Kalau saya pribadi berpendapat demikian:

1) Kesamaan diantara tafsir2 ini adalah: ingin memuliakan Nabi SAW.
2) Perbedaan diantaranya : Ada literatur tambahan yang dikedepankan 
bahwa ada orang ketiga, yaitu salah seorang dari Bani Umaya (info 
terbaru)
3) Karena perbedaan tsb, pendapat ttg seberapa manusiawinya Nabi SAW 
juga jadi berbeda.
4) Kalau dilihat latarbelakang At-tabataba'i adalah seorang Syiah, ya 
wajar kalau dia bilang yang bermuka masam adalah salah satu dari Bani 
Umaya.
5) Kalau dilihat dari ayat ke-2 dari Surah Abasa ini,"When the blind 
man came to him". Siapa 'him' yang dimaksud disini? Nabi SAW kah atau 
Seorang dari Bani Umayah tsb? Siapa dan siapa yang sedang berdialog? 
Nabi SAW dengan pemimpin kaum Quraish atau Bani Umayah tsb dgn 
pemimpin Quraish.

wassalam,
 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Wikan Danar Sunindyo" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> silakan dibaca http://www.almizan.org/special/Abasa1.asp
> di situ dijelaskan bahwa yang bermuka masam bukanlah Rasulullah,
> melainkan sesorang dari Bani Umayya yang menyertai Nabi Muhammad 
saat
> bertemu dengan Ibnu Maktum. Orang tersebut memalingkan muka dan
> bermuka masam.
> 
> Menurut saya, penjelasan ini lebih masuk akal dan konsisten dengan 
Al
> Quran yang menyebutkan bahwa Rasulullah berakhlak mulia. Apa iya
> seorang Nabi yang berakhlak mulia sampai bermuka masam dan 
memalingkan
> muka dari seorang buta? Bukankah ini berarti menganggap Al Quran dan
> Nabi Muhammad tidak konsisten?
> 
> salam,
> --
> wikan
> 
> 2008/11/17 Mohammad Rizal <[EMAIL PROTECTED]>:
> > Menarik....coba Dik Wikan tuliskan riwayat-riwayat yang banyak 
tersebut.
> > Walaupun tulisan di internet pun gak apa-apa. Lebih bagus lagi 
kalau Dik
> > Wikan betul membaca bukunya. Ini betul-betul baru buat saya.
> >
> > -Rizal-
>


Kirim email ke