah dilakukan secara agresif. Saya mengalkulasi, kita membutuhkan waktu yang lebih lama. Mudah-mudahan 15-20 tahun lagi negara kita bersih dari korupsi. Tetapi, saya dikritik, katanya. Sejumlah kalangan menuntut negeri ini bebas dari korupsi dalam waktu setahun. Namun, Yudhoyono menilai hal itu mustahil dan tidak masuk akal. Dengan segala kekurangannya, Presiden mengakui, pemberantasan korupsi kini menampakkan hasil, terutama dalam bidang pencegahan dan aset negara yang diselamatkan. Sekarang makin takut orang korupsi. Pejabat selalu tanya, ini boleh atau ini tidak boleh. Pencegahan berhasil, paparnya lagi. Dia mengakui memang masih ada penegak hukum yang nakal. Sapu kotor, bersihkan. Kotor lagi, bersihkan lagi. Tetapi, jangan pernah berhenti, katanya. Ia yakin, karena gerakan antikorupsi berlangsung agresif, terstruktur, dan terbudayakan, suatu saat negeri ini akan bersih dari korupsi. Namun, saya tak berani mengatakan akan nol korupsi karena negara lain yang maju pun tidak berani, katanya. Presiden menambahkan, good governance (pemerintahan yang baik) sesungguhnya bukan hanya bersih dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), tetapi birokrasinya juga kapabel, berdedikasi, dan sepenuhnya bekerja melayani rakyat. Nasib KPK Yudhoyono juga menyiratkan kegalauannya akan masa depan KPK jika Rancangan Undang-Undang tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) tak segera diselesaikan pembahasannya oleh DPR. Padahal, sesuai dengan putusan Mahkamah Konstitusi, keberadaan Undang-Undang Pengadilan Tipikor harus disahkan sebelum 19 Desember 2009. Saya sudah habis-habisan mendorong DPR agar menyelesaikan RUU Pengadilan Tipikor. Bisa saja saya mengeluarkan perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang). Tetapi, jika saya bolak-balik mengeluarkan perppu, yang lain kok seperti sembunyi, ucapnya. Presiden mengingatkan, penerbitan perppu bukan tanpa risiko. Perppu harus diterbitkan karena ada hal ihwal kegentingan yang memaksa. Jika Perppu tentang Pengadilan Tipikor dikeluarkan saat ini, harus ada penjelasan terkait dengan kegentingan yang memaksa itu. Bagaimana saya mengeluarkan perppu kalau tidak ada kegentingan yang memaksa. Tetapi, kalau memang tidak pengesahan, dan itu mungkin sudah terjadi pergantian pemerintahan, jika saya memimpin lagi, ya mesti ada. Perppu akan dikeluarkan manakala ada kebutuhan, papar Yudhoyono. Peran sejarah media Sebelum bertemu dengan jajaran Redaksi Kompas dan melihat ruang pemberitaan (newsroom), Yudhoyono berdialog dengan Pemimpin Umum Kompas. Ia juga mengharapkan media massa, terutama Kompas, tetap menjaga independensinya, bersikap konstruktif, partisipatif, dan kontributif bagi pemajuan masyarakat. Peran itu yang menjadi tolok ukur dari peran sejarah sebuah media massa. Media massa memiliki pasang surut dan dinamika dalam menjalankan misinya. Hal tersebut menjadi bagian dari sejarah bangsa. Yudhoyono juga meminta demokrasi dan kebebasan tetap dipertahankan. (tra)
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] KPU, INDRA PILIANG DAN DASMAN DJAMALUDDIN
He he he...Mas Riyanto, Pan lumayan ato malah bersyukur ? jadi banyak dapatnya, kaya iklan beli atu dapat dua, he he he... Anyway, KPU ora memperbaharui data Kangmas, do'i cuman terima data pemutahiran untuk kemudian diumumkan (dengan media diantaranya: Mading Kelurahan Mading KPU KPUD) sebagai DPS terus di anounce dech melalui TV Radio agar warga ngecek dah terdaftar opo ndurung ? dan disini menurut UU para parpol peserta pemilu juga turut berkewajiban mengkoreksi DPS tsb sebelum KPU menjadikannya DPT, gono loh...Kangmas, dst...biar ora kepanjangan. Selanjutnya dijadikan DPT nah...keanehan sekaligus pertanyaan saya adalah para parpol iku dah jalanin kewajibannya ndurung ? lah koq setelah hari pencontrengan baru ujug-ujug protes en nyalahin KPU,Presiden Pemerintah, iki loh Mas yang aku ora deman ! Salam hangat, Suhaimi - Original Message - From: y.briya...@yahoo.com To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Wednesday, June 24, 2009 1:41 PM Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] KPU, INDRA PILIANG DAN DASMAN DJAMALUDDIN Waduh Mas Suhaimi, saya gak nyinggung2 tentang siapa yang salah. Saya cuma tertarik dengan poin Mas Suhaimi tentang DPT 2009 yang didasarkan pada DPT 2004. Tapi kok masih ada hal2 aneh dan tidak masuk logika jika asumsi tadi benar, seperti contoh yang saya sampaikan. Artinya, KPU tetap meperbarui DPT 2004, entah dengan menambah atau mengurangi. Atau justri Depdagri sendiri yang mengubah DPT 2004 sebelum dirilis ke KPU? riyanto Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Wawancara dgn Soeripto PKS (soal SBY, Boediono, Islam dan tekanan asing)
Wawancara Sangat Menarik TVone dengan Soeripto SH dari PKS http://public.kompasiana.com/2009/06/22/wawancara-sangat-menarik-tvone-dg-soerip\ to-sh-dari-pks/ Oleh ragile - 22 Juni 2009 - Dibaca 773 Kali - Tentang ditolaknya cawapres dari PKS, pilpres putaran kedua dg aksi kekerasan, kemerosotan PKS, dan islamphoby Amerika dilontarkan oleh Soeripto SH yg menjabat Ketua majelis dewan pakar PKS pada wawancara eksklusif dg TVone pada program INTERPOL (interview politik) kamis malam 18-juni-2009. Wawancara itu sendiri berlangsung 2-juni-2009 di kediamannya dan di gedung DPR. Sekedar mengingatkan bhw Soeripto lama berkecimpung di dunia inteligen negara, sempat masuk birokrat lalu kepincut masuk ke PKS setelah akrab di hari tuanya dg seorang ustadz PKS seperti diakuinya pada wawancara tsb. Sengaja saya tulis di sini untuk sharing dg kawan-kawan mengingat pandangan dan statement beliu sangat relevan disimak pada masa kampanye pilpres 2009. Ditolaknya cawapres PKS: Soeripto mengatakan bahwa dalam amplop yg diserahkan ke SBY ada tiga nama yaitu tokoh-tokoh utama PKS untuk menjadi cawapres. PKS sangat terkejut ketika ditolak karena sebagai mitra koalisi dg perolehan suara tertinggi tentu sangat wajar memperoleh kehormatan sbg cawapres. Usut punya usut katanya semua itu akibat tekanan asing yg khawatir unsur Islam akan menghambat demokrasi di Indonesia. Walau tidak secara implisit disebutkan negara mana jelas bagi saya itu adalah Amerika dan negara-negara barat di mana SBY punya hubungan akrab. Dalam hal ini saya [penulis] kecewa dg penilaian Amerika dan intervensinya yg tidak menghargai bhw gelora reformasi 1998 dimotori seluruhnya oleh pentolan-pentolan intelektual islam yg menunjukan hasratnya yg tinggi pada kehidupan yg demokratis di indonesia. Jangan-jangan ini cuma alasan yg dibuat-buat demi kepentingan politik hegemoni Amrik plus kelangsungan projek korporat-korporat raksasa Amrik di nusantara. Alias demi kepentingan ekonomi Amrik semata terus nama Islam dipojokan dg nuansa Islamphoby yg sangat kurang ajar. Pilpres putaran kedua: Soeripto mengatakan khawatir kalo pilres sampe ke putaran kedua akan terjadi aksi kekerasan. Tapi sayang tidak dijelaskan apa alasannya beliau khawatir. Saya [penulis] tidak sepaham karena kita sudah pernah adakan pilpres 2004 dg dua putaran berlangsung damai walupun kubu pemerintah [megawati] dikalahkan oleh kubu oposisi [SBY]. Penulis anggap kekawatiran beliau sangat berlebihan, atau bisa jadi beliau sedang propaganda pilpres satu putaran saja di TVone secara halus tapi nakut-nakuti, entahlah! Kemerosotan PKS: Menanggapi derasnya keluhan dan antipati simpatisan kepada PKS akibat prilaku plin-plan tokoh-tokoh PKS Soeripto tampak sangat prihatin dan berkali-kali mengatakan akan mengevaluasi semua itu dg petinggi-petingi PKS. Tekanan Islam, SBY dan Boediono: Menanggapi tekanan unsur Islam kepada SBY akibat penunjukkan Boediono sbg cawapres serta isu politisasi Islam Soeripto beranggapan bahwa seharusnya SBY menerima tekanan unsur Islam sebagai kekuatan [sekali lagi sebagai KEKUATAN] karena mayoritas penduduk indonesia adalah umat islam. Dengan kalimat lain Soeripto menjelaskan pula bahwa mestinya SBY tidak menolak tekanan tsb karena TEKANAN tsb bisa dijadikan KEKUATAN bagi SBY. Dalam hal ini penulis tidak sependapat karena Soeripto mencampur-adukan umat islam seolah-olah semuanya terdiri atas santri Islam-politik. Padahal riil terdiri atas beberapa kelompok yaitu kaum santri dan kaum abangan. kaum santri sendiri terdiri atas tiga kelompok Yaitu islam-awam yg samasekali tidak terlibat organisasi islam manapun. Lalu islam-gerakan yg aktif di organisasi islam (misal NU, Muhammadiyah, Hizbuth Tahir). Lalu islam-politik yg aktif menjadi politisi di parpol berbasis Islam. Kaum Islam abangan yg identik dg Nasionalis jumlahnya tiga kali lipat atau lebih dari pada kaum santri, itu bisa dilihat dari perolahan suara parpol islam pada pemilu yg secara keseluruhan hanya 30%. Bagaimanapun saya sangat bersyukur sempat menyaksikan acara INTERPOL TVone yg sangat menarik dg salah satu sesepuh sekaligus petinggi Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Selanjutnya silakan anda menilai sendiri. Wassalam. * Ragile, 22juni2009 21:45wib Tags: intervensi asing / amerika dan islamphoby, kampanye pilres 2009, pasangan sby-boediono jk-wiranto mega-prabowo, Soeripto SH pejabat Partai keadilan sejahtera (PKS), stasiun televisi TVone TV one program INTERPOL http://public.kompasiana.com/2009/06/22/wawancara-sangat-menarik-tvone-dg-soeripto-sh-dari-pks/ [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: hasil visum manohara
Sabar sekali Pak Maneke ini melayani yang ngawur bicaranya dan orang yang asal berpihak main mata gelap. Eh atau mata yang tak berkedip melihat Mano. --- On Wed, 6/24/09, manneke budiman hepaest...@yahoo.ca wrote: From: manneke budiman hepaest...@yahoo.ca Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: hasil visum manohara To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Wednesday, June 24, 2009, 4:01 PM Wahahaha, sohib sok pinter tapi keliru. Belajar dulu deh, hib. Trauma kaga ngerti, maka penjelasan pun menyesatkan. Asal njeplak. Seperti biasa, hihihi. Ini saya kuliahi lagi ya. Masih gratis kok, kaya kemaren-kemaren: Kalo Mano trauma sama perkosaan dan penyiksaan oleh pangeran botak, maka jika perbuatan serupa diperankan (acted) dan dipanggungkan kembali (re-enacted) di sinetron, mestinya mano akan semaput sambil histeris dan kejang-kejang atau paling tidak jerit-jerit. Ini namanya simptom adanya trauma. Kalo melihat luka-luka di tubuhnya tiap hari aja konon dia trauma, apalagi kalo dipajang buat sinetron, mestinya lebih traumatis lagi. Lha kok ini malah disambut dengan gembira? udah ngarti, hib? manneke
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: SBY Apresiasi Independensi Kompas
Saat ini, Independensi Kompas menuai hasil bagus. Integritas wartawannya mungkin belum tertandingi koran lainnya. Dampak positif, banyak iklan dan oplah meningkat karena pembaca percaya pada nilai-nilai dan akurasi pemberitaan dari Kompas. Tetapi ada yang sedikit mengganjal rasa ingin tahu saya. Nampaknya sekarang Kompas sering melakukan 'sensor diri' yang tidak perlu. Berita seperti monolog Butet di KPU yg berisi kritik, sampai sekarang tidak diinformasikan dan digali lebih dalam apa isi kritiknya walau cuma sekilas (kecuali isi cerpen di Kompas Minggu 21/6-2009). Saat silahturami wartawan dengan Mega di rumah Diponegoro, ada pernyataan dari Mega yang menanyakan kabar wartawan Rakyat Merdeka yg sering mengkritiknya, tetapi Kompas tidak menyebutkan nama media massa tsb walaupun acaranya penuh guyon. Mungkin Kompas menganggap pembaca sudah menonton melalui TV maupun media lainnya sehingga sudah tahu apa yang dimaksud. Sebagai seorang pembaca setia Kompas sejak 20 tahun lalu, saya ingin mendapatkan informasi yang lengkap dan cermat dari setiap berita, untuk pengetahuan dan menambah wawasan apalagi dari koran sekaliber Kompas. Apakah Kompas sedang mengalami budaya sungkan atau menganggap berita lengkap tidak terlalu penting untuk pembaca nya dibanding kode etik pers? Saya rindu pada wartawan2 Kompas yang membongkar skandal bank Bali, yang mewawancarai Eddy Tansil, yang memuat kebobrokan PSSI saat ini dan yang selalu menganut azas 'both-sides coverage'. Semoga wartawan-wartawan senior Kompas tidak setengah-setengah menurunkan ilmunya kepada para yunionya. Wass, Liman --- On Wed, 6/24/09, Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id wrote: From: Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] SBY Apresiasi Independensi Kompas To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Wednesday, June 24, 2009, 12:59 AM http://nasional. kompas.com/ read/xml/ 2009/06/24/ 10455164/ sby.apresiasi. independensi. kompas JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan apresiasinya kepada harian Kompas sebagai media yang mampu menjaga independensinya dalam setiap pemberitaan yang dimuat. Harian Kompas juga dinilai mampu menjalankan perannya di tengah-tengah masyarakat. Saya berharap, sebagai incumbent, harian Kompas dapat selalu menjaga peran, posisi, dan jati dirinya. Biar bagaimanapun, media yang lekat di hati masyarakat adalah media yang tetap di tengah (netral) dan menjalankan tugasnya dengan bertanggung jawab, ujarnya ketika berkunjung ke Kantor Harian Kompas, Jakarta, Rabu (24/6). Presiden SBY juga meminta harian Kompas untuk tetap mengawal proses demokrasi di Indonesia. Menurutnya, Indonesia telah berhasil menjalankan pilpres langsung pertama dengan sukses pada 2004. Jika Indonesia berhasil menjalankan pilpres 2009 dan 2014, Presiden SBY mengatakan, Indonesia mampu menjalankan demokrasi yang matang. Kemudian, terkait kapasitasnya sebagai calon presiden yang akan maju pada Pilpres 2009, SBY mengulang kembali visi-misinya dalam tiga kata, Continuity and change. Program-program yang berhasil dijalankan selama lima tahun ini akan dipertahankan. Sementara itu, program-program yang belum baik akan ditingkatkan. Keliru jika semboyan 'Lanjutkan!' tidak disertai change dan improvement, ujarnya.
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Bravo : Kartono Mohamad Tak Lelah Berteriak
http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/06/25/05371343/kartono.muhammad.tak.lelah.berteriak Kartono Muhammad Tak Lelah Berteriak KOMPAS/AGUS SUSANTO Kamis, 25 Juni 2009 | 05:37 WIB oleh : Try Harijono/ Evy Rachmawati KOMPAS.com- Tulisannya kritis dan tajam. Mungkin ada pihak yang tersinggung. Namun, contoh-contoh di lapangan serta data-data yang dipaparkan dalam tulisan itu sulit dibantah. Begitulah dr Kartono Mohamad (70) menulis. Bukan akhir-akhir ini saja ia aktif menulis. Dokter kelahiran Batang, Jawa Tengah 13 Juli 1939 ini sudah menulis untuk Kompas sejak 1972. Tidak kurang dari 234 tulisannya dimuat di Harian Kompas. Isi tulisannya terutama menyangkut persoalan kesehatan dalam arti luas. Selain persoalan kebijakan kesehatan, pelayanan kesehatan, medis, dan obat-obatan, profesi dokter, etika kedokteran dan layanan rumah sakit juga diulasnya. Kartono mampu menjelaskan kepada pembaca, duduk persoalan dari suatu peristiwa secara jernih. Persoalan yang rumit, bisa dipaparkan secara sederhana sehingga mudah dimengerti pembaca. Begitulah Kartono. Cita-citanya sejak awal memang ingin meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara menyeluruh. ”Menulis sangat membantu pemahaman masyarakat terhadap persoalan-persoalan kesehatan,” kata Kartono. Bukan cuma menulis artikel di media massa, Kartono juga menulis sejumlah buku kesehatan, termasuk aspek hukum dan etika profesi kedokteran. Dokter lulusan Universitas Indonesia 1964 ini juga sempat praktek melayani kesehatan masyarakat. Selain itu, ia juga mengajar Etika di Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Jakarta (1992-1996), serta menjadi Redaktur Pelaksana Majalah Ilmu Bedah Ropanasuri, dan Pemimpin Redaksi Majalah Kedokteran Medika. Dokter di TNI Angkatan Laut dengan pangkat terakhir Mayor ini juga aktif di berbagai organisasi, termasuk sempat menjadi Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonedia (PB IDI) 1985-1988. ”Melalui organisasi, lebih mudah memperjuangkan cita-cita di bidang kesehatan,” kata Kartono. Cita-citanya di bidang kesehatan antara lain memberikan perlindungan kepada masyarakat sejak dalam kandungan hingga orang tua (healthy people in every stage of life) serta memberikan perlindungan kesehatan kepada masyarakat di mana pun dia berada (healthy people in healthy places), seperti yang juga diperjuangkan pemerintah Amerika Serikat. ”Puskesmas dulu tujuannya mulia untuk melindungi kesehatan masyarakat, tapi sekarang bergeser menjadi tempat pengobatan,” kata Kartono Mohamad. Memperkuat IDI Salah satu pencapaian bidang kesehatan yang diraih Kartono adalah membenahi organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ketika dia menjadi Ketua Pengurus Besar (PB) IDI 1985-1988. Di bawah kepemimpinannya, struktur organisasi IDI diperkuat sehingga tidak sebatas perkumpulan yang dikelola secara bergantian. Di IDI misalnya, atas gagasannya, dibentuk Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Indonesia (MKEKI). Majelis ini anggotanya dokter-dokter dari berbagai angkatan, berlatar belakang berbagai agama, budaya, etnis dan latar belakang keahlian. Majelis ini secara truktural tidak di bawah Ketua PB IDI, tetapi di bawah Kongres. ”Karena itu keputusannya bisa obyektif dan bahkan bisa menegur atau menindak tegas ketua umum organisasi bila terbukti melanggar disiplin kedokteran,” kata peraih penghargaan Satya Lancana Satya Dharma (1962) dan Satya Lancana Penegah (1970) ini. Selain meletakkan tonggak awal upaya menegakkan etika kedokteran, Kartono juga menggagas pendirian Badan Pembelaan Anggota PB IDI. ”Setiap dokter yang tengah menghadapi masalah terkait etika kedokteran akan mendapat pendampingan hingga dokter bersangkutan mendapat putusan apakah melanggar etika atau tidak secara adil dan obyektif,” ujarnya. Adapun untuk melindungi kepentingan pasien, ia dan jajaran pengurus IDI membuat lembaga pengaduan. Hampir setiap surat keluhan dari masyarakat yang masuk ke PB IDI dijawab sendiri oleh Kartono. “Sebagian besar kasus yang diadukan adalah soal komunikasi. Masalah komunikasi antara dokter dan pasien memang masih harus terus ditingkatkan. Namun bila ada dugaan pelanggaran etika kedokteran, saya akan mengajukan ke MKEK untuk diproses lebih lanjut,” ujarnya. Di bawah kepemimpinan Kartono, PB IDI juga berani bersuara keras, bahkan kritis terhadap berbagai persoalan kesehatan dan kebijakan pemerintah di bidang kesehatan. Padahal, rezim Orde Baru saat itu sangat represif. Namun kritis Kartono yang disampaikan secara lisan maupun lewat tulisan di media massa, justru membawa berkah bagi pembangunan kesehatan. PB IDI sejak saat itu mulai didengar pendapatnya dalam pembangunan bidang kesehatan dan sejumlah persoalan kesehatan. Tidak lelah Di usia senja, semangatnya untuk memperjuangkan keadilan dan perbaikan bidang kesehatan terus menyala. Kini ia menjadi penasehat di Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), pengurus Yayasan Kesehatan Perempuan, pengurus Yayasan AIDS, ikut aktif dalam Koalisi
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Waduh, Bahasa Inggris 600 Guru RSBI Ternyata Memble!
