Ada Apa Dengan Pencak Silat?
 
Mungkin ini adalah kata yang tepat untuk olah raga beladiri tradisional negeri ini. Ada rasa asing bagi anak negeri terhadap seni beladiri sendiri. Ketika tiap olah raga bela diri mulai merambah sendi kehidupan generasi muda anak negeri, ada yang terbalik dengan keadaan Pencak Silat. Silat, silek, pencak silat, penca, menca, mamenca, atau apapun istilah lainnya kini malah mulai tertidur.
 
Ada ironi yang menghinggapi hati negeri ini. Ketika negeri jiran kini amat bangga dengan budayanya, kini kita malah dihinggapi rasa rendah diri terhadap karya budaya sendiri, andaikan dulu kita adalah bangsa yang rendah hati kini kita adalah bangsa yang rendah diri.
 
Keunikan dan dan kekhasan Pencak Silat kini tergeser oleh imej (image) yang terlanjur tertempel pada diri Pencak Silat itu sendiri. Bahwa Pencak Silat adalah olah raga bela diri dari kampung.
 
Banyak usaha yang telah dilakukan anak negeri ini memperkenalkan Pencak Silat kepada dunia dan seperti yang kita ketahui kini olah raga bela diri ini telah banyak digemari dan dipelajari lebih dari 20 negara yang tergabung dalam PERSILAT. Sayangnya pesatnya  perkembangan Pencak Silat di negeri lain tidak dapat diimbangi dengan kemajuan  di negeri asalnya. Sungguh suatu yang menyakitkan bila kita teliti bahwa imej (image) yang terlanjur tertanam bahwa Pencak Silat adalah bela diri asal kampung kini malah terseret menjadi kampungan karena ketidakmampuan kita dalam manajemen dan organisasi.
 
Kini satu persatu perguruan Pencak Silat, baik yang berorientasi olah raga, seni, maupun bela diri mulai berguguran, satu persatu mulai kehilangan murid maupun peminat. Jika ada hal unik yang dapat Pencak Silat tawarkan, seharusnya tiap orang akan tahu apa yang "dijual" Pencak Silat. Ketidaktahuan Guru, Pelatih, instruktur beladiri ini dalam "mengemas" dan "menjual" Pencak Silatlah yang akhirnya membuatnya menjadi anak tiri di rumah sendiri. Bagaimana mungkin kita akan "membeli" sesuatu jika apa yang kita lihat dan kita dengar tidak membuat kita tertarik.
 
Gegap gempita dan riuh rendahnya suasana gelanggang sepuluh-lima belas tahun lalu dalam tiap kejuaraan kini mulai sepi, terasalah bagi para pesilat yang berumur bahwa kini suasana seperti dulu tak dapat mereka nikmati. Tinggal kenangan manis yang tersisa. Kesedihan yang tertanam pada hati tiap pesilat, pendekar maupun guru, tak akan mampu terbayar oleh apapun. Hasil yang ada tak sebanding dengan pengorbanan yang mereka lakukan.
 
Kita yang memiliki Padepokan Pencak Silat terbesar didunia, malah menjadi asing apabila masuk kedalamnya. Sepinya kegiatan Pencak Silat ditiap hari dalam padepokan yang notabenenya rumah sendiri bagi pesilat, membuat bingung kita. Padepokan yang terlihat bagaikan sosok gedung gagah yang tak ramah.
 
Masih sejumput tanya yang tersisa kini, adakah kita akan membiarkan sang "Harimau" (Pencak Silat) tertidur? Harimau tetaplah harimau walau tertidur, tapi harimau terjaga lebih ditakuti daripada yang tertidur.
Apakah kita akan biarkan Pencak Silat menjadi kampungan sementara diantara kita mampu membantu baik dari penataan organisasi, mengemas "selling point" dan keunikan Pencak Silat hingga laku di "jual" pada anak negeri?
Apakah kita akan membiarkan "rumah" kita sepi melompong, sementara kita mampu mengisinya? Jangan jadikan "rumah" kita menjadi gedung yang tak ramah. 
 
