Re: [iagi-net-l] Nanya VSP

2007-05-27 Terurut Topik Paulus Tangke Allo

yaps saya setuju.
posting saya sebelumnya, karena belum pernah saya lihat penggunaan
koefisien transmisi dalam processing VSP.
selain itu, saya pribadi, lebih mudah membayangkan koefisien refleksi
ketimbang koefisien transmisi.

apa memang sudah pernah ada yang menggunakan informasi koefisien
transmisi ini setelah running VSP?


--pta


On 5/25/07, Leonard Lisapaly [EMAIL PROTECTED] wrote:



Mestinya downgoing primary membawa informasi mengenai lapisan di atas
geophone, tapi dalam bentuk transmisi, bukan refleksi.

Informasi dari seismik bisa diambil misalnya dari waktu dan amplitudo
seismik. Karena dalam VSP informasi utamanya adalah waktu, dan adalah penting
mengeliminir noise koheren dari multipel, maka tetap direct arrival ini bisa
dimanfaatkan.

LL



Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



[iagi-net-l] Pembedaan Gaji Bagi Profesional Asing dan WNI di Tanah Air Picu Brain Drain

2007-05-27 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari

Dari 5 tahun lalu kita diskusi braindrain di IAGI-net ga pernah
selesei  Kita bisa debat berbusa-busa soal gaji cukupnya berapa
banyak. Namun kenyataan bahwa gaji masih menjadi impian pekerja di
Indonesia. Simak uraian dari KB Antara dibawah sana.

Uang bukan segalanya
tapi segalanya perlu uang ...
waaks ! :)

RDP

Ekonomi  Bisnis

27/05/07 11:15
Pembedaan Gaji Bagi Profesional Asing dan WNI di Tanah Air Picu Brain Drain

Canberra (ANTARA News) - Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia
(PPIA) mengusulkan perlu dihapusnya segera kebijakan yang membedakan
gaji dan fasilitas bagi para profesional asing dan orang Indonesia
berkualifikasi sama di Tanah Air, karena ditengarai turut memicu
larinya atau brain drain kalangan terdidik Indonesia lulusan luar
negeri.

Usul tersebut mengemuka dalam diskusi PPIA di Universitas Nasional
Australia (ANU) tentang fenomena brain drain di kalangan terdidik
dan profesional Indonesia yang enggan pulang ke tanah air setelah
tamat dari pendidikan di luar negeri, demikian informasi yang
diperoleh ANTARA dari PPIA ANU, Minggu.

Disebutkan, usul yang mengemuka dalam diskusi yang menghadirkan dua
orang Indonesia yang sedang bertugas di ANU, Ariane Utomo dan Wijayono
Sarosa, itu masih akan ditindaklanjuti dan digodok secara lebih
mendalam dalam konferensi perhimpunan mahasiswa Indonesia dari seluruh
dunia yang direncanakan berlangsung di Sydney pada September
mendatang.

Dalam diskusi yang dihadiri puluhan mahasiswa ANU dan doktor Indonesia
yang kini bekerja di universitas terbaik di Australia itu, terungkap
bahwa perbedaan gaji dan fasilitas yang diberikan perusahaan asing
maupun lokal kepada para tenaga ahli dan konsultan asing dan Indonesia
dengan kualifikasi keahlian yang relatif sama ini sudah berlangsung
sejak lama.

Di perusahaan pertambangan milik Amerika Serikat di Provinsi Papua, PT
Freeport Indonesia, misalnya, disebutkan bahwa sudah lama terjadi
kebijakan yang membedakan gaji para konsultan asing dengan konsultan
Indonesia, padahal mereka memiliki kualifikasi dan keahlian sama.

Kebijakan yang diskriminatif itu diyakini menjadi salah satu penyebab
terjadinya brain drain di kalangan terpelajar Indonesia lulusan luar
negeri atau orang-orang terbaik Indonesia yang meninggalkan Tanah Air
untuk bekerja di luar negeri sebagai profesional.