buetoelsekali berita ini. kebetulan anak sy di smpn rsbi. bilingualnya yg murni sebenarnya hanya pelajaran matematika dan ipa. namun krn di kelas gurunya speech inggrisnya sering diinterupsi oleh muridnya, maka jadilah balik pake bhs indonesia lagi. payah deh pokoknya. wish to reach a mountain apa daya ngomongnya belepotan ;-] - Original Message - From: Agus Hamonangan To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Thursday, June 25, 2009 3:13 AM Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Waduh, Bahasa Inggris 600 Guru RSBI Ternyata Memble! http://edukasi.kompas.com/read/xml/2009/06/24/17410455/waduh.bahasa.inggris.600.guru.rsbi.ternyata.quotmemblequot... JAKARTA, KOMPAS.com - Berdasarkan Test of English for International Communication (ToEIC), dari sekitar 600 guru sekolah rintisan sekolah berstandar internasional (RSBI) SMP, SMA, dan SMK di seluruh Indonesia, terungkap bahwa penguasaan bahasa Inggris guru dan kepala sekolahnya rendah. Data tersebut diungkapkan oleh Direktur Tenaga Kependidikan Direktorat Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) Depdiknas Surya Dharma, MPA, Ph D, di Jakarta, Selasa (23/6). Surya mengatakan, penetapan sebagai sekolah berstandar internasional (SBI) ternyata sering mengabaikan tuntutan berbahasa Inggris aktif. Akibatnya, Surya melanjutkan, kemampuan bahasa Inggris guru dan kepala sekolah di sekolah rintisan SBI rendah. Hasil tes itu menunjukkan standar bahasa Inggris guru dan kepala sekolah RSBI pada umumnya rendah, sebanyak 60 persennya berada pada level paling rendah kemampuan berbahasa, tutur Surya. LTF Sumber : Antara
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Pesan Pasar (Portopolio) Untuk Calon PemimpinNegeri
Kang Asep, masih ingat tidak ketika Prabowo masuk milis FPK (sebelum Pileg) dengan programnya? Kang Asep masuk menimpali pertanyaan, juga saya.. dan sampai hari ini juga belum ada jawabannya ha..ha..ha.. Tapi, dari sisi demokrasi dunia milis FPK hanya dia emang dari 6 Pasang itu yang berani nekat posting :) Waktu itu, saya nanya PS soal penjadwalan ulang utang.. argumen yang saya bangun adalah Hutang saat ini dalam stok kita tidaklah dominan dari model hutang G to G atau multilateral, saya kemukakan juga datanya waktu itu. Saya tanya ke PS waktu itu cara moratorium dan rescheduling hanya akan bisa dilakukan jika melibatkan dua pihak, bagaimana caranya untuk SUN? karena membutuhkan investor gathering dan pemegang yang lebih beragam Jadi, titik sentralnya dalam model hutang komersial plus-nya sekaligus minusnya juga kalau dari sisi negosiasi.. 1. Rezim menekan, kalau model G to G atau Lembaga Multilateral seperti yang Kang Asep katakan punya resiko ikut campur dalam kebijakan, maka Market Maker di pasar keuangan komersial (bursa global) juga akan menjadi penekan. Tekanan dilakukan melalui rezim rating, dimana akan sulit masuk pasar perdana SUN baru jika mengalami penurunan rating. Itulah mengapa, pemerintah sangat menjadikan rating jadi acuan, dimana penurunan akan terjadi jika terjadi gagal bayar dari bunga maupun pokoknya. Sisi lain, rating juga mengacu ke likuiditas SUN tersebut di pasar. Dampaknya: saya pernah berpendapat di media, juga di Kompas, bahwa buy back SUN yang belum jatuh tempo di bulan April 2007 tidak perlu pemerintah lakukan, terlebih pemerintah membentuk frame tengah kesulitan fiskal terkait harga minyak yang naik.. dari sisi publik, akan lebih adil (rasanya) jika hutang yang belum jatuh tempo lebih tidak urgent jika dibandingkan dengan melindungi daya beli masyarakat yang disaat bersamaan mengalami kontraksi harga minyak... Pro-kontra nya kan duit terbatas, dipakai ke yang legal formal saja. Tapi, di titik itu rating telah menjadi hantu.. Karena, Juni 2007 pemerintah kan memang ada rencana menerbitkan SUN baru (Rupiah maupun Global), jadi di titik ini yang lebih ditopang daya beli SUN dibandingkan daya beli masyarakat... Perdebatan pasti akan muncul, kalau saya mengambil sikap tidak akan buy back karena toh saya lebih baik disiplin bayar bunga saja yang sesuai aturan rating tidak ada alasan RI gagal bayar. Uang bayar pokoknya saya pakai tahan harga BBM (maaf, ini kenapa saya sangat tidak suka dengan klaim SBY yang bilang turun harga minyak prestasi, kalau saat kontraksi dia mati2xan cari cara untuk tidak naik saya akan acungkan jempol untuk iklannya, tapi kalau sekarang saya bilang dalam bahasa rezim pasar finansial Iklan penurunan harga BBM sebagai prestasi adalah missleading, karena turun disaat harga minyak dunianya pun turun Tapi, saat itu di bulan Maret-April 2007 banyak Investment Bankers yang menjadi Market Maker pasar obigasi menghantam kita lewat koreksi harga di pasar sekunder (bursa) membuat masalah di likuiditas, lalu membuat framing bahaya rating dalam artian sulit diserap SUN baruj dengan penurunan rating... Tatkala, pemerintah terpengaruh dan Buy Back untuk mempertahankan harga dan likuiditas dalam isme rating, maka kita harus jujur dengan cara berbeda, baik model G to G maupun komersial mempengaruhi kebijakan pemerintah. Di bulan Juni 2007, saat pemerintah mengatakan sukses atas penyerapan SUN baru.. di Kompas saya berpendapat, biaya mahal, karena kalau dihitung buy back lalu serapan baru.. tambahan fresh money relatif tidak ada.. karena SUN lama (yang sudah di buy back) ditukar SUN baru dengan bunga lebih tinggi.. selisih SUN baru dikurangi SUN lama terbuyback relatif sedikit (artinya berkorban demi rating hanya dapat tambahan fresh money baru sedikit, bunga tinggi). 2. Bagi saya, yang perlu adalah kampanye budaya investasi lokal. Dan saya tetap, dengan model yang sama SUN dan ORI. Tapi caranya beda, saya tak mau didikte para Market Maker yang sok ngatur rating, padahal mereka lagi bangkrut. Di titik daulat ini, saya kecewa kepada pemimpin yang terlalu dengar asing dibuai2x ke publik, tanpa berani mengatakan yang ngomong Bangkrut, hanya peduli akan kebangkrutannya... Di titik ini, suka atau tidak atas pro-kontra figurnya, saya melihat selama jalannya kampanye ini hanya Prabowo yang berani berkata (meski sebatas berkata, tapi dia kan sudah berkata ha...ha..ha) Biarlah yang lama kita urus tampa buy back dsb-nya... untuk serapan baru kita pakai kampanye budaya investasi lokal... dititik ini ketika di Kadin (lewat layar TiPi saya melihat) hanya JK yang bicara soal terobosan intermediasi kredit perbankan melalui kepemilikan saham pemerintah di Bank BUMN.. terlepas dari pro kontra Figurnya dan KepWapres.. tapi, JK sudah menyatakan itu dalam kampanyenya ha...ha..ha SUN dari sisi serapan, bagi saya harus jelas ke arah penyerapan lapangan kerja dan menopang link produksi-konsumsi.. sampai hari ini saya belum pernah dengar waktu penerbitan SUN ada public expose soal
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Selamat kepada Pak Kartono Mohamad
Selamat Pak KK, semoga bisa selalu berkarya -- --- regards, Christiono Hendrawan HP : 08128307722 www.birumerah.co.id 2009/6/25 Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id Selamat kepada Pak Kartono Mohamad atas terpilih sebagai Cendekiawan Berdedikasi Kompas 2009 Salam, AH --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.comForum-Pembaca-Kompas%40yahoogroups.com, Agus Hamonangan agushamonan...@... wrote: Oleh : Try Harijono/ Evy Rachmawati http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/06/25/05371343/Kartono.Muhammad.Tak.Lelah.Berteriak KOMPAS.com- Tulisannya kritis dan tajam. Mungkin ada pihak yang tersinggung. Namun, contoh-contoh di lapangan serta data-data yang dipaparkan dalam tulisan itu sulit dibantah. Begitulah dr Kartono Mohamad (70) menulis. Bukan akhir-akhir ini saja ia aktif menulis. Dokter kelahiran Batang, Jawa Tengah 13 Juli 1939 ini sudah menulis untuk Kompas sejak 1972. Tidak kurang dari 234 tulisannya dimuat di Harian Kompas. Isi tulisannya terutama menyangkut persoalan kesehatan dalam arti luas. Selain persoalan kebijakan kesehatan, pelayanan kesehatan, medis, dan obat-obatan, profesi dokter, etika kedokteran dan layanan rumah sakit juga diulasnya. Kartono mampu menjelaskan kepada pembaca, duduk persoalan dari suatu peristiwa secara jernih. Persoalan yang rumit, bisa dipaparkan secara sederhana sehingga mudah dimengerti pembaca. Begitulah Kartono. Cita-citanya sejak awal memang ingin meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara menyeluruh. Menulis sangat membantu pemahaman masyarakat terhadap persoalan-persoalan kesehatan, kata Kartono. Bukan cuma menulis artikel di media massa, Kartono juga menulis sejumlah buku kesehatan, termasuk aspek hukum dan etika profesi kedokteran. Dokter lulusan Universitas Indonesia 1964 ini juga sempat praktek melayani kesehatan masyarakat. Selain itu, ia juga mengajar Etika di Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Jakarta (1992-1996), serta menjadi Redaktur Pelaksana Majalah Ilmu Bedah Ropanasuri, dan Pemimpin Redaksi Majalah Kedokteran Medika. Dokter di TNI Angkatan Laut dengan pangkat terakhir Mayor ini juga aktif di berbagai organisasi, termasuk sempat menjadi Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonedia (PB IDI) 1985-1988. Melalui organisasi, lebih mudah memperjuangkan cita-cita di bidang kesehatan, kata Kartono. Cita-citanya di bidang kesehatan antara lain memberikan perlindungan kepada masyarakat sejak dalam kandungan hingga orang tua (healthy people in every stage of life) serta memberikan perlindungan kesehatan kepada masyarakat di mana pun dia berada (healthy people in healthy places), seperti yang juga diperjuangkan pemerintah Amerika Serikat. Puskesmas dulu tujuannya mulia untuk melindungi kesehatan masyarakat, tapi sekarang bergeser menjadi tempat pengobatan, kata Kartono Mohamad. Memperkuat IDI Salah satu pencapaian bidang kesehatan yang diraih Kartono adalah membenahi organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ketika dia menjadi Ketua Pengurus Besar (PB) IDI 1985-1988. Di bawah kepemimpinannya, struktur organisasi IDI diperkuat sehingga tidak sebatas perkumpulan yang dikelola secara bergantian. Di IDI misalnya, atas gagasannya, dibentuk Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Indonesia (MKEKI). Majelis ini anggotanya dokter-dokter dari berbagai angkatan, berlatar belakang berbagai agama, budaya, etnis dan latar belakang keahlian. Majelis ini secara truktural tidak di bawah Ketua PB IDI, tetapi di bawah Kongres. Karena itu keputusannya bisa obyektif dan bahkan bisa menegur atau menindak tegas ketua umum organisasi bila terbukti melanggar disiplin kedokteran, kata peraih penghargaan Satya Lancana Satya Dharma (1962) dan Satya Lancana Penegah (1970) ini. Selain meletakkan tonggak awal upaya menegakkan etika kedokteran, Kartono juga menggagas pendirian Badan Pembelaan Anggota PB IDI. Setiap dokter yang tengah menghadapi masalah terkait etika kedokteran akan mendapat pendampingan hingga dokter bersangkutan mendapat putusan apakah melanggar etika atau tidak secara adil dan obyektif, ujarnya. Adapun untuk melindungi kepentingan pasien, ia dan jajaran pengurus IDI membuat lembaga pengaduan. Hampir setiap surat keluhan dari masyarakat yang masuk ke PB IDI dijawab sendiri oleh Kartono. Sebagian besar kasus yang diadukan adalah soal komunikasi. Masalah komunikasi antara dokter dan pasien memang masih harus terus ditingkatkan. Namun bila ada dugaan pelanggaran etika kedokteran, saya akan mengajukan ke MKEK untuk diproses lebih lanjut, ujarnya. Di bawah kepemimpinan Kartono, PB IDI juga berani bersuara keras, bahkan kritis terhadap berbagai persoalan kesehatan dan kebijakan pemerintah di bidang kesehatan. Padahal, rezim Orde Baru saat itu sangat represif. Namun kritis Kartono yang disampaikan secara lisan maupun lewat tulisan di media massa, justru membawa berkah bagi pembangunan kesehatan. PB IDI sejak saat itu mulai didengar
Kisruh DPT - Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] KPU, INDRA PILIANG DAN DASMAN DJAMALUDDIN
Kalau berdasarkan DPT 2004, berarti yang memilih di tahun 2004 bisa memilih di tahun 2009. Kenyatannya ada yang tidak bisa memilih. Kalau berdasarkan KTP, berarti yang punya KTP bisa memilih di tahun 2009. Kenyatannya ada yang tidak bisa memilih. Ternyata ada anak umur 10 tahun di KK yang justru dapat panggilan memilih. Kelihatannya Depdagri mengambil data pemilih dari Kartu Keluarga. Tapi kenapa Suami dan Istri bisa kehilangan hak pilih, sementara anak 10 tahun justru dapat hak pilih. Siapa yang salah? Siapa yang tanggung-jawab? Adakah upaya untuk memperbaiki DPT? === Ayo Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits http://media-islam.or.id --- Pada Sel, 23/6/09, y.briya...@yahoo.com y.briya...@yahoo.com menulis: Dari: y.briya...@yahoo.com y.briya...@yahoo.com Topik: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] KPU, INDRA PILIANG DAN DASMAN DJAMALUDDIN Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Tanggal: Selasa, 23 Juni, 2009, 11:41 PM Waduh Mas Suhaimi, saya gak nyinggung2 tentang siapa yang salah. Saya cuma tertarik dengan poin Mas Suhaimi tentang DPT 2009 yang didasarkan pada DPT 2004. Tapi kok masih ada hal2 aneh dan tidak masuk logika jika asumsi tadi benar, seperti contoh yang saya sampaikan. Artinya, KPU tetap meperbarui DPT 2004, entah dengan menambah atau mengurangi. Atau justri Depdagri sendiri yang mengubah DPT 2004 sebelum dirilis ke KPU? riyanto Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Selamat kepada Pak Kartono Mohamad
Saya ikut senang karena pertimbangan KOMPAS pada penilaiannya, tidak ikut menyertakan pertimbangan moralitas yang lazim ada dimasyarakat selagi masa muda seseorang Tidak seperti media Amrik akhir2 ini yang meributkan senator negara bagian South Carolina yang mempunyai affair. Pers Perancis juga tidak meributkan moralitas menyangkut nilai libido presiden2nya. salam sorry, Opung Haniwar Syarif wrote: selamat sobat ku KM ! sol HS At 08:10 AM 25-06-09, you wrote: Selamat kepada Pak Kartono Mohamad atas terpilih sebagai Cendekiawan Berdedikasi Kompas 2009 Salam, AH --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com mailto:Forum-Pembaca-Kompas%40yahoogroups.com, Agus Hamonangan agushamonan...@... wrote: Oleh : Try Harijono/ Evy Rachmawati http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/06/25/05371343/Kartono.Muhammad.Tak.Lelah.Berteriak http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/06/25/05371343/Kartono.Muhammad.Tak.Lelah.Berteriak KOMPAS.com- Tulisannya kritis dan tajam. Mungkin ada pihak yang tersinggung. Namun, contoh-contoh di lapangan serta data-data yang dipaparkan dalam tulisan itu sulit dibantah. Begitulah dr Kartono Mohamad (70) menulis. Bukan akhir-akhir ini saja ia aktif menulis. Dokter kelahiran Batang, Jawa Tengah 13 Juli 1939 ini sudah menulis untuk Kompas sejak 1972. Tidak kurang dari 234 tulisannya dimuat di Harian Kompas. Isi tulisannya terutama menyangkut persoalan kesehatan dalam arti luas. Selain persoalan kebijakan kesehatan, pelayanan kesehatan, medis, dan obat-obatan, profesi dokter, etika kedokteran dan layanan rumah sakit juga diulasnya. Kartono mampu menjelaskan kepada pembaca, duduk persoalan dari suatu peristiwa secara jernih. Persoalan yang rumit, bisa dipaparkan secara sederhana sehingga mudah dimengerti pembaca. Begitulah Kartono. Cita-citanya sejak awal memang ingin meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara menyeluruh. Menulis sangat membantu pemahaman masyarakat terhadap persoalan-persoalan kesehatan, kata Kartono. Bukan cuma menulis artikel di media massa, Kartono juga menulis sejumlah buku kesehatan, termasuk aspek hukum dan etika profesi kedokteran. Dokter lulusan Universitas Indonesia 1964 ini juga sempat praktek melayani kesehatan masyarakat. Selain itu, ia juga mengajar Etika di Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Jakarta (1992-1996), serta menjadi Redaktur Pelaksana Majalah Ilmu Bedah Ropanasuri, dan Pemimpin Redaksi Majalah Kedokteran Medika. Dokter di TNI Angkatan Laut dengan pangkat terakhir Mayor ini juga aktif di berbagai organisasi, termasuk sempat menjadi Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonedia (PB IDI) 1985-1988. Melalui organisasi, lebih mudah memperjuangkan cita-cita di bidang kesehatan, kata Kartono. Cita-citanya di bidang kesehatan antara lain memberikan perlindungan kepada masyarakat sejak dalam kandungan hingga orang tua (healthy people in every stage of life) serta memberikan perlindungan kesehatan kepada masyarakat di mana pun dia berada (healthy people in healthy places), seperti yang juga diperjuangkan pemerintah Amerika Serikat. Puskesmas dulu tujuannya mulia untuk melindungi kesehatan masyarakat, tapi sekarang bergeser menjadi tempat pengobatan, kata Kartono Mohamad. Memperkuat IDI Salah satu pencapaian bidang kesehatan yang diraih Kartono adalah membenahi organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ketika dia menjadi Ketua Pengurus Besar (PB) IDI 1985-1988. Di bawah kepemimpinannya, struktur organisasi IDI diperkuat sehingga tidak sebatas perkumpulan yang dikelola secara bergantian. Di IDI misalnya, atas gagasannya, dibentuk Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Indonesia (MKEKI). Majelis ini anggotanya dokter-dokter dari berbagai angkatan, berlatar belakang berbagai agama, budaya, etnis dan latar belakang keahlian. Majelis ini secara truktural tidak di bawah Ketua PB IDI, tetapi di bawah Kongres. Karena itu keputusannya bisa obyektif dan bahkan bisa menegur atau menindak tegas ketua umum organisasi bila terbukti melanggar disiplin kedokteran, kata peraih penghargaan Satya Lancana Satya Dharma (1962) dan Satya Lancana Penegah (1970) ini. Selain meletakkan tonggak awal upaya menegakkan etika kedokteran, Kartono juga menggagas pendirian Badan Pembelaan Anggota PB IDI. Setiap dokter yang tengah menghadapi masalah terkait etika kedokteran akan mendapat pendampingan hingga dokter bersangkutan mendapat putusan apakah melanggar etika atau tidak secara adil dan obyektif, ujarnya. Adapun untuk melindungi kepentingan pasien, ia dan jajaran pengurus IDI membuat lembaga pengaduan. Hampir setiap surat keluhan dari masyarakat yang masuk ke PB IDI dijawab sendiri oleh Kartono. Sebagian besar kasus yang diadukan adalah soal komunikasi. Masalah komunikasi antara dokter dan pasien memang masih harus terus ditingkatkan.
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Silakan Tuntut Hapuskan, Ujian Nasional Jalan Terus...
Semakin banyak generasi muda Indonesia yang stress dan depresi karena terbebani dengan ujian nasional. Melihat realita sekarang, anak yang berprestasi di kelasnya tidak lulus sekolah karena nilai ujian nasionalnya tidak memenuhi nilai standar yang ditentukan oleh pemerintah, dan dia harus mengikuti ujian lagi ditahun depan. Jika anak tersebut iman dan mentalnya kuat bisa menerima hasil dan kenyataan tersebut, tapi jika anak itu iman dan mentalnya tidak siap menerima hasil UN nya maka yang terjadi adalah Stress dan depresi. Adapun sebaliknya ada anak yang prestasinya di bawah rata-rata kelas tapi dia dapat lulus sekolah karena hasil ujian Nasionalnya memenuhi standar. Dilematis sekali melihat kondisi seperti ini, karena tidaklah adil apabila anak dinyatakan lulus sekolah hanya dengan sebuah Ujian nasional saja. Apakah Para pakar Pendidikan dan pakar psikologi tidak mengkaji kembali mengenai Ujian Nasional yang sudah berjalan sekarang ini - Original Message - From: didi_ambar To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Wednesday, June 24, 2009 2:27 PM Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Silakan Tuntut Hapuskan, Ujian Nasional Jalan Terus... Sya tidak setuju Soal2 UN yang distrandarisasikan u seluruh sekolah di Indonesia. Masalahnya: 1.Kualitas sekolah, baik itu SD sd SMA di Indonesia itu kan tidak sama.Misalnya, SMA swasta dan SMA negeri kualitasnya saja sudah berbeda. contoh lainnya, SMA yang berada di pelosok desa di Papua tentu akan jauh berbeda kualitasnya dengan SMA di jakarta.Maka jangan heran kalau banyak siswa yang tidak lulus. 2.Menurut saya, Jika ingin meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia tidak bisa secara instant langsung dipukul sama rata seperti ini.Sebelumnya perlu ada penyamarataan kualitas pendidikan di seluruh daerah di Indonesia. Misalnya dengan : Fasilitas sekolah yg lengkap,agar mempermudah siswa dlm proses belajarnya, Kualitas guru dan kesejahteraanya ditingkatkan, Biaya sekolah gratis ditingkatkan sampai tingkat SMA,infrastruktur yang kuat, dsb. Hal ini mungkin saja dpt terrealisasi krn anggaran pendidikan kan sudah naik 20%. asalkan bisa memanaj nya dengan baik.Insya Allah bisa diwujudkan. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Cincin Rp 1,9 Miliar untuk Anggota DPR
Kasian banget kalo anggota DPR ga di kasih apa2...padahal mereka dah ngeharapin dari jauh2 hari...Kalo menurut saya kasih aja Piagam Penghargaan yang isinya terima kasih atas kerja keras dan DARMA BAKTINYA he...he.. - Original Message - From: Joena Permata To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Wednesday, June 24, 2009 4:44 PM Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Cincin Rp 1,9 Miliar untuk Anggota DPR Saya setuju dengan bung Joseph dan bung Tabrani, anggota DPR tidak perlu dikasih apa2 karena Gaji mereka sudah berlebihan demikian juga dengan fasilitas yang mereka dapatkan, masih banyak rakyat yang menderita. Lagipula ide darimana seh? tega2nya ngasih kenang2an sampe besar begitu, coba dengan dana yang sebesar itu dibuatkan sekolah untuk anak2 yang tidak mampu atau RSS ( rumah sangat sederhana ) untuk pemulung , pembersih jalan atau penjaga kereta atau siapalah yang betul2 membutuhakan, jadi tidak ada lagi yang tinggal dikolong jembatan atau digerobak2. tabik ajpw
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Selamat kepada Pak Kartono Mohamad
Sebuah kabar yang menyenangkan. Selamat ya Pak sorry one liner --- Pada Kam, 25/6/09, Haniwar Syarif haniwarsya...@yahoo.co.id menulis: Dari: Haniwar Syarif haniwarsya...@yahoo.co.id Topik: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Selamat kepada Pak Kartono Mohamad Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 25 Juni, 2009, 8:12 AM selamat sobat ku KM ! sol HS At 08:10 AM 25-06-09, you wrote: Selamat kepada Pak Kartono Mohamad atas terpilih sebagai Cendekiawan Berdedikasi Kompas 2009 Salam, AH --- In Forum-Pembaca- kom...@yahoogrou ps.com, Agus Hamonangan agushamonangan@ ... wrote: Oleh : Try Harijono/ Evy Rachmawati http://nasional. kompas.com/ read/xml/ 2009/06/25/ 05371343/ Kartono.Muhammad .Tak.Lelah. Berteriak KOMPAS.com- Tulisannya kritis dan tajam. Mungkin ada pihak yang tersinggung. Namun, contoh-contoh di lapangan serta data-data yang dipaparkan dalam tulisan itu sulit dibantah. Begitulah dr Kartono Mohamad (70) menulis. Bukan akhir-akhir ini saja ia aktif menulis. Dokter kelahiran Batang, Jawa Tengah 13 Juli 1939 ini sudah menulis untuk Kompas sejak 1972. Tidak kurang dari 234 tulisannya dimuat di Harian Kompas. Isi tulisannya terutama menyangkut persoalan kesehatan dalam arti luas. Selain persoalan kebijakan kesehatan, pelayanan kesehatan, medis, dan obat-obatan, profesi dokter, etika kedokteran dan layanan rumah sakit juga diulasnya. Kartono mampu menjelaskan kepada pembaca, duduk persoalan dari suatu peristiwa secara jernih. Persoalan yang rumit, bisa dipaparkan secara sederhana sehingga mudah dimengerti pembaca. Begitulah Kartono. Cita-citanya sejak awal memang ingin meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara menyeluruh. Menulis sangat membantu pemahaman masyarakat terhadap persoalan-persoalan kesehatan, kata Kartono. Bukan cuma menulis artikel di media massa, Kartono juga menulis sejumlah buku kesehatan, termasuk aspek hukum dan etika profesi kedokteran. Dokter lulusan Universitas Indonesia 1964 ini juga sempat praktek melayani kesehatan masyarakat. Selain itu, ia juga mengajar Etika di Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Jakarta (1992-1996), serta menjadi Redaktur Pelaksana Majalah Ilmu Bedah Ropanasuri, dan Pemimpin Redaksi Majalah Kedokteran Medika. Dokter di TNI Angkatan Laut dengan pangkat terakhir Mayor ini juga aktif di berbagai organisasi, termasuk sempat menjadi Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonedia (PB IDI) 1985-1988. Melalui organisasi, lebih mudah memperjuangkan cita-cita di bidang kesehatan, kata Kartono. Cita-citanya di bidang kesehatan antara lain memberikan perlindungan kepada masyarakat sejak dalam kandungan hingga orang tua (healthy people in every stage of life) serta memberikan perlindungan kesehatan kepada masyarakat di mana pun dia berada (healthy people in healthy places), seperti yang juga diperjuangkan pemerintah Amerika Serikat. Puskesmas dulu tujuannya mulia untuk melindungi kesehatan masyarakat, tapi sekarang bergeser menjadi tempat pengobatan, kata Kartono Mohamad. Memperkuat IDI Salah satu pencapaian bidang kesehatan yang diraih Kartono adalah membenahi organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ketika dia menjadi Ketua Pengurus Besar (PB) IDI 1985-1988. Di bawah kepemimpinannya, struktur organisasi IDI diperkuat sehingga tidak sebatas perkumpulan yang dikelola secara bergantian. Di IDI misalnya, atas gagasannya, dibentuk Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Indonesia (MKEKI). Majelis ini anggotanya dokter-dokter dari berbagai angkatan, berlatar belakang berbagai agama, budaya, etnis dan latar belakang keahlian. Majelis ini secara truktural tidak di bawah Ketua PB IDI, tetapi di bawah Kongres. Karena itu keputusannya bisa obyektif dan bahkan bisa menegur atau menindak tegas ketua umum organisasi bila terbukti melanggar disiplin kedokteran, kata peraih penghargaan Satya Lancana Satya Dharma (1962) dan Satya Lancana Penegah (1970) ini. Selain meletakkan tonggak awal upaya menegakkan etika kedokteran, Kartono juga menggagas pendirian Badan Pembelaan Anggota PB IDI. Setiap dokter yang tengah menghadapi masalah terkait etika kedokteran akan mendapat pendampingan hingga dokter bersangkutan mendapat putusan apakah melanggar etika atau tidak secara adil dan obyektif, ujarnya. Adapun untuk melindungi kepentingan pasien, ia dan jajaran pengurus IDI membuat lembaga pengaduan. Hampir setiap surat keluhan dari masyarakat yang masuk ke PB IDI dijawab sendiri oleh Kartono. Sebagian besar kasus yang diadukan adalah soal komunikasi. Masalah komunikasi antara dokter dan pasien memang masih harus terus ditingkatkan. Namun bila ada dugaan pelanggaran etika kedokteran, saya akan mengajukan ke MKEK untuk diproses lebih lanjut, ujarnya. Di bawah kepemimpinan Kartono, PB IDI juga berani bersuara keras,
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Sepeda Motor Bakal Bisa Melaju di Jalan Tol
ngayal dulu akh...lagi asik naek motor di tol...kecepatan standar antara 70 s/d 80 kpj.jarak dengan motor di depan ideal 8 metermendadak helm motor di depan lepas karena tidak diikatapa yang terjadi?? ngayal lagidengan kecepatan yang sama seperti diatas, tiba2 motor di depan bannya bocor sehingga oleng.. apa yang terjadi?? hilang keseimbangan atau nuntun motornya nyari tukang tambal ban...lha deretan motor di belakangnya piye?? ngayal lagi akh.musim hujan.motor di depan gas poll dan tidak bisa menguasai keadaan sehingga tergelincir...apa efeknya untuk pengendara di belakang?? sebenarnya isu kendaraan roda dua akan diijinkan masuk tol sudah lama, sekitar tahun 2006 saya pernah diberi bocoran pPDG motor built up kalo di tahun 2010 akan diijinkan masuk tol, *tapi* hanya yang bermesin mi nimal 750 cc alias hanya moge saja...sudahlah, ndak usah masuk tol juga kita pengendara roda dua dah adem ayem 2009/6/24 Asep Kurniawan ask...@yahoo.com Harus diakui, masih banyak pengguna jalan yang bersikap seenaknya. Pengendara motor seringkali seenaknya naik ke trotoar atau berjalan melawan arus kendaraan. Pengendara mobil seringkali terlihat parkir di atas trotoar atau parkir di tempat yang jelas2 dilarang stop/parkir atau di dekat lampu lalu lintas. Kendaraan umum seringkali berhenti seenaknya di tengah jalan untuk menurunkan/menaikkan penumpang. Para pejalan kaki seringkali memaksa menyeberang saat lampu lalu lintas untuk kendaraan masih berwarna hijau. Daripada ribut, mending member FPK menginisiasi gerakan tertib lalu lintas. Perspektifnya bukan semata penegakan disiplin, tetapi menghormati hak orang lain: Jika berkendara atau parkir di atas trotoar, berarti kita sudah mengambil hak pejalan kaki. Jika menyeberang jalan saat lampu untuk kendaraan masih hijau atau tidak di jembatan penyeberangan, maka kita sudah mengambil hak para pengendara kendaraan. Dst. Caranya bisa lewat stiker, pin atau media lain yang dibuat dengan kata-kata dan desain kreatif. Salam,
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Debat capres 2 : hasil kerja SBY 20.000 rupiah
Ketika dulu diperkuliahan tidak pernah kami diperbolehkan buka buku apalagi menyontek. Malahan semua kertas utk hitung2 turut dikumpulkan. Pakai kalkulator saja tidak diperbolehkan apalagi menyontek. Ini pengalaman ketika menghadapi perkuliahan. Ketika ujian Mekanika, Arsitektur, Kimia, Matematik, Mesin, Analisa numerik, Fisika dan lain-lain tidak pernah kami diperkenankan untuk buka buku. Tapi ini pengalaman saya. Mungkin ada sedikit perbedaan dengan pengalaman bapak ketika duduk diperkuliahan. Kembali lagi soal debat.Apakah dalam ssebuah debat dibutuhkan kertas contekan ? Saya kira tidak perlu. Debat berbeda dengan berpidato. Jika suasananya berpidato, mungkin dibutuhkan catatan kecil sebagai penggambaran apa yang hendak disampaikan. A Apalagi debat untuk calon presiden. Menurut pendapatku tidak dibutuhkan kertas contekan. Soalnya seluruh pertanyaan yang disampaikan oleh moderator merupakan pertanyaan umum. Jadi tidak dibutuhkan kertas contekan. Yang sangat dibutuhkan adalah,bagaimana para capres dan cawapres bisa menterjemahkan pertanyaan moderator untuk disampaikan ke pemilih. Jadi semua calon presiden dan calon wakil presiden mempersiapkan dirinya sebaik-baiknya dalam berdebat. Jika calon presiden dan calon waki presiden cuma membaca teks lebih baik tidak usah mengikuti perdebatan atau mencalonkan diri sebagai calon presiden dan wakil presiden. Kembali lagi soal data, ketika debat kedua, moderator memperlihatkan berbagai data dalam tampilan video untuk menvisualisasikan pertanyaan moderator. Jadi menurutku debat capres dan cawapresnya sebaiknya ditiadakan saja. --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Tunjung Utomo tjthelea...@... wrote: Aneh,kok malah yg dipermasalahkan contekannya.Tampaknya itulah masalah anda. Yang pertama tidak semua ujian tidak boleh mencontek,kalau anda kuliah di jurusan/fakultas teknik contohnya,maka justru 70% ujian adalah bersifat open book alias wajib mencontek.Kenapa demikian,karena yg ditekankan dalam ujian tersebut adalah kemampuan menganalisa satu persoalan lalu memilih satu atau beberapa rumus dan formula dari contekan yg anda bawa untuk bisa digunakan menyelesaikan persoalan tersebut,bukan kemampuan hafalan.Pun begitu tidak berarti kita tidak perlu belajar dalam menghadapi ujian itu,karena rumus serta formula yg ada didalam literatur sangat banyak hingga hampir mustahil dihafal,kita belajar untuk memahami rumus mana digunakan dalam situasi apa,kalau anda tidak belajar membawa contekan sebanyak apapun tidak ada gunanya. Jika kita lihat apa yg dilakukan Boediono,membawa 'contekan' itu justru menunjukkan aksioma dasar seorang yang lama berkecimpung di dunia akademik.Ia menyiapkan beberapa data penting yang sekiranya diperlukan untuk dapat memberikan jawaban yang tepat dari satu pertanyaan yg membutuhkan jawaban panjang. Lebih dari itu,saya tidak bisa menyalahkan Boediono,Wiranto atau Prabowo yang seolah cuma berpidato bersama-sama dalam sebuah acara bertajuk Debat,setting acara yang bancilah yang patut disalahkan.Timetable acara terlalu kaku dan diselingi terlalu banyak jeda iklan,dan yg lebih mendasar lagi adalah mindset penyelenggara bahwa debat itu buruk menjadi akar membosankannya acara.
