[yonsatu] Re: .net
lho kok..apanya yang gagah. bisa ditanya tuh ke mahasiswa itb. lha buktinya, yon1 - itb mengalami krisis kader :-(( kan lebih gagah pakai yahoo.com atau hotmail.com, . banyak orang pakai, go international dan gampang ngingatnya :-)) aku jadi ingat iklan rokok : yang penting rasanya bung ! mohon beribu maaf, kang syafril. salam, widya Widya Çastrena Dharmasiddha ! At 13:46 12-06-2002 +0700, Edy Christiono wrote: gagah juga pakai address yon1.mahawarman.net Memang gagah, saya jadi ngiri...kapan ya bisa memunculkan mahawijaya.net atau apalah. Tapi saat ini yang penting -MHS, menurut hemat saya- adalah mengurus ksatrian.or.id dulu, yang sementara ini terpaksa di'istirahat'kan dulu. Untuk yang akan ngumpul di Posko Yon 1 : Selamat Bekerja ! Sharif Dayan --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=vacation%20yonsatu 1 Mail/day : mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=set%20yonsatu%20digest
[yonsatu] Re: katanya wajar
mas bud, jika sehari ada 24 jam; dan diantaranya dipakai untuk: tidur 8 jam, makan 2 jam, ibadah 2 jam (tenan tah iki?), sosialisasi 2 jam, olahraga 1 jam, dolan 1 jam, males-malesan 1 jam , maka masih tersisa tersisa 7 jam. mosok sih, jik enggak isok belajar...yo pantes lek enggak lulus ujianptt koyo aku sing jik durung lulus juga (jare cak sodik : mahasiswa abadi) :(( salam, widya Kenapa banyak siswa yang gagal ujian ??? sebenarnya bukan salah sang siswa bila ia tidak lulus ujian, belajar pun tidak sempat. Tahukah Anda, setahun itu hanya terdapat 365 hari? yang kita tahu sebagai tahun akademik siswa Kita hitung! Hari Minggu; 52 hari dalam setahun, Anda pasti tahu kalau hari minggu adalah untuk istirahat. Hari tersisa tinggal 313. Hari Libur (Nasional maupun Internasional); Tak kurang dari 13 hari libur setahun. Hari tersisa tinggal 300. Liburan sekolah; Jelas semua siswa akan berlibur dan tidak akan belajar. Biasanya sekitar 2 bulan lebih, anggaplah sekitar 60 hari. Hari tersisa tinggal 240 TIDUR 8 Jam sehari untuk kesehatan; berarti 120 hari terpakai. Hari tersisa tinggal 120. Tentu kita beribadah kan? paling tidak 1-2 jam kita beribadah, kita alokasikan 25 hari dalam setahun. Hari tersisa tinggal 95. BERMAIN yang juga baik untuk kesegaran dan kesehatan, paling tidak memerlukan 1 jam sehari. Terpakai lagi 15 hari. Hari tersisa tinggal 80. MAKAN! paling tidak selama satu hari kita habiskan 2 jam untuk makan/minum hilang lagi 30 hari. Hari tersisa tinggal 50. Jangan lupakan, Manusia adalah makhluk sosial, butuh berinteraksi dengan orang lain, kita ambil 1 jam perhari untuk berbicara. 15 jam terpakai lagi. Hari tersisa tinggal 35. Kita pun bisa sakit; paling tidak 5 hari dalam setahun, sudah cukup mewakili. Hari tersisa tinggal 30. Ujian itu sendiri biasanya dilaksanakan selama 2 minggu per semester, berarti 24 hari sudah teralokasi untuk ujian. Hari tersisa tinggal 6. Nonton dan jalan-jalan paling tidak 5 hari dalam setahun. Hari tersisa tinggal 1 hari. Satu hari yang sisa itu kan HARI ULANG TAHUN ! Masa' belajar sih? --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=vacation%20yonsatu 1 Mail/day : mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=set%20yonsatu%20digest
[yonsatu] Re: Fw: Hi
