Sahabat Silat semua, Berikut ini ku-post ulang (soale dulu kalo gak salah pernah deh tapi udah lupa..mungkin waktu masih milis lama-silatbogor) sebuah artikel dari kompas yang sangat menarik tentang pembuatan sekolah wushu shaolin di Indonesia. Kupikir hal ini masih sangat relevan apalagi berkaitan dengan tujuan jangka panjang Forum untuk merintis semacam akademi pencak silat indonesia :) Meningat bahwa artikel ini dibuat tahun 2004, mungkin sekarang sekolah itu udah jalan...ada gak yang bisa kasih update ya? Sambil ngiri, soale Pencak Silat belum bisa bikin sekolah/akademi, kita bisa juga belajar banyak dari bagaimana mereka mendirikannya. Sekolah Wushu disponsori ini oleh PB Wushu --langsung mikir nih gimana ya dengan PB IPSI yang ampe sekarang juga masih kembang kempis soal dananya :(... Padahal kalo padepokan pencak silat yang luas itu kan bisa juga disulap jadi semacam sekolah ato akedemi pencak silat ...wah keren abis deh ... Kalo ngeliat sekolah wushu ini --yang dari smp/sma-- tidak akan heran kalo kedepan akan muncul banyak atlet wushu yang berkualitas... contoh saja jetli yang lahir dari sekolah wushu dan banyak lagi atlet di Cina yang lahir dan berkembang dari sekolah/akademi wushu ..bias jadi bintang pilem segala.. Langsung teringat dengan atlet2 silat kita yang mulai digeser oleh Vietnam dan negara-negara lain...:( Mungkin bangsa kita lagi sibuk mikir gimana bisa makan hari ini dan bukan memajukan seni budaya kali ya..tapi kan ya ampun kan udah merdeka 50 tahun lebih ! yah setidaknya kita masih bisa bermimpi dan senengnya kalo forum juga punya mimpi yang sama, ayo kita rame-rame mimpi...kali kali aja besok besok bisa diwujudkan dengan yayasan,dll... salam Ian yang lagi demen ngimpi yang indah2 ttg pencak silat == diambil dari www.kompas.co.id tertanggal 14 juli 2004 Kompas Rabu, 14 Juli 2004 Belajar Kungfu di Shaolin
ILMU bela diri dari rahib kuil Shaolin memang terkenal, bahkan melegenda di seluruh dunia. Sejak dahulu, bahkan sampai sekarang, banyak orang berkeinginan untuk menuntut ilmu kungfu di kuil ini. Sebenarnya persyaratan untuk belajar kungfu di kuil Shaolin sekarang tidak lagi seketat dan seberat zaman dahulu. Sekarang Anda tidak perlu lagi menjalani tahap-tahap pengujian keuletan niat dan hati untuk bisa diterima sebagai murid Shaolin seperti mengambil air dari sungai kemudian dipikul menuju kuil dan sebagainya seperti digambarkan dalam film-film kungfu Mandarin. Anda tinggal mendatangi pengurus kuil lalu mengutarakan keinginan untuk belajar kungfu atau wushu Shaolin. Namun, jangan terkejut kalau pengurus kuil atau orang yang ditugaskan menyambut tamu memberitahukan mengenai besarnya uang sekolah yang harus dibayar untuk menuntut ilmu kungfu di kuil tersebut. Uang sekolahnya cukup tinggi melangit bagi orang kebanyakan. Sekitar 100 dollar AS per orang per hari! Ini belum termasuk biaya makan dan akomodasi yang bisa Anda pilih sendiri, hotel atau kamar apartemen di Kota Dengfeng. "Seratus dollar Amerika per hari terlalu mahal dan terlalu berat bagi saya. Coba bayangkan, berapa ribu dollar harus saya keluarkan kalau saya belajar enam bulan di sana," kata Orian Lee (19) asal New York, Amerika Serikat. Jauh-jauh datang dari negerinya di belahan barat Bumi ke negeri Tiongkok di belahan timur Bumi ini, Orian Lee bermaksud menimba ilmu kungfu Shaolin. Dia sebetulnya sudah belajar kungfu dari sebuah sasana kungfu di Kota New York. Katanya, untuk meningkatkan kepandaiannya, semula dia memang merencanakan untuk menuntut ilmu kungfu di kuil Shaolin. Tetapi, terbentur biaya yang tinggi itu, dia kemudian memilih salah satu sekolah kungfu yang banyak terdapat di Kota Dengfeng. Saat ini Orian tekun menuntut ilmu kungfu di Henan Dengfeng Shaolin Epo Wushu College di Kota Dengfeng, sekitar 