mbak Flora,

IMHO, orang lupa bahwa yang kata anda unik itu juga bukan "come from 
the air" tapi juga ada sebab.

'ilah' itu bisa jamak, tapi 'al-ilah', 'Allah' itu ilah tertentu, 
unik,satu

sama juga, 

'dewa' itu bisa jamak, tapi 'dewa yang itu' itu maknanya satu
'god' itu bisa jamak, tapi 'the god' itu satu 'god' tertentu.

bilang kata 'Allah' itu genderless, itu kesimpulan akhir yang terkait 
dengan sistem nilai ketauhidan bukan dari sisi bahasa. 
Secara bahasa kata gantinya 'huwa' Dia(lk).Silahkan lihat di Al-
Quran. Karena Arab memang bahasa yang bergender.

Bahasa Indonesia sebaliknya tidak berjender, 
jadi Allah secara 'pas' disebut sebagai Dia.
Tidak perlu penjelasan tamabahan lagi, secara bahasa pun, Allah sudah 
tidak terdefinisi gendernya.





--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Flora Pamungkas" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> 
> Numpang nimbrung ...
> 
> Allah adalah proper name, nombre propio, nama asli.
> Berhubung nama asli, maka tidak untuk diterjemahkan.
> Nama asli ALLAH ini mengandung keunikan, uniqueness, el ùnico, satu-
satunya,
> the One and Only.
> Beda hal nya jika kita menyebut Tuhan = God
> Kata god, singular = tuhan, bisa dijamakkan, menjadi gods /dewa2, 
yang ini
> maskulin/male gendernya. 
> Sedang kalau digenderkan feminin/female- menjadi goddess/dewi2, 
> Jadi kata God ini lebih bisa membiaskan kejamakan dan juga jenis 
kelamin. 
> 
> Sedangkan Allah, the Creator, tidak terikat pada kejamakan, tidak 
laki2
> maupun perempuan. 
> Allah is shapeless, imageless, genderless.
> Untuk itulah umat Islam lebih bersikap determined untuk menyebut 
Allah, Sang
> Pencipta.
> Karena Allah bersih dari pengasosiasi-an plural dan ke-jender-an 
itu.
> 
> Jauh sebelum turunnya Al Qur'an dan hingga kini, orang Arab 
Kristen, Arab
> Yahudi juga menyebut Allah sebagai Tuhan.
> Semua agama yang berasal dari Nabi Ibrahim, sama2 menyebut Allah 
sebagai
> Tuhan.
> Di CNN saya pernah lihat perayaan Natal di sebuah gereja di Iraq.
> Dalam nyanyian koor di gereja, mereka menyebut-nyebut Allah dalam 
nyanyian2
> mereka.
> Kepada ibu guru saya yang orang Arab Palestina, saya tanyakan kenapa
> nyanyian mereka menyebut Allah.. Allah?
> Dia jawab bahwa memang orang Arab Kristen, Arab Yahudi juga sama 
seperti
> kita menyebut Allah. 
> 
> BTW, soal menterjemahkan nama,
> saya pernah mengalami kebingungan waktu tinggal di Argentina.
> Dalam berbagai kesempatan, orang2 bertanya kepada saya:
> siapa namamu di Indonesia?  Saya jawab: Flora
> Mereka bilang, Lha iya, Flora itu kan nama Spanyolnya, di Indonesia 
apa?
> Saya bingung, wong memang ortu kasih nama itu, di akte kelahiran 
juga
> begitu: Floradianti.
> Maksud almarhum Bapak saya: Radiant Flower, lalu di-jawa-in jadi 
Floradianti
>  disingkat Flora.
> Memang sih kalau maksa mau diterjemahin ke Indonesia, bisa saja 
jadi Bunga,
> Sekar, Kusuma.
> Tapi kalau saya dipanggil dengan nama2 itu, bisa dipastikan saya 
tidak akan
> menoleh atau menyahut.
> 
> Rupanya di kalangan orang yang berbahasa Spanyol, nama2 orang banyak
> diterjemahkan ke bhs spanyol.
> Seperti: Charles= Carlos, (ceweknya Carla), William= Guillermo, 
George=
> Jorgè, Ronald= Ronaldo, dsb.
> 
> Saya masih kurang terbiasa dengan terjemah2an nama.
> Baru2 ini teman kerja suami datang ke rumah.  Lalu 
security/resepsionis di
> lantai dasar menelpon saya.
> Dia bilang: Mrs. Pamungkas, Mr. Steven wants to see you.
> Saya bingung, merasa nggak kenal, lalu telepon diserahkan ke Mr. 
Steven itu.
> Hola, Flora!  Que tal? Soy Esteban, y Wahyu esta?
> Ya ampuuun... rupanya Esteban, lagi cari suami saya (Wahyu).
> Dari tadi kek .. bilang Esteban, jangan Steven gitu, bikin bingung 
ajah...
> 
> Kalau nama Bambang, Endang, Tuti, Rini, dsb itu nama asli juga ya 
(cmiiw)
> Seperti halnya nama Allah, nama asli yang hanya mutlak miliknya Sang
> Pencipta.
> Dulu waktu kecil, saya diajarin berdoa dalam bahasa Jawa dan 
memanggil Gusti
> Allah ...
> 
> Wassalam,
> Flora
> 
> ----------------------------------------------
> Re: "My Choice, My Image, My Dress," Muslimah Australia 
> Posted by: "Chae" [EMAIL PROTECTED]   chairunisa_mahadewi 
> Mon Apr 16, 2007 10:39 pm (PST) 
> 
> ......................dst.............
> 
> Bukankah Allah, adalah nama panggilan pada sang Pencipta dalam 
bahasa
> arab?? apakah saya tidak boleh memanggilnya dalam bahasa yang lain??
> misalnya saya hendak memanggil-Nya lebih mesra dalam bahasa
> sunda..misalnya dengan panggilan "Gusti nu Maha Agung"
> 
> Kalau dulu Musa memanggilnya dengan sebutan "Aku" pada sang 
Pencipta,
> kemudian Yesus memanggilnya lebih mesra dengan sebutan Ayah...apakah
> itu sebuah kesalahan???
> 
> .................dst..............
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>


Kirim email ke