Haji Yang Membuahkan Peruhaban Oleh: Syamsuri Rifai Semua ibadah di dalam Islam bukan hanya rituan fiqhiyah yang memfokuskan perhatian pada hal-hal yang bersifat dan material. Sepanjang kita hanya memfokuskan pada hal2 yang bersifat ritual fiqhiyah, maka ibadah itu tidak dapat menggerakan manusia pada tujuan utama ibadah ibadah.
Misalnya shalat yang punya tujuan utama sebagaimana dikumandangkan di TVRI setiap adzan Maghrib, yaitu Aqimish shalâta, innash shalâta tanhâ `anil fakhsyâi wal-munkar, dirikan shalat sesungguhnya shalat itu dapat mencegah yang yang keji dan yang mungkar." (Al-Ankabut: 45). Mengapa shalat tidak dapat mengantarkan manusia pada tujuan utamanya. Karena manusia hanya sibuk dengan hal-hal kefisikannya, sehingga shalat dapat memovitasi manusia dan menggerakkan manusia tujuannya. Manusia hanya menjalan shalat sebagai kewajiban runinitas. Sekiranya rahasia shalat dijadikan materi motivasi yang menggerakkan dan mengetarkan manusia hati, tentu hal ini dapat merubah mental manusia. Sebagaimana materi2 training, jika hanya dibacakan di depan audien, tentu materi itu tidak bisa merubah mental pesertanya, hanya sebagai hiasan pikirannya. Tetapi ketika materi itu disampaikan forum training mental, ini sudah banyak terbukti dapat merubah, menggerakkan dan menggetarkan hati para pesertanya. Dan mengantarkan peserta sesuai dengan arah tujuan training motivasi. Mengapa latihan-latihan haji hanya memfokuskan pada hal-hal yang bersifat kefisikan, yaitu manasik2 yang bersifat fiqhiyah. Sehingga ritual haji tidak merubah mental jema'ah haji, tidak menggerakkan dan menggetarkan hati mereka, sehingga mereka bergerak menuju pada tujuan utama haji. Sekiranya materi manasik haji ditraingkan, yang methodenya seperti penyampaian materi training motivasi, saya yakin haji dapat merubah mental jema'ah haji, merubah kondisi masyarakat dan kondisi Negara. Paling tidak, merubah mental di lingkungan yang terdekat, pasca melakukan ibadah ibadah haji. Kalau kita saksikan jema'ah haji umumnya, sepulangnya dari kota suci, mereka tidak berubah kecuali hanya simbol2 fisiknya, pakaian dan topi haji. Ini menunjukkan bahwa focus latihan2 manasik haji bersifat kefisikan, belum menyentuh diri dan esesnsi manusia yang sebenarnya. Semestinya ibadah haji itu dapat merubah mental manusia sesuai dengan tujuan haji. Sehingga haji tak ubahnya seperti shalat yang dilakukan sebagai kewajiban rutinitas. Tidak jarang orang yang rajin shalat rajin juga mencuri hak saudaranya. Demikian juga haji, tidak jarang orang-orang yang melakukan haji berulang kali, paling tidak lebih dari sekali, mereka rajin juga mencuri hak rakyatnya. Sekiranya rahasia haji menembus hati orang yang berkali-kali melakukan haji, niscaya korupsi di negeri di negeri tidak terjadi, khususnya yang pelakunya muslimin. Bahkan lebih jauh dari itu di negeri ini tidak akan terjadi kezaliman. Mengapa semakin sering dan rajin melakukan haji, semakin besar dan tinggi perlakuan kezalimannya, dan semakin