Mas Yanto,
Terimakasih atas responsnya, maaf agak telat soalnya nulis sambil
ngantor sih.
Jangan dikatakan saya akan memberikan pencerahan kepada Mas Yanto, anggap
saja ini obrolan ringan sesama almamater.
*Perbuatan baik dan buruk yang terus berjalan (jadi kayak ngejawab ujian
sekolah aja nih)
Gak usah pusing-pusing dengan grafik deh mas, biarin itu ada jaman kita
kuliah aja ( Jadi ingat Pak Goenarso, dosen matematika lanjut).
Pakai ilmu tukang buah aja Mas, pisahkan yang buah baik dan yang
rusak/busuk.
Jangan dicampur aduk semua, nanti kebolak-balik gak ketahuan mana yang
baik dan mana yang busuk, kalau sudah dipisah melihatnya kan lebih jelas.
Kita cari dan periksa penyebabnya utamanya kerusakan atau kebusukan,
seberapa banyak jumlahnya , sebaliknya yang baik juga begitu.
Kemudian kita lihat hubungan antara yang baik dan buruk, satu arah, atau
bolak balik, bagaimana dampak hubungan ini.
Beberapa hal yang bisa jadi penyebab yang Mas Yanto uraikan dibawah,
1).Tingkat Kemiskinan (berharta)
Kesadaran apa yang kita harapkan dari orang yang sedang lapar Mas?
Memikirkan makan kemarin, hari ini dan besok saja sudah menjadi tekanan
bagi hidup mereka, sikap manusia yang sedang lapar akan mempengaruhi sikap
mental dan emosionalnya.
Orang kalau lapar sering bermasalah, contohnya barangkali ada diantara
kita sendiri , pas pulang kerumah lapar berat, mau makan di meja gak ada
apa-apa atau makanan gak cocok. Spaning bisa naik tuh
Didalam agama Islam, kemiskinan itu sangat berbahaya mas, dikatakan
Kemiskinan akan membawa kamu kepada kesesatan/kemunkaran (maaf, kata
terakhir saya rubah supaya tidak terlalu sensitif)
Dalam kenyataan disekitar kita, memang ada kelompok yang memanfaatkan
kemiskinan masyarakat untuk kepentingan pribadi/kelompok yang berakibat
burukpada kita semua.
Kemarin saya mendengar di radio Pak Ahmad Syafie Ma'arif berkata bahwa
peradaban Indonesia sekarang adalah peradaban Sembako, mungkin ini ada
benarnya juga.
2). Tingkat Pendidikan (berilmu)
Pemahaman apa yang kita harapkan dari orang yang tidak/kurang berilmu Mas?
Kebodohan yang timbul karena kemiskinan
3). Pemimpin yang buruk
Harapan apa yang bisa kita berikan kepada pemimpin seperti ini Mas?
Manusia mempunyai sisi buruk yang namanya hawa nafsu atau nafsu jahat ,
nafsu harta atau kekuasaan.
Nabi Muhammad bersabda: Musuhmu yang terbesar, ialah nafsujahat-mu yang
berada dalam dirimu, jangan-jangan nafsu jahat inilah yang banyak bercokol
dalam diri pemimpin kita
Tiga hal buruk diatas berputar-putar terus dalam kehidupan masyarakat ,
yang membuat kita frustrasi melihat dampaknya pada pembusukan dan
pengrusakan bangsa.
Terus, dimana peranan agama ? Amal ibadah meningkat tapi maksiat jalan
terus?
4). Kesadaran beragama (keimanan)
Pemahaman generasi muda sekarang tentang agama jauh lebih baik dari kita
dulu lho .Dulu ,khususnya kita yang tumbuh di kota besar beragama hanya
dengan modal kul-hu doang, kalau sampai tua tidak meningkatkan diri atau
mencari lagi, ya segitu-gitu aja.
Tumbuhnya sekolah pendidikan dasar dan menengah umum yang berbasis agama
( misalnya Al-Azhar, Al-Izhar , Al-al lainnya), mempercepat proses
pemahaman yang lebih baik tentang agama kepada generasi muda,ditambah lagi
dengan banyak beredarnya buku-buku tentang Islam .
Kalau sekarang banyak generasi muda yang berjilbab, termasuk selebritis ,
pergi haji diwaktu muda, banyak amal ibadah, dlsb,itu karena mereka paham
dan sadar betul dengan apa yang mereka lakukan, mereka mencari dan memang
menemukannya .
Beda dengan kita, dulu atau sekarang, bisa jadi kita menjadi islam
karena kultur atau tradisi orang tua, dengan pemahaman ala kadarnya.
Kesadaran pemeluk agama yang terus terus meningkat di masyarakat?
Peningkatan amal ibadah yang terjadi saat ini harus disyukuri , walaupun
barangkali ada yang melakukan ibadah itu adalah sebagai pelarian dari
sebagai orang-orang tertindas atau sebagai penindas, itu masih
jauh lebih baik dari pada tidak ada sama sekali.
Semua agama pasti menuju kebaikan, dan kebaikan dan keburukan punya jalan
masing-masing pada setiap orang.
Dalam suasana seperti ini , kayak apa jadinya masyarakat, sudah miskin,
bodoh, dan tidak beriman pula.
Agama bisa dijadikan oasis bagi orang orang yang dahaga, tempat berteduh
bagi musafir yang letih (puitis aja lagi),
Terus bagaimana dong kita memandang semua keruwetan /semarawutan yang
terjadi ini?
Kalau menurut saya sih, selama mayoritas rakyat kita masih miskin dan yang
berakibat pada kebodohan, kita akan begini terus.
Kalau melihat realitas sekarang, kita pakai ilmu tukang buah aja lagi,
yang bagus-bagus harus di elus-elus, di baek-baek-in, diusap-usap ,
dipelihara supaya gak jadi busuk.
Yang busuk kalau memang sudah parah, ya harus disingkirkan, kalau kate
tukang buah orang betawi , itu buah harus di gejik supaya hancur.
* *Masalah maling yang beramal yang banyak di sekeliling kita
Bingung ya mas , kok bisa kayak gini ? Ya pantas bingung mas, karena
mereka sendiri