http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2009030406050016

      Rabu, 4 Maret 2009 
     
      BURAS 
     
     
     
Mengubah Sistem Rente ke Syariah! 

       
      H. Bambang Eka Wijaya



      "KAU sok menenteng buku tabungan bank asing?" tukas Temon. "Jadi 
xenolatri--'gila' serbaasing?"

      "Bank asing apaan?" entak Temin. "HSBC ini singkatan dari Hasan Saleh 
Bank Corporation!"

      "Huahaha...!" Temon terbahak. "Itu singkatan dari Hongkong Sanghai Bank 
Corporation!"

      "Suka-suka kamulah menyebutnya!" sambut Temin. "Terpenting, ini pakai 
sistem syariah, dengan bagi hasil yang halal, bukan sistem rente yang haram! 
Istriku juga menabung di bank perempuan dengan sistem syariah, Siti Bank!"

      "Itu bukan milik Siti Aminah, tapi City Bank dari Amerika!" timpal Temon. 
"Meski luar biasa, bank-bank asing buka divisi syariah di negeri kita!"

      "Itu disesuaikan dengan pasar, mayoritas warga kita, seperti Kentucky dan 
McDonald menyajikan ayam goreng dijamin halal!" sambut Temin. "Tapi lebih asyik 
memang, jika yang malang-melintang di sini bukan modal Amerika dan Hong Kong, 
tapi modal petrodolar Arab, hingga skalanya bisa efektif dalam mengubah 
perekonomian kita dari sistem rente ke syariah!"

      "Itulah yang diharapkan Presiden SBY di Forum Ekonomi Dunia Islam awal 
pekan!" tegas Temon. "Soalnya perekonomian nasional kita kini masih berjalan 
dengan sistem rente, dibuktikan dengan pengendaliannya lewat rente alias 
sukubunga Bank Sentral! Itu seperti penegasan Jean Seymour Lyppsett, sekalipun 
yang dilakukan pembangunan ekonomi, modal dan tekbologi yang mengikutinya punya 
latar belakang ideologi tertentu!"

      "Maka itu, agar ideologi bawaan modal mereka tidak semakin merajalela, 
kita kepung dengan sistem syariah!" timpal Temin.

      "Tapi sekuat apa modal kita mengimbangi modal mereka? Hingga saat ini, 
share nasional ekonomi syariah masih di bawah lima persen!" tegas Temon. "Maka 
itu, setelah krisis keuangan global petrodolar Arab terpukul di bursa Amerika 
dan Eropa, jadi saat yang tepat untuk mengalihkannya ke negara-negara muslim 
guna meraih hasil yang berkah dari sistem syariah! Harapan kita, imbauan 
Presiden SBY itu diperhatikan para penguasa petrodolar Arab!"

      "Soal itu masalahnya terpulang ke negeri kita juga!" sambut Temin. 
"Yakni, apakah segala persyaratan untuk memikat petrodolar Arab itu sudah 
terpenuhi? Petrodolar itu akan mengalir sendiri kemari, jika iklim investasi 
buat pengaliran dana tersebut terjamin kondusif! Faktor itu salah satu penyebab 
kenapa petrodolar Arab lebih cenderung berburu rente yang haram, ketimbang ke 
negeri muslim yang dijamin halal!"

      "Itu pertanda pembangunan moral ekonomi kita perlu diefektifkan, hingga 
terjamin bersih dari pungli dan KKN, menjadi prasyarat terciptanya iklim 
investasi yang kondusif bagi petrodolar Arab!" tegas Temon. "Tanpa itu, akan 
selalu jauh dari harapan keberhasilan usaha kita mengganti sistem ekonomi rente 
dengan sistem syariah! Ideologi di belakang modal petrodolar Arab itu yang 
seharusnya bisa diandalkan menyaingi ideologi di belakang modal asing yang 
kadung dominan di negeri kita!"
     


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke