Om Doddy, aku jadi bingung nih mengenai pernyataan:
Pressure gradient untuk disequilibrium compaction biasanya sebesar
0.6 psi/ft diatas normal hydrostatic atau sekitar 1 -1.1 psi/ft secara
keseluruhan
Darimana angka 1 – 1.1 psi/ft itu? Yang aku tahu 1 psi/ft itu adalah
lithostatic pressure
Pak Fakhrur,
Menurut saya harus dibedakan antara initial pressure dengan overpressure.
Initial pressure (pressure sebelum reservoir diproduksi?) bisa saja
underpressure, normal pressure, atau overpressure. Jadi menurut saya, kelebihan
500 psi dari gradient air tawar pada kedalaman 8000 ft itu
Untuk mempersiapkan PLTN tentunya kita perlu supply bahan bakar
pembangkit energinya
Selama ini saya nguprek-nguprek database tentang uranium hanya
tertulis yang ada di Kalimantan Barat saja (DESDM). Bagaimana dengan
daerah lain ?
Adakah potensi uranium di Indonesia Timur ?
Kawan-kawan hard-rocker
Yud, lapisan permeable yang diisi fresh water saja pressure gradient nya
sudah 0.434 psi/ft.
Kalo waktu ngebor ngga nemu permeability barrier macam shale atau salt,
maka gradient 0.434 psi/ft masih bisa dipakai.
Tapi kan kenyataannya waktu ngebor kita nemu shale, nah shale ini yang
menyumbang
Uranium terbentuk dalam jumlah sangat kecil di kerak Bumi, hanya 0,00016 % dari
rata-rata batuan kerak benua. Isotopnya yang bisa melakukan fisi (pembelahan)
dan melepaskan energi, yaitu U-235, hanya 1 % dari setiap 139 atom uranium yang
ditambang (Press dan Siever, 1998). Ini untuk
Setuju..hidup Kalimantan (padahal aku orang Palembang lho...)
Yo wis, nyang penting tetep di Indonesia.
Tapi kenapa nggk ke Papua aja biar sekalian bisa mempercepat pembangunan
di sana
YSN
-Original Message-
From: H. Edison Sirodj (XD/PCSB) [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, 5
Kalau mau nyaman harus ada keberanian untuk memindahkan ibukota Negara.
Jangan di P.Jawa, karena akan timbul masalah yang sama. Pindahkan
administrasi negara dengan segala tetek bengeknya ke Pulau Bangka atau
Kalimantan yang secara geologis lebih baik.
EGS
-Original Message-
From: Rovicky
Wah Om Doddy nih penjelasan top banget...
makasih om...
Salam,
Yudi S. Purnama
GDA Consultant
2008/2/5 Doddy Suryanto [EMAIL PROTECTED]:
Yud, lapisan permeable yang diisi fresh water saja pressure gradient nya
sudah 0.434 psi/ft.
Kalo waktu ngebor ngga nemu permeability barrier macam shale
Banyak yang lupa akan sejarah Indonesia, kali.
Bahwa Indonesia ini menyatu salah satunya dengan membanggakan masa
lalu yaitu Majapahit. Yang kebetulan berpusat di JAWA. Memindahkan
pusat pemerintahan keluar Jawa akan menanggung biaya yang berat secara
politis, historis, serta psikologis ...
Seorang teman menelpon dari Balikpapan menceritakan sebuah gempa barusan
dirasakannya di kota minyak, batubara, dan kayu ini. Setelah dicek di situs
USGS, gempa tersebut terjadi pukul 13.56 WITA (pukul 12.56 WIB) berkekuatan 5,9
Mw (6,2 SR) dengan kedalaman hiposentrum 44,8 km. Gempa berlokasi
Justru dari cerita sejarah yang diuraikan terdahulu dari teman yang
belajar di Belanda itu lho, Jakarta ngak pernah belajar dari sejarah.
Kan katanya maksimum 1 juta di 1960, tapi karena ngak ngerti sejarah
sekarang kebablasan 14 juta orang. Kalo ngak ada keberanian yah..begini
terus coba kita
Mumpung lagi ngomongin mindahin ibukota ke Kalimantan, ada baiknya
menyimak berita gempa yang baru saja terjadi di Makassar Strait dgn
magnitude 5.9 dgn kedalaman 44.8 km.
Mungkinkan Adang fault berperan disini?
-doddy-
Setuju...setuju
Sejarah khan adalah bagian masa lalu saja yang hanya dapat memberikan
kita pelajaran untuk bisa menjalani hidup di masa sekarang dan masa
depan.
So..., adalah baik kita selalu mengetahui sejarah hidup dimasa lalu tapi
adalah lebih baik kita belajar bijak dari sejarah itu untuk
13 matches
Mail list logo