Re: [iagi-net-l] Nanya VSP
yaps saya setuju. posting saya sebelumnya, karena belum pernah saya lihat penggunaan koefisien transmisi dalam processing VSP. selain itu, saya pribadi, lebih mudah membayangkan koefisien refleksi ketimbang koefisien transmisi. apa memang sudah pernah ada yang menggunakan informasi koefisien transmisi ini setelah running VSP? --pta On 5/25/07, Leonard Lisapaly [EMAIL PROTECTED] wrote: Mestinya downgoing primary membawa informasi mengenai lapisan di atas geophone, tapi dalam bentuk transmisi, bukan refleksi. Informasi dari seismik bisa diambil misalnya dari waktu dan amplitudo seismik. Karena dalam VSP informasi utamanya adalah waktu, dan adalah penting mengeliminir noise koheren dari multipel, maka tetap direct arrival ini bisa dimanfaatkan. LL Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
[iagi-net-l] Pembedaan Gaji Bagi Profesional Asing dan WNI di Tanah Air Picu Brain Drain
Dari 5 tahun lalu kita diskusi braindrain di IAGI-net ga pernah selesei Kita bisa debat berbusa-busa soal gaji cukupnya berapa banyak. Namun kenyataan bahwa gaji masih menjadi impian pekerja di Indonesia. Simak uraian dari KB Antara dibawah sana. Uang bukan segalanya tapi segalanya perlu uang ... waaks ! :) RDP Ekonomi Bisnis 27/05/07 11:15 Pembedaan Gaji Bagi Profesional Asing dan WNI di Tanah Air Picu Brain Drain Canberra (ANTARA News) - Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia (PPIA) mengusulkan perlu dihapusnya segera kebijakan yang membedakan gaji dan fasilitas bagi para profesional asing dan orang Indonesia berkualifikasi sama di Tanah Air, karena ditengarai turut memicu larinya atau brain drain kalangan terdidik Indonesia lulusan luar negeri. Usul tersebut mengemuka dalam diskusi PPIA di Universitas Nasional Australia (ANU) tentang fenomena brain drain di kalangan terdidik dan profesional Indonesia yang enggan pulang ke tanah air setelah tamat dari pendidikan di luar negeri, demikian informasi yang diperoleh ANTARA dari PPIA ANU, Minggu. Disebutkan, usul yang mengemuka dalam diskusi yang menghadirkan dua orang Indonesia yang sedang bertugas di ANU, Ariane Utomo dan Wijayono Sarosa, itu masih akan ditindaklanjuti dan digodok secara lebih mendalam dalam konferensi perhimpunan mahasiswa Indonesia dari seluruh dunia yang direncanakan berlangsung di Sydney pada September mendatang. Dalam diskusi yang dihadiri puluhan mahasiswa ANU dan doktor Indonesia yang kini bekerja di universitas terbaik di Australia itu, terungkap bahwa perbedaan gaji dan fasilitas yang diberikan perusahaan asing maupun lokal kepada para tenaga ahli dan konsultan asing dan Indonesia dengan kualifikasi keahlian yang relatif sama ini sudah berlangsung sejak lama. Di perusahaan pertambangan milik Amerika Serikat di Provinsi Papua, PT Freeport Indonesia, misalnya, disebutkan bahwa sudah lama terjadi kebijakan yang membedakan gaji para konsultan asing dengan konsultan Indonesia, padahal mereka memiliki kualifikasi dan keahlian sama. Kebijakan yang diskriminatif itu diyakini menjadi salah satu penyebab terjadinya brain drain di kalangan terpelajar Indonesia lulusan luar negeri atau orang-orang terbaik Indonesia yang meninggalkan Tanah Air untuk bekerja di luar negeri sebagai profesional. Di Malaysia, pemerintah negara itu memberikan insentif yang menarik kepada warganya yang melanjutkan studi di luar negeri dengan beasiswa negara untuk kembali ke Malaysia setamat dari universitas mereka. Sementara itu, Ariane Utomo kepada ANTARA yang menghubunginya dari Darwin mengatakan di Australia, fenomena brain drain itu justru lebih banyak terjadi di kalangan anak-anak Indonesia yang lulus program strata satu dari universitas-universitas di Australia. Trend