Krisis ekonomi memang tidak secara langsung membuat
kegiatan olahraga ditanah air sedikit menyurut, namun dampaknya sangat
terasa disegala sector kehidupan termasuk olahraga pencak silat.
Sesungguhnya tidak hanya pencak silat saja yang mengalami penurunan
kuantitas kegiatan maupun peminatnya, olahraga beladiri lainpun mengalami
hal yang sama.
Krisis ekonomi sebenarnya tidak ada hubungan relevansi
yang khusus terhadap minat masyarakat dalam berolahraga, karena olahraga
adalah salah satu kebutuhan manusia dalam memenuhi tingkat derajat
kesehatannya, dan kecendrungan inilah masyarakat pada umumnya mencari
alternative olahraga yang ekonomis dan tidak membutuhkan ikatan waktu yang
khusus.
Olahraga beladiri saat ini dinilai bukan sebagai
olahraga yang ekonomis malah terkesan serius dan membuang-buang waktu.
Berbeda dengan olahraga rekreasi yang tetap diminati oleh semua lapisan
masyarakat, karena sifatnya yang fleksibel tadi menyebabkan olahraga ini
sangat cocok begi mereka untuk memenuhi kebutuhan dalam sarana berolahraga,
bahkan olahraga rekreasi dapat dikombinasikan dengan olahraga wisata yang
tentunya akan semakin menarik, contohnya bersepeda atau jongging yang dapat
dilakukan kapan saja, dimana saja, olahraga ini bisa dilakukan di jalanraya
atau sambil rekreasi di daerah pegunungan yang sejuk.
Perlu diakui bahwa olahraga beladiri memang belum bisa
memberikan kenikmatan sebagai olahraga rekreasi karena sifatnya lebih khusus
dan baku, sebagai contohnya membutuhkan tempat dan waktu yang khusus untuk
menghindari cidera dibutuhkan lokasi latihan yang luas dan terikat pada
waktu latihan yang khusus karena biasanya olahraga beladiri dibutuhkan
kelompok maupun seorang pelatih yang memberikan materi khusus kepada
murid-muridnya, walaupun demikian tidak ada larangan bagi yang melakukannya
sendiri baik di rumah bersama keluarga walaupun hal ini jarang
terjadi.
Faktor yang dijelaskan diatas hanya sebagian kecil
kendala yang dihadapai oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya dalam hal
berolahraga beladiri karena factor ekternal lainnya masih cukup banyak.
Terlepas dari krisis ekonomi yang melanda Indonesia hingga saat
ini.
Membangun Citra
Sering sudah dalam setiap diskusi
ataupun dalam tulisan sebuah buku yang menyatakan bahwa Pencak silat adalah
Budaya bangsa yang harus dilestarikan keberdaannya sebagai jati diri
bangsa. Yang kenyataanya masyarakat seolah tidak peduli dengan
selogan-selogan tersebut, pertanyaan selanjutnya adalah apakah penyebab
masyarakat kurang menghargai budaya bangsa sendiri. Tentunya hal seperti ini
harus mendapatkan jawaban yang realistis bila perlu diadakan penelitian
terutama dimasyarakat umum.
Sebelum terjawab oleh data penelitian yang rumit
sebenarnya kita semua sudah mengetahui jawaban yang umum dan bahkan tidak
asing lagi ditelinga kita yaitu citra atau image kampungan,citra inilah
yang selalu setia melekat di masyarakat pada umumnya. Dan usaha merubah
citra ini memang sangat sulit bahkan rumusan dan strategi apa lagi yang
harus dicari untuk meluruskan makna kampungan menjadi makna kampungan yang
bergengsi.
Image Pencak silat yang tak kalah populernya adalah
ketertutupan, keterasingan dan sejenisnya tampaknya sudah menjadi sangat
klise di Indonesia, setiap kali orang membicarakan pencak silat dibumi
persada ini. Kita patut prihatin dan menuding beberapa variable yang
menyebabkan masyarakat lesu darah, jenuh atau malah alergi terhadap pencak
silat.
Pencak silat yang berkembang di Indonesia saat ini,
sebetulnya sangat beragam sebagai contohnya saja, silat olahraga, silat
beladiri, silat tenaga dalam hingga silat yang bercampur aduk dengan
ilmu-ilmu lainnya, pilihan ini seharusnya membuat masyarakat memiliki satu
pilihan tepat, terkadang masyarakat terlalu naïf menilai seluruh silat
adalah sama tidak ada bedanya, presepsi dan cara menilai mereka adalah
wajar, karena masyarakat mendapatkan informasi mengenai keunikan silat dari
satu sisi yang sering dipublikasikan oleh media, yang terkadang agak
berlebihan dan mengeneralisasikan seluruh pencak silat yang ada di bumi
Persada ini.
Pencak silat sebagus apapun, bila tidak dipublikasikan
secara benar dan baik akan menghasilkan image yang menjenuhkan, orang awam
pun dapat menilai dengan mudah setiap ada atraksi pencak silat pasti disana
ada unsur-unsur magis mewarnainya, sesungguhnya unsur magis hanya tambahan
bahkan hanya sebagian kecil untuk diandalkan untuk beladiri maupun dalam
berolahraga prestasi, dan itulah pentingnya peranan media dalam menentukan
presepsi public.
Agaknya masalah pencak silat di Indonesia yang
berhubungan masalah sosialisasi tidaklah sesederhana itu, dibutuhkan peranan
para intelektual, mahasiswa, pakar, pengusaha, penguasa, simpatisan,
pemerhati, hingga kritikus dalam memberikan wacana, dan realisasi yang
matang. Sumber daya Manusia adalah jawaban yang mutlak agar masyarakat
memiliki refensi dan pola dalam memperoleh informasi dan pengetahuan.
Karenanya sosialisasi mengenai olahraga beladiri pencak silat merupakan
proses yang menyeluruh dalam proses internalisasi kedalam pemikiran
masyarakat, yang harus digeledah adalah kebutuhan olahraga beladiri seperti
apa yang menjadi daya tarik mereka, apakah murni olahraga, beladiri atau
olahraga sebagai hiburan untuk menyalurkan hobi.
Menjadikan Pencak Silat sebagai hobi adalah pemikiran
yang realistis saat ini, karena akan terbentuk kandungan kesenangan yang
tidak dapat dinilai, dan tidak mengubah keaslian dan kehilangan coraknya,
sosialisasi pencak silat menjadi olahraga hobi seperti halnya tinju atau
sepak bola membutuhkan media yang tepat dan terbuka, dan factor social,
kondisi ekonomi dimasyarakat menjadi tolak ukur dalam mensukseskan gerakan
massal dalam memperkenalkan pencak silat yang sesungguhnya.
Namun bila kejenuhan masyarakat belum bisa terobati,
tampaknya jalan apapun kalau sifatnya hanya elementer atau gradual tidaklah
berarti bahkan sia-sia, bila sudah sedemikian resistennya kejenuhan itu
apakah dipelukan pengobatan yang membutuhkan operasi besar-besaran atau
lebik ekstrem lagi dengan cara-cara radikal yang mendasar yaitu biarkan
pencak silat terasing, barangkali justru dari keterasingannya itulah pencak
silat mampu membentuk dimensi yang baru dan unik dengan image yang mampu
menemukan audiensnya secara selektif. Sejarah telah mengajarkan pada kita
bahwa ide-ide besar terlahir dari keterasingan, bahkan ada istilah kecil
itu indah.
Yanweka
Anggota Forum Pelestari
dan Pecinta Pencak Silat Indonesia