Loh...sebentar...Mas Satriyo...ciri-ciri yang Mas Satriyo kemukakan di bawah 
ini kok mirip-mirip negara adidaya itu ya....yang sedikit-sedikit bilang 
DEMOKRASI. Yang gak mau terima: SERBU! Katanya perbedaan pendapat dibolehkan 
dalam demokrasi, tapi gak mau demokrasi malah diserbu.  Ada yang sudah bener2 
ikut demokrasi, Islam menang, diserbu juga karena memang benci dengan Islam. 
Betul-betul lawak :-))

Kalau berhadapan dengan Israel, mau culik silakan, mau kirim pembunuh bayaran, 
silakan, mau meracun orang, silakan, mau menduduki tanah orang, silakan. Tapi 
kalau dengan orang Palestina, bergerak sedikit, teroris. Musti ditangkap itu. 
Dihabisi.

Sama dalam sikap, meskipun lapangannya tidak sama. Yang satu politik negara dan 
bangsa, yang satunya di lapangan ilmu agama Islam.


-Rizal-


lasykar5 <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
 
 Buat pertanyaan sampeyan, yang saya maksud "mereka" adalah yang "narrow 
minded" dan yang "narrow minded" yang saya maksud adalah mereka yang tidak 
terbuka menerima perbedaan tapi pada saat yang sama mengaku terbuka -- mungkin 
istilahnya liberal dan plural atau inklusif -- mencap mereka yang tidak sesuai 
dengan pendirian mereka sebagai ortodoks, fundemantalis, dan peristilahan 
turunan lainnya ... kira-kira gitu mas ...
   
 Misalnya, ketika mereka bicara masalah jilbab atau poligami, atau syariah, 
semua dalil digelontorkan, baik ayat dan hadis, dan mereka siap memberikan 
penafsiran sesuai logika mereka untuk menolak jilbab, poligami dan syariah, 
tentu dengan bekal argumen yang didasarkan pada misalnya hermeneutika, 
relativisme, dan tidak lupa juga prinsip humanisme atau HAM ... sambil menolak 
semua dalil (penfsiran/tafsir) ulama terdahulu yang tidak mereka setujui 
(baca=sukai) dan tidak lupa juga mereka mengutak atik referensi tulisan atau 
kutipan karya ulama terdahulu yang bisa dijadikan bukti bahwa ternyata ada juga 
ulama terdahulu yang, misalnya, pluralis ... dan buat yang menentang pendapat 
mereka ini, mereka cap fundamentalis, skripturalis, literalis, et al ... tapi 
di saat lain, ketika mereka merasa tafsiran yang sudah ada itu memehuni selera 
mereka, ya mereka pakai, sehingga mereka pun sebenarnya literalis dan 
skripturalis juga.


   -deleted

       
---------------------------------
Never miss a thing.   Make Yahoo your homepage.

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke