kalo hakim disini sudah banyak,,,
lihat saja kecenderungan pendapat anggota aktif,
kalo anggota pasif berarti mendengarkan saja,
he,,
wassalam
--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED]
wrote:
h...
kudu ada hakim yg independen neh... :)
sampeyan merasa ga
Alhamdulillah, saya sudah dipertemukan dengan seorang ustadz yang
insya allah memiliki keilmuan dan kefahaman agama yang cukup
mendalam. Kapan waktu kalau Pak Ananto punya waktu boleh juga
bertemu dan berdiskusi dengan beliau. Dengan begitu mudah-mudahan
kita bisa belajar melihat Islam dari
Ass.Wr.Wb.
saudaraku, berikut ini beberapa hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Bukhori-Muslim terkait hadiah.
953 Diriwayatkan daripada Jabir bin Abdullah r.a katanya: Rasulullah
s.a.w bersabda: Sesiapa sahaja dari kalangan lelaki yang diberi saraan
hidup untuknya dan keturunannya maka pemberian
anda muter2... tidak menjawab pertanyaan yg saya sampaikan... :)) KH. Hasyim Asy'ari dan Gus Mus, beliau pake sayyidina, tahlilan, dst... apa kadar keilmuan beliau anda ragukan?
saya juga bukan NU minded... tapi saya 'kurang suka' jika ada orang yg nyalahin melulu... :(
salam,
ananto
On
koq bahasanya bahasa malaysia, om? bisa ditafsirkan ulang?
salam,
ananto
On 10/4/06, dodindra [EMAIL PROTECTED] wrote:
Ass.Wr.Wb.saudaraku, berikut ini beberapa hadits yang diriwayatkan oleh ImamBukhori-Muslim terkait hadiah.
953 Diriwayatkan daripada Jabir bin Abdullah r.a katanya:
Bismillahirrohmanirrohiim,
Hi..hi..hi..., lhawong ngambilnya dari produk sana tho Om, jadi ya
pakai bahasa sana.
Intinya, kalau hadiah itu halal hukumnya, jangan diubah hanya karena
di Indonesia, ditafsiri lain soal hadiah itu.Juga, jika sudah
diberikan, janganlah diminta lagi, kalau dari hadits
Sent: Wednesday, October 04, 2006 7:50
AM
Subject: [keluarga-islam] Re: Parsel /
Bingkisan menjelang lebaran
Alhamdulillah, saya sudah dipertemukan dengan seorang ustadz yang insya
allah memiliki keilmuan dan kefahaman agama yang cukup mendalam.
.
__._,_.___
Ilmu
4642335Mobile ; +974
5865068
- Original Message -
From:
Ramdan
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, October 04, 2006 7:59
AM
Subject: Re: [keluarga-islam] Re: Parsel
/ Bingkisan menjelang lebaran
ah...
kenapa ketika bulan puasa dan
hehehe... saya juga suka pusing kalo baca artikel2 bahasa malaysia... malah binun... :))
mmm kalo di UU ada istilah gratifikasi yg menurut saya sangat bagus... salah satu contohnya, cobasilahkan cekdi:http://www.kpk.go.id/modules/wmpdownloads/singlefile.php?cid=2lid=1
kayaknya lebih
h...
kudu ada hakim yg independen neh... :)
sampeyan merasa ga menyalahkan... tapi saya menganggap sampeyan menyalahkan melulu...
jadi... kayaknya jaka sembung deh... kayak gimana juga kaga bakalan nyambung
salam,
ananto
On 10/4/06, y4tie [EMAIL PROTECTED] wrote:
Maaf pak, yang
Mungkin karena kemasan dan istilah yang membuat jadi berbeda ...
Kalau esensinya sama sebagaimana masa lalu
Jadi ingat Nabi wa rasulillah saw, kirim parcel ke sahabat istri
beliau kalau lagi rindu sama almarhumah khodijah r.a.
Kenapa sekarang konotasinya dibuat negatif dan di persempit menjelang
salam ngantuk... :))
aturan tentang pejabat dilarang menerima parsel, dikeluarkan oleh KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) tahun lalu... tetapi apakah aturan itu masih berlaku sampai sekarang atau hanya di tahun itu kita tidak tahu... karena sampai sekarang masih adem ayem aja tuh...
btw,
pola berpikirnya yang seperti itu bakalan sama dengan yang
mempermaslahnkan hal-hal yang bersifat cabang agama,manggil
sayidina, tidak boleh cium tangan, baca yasinan, dll,,,
selalu sempit dalam berfikir,leterlijk, judge the book by it's
cover ,,,ceunah,
wassalam
KnC
--- In
Maaf pak Nceps, masalah sayyidina itu yang mempermasalahkan bukan
orang awam lho... Bapak kenal Ibnu Rajab, Imam Nawawi? Nah, kalau
bapak kenal mereka, disalah satu buku mereka, mereka mengangkat
masalah tersebut. Apa ulama2 tersebut termasuk yang sempit dalam
berfikir?
--- In
kalau KH. Hasyim Asy'ari dan KH. Mustofa Bisri, orang awam ga? khusus buat Gus Mus, beliau masih hidup... anda masih bisa bertanya langsung... ga perlu lewat buku...
salam,
ananto
On 10/3/06, y4tie [EMAIL PROTECTED] wrote:
Maaf pak Nceps, masalah sayyidina itu yang mempermasalahkan bukanorang
maaf juga jeng yatie, saya tidak kenal mereka karena belum
ketemu,tapi saya tau kitabnya, dan mereka tidak pernah minta suatu
majelis dibubarkan karena tidak sependapat dengan mereka, dan
melarang beragama dengan amalan yang disukai ,lagipula pendapat lain
yang bisa digunakan untuk
ah...
kenapa ketika bulan puasa dan orang2 yang sedangpuasa sering bilang (di tv dan email kang nceps juga):
ingat lho lagi puasa, jangan marah, jangan bohong, jangan maksiat, jangan ...
ya banyak deh jangan nya...
apakah jangan marah dan jangan2 yang lain ini hanya ketika bulan puasa saja
emmm,,, mungkin karena bulan ini disebut bulan penggodokan kali ya
kang, supaya jadi bisa maka harus biasa sebulan penuh,setelah
berpuasa minimal kadarnya sudah berkurang,dibandingkan sebelum
berpuasa,
ibaratnya kalo ngadu binatang mah maka setelah diserbu terus-terusan
sama 30 lawan , pasti
salah satu tambahan adalah sebagai rasa welas asih kepada sesama ,
baik itu tetangga,teman, orang jauh, rekan bisnis,rekan berantem,
atau juga lawan main,
pada intinya sebetulnya kebiasaan ini sudah ada dari sejak jaman
rasululloh juga apabila kata Parcel tidak diartikan secara
menyempit tapi
19 matches
Mail list logo