Jadi yang islami seperti apa menurut mas Ary ? Masalah alat tukar ya, mas.
________________________________ From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Ary Setijadi Prihatmanto Sent: Thursday, October 16, 2008 4:28 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Berakhirnya Ekonomi (The End of Economics) ;-) jika mbak ning mau membaca dengan jernih, semua komentar saya itu agar kita tidak terburu nafsu menghakimi sesuatu. hanya karena yang menciptakan sesuatu itu bukan "kita', lalu dihakimi sebagai "tidak islami", padahal hanya karena kita tidak punya cukup pengetahuan belaka. menghalalkan yang haram, memang tidak terpuji. tapi mengharamkan yang halal pun sama buruknya. Jika emas menjadi komoditi, maka terjadilah yang sekarang terjadi, naik terus, stabil dll. Tapi jika emas dijadikan mata uang, maka kelemahan2 mata uang juga akan terjadi juga pada emas. it is a simple logic. emas memang baik sebagai simpanan, karena sifatnya yang sangat terbatas (hanya 145.000ton yang sepertinya telah dan akan dapat ditambang, hanya 30.000 ton yang sekarang tersedia). Jadi tidak perlu alasan yang sifatnya ghaib dengan label "simpanan yang islami". Ini berlebih-lebihan dalam hal agama. Sifat itu pula yang menjadi kelemahan utama jika emas menjadi mata uang. Selain itu, ingatlah mbak Ning ancaman Allah tentang orang2 yang berlebihan mengumpul-ngumpulkan harta yang tidak diputar dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Lebih jauh lagi, emas itu bukan sekedar bersifat sebagai bagian dari harta benda, tapi natural resources yang harus dikelola dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan bersama. Dari pada disimpan-simpan, emas seharusnya digunakan untuk keperluan yang lebih membawa maslahat. Tahukan mbak Ning, peralatan-peralatan yang menggunakan emas sebagai bahannya apalagi jika kita bicara tentang sains. Ekonomi tanpa acuan emas/"sesuatu yang bersifat natural resources" dan dikaitkan dengan kemanusiaan (produktivitas) IMHO akan lebih baik dan sesuai dengan nilai-nilai Islam yang lurus. Yang harus dijaga adalah abuse terhadap sistem. ----- Original Message ----- From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) To: wanita-muslimah@yahoogroups.com <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> Sent: Thursday, October 16, 2008 2:06 PM Subject: RE: [wanita-muslimah] Berakhirnya Ekonomi (The End of Economics) Makanya jangan emosi berlebihan, mas Ary. Nanti bisa ngawur luar biasa ... ^_^ Kalau mau jujur dan berfikir jernih, tulisan di bawah sebenarnya menjelaskan bagaimana stabilnya emas dibandingkan uang kertas. Masalah AS yang memegang kekuasaan dengan dollar seperti yang diceritakan di bawah, memang bisa didiskusikan lebih panjang. BTW, suggestion saya untuk menggunakan dinar emas dalam muamalah jual beli atau pnijam meminjam memang mempertimbangkan keunggulan praktek menggunakan alat tukar emas (dinar emas) dibandingkan uang kertas. Juga untuk tabungan, misalnya tabungan untuk haji atau untuk sekolah anak. Bila anda membuat rencana keuangan keluarga, menggunakan currency dinar juga lebih mudah dan pasti, insya Allah, tidak perlu memperhitungkan inflasi dll Wallahua'lam bishowab. Wassalaam, -Ning ________________________________ From: wanita-muslimah@yahoogroups.com <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> [mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> ] On Behalf Of Ary Setijadi Prihatmanto Sent: Thursday, October 16, 2008 2:33 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> Subject: Re: [wanita-muslimah] Berakhirnya Ekonomi (The End of Economics) Ngawur luar biasa. Akal sehat hilang karena emosi belebihan. Quote: "Dengan mata uang dollar AS Amerika Serikat memegang kekuasaan luar biasa yang sangat tidak proporsional. Dengan kertas yang disebut Dolar AS mereka bisa membeli berbagai komoditi seperti minyak, gas, aluminium, emas, dan lain-lain dari negara-negara lain di dunia. Jika mereka perlu lebih banyak komoditi mereka tinggal mencetak saja lagi. Jadi sistem semacam ini amatlah tidak adil dan tak bermoral." Komentar: Begitu amerika ngawur mencetak dolar, nilai dolar akan langsung jatuh. Lihat bagaimana nilai euro terhadap dolar beberapa tahun belakangan ini. Sesungguhnya TIDAK ADA keharusan untuk menerima dolar sebagai alat pembayaran. Ingat kasus Iran beberapa tahun lalu yang hanya menerima euro untuk pembayaran transaksi minyaknya. Juga