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Boediono : Laju sang Monetaris untuk RI 2
Karir Doktor Boediono, lelaki kelahiran Blitar, Jawa Timur pada 25 Februari 1943, yang dijuluki `pemadam kebakaran' itu layaknya bola salju. Selepas reformasi yang menurunkan kepemimpinan Presiden Soeharto, laju karir pria kalem dengan aksen jawa yang cukup kental ini terus meroket. Berawal dari pengajar di Universitas Gadjah Mada, terus menggelinding menuju calon wakil presiden di republik ini mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono dalam pemilu presiden pada 8 Juli mendatang. Pria yang menjabat Gubernur Bank Indonesia sebelum mengundurkan diri untuk berkompetisi dalam pemilihan presiden itu tampaknya memang telah menjadi pilihan mati SBY. Meski partai koalisi Demokrat seperti PKS, PPP, PAN dan PKB sempat mempertanyakan, dan sempat menunda kontrak politiknya, namun SBY tetap nekat memilih menjadikan sang `pemadam kebakaran' menjadi wakil presidennya. Sehingga kini, pria kalem yang seringkali dinilai mampu meredam `panasnya' suasana ekonomi kini diuji juga untuk mendinginkan suasana politik yang akan dihadapi. Sebab menjadi menjadi wakil presiden merupakan jabatan yang sangat politis dimana tidak hanya berhubungan dengan birokrasi tapi juga berhubungan dengan partai-partai politik. Karir Boediono Dosen dan menjadi pengajar merupakan batu pijakan dalam karirnya, hingga dia tak bisa melupakannya. Meski pria yang menyukai masakan Jawa Timuran tersebut memperoleh jabatan tinggi namun ia tetap menggeluti dunia pendidikan dan mengabdikan dirinya untuk mengajar. Seolah-olah dunia pendidikan merupakan jabatan abadi yang diembannya. Dalam dunia akademis, tentu saja Guru Besar Fakultas Ekonomi UGM sangat dikenal. Buku-buku yang ditulisnya seperti pengantar ekonomi makro menjadi buku wajib para mahasiswa fakultas ekonomi di Indonesia hampir dari dua dekade lalu hingga saat ini. Pria dengan berkacamata itu melakukan pengembaraan intelektualnya di luar negeri. Setelah menyelesaikan gelar pendidikan S1 (Bachelor of Economics (Hons)) dari Universitas Western Australia pada tahun 1967, pria yang dikenal pintar tersebut melanjutkan gelar Master of Economics diperoleh dari Universitas Monash pada 1972. Kemudian pada tahun 1979, ia mendapatkan gelar S3 (Ph.D) dalam bidang ekonomi dari salah satu sekolah ekonomi terkemuka Wharton School, Universitas Pennsylvania AS. Di Birokrasi, hampir semua jabatan menteri negara untuk urusan perekonomian pernah dipegangnya. Boediono semasa pemerintah Orde Baru (1988-1993) menjabat sebagai Deputi Ketua Bidang Fiskal dan Moneter Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Pada 1993-1998, ia diangkat menjadi direktur (sekarang setingkat Deputi Gubernur) di Bank Indonesia. Ketika kepemimpinan Orde Baru runtuh, karirnya semakin justru cemerlang. Pada masa kepemimpinan Presiden BJ Habibie, Boediono dipilih menjadi Menteri Negara Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas pada Kabinet Reformasi Pembangunan (1998-1999). Pada masa pemerintahan Megawati, Boediono dipercaya untuk menduduki menteri keuangan dalam Kabinet Gotong Royong (2001-2004). Ketika, SBY menang dalam pemilihan presiden 2004 mengalahkan Megawati, dikabarkan, Boediono kembali dipercaya untuk memegang menteri di jajaran perekonomian, namun ia menolaknya. Namun demikian, namanya kembali ke panggung pemerintahan ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan perombakan (reshuffle) kabinet pada 5 Desember 2005 dan memintanya menjabat sebagai menteri di Kabinet Indonesia Bersatu yang kali ini tidak ia tolak. Presiden menempatkan Boediono menjadi Menteri Koordinator Perekonomian menggantikan Aburizal Bakrie yang digeser menjadi Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat. Reputasi Boediono ketika menjalankan tugas di era Megawati konon yang menjadi daya tariknya. BussinessWeek, majalah asal AS terbitan McGraw-Hill, mengatakan pria kelahiran Blitar Jawa Timur tersebut telah membuat Indonesia kembali kepada jalan pertumbuhan ekonomi. Kinerja Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada (UGM) tersebut, menurut BussinessWeek kala itu, telah membuat rupiah mampu menguat, meningkatkan cadangan devisa, menurunkan tingkat pelarian modal, dan memacu pertumbuhan ekonomi menjadi empat persen. Terima kasih pada Boediono, negara ini (Indonesia) tidak lagi berada dalam jalur krisis dan memiliki kesempatan untuk menyembuhkan penyakit yang kronis, tulis BussinesWeek dalam reviewnya kepada Boediono Juni 2003, ketika memberikan penghargaan sebagai salah satu menteri keuangan terbaik Asia atau Bintang Asia. Kepercayaan SBY semakin kuat ketika pasar bereaksi positif ketika Boediono baru saja diangkat menjadi menteri perekonomian layaknya tangan-tangan tak terlihat. Indeks kala itu menguat 19,926 poin dan rupiah menguat ke level di bawah Rp10.000 per dolar AS. Beberapa media menyebutkan hal itu merupakan respon kepercayaan pasar atas reputasi Boediono. Tidak hanya itu, kepercayaan SBY terhadap pria yang juga dikenal sebagai mister paket (karena sering
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Selamat kepada Pak Kartono Mohamad
Selamat untuk Pak Kartono ... Sukses terus ya pak! Salam, Santi Pudjo. --- On Wed, 6/24/09, Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id wrote: From: Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Selamat kepada Pak Kartono Mohamad To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Wednesday, June 24, 2009, 8:10 PM Selamat kepada Pak Kartono Mohamad atas terpilih sebagai Cendekiawan Berdedikasi Kompas 2009 Salam, AH --- In Forum-Pembaca- kom...@yahoogrou ps.com, Agus Hamonangan agushamonangan@ ... wrote: Oleh : Try Harijono/ Evy Rachmawati http://nasional. kompas.com/ read/xml/ 2009/06/25/ 05371343/ Kartono.Muhammad .Tak.Lelah. Berteriak KOMPAS.com- Tulisannya kritis dan tajam. Mungkin ada pihak yang tersinggung. Namun, contoh-contoh di lapangan serta data-data yang dipaparkan dalam tulisan itu sulit dibantah. Begitulah dr Kartono Mohamad (70) menulis. Bukan akhir-akhir ini saja ia aktif menulis. Dokter kelahiran Batang, Jawa Tengah 13 Juli 1939 ini sudah menulis untuk Kompas sejak 1972. Tidak kurang dari 234 tulisannya dimuat di Harian Kompas. Isi tulisannya terutama menyangkut persoalan kesehatan dalam arti luas. Selain persoalan kebijakan kesehatan, pelayanan kesehatan, medis, dan obat-obatan, profesi dokter, etika kedokteran dan layanan rumah sakit juga diulasnya. Kartono mampu menjelaskan kepada pembaca, duduk persoalan dari suatu peristiwa secara jernih. Persoalan yang rumit, bisa dipaparkan secara sederhana sehingga mudah dimengerti pembaca. Begitulah Kartono. Cita-citanya sejak awal memang ingin meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara menyeluruh. Menulis sangat membantu pemahaman masyarakat terhadap persoalan-persoalan kesehatan, kata Kartono. Bukan cuma menulis artikel di media massa, Kartono juga menulis sejumlah buku kesehatan, termasuk aspek hukum dan etika profesi kedokteran. Dokter lulusan Universitas Indonesia 1964 ini juga sempat praktek melayani kesehatan masyarakat. Selain itu, ia juga mengajar Etika di Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Jakarta (1992-1996), serta menjadi Redaktur Pelaksana Majalah Ilmu Bedah Ropanasuri, dan Pemimpin Redaksi Majalah Kedokteran Medika. Dokter di TNI Angkatan Laut dengan pangkat terakhir Mayor ini juga aktif di berbagai organisasi, termasuk sempat menjadi Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonedia (PB IDI) 1985-1988. Melalui organisasi, lebih mudah memperjuangkan cita-cita di bidang kesehatan, kata Kartono. Cita-citanya di bidang kesehatan antara lain memberikan perlindungan kepada masyarakat sejak dalam kandungan hingga orang tua (healthy people in every stage of life) serta memberikan perlindungan kesehatan kepada masyarakat di mana pun dia berada (healthy people in healthy places), seperti yang juga diperjuangkan pemerintah Amerika Serikat. Puskesmas dulu tujuannya mulia untuk melindungi kesehatan masyarakat, tapi sekarang bergeser menjadi tempat pengobatan, kata Kartono Mohamad. Memperkuat IDI Salah satu pencapaian bidang kesehatan yang diraih Kartono adalah membenahi organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ketika dia menjadi Ketua Pengurus Besar (PB) IDI 1985-1988. Di bawah kepemimpinannya, struktur organisasi IDI diperkuat sehingga tidak sebatas perkumpulan yang dikelola secara bergantian. Di IDI misalnya, atas gagasannya, dibentuk Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Indonesia (MKEKI). Majelis ini anggotanya dokter-dokter dari berbagai angkatan, berlatar belakang berbagai agama, budaya, etnis dan latar belakang keahlian. Majelis ini secara truktural tidak di bawah Ketua PB IDI, tetapi di bawah Kongres. Karena itu keputusannya bisa obyektif dan bahkan bisa menegur atau menindak tegas ketua umum organisasi bila terbukti melanggar disiplin kedokteran, kata peraih penghargaan Satya Lancana Satya Dharma (1962) dan Satya Lancana Penegah (1970) ini. Selain meletakkan tonggak awal upaya menegakkan etika kedokteran, Kartono juga menggagas pendirian Badan Pembelaan Anggota PB IDI. Setiap dokter yang tengah menghadapi masalah terkait etika kedokteran akan mendapat pendampingan hingga dokter bersangkutan mendapat putusan apakah melanggar etika atau tidak secara adil dan obyektif, ujarnya. Adapun untuk melindungi kepentingan pasien, ia dan jajaran pengurus IDI membuat lembaga pengaduan. Hampir setiap surat keluhan dari masyarakat yang masuk ke PB IDI dijawab sendiri oleh Kartono. Sebagian besar kasus yang diadukan adalah soal komunikasi. Masalah komunikasi antara dokter dan pasien memang masih harus terus ditingkatkan. Namun bila ada dugaan pelanggaran etika kedokteran, saya akan mengajukan ke MKEK untuk diproses lebih lanjut, ujarnya. Di bawah kepemimpinan Kartono, PB IDI juga berani bersuara keras, bahkan kritis terhadap berbagai persoalan kesehatan dan kebijakan pemerintah di bidang kesehatan. Padahal, rezim Orde Baru saat itu sangat represif. Namun
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Selamat kepada Pak Kartono Mohamad
Selamat Pak KM...semoga terus berbagi ilmu dan kekritisannya bagi kami... sol riyanto Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id Date: Thu, 25 Jun 2009 01:10:42 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Selamat kepada Pak Kartono Mohamad Selamat kepada Pak Kartono Mohamad atas terpilih sebagai Cendekiawan Berdedikasi Kompas 2009 Salam, AH --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan agushamonan...@... wrote: Oleh : Try Harijono/ Evy Rachmawati http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/06/25/05371343/Kartono.Muhammad.Tak.Lelah.Berteriak KOMPAS.com- Tulisannya kritis dan tajam. Mungkin ada pihak yang tersinggung. Namun, contoh-contoh di lapangan serta data-data yang dipaparkan dalam tulisan itu sulit dibantah. Begitulah dr Kartono Mohamad (70) menulis. Bukan akhir-akhir ini saja ia aktif menulis. Dokter kelahiran Batang, Jawa Tengah 13 Juli 1939 ini sudah menulis untuk Kompas sejak 1972. Tidak kurang dari 234 tulisannya dimuat di Harian Kompas. Isi tulisannya terutama menyangkut persoalan kesehatan dalam arti luas. Selain persoalan kebijakan kesehatan, pelayanan kesehatan, medis, dan obat-obatan, profesi dokter, etika kedokteran dan layanan rumah sakit juga diulasnya. Kartono mampu menjelaskan kepada pembaca, duduk persoalan dari suatu peristiwa secara jernih. Persoalan yang rumit, bisa dipaparkan secara sederhana sehingga mudah dimengerti pembaca. Begitulah Kartono. Cita-citanya sejak awal memang ingin meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara menyeluruh. Menulis sangat membantu pemahaman masyarakat terhadap persoalan-persoalan kesehatan, kata Kartono. Bukan cuma menulis artikel di media massa, Kartono juga menulis sejumlah buku kesehatan, termasuk aspek hukum dan etika profesi kedokteran. Dokter lulusan Universitas Indonesia 1964 ini juga sempat praktek melayani kesehatan masyarakat. Selain itu, ia juga mengajar Etika di Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Jakarta (1992-1996), serta menjadi Redaktur Pelaksana Majalah Ilmu Bedah Ropanasuri, dan Pemimpin Redaksi Majalah Kedokteran Medika. Dokter di TNI Angkatan Laut dengan pangkat terakhir Mayor ini juga aktif di berbagai organisasi, termasuk sempat menjadi Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonedia (PB IDI) 1985-1988. Melalui organisasi, lebih mudah memperjuangkan cita-cita di bidang kesehatan, kata Kartono. Cita-citanya di bidang kesehatan antara lain memberikan perlindungan kepada masyarakat sejak dalam kandungan hingga orang tua (healthy people in every stage of life) serta memberikan perlindungan kesehatan kepada masyarakat di mana pun dia berada (healthy people in healthy places), seperti yang juga diperjuangkan pemerintah Amerika Serikat. Puskesmas dulu tujuannya mulia untuk melindungi kesehatan masyarakat, tapi sekarang bergeser menjadi tempat pengobatan, kata Kartono Mohamad. Memperkuat IDI Salah satu pencapaian bidang kesehatan yang diraih Kartono adalah membenahi organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ketika dia menjadi Ketua Pengurus Besar (PB) IDI 1985-1988. Di bawah kepemimpinannya, struktur organisasi IDI diperkuat sehingga tidak sebatas perkumpulan yang dikelola secara bergantian. Di IDI misalnya, atas gagasannya, dibentuk Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Indonesia (MKEKI). Majelis ini anggotanya dokter-dokter dari berbagai angkatan, berlatar belakang berbagai agama, budaya, etnis dan latar belakang keahlian. Majelis ini secara truktural tidak di bawah Ketua PB IDI, tetapi di bawah Kongres. Karena itu keputusannya bisa obyektif dan bahkan bisa menegur atau menindak tegas ketua umum organisasi bila terbukti melanggar disiplin kedokteran, kata peraih penghargaan Satya Lancana Satya Dharma (1962) dan Satya Lancana Penegah (1970) ini. Selain meletakkan tonggak awal upaya menegakkan etika kedokteran, Kartono juga menggagas pendirian Badan Pembelaan Anggota PB IDI. Setiap dokter yang tengah menghadapi masalah terkait etika kedokteran akan mendapat pendampingan hingga dokter bersangkutan mendapat putusan apakah melanggar etika atau tidak secara adil dan obyektif, ujarnya. Adapun untuk melindungi kepentingan pasien, ia dan jajaran pengurus IDI membuat lembaga pengaduan. Hampir setiap surat keluhan dari masyarakat yang masuk ke PB IDI dijawab sendiri oleh Kartono. Sebagian besar kasus yang diadukan adalah soal komunikasi. Masalah komunikasi antara dokter dan pasien memang masih harus terus ditingkatkan. Namun bila ada dugaan pelanggaran etika kedokteran, saya akan mengajukan ke MKEK untuk diproses lebih lanjut, ujarnya. Di bawah kepemimpinan Kartono, PB IDI juga berani bersuara keras, bahkan kritis terhadap berbagai persoalan kesehatan dan kebijakan pemerintah di bidang kesehatan. Padahal, rezim Orde Baru saat itu sangat represif. Namun kritis
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Muter, Es Puter, Mano dan kita yang muter
Muter, Es Puter, Mano dan kita yang muter. (Antara muter-muter, Es Puter, Mano dan kita yang berputer muncullah drama buat ditonton. Seandainya dunia ini panggung ketoprak, maka kita semua ikut berputer dalam partisipasi, Such is life! - bukan dari Shakespeare) Kini kisah derita-nya Mano sudah dipersiapkan buat layar tv siapa tahu juga layar putih nantinya Seandainya dibuat film, sutradara - Garin Nugroho sebagai Mano - dirinya sendiri Ibu - Christine Hakim Prince from Kelantan, Malaysia - Who? FBI agent - Chuck Norris Music - Oma dan Inul dkk dan sebagainya... Semestinya begitu pulang ke Indonesia, Mano dan Ibu langsung lapor Polisi, Pengadilan, cari RS dan pengacara buat membahas masalahnya. Herannya mereka malah sibuk di depan camera, berbagai media dan berita, hingga Mano (menurut media asing) menjadi satu diantara seratus wanita Indonesia yang terkenal atau Very Interesting Person (VIP) Sementara itu mereka juga sibuk menyalahkan orang lain termasuk KBRI dan Dubes Indonesia di Malaysia. Apakah yang dilakukannya setelah visum? Kini diam-diam Mano sudah jadi bintang dan kita tinggal tunggu kapan tanggal main pertunjukannya... Seharusnya kan mereka ini menyelesaikan dulu masalah keluarganya, keadilan dan kebenaran atas apa yang terjadi di Istana Kelantan, Malaysia? Ini penting sekali buat kredibilitas mereka, harga diri kita sebagai bangsa dan kehormatan manusia (HAM). Just Do It, bukan Jas dan Duit yang dicari dear Mano and Mum! Kalau Pangeran Kelantan ini bisa dituntut di pengadilan (dimana saja) lantas di hukum penjara, didenda, bayar ganti rugi dan sebagainya, orang di Malaysia kan bakal berpikir 3 kali sebelum berbuat! Sehingga tak terjadi Mano-Mano yang lain Kalau Mano dan Ibu tak mau serius, siapa sih di Malaysia yang mau menanggapi kita secara benar-benar! Mereka bakal bilang Apa kataku, orang Indon kan begitulah rupanya? Jangan salahkan mereka deh! Nampaknya lebih penting jadi bintang di langit, bukan main Mak! Moral nampaknya sudah tenggelam dalam lumpur dunia materialistik yang semakin materialistik. Sisanya cuma deru campur debu, who cares? Salam dan nikmatilah Es Puter :=)) Las Access Yahoo!7 Mail on your mobile. Anytime. Anywhere. Show me how: http://au.mobile.yahoo.com/mail
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Kartono Mohamad Tak Lelah Berteriak
Dan saya juga berterima kasih sekali kepada beliau yang sudah membantu (sangat membantu) pemantauan Komnas HAM baru-baru ini. Beliau bersedia langsung diajak berdiskusi tanpa banyak prosedur, tanpa pamrih apapun. Susah nyari orang sekelas beliau dengan prinsip seperti beliau saat ini. Rima --- On Thu, 6/25/09, Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id wrote: From: Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Kartono Muhammad Tak Lelah Berteriak To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Thursday, June 25, 2009, 7:57 AM Oleh : Try Harijono/ Evy Rachmawati http://nasional. kompas.com/ read/xml/ 2009/06/25/ 05371343/ Kartono.Muhammad .Tak.Lelah. Berteriak KOMPAS.com- Tulisannya kritis dan tajam. Mungkin ada pihak yang tersinggung. Namun, contoh-contoh di lapangan serta data-data yang dipaparkan dalam tulisan itu sulit dibantah. Begitulah dr Kartono Mohamad (70) menulis. Bukan akhir-akhir ini saja ia aktif menulis. Dokter kelahiran Batang, Jawa Tengah 13 Juli 1939 ini sudah menulis untuk Kompas sejak 1972. Tidak kurang dari 234 tulisannya dimuat di Harian Kompas. Isi tulisannya terutama menyangkut persoalan kesehatan dalam arti luas. Selain persoalan kebijakan kesehatan, pelayanan kesehatan, medis, dan obat-obatan, profesi dokter, etika kedokteran dan layanan rumah sakit juga diulasnya. Kartono mampu menjelaskan kepada pembaca, duduk persoalan dari suatu peristiwa secara jernih. Persoalan yang rumit, bisa dipaparkan secara sederhana sehingga mudah dimengerti pembaca. Begitulah Kartono. Cita-citanya sejak awal memang ingin meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara menyeluruh. Menulis sangat membantu pemahaman masyarakat terhadap persoalan-persoalan kesehatan, kata Kartono. Bukan cuma menulis artikel di media massa, Kartono juga menulis sejumlah buku kesehatan, termasuk aspek hukum dan etika profesi kedokteran. Dokter lulusan Universitas Indonesia 1964 ini juga sempat praktek melayani kesehatan masyarakat. Selain itu, ia juga mengajar Etika di Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Jakarta (1992-1996), serta menjadi Redaktur Pelaksana Majalah Ilmu Bedah Ropanasuri, dan Pemimpin Redaksi Majalah Kedokteran Medika. Dokter di TNI Angkatan Laut dengan pangkat terakhir Mayor ini juga aktif di berbagai organisasi, termasuk sempat menjadi Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonedia (PB IDI) 1985-1988. Melalui organisasi, lebih mudah memperjuangkan cita-cita di bidang kesehatan, kata Kartono. Cita-citanya di bidang kesehatan antara lain memberikan perlindungan kepada masyarakat sejak dalam kandungan hingga orang tua (healthy people in every stage of life) serta memberikan perlindungan kesehatan kepada masyarakat di mana pun dia berada (healthy people in healthy places), seperti yang juga diperjuangkan pemerintah Amerika Serikat. Puskesmas dulu tujuannya mulia untuk melindungi kesehatan masyarakat, tapi sekarang bergeser menjadi tempat pengobatan, kata Kartono Mohamad. Memperkuat IDI Salah satu pencapaian bidang kesehatan yang diraih Kartono adalah membenahi organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ketika dia menjadi Ketua Pengurus Besar (PB) IDI 1985-1988. Di bawah kepemimpinannya, struktur organisasi IDI diperkuat sehingga tidak sebatas perkumpulan yang dikelola secara bergantian. Di IDI misalnya, atas gagasannya, dibentuk Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Indonesia (MKEKI). Majelis ini anggotanya dokter-dokter dari berbagai angkatan, berlatar belakang berbagai agama, budaya, etnis dan latar belakang keahlian. Majelis ini secara truktural tidak di bawah Ketua PB IDI, tetapi di bawah Kongres. Karena itu keputusannya bisa obyektif dan bahkan bisa menegur atau menindak tegas ketua umum organisasi bila terbukti melanggar disiplin kedokteran, kata peraih penghargaan Satya Lancana Satya Dharma (1962) dan Satya Lancana Penegah (1970) ini. Selain meletakkan tonggak awal upaya menegakkan etika kedokteran, Kartono juga menggagas pendirian Badan Pembelaan Anggota PB IDI. Setiap dokter yang tengah menghadapi masalah terkait etika kedokteran akan mendapat pendampingan hingga dokter bersangkutan mendapat putusan apakah melanggar etika atau tidak secara adil dan obyektif, ujarnya. Adapun untuk melindungi kepentingan pasien, ia dan jajaran pengurus IDI membuat lembaga pengaduan. Hampir setiap surat keluhan dari masyarakat yang masuk ke PB IDI dijawab sendiri oleh Kartono. Sebagian besar kasus yang diadukan adalah soal komunikasi. Masalah komunikasi antara dokter dan pasien memang masih harus terus ditingkatkan. Namun bila ada dugaan pelanggaran etika kedokteran, saya akan mengajukan ke MKEK untuk diproses lebih lanjut, ujarnya. Di bawah kepemimpinan Kartono, PB IDI juga berani bersuara keras, bahkan kritis terhadap berbagai persoalan kesehatan dan kebijakan pemerintah di bidang kesehatan. Padahal, rezim Orde Baru saat itu sangat represif. Namun kritis Kartono yang disampaikan secara lisan maupun lewat tulisan di
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Silakan Tuntut Hapuskan, Ujian Nasional Jalan Terus...
Begini, Pak Diknas sudah membuat kisi2 ttg materi sekolah utk tiap jenjang sekolah yg disebut KURIKULUM NASIONAL. Sementara...di Indonesia ada bbrp system yg dianut oleh sekolah. 1. Sekolah negeri : tentu sj akan berdasarkan kurikulum nasional. 2. Sekolah swasta biasa : berbasis kurikulum nasional persis dgn sekolah negeri dlm penerapannya tp berbeda dlm fasilitas yg disediakan. 3. Sekolah swasta nasional plus. Sekolah ini berdasarkan kurikulum nasional tp dikembangkan dgn berbagai system dari luar negeri. Tp tidak bisa mengeluarkan sertifikat/ijasah bertaraf/lgsg bs diterima scr Internasional. 4. Sekolah Internasional berbasis kurikulum nasional. Sekolah ini memakai system belajar mengajar berbasis kurikulum nasional tp bisa mengeluarkan ijasah internasional. 5. Sekolah Internasional murni. Sekolah ini, tidak mengacu pd kurikulum nasional. Murni mengacu pd system negara yg menjadi kiblat pendidikan mrk. Ada yg ke Amerika, inggris, Singapure atau Australia. No 1-4 akan mengikuti peraturan diknas dlm materi kurikulum termasuk UN. Tapi no 5 sama sekali tidak akan mengikuti UN. Nahmasalahnya skrg adalahdiknas hy memberikan kisi2 kurikulum nasional sj. Tp dlm pelaksanaannya, tiap sekolah dibebaskan melakukan pengembangan2 materi. Baik dlm system belajar mengajar atau dari segi fasilitasnya. Akhirnya.di point inilah byk terjadi perbedaan yg mencolok. Misalnyasekolah yg menekankan satu agama tertentu, maka akan menambahkan materi agama tsb mgkn dgn porsi yg lebih byk daripada sklh umum, dsb. Akhirnya.tetaaap.nilai UN itu tidak bisa dijadikan standar masuk ke jenjang sekolah berikutnya. Mis nilai UN SMPN hy sebagai nilai patokan sj..SMAN mana yg bisa dipilih. Krn tiap SMAN mempunya nilai minimal murid yg bs diterima. Jadi.Kerusuhan bukan saja terjadi saat menjelang, saat pengumuman UN saja. Tapi juga terjadi saat menebak2 SMAN mana yg bisa dipilih. Krn SMAN itu akan mengumumkan nilai minimal terlebih dahulu, sblm nilai siswa didapat dari ujian akhir. Oleh karena itu.saya menyekolahkan anak2 saya di sekolah Internasional yg berbasis kurikulum nasional. Selain system yg dijalankannya lebih jelas dan pasti, juga saya tidak mau stres utk suatu hal yg sebenarnya bisa dihindari. Regards, YUSRI Sent from my BlackBerry® wireless device -Original Message- From: Asep Kurniawan ask...@yahoo.com Date: Wed, 24 Jun 2009 17:57:34 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Silakan Tuntut Hapuskan, Ujian Nasional Jalan Terus... Memang aneh. Barangkali Pak Hakiki mendaftarkan anaknya ke sekolah unggulan atau malah yang berstandar internasional? Seringkali sekolah dengan status begini membuat persyaratan tambahan. Ini yang saya ngga tau, apakah hal begini diperkenankan oleh aturan atau tidak. Salam, = Pojok Milis Komunitas Forum Pembaca KOMPAS [FPK] : 1.Milis Komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS 2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://epaper.kompas.com/ , http://kompas.com/ dan http://kompasiana.com/ 3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke anggota 4.Moderator E-mail: agus.hamonan...@gmail.com agushamonan...@yahoo.co.id 5.Untuk bergabung: forum-pembaca-kompas-subscr...@yahoogroups.com KOMPAS LINTAS GENERASI = Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:forum-pembaca-kompas-dig...@yahoogroups.com mailto:forum-pembaca-kompas-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: forum-pembaca-kompas-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Selamat kepada Pak Kartono Mohamad
Kompas gak salah milih KM memang orang yang tepat rima --- On Thu, 6/25/09, Haniwar Syarif haniwarsya...@yahoo.co.id wrote: From: Haniwar Syarif haniwarsya...@yahoo.co.id Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Selamat kepada Pak Kartono Mohamad To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Thursday, June 25, 2009, 8:12 AM selamat sobat ku KM ! sol HS
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Sanksi thd survey 'Ngawur'?