10 mil dari kuil Shaolin. Di sekolah ini dia membayar hanya 500 dollar AS per bulan untuk uang sekolah berikut makan (tiga kali sehari) dan akomodasi berupa sebuah kamar (dengan kapasitas dua tempat tidur untuk dua orang) di asrama sekolah tersebut. Dia mengambil program belajar enam bulan dan sudah bayar di muka 3.000 dollar AS. Orian mengakui, awal mula dia masuk di sekolah ini dia tidak bisa berbahasa Mandarin. Tapi, kini setelah sebulan tinggal di sekolah ini dia sudah bisa sedikit- sedikit berbicara Mandarin, terutama menyangkut hal keperluan sehari-hari. "Baru-baru saya merasa stres karena tidak bisa berkomunikasi. Tetapi, sekarang sudah tidak lagi. Sedikit-sedikit saya sudah bisa berkomunikasi dengan mereka. Beberapa orang dari mereka bahkan belajar bahasa Inggris dari saya. Kami saling belajar- mengajari," kata Orian dengan tersenyum. Kota Dengfeng merupakan kota terakhir yang harus kita lalui untuk sampai di kuil Shaolin sehingga kota ini biasa disebut sebagai "pintu gerbang menuju Shaolin". Kota ini berada sekitar 16 kilometer dari kawasan kuil Shaolin. Di kota ini kita akan menjumpai sekitar 80 sekolah kungfu, mulai dari yang kecil dan sederhana dengan jumlah murid puluhan orang sampai pada yang besar dan megah dengan jumlah murid ribuan orang. Selain memasang papan nama bertata aksara Mandarin, sekolah-sekolah ini juga memasang papan nama dengan bahasa Inggris. Ada yang menyebut dirinya Shaolin College, ada yang menyebut diri School of Shaolin Martial Arts, dan sebagainya. Jadi, banyaklah pilihan kita untuk sekolah-sekolah kungfu Shaolin di sini. Tapi, masalahnya adalah manakah yang bear-benar bermutu tinggi di antara sekian banyak sekolah kungfu tersebut. Jadi, pandai-pandailah kita mencari informasi mengenai kualitas sekolah-sekolah kungfu ini. (SN Wargatjie) == Sekolah Wushu Shaolin di Indonesia Sekolah wushu Shaolin akan dibuka di Indonesia. Sekolah ini menempati areal sekitar 10 hektar di Cibinong, sekitar 28 kilometer selatan Jakarta. Sekolah ini diselenggarakan atas kerja sama Pengurus Besar Wushu Indonesia dengan Henan Dengfeng Shaolin Epo Wushu College. Tahun 2005 nanti Sekolah Shaolin Wushu Indonesia ini direncanakan sudah bisa membuka pendaftaran penerimaan murid," ungkap Ketua Umum Pengurus Besar Wushu Indonesia (PB WI) Mediteriansyah (48) ketika ditemui di kantor sekretariat PB WI di Senayan, Jakarta, bulan lalu. Mediteriansyah menjelaskan, PB Wushu Indonesia dan pengurus Henan Dengfeng Shaolin Epo Wushu College sudah sepakat menjalin kerja sama saling mengembangkan wushu, khususnya dalam bentuk sekolah di Indonesia. Berdasarkan perjanjian kerja sama ini, hak paten penggunaan sistem pengajaran wushu Shaolin Epo College di Indonesia dipegang oleh PB WI. Sebagaimana sekolah-sekolah umum di Indonesia, Sekolah Shaolin Wushu Indonesia ini memberikan pendidikan umum tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas. Namun, selain itu, berbeda dengan sekolah-sekolah umum biasanya, para siswa Sekolah Shaolin Wushu Indonesia juga akan mendapatkan pendidikan wushu dan bahasa Mandarin. Pendidikan dan pengajaran wushu dan bahasa Mandarin diberikan menurut standar Shaolin Epo Wushu College dengan pelatihnya berasal dari college ini, sedangkan untuk mata pelajaran lainnya, yakni Bahasa Indonesia, Sejarah, dan sebagainya, dilakukan oleh guru-guru Indonesia. Sebagaimana para siswa Shaolin Epo Wushu College di Dengfeng, para siswa Sekolah Shaolin Wushu Indonesia juga tinggal di asrama yang disediakan pihak sekolah. Mereka mendapat libur satu hari dalam sepekan. Ujian mata pelajaran wushu dilakukan oleh sang pelatih yang berasal dari Shaolin Epo Wushu College, sedangkan ujian mata pelajaran lainnya dilakukan menuruti peraturan ujian sekolah yang berlaku di Indonesia. Jadi, Sekolah