Bung Dan, terima kasih buat support dan encouragement anda dalam 
disksi ini. Pertanyaan dari saya buat anda, apakah sejauh ini anda 
juga menerapkan hal ini, counter-argument ilmiah dan tidak hanya 
judgement belaka? Judgement yang anda maksud yang bagaimana?

Buat komentar anda selanjutnya, saya sangat tersanjung dan sejauh ini 
hanya bisa meng-amin-i karena terus terang untuk bisa spt ibnu 
Khaldun yang karya magnum opus-nya, Muqaddimah, diakui dunia sebagai 
karya yang sulit ditandingi baik sec masa di kala dia hidup, maupun 
kontemporer. Tapi kalo maksud anda sekadar se-ilmuah ibnu Khaldun 
(tetap saja  belum jelas, ilmiah yang bagaimana, apakah mengacu hanya 
pada metode--yang spt apa--atau juga dikaitkan pada outcom-nya) 
mungkin, ... saya ulang, mungkin dengan izin Allah, dengan 
keterbatasan yang ada, bisa saya ikhtiarkan.

Mungkin teman2 di berbagai pusat keilmuan yang memang memiliki 
kesamaan bidang dengan ibnu Khaldun lah yang saya kira paling mungkin 
mendekati kadar keilmiahan ibnu Khaldun. allaahu a'lam



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Dan" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Walaikum salam,
> 
> Bung Satriyo, mohon juga jika Anda dapat memberi counter-argument yg
> lebih ilmiah dan tidak hanya judgment belaka. 
> 
> Tunjukkanlah bahwa analisa Anda menggunakan metodologi keilmiahan 
spt
> yg juga dilakukan oleh Ibnu Khaldun dan rekan2nya.
> 
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "rsa" <efikoe@> wrote:
> >
> > Assalaamu alaikum,
> > 
> > Isu menarik yang secara panjang mulai di bahas oleh member di 
milis 
> > ini adalah ukhuwah. Dari thread ukhuwah itu, termasuk ada cross-
> > thread nya juga adalah kaitannya dengan berita soal sikap 
Kardinal 
> > Jerman, Karl Lehman, melalui ucapannya dipandang diskriminatif 
karena 
> > membela ummat kristiani di Jerman yang di matanya jauh lebih 
besar 
> > jasanya dari penganut agama 'lain' di Jerman, ternyata masuk juga 
ide 
> > dari segelintir oknum NU yang menyuarakan selain ukhuwah 
islamiyah, 
> > juga ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah basyariah. Lalu di-update 
oleh 
> > terma ukhuwah insaniyah.
> > 
> > Hmm,... apa di sebagai muslim dan mukmin kita jumpai semua hal 
itu 
> > dalam Al-Qur'an? Ada member yang yakin bahwa hal itu ADA dalam 
> > kalamullah. Jadi dari sudut pandangnya muncullah terma baru yaitu 
> > ukhuwah globaliyah, yang ia akui itu istilah made in pribadi. No 
> > matter lah. Makin menyemarakkan jagad istilah.
> > 
> > Bicara soal ukhuwah, tidak lepas saya kira dengan thread lain 
yang 
> > berisi hadis yang berasal dari 2 sumber riwayat berisi penghalaln 
> > darah orang yang menghina Rasul, dan sempat ramai. Saya kaitkan 
hal 
> > ini karena ada member milis yang mempertanyakan ko bisa ada 
muslim 
> > yang halal darahnya? Padahal saya sempat ajukan contoh seorang 
> > mujahidah muslimah asal Aceh, yang dengan sigap 'menghalalkan 
darah' 
> > sesama dengan alasan si muslimah lain yang halal darahnya itu 
adalah 
> > pengkhianat. Belum lagi para wali sembilan yang memancung kepala 
> > seorang sufi mbeling yang tidak mau tahu dampak ucapannya bg 
khalayak 
> > yang belum sampai ilmunya, ibarat anak kuliahan yang asal bunyi 
di 
> > depan anak TK. Begitu tamsil dari seorang member lain soal level 
> > pemahman yang pas buat alasan penghalalan darah si sufi mbeling 
itu.
