Precedence: bulk


KRONOLOGI AKSI MASSA MENENTANG RUU PKB

        JAKARTA, (SiaR, 24/9/99). Sekitar pukul 07.00 WIB, sedikitnya 50
pemuda berdemo di komplek perumahan DPR di Kalibata. Mereka berupaya
menghalangi keberangkatan para anggota DPR ke Senayan dengan cara
mengempeskan ban mobil para anggota DPR. Namun rencana tersebut gagal
lantaran para anggota DPR menginap di Hotel Mulia, Jl Asia Afrika, 20 meter
dari Gedung DPR.

        Pukul 09.00 WIB mereka meninggalkan lokasi dengan menumpang angkutan
dan mereka meneruskan perjalanan ke Gedung DPR.

        Sekitar pukul 09.40 RUU PKB disetujui DPR. 

        Pukul 13.25 WIB, sekitar 1000 mahasiswa dan masyarakat yang
tergabung dalam Front Nasional Bersatu mendekati Gedung DPR/MPR. Mereka
dihadang aparat di depan Jakarta Desain Center (JDC). Barikade mereka sangat
ketat. Paling depan pagar kawat berduri, disusul sekitar 50 PHH Polres
Jakbar, sekitar 20 pelontar gas air mata, dan 200 PHH Kodam Jaya.

        Saat yang bersamaan di bawah fly over Taman Ria, juga hadir sekitar
30 orang yang mengatasnamakan dirinya sebagai Forum Keadilan Rakyat (FKR)
dari masyarakat Semper, Jakut, juga menolak RUU PKB.

        Pukul 12.00 WIB, situasi Jakarta masih biasa saja, hanya pintu
keluar tol Senayan ditutup truk tentara. 
        Sekitar pukul 13.30, massa mahasiswa mulai berdatangan. Hanya saja,
di beberapa kampus di Jakarta, termasuk Kampus Moestopo, ISTN, Universitas
Sahid Jl. Suharjo dan yang lainnya diblokir aparat keamanan. Diperoleh
informasi, sedikitnya 2700 personel tentara dan polisi diterjunkan untuk
sidang pengesahan RUU PKB. Menurut informasi, Polda Metro Jaya telah
menyiapkan sebanyak 7800 personil lebih dari berbagai kesatuan serta Kamra
untuk mengamankan Jakarta hingga SU MPR. Untuk itu Kamra pun sudah
dilengkapi tameng dan pentungan. Rincian personil yang disiapkan untuk SU
MPR, antara lain terdiri dari Polri sebanyak 2800, ditambah Armed 10 Bogor
316 personil, Brigif II Cilandak 398 orang, Divisi I Kostrad Bandung 425
orang, POM 100 orang. Sebagian dari jumlah itu, akan ditugaskan untuk
menjaga Gedung DPR/MPR sejumlah 2000 orang, Monas 100 orang, Patra Kuningan
(kediaman presiden) 300 orang, Taman Suropati 400 orang, Tomang 1563 orang. 

        Sekitar pukul 13.50 WIB, jalan Sudirman menuju Semanggi macet total.
Massa mulai berdatangan di kampus Atma Jaya. Sekitar pukul 14.00, sedikitnya
1500 mahasiswa Famred sudah tiba di depan JHCC. Mereka membawa keranda hitam
yang bertuliskan: "Turut Berduka Cita Atas Matinya Hak Azasi Manusia". Ini
sebagai reaksi atas disetujuinya RUU PKB.

        Sementara sekitar 1000 anggota FNB yang lain, bergerak dari Palmerah
yang diblokir langsung oleh aparat, sekitar pukul 13.55 terlibat rebutan
barikade kawat berduri. Tak lama setelah acara tarik-tarikan barikade itu,
sekitar 8 truk PHH datang, dan sekitar 400 personil pun turun memenuhi Jl
Palmerah Utara di seberang JDC. Ditambah lagi sekitar 50 anggota polisi yang
langsung mengambil posisi di depan barikade. 

        Sekitar pukul 14.10 WIB, demonstran dengan aparat kepolisian yang
paling depan terlibat keributan kecil. Karena tarikan mahasiswa makin
menguat, aparat sempat memukul pendemo dengan tongkat. Lalu dibalas dengan
lemparan batu oleh mahasiswa. 

        Pukul 14.40 WIB, terjadi bentrokan antara demonstran dengan aparat
tak terhindarkan di Jalan Palmerah Utara. Karena pendemo melempar, aparat
ngamuk dan mengejar pendemo hingga kocar-kacir. Aparat pun menembak, dan dua
orang tergeletak. Salah satu korbanya bernama Koswara, penduduk Tegalwaru.
Dia tampak masih bernapas namun beberapa bagian tubuhnya luka parah.
Sedangkan seorang lagi yang tak jelas identitasnya tampak parah karena
kepalanya bocor kena luka tembak. Ia tergeletak di sebuah kios tak jauh dari
lokasi kejadian. Tak lama kemudian, mobil Kijang Perintis kepolisian No Pol
3307-VII langsung mengambil dua orang yang tergeletak dan menutupnya dengan
kain spanduk. Aparat menangkap 17 orang petugas logistik yang membawa dua
mobil Kijang  berisi logistik bagi demonstran di halaman Bank BII Cabang
Palmerah. Mereka juga menangkap seorang penduduk  yang berada di Kantor BII.  

        Sementara di Kampus Mustopo Beragama, aparat kepolisian dan
mahasiswa yang sejak siang sudah saling baku lempar, akhirnya digantikan
oleh marinir. Sempat terjadi saling ejek antara polisi dengan marinir.
Hampir terjadi perkelahian diantara mereka. 