Di Malaysia, pemerintah negara itu memberikan insentif yang menarik
kepada warganya yang melanjutkan studi di luar negeri dengan beasiswa
negara untuk kembali ke Malaysia setamat dari universitas mereka.

Sementara itu, Ariane Utomo kepada ANTARA yang menghubunginya dari
Darwin mengatakan di Australia, fenomena brain drain itu justru
lebih banyak terjadi di kalangan anak-anak Indonesia yang lulus
program strata satu dari universitas-universitas di Australia.

Trend jumlah lulusan S-1 universitas-universitas Australia yang asal
Indonesia cenderung tinggi. Setelah mereka tamat, mereka melamar untuk
mendapatkan status residen tetap di Australia, karena memang
Pemerintah Australia membuka pelulang untuk itu, katanya.

Menurut Ariena, Australia mendapatkan keutungan dari fenomena ini,
yakni tersedianya 'tenaga kerja terdidik yang siap pakai' kendati
brain drain ini sebenarnya tetap memberikan nilai positif, yakni
terbuka dan bahkan semakin luasnya jaringan kerja orang-orang
Indonesia yang memilih menetap sementara dan bekerja di luar negeri.

Seorang mahasiswa pasca sarjana asal Indonesia, Yopi, yang juga
mengikuti diskusi mengatakan sudah saatnya Bappenas dan
lembaga-lembaga lain di Tanah Air menghentikan kebijakan yang
membedakan gaji dan fasilitas bagi para profesional asing dan
Indonesia.

Gap (ketimpangan) ini adalah isu yang sangat penting bagi kita, katanya. (*)

Copyright (c) 2007 ANTARA

--
http://rovicky.wordpress.com/


Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



RE: [iagi-net-l] Pembedaan Gaji Bagi Profesional Asing dan WNI di Tanah Air Picu Brain Drain

2007-05-27 Terurut Topik Leonard Lisapaly

Meminjam istilahnya Bapak Orang Miskin di acara Republik BBM :

Sedikit-sedikit uang, sedikit-sedikit uang, uang kok cuma sedikit 

LL

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, May 28, 2007 10:48 AM
To: [EMAIL PROTECTED]; iagi-net@iagi.or.id; Forum Himpunan Ahli
Geofisika Indonesia
Subject: [iagi-net-l] Pembedaan Gaji Bagi Profesional Asing dan WNI di Tanah
Air Picu Brain Drain

Dari 5 tahun lalu kita diskusi braindrain di IAGI-net ga pernah
selesei  Kita bisa debat berbusa-busa soal gaji cukupnya berapa
banyak. Namun kenyataan bahwa gaji masih menjadi impian pekerja di
Indonesia. Simak uraian dari KB Antara dibawah sana.

Uang bukan segalanya
tapi segalanya perlu uang ...
waaks ! :)

RDP

Ekonomi  Bisnis

27/05/07 11:15
Pembedaan Gaji Bagi Profesional Asing dan WNI di Tanah Air Picu Brain Drain

Canberra (ANTARA News) - Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia
(PPIA) mengusulkan perlu dihapusnya segera kebijakan yang membedakan
gaji dan fasilitas bagi para profesional asing dan orang Indonesia
berkualifikasi sama di Tanah Air, karena ditengarai turut memicu
larinya atau brain drain kalangan terdidik Indonesia lulusan luar
negeri.

Usul tersebut mengemuka dalam diskusi PPIA di Universitas Nasional
Australia (ANU) tentang fenomena brain drain di kalangan terdidik
dan profesional Indonesia yang enggan pulang ke tanah air setelah
tamat dari pendidikan di luar negeri, demikian informasi yang
diperoleh ANTARA dari PPIA ANU, Minggu.