jumlah lulusan S-1 universitas-universitas Australia yang asal Indonesia cenderung tinggi. Setelah mereka tamat, mereka melamar untuk mendapatkan status residen tetap di Australia, karena memang Pemerintah Australia membuka pelulang untuk itu, katanya. Menurut Ariena, Australia mendapatkan keutungan dari fenomena ini, yakni tersedianya 'tenaga kerja terdidik yang siap pakai' kendati brain drain ini sebenarnya tetap memberikan nilai positif, yakni terbuka dan bahkan semakin luasnya jaringan kerja orang-orang Indonesia yang memilih menetap sementara dan bekerja di luar negeri. Seorang mahasiswa pasca sarjana asal Indonesia, Yopi, yang juga mengikuti diskusi mengatakan sudah saatnya Bappenas dan lembaga-lembaga lain di Tanah Air menghentikan kebijakan yang membedakan gaji dan fasilitas bagi para profesional asing dan Indonesia. Gap (ketimpangan) ini adalah isu yang sangat penting bagi kita, katanya. (*) Copyright (c) 2007 ANTARA -- http://rovicky.wordpress.com/ Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
RE: [iagi-net-l] Pembedaan Gaji Bagi Profesional Asing dan WNI di Tanah Air Picu Brain Drain
Meminjam istilahnya Bapak Orang Miskin di acara Republik BBM : Sedikit-sedikit uang, sedikit-sedikit uang, uang kok cuma sedikit LL -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, May 28, 2007 10:48 AM To: [EMAIL PROTECTED]; iagi-net@iagi.or.id; Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia Subject: [iagi-net-l] Pembedaan Gaji Bagi Profesional Asing dan WNI di Tanah Air Picu Brain Drain Dari 5 tahun lalu kita diskusi braindrain di IAGI-net ga pernah selesei Kita bisa debat berbusa-busa soal gaji cukupnya berapa banyak. Namun kenyataan bahwa gaji masih menjadi impian pekerja di Indonesia. Simak uraian dari KB Antara dibawah sana. Uang bukan segalanya tapi segalanya perlu uang ... waaks ! :) RDP Ekonomi Bisnis 27/05/07 11:15 Pembedaan Gaji Bagi Profesional Asing dan WNI di Tanah Air Picu Brain Drain Canberra (ANTARA News) - Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia (PPIA) mengusulkan perlu dihapusnya segera kebijakan yang membedakan gaji dan fasilitas bagi para profesional asing dan orang Indonesia berkualifikasi sama di Tanah Air, karena ditengarai turut memicu larinya atau brain drain kalangan terdidik Indonesia lulusan luar negeri. Usul tersebut mengemuka dalam diskusi PPIA di Universitas Nasional Australia (ANU) tentang fenomena brain drain di kalangan terdidik dan profesional Indonesia yang enggan pulang ke tanah air setelah tamat dari pendidikan di luar negeri, demikian informasi yang diperoleh ANTARA dari PPIA ANU, Minggu. Disebutkan, usul yang mengemuka dalam diskusi yang menghadirkan dua orang Indonesia yang sedang bertugas di ANU, Ariane Utomo dan Wijayono Sarosa, itu masih akan ditindaklanjuti dan digodok secara lebih mendalam dalam konferensi perhimpunan mahasiswa Indonesia dari seluruh dunia yang direncanakan berlangsung di Sydney pada September mendatang. Dalam diskusi yang dihadiri puluhan mahasiswa ANU dan doktor Indonesia yang kini bekerja di universitas terbaik di Australia itu, terungkap bahwa perbedaan gaji dan fasilitas yang diberikan perusahaan asing maupun lokal kepada para tenaga ahli dan konsultan asing dan Indonesia dengan kualifikasi keahlian yang relatif sama ini sudah berlangsung sejak lama. Di perusahaan pertambangan milik Amerika Serikat di Provinsi Papua, PT Freeport Indonesia, misalnya, disebutkan bahwa sudah lama terjadi kebijakan yang membedakan gaji para konsultan asing dengan konsultan Indonesia, padahal mereka memiliki kualifikasi dan keahlian sama. Kebijakan yang diskriminatif itu diyakini menjadi salah satu penyebab terjadinya brain drain di kalangan terpelajar Indonesia lulusan