Terimakasih bung Adrinof, semoga PERSEPSI akan berjaya. Ttp apa salahnya mengumumkan (keakuratan) hasil survey semua lembaga survey (tak harus anggota PERSEPSI) disandingkan dengan hasil penghitungan KPU? Ini bisa menjadi sanksi moral bagi lembaga-lembaga survey yang hasil surveynya oleh masyarakat diketahui 'kepleset'. Yang diumumkan kan fakta, bukan karangan. Btw, lembaga-lembaga survey apa saja yang menjadi anggota PERSEPSI? Salam --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Andrinof A Chaniago andri...@... wrote: Kebetulan Kode Etik Survei dan Lembaga Survei untuk lembaga-lembaga survei yang tergabung ke dalam Perhimpunan Survei Opini Publik (PERSEPI) baru saja disahkan dan sudah dilaunching di Media Center KPU minggu lalu. Tetapi, Kode Etik ini tentu hanya mengikat dan memberikan sanksi moral dan sosial bagi anggota PERSEPI saja. Sanksi paling keras adalah Dikeluarkan dari Perhimpunan dan pernyataan dikeluarkan itu diumumkan ke publik. Untuk sementara, naskah Kode Etik ini harap lihat di www.cirussg.com (maaf. Web PERSEPI lagi dalam rancangan). Salam, Andrinof A.Chaniago Ketua Umum PERSEPI
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Sepeda Motor Bakal Bisa Melaju di Jalan Tol
Bung Ronal Baharudin Hutagaol, Soal penggunaan Sepeda Motor di Indonesia ini memang kompleks. Kalau anda mampu memacu Sepeda Motor sampai kecepatan 110 KM/ jam tapi tetap aman, baik untuk anda maupun bagi pengendara lainnya, ya gak masalah. Itu artinya anda sudah sangat menyadari bahwa keselamatan dalam berkendaraan, baik bagi anda maupun bagi pengendara lainnya memang sangat penting. Persoalan dilapangan pada kenyataannya tidak sesederhana itu. Banyak pengendara sepeda motor di jalan raya yang tidak memperhitungkan keselamatan dirinya, apalagi keselamatan pengendara lain. Banyak dari pengendara Sepeda Motor yang keselamatannya sepenuhnya hanya mengandalkan pada nasib baik agar tidak mengelami kecelakaan, baik yang mencelakakan dirinya maupun mencelakakan orang lain, dengan cara memotong jalur kendaraan lain secara mendadak pada kecepatan tinggi, menyelip diantara kendaraan besar pada kecepatan sedang di jalan macet, dan sebagainya. Kalau penumpang Sepeda Motor cuma sendirian sih masih mendingan. Dari kebanyakan yang ngawur itu, banyak yang memboncengkan 2 anak kecil + istri yang kadang sedang hamil, baik saat mengantarkan mereka ke sekolah maupun saat piknik dihari libur. Untuk membuktikannya, anda bisa saksikan pemandangan ini di pagi hari atau dihari libur. Aparat keamanan yang dalam hal ini Kepolisian, seringkali mengalami dilematis bila ingin menertibkan pelanggaran tersebut. Bila di tindak tegas, kok gak manusiawi, tapi kalau dibiarkan berpotensi menuai kecelakaan. Diberikannya fasilitas jalur Sepeda Motor di Jembatan Suramadu, banyak dari pengendara Sepeda Motor yang memuat dengan 4 orang (Ayah, Ibu, 2 orang anak balita) dan sulit untuk di cegah oleh pihak yang berwenang. Dalam hal ini pihak petugas harus bisa bertindak tegas. Tapi kalau keselamatan para pengedara Sepeda Motor sangat tergantung dari ketegasan para petugas, rasanya akan sangat sulit mengatasi kecelakaan, bila para pengendara selalu berupaya untuk mencari peluang agar bisa melanggar peraturan tersebut. Jadi menurut saya, selama pengendara Sepeda Motor masih belum tertib, sebaiknya fasilitas jalan Tol khusus untuk Sepeda Motor ditunda sampai secara psikologis masyarakat bisa memanfaatkan fasilitas tersebut tanpa menimbulkan kecelakaan, baik bagi dirinya maupun pengendara lain. Salam, Adyanto Aditomo --- Pada Rab, 24/6/09, Ronal Baharuddin Hutagaol ron...@gmail.com menulis: Dari: Ronal Baharuddin Hutagaol ron...@gmail.com Topik: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Sepeda Motor Bakal Bisa Melaju di Jalan Tol Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 24 Juni, 2009, 2:48 AM Tidak juga pak... Saya dari Cipanas lewat cianjur menuju padalarang kan treknya lurus dan jalannya juga bagus. Saya memacu motor saya rata 80km/jam terkadang kalau kosong sampe 110km/jam tidak ada masalah tuh. Tahap2nya banyak dalam memacu kendaraan tersebut. Oh iya, saya menggunakan kecepatan tersebut juga bukan dengan Bodoh, tapi sudah diperkirakan, nah kalau malam saya mana berani memacu sepeda diatas 70km/jam Sekarang sih tergantung masing2 aja, kita sudah bayar pajak bahkan pemerintah sudah menggalakkan NPWP. Jadi yang bangun JALAN TOL itu juga termasuk pajak yang saya setorkan lewat Pajak Motor dan NPWP dan seharusnya mendapatkan kesempatan yang sama. Diskriminasi pengendara motor hingga saat ini terus dibesar2kan oleh pengendara mobil. Masalah ada motor boncengan dan anaknya di depan sebenernya kalau dicari siapa yang salah, ya harusnya aparat penegak hukum dong dan juga penggalakan kesadaran diri pengguna kendaraan, kemudian emangnya ada berapa sih yang begitu. Dari 6jutaan pengendara motor, paling tidak sampe 1%-nya RBH
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Pesan Pasar (Portopolio) Untuk Calon PemimpinNegeri
mas asep, klo berkenan sy ikutan nimbrung neh. pertama kali yg hrs dipahami adalah fakta, kemudian solusi, baik politis maupun ekonomi. menurut perubahan besaran apbn thn 2009, defisit yg ditetapkan pemerintah adalah sebesar 2,5 persen dari pdb atau sekitar 132 triliun. defisit sebesar itu akan dibiayai oleh 3 sumber ; 1. dari silpa sebesar 51,3 triliun. 2. dari sun sebesar 54,7 trilun. 3. dari stand by loan 5,5 miliar dollar. dan jika situasi global makin menekan apbn, langkah berikutnya adalah memotong anggaran kementrian/lembaga/instansi etc yg tdk urgen. kenapa urutannya adalah seperti itu semata mata adalah pertimbangan politis, krn segala bentuk perubahan anggaran hrs ditentukan bersama dpr, yg tentu saja ini menjadikan variabel ekonomi menjadi teredusir dlm pengambilan keputusan. sekarang coba kita tengok sisi ekonomisnya, bunga sun sekarang berkisar 12,5 persen, jauh lebih tinngi dari bi rate. sekarang bandingkan dng suku bunga terbaru bank dunia yg hanya libor + 0,70 persen utk pinjaman kurang dr 10thn. dihitung dari sisi ekonomi, secara cost of fund termasuk memperhitungkan variabel costnya, lebih rendah pinjaman luar negeri. kenapa beberapa pihak menyatakan utang luar negeri merugikan adalah adanya faktor politis yg juga masih debatable tergantung negoisasinya. ditambah lagi musim pemilu gini makin riuh sbg bahan kampanye. mengenai posisi indonesia dlm mengakses pinajaman luar negeri, menurut bank dunia masih dlm kategori relatively aman krn maksimal rasio utang luar negeri adalah 35 persen dari pdb, sedangkan indonesia berkisar 33 persen. ttg sun yg dimiliki oleh asing faktor resiko mungkin telah dijelaskan oleh om yanur, dan hanya sy tambahkan sedikit resikonya adalah gonjang ganjing kurs seperti saat ini shg indonesia berhasil memperoleh predikat mempunyai mata uang paling volatil di dunia ;-] - Original Message - From: Asep Kurniawan To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Wednesday, June 24, 2009 6:07 PM Subject: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Pesan Pasar (Portopolio) Untuk Calon PemimpinNegeri Bung Yanuar, ini logika awam saya. Ada banyak kritik utang G to G terlalu mengikat Indonesia dengan sejumlah persyaratan. Yang paling ironis, karena persyaratan itu ternyata mebuat sebagian utang yang kita dapat lewat G to G itu melayang kembali ke negara asal. Saya tidak tahu hitung2an detailnya, tetapi barangkali kita memang rugi walau bunga yang dikenakan kecil. Selain itu, Indonesia katanya sudah dinayatakan bukan tergolong negara miskin lagi, sehingga mulai kesulitan mengakses utang dengan bunga rendah dari negara atau lembaga donor. Nah, atas dua alasan itu, dalam kondisi anggaran negara yang masih defisit, tampaknya beralih ke pasar komersial dengan menerbitkan SUN, ORI, dan jenis lain obligasi pemerintah menjadi pilihan rasional. Dengan dana yang diperoleh dari penjualan SUN, negara mempunyai kebebasan untuk menggunakannya tanpa harus dibatasi oleh persyaratan dan resiko dana melayang kembali ke negara asal. Soal pembeli yang mayoritas ternyata warga asing, saya belum melihat itu sebagai masalah. Kenyataan ini lebih menunjukkan kurangnya minat atau kurangnya daya beli WNI. Lepas dari itu, utang komersial saya kira hukumnya sama, baik pembelinya asing atau WNI. Persoalannya tinggal pengelolaan dan pengawasan yang baik di dalam negeri sendiri: Pemerintah, DPR, BPK, dsb. Di tengah hiruk pikuk isu utang, tampaknya pilihan untuk beralih ke pasar komersial adalah pilihan rasional. Siapapun yang menang dalam pilpres nanti, sepertinya akan menempuh kebijakan yang sama untuk menutup defisit anggaran, setidaknya dalam jangka pendek. Salam,
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Silakan Tuntut Hapuskan, Ujian Nasional Jalan Terus...
Kelihatannya UN itu di design oleh PAN tapi didukung penuh oleh JK. Golkar pada dasarnya menolak UN, tapi karena JK mendukung penuh UN, jadinya Golkar di DPR gak berani bersuara. PD, SBY serta partai dan tokoh politik lainnya tidak terlalu jelas sikapnya terhadap UN, sehingga UN yang banyak diprotes oleh para pakar pendidikan karena dikhawatirkan menghancurkan sistem pendidikan kita, ya bisa berjalan dengan aman sampai sekarang. Jadi siapa yang harus bertanggung jawab bila sistem pendidikan kita hancur akibat UN yang terlalu dipaksakan??? Salam, Adyanto Aditomo --- Pada Rab, 24/6/09, arief rahman m.ariefrah...@gmail.com menulis: Dari: arief rahman m.ariefrah...@gmail.com Topik: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Silakan Tuntut Hapuskan, Ujian Nasional Jalan Terus... Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 24 Juni, 2009, 5:33 AM jadi berharap saja JK nggak terpilih.. karena dia lah aktor di balik pelaksanaan UN -- Muhammad Arief Rahman, S.Pd. Pengajar Bidang Studi Bahasa dan Sastra SMP Labschool Jakarta HP : 021 93 201 ref_rahmanovic@ yahoo.com re...@plasa. com muhammadariefrahman @lycos.com mynameisref@ hotmail.com
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Pemerintah SBY Manipulasi Angka Kemiskinan
Bung Suhaimi, Ini bukan soal Neolib atau Kerakyatan atau Kebangsaan, tetapi soal pernyataan pemerintah bahwa seorang pekerja dengan 2 anak + 1 istri dengan pendapatan Rp. 200 ribu/ bulan dianggap tidak miskin, itu adalah persoalan yang sangat serius. Seharusnya pemerintah SBY bisa membantu menguraikan, bagaimana dengan penghasilan Rp. 200 ribu/ bulan bisa hidup, baik untuk makan, bayar sekolah anak, sewa rumah dan sebagainya. Jika pemerintah juga gagal memberikan uraian penggunaan uang tersebut, artinya pemerintah sedang melakukan Kebohongan Publik. Salam, Adyanto Aditomo --- Pada Rab, 24/6/09, Suhaimi suha...@mitsubishi-eai.co.id menulis: Dari: Suhaimi suha...@mitsubishi-eai.co.id Topik: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Pemerintah SBY Manipulasi Angka Kemiskinan Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 24 Juni, 2009, 6:40 AM Si Hasyimnya aja yang o'on n muna, giliran hal-hal yang berbau-bau Bank dunia yang ada kaitannya dengan SBY-BOEDIONO dibilangnya Neolib e...giliran masalah ratio kemiskinan referensinya Bank Dunia piyeh toh !? Salam hangat, Suhaimi
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Iran, Pemilu yang memilu dan memalukan.....
berita terbaru, hossen mousavi sudah mengakui kemenangan ahmadinejad. nasionalisme di iran ternyata berhasil mengatasi anasir2 dari luar. dan setidaknya masih ada negara solid yg bisa mengimbangi hegemoni global. what next is in indonesia...no commentlah. - Original Message - From: Asep Kurniawan To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Wednesday, June 24, 2009 4:47 PM Subject: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Iran, Pemilu yang memilu dan memalukan. Fatal sekali Pak Adyanto. Salah data, ya salah analisis. Ahmadinejad justru capres yang sejak awal sangat kanan dan lebih didukung oleh para mullah dan kelompok konservatif di tahun 2005 sampai sekarang. Rafsanjani justru adalah tokoh yang dikenal moderat, walaupun ia adalah seorang mullah. Jadi Ahmadinejad tak pernah bergeser ke kanan, karena sejak awal memang sudah di kanan. Riset kecil di google atau wikipedia terlebih dulu sebelum menulis, barangkali bisa mengurangi kesalahan data. Salam,
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Presdien Ego dan Ego Calon Presiden
Semua merasa terbaik, semua merasa paling cocok dipilih oleh masyarakat, Bahwa ternyata semua kandidat memaparkan visi dan misi mereka yang semuanya mengambang (Swing)tidak dalam tataran Praksis dan bahkan sebuah kebohongan (karena tidak ada yang terbukti mampu mensejahterakan rakyat). Debat Capres dan Cawapres yang sudah berlangsung dianggap garing meskipun para moderator adalah Putra-putra terbaik bangsa yang diharapkan memberikan tantangan (challange) bagi Kandidat, ternyata tidaklah jaminan untuk dapat melihat perdebatan yang menarik bahkan semua Kandidat seakan-akan malu-malu. Presiden ego tampil dalam jargon politik saya yang paling berhasil, harga minyak dan sembako dibawah sekian koma (maksudnya koma setelah sekian lama dibohongi), saya mendamaikan dan mengakhiri konflik, lebih baik anda pulang saja ( maksudnya berlomba mendapat nobel perdamaian, dan mari kita LANJUTKAN perjuangan kita dengan pemerintahan yang bersih (bersih dari para lawan politik, sehingga kita leluasa), saya melihat tak ada satupun lawan yang mampu dengan legowo mengakui kesuksesan lawan politiknya meski sekecil apapun itu di slogan kamapanyenya, tak ada satupun kandidat yang mampu melihat dengan rendah hati menerima kritikan. Semua pencitraan yang sebenarnya telah diketahui oleh rakyat. Lembaga survei dengan ego dapat dibayar, dan tak ada satupun lembaga survei melihat apakah masyarakat memilih secara bersama-sama dengan ikhlas tanpa melihat benefit bagi dirinya. Semua mengharapkan imbalan yang pantas, bahkan Tim Sukses mengatakan secara sukarela mau mendukung dengan mati-matian para Calonnya, padahal Calon itu belum tentu memikirkan mereka, tetap terus berharap untuk dipermudah duduk dalam kekuasan nantinya. Apakah Indonesia akan dipimpin oleh Presiden Ego? Sedangkan dalam kampanye Para Calon sudah menunjukkan ego. Bagaimana bila ego itu berdampak baik kepada masyarakat? tak ada satupun yang mengetahui. Semoga siappun presidennya, tanah tumpah darahku adalah Indonesia!!
[Forum-Pembaca-KOMPAS] KRITIK Mematikan Cara madura
Suramadu, Suara Madura Oleh Adhie M Massardi MADURA dalam geopolitik nasional bukan sekedar satu di antara 17.508 pulau milik Republik Indonesia. Makanya meskipun berabad-abad jadi subordinat kekuasaan di Jawa (Timur), Madura tetap eksis dengan etnis dan kulturnya yang khas, yang sering juga dijadikan simbol “intelektual tradisional”. Nahdlatul Ulama (NU) yang didirikan KH Hasyim Asy’ari dan intelektual Muslim (tradisional) pada 1926, adalah gagasan lanjutan tokoh-tokoh Islam Madura, antara lain Syaichona Cholil, salah satu guru kakeknya Gus Dur itu. Itu sebabnya “jagoan” NU sering jadi “bukan siapa-siapa” di hadapan tokoh tertentu Madura. Dalam pengertian positifnya, Madura bagi kaum Nahdliyin bisa disamakan dengan Sisilia bagi kaum “Mafiawiyah” Italia. Sebab di Madura juga ada kiai tak terkenal tapi berkualitas “Don” dan sangat dihormati kaum Nahdliyin. Sebenarnya bukan hanya Nahdliyin yang menganggap Madura “Sisilianya” kaum tradisionalis, dengan cara berpikirnya yang sering bisa mematahkan argumentasi kaum modernis. Bahkan dalam salah satu anekdot, Presiden BJ Habibie yang “profesor doktor” itu pernah jadi tampak bodoh ketika bertandang ke Madura. Konon, kata sahibul anekdot, BJ Habibie gembira disambut luar biasa di Madura. Di sepanjang jalan, berjajar umbul-umbul sangat tinggi. Sambil melihat ke ujung atas umbul-umbul, Habibie bertanya pada pejabat lokal: “Berapa meter tinggi umbul-umbul ini?” Si pejabat lokal memanggil asisten dan disuruh mengukur. Si asisten sontak mengambil meteran dan memanjat tiang umbul-umbul. Belum mencapai setengahnya tiang itu sudah doyong hingga si asisten nyaris jatuh. Presiden Habibie segera menyuruh si pemanjat turun. Ia lalu mengajari bagaimana cara mudah mengukur tinggi. “Kamu cabut umbul-umbulnya, rebahkan di tanah, tarik meteran dari ujung yang satu ke ujung lainnya. Ini tidak akan membahayakan,” jelas BJ Habibie. Si Madura tentu saja tidak bisa mencerna jalan pikiran presidennya. “Bapak ini gimana to? Tadi tanya tingginya, kan? Kalau tinggi itu dari bawah ke atas. Kalau direbahkan, itu namanya panjang. Seperti manusia, kalau masih hidup yang diukur tingginya, kalau sudah mati, sudah direbahkan, yang diukur panjangnya…!” Kita tahu apa yang ingin disampaikan oleh anekdot “profesor versus orang Madura” ini. Penjelasan cerdas tentang logika elite yang sering nggak nyambung dengan logika rakyat. Presiden Yudhoyono juga pernah menuai anekdot serupa ketika menjelaskan letak geografis Indonesia yang berada di antara dua lempengan rawan benturan (Indo Australia dan Pasifik) untuk “menangkis” isu yang mengidentikan dirinya dengan bencana alam. Katanya, seperti dikutip situs Presiden RI (Jangan Hubungkan dengan Takhayul, 20/7/06), “Saya meminta rakyat Indonesia untuk bisa memahami semua kejadian bencana alam gempa bumi disertai tsunami secara rasional. Jangan panik, tetap tenang, dan jangan mengait-ngaitkan dengan yang tidak-tidak. Lalu apa kata orang Madura dalam anekdotnya? “Lho, Pak SBY kok nggak bilang-bilang ya mindahin Indonesia ke atas lempengan Indo Australia dan Pasifik…?” Pertanyaan ini muncul karena sebelumnya kan jarang ada bencana. Begitulah. Madura memang punya gaya. Maka ketika jembatan Suramadu yang menghubungkan Surabaya dan Madura diresmikan Presiden Yudhoyono (10/6) tapi menimbulkan kontroversi karena dicanangkan oleh (Presiden) Megawati (20/8/03), orang Madura pun bersikap. Mereka selesaikan sengketa “politik pilpres” itu dengan “mengambil” beberapa sekrup jembatan! Karuan saja semua orang terperanjat. Kita semua lalu berteriak: “Jembatan Suramadu itu milik rakyat, dibiayai oleh uang rakyat. Tugas kita semua untuk menjaganya!” Dan para capres pun tak ada lagi yang berani mengklaim jembatan Suramadu. Madura punya cara! • EDISI 52 - 24 s/d 30 JUNI 2009 [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Pemerintah SBY Manipulasi Angka Kemiskinan
Kalau angka itu ternyata dari BPS, maka sudah tidak ada lagi di negri ini yang bisa dipercaya. Bayangkan dengan penghasilan Rp. 200 ribu per bulan di tahun 2009 ini untuk menghidupi 2 anak dan 1 istri dibilang tidak miskin Untuk makan saja sudah gak cukup, apalagi untuk bayar sekolah dan sebagainya. Kok ya kebangetan betul yang buat kriteria miskin dan tidak miskin tersebut.. Karena saat ini Presidennya SBY, ya Presidenlah pihak yang paling bertanggung jawab soal manipulasi angka ini. Salam, Adyanto Aditomo --- Pada Rab, 24/6/09, Godlip Pasaribu marnagan2...@yahoo.com menulis: Dari: Godlip Pasaribu marnagan2...@yahoo.com Topik: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Pemerintah SBY Manipulasi Angka Kemiskinan Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 24 Juni, 2009, 7:29 AM Masalahnya anda percaya sama angka yang dikemukakan Hasyim yang sudah jelas keberpihakannya atau angka BPS yang seharusnya independen? Kalau angka BPS salah, siapa lagi yang bisa dipercaya? Powered by Telkomsel BlackBerry®
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Silakan Tuntut Hapuskan, Ujian Nasional Jalan Terus...
Lha IT KPU yang dirancang oleh para pakar BPPT kita saja berantakan gak karuan, bagaimana lagi kualitasnya bila yang merancang oleh bukan pakarnya??? Seharusnya ada penyelidikan yang mendalam soal kegagalan IT KPU yang telah menelan biaya ratusan milyar rupiah, termasuk juga IT untuk PSB Online dan IT lainnya yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak dan pengadaannya atas biaya Uang Rakyat, apakah kegagalan tersebut memang karena kualitas para pakar IT di Indonesia masih dibawah standard, atau sebetulnya memang ada manipulasi dalam pelaksanaannya, sehingga sistemnya tidak bisa berfungsi sesuai spesifikasi yang telah ditentukan. Kalau tidak ada penelitian yang mendalam, masyarakat kita akan cenderung apatis bila harus berhadapan dengan IT, karena tidak yakin bahwa para pakar IT kita memiliki kualifikasi yang memadai dalam merancang suatu sistem berbasis IT. Salam, Adyanto Aditomo --- Pada Rab, 24/6/09, bargowo bargowo.digd...@yahoo.com menulis: Dari: bargowo bargowo.digd...@yahoo.com Topik: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Silakan Tuntut Hapuskan, Ujian Nasional Jalan Terus... Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 24 Juni, 2009, 7:33 AM Dunia pendidikan masih amburadul... .. Di Surabaya yang tahun ini dicoba menggunakan cara PSB ON LINE ( Yang katanya sebagai barometer percobaan PSB ON LINE di Indonesia ) yang dimulai hari Senin 22 Juni 2009 , GAGAL TOTAL . Dua hari setelah dibuka cara PSB On Line , Komputer ngadat tdk bisa diakses . Sebagian berhasil tetapi itu hanya sebentar kemudian seharian sudah Eror.. Setelah ditunggu hingga dua hari tetap tdk bisa diakses ...Maka oleh Diknas JaTim ( Bpk Suyudi ) mengumumkan kembali daftar secara Manual. dengan menunjuk beberapa loket pendaftaran terutama yg berbasis Internasional dibeberapa SMP dan SMA . Dengan perubahan ini membuat orang tua dan guru menjadi kelabakan . Mereka harus secepatnya mempersiapkan persyaratan yg dibutuhkan kalau daftar secara manual ,. Sementara yg sdh berhasil daftar secara ON LINE dinyatakan tidak berlaku lagi dan harus ikut daftar secara manual. merubah PSB OnlIne juga membutuhkan dana yg tdk sedikit . Tetapi lagi2 SDM kita masih sangat memprihatinkan , ( Saya jadi ingat kegagalan IT pada pemilu caleg yg lalu ) . Pertanyaannya sekarang adalah ...seperti inikah Indonesia , Dunia pendidikan saja sudah gak mampu nyiapkan alat IT yg bagus + SDM bagaimana hasil anak didiknya ? salam prihatin Bargowo Suroboyo
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] RUHUT mengaku diformat Tim Sangkur SBY
Kalau benar pengakuan Rujut, memang jadi MENGERIKAN bagaimana orang yang mengampanyekan kesantunan tap menyiapkan TIM BAYONET alias TIM SANGKUR untuk merobek-robek lawan. Saya gak habis pikir. jadi ingat film Godfather yang pada santun dalam pergaualn tapi sangar kepada lawan-lawannya...! --- On Sun, 6/21/09, Adyanto Aditomo adyantoadit...@yahoo.co.id wrote: From: Adyanto Aditomo adyantoadit...@yahoo.co.id Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Ruhut mengaku diformat Tim Sangkur SBY To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Sunday, June 21, 2009, 9:33 PM Bung Suhaimi, Saya masih yakin kalau asumsi saya soal pernyataan Ruhut Sitompul di Tribun Timur, Makasar benar adanya, karena sampai hari ini belum ada komplain dari Tim Sukses SBY maupun dari Ruhut Sitompul atas dimuatnya berita tersebut. Harian Tribun Timur di Makasar dengan oplah 40.000 eksemplar ini merupakan jaringan Koran Daerah yang dikelola oleh Kelompok Kompas Gramedia (KKG), kerjasama dengan Bosowa, yang tersebar mulai dari Aceh sampai Papua (yang baru saja di resmikan adalah Tribun Lampung). Melalui Presda Network, yang merupakan Kantor Berita Koran Daerah milik KKG, berita tersebut juga dimuat oleh Koran Daerah KKG lainnya yang berada di basis - basis muslim, yang umumnya para santrinya sangat menghormati para kyainya yang berasal dari etnis Arab. Jika hasil wawancara tersebut ternyata palsu, sebaiknya Tim Sukses SBY segera melakukan klarifikasi terhadap pernyataan Ruhut Sitompul tersebut. Yang saya khawatirkan, pernyataan tersebut akan menjadi amunisi kemarahan dan kekecewaan bagi pihak yang tidak puas dengan hasil Pilpres 2009, sehingga berpotensi membakar Indonesia seperti yang terjadi di Iran. Salam, Adyanto Aditomo
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: hasil visum manohara
Bung jaka santika, Kalau Public Figure jadi TKW dan TKI di luar negri tentunya bukan jadi PRT, tetapi sesuai profesi yang selama ini sudah digeluti di Indonesia, cuma kali ini tempatnya di Luar Negri. Maksudnya tentu saja ingin menunjukkan kepada Dunia Internasional bahwa kualitas TKW atau TKI kita bukan cuma cocok jadi PRT, tetapi job profesional lainnya juga. Dengan demikian tidak akan ada persaingan dengan para TKW yang ingin jadi PRT di negara tetangga. Salam, Adyanto Aditomo --- Pada Rab, 24/6/09, Jaka Santika jakasant...@yahoo.com menulis: Dari: Jaka Santika jakasant...@yahoo.com Topik: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: hasil visum manohara Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 24 Juni, 2009, 9:24 AM Pertanyaan saya: Apakah Public Figure yang ada di Indonesia masih butuh cari nafkah di LN sebagai TKI/TKW ? Lantas TKI/TKW yang masih butuh cari nafkah di LN mau dikemanain?
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] KPU, INDRA PILIANG DAN DASMAN DJAMALUDDIN
Pak'e Haniwar Syarif, 1. Kalo ada yang bisa membuktikan secara Kongkrit bahwa SBY secara sistimatis terlibat atas kesemrautan DPT pada pileg 2009 ini, maka pasti saya berikut keluarga ku tidak akan pilih SBY pada pilpres 8 Juli nanti. 2. Setuju Pak'e, kami kalangan pekerja pabrik juga diajarkan bagai mana cara menganalisi suatu masalah, misale dengan menggunakan metodelogi seven tool atawa teori tulang ikan dengan why why why why why (5x) ampe ketemu akar masalahnya baru dech tarik kesimpulan guna membuat action plan yang berisikan : Temporary countermeasure; Permanent countermeasure dan Preventive action. 3. Sopo seh Pak'e sing abu-abu itu ? kalo saya seh kayanya dah jelas dech ! saya pengagum Bung Karno, tapi pan tidak lah serta merta pula kudu mengagumi Mega toh ! Salam hangat, Suhaimi - Original Message - From: Haniwar Syarif To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Wednesday, June 24, 2009 12:44 PM Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] KPU, INDRA PILIANG DAN DASMAN DJAMALUDDIN semua juga tahu Suhaimi pintar :) orang spt aku cuma bisa bawa photo Bung kannro ..:) cuma kalau ketika ada output beda waktu dulu sekolah belajar narik kesimpulan dlm ma metodologi penelitian diajari kalau ada beda hasil yg di cari variable yg beda lah yg enyebabkannya dan kalau faktor variabel Golkar dan PDIP nya sama dul;u dan skrng , ya mestinya variable lain penyebabnya... nah itu lho yg sy sebut dlm bodonya saya tapi ya susah berdebat dgn ornag yg pintar spt Suhaimi :) tapi masalah utamanya memang sy berpihak jelas pd no 1 ,, gak abu abu ..suka angkat bender aBungKarno doang persis spt sobat Godlip yg juga jelas kepemihakannya :( bukan yg ngedukungX tapi gak ngaku :) HS
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Pemerintah SBY Manipulasi Angka Kemiskinan
tdk cuma jembrana, banyak kota lain yg sudah menggratiskan minimal biaya pendidikan dasar sd dan smp, setau sy kota surabaya juga sudah. dari sisi ekonomi pendanaan pendidikan ditentukan oleh pusat dan daerah, sesuai amanat otonomi daerah. pemerintah pusat mengalokasikan dana yg sama utk semua daerah dlm bentuk bos, masing2 utk sd di kabupaten 397.000/murid/tahun, sd di kota 400.000/murid/tahun. utk smp kabupaten 570.000/murid/tahun dan smp kota 575.000/murid/tahun. pemerintah pusat juga menyediakan buku gratis lewat bse. kekurangan biaya sepenuhnya ditanggung pemerintah daerah lewat keputusan politik bersama dprd setempat. biasanya kalo pemda komit akan ada dana lain semisal bopda yg skemanya mirip bos. dan biasanya pula pemda yg komit adalah yg mempunyai keberpihakan pd rakyat. tentu saja lain ladang lain buayanya, lain daerah lain pula korupsinya ;-] - Original Message - From: Asep Kurniawan To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Wednesday, June 24, 2009 2:55 PM Subject: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Pemerintah SBY Manipulasi Angka Kemiskinan Soal sekolah, pertanyaan yang selalu mengganggu pikiran saya: Mengapa di Jembrana Bali sekolah bisa benar-benar gratis dari SD-SMA? Padahal daerah ini mendapat dana BOS, DAU, dll anggaran yang terkait pendidikan dalam proporsi yang sama dengan daerah lain? Jika kita perdalam, siapa saja sebenarnya pihak yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan? Berapa besar porsi pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan? Mengapa Jembrana bisa, tapi daerah lain tidak?
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Iran, Pemilu yang memilu dan memalukan.....