Disebutkan, usul yang mengemuka dalam diskusi yang menghadirkan dua
orang Indonesia yang sedang bertugas di ANU, Ariane Utomo dan Wijayono
Sarosa, itu masih akan ditindaklanjuti dan digodok secara lebih
mendalam dalam konferensi perhimpunan mahasiswa Indonesia dari seluruh
dunia yang direncanakan berlangsung di Sydney pada September
mendatang.

Dalam diskusi yang dihadiri puluhan mahasiswa ANU dan doktor Indonesia
yang kini bekerja di universitas terbaik di Australia itu, terungkap
bahwa perbedaan gaji dan fasilitas yang diberikan perusahaan asing
maupun lokal kepada para tenaga ahli dan konsultan asing dan Indonesia
dengan kualifikasi keahlian yang relatif sama ini sudah berlangsung
sejak lama.

Di perusahaan pertambangan milik Amerika Serikat di Provinsi Papua, PT
Freeport Indonesia, misalnya, disebutkan bahwa sudah lama terjadi
kebijakan yang membedakan gaji para konsultan asing dengan konsultan
Indonesia, padahal mereka memiliki kualifikasi dan keahlian sama.

Kebijakan yang diskriminatif itu diyakini menjadi salah satu penyebab
terjadinya brain drain di kalangan terpelajar Indonesia lulusan luar
negeri atau orang-orang terbaik Indonesia yang meninggalkan Tanah Air
untuk bekerja di luar negeri sebagai profesional.

Di Malaysia, pemerintah negara itu memberikan insentif yang menarik
kepada warganya yang melanjutkan studi di luar negeri dengan beasiswa
negara untuk kembali ke Malaysia setamat dari universitas mereka.

Sementara itu, Ariane Utomo kepada ANTARA yang menghubunginya dari
Darwin mengatakan di Australia, fenomena brain drain itu justru
lebih banyak terjadi di kalangan anak-anak Indonesia yang lulus
program strata satu dari universitas-universitas di Australia.

Trend jumlah lulusan S-1 universitas-universitas Australia yang asal
Indonesia cenderung tinggi. Setelah mereka tamat, mereka melamar untuk
mendapatkan status residen tetap di Australia, karena memang
Pemerintah Australia membuka pelulang untuk itu, katanya.

Menurut Ariena, Australia mendapatkan keutungan dari fenomena ini,
yakni tersedianya 'tenaga kerja terdidik yang siap pakai' kendati
brain drain ini sebenarnya tetap memberikan nilai positif, yakni
terbuka dan bahkan semakin luasnya jaringan kerja orang-orang
Indonesia yang memilih menetap sementara dan bekerja di luar negeri.

Seorang mahasiswa pasca sarjana asal Indonesia, Yopi, yang juga
mengikuti diskusi mengatakan sudah saatnya Bappenas dan
lembaga-lembaga lain di Tanah Air menghentikan kebijakan yang
membedakan gaji dan fasilitas bagi para profesional asing dan
Indonesia.

Gap (ketimpangan) ini adalah isu yang sangat penting bagi kita, katanya.
(*)

Copyright (c) 2007 ANTARA

-- 
http://rovicky.wordpress.com/


Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

RE: [iagi-net-l] Nanya VSP

2007-05-27 Terurut Topik Leonard Lisapaly


Mungkin downgoing wave-nya bisa dipakai untuk estimasi Q yang nantinya dapat
digunakan untuk Q compensation di processing?

LL

-Original Message-
From: Paulus Tangke Allo [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Sunday, May 27, 2007 1:37 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Nanya VSP

yaps saya setuju.
posting saya sebelumnya, karena belum pernah saya lihat penggunaan
koefisien transmisi dalam processing VSP.
selain itu, saya pribadi, lebih mudah membayangkan koefisien refleksi
ketimbang koefisien transmisi.

apa memang sudah pernah ada yang menggunakan informasi koefisien
transmisi ini setelah running VSP?


