Catatan Dari Meja Nusa Dua Dan Café Bandar [32]


KE KATINGAN!   
KATINGAN : PANGGILAN PULANG DARI SEORANG  IBU KEPADA ANAKNYA.  

14


"Jangan katakan kami pahlawan sejati 
jika tak sampai ke puncak" 
***
"bangunlah kaum yang terhina
bangunlah kaum yang lapar"


***



Melihat keadaan kampung-halaman yang mengiris hati, hatiku seperti rotan di 
mata jangat [alat pembelah rotan untuk bisa dianyam digunakan oleh 
perempuan-perempuan Katingan]. Perihnya, keperihannya ingin kujadikan penyang 
pambelum [sangu moral dalam memenangkan kehidupan]. Ia kurasakan sebagai 
tantangan:seberapa jauh dan tangguh kadarku sebagai anak manusia dan seorang 
Dayak "rengan tingang nyanak jata" sebagaimana dahulu bocahku melihat tantangan 
gelombang dan angin ribut.

"Jangan katakan kami pahlawan sejati 
jika tak sampai ke puncak" 

tulis seorang penyair Tiongkok abad ke-20 ketika menempuh Long March ribuan li 
[ukuran jarak di Tiongkok],baris-baris yang ditulis pada saat maut, lapar dan 
dingin memburu serta mengepung dan menguji kadar tapi merasa bahwa merekalah, 
angkatan merekalah yang menjadi penanggujawab timbul-tenggelamnya negeri.

Kembali dan lagi-lagi sastra serta pesan kawan dekatku yang juga seorang 
penyair,agar "selalu gagah", menjadi pelampungku berpegang seperti halnya 
ketika aku meninggalkan ibu saat usia sepuluhan tahun.Lebih-lebih di saat 
mengarungi masa pubertas penuh gejolak kosong pengalaman.

Di hadapan kegalauan kampungku, aku melihat tokoh Sun Wukung atau si raja kera 
putih, berdiri di hadapan menungku, nakal mengejek: "Beranikah kau, Kusni, 
menyerbu dan mengobrak-abrik kerajaan sorga?". Ya, Sun Wukung dan si raja kera 
putih, si Hanoman dengan ribuan lasykar keranya nampak nampak nakal mengejekku, 
juga mengejek angkatan sekarang. Tidakkah kalian merasa terejek?

Aku berpikir, tidakkah Katingan, tidakkah negeri ini memerlukan Sun Wukung dan 
Hanoman si pemberontak? Yang sorga sekali pun mereka obrak-abrik jika di situ 
terdapat ketidakadilan? Tidakkah Tanah Dayak memerlukan tokoh seperti Panimba 
Tasik dan Panetek Gunung yang diabadikan dalam legenda orang Katingan? 
Barangkali semuanya telah mati? Apakah benar, jiwa atau mental Katingan sudah 
jadi bangkai atau sabut dan busa hanyut di sungai kehidupan yang deras 
mengalir? 

Kata-kata Eugène Pottier [1871] yang ditulis di tengah-tengah kehancuran 
pemberontakan Komune Paris mengiang lantang di telingaku:

"bangunlah kaum yang terhina
bangunlah kaum yang lapar"

berbarengan dengan suara kawan dan guruku waktu remaja Yogya, Rendra:

"Orang-orang harus dibangunkan
Kesaksian harus diberikan 
Agar kehidupan bisa terjaga"


Bersamaan dengan itu ketika memandang bayangan wajahku di sungai, aku pun 
melihat diriku yang terus menua dan menua:

"Ya,Ya! Akulah seorang tua!
Yang capek tapi belum menyerah pada mati" 

dituakan oleh kembara yang tak berujung.

"Kini aku berdiri di perempatan jalan
Aku merasa tubuhku sudah menjadi anjing
Tetapi jiwaku mencoba menulis sajak
Sebagai seorang manusia" 

Mas Willy, di pinggir sungai kelahiranku, Katingan, kudengar suaramu seperti 
dahulu menasehatiku. Juga hari ini. Ya, di perjalanan seperti tak berujung ini 
benar, "aku merasa tubuhku sudah menjadi anjing" yang tidak diindahkan 
samasekali oleh negeri dan kampung-halaman.

Dari segi hakekat dan skala lebih luas, siapa gerangan yang "sudah menjadi 
anjing" dan tak mampu menulis "sajak sebagai seorang manusia" di negeri ini?! 
Siapa yang telah kehilangan kemanusiaan dan nurani? Di Katingan, 
pertanyaan-pertanyaan ini kudengar seperti suara hutan diaduk angin, kudengar 
di antara gemuruh arus dan riam.

"Kau memang berkepala batu", ada suara lembut lain begitu kuhapal, begitu 
kukenal.Ya, tidakkah dalam  mencintai memerlukan keteguhan bukan hanya sekeras 
batu, tapi barangkali harus bisa sekeras granit tanah Palangka Raya agar bisa 
mengundang petir.Aku kira negeri dan Katinganku memerlukan "petir" yang 
sabung-menyabung "agar kehidupan bisa terjaga".Cinta yang menggranit kukira 
diperlukan untuk mengundang petir.Petir yang mampu menggoncangkan kerajaan 
sorga.Barangkali dari sini manusia Dayak bisa kembali dilahirkan, Katingan bisa 
membangkitkan naga putih, merah dan kuning dari lubuknya seperti yang 
dituturkan dalam legenda -- hari ini kian lenyap dari ingatan terutama di 
kalangan para penangis.Menjadi Dayak dan Indonesia kukira adalah kemampuan 
menjadi petir kemanusiaan.

Esok aku ditunggu di Palangka Raya, ditunggu oleh Teras Narang, gubernur baru 
yang memanggilku ketika masih di Balikpapan. Menyongsong esok aku merebahkan 
tubuh di rumah yang dibangun sendiri oleh ayah dari kayu besi, hasil hutan 
Katingan yang sekarang sudah makin melangka. 

Paris, Oktober 2005.
------------------
JJ.Kusni

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Click here to rescue a little child from a life of poverty.
http://us.click.yahoo.com/rAWabB/gYnLAA/i1hLAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke