mau nanya nih ...
bahwa perempuan bersepatu hak tinggi itu konstuk sosial, kebutuhan,
kebiasaan atau apa?
kenapa perempuan memilih sepatu berhak tinggi, dan kenapa tidak ada
pria yang memakai sepatu hak tinggi (ada gak sih? kalau sepatu tentara
atau sepatu pemain sepak bola yang ada runcing2-nya itu termasuk hak
bukan?)

kan wanita juga gak harus bersepatu hak tinggi biar jalannya bisa cepet juga.
bukan begitu?

salam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com

On 2/19/07, Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Kalau saya tidak salah "ide" perempuan jadi sopir atau kernet bus kota
>  di anggap hal yang menggelikan atau jadi bahan tertawaan karena banyak
>  orang yang beranggapan bahwa menjadi sopir atau kernet bus kota adalah
>  pekerjaan keras dan berat yang tidak sesuai dengan kepercayaan mereka
>  umumnya bahwa perempuan itu mahkluk yang lemah dan lembut.
>
>  Padahal anggapan2 seperti itu hanya sebuah konstruk sosial, bisa jadi
>  benar dan bisa jadi salah.
>
>  Pernah jalan bareng cowo dan dapat komentar bahwa cewe kalau jalan
>  sangat lambat dibandingkan laki-laki, lalu saya mengjak dia untuk
>  tukar sepatu untuk membuktikan teorinya. Saya memang berjalan lebih
>  lambat karena pilihan sepatu saya yang berhak 5 cm untuk dipakai di
>  jalan di trotoar, tapi kalau mengatakan bahwa perempuan jalan sangat
>  lambat daripada laki-laki....wait a minute...silahkan tukaran sepatu
>  dulu baru kita bisa membuktikan...apakah benar perempuan berjalan
>  lebih lambat daripada laki-laki??

Kirim email ke