Jika yang ada dalam hati kita kita tidak, maka mulailah kita melangkah dengan keahlian masing-masing untuk kembali "membangunkan" Pencak Silat. Adalah bukan hal yang mustahil Pencak Silat akan menjadi jati diri bangsa selain sebagai aspek olah raga, bela diri, budaya dan religi.
 
ada istilah tiap hutan ade harimaunye, tiap tempat ade jagonye.....nah kalau tiap negara ada beladirinya.....kenapa Pencak Silat tidak jadi harimau dihutannya sendiri?
 
salam takzim buat semua...
Wans


Y a n w e k a <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Apakah Pencak silat menuju titik jenuh

Krisis ekonomi memang tidak secara langsung membuat kegiatan olahraga ditanah air sedikit menyurut, namun dampaknya sangat terasa disegala sector kehidupan termasuk olahraga pencak silat. Sesungguhnya tidak hanya pencak silat saja yang mengalami penurunan kuantitas kegiatan maupun peminatnya, olahraga beladiri lainpun mengalami hal yang sama.
Krisis ekonomi sebenarnya tidak ada hubungan relevansi yang khusus terhadap minat masyarakat dalam berolahraga, karena olahraga adalah salah satu kebutuhan manusia dalam memenuhi tingkat derajat kesehatannya, dan kecendrungan inilah masyarakat pada umumnya mencari alternative olahraga yang ekonomis dan tidak membutuhkan ikatan waktu yang khusus.
Olahraga beladiri saat ini dinilai bukan sebagai olahraga yang ekonomis malah terkesan serius dan membuang-buang waktu. Berbeda dengan olahraga rekreasi yang tetap diminati oleh semua lapisan masyarakat, karena sifatnya yang fleksibel tadi menyebabkan olahraga ini sangat cocok begi mereka untuk memenuhi kebutuhan dalam sarana berolahraga, bahkan olahraga rekreasi dapat dikombinasikan dengan olahraga wisata yang tentunya akan semakin menarik, contohnya bersepeda atau jongging yang dapat dilakukan kapan saja, dimana saja, olahraga ini bisa dilakukan di jalanraya atau sambil rekreasi di daerah pegunungan yang sejuk.
Perlu diakui bahwa olahraga beladiri memang belum bisa memberikan kenikmatan sebagai olahraga rekreasi karena sifatnya lebih khusus dan baku, sebagai contohnya membutuhkan tempat dan waktu yang khusus untuk menghindari cidera dibutuhkan lokasi latihan yang luas dan terikat pada waktu latihan yang khusus karena biasanya olahraga beladiri dibutuhkan kelompok maupun seorang pelatih yang memberikan materi khusus kepada murid-muridnya, walaupun demikian tidak ada larangan bagi yang melakukannya sendiri baik di rumah bersama keluarga walaupun hal ini jarang terjadi.
Faktor yang dijelaskan diatas hanya sebagian kecil kendala yang dihadapai oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya dalam hal berolahraga beladiri karena factor ekternal lainnya masih cukup banyak. Terlepas dari krisis ekonomi yang melanda Indonesia hingga saat ini.
Membangun Citra
Sering sudah dalam setiap diskusi ataupun dalam tulisan sebuah buku yang menyatakan bahwa “Pencak silat adalah Budaya bangsa yang harus dilestarikan keberdaannya sebagai jati diri bangsa”. Yang kenyataanya masyarakat seolah tidak peduli dengan selogan-selogan tersebut, pertanyaan selanjutnya adalah apakah penyebab masyarakat kurang menghargai budaya bangsa sendiri. Tentunya hal seperti ini harus mendapatkan jawaban yang realistis bila perlu diadakan penelitian terutama dimasyarakat umum.
Sebelum terjawab oleh data penelitian yang rumit sebenarnya kita semua sudah mengetahui jawaban yang umum dan bahkan tidak asing lagi ditelinga kita yaitu citra atau image “kampungan”,citra inilah yang selalu setia melekat di masyarakat pada umumnya. Dan usaha merubah citra ini memang sangat sulit bahkan rumusan dan strategi apa lagi yang harus dicari untuk meluruskan makna “kampungan” menjadi makna kampungan yang bergengsi.
Image Pencak silat yang tak kalah populernya adalah ketertutupan, keterasingan dan sejenisnya tampaknya sudah menjadi sangat klise di Indonesia, setiap kali orang membicarakan pencak silat dibumi persada ini. Kita patut prihatin dan menuding beberapa variable yang menyebabkan masyarakat lesu darah, jenuh atau malah alergi terhadap pencak silat.
