Mas Rifki,

Saya juga tidak bercanda lho, tapi tega nian  anda punya ide seperti
itu.................jangan gitu ah, coba kita bayangkan kalau kita adalah
salah satu dari yang dirumahkan, bisa dibayangkan beban mental anak, istri,
saudara, orang tua saat ini ?............

Pernah nyoba ngayuh beca' ? mas Andi ES dan sukris saat nakal2 nya di
solo/smp tahu persis betapa beratnya  ngayuh beca iseng keliling lapangan
Manahan dan keliling kampung....apalagi mutar turbin...ada ada
ajah......kami juga pernah iseng motong rumput (pakai mesin potong rumput
tangan)  airstrip di Lido (grass air strip), seharian cuman dapat beberapa
meter lari..........pinggang
rasanya mau patah.........berapa tukang potong rumput  dapat upah sehari ?
Rp 12.000,-, buat makan di warung Padang Sederhana sekali juga nggak
cukup..............secangkir kopi di terminal Charles De Gaulle juga nggak
dapet.....apalagi popmie di Narita........

saat2 badai krismon di tahun 1995/1996 kami pekerja2 konstruksi yang
pertamakali merasakan proyek jam, saat itu sempet ngiri dengan mereka yang
bekerja di sektor perbankan....coba kalau kerja di bank pasti nggak akan
jam......eh nggak tahunya banyak bank gulung tikar juga.........ngiri dengan
pegawai bumn....eh sama juga..........sungguh kami dapat merasakan apa yang
dirasakan rekan-rekan kita di PT DI saat ini , kami ikut prihatin.....semoga
masalah dapat segera diselesaikan dan kita bisa melihat anak-anak, istri
temen-temen kita semua kembali ceria seperti sedia kala..........amin.......

jangan lupa minggu depan anak-anak akan kembali ke sekolah dan pasti akan
banyak kalimat keluar dari anak-anak ................"ma minta uang beli
buku..........."  sedih mas........

mas Rifki cepet pulang dan bantu negara kita keluar dari krisis
ini...............mau bantuin muter turbin ?

salam,

sukris








----- Original Message -----
From: Rifki Muhida <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Tuesday, July 15, 2003 10:19 AM
Subject: [yonsatu] PT DI (mencari solusi?)


> Ini bukan canda lho...
> Sebenarnya saya sedih melihat kasus PT DI, sedihnya kok 9000 orang
> dirumahkan (dibuat menganggur) sementara gaji mereka jalan terus, ini
> pasti manajemennya kurang tanggap, punya sumber daya manusia yang
> banyak kok disia-siakan sementara mereka harus digaji terus (seperti
> juga republik Indonesia punya banyak orang kok banyak pengangguran,
> sementara mereka perlu makan untuk hidup). Daripada dirumahkan tetapi
> digaji, menurut saya saya mendingan dibuat pembangkit listrik tenaga
> manusia (toh mereka tetap digaji kan). Misalkan mereka kita suruh
> menggerakkan turbin beramai2 dari pagi sampai paginya lagi secara
> rotasi. 9000 orang kita bagi dalam 3 term,jadi masing-masing term
> 3000 orang, bekerja 8 jam, menggerakkan 60 turbin (misalnya 1 turbin
> memerlukan 50 orang,) wah lumayan besar energinya, (ada yang bisa
> ngitung nggak), berapa puluh desa yang bisa kita aliri listrik.
> Selain itu di republik ini kita memiliki, katakanlah 50 juta
> penganggur sementara mereka harus tetap hidup, maka ada 1 juta turbin
> bisa digerakkan, betapa besar energinya, mungkin permasalahan energi
> di tanah air bisa kita eliminir. Membuat turbinkan yang sederhanakan
> mudah dan bisa dibuat didalam negri, home-industry kayaknya juga
> bisa, nah kita bisa mempersempit pengangguran kalau begitu.Mungkin
> kelihatannya nggak etis...tetapi membiarkan orang menganggur tetapi
> tetap digaji...mana tahaaaaan.
>
> Rifki Muhida
>
>
> __________________________________
> Do you Yahoo!?
> SBC Yahoo! DSL - Now only $29.95 per month!
> http://sbc.yahoo.com
>
> --[YONSATU -
ITB]----------------------------------------------------------
> Online archive : <http://yonsatu.mahawarman.net>
> Moderators     : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
> Unsubscribe    : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
> Vacation       : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
>


--[YONSATU - ITB]----------------------------------------------------------
Online archive : <http://yonsatu.mahawarman.net>
Moderators     : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
Unsubscribe    : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
Vacation       : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>


Kirim email ke