setelah kemenangan le pen dalam pemilihan presiden babak pertama, omongan tentang persoalan rasisme mengingkat dan menghangat. orang menjadi lebih berhati-hati dalam soal yang sensitif ini. guyonan dibawah ini juga bersifat rasis, saya tidak berani meneruskan guyonan ini ke teman prancis dalam kondisi sensitif seperti saat ini. apakah orang indonesia cenderung rasis? ini adalah salah satu pertanyan teman saya yang bule tentang orang indonesia. salam, widya - Original Message - From: Chandra To: SPIRA Hector TENARIS ; Abas Soeriawidjaya ; FERREIRA Sergio R TENARIS ; NUGROHO PURBOWINOTO Sent: Thursday, April 25, 2002 12:34 PM Subject: Fw: Hi - Original Message - From: Chandra To: TRS Sent: Thursday, April 25, 2002 12:32 PM Subject: Hi Something to share- Last month, a survey was conducted by the U.N. worldwide. The only question asked was, Would you please give your most honest opinion about solutions to the FOOD SHORTAGE in the rest of the world? The survey was a HUGE failure. In Africa they did not know what food meant. In Western Europe they did not know what shortage meant. In Eastern Europe they did not know what opinion meant. In the Middle East they did not know what solution meant. In South America they did not know what please meant. In Asia they did not know what honest meant. And in the USA they did not know what the rest of the world meant. Sure we all living in all parts of the world can relate to it.. --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=vacation%20yonsatu 1 Mail/day : mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=set%20yonsatu%20digest --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=vacation%20yonsatu 1 Mail/day : mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=set%20yonsatu%20digest
[yonsatu] masih tentag us-afghan-ben laden
selamat membaca, salam, widya ps: semua e-mail yang mencamtumkan kataa: us, afghan, ben laden (masih banyak lagi) tidak lepas dari kuping elektronik cia dan konco-nya. Dear Gary and whoever else is on this email thread: I've been hearing a lot of talk about bombing Afghanistan back to the Stone Age. Ronn Owens, on KGO Talk Radio today, allowed that this would mean killing innocent people, people who had nothing to do with this atrocity, but we're at war, we have to accept collateral damage. What else can we do? Minutes later I heard some TV pundit discussing whether we have the belly to do what must be done. And I thought about the issues being raised especially hard because I am from Afghanistan, and even though I've lived here for 35 years I've never lost track of what's going on there. So I want to tell anyone who will listen how it all looks from where I'm standing. I speak as one who hates the Taliban and Osama Bin Laden. There is no doubt in my mind that these people were responsible for the atrocity in New York. I agree that something must be done about those monsters. But the Taliban and Ben Laden are not Afghanistan. They're not even the government of Afghanistan. The Taliban are a cult of ignorant psychotics who took over Afghanistan in 1997. Bin Laden is a political criminal with a plan. When you think Taliban, think Nazis. When you think Bin Laden, think Hitler. And when you think the people of Afghanistan think the Jews in the concentration camps. It's not only that the Afghan people had nothing to do with this atrocity. They were the first victims of the perpetrators. They would exult if someone would come in there, take out the Taliban and clear out the rats nest of international thugs holed up in their country. Some say, why don't the Afghans rise up and overthrow the Taliban? The answer is, they're starved, exhausted, hurt, incapacitated, suffering. A few years ago, the United Nations estimated that there are 500,000 disabled orphans in Afghanistan--a country with no economy, no food. There are millions of widows. And the Taliban has been burying these widows alive in mass graves. The soil is littered with land mines, the farms were all destroyed by the Soviets. These are a few of the reasons why the Afghan people have not overthrown the Taliban. We come now to the question of bombing Afghanistan back to the Stone Age. Trouble is, that's been done. The Soviets took care of it already. Make the Afghans suffer? They're already suffering. Level their houses? Done. Turn their schools into piles of rubble? Done. Eradicate their hospitals? Done. Destroy their infrastructure? Cut them off from medicine and health care? Too late. Someone already did all that. New bombs would only stir the rubble of earlier bombs. Would they at least get the Taliban? Not likely. In today's Afghanistan, only the Taliban eat, only they have the means to move around. They'd slip away and hide. Maybe the bombs would get some of those disabled orphans, they don't move too fast, they don't even have wheelchairs. But flying over Kabul and dropping bombs wouldn't really be a strike against the criminals who did this horrific thing. Actually it would only be making common cause with the Taliban--by raping once again the people they've been raping all this time So what else is there? What can be done, then? Let me now speak with true fear and trembling. The only way to get Bin Laden is to go in there with ground troops. When people speak of having the belly to do what needs to be done they're thinking in terms of having the belly to kill as many as needed. Having the belly to overcome any moral qualms about killing innocent people. Let's pull our heads out of the sand. What's actually on the table is Americans dying. And not just because some Americans would die fighting their way through Afghanistan to Bin Laden's hideout. It's much bigger than that folks. Because to get any troops to Afghanistan, we'd have to go through Pakistan. Would they let us? Not likely. The conquest of Pakistan would have to be first. Will other Muslim nations just stand by? You see where I'm going. We're flirting with a world war between Islam and the West. And guess what: that's Bin Laden's program. That's exactly what he wants. That's why he did this. Read his speeches and statements. It's all right there. He really believes Islam would beat the west. It might seem ridiculous, but he figures if he can polarize the world into Islam and the West, he's got a billion soldiers. If the west wreaks a holocaust in those lands, that's a billion people with nothing left to lose, that's even better from Bin Laden's point of view. He's probably wrong, in the end the west would win, whatever that would mean, but the war would last for years and millions would die, not just theirs but ours. Who has the belly for that? Bin Laden does. Anyone else? Tamim Ansary
[yonsatu] Jakarta Surabaya Express
Mas Bud, terimakasih atas undangan makan; apalagi bersama mas Taufik. saya sangat merindukan kalian semua. berbicara soal rokok: saya sarankan agar bagi para merokok untuk merokok rokok produksi SEITA, jangan lagi kretek indonesia. lho bukannya ngajak meracuni diri sendiri atau mematikan produsen rokok kretek, namun berdasarkan siaran berita radio prancis tadi pagi: pengadilan tinggi prancis menguatkan keputusan pengadilan yang lebih rendah untuk memhukum SEITA agar mau membayar uang kompensasi plus pengobatan kanker paru-paru seorang perokok setia SEITA. di prancis orang mendahulukan hak orang yang menuntut udara segar daripada hak orang untuk merokok. salam, widya Mas BudiNir: Setiap orang hampir dipastikan mengetahui bahwa merokok adalah sangat merugikan bagi kesehatan, baik diri sendiri maupun orang lain. Semua informasi resiko sudah disebarkan, diketahui. Persoalannya adalah, bahwa resiko itu baru didapatkan setelah berjalan 10 tahun atau 15 tahun, bahkan 25 tahun kemudian. Andaikan semua resiko kesehatan itu terjadi 1 (satu) minggu setelah merokok, saya yakin sedikit sekali orang yang berani merokok. Artinya, 1 (satu) minggu setelah merokok, maka orang bersangkutan langsung kena Kangker Paru-paru, TBC, atau penyakit yang aneh-aneh. BudiNir. PS: Mas Yoyok, kapan pulang ke Jakarta, saya ingin makan bareng sekalian dengan Mas Taufik. -- --[YONSATU - ITB]-- On-line arsip : http://yonsatu.mahawarman.net Moderator : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : mailto:[EMAIL PROTECTED] --- Anda terdaftar di List ini dg alamat : archive@jab.org
[yonsatu] Jakarta Surabaya Express
hallo gank, dengan 4,5 jut, saya bisa lakukan paris-jkt pp (saat low season). untuk paris-amsterdam pp (yang jaraknya lebih pendek dari pada sby-jkt) tidak lebih dari 200 gulden. dalam soal per-kereta api-an, perbedaan nyata yang gampang diamati adalah: mereka yang bekerja di sepanjang rel milik sncf (pjka prancis) dan hs (pjka belanda) dapat bekerja dengan tenang, dalam taraf hidup sangat layak, sedangkan mereka yang di pjka (indonesia) bekerja terkantuk-kantuk atau ngelamun karena ada beban pikiran tambahan: cari biaya asap dapur, sekolah anak, uang sewa rumah etc. namun ada juga persamaannya: mereka yang bekerja di belakang meja direksi di semua pjka tersebut (indonesia, prancis, belanda) bekerja dengan tenang dan enjoy karena mereka digaji hanya untuk mikir per-kereta api-an, memang sayang bukan mereka yang nyupir dan ngatur perjalanan kereta api di lapangan. satu lagi: kalau para pekerja di rel kereta api ini mogok kerja, di prancis, sebagian besar penumpang justru simpati dengan mereka walaupun sambil ngomel karena perjalanan terganggu. bicara soal gaji: di prancis perbedaan gaji (take home pay) antara pucuk pimpinan tertinggi dan jongos terendah adalah 15 kali (maksimum, diatur oleh undangg); take home pay ini diluar biaya asuransi kesejahteraan sosial (misal: kesehatan, uang sekolah anak). berapa di indonesia, di perusahaan pak syafril misalnya? di sisi lain: dulu, sedikit sarjana/insinyur dan banyak jongos maka aturan (yang dibuat oleh si insinyur dan terutama untuk diatati oleh jongos) mudah diterapkan sehingga sedikit human error. sekarang: banyak sarjana/insinyur, ditambah lagi oleh jongoss yang semakin pandai dan merasa pandai: aturan semakin sulit diterapkan, karena masing-masing menjadi pandai mengakali aturan dan kata sepakat semakin sulit dicapai sehingga human error semakin besar. bukankah mengatur jongos jauh lebih mudah daripada mengatur sarjana? voila, enggak ngono tah? salam, widya mungkin bisa dicek tiket Paris - Amsterdam (jangan yang TGV lho...) berapa ya. buat rekan yang lagi di Paris please, request your comment. saya kira nggak nyampe 4.5 juta.. sukris sukris edy christiono wrote: sunggguh mencengangkan di tahun 1936 per-kerataapi-an di Indonesia sudah demikian majunya , kereta malam Surabaya - Jakarta tiketnya f 10.