Bung Asep Kurniawan, Saya memang bukan ahli Timur Tengah, sehingga apa yang saya tulis bisa saja salah. Dari beberapa tulisan yang menjadi referensi saya, antara lain yang ditulis oleh Mustafa Abdul Rahman yang dimuat di harian Kompas, Minggu 21 Juni 2009 halaman 5, yang menyatakan bahwa kemenangan Ahmadinejad pada pemilu 2005 tidak terlepas dari dukungan pendukung Khatami yang seorang reformis dan juga para Mahasiswa yang reformis. Khatami telah memerintah Iran selama 2 periode 1997 - 2001 dan 2001 - 2005. Khatami gagal menjalankan program reformasinya karena mendapat hambatan dari kubu konservativ . Setahu saya kaum Mullah itu pada dasarnya kelompok kanan, hanya saja beberapa kali kelompok kanan ini melakukan koalisi pelangi dengan kelompok Reformis, dimana kelompok Reformis ini terdiri dari Kelompok Islam Kiri, Sisa - sisa kaum Islam nasionalis dan mahasiswa. Hanya saja pada th. 1990'an, kelompok Islam Kiri menggalang gerakan reformasi melawan hegemoni kaum Mullah. Ada yang bisa mengkoreksi tulisan saya ini??? Salam, Adyanto Aditomo --- Pada Rab, 24/6/09, Asep Kurniawan ask...@yahoo.com menulis: Dari: Asep Kurniawan ask...@yahoo.com Topik: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Iran, Pemilu yang memilu dan memalukan.. Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 24 Juni, 2009, 9:47 AM Fatal sekali Pak Adyanto. Salah data, ya salah analisis. Ahmadinejad justru capres yang sejak awal sangat kanan dan lebih didukung oleh para mullah dan kelompok konservatif di tahun 2005 sampai sekarang. Rafsanjani justru adalah tokoh yang dikenal moderat, walaupun ia adalah seorang mullah. Jadi Ahmadinejad tak pernah bergeser ke kanan, karena sejak awal memang sudah di kanan. Riset kecil di google atau wikipedia terlebih dulu sebelum menulis, barangkali bisa mengurangi kesalahan data. Salam,
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Rizal Mallarangeng: Prabowo Jual Ketakutan, Kecemasan, dan Keluhan
Celli betul-betul jeli dan cerdas. Jepang tidak punya SDA tapi punya otak, kreativitas, hati dan kerja keras. Indonesia yang punya kebanggaan tinggal SDA tersisa, tak begitu penting. Apakah strategi gebyar citranya Celli mencerdaskan khalayak atau mensiasati khalayak? Soal keluhan, kecemasan dan ketakutan sudah tersirat dari bujukan satu kali putaran. Dari mukjizat pencitraan dan siasat survey bisa membangun tradisi calon tunggal. Untuk setiap periode; cukup melanjutkan kata-kata wasiatkarena rakyat banyak menghendaki...maka DJP --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan agushamonan...@... wrote: Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/06/24/13361298%20/rizal.mallarangeng.prabowo.jual.ketakutan.kecemasan.dan.keluhan ...Padahal, Jepang tidak punya SDA tapi punya otak, kreativitas, hati, dan kerja keras. SDA penting tapi bukan yang terpenting... .jualannya keluhan, kecemasan, dan ketakutan...
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Silakan Tuntut Hapuskan, Ujian Nasional Jalan Terus...
anak saya memang masuk sekolah RSBI, disana selain test juga dimintai raport, piagam penghargaan prestasi, wawancara bahasa inggris. itu mah saya ngerti. Tapi yang masuk kelas reguler (sekolah non RSBI) pun melalui test lagi (jatah penilaian 50%), disamping UN (30%) , dan prestasi (20%). tahun lalu masih hanya menggunakan UN saja. tahun ini ya kaya begini. di perguruan tinggi pun UN keliatannya kurang dilirik ya.. dengan banyak jalur selain SNMPTN. jadi UN rupanya tidak sehebat yang didengungkan, hanya pemerintah saja yang berkepentingan dengan UN. Pihak instansi yg lebi tinggi mah kayanya ga doyan tuh ama UN. From: Asep Kurniawan ask...@yahoo.com To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Wednesday, June 24, 2009 4:57:34 PM Subject: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Silakan Tuntut Hapuskan, Ujian Nasional Jalan Terus... Memang aneh. Barangkali Pak Hakiki mendaftarkan anaknya ke sekolah unggulan atau malah yang berstandar internasional? Seringkali sekolah dengan status begini membuat persyaratan tambahan. Ini yang saya ngga tau, apakah hal begini diperkenankan oleh aturan atau tidak. Salam,
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Tim Mega-Prabowo Curigai Grand Design Pemilu Satu Putaran
coba kita lupakan dulu pemilu presiden tahun ini... yang notabene memberikan peluang untuk terjadinya 2 putaran sebagaimana 2004. Tapi kira2, sebenarnya adanya peluang untuk 2 putaran ini memang bermanfaaat atau tidak? atau hanya mengakomodasi peserta pilpres saja? bagaimana misalnya dari 3 capres, maka yang paling banyak lah yang dijadikan juara. gitu? bisa ga? ga ya? maksudnya, gimana kalau aturan yang memberi peluang 2 putaran itu yang dihapuskan.. jangan ngambek dulu.. ini mah cuma nanya.. HQQ From: Vandelasca billimeis...@gmail.com To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Wednesday, June 24, 2009 2:05:22 PM Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Tim Mega-Prabowo Curigai Grand Design Pemilu Satu Putaran Buat pasangan Capres-Cawapres yang menggembar-gemborkan pemilu satu putaran, apalagi dengan alasan hemat biaya. Legowolah dengan mengundurkan diri, dengan demikian cita-cita mulia kalian demi nusa bangsa bisa tercapai.
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Debat Capres Cawapres sama saja...Garing.
Ya Bp. Tanto kita semua berharap ada perubahan dari debat 1 2. Sebagai orang awam dan kebanyakan masy kita orang yang awam akan jumlah APBN, 20% dr APBN unt anggaran pendidikan dsb, kenapa dari ketiga Capres Cawapers tdk ada yang memberikan gambaran secara gambalng spt misal, By pendidikan unt. satu orang siswa dr tingkatan SD - SMA berapa Rp. kemudian estimasi jml siswa seluruh Indonesia, kebutuhan unt. pengadaan sekolah dan atributnya serta pemeliharaan berapa shg diperoleh by unt. pendidikan totalnya berapa apakah 20% tsb sudah bisa mencakup itu semua? kalau hanya prosentase yang diberikan kpd kita semua itu di awang? jadilah spt sekarang, katanya SPP gratis, buku2 gratis, tapi kenyataannya orang tua murid masih saja harus mebayar segala macam, lantas apa saja yang gratis? masak hanya buku bos yang gratis sedang by lainnya malah meningkat, anak saya yg masuk sekolah swasta tetap saja hrs bayar SPP, pendidikan tinggi apalagi bisa ditanyakan orang tua mahasiswa yg hrs membyr puluhan hingga ratusan juta rupiah unt. bisa anaknya masuk PG. fyi, fak Kedokteran by masuknya hingga 250 juta lho :D bgm by berobat ke Dokter tdk mahal klo by menjd dokternya spt itu... Perluasan lap, pekerjaan, berapa investasi dan dana lagi yg hrs dikeluarkan unt. itu? dlm bidang apa saja? siap saja investornya? bgm memberdayakan investor dlm negeri unt menggalakan usaha? Menjadikan petani sebagai pemilik lahan pertanian. berpa lahan yg akan dibuka lg dan di daerah mana? brp tenaga yg akan diserap disana? Asumsi- asumsi serta gambaran spt itu mungkin yg kami butuhkan shg bisa mendapatkan gambaran yg lebih konkret bukan berkhayal2 dan membuat kita tambah bingung, bukannya mencerdaskan rakyat malah mbuat bingung :-( salam, Agung --- Pada Rab, 24/6/09, tanto.suroto tanto.sur...@yahoo.com menulis: Dari: tanto.suroto tanto.sur...@yahoo.com Topik: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Debat Capres Cawapres sama saja...Garing. Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 24 Juni, 2009, 2:26 AM Apa yang menarik dari debat cawapres di SCTV kemarin? menurut saya tidak ada yang menarik. Harapan rakyat termasuk saya untuk mendapatkan pembelajaran politik melalui debat ternyata sia-sia. Setelah beberapa hari yang lalu debat capres pada 18 Juni tanpa menghasilkan apa-apa bahkan banyak media yang menyebutkan debat tanggal 18 juni merupakan debat tanya perdebatan. Mana ada, debat capres ko diawali dengan pertanyaan tertutup (Setujuhkan Anda bla...bla... bla...) sangat pasti jawabanya setuju atau tidak setuju. Saya pikir, debat cawapres akan lebih baik dari debat capres tapi ternyata hasilnya sama saja alias sami mawon, Garing. Contoh, ketika moderator menayangkan visual mengenai anak-anak Papua yang sedang belajar berhitung angka tujuh. Mereka (anak-anak Papua) belajar menggunakan alat kayu sebagai media berhitung kemudian menggunakan papan tulis dari media tanah untuk menulis angka 7. Lalu muncullah gambar visual dengan kehidupan diperkotaan, dst. Setelah itu moderator bertanya, bagaimana cara agar tidak terjadi ketimpangan? Dari jawaban ketiga cawapres semuanya normatif bahkan mengawang-awang, tidak ada subtansinya sama sekali. (Padahal saya sangat miris khususnya ketika melihat bagaimana serba terbatasnya anak-anak Papua belajar). Bagi ketiga pendukung silahkan saja Anda menganggap Prabowo, Boediono, atau Wiranto sangat baik dalam berdebat kemarin toh itulah hak Anda untuk memilih. Saya tidak menyalahkan siapa-siap, toh ini adalah debat pertama yang diselenggarakan KPU. Jadi sangat wajar kalau hasilnya pun NOL BESAR dan belum bisa menjadi sebuah pengharapan akan munculnya pemimpin revolusioner. Yang saya sangat sesalkan adalah adanya aturan yang mengatur tentang tata cara debat yang menurut saya tidak perlu untuk diatur. Untuk masalah SARA, itu saja yang tidak boleh disinggung dalam materi debat, tapi kalau untuk pertanyaan dari moderator apakah itu juga harus diatur? Kemudian ada materi debat yang harus disetujui (tepatnya disepakati) oleh ketiga tim sukses(calon presiden). Apalah artinya debat kalau temanya saja harus disepakati oleh ketiga calon. Ini berarti bisa saja si calon A menolak materi debat karena MEMANG tidak menguasai materinya. Jadi jangan harap bisa mendapatkan pembelajaran politik dari perdebatan capres-cawapres bila masih banyak yang DISEPAKATI ketiga capres cawapres melalui tim suksenya masing-masing. Justru saya lebih tertarik ketika menyaksikan debat para tim sukses di TV One setelah debat cawapres usai. Ada Andi Mallarangeng, Indra J Pialang, Effendy Gozali, Aria Bima dan lain-lain. Mereka semua beradu argumen bahkan tingkat emosi mereka pun meninggi meskipun argumen yang dikemukakan itu-itu saja bahkan diluar tema Jati Diri Bangsa. Saya berharap 25 Juni nanti, debat capres bisa menghasilkan tontonan yang menarik tidak lagi Garing seperti yang sudah-sudah apalagi teman debat nanti
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Konflik Ambon, (SBY) Anda Pulang Saja
Memang seharusnya begitu. Sebutan pepatah katanya gimana ya, lupa jadinya. Jadi Kita Ga perlu lah memuji diri sendiri dengan menceritakan hasil jerih payah Kita Dan menjelekkan orang lain. Tak baik itu. JAdi malu lho. si A bunyi bla 1x si be nyautin Bla 2x wah parah deh. ---Original Message--- From: Adyanto Aditomo Date: 6/25/2009 2:40:32 AM To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Konflik Ambon, (SBY) Anda Pulang Saja Bung Hakiki Akbari, Inilah konsekuensi dari dihapusnya pendidikan Budi Pekerti di bumi pertiwi kita. Akibat pecah kongsi, maka segala cara digunakan untuk menjatuhkan kredibilitas lawannya, gak perduli itu melanggar moral dan etika atau tidak. Padahal mereka itu kan para Pemimpin Politik kita yang seharusnya memberikan keteladanan kepada masyarakat luas. Kalau sudah begini, saya kok khawatir kerusuhan Pemilu Iran akan merembet ke Indonesia, karena semua pihak yang sedang bersaing untuk memenangkan Pilpres 2009, sudah menghalallkan segala cara dalam upayanya memenangkan persaingan tersebut. Itulah kalau moral dan etika sudah tidak menjadi prioritas lagi dalam bertindak. Hanya moral, moral dan sekali lagi moral yang dapat menyelamatkan bangsa ini dari kekacauan dan kehancuran. Salam, Adyanto Aditomo
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Tim Mega-Prabowo Curigai Grand Design Pemilu Satu Putaran
Kalo yakin satu putaran... Apa bedanya dengan jaman Pak Harto dulu?? Yang jadi ya itu lagi itu lagi. Wah bahaya neeeh, demokrasi yang model mana itu??? Apalagi Ada opini yang menggiring publik untuk mengarah ke satu putaran, jadi apa nantinya??? Bangkrut?? ---Original Message--- From: Vandelasca Date: 6/25/2009 2:41:42 AM To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Tim Mega-Prabowo Curigai Grand Design Pemilu Satu Putaran Buat pasangan Capres-Cawapres yang menggembar-gemborkan pemilu satu putaran, apalagi dengan alasan hemat biaya. Legowolah dengan mengundurkan diri, dengan demikian cita-cita mulia kalian demi nusa bangsa bisa tercapai.
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Tanpa Rokok, Masyarakat di Negara Maju Panjang Umur
lagi2 indonesia konsisten menolak fctc lewat pernyataan fahmi idris kemaren. alasannya krn deperin dan depkeu sudah punya rodmap s/d thn 2020. jadi klop deh, ide2 bagus harus menyesuaikan dulu dng kondisi bangsa, ide2 buruk monggo2 saja masuk, bebas kok. it,s free rider country. - Original Message - From: Kiki Soewarso To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Wednesday, June 24, 2009 11:48 AM Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Tanpa Rokok, Masyarakat di Negara Maju Panjang Umur sangat menyedihkan memang Gak usah jauh-jauh, kita tertinggal 20 tahun dibanding tetangga kita Malaysia dan Thailand dalam Pengendalian Tembakau. Tak heran kalau industri rokok asing sangat gencar menancapkan kukunya di Indonesia yang lemah regulasinya dibanding negara lain.
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Waduh, Bahasa Inggris 600 Guru RSBI Ternyata Memble!
sungguh ironis.. inilah gambaran pelaksanaan program ala indonesia. bikin program dulu, jalankan langsung, persiapan mah sambil jalan aja, lama2 juga ketemu kelemahan2nya yang baru kemudian diperbaiki nanti. padahal sudah banyak sekolah yang bernafsu banget pengen bikin RSBI dan SBI. masalahnya mungkin karena ada bantuan dari pemerintah yang lumayan aduhai jumlahnya, dan lagi bebas memungut biaya pendidikan, ga tergantung BOS lagi. sedangkan persiapannya masih mentah sekali, terutama di penguasaan bahasa inggris dan IT lebih ironis lagi.. ialah bahwa murid sekolah jauh lebih menguasai bahasa inggris dari gurunya. lebih ironis lagi.. ialah bahwa murid sekolah jauh lebih menguasai bahasa inggris dibanding bahasa daerah lebih ironis lagi ..seberapa banyak dari kita yang benar2 menguasai bahasa inggris berkat belajar bahasa inggris di sekolah? HQQ From: Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Thursday, June 25, 2009 3:13:49 AM Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Waduh, Bahasa Inggris 600 Guru RSBI Ternyata Memble! http://edukasi. kompas.com/ read/xml/ 2009/06/24/ 17410455/ waduh.bahasa. inggris.600. guru.rsbi. ternyata. quotmemblequot. .. JAKARTA, KOMPAS.com — Berdasarkan Test of English for International Communication (ToEIC), dari sekitar 600 guru sekolah rintisan sekolah berstandar internasional (RSBI) SMP, SMA, dan SMK di seluruh Indonesia, terungkap bahwa penguasaan bahasa Inggris guru dan kepala sekolahnya rendah. Data tersebut diungkapkan oleh Direktur Tenaga Kependidikan Direktorat Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) Depdiknas Surya Dharma, MPA, Ph D, di Jakarta, Selasa (23/6). Surya mengatakan, penetapan sebagai sekolah berstandar internasional (SBI) ternyata sering mengabaikan tuntutan berbahasa Inggris aktif. Akibatnya, Surya melanjutkan, kemampuan bahasa Inggris guru dan kepala sekolah di sekolah rintisan SBI rendah. Hasil tes itu menunjukkan standar bahasa Inggris guru dan kepala sekolah RSBI pada umumnya rendah, sebanyak 60 persennya berada pada level paling rendah kemampuan berbahasa, tutur Surya. LTF Sumber : Antara [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Boediono Neolib???
Mengenai pendapat anda dlm butir 2, tepatnya email itu punya orang lain, saya kira perlu dikoreksi. Untuk itu saya kutip pendapat ketua Yayasan Mubyarto, Noer Sutrisno, sbgmn dimuat di harian Jawa Pos 6 Juni 2009 : Khusus mengenai Boediono yang sempat dikaitkan dengan buku Ekonomi Pancasila yang menjadi ''cetak biru'' ekonomi kerakyatan di Indonesia, Noer Sutrisno, ketua Mubyarto Institute berkata, masyarakat harus lebih kritis. Buku yang diterbitkan tahun 1981 itu memang memuat nama Boediono di dalamnya, tapi sebagai editor. Profesor Mubyarto adalah orang yang lebih konsisten menjalankan dan mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan. Memang, ide awal sistem ekonomi kerakyatan bukan dicetuskan Pak Muby (Mubyarto, red) tapi oleh Emil Salim. Tapi yang secara konsisten mengembangkan ekonomi kerakyatan adalah Mubyarto,'' paparnya yang pernah menjadi asisten Mubyarto dari tahun 1974-1976. Karena itu, peran Boediono dalam penyusunan buku Ekonomi Pancasila hendaknya tidak perlu terlalu dibesar-besarkan. sumber : http://jawapos.com/radar/index.php?act=detailrid=94114 Tindakan mencantelkan nama Boediono dengan Pak Mubyarto saya kira bukanlah perbuatan yg baik, malah mencoreng nama baik Boediono sendiri. Barangkali maksudnya utk menyanggah tuduhan neolib yg dialamatkan kepada Boediono tapi caranya tdk terpuji, ada unsur manipulasi kebenaran. Semakin hari semakin harum saja nama Pak Mubyarto. Berikanlah apa yg menjadi hak Pak Mubyarto. sg --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, didi_ambar didi_am...@... wrote: Orang banyak dibingungkan dengan simpang-siurnya informasi yang ada di media massa cetak maupun elektronik, karena informasi yang ada di media yang umumnya bersifat mengambang (hanya memberitakan kulit-kulitnya). Kecenderungan menampilkan informasi yang setengah-setengah, tidak lengkap ataupun mengambang adalah ciri khas pemberitaan media zaman sekarang. Para pembaca berita yang merupakan konsumen daripada media modern, hendaknya bersikap bijaksana dalam menyikapi berita-berita media ini. Berita-berita di media sangat berguna sebagai pengetahuan awal mengenai sesuatu hal. Terlepas dari pro kontra sesuatu hal di media, yang penting akhirnya adalah dilakukannya proses check dan recheck sesudah informasi awal ini didapat (dari media). Sampai saat ini media massa masih hangat memperbincangkan Isu2 Neolib yang kerap dialamatkan kepada Boediono.Informasi yang disampaikan pun saya rasa relatif masih mengambang. Disinilah proses chek dan rechek perlu dilakukan. Jangan sampai informasi yang tak lengkap itu kita telan bulat2. Berikut beberapa data yg saya kutip u me-Check dan Recheck Isu2 tersebut. 1.Semua itu berawal ketika Boediono menjabat sebagai Menteri di zman pemerintahan sebelum SBY.Ketika itu beliau mengambil tindakan kontroversial yg hanya dikarenakan Beliau menjalankan mandat konstitusi (setelah amandemen) dan kebijakan dari atasan.Jadi Neolib itu bukan karena dianut Budiono, tapi siapa yang memimpinnya. 2.Boediono ialah ekonom yg mempunyai pemikiran strategis tentang ekonomi rakyat. Bersama Mubyarto dia menyusun pemikiran dasar tentang ekonomi Pancasila, dan sebagai pejabat BI di masa lalu Boediono juga yang merancang aturan untuk pendirian BPR (Bank Perkreditan Rakyat) yang menjangkau rakyat tanpa asset. Bahkan ide awalnya dulu BPR itu didirikan untuk rakyat yang tidak punya aset untuk agunan. Pemikiran ekonomi rakyatnya lebih radikal. 3. Prof. Dr. Boediono Ekonom Bertangan Dingin Calon Wakil Presiden (Cawapres) pendamping SBY, Capres Partai Demokrat, ini seorang ekonom profesional bertangan dingin. Tangan dingin Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada dan Doktor Ekonomi Bisnis lulusan Wharton School University of Pennsylvania, AS 1979, ini terbukti selama menjabat Menteri Keuangan pada pemerintahan Megawati, Menko Perekonomian Kabinet Indonesia Bersatu (resuffle Senin (5/12/2005), maupun sebagai Gubernur Bank Indonesia. Selama menjabat Menkeu Kabinet Gotong-Royong, ini berhasil membenahi bidang fiskal, masalah kurs, suku bunga dan pertumbuhan ekonomi. Bersama dalam The Dream Team dan Bank Indonesia, Master of Economics, Monash University, Melbourne, Australia (1972), itu berhasil menstabilkan kurs rupiah pada kisaran Rp 9000-an per dolar AS. Begitu pula dengan suku bunga berada dalam posisi yang cukup baik merangsang kegiatan bisnis, sehingga pertumbuhan ekonomi menaik secara signifikan. http://tokohindonesia.com/ensiklopedi/b/boediono/biografi/index.shtm Menurut saya Boediono orang yg tepat u mengarsiteki ekonomi bangsa 4. Ketika berbagai aktivis menentang ADB di Bali beberapa waktu lalu, mana orang-orang dari partai politik . Padahal ADB itu wujud nyata dari neoliberalisme, bahkan karena begitu tunduknya menteri keuangan kepada ADB,sampai-sampai memberi tambahan modal sangat besar, dan lupa rakyat yang sedang menderita kelaparan dan kurang gizi. Di
[Forum-Pembaca-KOMPAS] PILPRES 1X - SIAPA TAKUT ???
Kenapa para capres selain incumbent tidak ada yang berani pilpres satu putaran? Kenapa pula para capres (lagi-lagi selain incumbent) sangat tidak percaya diri dan yakin bahwa jika pilpres satu putaran yang menang adalah incumbent??? Apakah di benak para capres (selain incumbent), ada keyakinan bahwa jika salah satu dari mereka kalah di babak pertama, maka yang kalah akan mati-matian mendukung yang 'masih hidup' sehingga akan berhasil menumbangkan incumbent??? Gak tahu juga kalau ada pemikiran seperti itu...Tapi menurut survey saya yang (seperti biasa) sama sekali tidak ilmiah...Pilpres satu atau dua putaran akan menghasilkan pemenang pasangan yang sama...Logika bodohnya adalah para golputers tidak akan memilih di putaran pertama...Pada putaran kedua juga mereka tetep akan golput siapapun yang maju ke babak kedua... Para pendukung incumbent akan kembali mendukung incumbent di babak kedua (seandainya harus ada babak kedua)... Nah, para pendukung calon non incumbent ini yang akan memegangk kendali babak kedua...Saya melihat kecil kemungkinannya pendukung capres non incumbent yang kalah di babak pertama akan otomatis mendukung capres non incumbent yang masih tersisa karena platform perjuangan mereka berbeda...Yang ada mereka akan cenderung golput di babak kedua...Jika terjadi koalisi antara yang kalah dan yang masih hidup untuk memenangkan babak kedua...Saya pastikan akan ada kerumitan dalam menyusun deal untuk profit sharing...Bagi pemilih non incumbent yang kritis besar kemungkinan konflik bagi-bagi jabatan ini akan membuat mereka muak dan memilih golput Jadi kesimpulannyaSatu putaran atau dua putaran pemenangnya sama saj... [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Petisi : Situs Pancasila Bagi Sel No. 5 Banceuy, Bandung
PETISI : SITUS PANCASILA Bagi SEL No. 5, BANCEUY – BANDUNG Mencermati situasi dan kondisi lokasi mantan Sel No. 5 LP Banceuy di kota Bandung yang kini terlihat kumuh dan kotor [Napak Tilas Perhimpunan Manasiswa Bandung, 21 Juni 2009], seakan mengundang gelitik sebagai anak bangsa untuk unjuk keprihatinan mengingat bahwa di lokasi itulah Bung Karno ketika muda, berjoang dihadapan Hakim Pengadilan Negeri Hindia Belanda, kini gedung Indonesia Menggugat pada tahun 1929-1930. Bilamana diperhatikan, maka pada pidato Bung Karno 1 Juni 1945 tentang Pancasila diutarakan bahwa (1) “Puluhan tahun dadaku telah menggelora dengan prinsip-prinsip itu”, dan (2) “saya berjuang sejak tahun 1918 sampai tahun 1945 sekarang ini untuk Weltanschauung (bahasa Jerman, visi tentang dunia, tentang kehidupan antar bangsa)”. Demikian pula bilamana mempertimbangkan amanat Bung Karno di Kongres Rakyat Jawa Timur 24 September 1955 di Surabaya “Dengan terharu aku menerima title Doctor Honoris Causa yang dihadiahkan kepadaku oleh Universitas Gajah Mada, tetapi aku tolak dengan tegas ucapan Profesor Notonegoro, bahwa aku adalah pencipta Pancasila. Aku bukan pencipta Pancasila. Pancasila diciptakan oleh bangsa Indonesia sendiri. Aku hanya menggali Pancasila daripada buminya bangsa Indonesia. Pancasila terbenam di dalam bumi bangsa Indonesia 350 tahun lamanya, aku gali kembali dan aku sembahkan Pancasila ini di atas persada bangsa Indonesia kembali”. Sementara itu praduga koinsidensi kebijakan pemerintah Hindia Belanda yang menempatkan Bung Karno di Sel Banceuy No. 5 itu dapat dinilai tersendiri sebagai pertanda adanya “invisible hand” yang mengatur sedemikian rupa. Sehingga adalah tidak berkelebihan bahwa sangat dapat diprakirakan Bung Karno saat menyiapkan pleidoi Indonesia Menggugat juga memikirkan dan berdialog sendiri tentang jiwa atau ingridien daripada Pancasila yang 5 itu di Sel No. 5 Banceuy itu. Bilamana warga kota Bandung khususnya dan warga Negara Indonesia tidak berkeberatan, maka usulan status Situs Pancasila bagi Sel No. 5 Banceuy di Bandung akan berdampak meningkatkan “leverage” situs perjoangan Bung Karno 1929-1930 tersebut, sehingga dengan demikian, para wakil rakyat di DPRD Kotamadya Bandung, DPRD Propinsi Jawa Barat dan DPR RI serta para pimpinan Lembaga Tinggi Daerah dan Lembaga Tinggi Negara dapat menetapkan anggaran yang lebih patut bagi pemeliharaan dan pemberdayaan kesejarahan Situs Pancasila di Sel No. 5 Banceuy termaksud guna menghormati salah satu Bapak Pendiri Bangsa yang juga sang Proklmator Indonesia Merdeka 17 Agustus 1945. Jakarta Selatan, 25 Juni 2009 Majelis Benteng Pancasila, Pandji R Hadinoto / www.jakarta45.wordpress.com / majeli...@yahoo.com / HP : 08179834545 [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Rizal Mallarangeng: Prabowo Jual Ketakutan, Kecemasan, dan Keluhan
boleh juga kritikannya celli kepada prabowo. tapi, numpang nanya: apakah selama ini celli pakai otak, atau otak-atik? --- On Wed, 6/24/09, Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id wrote: From: Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Rizal Mallarangeng: Prabowo Jual Ketakutan, Kecemasan, dan Keluhan To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Wednesday, June 24, 2009, 1:07 PM Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary http://nasional. kompas.com/ read/xml/ 2009/06/24/ 13361298% 20/rizal. mallarangeng. prabowo.jual. ketakutan. kecemasan. dan.keluhan JAKARTA, KOMPAS.com — Juru Bicara Tim Kampanye Nasional SBY-Boediono, Rizal Mallarangeng, mengeluarkan kritik tajam atas performa calon wakil presiden PDI Perjuangan-Gerindra , Prabowo Subianto, pada Debat Cawapres, kemarin. Pria yang akrab disapa Celli ini mengatakan, dari awal sampai akhir, Prabowo lebih banyak mengutarakan keluhan-keluhan atas kondisi bangsa. Pak Prabowo itu banyak mengeluh, begitu juga Pak Wiranto. Pak Boediono memberikan harapan. Dasar yang disampaikan Pak Prabowo adalah keluhan dengan teori yang salah. Terlalu banyak bicara sumber daya alam, seolah-olah kemajuan suatu bangsa adalah sumber daya alam, kata Celli kepada wartawan, di Jakarta, Rabu (24/6). Rizal menjawab pertanyaan wartawan, apa evaluasi atas pelaksanaan debat malam tadi. Ia juga mengkritik analogi Prabowo dengan negara Jepang. Dia (Prabowo) menyinggung Jepang. Padahal, Jepang tidak punya SDA tapi punya otak, kreativitas, hati, dan kerja keras. SDA penting tapi bukan yang terpenting, ujarnya. Buat kami, Prabowo itu jualannya keluhan, kecemasan, dan ketakutan, kata Rizal. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: hasil visum manohara
Pak Godlip, Kalau mau mempersoalkan moral, mulai lah dari si Ibu Deasy membesarkan anak nya. Dengan hasil visum, sepertinya sudah bisa disimpulkan adanya kekerasan fisik/penganiayaan terhadap Manohara. Karena terjadi penganiayaan, maka harus diusut secara pidana. Dari Pangeran Kelantan kan bisa gugat cerai dan secara perdata mendapatkan harta gono-gini. Bukankah media juga mendapat keuntungan dari Manohara-vaganza ini? memang nya media tidak ada biaya produksi? Mau main sinetron itu sah-sah saja. Tapi kalau ada yg tidak simpati, ya sah juga. Salam, -K- 2009/6/23 Godlip Pasaribu marnagan2...@yahoo.com Kalau gitu yang tidak bermoral lebih tepatnya adalah producer filmnya. Moral apa yang anda harapkan dari seorang anak yang masih di bawah umur yang diiming-imingi uang yang tidak sedikit? Kapan lagi dia berharap bisa mendapatkan uang sebesar itu. Si Pangeran Kelantan sudah tidak mungkin bisa diharapkan lagi kan? Powered by Telkomsel BlackBerry® = Pojok Milis Komunitas Forum Pembaca KOMPAS [FPK] : 1.Milis Komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS 2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://epaper.kompas.com/ , http://kompas.com/ dan http://kompasiana.com/ 3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke anggota 4.Moderator E-mail: agus.hamonan...@gmail.com agushamonan...@yahoo.co.id 5.Untuk bergabung: forum-pembaca-kompas-subscr...@yahoogroups.com KOMPAS LINTAS GENERASI = Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:forum-pembaca-kompas-dig...@yahoogroups.com mailto:forum-pembaca-kompas-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: forum-pembaca-kompas-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Obama dan Kecanduan Rokok
Bersiap apa, Bung Asep? Bersiap untuk menggadaikan kesehatan rakyat ---termasuk anak dan yang muda--- untuk mempertebal kantong mereka? Bersiap untuk dimiskinkan? Bersiap untuk semakin jauh dari kemerdekaan dan kedaulatan? Hehehe, cuma ingin tahu... Salam, Wiji --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Asep Kurniawan ask...@... wrote: Investasi dan termasuk di dalamnya belanja iklan perusahan-perusahaan rokok AS akan mengucur deras ke negara berkembang, termasuk Indonesia. Bersiaplah.