        Pukul 16.15 WIB, aparat menembakkan gas air mata juga memuntahkan
peluru ke arah massa di fly over Jl Gatot Soebroto Senayan. Mahasiswa sempat
kocar-kacir namun mereka juga membalas dengan lemparan batu sekenanya. Pada
saat yang bersamaan sebuah mobil aparat terbakar.

        Pukul 16.30, Forkot yang berada di jalan tol Slipi mulai
berhadap-hadapan langsung dengan aparat keamanan. Tak lama kemudian keduanya
sudah terlibat saling memukul. 

        Setelah ada salah seorang aparat yang kena batu, mereka langsung
menyerbu dengan tembakan gas air mata. 
Penembakan gas air mata selesai pukul 16.30 WIB. Tapi lama kemudian
berlangsung lagi. Tabung gas air mata yang ditembakan oleh aparat masih
diambil oleh para mahasiswa dan dilempar balik ke arah aparat keamanan yang
membuat mereka sempat mundur. Aparat lalu mencoba menyerang lagi. Karena
terdesak, mahasiswa terus melancarkan lemparan batu. Sebuah Kijang AD No.
Pol. 8146/45 dibakar. 

        Pukul 17.00 WIB, setelah membersihkan mukanya dengan air dari
pompa-pompa hydran di JHCC, mahasiswa terus merangsek maju. Mereka bertekad
menembus ke Gedung DPR/MPR. Pintu tol Senayan terbakar. 

        Tapi pukul 17.30 mahasiswa kembali terdesak ke Semanggi. Seorang ibu
bersama tiga anaknya tiba-tiba dipukul oleh aparat di sekitar JHCC.

        Sementara massa yang ada di depan laboratorium AL (Ladogi) saling
timpuk antara mahasiswa dan masyarakat dengan aparat. Seorang PHH terluka di
bagian kepalanya. 

        Sekitar pukul 18.00 WIB sebuah Kijang polisi No Pol 1720/VII dibakar
mahasiswa di depan Kampus Atma Jaya. Sementara seratus polisi bertahan di
jembatan Semanggi. Sebagian mahasiswa tetap bertahan di Tol Cawang-Grogol,
ratusan mahasiswa yang bertahan di Semanggi terus melempar bom molotov.
Sedangkan aparat mendapatkan amunisi baru, sebanyak 12 kotak berisi gas air
mata dan peluru.

        Pukul 18.50 WIB, situasi mirip Tragedi Semanggi 13 November tahun
lalu pecah lagi. Massa non mahasiswa kian membesar. Aparat PHH dari Polda,
semakin panik dan terus melepas tembakan dan gas air mata.

        Pukul 19.25 WIB, serentetan tembakan kembali menggelegar di
seputaran jembatan Semanggi Jakarta. Dan satu bus sekolah AL dibakar oleh
mahasiswa. Dan gas air mata terus ditembakan ke arah kerumunan massa.
Mahasiswa berlarian dan terdesak hingga memasuki kampus Atma Jaya. Aparat
berusaha keras mendesak massa yang berada di ruas Jl. Semanggi, agar
memasuki kampus Atma Jaya. 

        Tembakan peringatan terus berdesing. Massa yang berlarian, kemudian
balik lagi dan melakukan serangan balik dengan lemparan batu, kayu dan
botol-botol minuman. Peristiwa yang sama, juga terlihat di seputaran
Semanggi hingga kampus Atma Jaya. 

        Hingga pukul 23.00 WIB sebagian besar mahasiswa sudah hampir
terkonsentrasi di Kampus Atma Jaya. Mahasiswa terkurung di dalam kampus.
Semua unit logistik yang berusaha masuk ke kampus diblokir oleh aparat. 

        Hingga pukul 00.00, jumlah korban yang berhasil dievakusi berjumlah
164 orang. Mereka dirawat di beberapa rumah sakit terdekat, yaitu RS AL
Mintohardjo, RS Carolus, dan RS Jakarta.

        Setelah pukul 02.00 bentrokan tidak terjadi lagi, masing-masing
pihak saling berjaga di sekitar kampus Atma Jaya dan Semanggi.

        Namun, tiba-tiba sekitar pukul 04.00 sejumlah tentara masuk kampus
Atma Jaya yang menjadi basis pertahanan mahasiswa. Tentara dan polisi
melakukan penembakan membabi buta ke arah kerumunan massa. Mereka juga
memecah kaca dan merusak mobil yang ada di dalam halaman kampus Atma Jaya.
Setelah itu letupan-letupan senjata tentara sesekali menyalak ke udara.

        Pukul 07.00 panglima perang milisi Front Pembela Islam, Habib Razief
Sidiq datang ke Semanggi bersama sekitar 20 orang pasukannya. Dengan
bersorban putih putih mereka terlibat percakapan serius dengan polisi dan
tentara.

        Sekitar pukul 09.00 sebagian mahasiswa dievakuasi dari Atmajaya ke
beberapa kampus terdekat untuk menghindari isu SARA. Sebab terdengar isu FPI
telah diminta oleh Pangdam Jaya Mayjen Djaja Suparman untuk menyerang
mahasiswa di Atma Jaya, setelah selesai Sholat Jumat. 

        Hingga tengah hari (12.00) bentrokan terus terjadi. Bahkan kali ini
masyarakat Bendungan Hilir "bertempur" dengan aparat lantaran gas air mata
yang dilempar aparat berhembus ke perkampungan mereka. Seorang meninggal
ditembak matanya oleh aparat PHH. ***


----------
SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html

Kirim email ke