- kira kira sekarang Rp. 45.000,- ... sementara di tahun 2001 tetap saja terjadi kecelakaan kereta yang sungguh memilukan ... padahal di tahun 1936 tentunya insinyur/sarjana di Indonesia belum sebanyak sekarangsaat itu masih banyak saudara kita yang cuman jadi jongos, koeli atau klerk..jadi bagaimana ini ? ... mohon komentar... sukris Salah satu sebabnya saya kira (di samping sebab-sebab yang lain) adalah kenyataan bahwa pada tahun 1936 biaya perjalanan Surabaya-Jakarta Rp 45.000,--. Kalau biaya hidup tahun 2001 dibanding dengan tahun 1936 kira kira 100 kali lipat (saya kira lebih), maka agar perkeretaapian kita dapat hidup sehat, biaya perjalanan Surabaya-Jakarta = Rp 4.500.000,--. Joesoef A.M. -- --[YONSATU - ITB]-- On-line arsip : http://yonsatu.mahawarman.net Moderator : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : mailto:[EMAIL PROTECTED] --- Anda terdaftar di List ini dg alamat : [EMAIL PROTECTED] -- --[YONSATU - ITB]-- On-line arsip : http://yonsatu.mahawarman.net Moderator : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : mailto:[EMAIL PROTECTED] --- Anda terdaftar di List ini dg alamat : [EMAIL PROTECTED] -- --[YONSATU - ITB]-- On-line arsip : http://yonsatu.mahawarman.net Moderator : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : mailto:[EMAIL PROTECTED] --- Anda terdaftar di List ini dg alamat : archive@jab.org
[yonsatu] Jakarta Surabaya Express
cak budi, opo ukurane moral iku? nang paris: akeh wong rangkulan, seret pisan (pokoke enggak peduli wong ning sebelah), yo nang ndalan, yo nang metro, yo antara lanang-wedok, yo lanang-lanang, yo wedok-wedok. copet - rampok bank - nyolong / ngobong mobil yo enggak kurang. musim panas entas iki, wong njemur awak cawetan tok nang taman, pinggir kali seine yo enggak kurang. pamong praja korup, kkn yo onok ae beritane. tepu-menepu soal duit, bajak-membajak soal karya intelektual yo onok juga. anak ngusir wong tuwone saka omahe yo enggak kurang. presidene tarung terus karo perdana menterine, opo maneh saiki menjelang pemilihan presiden. judi sing cumak 10 francs gampang dituku, kasino yo aku tau mlebu (tapi apes, kalah 500 francs, lha wong cumak pingin ngerti, kenalan karo sing jenenge mejo rolet). sing mlebu grejo, melu misa yo cumak wong tuwo. sing mlebu mesjid akeh wong arab-e, tapi sing mlebu penjara yo jenenge akeh sing berbau arab. wong mabuk pinggir ndalan, nang stasiun metro yo akeh. wong ngemis nang metro yo onok ae. crito bab wong slingkuh iku crito biasa, lha wong dosenku ae yo ngono kok. tapi soal naati lampu merah, ndisikno penyebrang dalan, nepati wektu etc. yo jalan bagus. wong prancis lek tukaran, yo cumak omonge ae sing banter, tapi enggak katik bogem. lek onok tawuran, paling yo arek welasan tahun. lek senggolan nang pasar: terus saling senyum lan ngomong: pardon. bea siswaku sing wis entek yo disambung karo wong prancis, tanpa onok imbalan kwajiban saka aku. barusan iki, sebulan lalu, aku teledor: dompetku tibo tanpa tak sadari nang stasiun sepur pas njemput konco saka jerman, seminggu berikutnya aku diceluk kantor polisi dikon njupuk dompet: isine komplit, utuh termasuk duit, hampir 2000 francs (duwik hotele konco) sing enggak onok tulisane milik widya (lha lek kartu bank, pasport kan onok tulisane milik widya). kontradiksi kan? sing jelas: wong wedi karo aturan / undangg; polisi, hakim, jaksa-ne kereng tenan. kehidupan pribadi enggak diurusi wong liyo, tapi kehidupan