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] hasil visum manohara
Bu Imanda, Lho kok jadi mempertanyakan ke-absah-an visum? Dokter itu ada sumpah profesi nya.. dan RSCM itu Rumah Sakit utama di Indonesia. Apa juga meragukan profesionalitas Dokter Indonesia ? Spekulasi ini terlalu jauh. salam, -K- -Original Message- From:... imanda amalia⢠... imandama...@gmail.com Date: Mon, 22 Jun 2009 02:46:51 To: FPKforum-pembaca-kompas@yahoogroups.com Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] hasil visum manohara Setuju pak ED ! Nasib para TKW itu lebih memilukan dan lebih perlu d perhatikan daripada mikirin seleb kagetan kaya mano dan ibunya ! Untuk hasil visum ?? Mmm Aga meragukan hasilnya. Sy jga masih ingat tantangan pihak kerajaan Kelantan, agar mano melakukan visum d tempat yang independen, sbb tau lah Dsini apa siy yg ga bsa dbayar ?? Hasil juga bsa dsesuaikan dgn kemauan tgantung bsarnya uang ! So ... Dari awal sdh ada pencitraan bhwa mano d perkosa dsb ya ... Visumnya bunyinya bgtu. Kaya pak ED bilang, seakan - akan penonton itu tak berakal dan mau pcaya bgtu aja dgn pemaparan mano dan ibunya ! Whatever lah ! Aneh bin ajaib ... Ibu dan anak ini ... Mereka boleh menipu dunia dan seisinya ! Tapi tanggung jawab terhadap Tuhan ga bisa d lepaskan bgtu aja ! Ya kan bu deasy ! Ga usah pake jilbab sbg pemanis dech ... Muak saya liatnya ! Kalo dugem dan ga dliput tv juga ga pake kan !!! Regards, imanda amalia Happiness Is Real when It Shared Sent from my |Cutie|Black|Berry|® powered by INDOSAT [Non-text portions of this message have been removed] = Pojok Milis Komunitas Forum Pembaca KOMPAS [FPK] : 1.Milis Komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS 2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://epaper.kompas.com/ , http://kompas.com/ dan http://kompasiana.com/ 3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke anggota 4.Moderator E-mail: agus.hamonan...@gmail.com agushamonan...@yahoo.co.id 5.Untuk bergabung: forum-pembaca-kompas-subscr...@yahoogroups.com KOMPAS LINTAS GENERASI = Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:forum-pembaca-kompas-dig...@yahoogroups.com mailto:forum-pembaca-kompas-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: forum-pembaca-kompas-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Adakah yang mengawal RUU Ketenagalistrikan?
Dear All, Bulan Juli 2009 ini, jika tidak aral melintang DPR akan mengesahkan RUU Ketenagalistrikan.Media banyak membahas persolan tarif regional yang ada dalam aturan RUU tersebut. Hari ini (25/6), salah satu media nasional menuliskan bahwa tariff regional ini akan menarik bagi investor swasta untuk berinvestasi di sector ketenagalistrikan. Artinya, begitu UU ini disahkan dengan sendirinya dominasi Perusahaan Listrik Negara (PLN) akan terkurangi. Jika sudah demikian maka harga listrik pun berlahan-lahan namun pasti akan diserahkan ke mekanisme pasar secara total. Selanjutnya akan terjadi liberalisasi di sektor ketenagalistrikan Indonesia. Terlebih sebelumnya, pada tahun 2002, Mahkamah Konstitusi memtuskan bahwa UU Nomor 20 Tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan bertentangan dengan Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945. Jika melihat sejarahnya, maka RUU Ketenagalistrikan yang baru ini sepertinya hanya menggantikan UU Nomor 20 Tahun 2002 tersebut. Nah, pertanyaan berikutnya adalah, adakah diantara kawan2 terutama yang dari kelompok masyarakat sipil yang mengawal RUU ini? [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: DEBAT CAPRES: Cerita mimpi Pemimpin VS Fakta Penderitaan Rakyat
Waaduh ! ini seh dah KDRM namanye ! (Kekerasan dalam Ruang Milis) he he he... Tenang aje Pak'e Manneke Budiman (Presiden Republik Impian) saya selaku ketua BIN Republik Impian akan mengambil langkah-langkah yang dianggap perlu guna menjaga keselamatan dan kehormatan Presiden beserta keluarga dan wakil Presiden beserta keluarga dan juga seluruh mantan Presiden dan mantan wakil Presiden berikut anak-cucu dan cicitnya. Republik Impian, 25 Juni 2009. Menhankam Pangab, e...salah Ketua BIN General Suranto, e...salah Jendral Suhaimi
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Selamat kepada Pak Kartono Mohamad
Selamat buat Pak KM. Semoga cita-citanya terwujud. Cita-cita kita juga. JHS - Original Message - From: Haniwar Syarif To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Thursday, June 25, 2009 8:12 AM Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Selamat kepada Pak Kartono Mohamad selamat sobat ku KM ! sol HS At 08:10 AM 25-06-09, you wrote: Selamat kepada Pak Kartono Mohamad atas terpilih sebagai Cendekiawan Berdedikasi Kompas 2009 Salam, AH --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan agushamonan...@... wrote: Oleh : Try Harijono/ Evy Rachmawati http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/06/25/05371343/Kartono.Muhammad.Tak.Lelah.Berteriak KOMPAS.com- Tulisannya kritis dan tajam. Mungkin ada pihak yang tersinggung. Namun, contoh-contoh di lapangan serta data-data yang dipaparkan dalam tulisan itu sulit dibantah. Begitulah dr Kartono Mohamad (70) menulis. Bukan akhir-akhir ini saja ia aktif menulis. Dokter kelahiran Batang, Jawa Tengah 13 Juli 1939 ini sudah menulis untuk Kompas sejak 1972. Tidak kurang dari 234 tulisannya dimuat di Harian Kompas. Isi tulisannya terutama menyangkut persoalan kesehatan dalam arti luas. Selain persoalan kebijakan kesehatan, pelayanan kesehatan, medis, dan obat-obatan, profesi dokter, etika kedokteran dan layanan rumah sakit juga diulasnya. Kartono mampu menjelaskan kepada pembaca, duduk persoalan dari suatu peristiwa secara jernih. Persoalan yang rumit, bisa dipaparkan secara sederhana sehingga mudah dimengerti pembaca. Begitulah Kartono. Cita-citanya sejak awal memang ingin meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara menyeluruh. Menulis sangat membantu pemahaman masyarakat terhadap persoalan-persoalan kesehatan, kata Kartono. Bukan cuma menulis artikel di media massa, Kartono juga menulis sejumlah buku kesehatan, termasuk aspek hukum dan etika profesi kedokteran. Dokter lulusan Universitas Indonesia 1964 ini juga sempat praktek melayani kesehatan masyarakat. Selain itu, ia juga mengajar Etika di Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Jakarta (1992-1996), serta menjadi Redaktur Pelaksana Majalah Ilmu Bedah Ropanasuri, dan Pemimpin Redaksi Majalah Kedokteran Medika. Dokter di TNI Angkatan Laut dengan pangkat terakhir Mayor ini juga aktif di berbagai organisasi, termasuk sempat menjadi Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonedia (PB IDI) 1985-1988. Melalui organisasi, lebih mudah memperjuangkan cita-cita di bidang kesehatan, kata Kartono. Cita-citanya di bidang kesehatan antara lain memberikan perlindungan kepada masyarakat sejak dalam kandungan hingga orang tua (healthy people in every stage of life) serta memberikan perlindungan kesehatan kepada masyarakat di mana pun dia berada (healthy people in healthy places), seperti yang juga diperjuangkan pemerintah Amerika Serikat. Puskesmas dulu tujuannya mulia untuk melindungi kesehatan masyarakat, tapi sekarang bergeser menjadi tempat pengobatan, kata Kartono Mohamad. Memperkuat IDI Salah satu pencapaian bidang kesehatan yang diraih Kartono adalah membenahi organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ketika dia menjadi Ketua Pengurus Besar (PB) IDI 1985-1988. Di bawah kepemimpinannya, struktur organisasi IDI diperkuat sehingga tidak sebatas perkumpulan yang dikelola secara bergantian. Di IDI misalnya, atas gagasannya, dibentuk Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Indonesia (MKEKI). Majelis ini anggotanya dokter-dokter dari berbagai angkatan, berlatar belakang berbagai agama, budaya, etnis dan latar belakang keahlian. Majelis ini secara truktural tidak di bawah Ketua PB IDI, tetapi di bawah Kongres. Karena itu keputusannya bisa obyektif dan bahkan bisa menegur atau menindak tegas ketua umum organisasi bila terbukti melanggar disiplin kedokteran, kata peraih penghargaan Satya Lancana Satya Dharma (1962) dan Satya Lancana Penegah (1970) ini. Selain meletakkan tonggak awal upaya menegakkan etika kedokteran, Kartono juga menggagas pendirian Badan Pembelaan Anggota PB IDI. Setiap dokter yang tengah menghadapi masalah terkait etika kedokteran akan mendapat pendampingan hingga dokter bersangkutan mendapat putusan apakah melanggar etika atau tidak secara adil dan obyektif, ujarnya. Adapun untuk melindungi kepentingan pasien, ia dan jajaran pengurus IDI membuat lembaga pengaduan. Hampir setiap surat keluhan dari masyarakat yang masuk ke PB IDI dijawab sendiri oleh Kartono. Sebagian besar kasus yang diadukan adalah soal komunikasi. Masalah komunikasi antara dokter dan pasien memang masih harus terus ditingkatkan. Namun bila ada dugaan pelanggaran etika kedokteran, saya akan mengajukan ke MKEK untuk diproses lebih lanjut,
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Prabowo Dialog dengan Warga Keturunan
PS dialog dengan warga keturunan, maksud kata keturunan ini disini adalah Tionghoa Indonesia. Lantas bagaimana dengan yang lainnya, keturunan India, Arab, Papua, Portugis, Belanda, Aussie dan sebagainya? Mereka juga keturunan kan? Apa kategorinya? Di USA ada Afro America, Asian America, Latino, Native America dan sebagainya. Mengapa harus ada kata keturunan ini? Cukupkan Tionghoa Indonesia, India Indonesia, Aussie Indonesia dan sebagainya? Penduduk juga ikut globalisasi kan? Herannya kalau tiba giliran kawan-kawan kita yang Tionghoa selalu dikasih embel-embel keturunan. Yang lainnya sama sekali tidak menggunakan kata ini! Apa maksudnya sih, apakah sisa-sia zaman ketika ada istilah pribumi dan non pribumi? Kita semuanya punya kakek yang punya anak (ayah kita) dan kita ini (anaknya) adalah keturunan kakek (ayahnya ayah kita). Apakah begitu, please explain deh! Salam Las --- On Thu, 25/6/09, Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id wrote: From: Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Prabowo Dialog dengan Warga Keturunan To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Received: Thursday, 25 June, 2009, 6:11 AM Laporan wartawan KOMPAS Nina Susilo http://nasional. kompas.com/ read/xml/ 2009/06/24/ 20294554/ prabowo.dialog. dengan.warga. keturunan SURABAYA, KOMPAS.com — Calon wakil presiden Prabowo Subianto meminta penyelenggaraan Pemilu Presiden 8 Juli mendatang berjalan tanpa kecurangan. Cawapres yang berpasangan dengan Megawati Soekarnoputri itu juga meminta supaya KTP bisa digunakan masyarakat yang akan memberikan suara dalam pemilu presiden. Kita akan menerima (hasil pemilu presiden), asal tidak ada curang. Kalau curang, berarti main api dengan masa depan Indonesia. Seperti kata Abraham Lincoln: You can fool all the people sometimes, you can fool some people for all time, but you cannot fool all the people for all time, tutur Prabowo yang berdialog dengan seribuan tokoh Tionghoa yang menamakan diri Komite Tionghoa Indonesia Peduli Pemilu dan tokoh Jatim lainnya di Surabaya, Rabu (24/6) petang. Prabowo juga menyatakan sudah mendengar masih banyak kekacauan DPT. Dia berharap KPU bisa independen dan memperbaiki data pemilih. Selain itu, semestinya penggunaan KTP bisa menjadi bukti hak pilih seseorang. Access Yahoo!7 Mail on your mobile. Anytime. Anywhere. Show me how: http://au.mobile.yahoo.com/mail
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Cincin Rp 1,9 Miliar untuk Anggota DPR
Masalahnya setuju atau tidak setuju tidak akan ada pengaruh karena cincin tsb tetap akan dibagikan sama seperti setiap periode berakhirnya keanggotaan yang lalu lalu. Pada waktu itu saya ingat banyak juga yang meributkannya tetapi ya tetap saja dibagikan. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Joena Permata ajpw.mo...@yahoo.com Date: Wed, 24 Jun 2009 02:44:02 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Cincin Rp 1,9 Miliar untuk Anggota DPR Saya setuju dengan bung Joseph dan bung Tabrani, anggota DPR tidak perlu dikasih apa2 karena Gaji mereka sudah berlebihan demikian juga dengan fasilitas yang mereka dapatkan, masih banyak rakyat yang menderita. Lagipula ide darimana seh? tega2nya ngasih kenang2an sampe besar begitu, coba dengan dana yang sebesar itu dibuatkan sekolah untuk anak2 yang tidak mampu atau RSS ( rumah sangat sederhana ) untuk pemulung , pembersih jalan atau penjaga kereta atau siapalah yang betul2 membutuhakan, jadi tidak ada lagi yang tinggal dikolong jembatan atau digerobak2. tabik ajpw = Pojok Milis Komunitas Forum Pembaca KOMPAS [FPK] : 1.Milis Komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS 2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://epaper.kompas.com/ , http://kompas.com/ dan http://kompasiana.com/ 3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke anggota 4.Moderator E-mail: agus.hamonan...@gmail.com agushamonan...@yahoo.co.id 5.Untuk bergabung: forum-pembaca-kompas-subscr...@yahoogroups.com KOMPAS LINTAS GENERASI = Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:forum-pembaca-kompas-dig...@yahoogroups.com mailto:forum-pembaca-kompas-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: forum-pembaca-kompas-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Demo Buruh Migran (ratifikasi)
Demo Buruh Migran Puluhan orang dengan poster dan pakaian mayat berunjuk rasa di depan Istana Negara, Jakarta, Rabu (24/6). Mereka menyuarakan tuntutan akan ratifikasi Kovensi Migran 1990 yang dinilai tidak berpihak kepada tenaga kerja. Kompas, 25 Juni 2009 Silahkan kunjungi website Peduli Buruh Migran: peduliburuhmigran.blogspot.com [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Android
2009/6/22 Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id Mas Firdaus, Thenkyu lae atas udangannya. kapan neh lae gengam secara resmi android. Biar kita juga bisa icip-icip pas gatheringan. he..he Menikmati/ngebayangin :-) Tangan kanan Android, tangan kiri BlackBerry, kantong kiri iPhone dan kantong kanan Palm Pre :-P Ini pasti sedang di surga, bidadari ganti jadi gadget semua. -- Firdaus Mubarik http://firdaus.web.id/ [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Berita KIARA, 25 Juni 2009: Seharusnya Laut Memerdekakan
Seharusnya Laut Memerdekakan Rabu, 24 Juni 2009 | 03:09 WIB Gesit Ariyanto Seusai menggelar Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim di Bali, Desember 2007, Indonesia menggelar Konferensi Kelautan Dunia di Manado, Sulawesi Utara, 16 Mei 2009. Pertanyaannya, benarkah Indonesia sukses menggelar Konferensi Kelautan Dunia (WOC) yang dihadiri lebih dari 70 negara? Sebagai tuan rumah, sukses itu disertai beberapa catatan. Secara substansi, Indonesia menambah kredit poin dalam pergaulan dunia. Sukses mengumpulkan sejumlah petinggi negara membahas laut terkait perubahan iklim; pertemuan pertama setelah Konvensi Hukum Laut (UNCLOS) tahun 1982. Kebanggaan bertambah dengan disepakatinya Deklarasi Manado (MOD) dan deklarasi Prakarsa Segitiga Terumbu Karang (CTI) oleh enam pemimpin pemerintahan. Kurang sebulan, Indonesia sudah membentuk tim khusus untuk menyosialisasikan ke dunia internasional bahwa dimensi kelautan patut diadopsi dalam Pertemuan Para Pihak Ke-15 UNFCCC di Kopenhagen, Denmark, Desember 2009. Di tengah euforia sukses sebagai tuan rumah, sejumlah pertanyaan kritis datang; di manakah sebenarnya posisi nelayan dan masyarakat pesisir dalam ajang internasional? Jawaban datang dari panitia nasional, WOC-CTI merupakan ajang pertemuan politis para petinggi negeri. Jika perwakilan nelayan tidak dilibatkan, bukan berarti dilupakan. Hanya soal waktu saja. Isu konservasi Salah satu isu terpanas selama pertemuan sepekan adalah soal konservasi laut. Di sela-sela pertemuan, pemerintah meluncurkan kawasan konservasi perairan Laut Sawu seluas tiga juta hektar. Ditambah kawasan konservasi laut yang sudah ada, jumlahnya melampaui target Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) seluas 10 juta ha tahun 2010. Secara angka, melampaui target merupakan prestasi. Yang digugat masyarakat pesisir dan LSM pendamping adalah proses penentuan kawasan, konsep pengelolaan, dan rencana aksi di lapangan. Selama ini, bagi masyarakat pesisir dan nelayan, konservasi terkait berbagai larangan yang meminggirkan mereka. Secara turun temurun hidup dari sepetak kawasan tangkap, masyarakat pesisir bisa serta-merta kehilangan hak waris itu. Mengatasnamakan hukum, mereka diminta menyingkir dari kesehariannya. Pengajar Universitas Sam Ratulangi, Manado, yang juga aktivis pendamping nelayan, Rignolda Djamaludin, menyebut model konservasi top down itu sebagai biang persoalan. Kearifan lokal masyarakat pesisir tak berarti apa pun saat konsep konservasi datang dari luar. Keanehan yang sering muncul, kawasan konservasi (yang identik pelarangan aktivitas) ada di bekas kawasan tangkap nelayan tradisional. Artinya, mereka dipaksa pergi dan mencari lokasi lain. Ketika nelayan-nelayan tradisional kembali menangkap di kawasan lama itu, serta-merta mereka dicap pelanggar kawasan. ”Pada saat itulah mereka dikriminalkan,” kata Rignolda. Sebaliknya, proses pengambilalihan hak masyarakat pesisir oleh pemerintah atau rekanan resmi pemerintah tidak dianggap melanggar hak asasi manusia. Bila ditelaah, cara-cara penetapan kawasan dan pengelolaan kawasan konservasi semacam itu justru melanggengkan kemiskinan nelayan tradisional dan masyarakat pesisir. Di tengah kondisi itu, masyarakat Lamalera di Pulau Lembata, NTT, memilih menolak rencana pemerintah memasukkan kawasan lautnya ke dalam kawasan konservasi. Bila mereka setuju, luas kawasan konservasi Laut Sawu menjadi lebih luas lagi. Juru Bicara Forum Masyarakat Peduli Tradisi Penangkapan Ikan Paus Lamalera Bona Beding mengatakan, masyarakat tahu risiko yang akan dihadapi. Maka, mereka mengirim surat resmi penolakan kepada pemerintah. Suara dari bawah Seperti harapan wajar masyarakat pesisir, pesan penolakan warga Lamalera jelas; dengarkan suara dari bawah. Mereka tak menolak konsep konservasi, tetapi meminta negara mendengarkan dan mencerna konsep konservasi tradisional mereka. Apa yang terjadi di sela-sela WOC semoga tidak mewakili sikap negara, yakni menolak suara masyarakat pesisir. Seperti diberitakan, polisi membubarkan aksi massa Aliansi Manado dan menangkap dua tokohnya. Sebanyak 15 peserta kongres dari Filipina juga digiring ke Kantor Imigrasi dan diusir dari Manado. Di persidangan, kedua tokoh aktivis Aliansi Manado dituding melawan perintah petugas yang bekerja di bawah undang-undang. Perlu dicerna pernyataan anggota Panel Ahli Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim dan Penasihat Khusus Presiden Seychelles Rolph Payet, pembahasan kelautan tanpa menyinggung keseharian nelayan adalah sia-sia. Nelayan tak hidup bagi diri sendiri. Kepada mereka, gizi keluarga, yang berguna bagi kecerdasan manusia, disandarkan. Sayang, justru mereka tergolong paling rentan dalam persoalan laut sekaligus luput dari perhatian soal kesejahteraan. Tak hanya di negara kepulauan kecil seperti Seychelles, nasib nelayan dalam kerentanan. Di Indonesia, enam kali pergantian presiden, nasib nelayan tak bergerak; sebatas jadi obyek perhatian musim kampanye. Laut
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Sepeda Motor Bakal Bisa Melaju di Jalan Tol
Benar pak, jalur khusus motor. Tapi maksud saya padatnya bukan srobot2an jalur gitu. Kalau sama jalurnya ya apa guna tol, bukan? Skrg ini tol mobil kebanyakan macetnya drpd lancarnya. Padahal bayarnya sama aja, malah naik terus. Nantinya kalau ada jalur motor, pasti juga sama. Motor akan macet di jalur tol motor ini krn saking banyaknya motor yg lewat. Belum lagi soal kesadaran sesama pengendara motor yg msh rendah. Wong jalan rame aja ngebut, tanpa lampu, maen serobot jalur, lwt trotoar... Gimana tol motor? Hehehehe... Begitu kekawatiran saya pak. - Original Message - From: Godlip Pasaribu marnagan2...@yahoo.com To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Wednesday, June 24, 2009 12:21 AM Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Sepeda Motor Bakal Bisa Melaju di Jalan Tol Pengertian saya peraturan baru motor masuk tol tidak akan diberlakukan di semua jalan tol tetapi hanya pada jalan tol yang mempunyai jalur khusus seperti Suramadu. Jadi jika nanti misalnya di Jagorawi atau di Cikampek motor boleh masuk akan dibuatkan jalur khusus bukan di jalan tol yang saat ini sidah jadi atau tidak mengurangi jalur yang sekarang sudah ada. Powered by Telkomsel BlackBerry®
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Invitation, was Pak Godlip Pasaribu vs Pak Bungaran Simanjuntak
Saya senang dengan ide adanya pertemuan ini. Pada intinya saya tidak ada masalah kok dengan Pak Bungaran, hanya beda pendapat yang saya pikir wajar saja terjadi pada setiap orang. Rambut boleh sama hitam tetapi pendapat kan berbeda-beda. Saya biasa bersahabat dengan orang-orang yang berbeda pendapat. Let's celeberate the differences. Jadi saya tunggu sampai bulan Desember Pak Bungaran. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: bungaran no_re...@yahoogroups.com Date: Wed, 24 Jun 2009 12:58:56 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Invitation, was Pak Godlip Pasaribu vs Pak Bungaran Simanjuntak Terima kasih atas undangan makan di Lapo. Tapi pada saat ini, saya tidak berada di Indonesia. Tidak mungkin mendapatkan cuti dengan waktu se-singkat itu. Senang rasanya jika bisa berjumpa dengan Pak Godlip, juga dengan anggota FPK Kompas. Bagaimana kalau perjumpaan ditunda dulu. Bulan Desember mungkin saat yang tepat untuk mewujudkan tali persaudaraan. Setiap akhir tahun, saya mendapatkan kesempatan untuk liburan ke jakarta. --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan agushamonan...@... wrote: Out of Topic Sejak awal FPK berdiri pertengahan 2004, hubungan pak Godlip dan pak Bungaran sudah panas. Untuk itulah saya pribadi mengundang khusus kepada Pak Godlip dan pak Bungaran lunch di Lapo, hari Jumat 26 Juni 2009, siapa tahu perseteruan yang hampir berjalan 5 tahun dapat cair. Mohon maaf, undangan tertutup bagi yang lain. Horas! Salam, AH [Non-text portions of this message have been removed] = Pojok Milis Komunitas Forum Pembaca KOMPAS [FPK] : 1.Milis Komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS 2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://epaper.kompas.com/ , http://kompas.com/ dan http://kompasiana.com/ 3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke anggota 4.Moderator E-mail: agus.hamonan...@gmail.com agushamonan...@yahoo.co.id 5.Untuk bergabung: forum-pembaca-kompas-subscr...@yahoogroups.com KOMPAS LINTAS GENERASI = Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:forum-pembaca-kompas-dig...@yahoogroups.com mailto:forum-pembaca-kompas-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: forum-pembaca-kompas-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Mengapa?
Debat Cawapres yad akan dimoderatori oleh Fahmi Idris. Apakah ini cukup fair mengingat FI berasal dari salah satu kubu. Bagaimana KPU?
