RE: [R@ntau-Net] Kebohongan kolektif dan hierarkis

2004-06-24 Terurut Topik Ronal Chandra \RR\
Saya justru aneh dengan keterangan ini, 1. masa ngecek tenker harus lihat fisik, ngerti apa anggota dewan itu tentang tanker ? masa perusahaan besar gak punya audit tentang asset dan kondisi asset, bukannya secara berkala perusahaan besar melakukan appraisel terhadap nilai dan kondisi assetnya ?

RE: [R@ntau-Net] Kebohongan kolektif dan hierarkis

2004-06-24 Terurut Topik Darul Makmur
Assl WW Ronald dan sanak nan lain, iko batua itu bana, kalau pakai kaco mato surang-surang. Urang nan indak tau kapa mancek kapa iyo jangga rasono. Mungkin dek indak picayo jo surveyor atau konsultan kali? Atau alah kanai pulo dek marandahkan konsultan dalam nagari dari pado LN. Kalau diambo iyo

RE: [R@ntau-Net] Kebohongan kolektif dan hierarkis

2004-06-24 Terurut Topik Ronald P. Putra
rasanya tidak menjawab substansi persoalan yg sebenarnya. Mau seorang atau seribu orang aleg DPR pun kesana, yg jadi persoalannya adalah mengapa kedua tanker itu dijual ? dan kok dijualnya ke panawar peringkat dua ? btw, saya tdk dlm posisi membela siapa-siapa, dan sayapun tidak bisa menjawab

RE: [R@ntau-Net] Kebohongan kolektif dan hierarkis

2004-06-23 Terurut Topik Hasbi,Mukhlis
Title: RE: [EMAIL PROTECTED] Kebohongan kolektif dan hierarkis Mak Adr, Saya tidak heran dengan kelakuan anggota DPR yang rusak. Yang membuat saya miris adalah perjalanan itu dipimpin oleh Irwan Prayitno yang ketua Komisi VIII, yang pimpinan PKS, yang katanya lebih perduli dan bersih (Saya

RE: [R@ntau-Net] Kebohongan kolektif dan hierarkis

2004-06-23 Terurut Topik Ronald P. Putra
Mungkin ada baiknya mencari informasi yg akurat dulu sebelum menjatuhkan prasangka. Begitulah Islam mengajarkan kpd kita. Sedikit informasi yg saya terima mengatakan bahwa justru pelesiran anggota DPR tsb telah membuka konspirasi yg sebenarnya, dimana ternyata kedua tanker tsb masih sangat