> > 
> > Lalu, hal lain yang saya kira berkaitan dg ukhuwah adalah sikap 
> > sebagian saudara kita. Di satu sisi A merasa B sok tahu dan sok 
> > benar. Tapi di sisi lain, B menimpali sikap A dengan pernyataan 
yang 
> > sebenarnya menunjukkan B itu setali tiga uang, menganggap diri 
paling 
> > tahu dan paling benar.
> > 
> > Misalnya soal negara Islam. Ini memang konsep yang kontroversial, 
> > mengingat dalam Islam hanya dikenal sistem kemasyarakatan berupa 
> > khilafah sbg dicontohkan dengan ideal di masa empat khafilah yang 
> > lurus, khulafaa-u ar-Rasyiduun, tidak khilafah setelahnya yang 
hanya 
> > namanya saja tapi isinya adalah praktek feodalisme, kerajaan, 
> > kroniisme dan nepotisme bukan meritokrasi. Tapi sungguh 
disayangkan, 
> > dengan pemahaman yang mungkin belum utuh, sudah berani mencap 
bahwa 
> > upaya sebagaian saudara seiman yang lain itu, betapapun cacat 
> > (namanya juga usaha) tetap adalah sebuh ikhtiar dan ijtihad yand 
ada 
> > nilainya di mata Allah, sejelek apapun di mata manusia.
> > 
> > Atau dengan pemahaman dan pengetahuan yang seadanya, bisa 
menegaskan 
> > bahwa kalo yang namanya mencontoh Rasul itu ya semuanya, 
leterlek. 
> > Halahh ... Polos bener. Tapi kalo memang bisa begitu so what? Apa 
> > yang salah? Apakah pola pikir katak dalam tempurung itu bisa 
> > diterima? Saya katakan katak dalam tempurung, karena tidak semua 
yang 
> > ada di hidup kita ini berlaku di seluruh dunia. Coba saja ke 
> > pedalaman di negeri ini, tidak usah jauh2 ke negeri lain. Apakah 
> > semuah masjid di pedalaman negeri ini memakai 'speaker'?
> > 
> > Tentu jika ada yang menyatakan ingin mencontoh Rasul dalam 
menegakkan 
> > hukum Islam, yang mungkin termasuk mendirikan negera Islam (jadi 
> > mirip menerapkan perda syariah nih!), tentu bukan foto-kopi, tapi 
> > mencontoh esensi pemerintahan di masa Rasul dan 
khulafaaurrasyidun. 
> > Gitu aja ko ya ga nyambung toh? Shalat kalo mau ikut Rasul yang 
ga 
> > pake peci, kupluk haji, baju koko, mukenah, sajadah, sarung atau 
yang 
> > sekarang kita kenal. Dulu itu dahi ya langsung ke tanah. Jorok? 
> > Kotor? Tidak juga, kan padang pasir. Nah sejalan penyebaran 
islam, 
> > tentu perlu ada penyesuaian. Itu berlaku buat semua hal selain 
yang 
> > pokok macam tauhid, atau ritual ibadah, termasuk menutup aurat.
> > 
> > Yang sempat membuat saya heran jg adalah beraninya menuduh ada 
> > pria "yang sangat sok "melindungi dan mendukung aktifitas 
perempuan", 
> > namun ujung-ujungnya tanpa sadar lalu dengan "emosi/tidak" 
> > menuliskankan pemikirannya bahwa perempuan itu kurang berharga di 
> > banding laki-laki:), bahwa perempuan itu "hanya leyeh-leyeh" :), 
atau 
> > juga yang bilang bahwa perempuan pekerja = ternak :))" tanpa 
sadar 
> > bahwa ada juga perempuan yang tidak bisa baca dengan benar suatu 
> > pernyataan dan melulu emosional (khas pere gitu loh) dan 
mengikuti 
> > nafsunya itu. Buktinya apa tuduhan itu? Tidak ada! Membaca saja 
tidak 
> > beres mau kasih opini. Halahhh ... cape jadi tapee ... jauh 
> > benerrrr ...