[Forum-Pembaca-KOMPAS] TEMAN-TEMAN ILUNI FHUI DAN FIB UI KAPAN KITA BERKUMPUL
TEMAN-TEMAN ILUNI FHUI DAN FIB UI KAPAN KITA BERKUMPUL ? Sesekali tidak ada salahnya kita bernostalgia. Saya hanya ingin mengajak teman-teman alumni FHUI dan FIB-UI berkumpul membicarakan masa depan bangsa dan negara menjelang Pilpres mendatang. Pemikiran-pemikiran seperti apa yang dapat kita berikan ? Ya, sudah lama sekali kita tidak berdialog. Siapa yang memulai ? Terakhir saya hadir pada 10 Juli 2008. Sudah lama sekali. Di bawah ini ada salinan rangkuman tulisan adik-adik kita dari FHUI pada waktu itu, hanya sekedar untuk mengingatkan. “‘Bila tua nanti kita telah hidup masing-masing ingatlah hari ini”, demikian potongan lirik dari lagu berjudul ‘ingatlah hari ini’ dari Project Pop. Ternyata lirik tersebut dapat dinyanyikan untuk para alumni FH UI yang kembali berkumpul dalam suatu acara bertajuk “warming up party” di Bugs Café, Pondok Indah (10/7). Usia tak akan menjadi hambatan dalam sebuah kenangan akan persahabatan… Pada Hari Kamis, 10 Juli 2008 di Bugs Café Pondok Indah telah diadakan acara kampanye calon ketua ILUNI Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI). Acara tersebut dihadiri oleh alumni FHUI dari berbagai angkatan. Adapun lima calon ketua ILUNI FHUI yang terdaftar yaitu: Dasman Djamaluddin, S.H., M.H. Pria kelahiran Jambi, 22 September 1955 ini merupakan alumnus FH UI program ekstensi angkatan 1995. Setelah lulus pada tahun 2003, ia melanjutan pendidikan di FIB Ui jurusan ilmu sejarah. Dasman bekerja sebagai pimpinan redaksi majalah Fakta dan Hukum, direktur eksekutif LPSS (Lembaga Pengkajian Sejarah Supersemar). Sosoknya yang pendiam ternyata ramai dalam prestasi khususnya karya berupa buku dan tulisan, salah satu bukunya yang terkenal adalah Jenderal TNI Anumerta Jenderal Basoeki Rachmat dan Supersemar. Dasman mengatakan perasaannya saat dicalonkan sebagai alah satu kandidat cukup berbangga bahkan ini merupakan pencalonan ketiga kalinya untuk menjadi calon ketua ILUNI. ” Saya tidak mempersoalkan menang atau kalah” ujar Dasman saat ditanya mengenai kansnya sebagai pemenang diantara kelima kandidat. Singkat kata, Dasman merupakan sosok alumni FH UI yang ingin memimpin ILUNI untuk menjadi lebih baik lagi di kemudian hari dan ILUNI FH UI kelak dapat merangkul semua angkatan tanpa hanya terpusat di satu angkatan. DR. Chandra Motik Yusuf, S.H., M.Sc. Chandra Motik merupakan nama yang familier di telinga namun siapakah Chandra Motik? Ia adalah sosok wanita feminim tercantik diantara kelima kandidat tentunya karena ia merupakan satu-satunya kandidat wanita, yang terkenal dengan rambutnya yang indah. Chandra Motik bekerja sebagai penasehat ahli kepala staf TNI AL bidang maritim dan hukum dan sebagai legal consultants law firm miliknya. Chandra Motik terpilih menjadi salah satu kandidat setelah melalui perbincangan ringan dengan para sahabatnya yang zaman mahasiswa dahulu merupakan gank warung senggol. Dari perbincangan itu lah muncul ide untuk mencalonkan dirinya yang datang dari para sahabat. Visi seorang Chandra Motik terhadap ILUNI adalah bagaimana kelak ILUNI FH UI dapat menjadi wadah berkumpulnya para alumni FH UI yang solid dan bersatu. Asrul Harun, S.H., M.Kn. Pria murah senyum yang saat warming up party datang mengenakan jas rapi ini merupakan salah seorang alumni FH UI dari angkatan 1995. Asrul lahir di Medan, 23 Oktober 1948 dan kini ia berprofesi sebagai pengusaha dan konsultan hukum di ”ASA” law firm Jakarta. Asrul berbangga hati karena dapat dicalonkan sebagai salah satu kandidat calon ketua ILUNI oleh beberapa rekannya semasa di FH UI dahulu. Sebagai calon kandidat Ketua ILUNI FH UI Asrul berpesan pada adik-adik mahasiswa FH UI untuk berpikir positif tentang dosen walau segalak apapun dosen itu. ”Jangan pernah berpikir tentang dosen killer, killer itu datang dari diri kita sendiri dan jangan pernah putus sekolah hanya karena biaya, selalu rajinlah belajar maka bantuan pasti akan datang” ujarnya di sela-sela warming up party. Gandjar Laksmana Bonaprata Bondan, S.H., M.H. Diantara kelima kandidat ketua ILUNI, Gandjar merupakan kandidat termuda.. Pria kelahiran Pekalongan, 9 Februari 1971 yang akrab disapa bang Gandjar ini saat warming up party datang mengenakan training dan helm sepeda di tangan setelah menempuh perjalanan dengan menggunakan sepeda dari kampus UI menuju pondok indah. Gandjar yang berprofesi sebagai dosen di FH UI dan pengacara, sosoknya yang karismatik menyimpan segudang mimpi untuk ILUNI kelak. Visi seorang Gandjar untuk ILUNI adalah agar kelak ILUNI dapat menjadi organisasi yang mampu menjadi mitra pengembangan universitas. Chudry Sitompul, S.H., M.H. Sama halnya dengan Gandjar Laksmana, Chaudry Sitompul merupakan salah seorang kandidat Ketua ILUNI yang berprofesi sebagai dosen di FH UI. Chudry lahir di Jakarta, 12 Desember 1955 dan merupakan alumni FH UI dari angkatan 1986. Sama halnya dengan kandidat lainnya Chudry pun memiliki keinginan untuk memajukan ILUNI FH UI sebagai atu organisasi kealumnian yang memiliki
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Selamat kepada Pak Kartono Mohamad
Terima kasih mas AH, semoga FPK terus berjaya sebagai tempat diskusi. Padahal saya kan hanya mengeluarkan uneg-uneg setiap kali nulis. Eh, ternyata dianggap sebagai cendekiawan. Weleh-weleh...Ya puji Tuhan, alhamdulillah, KM Original Message From: agushamonan...@yahoo.co.id Date: 25/06/2009 8:10 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subj: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Selamat kepada Pak Kartono Mohamad Selamat kepada Pak Kartono Mohamad atas terpilih sebagai Cendekiawan Berdedikasi Kompas 2009 Salam, AH --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan agushamonan...@... wrote: Oleh : Try Harijono/ Evy Rachmawati http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/06/25/05371343/Kartono. Muhammad.Tak.Lelah.Berteriak KOMPAS.com- Tulisannya kritis dan tajam. Mungkin ada pihak yang tersinggung. Namun, contoh-contoh di lapangan serta data-data yang dipaparkan dalam tulisan itu sulit dibantah. Begitulah dr Kartono Mohamad (70) menulis. Bukan akhir-akhir ini saja ia aktif menulis. Dokter kelahiran Batang, Jawa Tengah 13 Juli 1939 ini sudah menulis untuk Kompas sejak 1972. Tidak kurang dari 234 tulisannya dimuat di Harian Kompas. Isi tulisannya terutama menyangkut persoalan kesehatan dalam arti luas. Selain persoalan kebijakan kesehatan, pelayanan kesehatan, medis, dan obat-obatan, profesi dokter, etika kedokteran dan layanan rumah sakit juga diulasnya. Kartono mampu menjelaskan kepada pembaca, duduk persoalan dari suatu peristiwa secara jernih. Persoalan yang rumit, bisa dipaparkan secara sederhana sehingga mudah dimengerti pembaca. Begitulah Kartono. Cita-citanya sejak awal memang ingin meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara menyeluruh. Menulis sangat membantu pemahaman masyarakat terhadap persoalan-persoalan kesehatan, kata Kartono. Bukan cuma menulis artikel di media massa, Kartono juga menulis sejumlah buku kesehatan, termasuk aspek hukum dan etika profesi kedokteran. Dokter lulusan Universitas Indonesia 1964 ini juga sempat praktek melayani kesehatan masyarakat. Selain itu, ia juga mengajar Etika di Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Jakarta (1992-1996), serta menjadi Redaktur Pelaksana Majalah Ilmu Bedah Ropanasuri, dan Pemimpin Redaksi Majalah Kedokteran Medika. Dokter di TNI Angkatan Laut dengan pangkat terakhir Mayor ini juga aktif di berbagai organisasi, termasuk sempat menjadi Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonedia (PB IDI) 1985-1988. Melalui organisasi, lebih mudah memperjuangkan cita-cita di bidang kesehatan, kata Kartono. Cita-citanya di bidang kesehatan antara lain memberikan perlindungan kepada masyarakat sejak dalam kandungan hingga orang tua (healthy people in every stage of life) serta memberikan perlindungan kesehatan kepada masyarakat di mana pun dia berada (healthy people in healthy places), seperti yang juga diperjuangkan pemerintah Amerika Serikat. Puskesmas dulu tujuannya mulia untuk melindungi kesehatan masyarakat, tapi sekarang bergeser menjadi tempat pengobatan, kata Kartono Mohamad. Memperkuat IDI Salah satu pencapaian bidang kesehatan yang diraih Kartono adalah membenahi organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ketika dia menjadi Ketua Pengurus Besar (PB) IDI 1985-1988. Di bawah kepemimpinannya, struktur organisasi IDI diperkuat sehingga tidak sebatas perkumpulan yang dikelola secara bergantian. Di IDI misalnya, atas gagasannya, dibentuk Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Indonesia (MKEKI). Majelis ini anggotanya dokter-dokter dari berbagai angkatan, berlatar belakang berbagai agama, budaya, etnis dan latar belakang keahlian. Majelis ini secara truktural tidak di bawah Ketua PB IDI, tetapi di bawah Kongres. Karena itu keputusannya bisa obyektif dan bahkan bisa menegur atau menindak tegas ketua umum organisasi bila terbukti melanggar disiplin kedokteran, kata peraih penghargaan Satya Lancana Satya Dharma (1962) dan Satya Lancana Penegah (1970) ini. Selain meletakkan tonggak awal upaya menegakkan etika kedokteran, Kartono juga menggagas pendirian Badan Pembelaan Anggota PB IDI. Setiap dokter yang tengah menghadapi masalah terkait etika kedokteran akan mendapat pendampingan hingga dokter bersangkutan mendapat putusan apakah melanggar etika atau tidak secara adil dan obyektif, ujarnya. Adapun untuk melindungi kepentingan pasien, ia dan jajaran pengurus IDI membuat lembaga pengaduan. Hampir setiap surat keluhan dari masyarakat yang masuk ke PB IDI dijawab sendiri oleh Kartono. Sebagian besar kasus yang diadukan adalah soal komunikasi. Masalah komunikasi antara dokter dan pasien memang masih harus terus ditingkatkan. Namun bila ada dugaan pelanggaran etika kedokteran, saya akan mengajukan ke MKEK untuk diproses lebih lanjut, ujarnya. Di bawah kepemimpinan Kartono, PB IDI juga berani bersuara keras, bahkan kritis terhadap berbagai persoalan kesehatan dan kebijakan pemerintah di bidang kesehatan. Padahal, rezim Orde Baru saat itu sangat represif.
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Waduh, Bahasa Inggris 600 Guru RSBI Ternyata Memble!
Sungguh disayangkan pada era dimana globalisasi sudah semakin melanda segala penjuru dunia, kok guru-guru kita masih cukup rendah keahlian-nya dalam berbahasa Inggris. Sebenarnya jika setiap hari dipergunakan walupun hanya setengah jam saja, maka lama-lama akan lebih fasih. Memang masih banyak yang memprotes jika kita mempergunakan bahasa asing jika berbicara dengan teman-teman, tetapi semakin sering kita menggunakan-nya maka akan lebih bagus. Sedangkan bahasa kita sendiri, sampai kita tuapun tidak akan melupakan-nya. Saya tidak pernah melupakan bagaimana berbahasa Jawa kromo Inggil dalam keseharian percakapan saya dengan orang-orang yang harus saya hormati. Dan saya juga cukup fasih dalam berbahasa Indonesia, walaupun saya juga setiap harinya berbicara bahasa Inggris, kadang-kadang hampir 'non-stop. Saya juga masih tetap mempelajari bahasa Perancis, agar selalu ingat kosa kata yang cukup ribet tersebut. Karena saya tidak terbiasa menghapal gender dalam berbahasa. Inggris tidak memerlukan gender dalam tata bahasanya. Semoga para guru bahasa Inggris kita akan lebih canggih lagi dalam bercakap-cakap, dan menulis dengan grammar yang benar dalam bhs. Inggris. Agar tidak memalukan. Salam, Yuli --- On Wed, 6/24/09, Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id wrote: From: Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Waduh, Bahasa Inggris 600 Guru RSBI Ternyata Memble! To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Wednesday, June 24, 2009, 4:13 PM http://edukasi. kompas.com/ read/xml/ 2009/06/24/ 17410455/ waduh.bahasa. inggris.600. guru.rsbi. ternyata. quotmemblequot. .. JAKARTA, KOMPAS.com — Berdasarkan Test of English for International Communication (ToEIC), dari sekitar 600 guru sekolah rintisan sekolah berstandar internasional (RSBI) SMP, SMA, dan SMK di seluruh Indonesia, terungkap bahwa penguasaan bahasa Inggris guru dan kepala sekolahnya rendah. Data tersebut diungkapkan oleh Direktur Tenaga Kependidikan Direktorat Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) Depdiknas Surya Dharma, MPA, Ph D, di Jakarta, Selasa (23/6). Surya mengatakan, penetapan sebagai sekolah berstandar internasional (SBI) ternyata sering mengabaikan tuntutan berbahasa Inggris aktif. Akibatnya, Surya melanjutkan, kemampuan bahasa Inggris guru dan kepala sekolah di sekolah rintisan SBI rendah. Hasil tes itu menunjukkan standar bahasa Inggris guru dan kepala sekolah RSBI pada umumnya rendah, sebanyak 60 persennya berada pada level paling rendah kemampuan berbahasa, tutur Surya. LTF Sumber : Antara [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kompas Berikan Penghargaan kepada Lima Cendekiawan Berdedikasi
Terima kasih Pak Manneke, kata KOMPAS saya tidak berkiprah tetapi berteriak, he he KM Original Message From: hepaest...@yahoo.ca Date: 25/06/2009 6:23 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subj: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kompas Berikan Penghargaan kepada Lima Cendekiawan Berdedikasi SELAMAT BUAT PAK KM! Penghargaan ini sangat pantas dan layak diberikan kepadanya. Selamat berkiprah terus, Pak KM. manneke --- On Wed, 6/24/09, Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id wrote: From: Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Kompas Berikan Penghargaan kepada Lima Cendekiawan Berdedikasi To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Received: Wednesday, June 24, 2009, 4:10 PM http://nasional. kompas.com/ read/xml/ 2009/06/24/ 22315444/ kompas. berikan. penghargaan. kepada.lima. cendekiawan. berdedikasi JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam rangka memperingati ulang tahunnya yang ke- 44 yang jatuh pada hari Minggu (28/6) nanti, harian Kompas akan memberikan penghargaan kepada lima cendekiawan yang dianggap berdedikasi. Mereka adalah Prof Dr Saparinah Sadli (81), Prof Emeritus Dr Ir Sjamsoe'oed Sadjad MSc (78), Liek wilardjo (70), dr Kartono Mohamad (70), dan Prof Maria SW Soemardjo (66). Kelimanya adalah kolumnis yang artikelnya sering menghiasi halaman opini Kompas, dan sampai saat ini masih terus mengabdikan dirinya pada dunia ilmiah meski usianya boleh dibilang sudah sepuh. Pemberian penghargaan akan dilakukan dalam sebuah acara di Hotel Santika Jakarta, Kamis (25/6) besok. Berikut adalah gambaran singkat tentang siapa para cendekiawan itu. Prof Hc Liek Wilardjo Menilai Liek Wilardjo (70) harus utuh. Hanya menilai dari pandangan pertama bisa salah sangka karena akan terkesan kaku, nyaris tanpa ekspresi, dan irit bicara. Namun, dengan menyimak tulisan-tulisannya di media massa dan penuturan orang-orang yang sudah lama berinteraksi dengan guru besar Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga ini barulah tergambar secara lengkap sosok cendekiawan yang utuh dan interdisipliner itu. Spesialisasi yang ditekuni secara serius oleh ilmuwan kelahiran Purworejo, 24 September 1939, itu adalah fisika dan matematika. Akan tetapi, tulisan-tulisannya juga tentang filsafat ilmu, etika, pendidikan sains, bahasa keilmuan, dan telaah lintas agama, yakni bidang-bidang yang juga diminatinya. Prof Maria SW Soemardjono Usianya sudah menginjak 66 tahun, tetapi Bu Maria belum kehilangan daya kritisnya. Bahkan untuk hal-hal kecil. Ketika berlangsung sesi pemotretan di kebun belakang rumahnya yang asri di Yogya, misalnya, Guru Besar Hukum Agraria UGM itu beberapa kali mempertanyakan apa manfaat gaya dan kemudian juga segera ingin tahu hasilnya. Memang saya begitu. Selalu bertanya apa pun, katanya. Di usianya yang senja, Bu Maria yang pensiun tahun lalu itu masih sangat sehat. Pikiran jernih dan mampu menanggapi berbagai permasalahan aktual yang terjadi di negara ini. Bukan hanya masalah pertanahan yang sudah menjadi spesialisasinya, tetapi juga info aktual terakhir tentang persidangan Bupati Sleman yang kini dalam proses pengadilan. Prof Dr Saparinah Sadli Sejarah mencatat ketokohan Prof Dr Saparinah Sadli (81) dalam berbagai peristiwa penting yang menjadi tonggak perjuangan perempuan untuk terbebas dari segala bentuk kekerasan dan diskriminasi. Dia adalah sosok ilmuwan dan pekerja hak asasi manusia yang tak pernah pensiun. Perjalanannya yang panjang dan penuh, teguh dan kukuh, adalah perpaduan antara `kebetulan-kebetula n yang bermakna', dorongan teman, sahabat dan suami, serta kehendak untuk terus belajar dan bekerja. Setiap orang selalu dalam proses menjadi, ujar Bu Sap – begitu ia disapa. Meski sudah sepuh, Bu Sap saat ini masih membantu Fakultas Psikologi UI dan Program Pascasarjana Kajian Wanita UI, yang dirintisnya sejak tahun 1989. Ia juga aktif di Yayasan Kesehatan Perempuan (YKP), terus menulis dan saat ini menjadi anggota tim peneliti tentang gender dan kesehatan reproduksi (kespro) dalam buku pelajaran SD, SMP, dan SMA. Hobi barunya, mencari bunga di Pasar Bunga Rawa Belong juga menjadi bagian dari kegiatan rutinnya. dr Kartono Mohamad Ia seorang dokter, tetapi tulisan-tulisannya tentang banyak hal kritis dan tajam. Mungkin ada pihak yang tersinggung. Namun, contoh-contoh di lapangan serta data yang dipaparkan dalam tulisan itu sulit dibantah. Begitulah dr Kartono Mohamad (70) menulis. Dokter kelahiran Batang, Jawa Tengah, 13 Juli 1939, ini sudah menulis untuk Kompas sejak 1972. Tidak kurang dari 234 tulisannya dimuat di harian Kompas. Isi tulisannya terutama menyangkut persoalan kesehatan dalam arti luas. Selain persoalan kebijakan kesehatan, pelayanan kesehatan, medis, dan obat-obatan, profesi dokter, etika kedokteran dan layanan rumah sakit juga diulasnya. Kartono mampu menjelaskan kepada pembaca, duduk persoalan dari suatu peristiwa secara jernih. Persoalan yang rumit bisa dipaparkan secara sederhana sehingga mudah dimengerti pembaca. Begitulah Kartono.
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: KPU, INDRA PILIANG DAN DASMAN DJAMALUDDIN
Amburadul! Amburadul dan lagi-lagi Amburadul! Sampai hari inipun saya belum mendapatkan surat panggilan untuk PEMILU tgl 8 Juli nanti. Rekan-rekan FPK, kemana saya bisa melapor, ya? Dan jika ada nomer tilpun yang bisa dikontak, mohon kirimkan kepada saya, ya, untuk melaporkan hal ini? Sebagai warga di salah satu RT/RW yang terdaftar dan sudah 12 tahun tinggal disatu alamt yang sama, kok tidak mendapatkan hak-hak saya?! Tahun 2004, juga harsu bersungut-sungut duduk di Kelurahan sampai dibuatkan kartu pemilihan, pada hari H, dimana kita semua harus melakukan pencoblosan (waktu itu). Dan sekarang terulang kembali, saya belum mendapatkan surat panggilan-nya untuk PEMILU 8 Juli. Saya tunggu ya kabar dari rekan-rekan FPK. Makasih dan salam, Yuli --- On Wed, 6/24/09, liman PAP liman_...@yahoo.com wrote: From: liman PAP liman_...@yahoo.com Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: KPU, INDRA PILIANG DAN DASMAN DJAMALUDDIN To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Wednesday, June 24, 2009, 6:28 AM Sepertinya pendapat kita sama. Apalagi ada iklan TV yg berisi anggota2 KPU yg telah membuat Pemilu Legislatif / DPT amburadul dan Debat Capres Tanpa Perdebatan padahal memakai uang negara. Sudah kerja tidak beres masih gila promosi masuk TV dan suka jalan ke luar negeri.
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Tanpa Rokok, Masyarakat di Negara Maju Panjang Umur
rekan Kiki .. anda benar, bahwa beban pajak dari produsen rokok kepemerintah itu dibebankan kemudian pada perokok / konsumen. para produsen, distributor dlsb nya hanya pass the monkey saja. salam, djs From: Kiki Soewarso kikisoewa...@yahoo.com To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Wednesday, 24 June, 2009 14:04:49 Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Tanpa Rokok, Masyarakat di Negara Maju Panjang Umur Jangan salah Pak... yang membayar pajak itu bukan produsen rokok, tapi para perokok yang sebagian besar adalah masyarakat miskin. Biaya kesehatan untuk penyakit yang diakibatkan rokok jauh lebih besar daripada penerimaan cukai negara yang dihasilkan dari para perokok tersebut.
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Silakan Tuntut Hapuskan, Ujian Nasional Jalan Terus...
bapak2 sekalian ... kalu saya nga salah nangkep. maksudnya 2 kali ujian ? satu UN dan satu lagi ujian dari sekolah terkait ? maksudnya sekolah swasta anak saya sekolah bukan disekolah international, sekolah swasta biasa setiap tahun dia membawa pulang 2 ijazah, takala di SMP maupun SMA satu dari UN dan satu lagi dari sekolahannya maap kalu bukan ini yang dimaksud salam, djs From: Asep Kurniawan ask...@yahoo.com To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Wednesday, 24 June, 2009 16:57:34 Subject: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Silakan Tuntut Hapuskan, Ujian Nasional Jalan Terus... Memang aneh. Barangkali Pak Hakiki mendaftarkan anaknya ke sekolah unggulan atau malah yang berstandar internasional? Seringkali sekolah dengan status begini membuat persyaratan tambahan. Ini yang saya ngga tau, apakah hal begini diperkenankan oleh aturan atau tidak. Salam,
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Selamat kepada Pak Kartono Mohamad
halo... Selamat untuk senior kita, ts dr.Kartono. rgds Billy --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Agus Hamonangan wrote: Selamat kepada Pak Kartono Mohamad atas terpilih sebagai Cendekiawan Berdedikasi Kompas 2009
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Sepeda Motor Bakal Bisa Melaju di Jalan Tol
satuju lah kang Asep ... mending mulai dari diri masing-masing. mungkin sangat tidak berarti alias kecil untuk keruwetan yang sudah menjadi kebiasaan dan seolah jadi benar paling tidak kita sudah berbuat ... paling tidak kita sudah menberi contoh pada anak atau cucu kita ... paling tidak, kalu tidak membaik sekarang, mungkin nanti pada masa anak cucu kita ... salam, djs From: Asep Kurniawan ask...@yahoo.com To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Wednesday, 24 June, 2009 17:17:30 Subject: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Sepeda Motor Bakal Bisa Melaju di Jalan Tol Harus diakui, masih banyak pengguna jalan yang bersikap seenaknya. Pengendara motor seringkali seenaknya naik ke trotoar atau berjalan melawan arus kendaraan. Pengendara mobil seringkali terlihat parkir di atas trotoar atau parkir di tempat yang jelas2 dilarang stop/parkir atau di dekat lampu lalu lintas. Kendaraan umum seringkali berhenti seenaknya di tengah jalan untuk menurunkan/menaikka n penumpang. Para pejalan kaki seringkali memaksa menyeberang saat lampu lalu lintas untuk kendaraan masih berwarna hijau. Daripada ribut, mending member FPK menginisiasi gerakan tertib lalu lintas. Perspektifnya bukan semata penegakan disiplin, tetapi menghormati hak orang lain: Jika berkendara atau parkir di atas trotoar, berarti kita sudah mengambil hak pejalan kaki. Jika menyeberang jalan saat lampu untuk kendaraan masih hijau atau tidak di jembatan penyeberangan, maka kita sudah mengambil hak para pengendara kendaraan. Dst. Caranya bisa lewat stiker, pin atau media lain yang dibuat dengan kata-kata dan desain kreatif. Salam,
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Debat capres 3: JK menyentil SBY dgn pengusaha rambut hitam
Indonesia perlu kemandirian pangan dan revitalisasi desa untuk mengentaskan kemiskinan dan mengatasi pengangguran. Sebagai negara besar yang memiliki kekayaan sumber daya alam, sangat layaklah menurut Mega jika masyarakat Indonesia sejahtera. Kekayaan alam utama yang potensial menurut Megawati adalah sektor pertanian, kelautan, dan perikanan. Oleh karena itu diperlukan pembagian tata ruang tanah dan air untuk meningkatkan potensi alam itu. Kita ingin membangun kedaulatan bukan hanya swasembaga pangan, tapi juga kelautan, ujar Megawati. Kemandirian pangan bisa ditempuh antara lain dengan melakukan proteksi terhadap produksi dalam negeri. Selanjutnya, Megawati juga menyoroti soal pemberdayaan daerah. Desa harus dilakukan revitalisasi agar mampu mengembangkan diri dan masyarakat di dalamnya. Selama ini pengembangan terhadap potensi desa kurang sehingga banyak masyarakat desa berbondong-bondong ke kota. Akibatnya, muncul urbanisasi. Bukannya menjadi sejahtera, banyak kaum urban justru menjadi miskin di kota. Sebelumnya, pada bagian awal pemaparan visi misi nya, SBY tak lupa mengungkapkan sejumlah keberhasilan dalam masa pemerintahannya sekarang. Ia mengatakan, meskipun dalam beberapa waktu lalu Indonesia mengalami imbas dari krisis global, namun Indonesia bisa selamat dari keterpurukan yang mendalam. Dan seluruh persoalan itu hanya dapat diselesaikan secara bertahap. Dengan keyakinan dan kerja sama seluruh daerah, 5 tahun mendatang kita bisa menurunkan lagi pengangguran, dan menurunkan pula kemiskinan, ujar SBY. Menurut Kalla, kemiskinan dan penggangguran saling terkait satu sama lain. Kemiskinan disebabkan oleh kurangnya pendapatan. Sementara, kurangnya pendapatan disebabkan oleh tidak adanya pekerjaan yang layak. Solusinya adalah lapangan kerja dengan pendapatan yang layak. Artinya di atas UMR (upah minimum regional) karena kalau di bawah UMR dia tetap miskin, jelas JK. Selanjutnya, setelah pendapatan naik, JK menekankan pentingnya menjaga agar masyarakat tidak mengeluarkan biaya lebih besar dari pendapatan yang didapatnya. Itulah gunanya pemerintah menjamin pendidikan gratis, kesehatan gratis, beras murah. Itu harus diberikan supaya pengeluaran masyarakat tidak naik, ucak JK. Menurut JK, semua itu bisa dicapai dengan pertumbuhan ekonomi yang baik yaitu sekitar 8 persen. Pemerintah harus membuka ruang bagi bagi terciptanya iklim investasi yang baik bagi swasta dan pemerintah. Saya minta maaf, saya menyesalkan dan masyarakat juga menyesalkan, (pernyataan) rambut hitam tidak baik, karena tanpa mereka siapa buka pekerjaan di republik ini, jelas JK. Soal ledakan penduduk, entah karena keterbatasan waktu tersebut, atau memang tak ada jawaban lain, SBY hanya menyebutkan bahwa program Keluarga Berencana memang harus kembali digalakkan. Lima tahun ke depan, kita kembali hidupkan KB agar pertumbuhan penduduk dapat dikendalikan, kata SBY. Impor jangan terlalu besar. Maaf ini Pak SBY, Indomie itu bisa menimbulkan inflasi. Sebab kalau makin banyak rakyat makan Indomie, makin banyak produksi dan makin banyak gunakan gandum. Gandum terlalu banyak, impor jadi tinggi, ucap JK. Pernyataan JK ini terkait dengan iklan SBY di stasiun televisi yang menggunakan jingle Indomie sebagai lagu iklan. Menanggapi pernyataan JK, SBY yang mendapat kesempatan menjawab setelah Megawati pun menimpali. Capres Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono berpandangan keberadaan subsidi tetap diperlukan sepanjang tujuannya untuk membantu rakyat kecil. Subsidi BBM suatu saat bisa dikurangi, tapi sekarang ini belum layak dikurangi. Apalagi masih banyak saudara kita yang belum hidup layak. Pandangan lebih dalam diungkapkan Jusuf Kalla. Menurut capres Partai Golkar ini, subsidi akan tetap diperlukan sepanjang hal tersebut masih diperlukan. Yang menjadi soal kita adalah mengurangi obyek subsidinya. Di mana obyek tertinggi? Di listrik, di minyak tanah, ungkapnya. Minyak tanah kita konversi ke gas, kita bangun pembangkit-pembangkit listrik. Jadi kita menurunkan subsidi dengan teknologi, tidak merepotkan rakyat, tegasnya. Pada debat capres kali ini: JK layak mendapat bintang
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Koreksi, Liek Wilarjo Ahli Fisika yang Juga Menulis Sosial
Kompas ada salah cetak / tulis pada biografi Liek Wilardjo, 1975-1980 Liek adalah dosen pada Fakultas Teknik Elektro, bukan Dekan, krn Dekan saat itu adalah (alm) Ir Soemaryono. Salam, Sutiono Gunadi Fak Teknik Elektro UKSW 1977-1982 Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id Date: Thu, 25 Jun 2009 01:02:50 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Liek Wilarjo Ahli Fisika yang Juga Menulis Sosial Oleh Subur Tjahjono http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/06/25/05404582/Liek.Wilarjo.Ahli.Fisika.yang.Juga.Menulis..Sosial KOMPAS.com- Menilai sosok Liek Wilardjo (70) harus utuh. Hanya menilai dari pandangan pertama bisa salah sangka, karena akan terkesan kaku, nyaris tanpa ekspresi, dan irit bicara. Namun, dengan menyimak tulisan-tulisannya di media massa dan penuturan orang-orang yang sudah lama berinteraksi dengan guru besar Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga ini barulah tergambar secara lengkap sosok cendekiawan yang utuh dan interdisipliner itu. Spesialisasi yang ditekuni secara serius oleh ilmuwan kelahiran Purworejo, 24 September 1939 itu adalah fisika dan matematika. Selain itu ia meminati bidang filsafat ilmu, etika, pendidikan sains, bahasa keilmuan, dan telaah lintas agama. Kalau dibilang total ya total. Total dalam arti saya tidak nyambi jadi calo. Dagang ya tidak. Main valuta asing atau MLM (multi level marketing) tidak. Berpolitik juga enggak. Total dalam arti itu, kata Pak Lieksapaan akrab Liek Wilardjo--ketika diwawancarai Kompas di Rumah Makan Tempo Doeloe, Kota Salatiga, Jawa Tengah, Senin (15/6) lalu. Akan tetapi, menurut dia, total pun dalam arti terbatas, baik dalam kualitas maupun kuantitas, terbatas juga dalam cakupan. Saya berkecimpung dalam dua kategori, yakni spesialisasi (fisika dan matematika) dan beberapa bidang lain di luar spesialisasi, yaitu filsafat ilmu, bahasa keilmuan, etika, sedikit telaah lintas agama, dan pendidikan sains. Di luar itu tidak terlibat, ujar alumnus Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada tahun 1964 itu. Spesialisasi di bidang fisika dan matematika itu memang didukung oleh latar belakang pendidikan S2 tahun 1965 dan S3 tahun 1970 di Michigan State University, Amerika Serikat. Penghargaan doktor honoris causa tahun 1990 di bidang sains juga dapat menjadi ukuran bagaimana perguruan tinggi terkemuka seperti Vrije Universiteit, Amsterdam, Belanda, mengakui kecendekiawanannya. Ia dihargai karena menstandardidasi istilah-istilah fisika dan pandangan-pandangannya tentang ilmu yang normatif. Mantan Rektor UKSW Dr Sutarno (76) memberi gambaran yang lebih utuh tentang Pak Liek yang pernah menjadi Pembantu Rektor I UKSW ketika Sutarno menjadi rektor 1973-1978. Ia apa adanya, terus terang, terkesan sombong, kurang diplomatis, sehingga sering menimbulkan salah paham atau antipati kalau melontarkan ide, tutur Sutarno. Padahal Pak Liek banyak idenya, seperti sistem kredit semester yang diperkenalkan Pak Liek di UKSW tahun 1973. Sistem kredit itu juga pertama diterapkan di Indonesia waktu itu. Menurut saya Pak Liek itu ilmuwan yang mumpuni, all round (serba bisa), kata Sutarno. Peneliti senior Lembaga Penelitian Percik di Salatiga, Dr Nico L Kana, menilai Pak Liek bukan tipe cendekiawan yang membutuhkan pentas dengan penonton yang bertepuk tangan. Pak Liek bukan sosok yang menonjol-nonjolkan diri. Meskipun demikian , Nico melihat sosok Pak Liek adalah cendekiawan yang selalu melihat segala hal secara utuh, sekalipun awalnya keahliannya adalah fisika dan matematika. Salah seorang mahasiswanya di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro UKSW tahun 1975-1981, Dr Yuliman Purwanto, membuat catatan untuk peringatan 70 tahun di kampusnya tahun ini. Yuliman menilai, Pak Liek telah menjadi begawan humanisme lewat karya, perenungan, dan tulisan-tulisannya. Ia bukan sekadar seorang guru besar, tetapi ia memang guru bagi bangsa ini, ujar Yuliman, yang sekarang menjadi dosen di Universitas Dian Nuswantoro Semarang dan Direktur TVKU Semarang itu. Hal itu pula yang mendorong Direktur Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang Prof Dr Ahmad Gunaryo mengundang Pak Liek mengajar Filsafat Ilmu di Program S3 Studi Islam IAIN Walisongo sejak tahun 2005. Di mata saya Pak Liek itu dedicated teacher (guru yang berdedikasi), ujar Gunaryo. Sebagai seorang guru, Pak Liek betul-betul mengabdi pada spesialisasi dan profesinya. Pak Liek sendiri ketika ditanya soal pencapaiannya merasa tidak ada yang bisa dibanggakan dari bidang-bidang yang ditekuninya itu. Biasa-biasa saja. Tidak ada istimewanya. Karena itu saya tidak berniat menulis otobiografi karena tidak ada capaian yang perlu dibanggakan dalam hidup saya, kata Pak Liek. Untuk mengetahui pandangan-pandangan Pak Liek tentang masalah kebangsaan, berikut petikan lengkap wawancaranya:
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Diputus Bebas, Prita Teriak Alhamdulillah
Laporan wartawan KOMPAS Pingkan E Dundu http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2009/06/25/12020820%20/diputus.bebas.prita.teriak.alhamdulillah TANGERANG, KOMPAS.com Majelis hakim Pengadilan Negeri Tangerang yang diketuai oleh Karel Tuppu, Kamis (25/6) siang, dalam putusan selanya menyatakan, terdakwa kasus pencemaran nama baik RS OMNI Internasional Alam Sutera, Prita Mulyasari, bebas. Putusan ini menjadi tanda dikabulkan eksepsi Prita yang disampaikan pada persidangan terdahulu. Mendengar putusan itu, Prita yang hari ini mengenakan pakaian berwarna putih dengan kerudung senada bermotif bunga hitam langsung menengadahkan tangannya. Sesaat kemudian, dengan suara cukup keras ia berkata, Alhamdulillah, terima kasih. Kemudian dengan kedua telapak tangan ia mengusap wajahnya dan kemudian berdiri dengan tangan masih berada di wajah. Setelah mendengarkan pembacaan putusan itu, jaksa penuntut umum, Riadi, tetap menyatakan akan melanjutkan perkara tersebut. Ia kemudian meminta agar majelis hakim memberikan salinan putusan sela tersebut. Sementara itu, pengacara Prita, Syamsu Anwar, yang ditemui seusai persidangan menyambut baik putusan hakim. Ia juga mengatakan akan melanjutkan kasus tersebut dalam konteks gugatan balik Prita kepada pihak RS OMNI Internasional terkait hak hidup kliennya yang telah terampas. Seusai sidang, Prita langsung dibawa ke ruang administrasi pengadilan setempat.