profesional sangat dituntut. voila, upsss maaf aku terlanjur pakai bahasa prancis, mungkin hanya cak budi yang mengerti. salam, widya Kecelakaan/kekacauan/kehancuran/kebrutalan dan berbagai macam kerusakkan hanya disebabkan oleh MORAL yang BOBROK, Bukan oleh jumlah Insinyur ataupun Sarjana. Jadi, yang dibutuhkan sekarang adalah Manusia yang mempunyai MORAL yang baik. BudiNir. -- --[YONSATU - ITB]-- On-line arsip : http://yonsatu.mahawarman.net Moderator : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : mailto:[EMAIL PROTECTED] --- Anda terdaftar di List ini dg alamat : archive@jab.org
[yonsatu] Nggak bisa masuk ke Sukris
ni sering diisi pula oleh hal-hal yang tidak raional. Lagi pula, kehidupan ekonomi toh akan tetap jalan dengan harga bbm berapapun. Maka, lebih jauh dari hal tersebut, ada persolanan lain yang ingin saya kemukakan, yaitu masalah pengelolaan energi nasional secara holistik. Dengan memperhatikan disertasi Pak Lilik Hendradjaja, rektor ITB, pada Kursus Lemhanas beberapa tahun yang lalu, maka saat ini adalah saat kritis bagi Indonesia untuk bisa menyebut dirinya sebagai eksportir bbm atau justru importir bbm. Memang, kebijakan energi nasional tidak bisa dibahas secara sektoral yang terpotong-potong. Pilihan bentuk sumber energi yang tepat pada beberapa aspek kehidupan masyarakat akan berdampak besar pada dinamika masyarakat dan lingkungannya, demikian juga sebaliknya. Ini semua adalah suatu wacana nasional yang sekaligus merupakan tantangan bersama demi kemandirian bangsa di repuplik ini. Terimakasih sekali lagi atas kesempatan berkomunikasi yang diberikan. Jika diperkenakan, saya ingin berkenalan secara nyata dengan Pak Gana dan Pak Buang, tentu setelah saya punya kesempatan singgah di Jakarta nanti. Hormat saya, Widya Yth Pak Gana dan pak Widya Utama, Saya sangat bahagia anda semua berbicara tentang BBM dan peran Pertamina.Berkaitan dengan hal tsb tanggal 28-29 Juni 2001 Pertamina dan Wartawan Migas telah mengadakan orientasi Wartawan di Anyer. Kebetulan saya ikut sebagai salah satu penyaji dan menyiapkan bahan untuk pak Dirut. Untuk tidak menimbulkan berbagai tafsiran, anda dapat membaca paper dengan judul Pertamina dan Prestasi 2000( dibagikan pak Dirut Pertamina kepada seluruh Wartawan ) yang menjelaskan tugas Pertamina dalam menyediakan dan mendistribusikan BBM.Ini menunjukkan kemauan Pertamina akan transparansi Artikel lain dapat anda baca pada majalah Pilar edisi Juni 2001. Terimakasih BS -Original Message- From: Ganapati [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Friday, June 29, 2001 9:04 AM To: 'widya utama'; '[EMAIL PROTECTED]'; '[EMAIL PROTECTED]' Subject: [pepap] RE: [YONSATU] [PERTAMINA] "Subsidi BBM" apa perlu?> Respons k e Cak Yoyok Pak Widya Utama dan rekan-rekan lain, Saya yakin bahwa Anda tidak bermaksud menggurui atau hal-hal negatif lainnya. Hanya saja saya melihat nada apriori dalam kalimat-kalimat yang Anda kirimkan baik terhadap Pemerintah maupun PERTAMINA. Jika memang benar Anda banyak berdiskusi dengan mereka-mereka yang berkompeten dalam Perencanaan Negara ini termasuk yang mengurusi Subsidi BBM, mestinya tidak hanya cerita miringnya saja yang tertinggal di benak kita. Hal-hal yang positif semestinya juga tercerna dengan baik. Saya tidak menutup kemungkinan adanya kelemahan, kesalahan dan bahkan kenakalan pihak pengelola, tetapi banyak juga rasanya hal-hal yang positif seperti murahnya harga yang sampai dengan hari ini masih dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat baik yang sangat mampu, mampu, setengah mampu maupun yang tidak mampu. Saya kurang tahu apakah di Perancis sana hal seperti ini juga dapat Anda nikmati? Ngomong-ngomong, apakah anda dapat menginformasikan sekarang ini berapa harga di pompa bensin Perancis sono untuk produk Premium (bertimbal atau tidak bertimbal) dan Diesel? Lalu berapa konsumsi rata-rata perhari per mobil pribadi? Bukan apa-apa biar ada perbandingan konsumsi kita di Jakarta dan mereka di Perancis. widya utama [mailto:[EMAIL PROTECTED]] on Wednesday, June 27, 2001 6:49 PM wrote: Yth. Pak Ganapati Pertamina dan pemerintah, memang dua kutub yang yang idealnya bersinergi tapi saya tahu betul bahwa bukan itu yang sering terjadi. Pertamina sering menjadi kendaraan dan sapi perah dari beberapa orang pemerintahan demi alasan tertentu. Di sisi lain yang rakyat tahu: urusan bbm adalah urusan pertamina, maka kesemerawutan bbm juga karena pertamina yang semrawut. Dalam poin ini, kalau boleh saya bertanya: bagaimana kerja purel pertamina selama ini? Pak Widya, Purel PERTAMINA memang masih mempunyai banyak sekali kekurangan, tetapi bukankah sulit juga jika tiba-tiba purel PERTAMINA mengeluarkan press release "Saudara-saudara perlu diketahui bahwa urusan BBM adalah urusannya Pemerintah..." wong memang Pemerintah meminta PERTAMINA untuk mengolah Minyak Mentah menjadi BBM, mendistribusikan BBM ke seluruh Indonesia dengan harga yang sama sesuai dengan Keputusan Pemerintah. Jadi PERTAMINA memang menjadi kepanjangan tangan Pemerintah dalam hal ini. Yang kami harapkan adalah orang-orang seperti Anda yang sudah banyak tahu mengenai hal baik dan buruknya pengelolaan, pengambilan keputusan dan lain sebagainya mengenai BBM dan Perencanaan Pembangunan Negara ini jangan bersuara seperti orang awam lagi!!! Opini publik yang sudah terbentuk sekian lamanya tidak mungkin hanya dihapus oleh action Purel PERTAMINA, apalagi jika bagian masyarakat yang well educated ikut-ikutan berpendapat seolah-olah mereka masyarakat awam. Memang repot kerja purel; dia harus tahu target bicara: dengan rakyat banyak yang sudah ruwet kehidupannya d
[YONSATU] Referensi Kiblat
pertanyaan kang edhie ini memang philosopis sekali. saya takut kualat jika menanyakan masalah agama yang bisa sangat sensitif, tapi ada pertanyaan serupa yang cukup sulit untuk saya: jika saya berada tepat di titik kutub utara bumi, dimana arah selatan dari titik itu, yang lebih sulit lagi adalah: dimana pula arah utara dari titik tersebut? jika tingkat presisi yang diminta semakin tinggi, rasanya kita perlu merubah dulu kerangka asumsi pemikiran yang biasa kita pakai, malah seringkali dengan perubahan radikal untuk membuka prespektif baru. nah dalam masalah agama, soal prespektif baru ini yang sering bikin kualat. salam, widya Ada pertanyaan, mungkin bodoh, tetapi menggelitik buat saya karena saya membayangkan sedang sholat berjamaah di suatu tempat di bumi yang merupakan kebalikan Ka'bah (mungkin di laut ya?), terus shafnya juga berbentuk lingkaran, tetapi saling membelakangi, maka : Apakah definisi arah qiblat ?, maksudnya apakah : 1. Arah garis singgung (yang terdekat ke arah Ka'bah) dari suatu titik di tempat kita sholat pada bidang lingkaran, yang dibuat melalui perpotongan antara bola bumi dengan bidang datar yang dibuat melalui Ka'bah, tempat kita berdiri, dan titik pusat bumi. (ini menurut saya), atau. 2. Arah garis singgung (yang terdekat ke arah