--pta


On 5/25/07, Leonard Lisapaly [EMAIL PROTECTED] wrote:


 Mestinya downgoing primary membawa informasi mengenai lapisan di atas
 geophone, tapi dalam bentuk transmisi, bukan refleksi.

 Informasi dari seismik bisa diambil misalnya dari waktu dan amplitudo
 seismik. Karena dalam VSP informasi utamanya adalah waktu, dan adalah
penting
 mengeliminir noise koheren dari multipel, maka tetap direct arrival ini
bisa
 dimanfaatkan.

 LL


Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-


Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



RE: [iagi-net-l] Fwd: Bandung Terancam Gempa Dahsyat

2007-05-27 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Sejak dua tahun lalu, kita pernah mendiskusikan Sesar Lembang dan
potensi gempa yang mungkin akan ditimbulkannya serta kaitannya dengan
aktivitas volkanisme Gunung Tangkuban Perahu. Di bawah ada beberapa
kutipan komentar saya soal ini. Sesar sepanjang seperti Sesar Lembang
(25 km) kalau teraktifkan secara hebat memang mungkin saja akan membuat
goncangan gempa berkekuatan 6-7 SR. Pak Danny Hilman (dan Pak Djedi
Widarto) (LIPI) pertama kali mempresentasikan itu hampir 3 tahun lalu di
PIT ke-33 IAGI di Bandung. 

Tetapi, bagaimana kinematikanya sampai Sesar Lembang bisa teraktifkan
secara hebat ? Sesar di tengah pulau ini harus menyambung ke sesar-sesar
regional lain yang punya akses ke deformasi Kuarter nan besar. Pusat
deformasi Kuarter yang mengelilingi Jawa ada di baratdaya di selatan
Selat Sunda, ada di selatan di konvergensi lempeng yang menghasilkan
Palung Sunda, di tenggara yang masih merupakan jalur konvergensi
lempeng. 

Untuk ke pusat deformasi BD Jawa Barat, memang, Sesar Lembang tersambung
ke Sesar Cimandiri. Untuk ke pusat deformasi selatan Jawa Barat
(konvergensi lempeng Hindia), Sesar Lembang tertutup secara sempurna
oleh jalur volkanik selatan Bandung dan Pegunungan Selatan Plato
Jampang-Tasikmalaya. Ke pusat deformasi tenggara Jawa Barat, Sesar
Lembang tersambung ke Sesar Baribis yang menyambung ke Sesar Citanduy
dan Sesar Kroya.  

Sambung-menyambung antara sesar2 regional di Jawa ini masih harus
dibuktikan kebenarannya, beberapa pernah dipublikasikan seperti oleh Pak
Iyan Haryanto (structural geologist Unpad, PIT ke-33 IAGI) yang
menyimpulkan bahwa Sesar Cimandiri-Sesar Lembang-Sesar Baribis saling
tersambung mengikuti mekanisme trap-door wrench tectonism. Hanya timing
of deformation-nya yang Plio-Pleistosen bisa kita kaji lagi.

Andai di Sesar Cimandiri ada episentrum gempa, atau di Sesar Kroya,
Citanduy, Baribis ada episentrum gempa; apakah akan serta merta
mempengaruhi Sesar Lembang yang lalu akan mengakibatkan gempa sekuat 6-7
SR ? Tentu tak sederhana manjawabnya sebab kita harus memahami bagaimana
propagasi gaya itu relative terhadap relay faults di antara ketiga
sesar-sesar regional itu. Sungguh tak bisa kita bandingkan bahwa Sesar
Lembang = Sesar Opak, posisi tektoniknya jauh berbeda. Sesar Lembang
terisolasi terhadap pusat konvergensi yang banyak menimbulkan gempa
selama ini di Jawa; sedangkan Sesar Opak begitu terbukanya.