banyak perjanjian bilateral yang menerima mata uang masing2 negara sebagai alat pembayaran. Kelima infrastruktur yang disebutkan itu bisa dilakukan sekarang juga. Tidak ada hubungannya dengan dinar emas. Itulah perlunya kita mandiri, tidak menari dengan gendang orang lain. ----- Original Message ----- From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) To: wanita-muslimah@yahoogroups.com <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> Sent: Thursday, October 16, 2008 12:21 PM Subject: [wanita-muslimah] Berakhirnya Ekonomi (The End of Economics) http://suarapembaca.detik.com/read/2008/10/16/101932/1020899/471/berakhi <http://suarapembaca.detik.com/read/2008/10/16/101932/1020899/471/berakh i> <http://suarapembaca.detik.com/read/2008/10/16/101932/1020899/471/berakh <http://suarapembaca.detik.com/read/2008/10/16/101932/1020899/471/berakh > i> rnya-ekonomi-(the-end-of-economics) Berakhirnya Ekonomi (The End of Economics) Miko M Akbar - suaraPembaca <http://openx.detik.com/delivery/ck.php?n=a69cad16&cb=INSERT_RANDOM_NUMB <http://openx.detik.com/delivery/ck.php?n=a69cad16&cb=INSERT_RANDOM_NUMB > <http://openx.detik.com/delivery/ck.php?n=a69cad16&cb=INSERT_RANDOM_NUMB <http://openx.detik.com/delivery/ck.php?n=a69cad16&cb=INSERT_RANDOM_NUMB > > ER_HERE> Jakarta - Salah satu instrumen yang digunakan dalam sistem perdagangan internasional adalah menggunakan instrumen mata uang dollar AS. Setelah krisis ekonomi global terjadi pasca Perang Dunia II melalui pertemuan Breton Woods dirancanglah sebuah sistem mata uang dollar sebagai mata uang utama dalam perdagangan dunia. Sekaligus menjadikan World Bank, International Monetary Fund (IMF) sebagai pengendali sistem keuangan internasional. Perjanjian Breton Woods pada tahun 1973 kemudian dihapuskan ketika Amerika Serikat secara unillateral memutuskan bahwa Dolar Amerika tidak perlu lagi didukung oleh emas. Sejak itulah Dolar Amerika tidak bedanya dengan lembaran kertas saja. Dengan mata uang dollar AS Amerika Serikat memegang kekuasaan luar biasa yang sangat tidak proporsional. Dengan kertas yang disebut Dolar AS mereka bisa membeli berbagai komoditi seperti minyak, gas, aluminium, emas, dan lain-lain dari negara-negara lain di dunia. Jika mereka perlu lebih banyak komoditi mereka tinggal mencetak saja lagi. Jadi sistem semacam ini amatlah tidak adil dan tak bermoral. Hal ini telah mengeksploitasi model perdagangan dengan sistem pembagian kerja internasional. Surplus ekonomi bagi sekutu-sekutu Amerika terus terjadi yang berdampak pada ketidakseimbangan perdagangan global. Negara-negara miskin tidak mampu melakukan ekspor tanpa didukung impor sehingga negara-negara miskin mengalami "a vicious circle of import". Akibatnya negara-negara miskin memiliki tingkat ketergantungan yang begitu kuat terhadap negara-negara maju. Sistem keuangan internasional yang dirancang pasca Perang Dunia II dalam Breton Woods telah melahirkan ketidakadilan neraca keuangan global. Defisit terus menimpa negara-negara miskin dan surplus keuangan terus ditarik ke negara-negara maju karena dunia kini dibanjiri terlalu banyak dolar. Dalam pasar-pasar uang saja terdapat gelembung dolar AS yang berjumlah 80 triliun dolar AS per tahun. Jumlah ini 20 kali lipat melebihi nilai perdagangan dunia yang jumlahnya sekitar 4 triliun dolar AS per tahun. Artinya, gelembung itu bisa membeli segala yang diperdagangkan sebanyak 20 kali lipat dari dimensi yang biasa. Gelembung ini tentu akan terus membesar dan membesar. Anda tidak perlu terlalu bijak untuk memahami bahwa gelembung itu. Suatu saat akan meledak dan pecah, dan terjadilah keruntuhan ekonomi global yang niscaya lebih buruk daripada depresi ekonomi tahun 1929. Sebagai perbandingan yang kontras. Emas adalah logam yang berharga. Nilainya tidak bergantung pada negara mana pun. Bahkan tidak bergantung pada sistem ekonomi mana pun. Nilainya adalah intrinsik dan dapat dipercaya. Oleh karena itu emas adalah mata uang yang dapat menjamin kestabilan ekonomi dunia. Sistem keuangan global sudah berkembang melebihi batas. Dengan perdagangan "kertas berharga yang turunan sekunder" (secondary derivatives papers), sistem keuangan dunia menjadi tidak "favorable" kepada sektor riil karena "money makes money" lebh tinggi hasilnya. Maka kalau anda punya uang akan lebih tertarik untuk memainkannya di bisnis keuangan ketimbang membangun bisnis di riil