Terima kasih atas kirimanya;)

Mba Lestari bisa saja, percayalah Mba...untuk saya yang menghabiskan
waktu hampir 10 jam dibelakang meja setiap harinya bisa jadi seorang
ahli ngoceh ngaler ngildul...biar enggak stress;))

salam,

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "lestarin" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>  
> Mba' Chae yang baik,
> 
> Maaf agak terlalu lama saya merespond tulisan mba', maklum baru 
> balik dari luar kota dan hampir seminggu tidak membuka email/milis 
> WM:). Soal curhatan mba' tentang penerapan syariat Islam di Aceh, 
> sama juga dengan curhatan yang sering saya pribadi lontarkan dalam 
> diskusi-diskusi dengan teman-teman di Aceh dan sepertinya belum ada 
> penjelasan yang bisa menjawabnya dengan jawaban yang cukup jelas:).
> 
> Soal detil qanun no 7 tahun 2004, saya akan kirimkan via Japri saja 
> ya. Soal kegiatan yang berkaitan dengan alam, alhamdulilah memang 
> kalau kebetulan saya berkesempatan jalan-jalan (karena pekerjaan), 
> dan karena hobby, untuk mengenal lebih dekat alam di Indonesia 
> khususnya, dan juga sesekali di negara lain. Bagi saya soalnya 
> mencintai dan mengenal alam, berarti juga makin mendekatkan diri ke 
> Allah SWT. Merasakan betapa manusia itu demikian "kecil" dan hanya 
> salah satu unsur dari alam yang demikian luas.
> 
> Saya malah yang kadang pengen bisa seperti mba' Chae yang mampu 
> merangkai kalimat sedemikian rupa, khususnya yang berkaitan dengan 
> isue perempuan dalam perpekstif nilai-nilai Islam,dalam kekini-an 
> tentunya, dimana kita bisa mengkritisi sekaligus berupaya maju ke 
> depan, tidak semata-mata terjebak masa kejayaan masa lalu Islam dan 
> seolah-olah tuli dan buta dengan betapa saat ini perempuan muslim 
> banyak dalam kondisi terjebak dalam kemiskinan (kemiskinan ekonomi, 
> maupun "kemiskinan" ilmu dan penerapannya).
> 
> 
> Wassalam
> 
> Lestari
> 
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" 
> <chairunisa_mahadewi@> wrote:
> >
> > Mba Lestarin yang juga tersayang;)
> > 
> > Kerusakan Aceh akibat bencana alam Tsunami seharusnya menjadi satu
> > pemicu kesadaran bagi masyarakat Aceh khususnya dan kita semua 
> bahwa
> > menjadikan pemeliharaan lingkungan menjadi salah satu dari 
> prioritas
> > utama.
> > 
> > Yang saya bingung Mba Lestari (curhat nich ceritanya;) mengapa 
> ketika
> > ada penerapan syariat Islam yang menjadi priortitas utama adalah
> > standarisasi moral seperti juga yang terjadi di Aceh ketika 
> perempuan
> > di standarisasi moralnya sebatas jilbab, laki-laki sebatas sholat
> > jum'at. Dan lebih mirisnya lagi bahwa bentuk-bentuk yang diadopsi
> > untuk standarisasi moral di ambil dari bentuk2 yang sudah tidak
> > relevan lagi atau kehilangan fungsinya alias tidak membumi.
> > 
> > o'ya Mba Lestari yang baik;) saya tertarik untuk mengetahui lebih
> > detail mengenai qanun no.7 tahun 2004, secara detail bagaimana
> > pengelolaan zakat menurut penerapan syariat Islam di Aceh??
> > 
> > Dalam bayangan saya, Mba Lestari ini pasti orangnya aktif dan full
> > energy banget...bisa melakukan segala kegiatan terlebih yang 
> berkaitan
> > dengan alam..wah saya jadi iri tanda tak mampu:))
> > 
> > 
> > 
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "lestarin" <lestarin@> 
> wrote:
> > >
> > > Mba' Chae yang baik dan kami sayangi...:)) )katanya kan pengen 
> lebih 
> > > mesra:D
> > > 
> > > Maaf Judulnya saya rubah deh, maklum sudah kemana-kemana:)
> > > Memang benar belum ada Qanun yang berkaitan dengan lingkungan:(. 
> > > Setelah mengikuti berbagai diskusi di Aceh, dan mendapatkan 
> berbagai 
> > > data, tercatat Qanun dan Perda yang dihasilkan antara lain:
> > > Peraturan Daerah dan Qanun yang telah dihasilkan di antara lain 
> > > adalah:
> > > 1. Peraturan Daerah No. 5 Tahun 2000 tentang Pelaksanaan Syariat 
> > > islam 
> > > 2. Qanun No 10 tahun 2002 Peradilan Syariat islam
> > > 3. Qanun No 11 tahun 2002 tentag Pelaksanaan Syariat islam: 
> Bidang 
> > > Agidah, Ibadah dan Syiar Islam
> > > 4. Qanun No 13 Tahun 2003 tentang Perjudian
> > > 5. Qanun No 14 Tahun 2003 tentang Khalwat atau Meusum
> > > 6. Qanun No 12 Tahun 2003 tentang Minuman Khamar
> > > 7. Qanun No 7 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Zakat
> > > 
> > > Coba sudah ada Qanun tentang Lingkungan, barangkali para polisi 
> > > Syariah di Aceh akan lebih perhatian ke lingkungan, ikut 
> > > memperhatikan penebangan pohon yang sembarangan dan tidak 
> sekedar 
> > > nguber-nguber perempuan tidak berjilbab:D. Atau juga menangkap 
> para 
> > > pembuang sampah sembarangan, yang jelas-jelas lebih merugikan 
> > > kepentingan umum. Lebih pasti lagi Aceh akan segera menghijau 
> oleh 
> > > pohon dan tumbuhan lainnya, terutama di wilayah yang paling 
> parah 
> > > terkena dampak tsunami.
> > > 
> > > Bulan lalu ada Internasional NGO yang menawarkan bantuan dana 
> untuk 
> > > memfasilitasi persiapan pembuatan Qanun yang berkaitan dengan 
> > > Penanaman Modal Usaha Asing di Aceh, yang notabene selain untuk 
> > > memajukan Aceh juga untuk kepentingan para pihak asing lainnya 
> > > sebagai penanam modal. 
> > > 
> > > Kalau Qanun Lingkungan, kira-kira siapa yang bakal mau membantu 
> > > memfasilitasi????:( Pastilah membuat Qanun butuh dana besar, 
> seperti 
> > > juga sistem pembuatan Peraturan Daerah lainnya, dan yang mau 
> > > menyumbangkan dana tentu pihak-pihak yang "berkepentingan" 
> dengan 
> > > Qanun tersebut. Sementara untuk proses pembuatan Qanun-Qanun 
> awal 
> > > memang sepenuhnya di fasilitasi pemerintah, maklum kan saat itu 
> > > sedang ada proses untuk "mengambil hati" pemerintah daerah Aceh 
> agar 
> > > tidak semata-mata ingin "merdeka" :D.
> > > 
> > > Jadi memang benar mba' Chae, wajah umat Islam kita masih banyak 
> yang 
> > > di"permukaan", soal menjaga lingkungan termasuk menjaga 
> > > kebersihannya,  masih hanya di awang-awang. Selesai ceramah atau 
> > > pengajian dilapangan, peserta 'nyampah' jadi pemandangan biasa 
> di 
> > > Indonesia. Hal lain yang menyedihkan adalah pantai-pantai di 
> Aceh, 
> > > terutama yang banyak dikunjungi masyarakat lokal, adalah pantai-
> > > pantai yang tidak terjaga kebersihannya, sampah di mana-mana:(
> > > Kalau di Surabaya orang buang sampah seenaknya lewat jendela 
> mobil, 
> > > pengguna jalan lainnya bisa langsung ikut menegur, ikut memarah-
> > > marah-in malah, tapi di Banda Aceh, wah jalan raya, sungai, dan 
> juga 
> > > pantai sepertinya juga bisa jadi tempat sampah kedua:(
> > > 
> > > Kebetulan saya sejak dulu concern soal lingkungan, dan pernah 
> dengan 
> > > kelompok jalan-jalan yang sama-sama peduli lingkungan, kami 
> > > memunguti sampah sepanjang perjalan balik dari trekking di air 
> > > terjun yang berada di kaki gunung Salak, Jawa Barat, pengen juga 
> > > melakukan hal yang sama di pantai-pantai Aceh, tapi untuk 
> > > mengumpulkan teman-teman yang punya kepedulian sama ternyata 
> tidak 
> > > mudah :(
> > > 
> > > 
> > > Wassalam
> > > 
> > > 
> > > Lestari
>


Kirim email ke