Kemudian, di bawah Sesar Lembang, slab lempeng Hindia yang masuk sudah
jauh lebih dari 200 km, gempa dalam, tak akan mungkin menghasilkan gempa
permukaan di atas 3 atau 4 SR. Gempa Sesar Lembang yang besar hanya akan
oleh estafet gaya kalau Sesar Cimandiri dan Baribis-Citanduy-Kroya
teraktifkan dengan hebat. Secara ringkas, sangat kompleks scenario-nya
agar Sesar Lembang teraktifkan sampai 6-7 SR. Setiap segmen di Sesar
Lembang pun kita tak tahu berapa gampang ia akan teraktifkan ulang.
Kalau hanya melihat panjang sesarnya ya mungkin saja, tetapi yang lebih
penting bagaimana ia akan tergerakkan.

Salam,
awang

Awang Satyana
Wed, 13 Apr 2005 23:08:03 -0700

... ya magma Gn Tangkuban Perahu dari Benioff zone, untuk menghitung
dari 
kedalaman Benioff berapa tinggal cari data % SiO2 dan % K2O-nya lalu
masukkan 
ke rumus Hutchison (1976) : depth (km) = 397-(5.26 x % SiO2) + (35.04 x
% K2O). 
Kenapa 397 ? Itulah Benioff terdalam di Jawa, yaitu Gn. Muria.

Saya sedang memikirkan bahwa banyak gunungapi yang dulunya muncul di
sistem 
retakan kerak Bumi dan terhubung ke sistem tektonik Sumatra-Jawa sedang 
menggeliat terbangun oleh goyangan gempa2 besar dari awal tahun ini.
Waktu 
gempa Aceh, Sorik Merapi dan Kerinci sempat bangun, waktu gempa Nias,
Talang 
malah meletus, dan Marapi di baratlautnya menggeliat juga. Kini,
Tangkuban 
Perahu dan Anak Krakatau ?

Wood (1985) : The mechanics of progressive deformation in crustal
plates - a 
working model for SE Asia (Geol. soc. Malaysia Bull. 18); membuat peta
seluruh 
fault untuk SE Asia (gambar ini terkenal dan sering muncul di publikasi2

struktur/tektonik). Sebuah sesar panjang ditaruhnya di tengah2 Jawa
(sebut saja 
Sesar Jawa) dari ujung barat di sekitar Ujung Kulon ke timur ke ujung
barat 
Selat Madura. Di Jawa Barat, sesar yang disebutnya sebagai major
intra/inter 
plate ini persis setempat dengan Sesar Lembang. Jadi, kalau percaya Wood

(1985), maka bisa dikatakan bahwa Sesar Lembang adalah bagian dari Sesar
Jawa.

Seperti yang pernah saya posting sebelumnya, banyak gunungapi muncul di
sistem 
fracture di kerak bumi (seperti semua gnapi di Sumatra muncul di sistem
Sesar 
Sumatra/Semangko), maka saya yakin bahwa Gn. Sunda pun muncul di trace
Sesar 
Lembang (terlepas dari kapan puncak gunung ini collaps, kelihatannya ada

hubungan dengan pengosongan magma chamber). Kalau kita lihat sisa2 Gn.
Sunda 
sekarang (Gn. Tangkuban Perahu, Bukittunggul, Burangrang) lalu tarik
garis 
makin ke barat menuju Gede-Pangrango, terus ke barat menuju Salak, terus
lagi 
ke barat menuju Halimun-Sanggabuwana; maka itulah gunung2api yang 

RE: [iagi-net-l] Pembedaan Gaji Bagi Profesional Asing dan WNI di Tanah Air Picu Brain Drain

2007-05-27 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Yang bergaji rp 100 jt/bl atau rp 1 jt/bl sama-sama bisa hidup,
sama-sama bisa menyekolahkan anak-anaknya, dan punya kenikmatan serta
keluhannya masing-masing. Tak ada jaminan bahwa yang bergaji rp 100
jt/bl tak pernah mengeluh atau pusing atau kuatir. Di tengah kemacetan
kota Jakarta, yang bergaji Rp 100 jt/bl marah karena terjebak macet dan
kuatir mobil mewahnya terserempet metromini yang dinaiki orang bergaji
rp 1 jt/bl yang tersenyum saja melihatnya. Penghasilan tak pernah
berkorelasi positif dengan kebahagiaan. Orang yang gajinya kecil akan
menyesuaikan dengan apa yang mampu dibelinya.