Ka'bah) dari suatu titik tempat kita berdiri pada busur lingkaran yang terpendek yang bisa dibuat melalui Ka'bah dan tempat kita berdiri, atau 3. Arah point to point ke Ka'bah, atau 4. Dll. dll. Mungkin, rekan-rekan yang ahli navigasi dan fiqih bisa menjelaskan. Meskipun demikian : Kemana saja kau menghadap, disitulah wajah Tuhanmu. Salam, Edhie Harjoso Abdul Sodik wrote: Mungkin anda membutuhkan...dan maaf bagi anda yang non muslim Salam Asodik -Original Message- From: Asep Hendriana Sent: Tuesday, July 10, 2001 3:15 PM To: Jonih; Anditya Ibrahim; Avicenia Darwis; Bambang Supriyanto; Brahmantyo; Candra Negara; Didik Pudji H; Djafar Ahmad; Djumlati; Eddy Hermanto; Imam Setiawan; Indro Purwaman Hardi; Nizar Mujahidin; Nugrahani; Rahmat; Redesmon Munir; Abdul Sodik Subject: Referensi Kiblat Yth. Kaum Muslimin wal Muslimat / Ikhwan / Ukhti di Tempat. Assalaamu'alaikum Wr.Wb. (saya kopikan dari milis tasawuf..semoga berkenan) Kita umumnya mematok arah qiblat berdasarkan arah kompas. Arah kompas berpatokan pada magnet bumi. Padahal magnet bumi tidak stabil dari waktu ke waktu selalu mempunyai penyimpangan. Maka sebenarnya qiblat yang didasarkan arah kompas tidak selalu pas tepat ke Ka'bah. Tetapi Allah Swt ternyata telah menyediakan jalan keluar terhadap hal ini, cuma kita yang tidak menyadarinya, yaitu: Dalam satu tahun ada 2 hari dimana matahari tepat tegak lurus di atas Ka'bah. Pada saat itulah kalau anda berdiri di luar rumah di tempat terbuka, maka bayangan diri anda di-tanah (permukaan bumi) akan membentuk garis yang arahnya tepat menuju Ka'bah. Untuk tahun ini waktu dan tanggal tersebut jatuh pada 28 Mei 2001 pk 12.18 waktu Mekkah atau pk.16.18 wib., dan TANGGAL 16 JULI 2001 PK 12.27 WAKTU MEKKAH ATAU PK.16.27 WIB. Nah, Insya Allah yang bulan Juli ini kita Nggak lupa). Ini merupakan kesempatan yang berharga untuk meng-adjust qiblat di Tempat anda masing-masing, baik di rumah, kantor, maupun hotel-hotel (bagi yang punya hotel) serta mesjid-mesjid (bagi yang pengurus mesjid). Tolong disebarluaskan kepada rekan-rekan muslimin dan muslimah lainnya, mudah-mudahan bermanfaat. Wabillaahi taufik wal hidayah.. Wassalaam wr. wb, -- --[YONSATU - ITB]-- On-line arsip : http://yonsatu.mahawarman.net Moderator : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : mailto:[EMAIL PROTECTED] --- Anda terdaftar di List ini dg alamat : archive@jab.org
[YONSATU] [PERTAMINA] Subsidi BBM apa perlu?
cak sodik, nyuwun sepurone sing akeh yo. saya tidak main tembak-tembakan kok, apalagi sampai menembak sobat sendiri yang banyak membantu saya waktu kita sama-sama menghuni markas ganesa dulu. adalah kesalahan saya terbesar tidak teliti membaca sumber berita dan menyebut nama cak sodik. terimakasih sudah dimaafkan. salam, widya Wah Pak Widya Utama (Yoyok) lagi ngelamun yah, anda salah komentar dan salah baca. Karena komentar dibawah ini bukan dari saya, itu kan forward dari Pak Kusnendar (PERTAMINA). -Original Message- From: Kusnendar [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Tuesday, June 26, 2001 9:12 AM To: '[EMAIL PROTECTED]' Subject: RE: [PERTAMINA] Subsidi BBM apa perlu? Iya deh, saya maafin sebelum anda minta maaf. Maklum jauh disono jangan-jangan Original Message mengkerut dan terpotong dari aslinya karena kedinginanweleh-weleh.. Salam Asodik -- --[YONSATU - ITB]-- On-line arsip : http://yonsatu.mahawarman.net Moderator : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : mailto:[EMAIL PROTECTED] ---