> > 
> > Kaya perempuan yang teriak2 sok ngebela sesama perempuan itu 
bener2 
> > care sama nasib perempuan di pasar2 yang mengais sayur bekas 
untuk 
> > dijual kembali, yang siang-malam di jalanan menggendong anak 
sewaan 
> > mengemis, yang menjajakan diri (leterlek uey) entah di tempat 
hiburan 
> > atau pinggir jalan atau mlm (mulut lewat mulut) baik yang level 
naik 
> > turun mobil prakteknya atau sekedar gelar alas di balik semak. Ah 
> > tapi memang mereka bisa praktek kalo tidak ada laki-laki yang 
ngeres? 
> > Apakah ini lingkaran setan? Saya lihat sih dua arah ... harus 
semau 
> > jujur untuk menghindari praktek itu.
> > 
> > Belum lagi jenis menjual tubuh yang paling halus, spt di beragam 
> > iklan yang notabene isinya tubuh pere semua? Tidak, saya tidak 
sedang 
> > berpikiran kotor, tapi coba lihat, bagian tubuh mana dari 
perempuan 
> > yang harusnya masuk aurat itu dengan bangga dan harga tinggi 
> > dikomoditikan? Apalagi alasannya? HAM? hehehe .... HAMpir masuk 
> > neraka mah iya kali, sambil ngajak orang lain. Ini bukan vonis, 
tapi 
> > teguran, nasihat ... kalo pahit, ya maaf, obat itu jarang yang 
enak.
> > 
> > Ada juga member yang yakin bahwa ungkapan simpati bahwa tidak 
praktek 
> > industri sekarang ini memakan korban perempuan, disalah artikan. 
> > Betapa tidak dikatakan korban, jika hampir lebih dari setengah 
tenaga 
> > buruh di berbagai pabrik itu dari kalangan perempuan dengan gaji 
yang 
> > tidak lebih tinggi dari laki-laki? Coba saja lihat kalo sedang 
demo 
> > buruh, gender mana yang mendominasi layar? Ini belum dengan 
hilangnya 
> > upah mereka ketika cuti hamil. Tdk semua pabrik mau fair menggaji 
> > buruhnya, terlebih perempuan.
> > 
> > Nah konteks ini kan sama saja perempuan diperas seperti ternak! 
Tapi 
> > kenapa jadi dipelintir seolah menyamakan perempuan dengan ternak? 
Wah 
> > ya itu sih kedodolan ybs tapi ko yakin benar bahwa pemahamannya 
itu 
> > begitu. ck ck ck ... Jadi niat ukhuwah memperhatikan nasib semua 
> > regardless of gender jadi sulit dilihat. Yang ada adalah tuduhan 
tak 
> > mendasar soal sok tahu ... dan sok-sok lainnya. Lagi-lagi 
gambaran 
> > betapa klaim kebenaran, sok tahu/benar itu terkadang dilakukan 
> > sendiri.
> > 
> > Si member yang menuduh itu tidak sadar dalam konteks di atas 
bahwa 
> > pria yang dituduh itu punya istri, ibu, saudara perempuan, 
kenalana 
> > perempuan, bahkan di milis ini. Logikanya mana mungkin si pria 
itu 
> > bisa berlaku 'seganas' yang dituduhkan. Well, nampaknya di milis 
ini 
> > memang bebas menuduh dan dituduh.
> > 
> > Ini kah ukhuwah yang ada dalam al-Qur'an?
> > 
> > Ya Allah, ampunilah hambaMu ini yang telah terlanjur menyakiti 
hati 
> > sesama tanpa disengaja. Mudahkah dan lapangkanlah kami di milis 
ini 
> > untuk lebih erat menjalin ukhuwah, agar ummat ini tdk mudah 
dipecah 
> > belah spt sekarang, dan hidup kami lebih berkah lagi di masa 
datang.
> > 
> > Amin.
> > 
> > wassalaamu alaikum,
> > satriyo
> >
>


Kirim email ke