Kalau brain drain hanya mengejar uang, hm...

Masih banyak yang tak bisa dibeli dengan uang..

Salam,
awang 

-Original Message-
From: Leonard Lisapaly [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, May 28, 2007 11:04 C++
To: iagi-net@iagi.or.id; Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia
Subject: RE: [iagi-net-l] Pembedaan Gaji Bagi Profesional Asing dan WNI
di Tanah Air Picu Brain Drain


Meminjam istilahnya Bapak Orang Miskin di acara Republik BBM :

Sedikit-sedikit uang, sedikit-sedikit uang, uang kok cuma sedikit 

LL

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, May 28, 2007 10:48 AM
To: [EMAIL PROTECTED]; iagi-net@iagi.or.id; Forum Himpunan Ahli
Geofisika Indonesia
Subject: [iagi-net-l] Pembedaan Gaji Bagi Profesional Asing dan WNI di
Tanah
Air Picu Brain Drain

Dari 5 tahun lalu kita diskusi braindrain di IAGI-net ga pernah
selesei  Kita bisa debat berbusa-busa soal gaji cukupnya berapa
banyak. Namun kenyataan bahwa gaji masih menjadi impian pekerja di
Indonesia. Simak uraian dari KB Antara dibawah sana.

Uang bukan segalanya
tapi segalanya perlu uang ...
waaks ! :)

RDP

Ekonomi  Bisnis

27/05/07 11:15
Pembedaan Gaji Bagi Profesional Asing dan WNI di Tanah Air Picu Brain
Drain

Canberra (ANTARA News) - Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia
(PPIA) mengusulkan perlu dihapusnya segera kebijakan yang membedakan
gaji dan fasilitas bagi para profesional asing dan orang Indonesia
berkualifikasi sama di Tanah Air, karena ditengarai turut memicu
larinya atau brain drain kalangan terdidik Indonesia lulusan luar
negeri.

Usul tersebut mengemuka dalam diskusi PPIA di Universitas Nasional
Australia (ANU) tentang fenomena brain drain di kalangan terdidik
dan profesional Indonesia yang enggan pulang ke tanah air setelah
tamat dari pendidikan di luar negeri, demikian informasi yang
diperoleh ANTARA dari PPIA ANU, Minggu.

Disebutkan, usul yang mengemuka dalam diskusi yang menghadirkan dua
orang Indonesia yang sedang bertugas di ANU, Ariane Utomo dan Wijayono
Sarosa, itu masih akan ditindaklanjuti dan digodok secara lebih
mendalam dalam konferensi perhimpunan mahasiswa Indonesia dari seluruh
dunia yang direncanakan berlangsung di Sydney pada September
mendatang.

Dalam diskusi yang dihadiri puluhan mahasiswa ANU dan doktor Indonesia
yang kini bekerja di universitas terbaik di Australia itu, terungkap
bahwa perbedaan gaji dan fasilitas yang diberikan perusahaan asing
maupun lokal kepada para tenaga ahli dan konsultan asing dan Indonesia
dengan kualifikasi keahlian yang relatif sama ini sudah berlangsung
sejak lama.

Di perusahaan pertambangan milik Amerika Serikat di Provinsi Papua, PT
Freeport Indonesia, misalnya, disebutkan bahwa sudah lama terjadi
kebijakan yang membedakan gaji para konsultan asing dengan konsultan
Indonesia, padahal mereka memiliki kualifikasi dan keahlian sama.

