Sekedar berbagi, kalau di sini semua produk makanan dan minuman harus mencantumkan kandungan bahannya. sehingga konsumen bisa baca dan menilai sendiri, ooh makanan ini mengandung babi, minuman ini mengandung alkohol, sehingga orang muslim bisa menghindarinya. demikian juga buat orang2 lain yang vegetarian juga bisa melihat kandungan makanan, jadi dia bisa menghindari makanan yang mengandung daging. buat orang yang diet bisa menghitung jumlah kalori makanan. manfaat pencantuman kandungan makanan/minuman ini banyak & beragam, serta mencerdaskan konsumen.
Selain itu ada yang namanya "yayasan penguji" yang bekerja secara independen tidak dibayar pemerintah atau produsen. Tugas mereka menguji keamanan dan kualitas produk2, tidak sekedar makanan sih, dan secara periodik (biasanya tiap tahun/semester) mereka mengeluarkan jurnal yang berisi penilaian mereka terhadap produk2 yang dikeluarkan produsen. Ada yang dinilai baik, cukup, sedang, buruk. Penilaian mereka independen karena mereka yang aktif menilai, bukan dimintai oleh pihak produsen dan mereka juga gak minta bayaran dari produsen, sehingga lebih objektif. Produsen yang bangga terus memakai label yang diberikan oleh yayasan penguji tadi, sehingga bisa jadi iklan juga buat produk tadi. Kalau produknya gak ada label baik, mungkin jadi pertimbangan buat konsumen juga. Terus konsumen juga bisa menilai produk mana yang bagus & aman, mana yang kurang bagus. salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 6/28/07, Achmad Chodjim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Mas Jano ko, > Percuma saja ya saya mengutipkan hadis yang menyebutkan bahwa ulama itu > kepercayaan Rasul selama tidak terlibat dalam kekuasaan dan kesenangan > duniawi. Baca lagi, Mas. > > Makanya, peran ulama itu mendidik agar umat tahu halal dan haram dengan > benar. Umat yang benar tinggal baca bahan-bahan yang tercantum dalam kemasan. > Dan, itu kerjaan ulil amri! Bila dalam bahannya terulis mengandung babi, ya > yang Islam tak perlu mengkonsumsinya. Kan begicuuuu.... > > Kalau ulama sudah terlibat kekuasaan dengan memberi label "halal" bagi > makanan, jadinya rawan korupsi. Jangan dipelintir terus, ya... > > Siapa yang menjamin proyek label haram itu suci? Mosok see sampeyan tak > mencium baunya. Bayangkan saja bagaimana ribuan jenis makanan harus > mendapatkan "label halal" dengan cepat. Untuk menguji kehalalan satu jenis > makanan saja, perlu waktu; apalagi puluhan ribu makanan. Bagaimana untuk > cepat mendapatkan label haram? hehehe...... > > Makanya, saya sarankan mas Jano ko banyak tahajud dan mengaji makrifat > dengan benar, supaya tidak hanya dapat kulitnya!