luar negeri atau orang-orang terbaik Indonesia yang meninggalkan Tanah Air untuk bekerja di luar negeri sebagai profesional. Di Malaysia, pemerintah negara itu memberikan insentif yang menarik kepada warganya yang melanjutkan studi di luar negeri dengan beasiswa negara untuk kembali ke Malaysia setamat dari universitas mereka. Sementara itu, Ariane Utomo kepada ANTARA yang menghubunginya dari Darwin mengatakan di Australia, fenomena brain drain itu justru lebih banyak terjadi di kalangan anak-anak Indonesia yang lulus program strata satu dari universitas-universitas di Australia. Trend jumlah lulusan S-1 universitas-universitas Australia yang asal Indonesia cenderung tinggi. Setelah mereka tamat, mereka melamar untuk mendapatkan status residen tetap di Australia, karena memang Pemerintah Australia membuka pelulang untuk itu, katanya. Menurut Ariena, Australia mendapatkan keutungan dari fenomena ini, yakni tersedianya 'tenaga kerja terdidik yang siap pakai' kendati brain drain ini sebenarnya tetap memberikan nilai positif, yakni terbuka dan bahkan semakin luasnya jaringan kerja orang-orang Indonesia yang memilih menetap sementara dan bekerja di luar negeri. Seorang mahasiswa pasca sarjana asal Indonesia, Yopi, yang juga mengikuti diskusi mengatakan sudah saatnya Bappenas dan lembaga-lembaga lain di Tanah Air menghentikan kebijakan yang membedakan gaji dan fasilitas bagi para profesional asing dan Indonesia. Gap (ketimpangan) ini adalah isu yang sangat penting bagi kita, katanya. (*) Copyright (c) 2007 ANTARA -- http://rovicky.wordpress.com/ Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti
RE: [iagi-net-l] Nanya VSP
Mungkin downgoing wave-nya bisa dipakai untuk estimasi Q yang nantinya dapat digunakan untuk Q compensation di processing? LL -Original Message- From: Paulus Tangke Allo [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Sunday, May 27, 2007 1:37 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Nanya VSP yaps saya setuju. posting saya sebelumnya, karena belum pernah saya lihat penggunaan koefisien transmisi dalam processing VSP. selain itu, saya pribadi, lebih mudah membayangkan koefisien refleksi ketimbang koefisien transmisi. apa memang sudah pernah ada yang menggunakan informasi koefisien transmisi ini setelah running VSP? --pta On 5/25/07, Leonard Lisapaly [EMAIL PROTECTED] wrote: Mestinya downgoing primary membawa informasi mengenai lapisan di atas geophone, tapi dalam bentuk transmisi, bukan refleksi. Informasi dari seismik bisa diambil misalnya dari waktu dan amplitudo seismik. Karena dalam VSP informasi utamanya adalah waktu, dan adalah penting mengeliminir noise koheren dari multipel, maka tetap direct arrival ini bisa dimanfaatkan. LL Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
RE: [iagi-net-l] Fwd: Bandung Terancam Gempa Dahsyat
Sejak dua tahun lalu, kita pernah mendiskusikan Sesar Lembang dan potensi gempa yang mungkin akan ditimbulkannya serta kaitannya dengan aktivitas volkanisme Gunung Tangkuban Perahu. Di bawah ada beberapa kutipan komentar saya soal ini. Sesar sepanjang seperti Sesar Lembang (25 km) kalau teraktifkan secara hebat memang mungkin saja akan membuat goncangan gempa berkekuatan 6-7 SR. Pak Danny Hilman (dan Pak Djedi Widarto) (LIPI) pertama kali mempresentasikan itu hampir 3 tahun lalu di PIT ke-33 IAGI di Bandung. Tetapi, bagaimana kinematikanya sampai Sesar Lembang bisa teraktifkan secara hebat ? Sesar di tengah pulau ini harus menyambung ke sesar-sesar regional lain yang punya akses ke deformasi Kuarter nan besar. Pusat deformasi Kuarter yang mengelilingi Jawa ada di baratdaya di selatan Selat Sunda, ada di selatan di konvergensi lempeng yang menghasilkan Palung Sunda, di