Shaolin Wushu Indonesia ini akan menghasilkan lulusan sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas yang sekaligus pandai wushu sesuai dengan tingkatannya. "Dengan demikian, kita mempunyai dua sumber atlet wushu Indonesia, yaitu sasana-sasana yang ada di pelbagai daerah di Indonesia dan Sekolah Shaolin Wushu Indonesia di Cibinong," kata Mediteriansyah menandaskan. Selama ini atlet wushu Indonesia yang bisa ditampilkan ke arena pertandingan jumlahnya terbatas dan orangnya "itu-itu" saja. "Dengan adanya Sekolah Shaolin Wushu Indonesia ini, akan ada semacam proses pengembangan atlet wushu dalam bentuk deret ukur sehingga PB Wushu Indonesia mempunyai banyak pilihan dalam mengembangkan atlet-atlet wushu yang potensial," kata Mediteriansyah. Menurut Mediteriansyah, pendirian Sekolah Shaolin Wushu Indonesia ini sebetulnya sebagai bagian dari upaya menjawab persoalan wushu di Indonesia. Pengembangan cabang olahraga wushu di Indonesia selama ini terbentur pada masalah budaya, kemajuan teknik serta prestasi, dan pendidikan intelektual sang atlet. Sekolah Shaolin Wushu Indonesia akan membungkus tiga persoalan tersebut menjadi satu kekuatan yang mendorong pengembangan cabang olahraga wushu Indonesia. "Tanpa dibangunnya Sekolah Shaolin Wushu Indonesia ini, tidak mungkin atau amat sulit buat seseorang pada umur remaja untuk bisa merangkul tiga hal sekaligus, yaitu berprestasi dalam cabang olahraga wushu, mengerti budaya wushu tanpa dihinggapi fanatisme, dan sekaligus memperoleh pendidikan sekolah secara teratur dan wajar. Namun, dengan mengikuti pendidikan di sekolah ini, tiga hal tersebut sekaligus dia bisa dapatkan," kata Mediteriansyah. Jadi, para remaja yang dididik dalam Sekolah Shaolin Wushu Indonesia ini bisa mempunyai peluang untuk menjadi seorang atlet wushu yang bisa dibina lebih jauh, sekaligus menjadi seorang intelektual. Sebab, di sekolah ini dia juga mengikuti proses pendidikan intelektual sehingga sekaligus bisa mengenal latar belakang budaya wushu secara lebih wajar tanpa terjebak pada fanatisme. Mediteriansyah menandaskan, pihaknya tidak menginginkan pencetakan atlet-atlet wushu semacam spartan yang hanya melakukan kegiatan makan-tidur-latihan, makan-tidur-latihan. "Bukan seperti mempersiapkan para spartan, kami menginginkan para atlet wushu yang tidak tertinggal sekolahnya, bisa berlatih sewajarnya, serta mengenal budayanya," kata Mediteriansyah. Keterangan ini mengingatkan penulis pada sebuah sebutan yang populer dalam cerita-cerita silat Tionghoa, yaitu "Bun Bu Coan Cay". Sebutan ini diberikan kepada seseorang yang pandai kesusastraan (bun) sekaligus juga pandai kungfu (bu), yakni seorang intelektual yang pandai kungfu. Sekolah Shaolin Wushu Indonesia ini kiranya ingin mencetak lulusan-lulusan yang "Bun Bu Coan Cay", yang berpendidikan intelektual tinggi dan sekaligus menguasai wushu. Mudah-mudahan cita-cita ini bisa segera terwujud. (SN Wargatjie Pengamat Wushu, Tinggal di Semarang ) == Shaolin Epo Wushu College SHAOLIN Epo Wushu Zhuan Xiu Yuan adalah salah satu dari lima sekolah kungfu Shaolin papan atas di Kota Dengfeng. Sekolah yang di mancanegara dikenal dengan nama Henan Dengfeng Shaolin Epo Wushu College tersebut saat ini memiliki sekitar 5.000 murid. Di Kota Dengfeng ada sekitar 80 sekolah kungfu Shaolin, mulai dari yang memiliki puluhan murid sampai pada yang memiliki ribuan murid. Henan Dengfeng Shaolin Epo Wushu College didirikan oleh Liang Yiquan (lahir tahun 1931), yang dikenal sebagai salah seorang dari Sepuluh Guru Besar Kungfu Papan Atas Tiongkok (Zhongquo Dang Dai Shi Da Wushu Mingshi). Sehari-hari sekolah ini diurus oleh anaknya sebagai kepala sekolah, yaitu Liang Shaozong (lahir Juni 1968) yang merupakan salah seorang dari 18 Intan Shaolin (the 