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Michael Jackson Meninggal Dunia
Michael Jackson Meninggal Dunia? KOMPAS.com - Mega bintang Michael Jackson dilaporkan meninggal dunia setelah dilarikan ke sebuah rumah sakit di Los Angeles, Kamis (25/6). Laporan tersebut dikeluarkan oleh Los Angeles Times dan Associated Press sementara jaringan televisi CNN belum memastikan laporan kematian bintang berusia 50 tahun itu. Menurut sumber CNN, Jackson berada dalam kondisi kritis. Brian Oxman, pengacara keluarga Jakson, menjelaskan mendapatkan informasi dari kakak Michael Jaskcon, Randy Jackson bahwa mega bintang itu tidak sadarkan diri setelah menderita cardiac arrest atau mendadak terhentinya kerja jantung di kediaman di Los Angeles barat. Jackson dilarikan ke UCLA Medical Center setelah petugas pemadam kebakaran Los Angeles menerima laporan itu dari jalur telpon permohonan bantuan darurat 911. Menurut Kapten Steve Ruda dari dinas pemadam kebakaran Los Angeles, permohonan bantuan itu diajukan dari sebuah kediaman di Los Angeles barat pada pukul 12:21 waktu Los Angeles atau 02.30 Jumat (26/6) WIB. Mega bintang yang berasal dari Gary, Indiana ini dikenal dengan julukan King of Pop. Jakson merupakan anak ke-7 dari sembilan bersaudara dari sebuah keluarga musisi yang terkenal. Saat ini, setiap pintu masuk menuju fasilitas gawat darurat UCLA Medical Center dijaga ketat oleh personel keamanan. Bahkan tidak seluruh staf rumah sakit mendapatkan akses masuk ke ruang itu. Beberapa orang yang tampak berada di ruang tunggu sekitar fasilitas gawat darurat UCLA Medical Center tak kuasa menahan haru dan larut dalam kondisi duka dengan saling bertangis-tangisan. http://internasional.kompas.com/read/xml/2009/06/26/05595593/Michael.Jackson.Meninggal.Dunia
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Hakim: Bebas, Prita Tak Bisa Dijerat UU ITE
http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2009/06/25/12401995%20/hakim.bebas.prita.tak.bisa.dijerat.uu.ite TANGERANG, KOMPAS.com Putusan bebas yang dijatuhkan Majelis Hakim PN Tangerang atas terdakwa kasus pencemaran nama baik RS Omni Internasional, Prita Mulyasari, diambil karena terdakwa tak bisa dijerat dengan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). UU ITE digunakan dua tahun lagi, artinya pada 21 April 2010 UU ITE baru diterapkan karena itu Prita tidak bisa dijerat dengan UU ITE, kata Ketua Majelis Hakim Karel Tuppu di PN Tangerang, Kamis (25/6). Dengan demikian, hakim menilai dakwaan JPU terhadap Prita dengan dasar Pasal 45 jo Pasal 27 Ayat 3 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE serta Pasal 310 dan 311 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana tidak memiliki substansi dan dasar hukum yang jelas. ITE belum bisa diberlakukan untuk mendakwa terdakwa, JPU tidak bisa melakukan tindakan sewenang-wenang, kata Karel. Menurut dia, semua dakwaan yang sampaikan JPU tidak memenuhi syarat sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 143 Ayat 2 huruf b KUHAP. UU ITE belum bisa diterapkan dan karena itu dakwaan terhadap Prita dibatalkan demi hukum dan tidak ada jeratan hukuman terhadap terdakwa, katanya. Ia mengatakan, semua keberatan pengacara terdakwa dikabulkan dan JPU bisa mengajukan keberatan kepada Pengadilan Tinggi (PT) Banten. Untuk itu persidangan terhadap Prita di PN Tangerang dihentikan, semua ditindaklanjuti di PT, ujar Karel.
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Kasus Moge Arogan Selesai Damai? Kok Polisi Tidak Tahu
http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2009/06/24/1439020/kasus.moge.arogan.selesai.damai.kok.polisi.tidak.tahu BOGOR, KOMPAS.com Kapolres Bogor AKBP Suntana mengatakan belum mengetahui adanya kesepakatan damai antara anggota konvoi motor gede (moge) dan korban pemukulan, Darmawan Edwin Sudibyo (51), karena hal tersebut bukan wewenang penyidik. Masalah itu bukan wewenang penyidik. Kalau terjadi kesepakatan damai di antara kedua belah pihak, ya silakan saja, katanya saat dihubungi di Bogor, Rabu (24/6), menanggapi informasi bahwa Edwin dan rombongan konvoi moge telah sepakat untuk damai. Ia mengatakan, sampai saat ini polisi baru pada tahap pemeriksaan saksi-saksi dan akan memanggil semua pihak yang terlibat untuk mengonfrontasi pengakuan mereka. Besok kami akan konfrontasi kedua belah pihak, kata Suntana. Konvoi moge yang dipimpin Anto Nasution tersebut sebelumnya dilaporkan oleh Edwin kepada polisi karena telah melakukan pemukulan terhadap dirinya di Jalan Raya Puncak, Kabupaten Bogor. Peristiwa pemukulan tersebut terjadi pada 24 Mei 2009 sekitar pukul 16.00. Ketika itu, Edwin mengendarai mobil Nissan X-Trail dari arah Cisarua menuju Jakarta bersama istrinya, Dian Fara (39), yang tengah hamil lima bulan serta tiga anak dan ayah mertuanya. Korban yang saat itu tengah terjebak kemacetan di kawasan Puncak dipukul oleh beberapa pengendara moge karena mobilnya dianggap telah menghalangi laju konvoi mereka yang juga menuju Jakarta. Selain memukul Edwin, mereka juga menggebrak dan menendang mobil korban sehingga mengalami rusak, dua kaca spion terlepas, washer lampu rusak, dan lecet di badan mobil. Suntana sebelumnya juga telah menegaskan, pihaknya akan mengambil tindakan tegas tanpa pandang bulu terkait kasus pemukulan tersebut.
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Jakob Oetama: Kompas Sehebat Sekarang Berkat Cendekiawan
http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/06/25/11203635/Jakob.Oetama.Kompas.Sehebat.Sekarang.Berkat.Cendekiawan JAKARTA, KOMPAS.com Harian Kompas memberikan Anugerah Cendekiawan Berdedikasi kepada lima cendekiawan Indonesia. Mereka adalah dr Kartono Mohamad (70); Prof Dr Maria SW Sumardjono, SH, MCL, MPA (66); Prof Emiritus Dr Ir Sjamsoe'oed Sadjad, MSc (78); Prof Liek Wilardjo, BSc, LCE, MSc, PhD, GCEPA, DSc (70); dan Prof Dr Saparinah Sadli (81). Bapak dan ibu semua (penerima anugerah) di mata kami sudah menyumbangkan ilmu pengetahuan, pikiran kreatif lewat media massa, lewat tulisan, kata Pimpinan Umum Harian Kompas Jakob Oetama (78) sebelum ia memberikan Anugerah Cendekiawan Berdedikasi di Hotel Santika Premier, Jakarta, Kamis (25/6). Lebih lanjut, Jakob mengatakan bahwa ilmuwan yang membagikan ilmunya melalui tulisan memberikan suatu kontribusi ekstra. Jika dilihat dari profesinya sebagai dosen dan profesor sudah optimal. Namun, masih menyisihkan waktu untuk menulis dan disumbangkan ke orang lain, yang salah satunya melalui Kompas. Dan ini mendapat tanggapan yang baik dari para pembaca, kata Jakob. Menurutnya, harian Kompas bisa sehebat sekarang ini tidak terlepas dari kontribusi kelima penerima anugerah ini. Selain itu, apa yang mereka berikan kepada masyarakat melalui Kompas tidak sekadar ilmu yang mereka kuasai, tetapi juga sekaligus kesaksian hidup mereka. Melalui kesederhanaan hidup dari keterbatasan sebagai PNS, mereka masih bisa optimal dan total dengan pekerjaannya, ungkapnya. Jakob pun menyelipkan harapan yang berakar pada kehidupan penerima anugerah. Berakar pada sosok pribadi dan kontribusi serta kerja keras dari bapak dan ibu, kami harapkan hal itu bisa menjalar kepada para ilmuwan-ilmuwan muda. Lewat Kompas kepada masyarakat dan kita semua, ujar Jakob.
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Selebaran Katolik di Kampanye JK Pecah Belah Bangsa
http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/06/25/12331211/Selebaran.Katolik.di.Kampanye.JK.Pecah.Belah.Bangsa JAKARTA, KOMPAS.com Sekretaris Tim Kampanye Nasional SBY-Boediono Marzuki Alie, yang juga Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, mengatakan, selebaran yang dibagi-bagikan pada kampanye tertutup capres M Jusuf Kalla di Asrama Haji Medan pada 24 Juni dapat memecah belah bangsa. Selebaran tersebut menyatakan bahwa Herawati, istri cawapres Boediono, beragama Katolik. Selebaran tersebut berbau SARA dan dapat memecah belah bangsa. Memangnya penganut agama lain tidak berhak menjadi pemimpin? Ini pelecehan terhadap agama orang lain, ujar Marzuki pada jumpa pers, Kamis (25/6) di Bravo Media Center, Jakarta. Marzuki melanjutkan, kejadian tersebut merupakan puncak dari serentetan kejadian kubu JK-Wiranto yang cenderung memojokkan kubu SBY-Boediono. Namun, selama ini kejadian tersebut tidak pernah diungkap ke permukaan karena kurangnya bukti-bukti yang kuat. Namun, kali ini kami sudah memiliki rekaman dan bukti-bukti lainnya, ujarnya. Marzuki juga meminta para kontender lain beserta tim kampanye nasionalnya tidak mengotori pilpres demi kepentingan-kepentingan jangka pendek. Sebaliknya, mereka diminta konsisten berkomitmen untuk mendukung terselenggaranya pemilu damai seperti yang dikumandangkan pada saat deklarasi damai di Hotel Bumi Karsa, 10 Juni.
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Wah.. Hampir Separuh BlackBerry di Indonesia Barang Ilegal
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/xml/2009/06/25/1401305/Wah...Hampir.Separuh.BlackBerry.di.Indonesia.Barang.Ilegal JAKARTA, KOMPAS.com Ponsel cerdas BlackBerry memang tengah booming di kalangan masyarakat Indonesia. Namun, siapa sangka jika hampir separuh dari BlackBerry yang beredar di Indonesia ilegal. Pengakuan ini datang dari salah satu operator yaitu PT Excelcomindo Pratama Tbk (EXCL). Manager Broadband BlackBerry 3G PT Excelcomindo Pratama Tbk (XL) Handono Warih mencatat, sedikitnya separuh BlackBerry yang beredar di pasaran adalah ilegal. Saat ini, BlackBerry yang sudah beredar di pasar diperkirakan mencapai 425.000 unit. Dari jumlah ini, 250.000 unit disalurkan secara resmi oleh tiga operator telekomunikasi, yakni Excelcomindo, PT Indosat Tbk (ISAT), dan PT Telkomsel. Dengan demikian, ada 175.000 unit BlackBerry yang berasal dari pasar gelap atau black market. Ujungnya, Departemen Perdagangan kini akan menurunkan tim guna mengawasi peredaran gadget tersebut. Tim akan dibentuk segera, ujar Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Depdag Subagyo, di Jakarta, Kamis (25/6). Subagyo melanjutkan, hingga sekarang, Depdag masih melakukan pengawasan terhadap peredaran barang yang impor sesuai aturan Permendag No 56 Tahun 2009. Barang itu adalah garmen, sepatu, mainan anak, elektronik, makanan, dan minuman. Tapi kalau ada permintaan atau kasus tertentu seperti BlackBerry yang di luar ketentuan, Depdag bisa menurunkan tim untuk melakukan pengawasan di pasar, katanya. (Epung Saepudin/Kontan)
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Beginilah Kesan Kelima Penerima Anugerah Cendekiawan Berdedikasi 2009
http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/06/25/13085215/Beginilah.Kesan.Kelima.Penerima.Anugerah.Cendekiawan.Berdedikasi.2009 JAKARTA, KOMPAS.com - Penganugerahan Cendekiawan Berdedikasi 2009 yang kedua, ternyata memberikan kesan mendalam bagi kelima orang yang menerimanya. Kelima cendekiawan Indonesia yang berbahagia tersebut adalah dr Kartono Mohamad (70); Prof Dr Maria SW Soemardjono, SH, MCL, MPA (66); Prof Emiritus Dr Ir Sjamsoe'oed Sadjad, MSc (78); Prof Liek Wilardjo, BSc, LCE, MSc, PhD, GCEPA, DSc (70); dan Prof Dr Saparinah Sadli (81). Ketika saya tahu yang memberikan anugerah ini Kompas, saya tidak berpikir panjang. Karena Kompas adalah obyektivitas dan kejujuran. (dua hal) yang langka, kata Maria memberikan kesan pertama saat pertama kali mendengar ia menerima anugerah ini di Hotel Santika Premier, Jakarta (25/6). Lebih lanjut, Guru Besar Hukum Agraria Universitas Gadjah Mada (UGM) yang pensiun tahun lalu itu mengaku, apa yang selama ini ia lakukan hanya panggilan jiwa. Apa yang saya lakukan tanpa pernah terbayangkan ada yang akan memberi perhatian, ungkapnya. Kesan mendalam juga dialami dr Kartono, mantan Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) periode 1985-1988. Selama ini nulis cuma untuk mengeluarkan uneg-uneg saja, tapi malah dimuat. Saya mulai nulis tahun 70-an, ungkap Kartono. Yang menarik, tambah Kartono, ucapan selamat atas Anugerah Cendekiawan Berdedikasi yang diterimanya datang dari KPK jam 04.00 tadi pagi. KPK berpesan jangan lelah lawan korupsi. Lalu saya jawab, yang korupsi juga kuat, kata Kartono yang pernah menjadi dokter TNI AL dengan pangkat terakhir Mayor. Apa yang dirasakan mereka mirip dengan spesialisasi di bidang fisika dan matematika Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Jawa Tengah, Prof Liek Wilardjo, dan pionir dalam ilmu dan teknologi benih di Indonesia sekaligus guru besar di Institut Pertanian Bogor Jawa Barat Prof Emiritus Dr Ir Sjamsoe'oed Sadjad, dan perintis kelahiran Komisi Nasional Antikekerasan terhadap Perempuan, Saparinah Sadli. Saya terharu. Terima kasih telah dihargai, kata Saparinah. Tahun lalu yang menerima anugerah serupa adalah MT Zen, Sayogyo, Thee Kian Wie, Soetandyo Wignyosoebroto, dan Satjipto Rahardjo.
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Talk To CEO, Jumat, 26 Juni, 2009
Tempat sangat terbatas, silakan reservasi: Lina 08889112299 atau Mevi 08889112321 Come and Join . Please join Live at Solo Lounge, Grand Sahid Jaya HOTEL or On-Air at Trijaya Network Nationwide. Special Edition Talk to CEO, Live, June 26th, 5 PM 6.30 PM Guest: Betti Alisjahbana, Founder CEO PT. OB International Host: Sandiaga S. Uno Info RSVP: Lina 08889112299 atau Mevi 08889112321
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Indra: Kualitas Rizal Hanya Pelontar Peluru Hampa
http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/06/25/14042190/Indra.Kualitas.Rizal.Hanya.Pelontar.Peluru.Hampa JAKARTA, KOMPAS.com Juru bicara Tim Kampanye Nasional Jusuf Kalla-Wiranto, Indra J Piliang, menuntut balik juru bicara tim SBY-Boediono, Rizal Mallarangeng, untuk meminta maaf. atas pernyataannya sehubungan peristiwa selebaran mengenai agama Herawati Boediono saat kampanye JK di Medan. Kami meminta saudara Rizal Mallaranggeng mencabut pernyataannya yang kurang sopan itu, baik secara lisan atau tulisan. Selain itu, saudara Rizal wajib menyatakan permohonan maaf secara lisan dan tulisan kepada Bapak Jusuf Kalla dan Tim Kampanye Nasional JK-Wiranto, kata Indra J Piliang di Jakarta, Kamis (25/6). Dalam kampanye Kalla di Asrama Haji Medan beredar selebaran fotokopi berita yang mengutip ucapan Habib Hussein al-Habsyi bahwa istri calon wakil presiden itu bukan beragama Islam. Pada Rabu, Rizal Mallarengeng sebagai Tim Kampanye Nasional SBY-Boediono telah melontarkan beberapa pernyataan antara lain, Kami menuntut JK untuk menjelaskan peristiwa ini apakah sepengetahuan beliau untuk menyebarkan fitnah dan black campaign. Selain itu, Rizal juga melontarkan pernyataan, Jelas ada buktinya ini dengan sengaja dibagikan ke dalam ruangan yang ada Wapres (JK) yang saat itu sedang berkampanye sebagai calon presiden. Lebih lanjut Rizal juga menegaskan, Sebagai penanggung jawab tertinggi kampanye, sudah seyogianya JK minta maaf pada Ibu Boediono. Menurut Indra, penyampaian pernyataan tersebut jelas-jelas menunjukkan tidak adanya sikap check and recheck dari Rizal Mallarangeng. Rizal, tambah Indra, telah mendahului jalur-jalur hukum formal yang layak digunakan, seperti kepolisian dan Badan Pengawas Pemilu. Menurut Indra, untuk membuktikan sebuah tuduhan, Rizal paling tidak harus mempersilakan aparat hukum untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan. Pengabaian prosedur formal itu menunjukkan sekali lagi betapa Tim Kampanye Nasional SBY-Boediono berisikan orang-orang yang kualitasnya sekadar hanya pelontar peluru-peluru hampa, kata Indra. Indra juga menjelaskan bahwa tidak benar Tim Kampanye Nasional JK-Wiranto telah menyebarkan fotokopi berita tersebut dalam kampanye resmi yang dihadiri oleh capres Jusuf Kalla. Selain itu, Tim Kampanye Nasional JK-Wiranto tidak dalam kapasitas memeriksa koran atau tabloid apa yang dibawa oleh peserta kampanye. Indra menjelaskan, pihaknya menyadari betapa pers memegang peranan penting dalam demokrasi. Karena itu, Tim Kampanye Nasional SBY-Boediono selayaknya mengajukan keberatan kepada Habib Hussein al Habsy dan tabloid yang memuat pernyataannya, dalam wujud hak jawab, sebagaimana dijanjikan SBY-Boediono dalam setiap kampanyenya tentang pers, kata Indra. Pernyataan Rizal tersebut jelas bermaksud merusak dan mengadu domba hubungan baik yang selama ini terjalin antara Pak Jusuf Kalla dengan Pak Boediono dan istrinya, kata Indra. Apalagi, tambah Indra, sebagai penganut kebebasan memeluk agama, sebagaimana tercantum dalam UUD 1945, maka prinsip Pak Jusuf Kalla adalah Bagimu agamamu, bagiku agamaku. Jusuf Kalla dan seluruh anggota Tim Kampanye Nasional JK-Wiranto, katanya, jelas tidak akan mencampuri urusan agama orang lain. Apabila Saudara Rizal Mallarangeng tidak melakukan hal-hal sebagaimana di atas, maka Tim Kampanye Nasional JK-Wiranto dengan berat hati akan menempuh jalur hukum yang tersedia untuk menyelesaikan masalah ini, baik terkait dengan sistem hukum pilpres, maupun lewat sistem pengadilan biasa, kata Indra.
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Debat Mulai Menggigit
http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/06/26/0512069/debat.mulai.menggigit JAKARTA, KOMPAS.com - Harapan untuk mendapatkan pertukaran ide dan gagasan mulai muncul dalam debat calon presiden yang berlangsung di studio MetroTV, Kamis (25/6) malam. Calon presiden, terutama M Jusuf Kalla, secara lugas maupun implisit memperlihatkan pandangan yang berbeda dari calon lain. Secara umum, perdebatan bertema Mengentaskan Kemiskinan dan Pengangguran yang dipandu ekonom Aviliani ini berlangsung lebih cair ketimbang pelaksanaan debat sebelumnya. Aviliani, misalnya, mempersilakan para capres berjalan di sekitar panggung. Jusuf Kalla pun beberapa kali keluar dari podiumnya saat menanggapi pertanyaan moderator. Sementara Megawati Soekarnoputri maupun Susilo Bambang Yudhoyono tetap bertahan di podium mereka selama perdebatan. Saling lempar pernyataan yang menyerang pun mulai terlihat. Kalla, misalnya, memberikan tekanan pada soal iklan kampanye Yudhoyono yang merupakan adaptasi iklan produk mi instan yang ia kaitkan dengan impor gandum, soal penjaminan untuk proyek listrik, kinerja tim negosiasi ulang penjualan gas Tangguh, serta konsep bantuan langsung tunai. Sebaliknya, SBY pun mencoba membalasnya. Misalnya, kritik Kalla yang menyatakan bahwa konsumsi mi instan hanya meningkatkan impor gandum dibalas SBY bahwa bahan mi pun bisa dicampur dengan sagu atau singkong, tidak melulu gandum. Visi dan misi Mengawali debat, dalam penyampaian misi dan visi tentang pengentasan kemiskinan dan pengangguran, Megawati menekankan pentingnya dihidupkan lagi prinsip gotong royong serta memberikan perhatian lebih pada keberadaan Indonesia sebagai negara kepulauan dengan segala kekayaan sumber daya alamnya. Sementara Yudhoyono mengingatkan bahwa pengentasan kemiskinan dan pengangguran merupakan proses berlanjut. Bahkan, di negara-negara dengan pertumbuhan tertinggi di dunia, seperti China dan India, pun penurunan secara tajam tidak bisa dilakukan. Sebagai capres yang memegang posisi incumbent, SBY menuturkan beragam langkah dan pencapaian pemerintahan dalam lima tahun terakhir. Dua pendekatan ditekankan capres dengan nomor urut 2 ini, yaitu mendorong pertumbuhan ekonomi dan intervensi pemerintah untuk membantu rakyat miskin. Kalla memfokuskan misi pengentasan kemiskinan dengan mendongkrak sektor pertanian dan perniagaan. Kedua sektor ini menyerap sekitar 60 persen tenaga kerja di Indonesia saat ini. Memberikan ikan dan pancing tidak cukup. Sekarang bangsa ini harus sanggup bikin sendiri perahu dan pancingnya. Tumbuh dengan kemampuan sendiri, bukan hanya kirim TKI ke luar negeri dengan banyak masalahnya, ujar JK. JK berulang kali mengkritisi pandangan ekonomi capres SBY dan cawapresnya, Boediono. Menanggapi kritik yang dilontarkan JK dengan gaya rileks itu, SBY pun berulang kali memberikan klarifikasi. Pada kesempatan lain, JK juga mengkritik Mega terkait dengan penetapan harga jual gas Tangguh yang amat rendah. Harga jual gas itu saat ini sudah dinegosiasikan kembali. Tetapi, entah kenapa tim Pak SBY jalannya lambat sekali, ujar JK yang disambut riuh penonton. Dalam kapasitas sebagai wapres, JK sempat menginisiasi ulang harga jual gas Tangguh. Namun, saat ini tim negosiasi yang dipimpin menteri koordinator ekonomi yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Kritik juga kembali dilontarkan JK ketika menyampaikan perlunya penurunan imbal hasil obligasi syariah. Yield sukuk 11 persen itu terlalu tinggi, maaf Pak, kita sama-sama di pemerintah, tapi entah kenapa itu jadinya mahal, saya sudah bilang di sidang kabinet, itu terlalu mahal, ujar JK. Diapresiasi Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Benny Soetrisno menilai, SBY menyampaikan pemikirannya dengan sistematis dan komprehensif, tetapi belum jelas bagaimana ide itu dapat dicapai. Pak SBY punya kehendak bagus, tetapi bagi kami belum terlihat bagaimana kehendak yang bagus itu akan dicapai, ujar Benny yang juga Ketua Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia. SBY dan Megawati, menurut Benny, juga belum menawarkan langkah terobosan dalam penciptaan lapangan kerja. Penyampaian Megawati masih banyak pada tataran filosofis, ujarnya. Sementara JK menawarkan langkah yang relatif lebih konkret. Ia menegaskan pentingnya Undang-Undang Ketenagakerjaan segera direvisi demi kepentingan tenaga kerja maupun pengusaha. JK juga menegaskan, penghentian ekspor gas selama kebutuhan domestik belum terpenuhi serta perlunya Bank Indonesia lebih agresif mendorong penurunan bunga kredit. Jalannya debat diapresiasi oleh Koordinator Nasional Komite Pemilih Indonesia Jeirry Sumampouw dan Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia Ahmad Fauzi Ray Rangkuti. Bagi Jeirry, debat lebih cair dan rileks serta lebih hidup ketimbang dua kali debat sebelumnya sekalipun substansi debat belum tampak optimal karena tidak ada saling tanya antarcalon. Menurut Ray, pancingan Kalla membuat situasi debat menjadi lebih menarik. Hal itu