tenggara yang masih merupakan jalur konvergensi lempeng. Untuk ke pusat deformasi BD Jawa Barat, memang, Sesar Lembang tersambung ke Sesar Cimandiri. Untuk ke pusat deformasi selatan Jawa Barat (konvergensi lempeng Hindia), Sesar Lembang tertutup secara sempurna oleh jalur volkanik selatan Bandung dan Pegunungan Selatan Plato Jampang-Tasikmalaya. Ke pusat deformasi tenggara Jawa Barat, Sesar Lembang tersambung ke Sesar Baribis yang menyambung ke Sesar Citanduy dan Sesar Kroya. Sambung-menyambung antara sesar2 regional di Jawa ini masih harus dibuktikan kebenarannya, beberapa pernah dipublikasikan seperti oleh Pak Iyan Haryanto (structural geologist Unpad, PIT ke-33 IAGI) yang menyimpulkan bahwa Sesar Cimandiri-Sesar Lembang-Sesar Baribis saling tersambung mengikuti mekanisme trap-door wrench tectonism. Hanya timing of deformation-nya yang Plio-Pleistosen bisa kita kaji lagi. Andai di Sesar Cimandiri ada episentrum gempa, atau di Sesar Kroya, Citanduy, Baribis ada episentrum gempa; apakah akan serta merta mempengaruhi Sesar Lembang yang lalu akan mengakibatkan gempa sekuat 6-7 SR ? Tentu tak sederhana manjawabnya sebab kita harus memahami bagaimana propagasi gaya itu relative terhadap relay faults di antara ketiga sesar-sesar regional itu. Sungguh tak bisa kita bandingkan bahwa Sesar Lembang = Sesar Opak, posisi tektoniknya jauh berbeda. Sesar Lembang terisolasi terhadap pusat konvergensi yang banyak menimbulkan gempa selama ini di Jawa; sedangkan Sesar Opak begitu terbukanya. Kemudian, di bawah Sesar Lembang, slab lempeng Hindia yang masuk sudah jauh lebih dari 200 km, gempa dalam, tak akan mungkin menghasilkan gempa permukaan di atas 3 atau 4 SR. Gempa Sesar Lembang yang besar hanya akan oleh estafet gaya kalau Sesar Cimandiri dan Baribis-Citanduy-Kroya teraktifkan dengan hebat. Secara ringkas, sangat kompleks scenario-nya agar Sesar Lembang teraktifkan sampai 6-7 SR. Setiap segmen di Sesar Lembang pun kita tak tahu berapa gampang ia akan teraktifkan ulang. Kalau hanya melihat panjang sesarnya ya mungkin saja, tetapi yang lebih penting bagaimana ia akan tergerakkan. Salam, awang Awang Satyana Wed, 13 Apr 2005 23:08:03 -0700 ... ya magma Gn Tangkuban Perahu dari Benioff zone, untuk menghitung dari kedalaman Benioff berapa tinggal cari data % SiO2 dan % K2O-nya lalu masukkan ke rumus Hutchison (1976) : depth (km) = 397-(5.26 x % SiO2) + (35.04 x % K2O). Kenapa 397 ? Itulah Benioff terdalam di Jawa, yaitu Gn. Muria. Saya sedang memikirkan bahwa banyak gunungapi yang dulunya muncul di sistem retakan kerak Bumi dan terhubung ke sistem tektonik Sumatra-Jawa sedang menggeliat terbangun oleh goyangan gempa2 besar dari awal tahun ini. Waktu gempa Aceh, Sorik Merapi dan Kerinci sempat bangun, waktu gempa Nias, Talang malah meletus, dan Marapi di baratlautnya menggeliat juga. Kini, Tangkuban Perahu dan Anak Krakatau ? Wood (1985) : The mechanics of progressive deformation in crustal plates - a working model for SE Asia (Geol. soc. Malaysia Bull. 18); membuat peta seluruh fault untuk SE Asia (gambar ini terkenal dan sering muncul di publikasi2 struktur/tektonik). Sebuah sesar panjang ditaruhnya di tengah2 Jawa (sebut saja Sesar Jawa) dari ujung barat di sekitar Ujung Kulon ke timur ke ujung barat Selat Madura. Di Jawa Barat, sesar yang disebutnya sebagai major intra/inter plate ini persis setempat dengan Sesar Lembang. Jadi, kalau percaya Wood (1985), maka bisa dikatakan bahwa Sesar Lembang adalah bagian dari Sesar Jawa. Seperti yang pernah saya posting sebelumnya, banyak gunungapi muncul di sistem fracture di kerak bumi (seperti semua gnapi di Sumatra muncul di sistem Sesar Sumatra/Semangko), maka saya yakin bahwa Gn. Sunda pun muncul di trace Sesar Lembang (terlepas dari kapan puncak gunung ini collaps, kelihatannya ada hubungan dengan pengosongan magma chamber). Kalau kita lihat sisa2 Gn. Sunda sekarang (Gn. Tangkuban Perahu, Bukittunggul, Burangrang) lalu tarik garis makin ke barat menuju Gede-Pangrango, terus ke barat menuju Salak, terus lagi ke barat menuju Halimun-Sanggabuwana; maka itulah gunung2api yang