18 Diamonds of Shaolin). Dengan Shaolin Epo Wushu College inilah, PB Wushu Indonesia (WI) menjalin kerja sama untuk mendirikan sebuah sekolah wushu Shaolin di Indonesia. "Bukan hanya pelatih saja yang kami datangkan dari Shaolin, tapi sekolahnya juga kami bawa untuk didirikan di Indonesia," ungkap Ketua PB WI Mediteriansyah kepada penulis dalam sebuah pertemuan di kantor sekretariat PB WI di Senayan, Jakarta, bulan lalu. Guru besar Liang Yiquan mendirikan Henan Dengfeng Shaolin Epo Wushu College setelah dia pensiun dari dinas pemerintahan pada bulan April 1995. "Epo" adalah nama kampung leluhur keluarganya di kawasan Dengfeng. Guru besar Liang Yiquan lahir bulan Juli tahun 1931 sebagai generasi kelima dari seorang pendekar Shaolin di kota Dengfeng. Dia berlatih kungfu tradisional Shaolin di bawah bimbingan ayahnya sejak masa kanak-kanak. Kemudian ketika usianya sudah meningkat lebih besar, dia dikirim oleh orangtuanya ke kuil Shaolin untuk belajar kungfu di kuil ini. Di kuil Shaolin dia menjadi murid rahib Shaolin, Shi Zhenbe, yang menganugerahkan nama Buddhis "Shi Suyi" padanya. Guru besar Liang Yiquan menguasai aneka jurus kungfu Shaolin, antara lain yang disebut "Yin-Yang Sheng Gong", "Xiao Wu Gong", Senam Kesehatan dan Kebugaran, dan lain sebagainya. Dalam usianya yang sudah mencapai 73 tahun, dia masih aktif berlatih kungfu dan setiap hari aktif mengawasi kegiatan pembangunan beberapa bagian dari kompleks gedung sekolahnya yang besar dan luas itu. Dia pernah menjuarai beberapa pertandingan kungfu baik tingkat provinsi maupun nasional di daratan Tiongkok. Antara lain, pada tahun 1988 dia keluar sebagai juara pertama pada pertemuan antarperguruan kungfu tingkat nasional, kemudian tahun 1994 dia berhasil menyabet medali emas dalam pertandingan invitasi kungfu nasional. Dia pernah mengunjungi Jepang, Amerika, Kanada, Jerman, Inggris, dan tiga puluh negeri lainnya di dunia untuk memperkenalkan kungfu di negeri-negeri tersebut. Dia meraih beberapa tanda penghargaan atas jasa-jasanya dalam pengembangan kungfu di negerinya sendiri maupun di luar negeri. Antara lain, Henan Martial Arts Pioneer Award. Beberapa jabatan tinggi pernah dia pegang dalam kepengurusan organisasi kungfu, antara lain Wakil Ketua Asosiasi Kungfu Shaolin, Ketua Asosiasi Riset Kungfu Shaolin, Wakil Ketua Asosiasi Wushu Henan dan anggota komite dari China Traditional Martial Arts Association. Henan Dengfeng Shaolin Wushu College sudah mendapatkan sertifikat pengakuan dari Kementerian Pendidikan dan Olahraga Pemerintah Republik Rakyat China. Selain itu sekolah ini merupakan sekolah satu-satunya yang mendapatkan semacam otoritas resmi dari pimpinan Kuil Shaolin untuk mendidik murid-murid awam (non-rahib) Shaolin. Henan Dengfeng Shaolin Epo Wushu College ini memberikan pendidikan umum dari tingkat taman kanak-kanak sampai tingkat sekolah menengah atas, ditambah pelajaran-pelajaran kungfu Shaolin tradisional, wushu, dan taekwondo. Sekolah ini sekarang memiliki sekitar 5.000 (lima ribu) siswa dengan 128 pengajar seni bela diri, 139 guru regular, dan 32 guru pengawas. Pada tahun 2000 sekolah ini terpilih sebagai sekolah bela diri bintang lima oleh Asosiasi Olahraga Kota Dengfeng. Sekolah ini pernah memenangkan beberapa kejuaraan atau pertandingan kungfu, antara lain National Shaolin Kungfu Contest, Zhengzhao International Shaolin Kungfu Festival of China, dan sebagainya. Dewasa ini, sekolah ini menjadi salah satu dari sekolah kungfu Shaolin terkemuka di daratan Tiongkok yang terbuka untuk siswa-siswa dalam negeri maupun luar negeri. (SN Wargatjie) --------------------------------- Be a PS3 game guru. Get your game face on with the latest PS3 news and previews at Yahoo! Games. [Non-text portions of this message have been removed]