Pencak silat yang berkembang di Indonesia saat ini, sebetulnya sangat beragam sebagai contohnya saja, silat olahraga, silat beladiri, silat tenaga dalam hingga silat yang bercampur aduk dengan ilmu-ilmu lainnya, pilihan ini seharusnya membuat masyarakat memiliki satu pilihan tepat, terkadang masyarakat terlalu naïf menilai seluruh silat adalah sama tidak ada bedanya, presepsi dan cara menilai mereka adalah wajar, karena masyarakat mendapatkan informasi mengenai keunikan silat dari satu sisi yang sering dipublikasikan oleh media, yang terkadang agak berlebihan dan mengeneralisasikan seluruh pencak silat yang ada di bumi Persada ini.
Pencak silat sebagus apapun, bila tidak dipublikasikan secara benar dan baik akan menghasilkan image yang menjenuhkan, orang awam pun dapat menilai dengan mudah setiap ada atraksi pencak silat pasti disana ada unsur-unsur magis mewarnainya, sesungguhnya unsur magis hanya tambahan bahkan hanya sebagian kecil untuk diandalkan untuk beladiri maupun dalam berolahraga prestasi, dan itulah pentingnya peranan media dalam menentukan presepsi public.
Agaknya masalah pencak silat di Indonesia yang berhubungan masalah sosialisasi tidaklah sesederhana itu, dibutuhkan peranan para intelektual, mahasiswa, pakar, pengusaha, penguasa, simpatisan, pemerhati, hingga kritikus dalam memberikan wacana, dan realisasi yang matang. Sumber daya Manusia adalah jawaban yang mutlak agar masyarakat memiliki refensi dan pola dalam memperoleh informasi dan pengetahuan. Karenanya sosialisasi mengenai olahraga beladiri pencak silat merupakan proses yang menyeluruh dalam proses internalisasi kedalam pemikiran masyarakat, yang harus digeledah adalah kebutuhan olahraga beladiri seperti apa yang menjadi daya tarik mereka, apakah “murni olahraga, beladiri atau olahraga sebagai hiburan untuk menyalurkan hobi.
Menjadikan Pencak Silat sebagai hobi adalah pemikiran yang realistis saat ini, karena akan terbentuk kandungan kesenangan yang tidak dapat dinilai, dan tidak mengubah keaslian dan kehilangan coraknya, sosialisasi pencak silat menjadi olahraga hobi seperti halnya tinju atau sepak bola membutuhkan media yang tepat dan terbuka, dan factor social, kondisi ekonomi dimasyarakat menjadi tolak ukur dalam mensukseskan gerakan massal dalam memperkenalkan pencak silat yang sesungguhnya.
Namun bila kejenuhan masyarakat belum bisa terobati, tampaknya jalan apapun kalau sifatnya hanya elementer atau gradual tidaklah berarti bahkan sia-sia, bila sudah sedemikian resistennya “kejenuhan “itu apakah dipelukan pengobatan yang membutuhkan operasi besar-besaran atau lebik ekstrem lagi dengan cara-cara radikal yang mendasar yaitu biarkan pencak silat terasing, barangkali justru dari keterasingannya itulah pencak silat mampu membentuk dimensi yang baru dan unik dengan image yang mampu menemukan audiensnya secara selektif. Sejarah telah mengajarkan pada kita bahwa ide-ide besar terlahir dari keterasingan, bahkan ada istilah “kecil itu indah”.
Yanweka
Anggota Forum Pelestari dan Pecinta Pencak Silat Indonesia


Do you Yahoo!?
Get on board. You're invited to try the new Yahoo! Mail.


All-new Yahoo! Mail - Fire up a more powerful email and get things done faster. __._,_.___

===================================================================
      -- milis persahabatan & silaturahmi pesilat Indonesia --
-------------------------------------------------------------------
Situs    :http://www.silatindonesia.com
WebPhoto :http://silatbogor.multiply.com
WebMilis :http://silat.4-all.org
Archive  :http://www.mail-archive.com/silatbogor@yahoogroups.com/
--------------------------------------------------------------------
    ~~~~ SilatBOGOR The Begining Of Global ORientation  ~~~~~
       Forum Pecinta dan Pelestari Silat Tradisional Indonesia





SPONSORED LINKS
Martial arts equipment Water sports Sport fishing
Martial arts uniform Water sport towables


YAHOO! GROUPS LINKS




__,_._,___

Kirim email ke