RE: [iagi-net-l] Pembedaan Gaji Bagi Profesional Asing dan WNI di Tanah Air Picu Brain Drain
Yang bergaji rp 100 jt/bl atau rp 1 jt/bl sama-sama bisa hidup, sama-sama bisa menyekolahkan anak-anaknya, dan punya kenikmatan serta keluhannya masing-masing. Tak ada jaminan bahwa yang bergaji rp 100 jt/bl tak pernah mengeluh atau pusing atau kuatir. Di tengah kemacetan kota Jakarta, yang bergaji Rp 100 jt/bl marah karena terjebak macet dan kuatir mobil mewahnya terserempet metromini yang dinaiki orang bergaji rp 1 jt/bl yang tersenyum saja melihatnya. Penghasilan tak pernah berkorelasi positif dengan kebahagiaan. Orang yang gajinya kecil akan menyesuaikan dengan apa yang mampu dibelinya. Kalau brain drain hanya mengejar uang, hm... Masih banyak yang tak bisa dibeli dengan uang.. Salam, awang -Original Message- From: Leonard Lisapaly [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, May 28, 2007 11:04 C++ To: iagi-net@iagi.or.id; Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia Subject: RE: [iagi-net-l] Pembedaan Gaji Bagi Profesional Asing dan WNI di Tanah Air Picu Brain Drain Meminjam istilahnya Bapak Orang Miskin di acara Republik BBM : Sedikit-sedikit uang, sedikit-sedikit uang, uang kok cuma sedikit LL -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, May 28, 2007 10:48 AM To: [EMAIL PROTECTED]; iagi-net@iagi.or.id; Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia Subject: [iagi-net-l] Pembedaan Gaji Bagi Profesional Asing dan WNI di Tanah Air Picu Brain Drain Dari 5 tahun lalu kita diskusi braindrain di IAGI-net ga pernah selesei Kita bisa debat berbusa-busa soal gaji cukupnya berapa banyak. Namun kenyataan bahwa gaji masih menjadi impian pekerja di Indonesia. Simak uraian dari KB Antara dibawah sana. Uang bukan segalanya tapi segalanya perlu uang ... waaks ! :) RDP Ekonomi Bisnis 27/05/07 11:15 Pembedaan Gaji Bagi Profesional Asing dan WNI di Tanah Air Picu Brain Drain Canberra (ANTARA News) - Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia (PPIA) mengusulkan perlu dihapusnya segera kebijakan yang membedakan gaji dan fasilitas bagi para profesional asing dan orang Indonesia berkualifikasi sama di Tanah Air, karena ditengarai turut memicu larinya atau brain drain kalangan terdidik Indonesia lulusan luar negeri. Usul tersebut mengemuka dalam diskusi PPIA di Universitas Nasional Australia (ANU) tentang fenomena brain drain di kalangan terdidik dan profesional Indonesia yang enggan pulang ke tanah air setelah tamat dari pendidikan di luar negeri, demikian informasi yang diperoleh ANTARA dari PPIA ANU, Minggu. Disebutkan, usul yang mengemuka dalam diskusi yang menghadirkan dua orang Indonesia yang sedang bertugas di ANU, Ariane Utomo dan Wijayono Sarosa, itu masih akan ditindaklanjuti dan digodok secara lebih mendalam dalam konferensi perhimpunan mahasiswa Indonesia dari seluruh dunia yang direncanakan berlangsung di Sydney pada September mendatang. Dalam diskusi yang dihadiri puluhan mahasiswa ANU dan doktor Indonesia yang kini bekerja di universitas terbaik di Australia itu, terungkap bahwa perbedaan gaji dan fasilitas yang diberikan perusahaan asing maupun lokal kepada para tenaga ahli dan konsultan asing dan Indonesia dengan kualifikasi keahlian yang relatif sama ini sudah berlangsung sejak lama. Di perusahaan pertambangan milik Amerika Serikat