sektor. Perdagangan kertas berharga tersebut adalah barang maya, hanya ilusi, tidak nyata, tidak terkait dengan bisnis riil. Ini yang menyebabkan terjadinya gelembung ekonomi dunia. Apa akibatnya? Sektor riil lambat bergerak. Kecuali di China yang menganut paham berbeda. Tidak berdasar "supply and demand". China tetap memproduksi walau tidak ada permintaan. Alasannya adalah stabilitas keamanan sehingga tidak ada penduduk China yang menganggur. Semua bekerja, memproduksi apa saja, mulai dari peniti sampai komponen pesawat terbang. Manajemen 1 miliar penduduk yang ternyata membawa China kepada kekuatan ketiga di era kini. Sejarahnya, emas dan perak adalah mata uang dunia paling stabil yang pernah dikenal. Sejak masa awal Islam hingga hari ini nilai mata uang Islam dwilogam itu secara mengejutkan tetap stabil dalam hubungannya dengan barang-barang konsumtif. Seekor ayam pada zaman Nabi Muhammad SAW harganya satu dirham. Hari ini, 1400 tahun kemudian, harganya kurang lebih masih satu dirham. Dengan demikian, selama 1400 tahun, inflasi adalah nol. Dalam jangka panjang, mata uang dwilogam telah terbukti menjadi mata uang dunia paling stabil yang pernah dikenal. Mata uang tersebut telah dapat bertahan meskipun terdapat berbagai upaya untuk mentransformasi dinar dan dirham menjadi mata uang simbolik dengan cara menetapkan suatu nilai nominal yang berbeda dengan beratnya. Kita harus kembali kepada sistem perekonomian berbasis komoditi riil. Dinar dirham hanyalah salah satu komponen penting. Ada "5 pilar sistem ekonomi berbasis emas" akan menjadi solusi masa depan dunia yang tidak terelakkan. Pertama, "Money (Freely Chosen)" yaitu Mata uang harusnya bebas ditentukan oleh masyarkat penggunanya. Kedua, "Open Markets Infrastructure" yaitu infrastuktur pasar terbuka di mana setiap orang mempunyai hak, seperti mesjid. Ketiga, "Caravans - Open Distribution and Logistic Infrastructure" yaitu jaringan logistik dan distribusi yang terbuka bagi siapa saja. Keempat adalah "Guilds - Open Production Infrastructure" yaitu sentra-sentra produksi kerakyatan harusnya mendapat perhatian dari pemerintah untuk menjadi tempat yang layak untuk berproduksi sebagaimana standard global yang berlaku. Kelima adalah "Just Contractual Legal Frameworks (Shirkat and Qirad). Kelima infrastruktur tersebut haruslah dimiliki oleh publik. Teknologi informasi merupakan sarana yang dapat mengkudeta fungsi perbankan atau istilahnya "coup de banque". Anda bisa bayangkan sebenarnya fungsi perbankan kan amat sederhana. Hanya mengadministrasi pencatatan plus dan minus saja dengan sedikit variasi perhitungan. Mengapa menjadi raja yang mengatur dan menentukan sektor-sektor lain. Pasti ada yang salah kan. Zaman Nabi dulu para pedaganglah yang berada di gedung mewah. Sementara rentenir itu yang berada di jalanan. Sekarang yang kita lihat terbalik. Para bankir duduk-duduk di gedung mewah. Sementara para pedagang kaki lima berceceran di sepanjang jalan. Malah kena gusur tibum segala. Maka jangan salahkan orang lain kalau Indonesia miskin karena tidak mengikuti ajaranNya. Padahal Indonesia adalah negara dengan mayoritas muslim di dunia. Prof Umar Ibrahim Vadillo, Pemimpin Korporasi E-dinar Dotcom, suatu electronic payment system\ berbasis emas, yang juga menjabat sebagai Ketua WITO (World Islamic Trade Organization) telah menulis beberapa buah buku yang dianggap oleh masyarakat dunia sebagai MENGGEMPARKAN (ENLIGHTINING), membuka mata dan hati para pembacanya. Di antaranya yang terkenal berjudul "THE ESOTERIC DEVIATION IN ISLAM", "THE END OF ECONOMICS", "THE RETURN OF THE GOLD DINAR", "THE RETURN OF THE GUILDS", "THE FIVE PILLARS OF THE ISLAMIC ECONOMICS", "COUP DE BANQUE", dan lain-lain. Miko M Akbar Jl Darmokali 12A Surabaya [EMAIL PROTECTED] <mailto:makbar.68%40gmail.com> <mailto:makbar.68%40gmail.com> 081330107777 (msh/msh) [Non-text portions of this message have been removed] ---------------------------------------------------------- No virus found in this incoming message. Checked by AVG. Version: 7.5.526 / Virus Database: 270.8.1/1727 - Release Date: 15/10/2008 20:02 [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] ---------------------------------------------------------- No virus found in this incoming message. Checked by AVG. Version: 7.5.526 / Virus Database: 270.8.1/1727 - Release Date: 15/10/2008 20:02 [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]