tinggi tingkat pencuriannya. Ini hanya sebagai contoh. Demikian juga shalat. Mengapa tidak segera dimulai menyampaikan materi manasik haji dengan methode training motivasi terhadap para karyawan perkantoran. Padahal methode ini sudah terbukti keberhasilannya. Kalau kita ditanya setujukah Anda haji itu dapat merubah mental manusia? Tentu jawabannya: setuju, kecuali orang-orang yang punya tujuan lain. Mengapa tidak segera dimulai methode ini? Jawabannya tanyakan pada diri kita masing-masing. Hikmah dan Rahasia haji Sebagai materi diskusi kita, saya ingin menyampaikan rahasia haji: Pertama: Ka'bah sebagi power energi Kesucian Mengapa energi kesucian Ka'bah tidak merubah mental manusia. Padahal hampir semua jema'ah haji, merasa bergetar hatinya saat pandangan pertama terhadap Ka'bah. Ini menunjukan bahwa Allah swt dengan rumah- Nya yang mulai sudah mulai menggetarkan hati jema'ah. Mengapa getaran tidak berlangsung lama hingga sampai ke negeri mereka? Tentu ada something wrong yang perlu diteliti dan dirumuskan bersama. Allah swt berfirman: æó ÚóåöÏúäÇ Åöáì ÅöÈúÑÇåíãó æó ÅöÓúãÇÚíáó Ãóäú ØóåøöÑÇ ÈóíúÊöíó áöáØøÇÆöÝíäó æó ÇáúÚÇßöÝíäó æó ÇáÑøßøÚö ÇáÓøÌõæÏö "Telah kami telah buatkan perjanjian pada Ibrahim dan ismail: Sucikan rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, dan i'tikaf, rukuk dan sujud." (Al-Baqarah: 125) Ayat ini menegaskan bahwa perjanjian Ilahi merupakan kesucian yang diperuntukkan pada tamu-tamu Allah yang melakukan thawaf, ruku' dan sujud di sekitar rumah-Nya yang mulia. Dalam ayat ini hanya sekedar perintah, tetapi mengandung perjanjian Ilahi yang merupakan kesucian. Mengapa dalam hal mensucikan Ka'bah Allah membuat perjanjian dengan nabi Ibrahim dan Ismail (as), padahal kalau sekedar mensucikannya secara fisik, bisa dilakukan oleh ummatnya. Di sini tentu ada rahasia di balik kesucian fisik. Sebagaimana kesucian Al-Qur'an Allah swt berfirman: Åöäøóåõ áóÞõÑúÁóÇäñ ßóÑöíãñþ .Ýì ßöÊóÈò ãøóßúäõæäòþ .áÇ íóãóÓåõ ÅöáÇ ÇáúãõØåøóÑõæäó. "Sesungguhnya Al-Qur'an adalah bacaan yang mulia, berada dalam kitab yang terjaga, tak tersentuh kecuali oleh orang-orang yang disucikan." (Al-Waqi'ah: 77-79) Ayat ini tidak hanya mengandung makna bahwa menyentuh Al-Qur'an harus dalam keadaan suci dari hadats. Bahkan sebagian kaum muslimin tidak mensyarat suci dari hadats untuk menyentuh Al-Qur'an. Lalu apa maksudnya Al-Qur'an dikaitan dengan kesucian dan orang-orang yang disucikan oleh Allah swt. Siapakah orang-orang yang disucikan oleh Allah swt? Bahkan dalam ayat ini dikaitkan dengan kitab yang terjaga. Apakah yang dimaksud menyentuh itu? Apakah hanya pada fisiknya? Atau kandungan maknanya yang tidak akan dicapai oleh sentuhan pikiran dan hati orang-orang yang tidak disucikan oleh Allah swt? Ini sebagai renungan untuk memahami rahasia haji selanjutnya. Kemudian apakah yang kita rasakan saat membaca kalimat berikut pada setiap memandang Ka'bah: ÇóáúÍóãúÏõ áöáøóåö ÇáøóÐöí ÚóÙøóãóßö æóÔóÑøóÝóßö æóßóÑøóãóßö æóÌóÚóáóßö ãóËóÇÈóÉð áöáäøóÇÓö æóÃóãúäóÇ ãõÈóÇÑóßðÇ æóåõÏðì áöáúÚóÇáóãöíúäó. Alhamdulillâhil ladzî `azhzhamaki wa syar-rafaki wa karramaki, waja'alaki matsâbatan linnâsi wa amnâ, mubarakan wa hudal lil'âlamîn. Segala puji bagi Allah yang telah mengagungkanmu dan memuliakanmu, dan menjadikanmu sebagai tempat perlindungan dan keamanan bagi seluruh manusia, tempat yang penuh berkah dan petunjuk bagi alam semesta. Apakah hati kita bergetar? Atau tidak ada getaran sama sekali? Lalu kalau getaran itu sudah ada, mengapa tidak bertahan lama? Jawabannya perlu persiapan jauh-jauh hari sebelum berada di dekat Ka'bah. Kedua: Ka'bah pusat energi Kemerdekaan Allah swt berfirman: æó áúíóØøæøÝõæÇ ÈöÇáúÈóíúÊö ÇáúÚóÊíÞö "Dan hendaknya mereka melakukan thawaf di sekitar rumah yang merdeka." (Al-Hajj:29). Ëõãø ãóÍöáøåÇ Åöáóì ÇáúÈóíúÊö ÇáúÚóÊíÞö "Kemudian tempat wajib (serta akhir masa) menyambelihnya ialah setelah sampai ke rumah merdeka." (Al-Hajj: 33) Sebagian penerjemah Al-Qur'an menerjemah kata "Baytul Atiq" sebagai rumah antik. Apa maknanya rumah antik jika dikaitkan dengan ibadah haji. Jika ini yang dipahami oleh umumnya kaum muslimin, maka rahasia haji tidak akan ditangkap oleh mereka dan khususnya jema'ah haji. Sehingga sebagian masyarakat awam, khususnya jema'ah haji, jika dalam hajinya, seperti pedagang, hitung-hitungan pahala. Ini tidak salah, tetapi mereka tidak menangkap esensi haji. Soal pahala, sebenarnya tidak perlu dihitung, secara otamatis tercatat dan mungkin salah hitung. Allah memiliki pencatat yang lebih canggih dari "Hit Counter" yang dibuat ilmuan IT. Jika kita memfokuskan ibadah pada hitung-hitungan pahala, maka seperti yang dinyatakan oleh Imam Ali bin Abi Thalib (sa): "Orang beribadah itu ada tiga macam: ibadah karena takut neraka, ini ibadahnya budak yang takut pada majikannya; ibadah karena ingin surga, ini ibadahnya pedagang karena ini mendapatkan keuntungan; dan ibadahnya orang yang merdeka, karena cinta kepada Allah swt." Ka'bah sebagai sentral energi kemerdekaan, ia berporos pada "Baitul Ma'mur' di Arasy. Di dalam hadis-hadis disebutkan bahwa saat manusia melakukan thawaf di sekitar Ka'bah, para malaikat juga berthawaf di Baitul Ma'mur. Antara Baitul `Atiq Baitul Ma'mur di Arasy memiliki hubungan yang erat dalam rahasia haji. Kapankah energi kemerdekaan Ka'bah merubah pikiran dan hati manusia? Dan Kapankah kemakmuran dari langit akan turun ke dalam kehidupan manusia? Bergantung pada pemahaman kita terhadap rahasia haji. Ketiga: Ka'bah Pusat energi Kebangkitan Manusia Allah swt berfirman: ÌóÚóáó Çááøåõ ÇáúßóÚúÈóÉó ÇáúÈóíúÊó ÇáúÍóÑÇãó ÞöíÇãðÇ ááäÇÓ "Allah telah menjadikan Ka'bah rumah yang mulia sebagai kebangkitan bagi manusia." (Al-Maidah: 97) Allah swt menjadikan Ka'bah sebagai pusat energi kebangkitan manusia. Bangkit secara lahir dan batin. Bangkit melawan kezaliman, penindasan dan kebatilan, dan keterbelakangan. Bangkit dan sadar dari segala bentuk kelalaian, kehinaan, dan segala noda dosa. Mengapa energi itu tidak mengalir pada kita? Sehingga dengan energi itu dapat merubah diri kita, lingkungan, masyarakat, dan negeri kita. Padahal jika energi itu mengalir pada semua jema'ah haji, khususnya yang dari Indonesia, niscaya mereka akan dapat merubah kondisi negeri kita. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Allah swt: áöíóåúáößó ãóäú åóáóßó Úóäú ÈóíøöäóÉò æó íóÍúíì ãóäú Íóíø Úóäú ÈóíøöäóÉò "agar binasalah orang yang binasa karena keterangan yang nyata, dan hiduplah orang yang hidup karena keterangan yang nyata ." (Al-Anfal: 42) Rasulullah saw bersabda:"Barang siapa menghendaki dunia dan akhirat, maka hendaknya berkiblat kepada ka'bah. (Al-Mustadrak) Keempat: Ka'bah dan Perlindungan Allah swt menyatakan firman: æó ÅöÐú ÌóÚóáúäóÇ ÇáúÈóíúÊó ãóËÇÈóÉð áöáäøÇÓö æó ÃóãúäðÇ "Ingatlah ketika kami menjadikan rumah itu (ka'bah) tempat perkumpulan dan keamanan bagi manusia." (Aa-Baqarah: 125) Kapankah firman ini terwujud di muka bumi? Sehingga kaum muslimin tidak mencari perlindungan ke Amerika dan PBB. Mengapa Ka'bah hilang missi utamanya dan tidak berperanan di kancah dunia? Apakah Ka'bah hanya menjadi pusat kiblah ibadah ritual? Mengapa di zaman Nabi Ibrahim (as) dan Rasulullah saw, peranan utamanya berkibar di dunia? Dan mengapa sekarang tidak berperanan? Inilah kewajiban kaum muslimin, khususnya para ulama dan tokoh2 Islam. Kalau kita perhatikan ayat tentang perintah haji, yaitu: æó ááøóåö Úóáì ÇáäøóÇÓö ÍöÌøõ ÇáúÈóíúÊö ãóäö ÇÓÊóØÇÚó Åöáóíúåö ÓÈöíáÇð æó ãóä ßóÝóÑó ÝóÅöäøó Çááøóåó Ûóäìøñ Úóäö ÇáúÚóáóãöíäó "Terhadap Allah, bagi manusia wajib melakukan haji, yaitu orang- orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji) maka sesungguhnya Allah Maha Kaya dari alam semesta." (Ali Imran: 97) Ayat ini menyerukan kepada manusia yang memiliki kemampuan? Karena tujuan dan manfaat haji itu harus oleh manusia dalam kehidupan di dunia dan akhirat. Haji harus dapat merubah kehidupan manusia secara umum, bukan hanya kaum muslimin. Dengan makna ini jema'ah haji adalah tamu-tamu Allah swt dan duta-dutanya, yang sepulangnya dari konferensi agung ini, harus dapat melakukan perubahan di negerinya. Kapankah jema'ah haji kita dapat menjadi duta-duta Allah swt yang dapat melakukan perubahan? Apakah kita akan selalu memaknai ayat ini hanya kemampuan material? Sepanjang pemahaman kita seperti itu, maka haji tidak berdampak secara signifikan ke dalam kehidupan manusia. Tetapi jika kita menyempurnakan pemahaman kita dengan makna yang lebih jauh, dan dengan methode training motivasi, tentu tidak terlalu lama ibadah haji akan mengantarkan manusia pada perubahan kehidupan kea rah tujuan missi Rasulullah saw, yaitu: Rahmatan lil-`alamin. Maaf ini baru yang berkaitan dengan Ka'bah, belum lagi even2 penting dalam haji, seperti Sa'i, wuquf di Arafah, Mabit di Mena, Madinah, dan lainnya. Bagi Anda yang ingin eBooks tentang Adab2 haji dan doa-doa haji, kunjungi: http://shalatdoa.blogspot.com http://groups.google.com/group/keluarga-bahagia http://groups.yahoo.com/group/Shalat-Doa *****