di Provinsi Papua, PT Freeport Indonesia, misalnya, disebutkan bahwa sudah lama terjadi kebijakan yang membedakan gaji para konsultan asing dengan konsultan Indonesia, padahal mereka memiliki kualifikasi dan keahlian sama. Kebijakan yang diskriminatif itu diyakini menjadi salah satu penyebab terjadinya brain drain di kalangan terpelajar Indonesia lulusan luar negeri atau orang-orang terbaik Indonesia yang meninggalkan Tanah Air untuk bekerja di luar negeri sebagai profesional. Di Malaysia, pemerintah negara itu memberikan insentif yang menarik kepada warganya yang melanjutkan studi di luar negeri dengan beasiswa negara untuk kembali ke Malaysia setamat dari universitas mereka. Sementara itu, Ariane Utomo kepada ANTARA yang menghubunginya dari Darwin mengatakan di Australia, fenomena brain drain itu justru lebih banyak terjadi di kalangan anak-anak Indonesia yang lulus program strata satu dari universitas-universitas di Australia. Trend jumlah lulusan S-1 universitas-universitas Australia yang asal Indonesia cenderung tinggi. Setelah mereka tamat, mereka melamar untuk mendapatkan status residen tetap di Australia, karena memang Pemerintah Australia membuka pelulang untuk itu, katanya. Menurut Ariena, Australia mendapatkan keutungan dari fenomena ini, yakni tersedianya 'tenaga kerja terdidik yang siap pakai' kendati brain drain ini sebenarnya tetap memberikan nilai positif, yakni terbuka dan bahkan semakin luasnya jaringan kerja orang-orang Indonesia yang memilih menetap sementara dan bekerja di luar negeri. Seorang mahasiswa pasca sarjana asal Indonesia, Yopi, yang juga mengikuti diskusi mengatakan sudah saatnya Bappenas dan lembaga-lembaga lain di Tanah Air menghentikan kebijakan yang membedakan
Re: [iagi-net-l] Nanya VSP
iya mas, dipakai umumnya untuk mempelajari attenuation, jadi bisa dipakai untuk mengestimasi Q factor. Maaf detil pengerjaanya kurang tahu, tapi kita pake VSFusion untuk processing dan Q estimation. Sependek yg saya tahu, uncertainty dalam Q estimation ini akan tetap ada (depth and formation related) sedangkan Q compensation yg akan digunakan dalam seismic processing cuma 1 number (biasanya diambil angka rata-rata estimasi Q dari VSP), cmiiw. Salam, Herry - Original Message From: Leonard Lisapaly [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, 28 May, 2007 12:00:53 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Nanya VSP Mungkin downgoing wave-nya bisa dipakai untuk estimasi Q yang nantinya dapat digunakan untuk Q compensation di processing? LL -Original Message- From: Paulus Tangke Allo [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Sunday, May 27, 2007 1:37 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Nanya VSP yaps saya setuju. posting saya sebelumnya, karena belum pernah saya lihat penggunaan koefisien transmisi dalam processing VSP. selain itu, saya pribadi, lebih mudah membayangkan koefisien refleksi ketimbang koefisien transmisi. apa memang sudah pernah ada yang menggunakan informasi koefisien transmisi ini setelah running VSP? --pta On 5/25/07, Leonard Lisapaly [EMAIL PROTECTED] wrote: Mestinya downgoing primary membawa informasi mengenai lapisan di atas geophone, tapi dalam bentuk transmisi, bukan refleksi. Informasi dari seismik bisa diambil misalnya dari waktu dan amplitudo seismik. Karena dalam VSP informasi utamanya adalah waktu, dan adalah penting mengeliminir noise koheren dari multipel, maka tetap direct arrival ini bisa dimanfaatkan. LL Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - ___ Yahoo! Mail is the world's favourite email. Don't settle for less, sign up for your free account today http://uk.rd.yahoo.com/evt=44106/*http://uk.docs.yahoo.com/mail/winter07.html