Sebenarnya dari tanggapan pak Satriyo setelah saya menanggapi pak Satriyo 2
kali - pertama yang dibawah ini dan yang kedua ketika pak Ary ikut membantu
menjelaskan ke pak Satriyo. Anda bisa melihat dan merasakan sendiri kan, bahwa
anda tetap ngotot dengan pendapat anda walaupun saya sudah
Melihat dialog pak Satriyo dan pak Ary, heboh juga ya..:) Saya bisa memahami
jika ada iritasi ringan di mata mba Ning, tapi saya lebih sependapat dengan mas
Wikan, biarkan kedua bapak-bapak ini berdebat. Lebih baik adu argumen di milis
daripada adu otot di dunia nyata. Saya pernah terjebak di
Wah maaf nih, saya baru baca yang ini sementara saya sudah posting tanggapan
terhadap pak Satriyo. Terima kasih untuk mas Ary yang sudah membantu saya untuk
menjelaskan masalah ini, mudah-mudahan pak Satriyo sekarang lebih memahami
maksud saya lewat penjelasan mas Ary ini maupun penjelasan
Aisha :
Saya tidak mengerti pendapat mas Ary tentang korban di bawah ini, yang jelas
kalau saya boleh menilai pak Satriyo, kadang-kadang pak Satriyo membuat diskusi
jadi rumit dengan komentar yang main potong kalimat-kalimat dari postingan yang
lain yang ditanggapinya. Padahal masalahnya
Pak Satriyo,
Jika saya menulis, biasanya dalam satu paragraph itu ada satu ide pokok, dan
jika ditanggapi dengan dipotong-potong per kalimat, nantinya jadi kacau..:).
Jika masih belum mengerti, coba deh saya cerita dengan kalimat yang lain. Dalam
paragraph pertama itu saya menjelaskan bahwa di
Aisha :
gaya berdiskusinya (misalnya yang gak nyambung atau kasar atau bisa saja
kalimatnya santun tapi penuh kebencian atau mikir buruk ke orang/kelompok lain
---
Jano - ko :
Hanya mohon informasi saja, apakah kalimat diatas itu juga termasuk kategori
Wah pak, saya juga senang ngobrol dengan bapak dan teman-teman lainnya disini.
Sebenarnya bagi saya pribadi, urusan yang lain mau mengerti atau mau menerima
pendapat saya, bukan urusan saya. Yang lebih penting lagi menanggapi, memberi
pengertian dalam berdiskusi di milis itu jangan pakai hati