Kebijakan yang diskriminatif itu diyakini menjadi salah satu penyebab
terjadinya brain drain di kalangan terpelajar Indonesia lulusan luar
negeri atau orang-orang terbaik Indonesia yang meninggalkan Tanah Air
untuk bekerja di luar negeri sebagai profesional.

Di Malaysia, pemerintah negara itu memberikan insentif yang menarik
kepada warganya yang melanjutkan studi di luar negeri dengan beasiswa
negara untuk kembali ke Malaysia setamat dari universitas mereka.

Sementara itu, Ariane Utomo kepada ANTARA yang menghubunginya dari
Darwin mengatakan di Australia, fenomena brain drain itu justru
lebih banyak terjadi di kalangan anak-anak Indonesia yang lulus
program strata satu dari universitas-universitas di Australia.

Trend jumlah lulusan S-1 universitas-universitas Australia yang asal
Indonesia cenderung tinggi. Setelah mereka tamat, mereka melamar untuk
mendapatkan status residen tetap di Australia, karena memang
Pemerintah Australia membuka pelulang untuk itu, katanya.

Menurut Ariena, Australia mendapatkan keutungan dari fenomena ini,
yakni tersedianya 'tenaga kerja terdidik yang siap pakai' kendati
brain drain ini sebenarnya tetap memberikan nilai positif, yakni
terbuka dan bahkan semakin luasnya jaringan kerja orang-orang
Indonesia yang memilih menetap sementara dan bekerja di luar negeri.

Seorang mahasiswa pasca sarjana asal Indonesia, Yopi, yang juga
mengikuti diskusi mengatakan sudah saatnya Bappenas dan
lembaga-lembaga lain di Tanah Air menghentikan kebijakan yang
membedakan 

Re: [iagi-net-l] Nanya VSP

2007-05-27 Terurut Topik Herry Maulana
iya mas, dipakai umumnya untuk mempelajari attenuation, jadi bisa dipakai untuk 
mengestimasi Q factor. Maaf detil pengerjaanya kurang tahu, tapi kita pake 
VSFusion untuk processing dan Q estimation.

Sependek yg saya tahu, uncertainty dalam Q estimation ini akan tetap ada (depth 
and formation related) sedangkan Q compensation yg akan digunakan dalam seismic 
processing cuma 1 number (biasanya diambil angka rata-rata estimasi Q dari 
VSP), cmiiw.

Salam,
Herry


- Original Message 
From: Leonard Lisapaly [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Monday, 28 May, 2007 12:00:53 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Nanya VSP


Mungkin downgoing wave-nya bisa dipakai untuk estimasi Q yang nantinya dapat
digunakan untuk Q compensation di processing?

LL

-Original Message-
From: Paulus Tangke Allo [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Sunday, May 27, 2007 1:37 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Nanya VSP

yaps saya setuju.
posting saya sebelumnya, karena belum pernah saya lihat penggunaan
koefisien transmisi dalam processing VSP.
selain itu, saya pribadi, lebih mudah membayangkan koefisien refleksi
ketimbang koefisien transmisi.

apa memang sudah pernah ada yang menggunakan informasi koefisien
transmisi ini setelah running VSP?


--pta


On 5/25/07, Leonard Lisapaly [EMAIL PROTECTED] wrote:


 Mestinya downgoing primary membawa informasi mengenai lapisan di atas
 geophone, tapi dalam bentuk transmisi, bukan refleksi.

 Informasi dari seismik bisa diambil misalnya dari waktu dan amplitudo
 seismik. Karena dalam VSP informasi utamanya adalah waktu, dan adalah
penting
 mengeliminir noise koheren dari multipel, maka tetap direct arrival ini
bisa
 dimanfaatkan.

 LL


Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-


Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-


  ___ 
Yahoo! Mail is the world's favourite email. Don't settle for less, sign up for
your free account today 
http://uk.rd.yahoo.com/evt=44106/*http://uk.docs.yahoo.com/mail/winter07.html