Pak Harry Kusna, yth.

Bagaimana kalau rangkaianya dibuat sesuka hati kita, misalnya: 

1). Malas-bodoh-miskin-jahat-merampok(karena terpaksa/sengaja)- lolos dari
dipenjara-kaya-beramal-......masuk surga...?.

Atau,
2). Malas-bodoh-miskin-jahat-merampok(karena terpaksa/sengaja)-
dipenjara-miskin....masuk neraka...?


Sedangkan kalau
3). Rajin-pintar-kaya-korupsi (karena
terpaksa/sengaja)-dipenjara-miskin....masuk neraka...?

Atau,
4). Rajin-pintar-kaya-korupsi (karena terpaksa/sengaja)-lolos dari
dipenjara-kaya-beramal-....masuk surga...?

5). Dsb... dsb

Jadi ternyata tiket ke surga/neraka itu bukan tergantung pada pandai/bodoh
atawa kaya/miskin yah pak, tetapi "beriman serta beramal saleh" serta
"bertakwa". 

"Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni
surga; mereka kekal di dalamnya" (QS Al Baqarah: 82).

"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang
bertakwa" (QS Ali Imran: 133).

Orang kaya/miskin itu ibarat masuk supermarket, ketika di pintu kasir maka
orang kaya lebih lama "dihitung (dihisab) belanjaannya", karena lagi
"mborong". Sementara orang miskin relative cepat "dihitung belanjaanya"
karena yang dibeli cuma sepotong roti.....

Salam
Asodik 

-----Original Message-----
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, February 24, 2004 2:56 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [yonsatu] Re: yonsatu Digest V4 #53


Pak Syafril,

Dari uraian Pak Syafril di bawah (kalau nggak salah) sebenarnya tercermin
bahwa pendidikan itu merupakan suatu investasi yang return-nya nggak cepat,
perlu waktu lama.  Investasi yang ditanam sekarang, hasilnya baru terlihat
satu generasi kemudian.   Kalau returnnya nggak cepat, berarti creditnya
bukan untuk penggagasnya, dan kalau nggak keliatan bagus2nya, gimana bisa
dipilih kembali?  Jadi masuk akal kalau pendidikan tidak terlalu
diprioritaskan.

Hal lain yang terpikir oleh saya, secara bercanda sih kita bisa mengatakan
bahwa yang masuk surga itu mungkin kebanyakan adalah orang kaya.  Kenapa
demikian?  Karena rangkaian2nya kira2 sbb: -> awalnya dari perilaku rajin
dan malas.  Kalau malas, nanti jadi bodoh, terus kalau bodoh, nanti jadi
miskin, dan kalau miskin kecenderungannya jahat (karena terpaksa?), dan
jahat nantinya neraka.  Sedangkan kalau rajin, nanti jadi pintar, terus
karena pintar jadi kaya, dan kalau kaya bisa beramal lebih banyak, jadi
baik dan nantinya masuk surga.
Jadi kalau demikian, kita2 harusnya kerja keras, dan bisa kaya, terus nanti
bisa jadi baik, dan Insya Allah, masuk ke surga.
Ini saja dulu ah .....

Wassalam,
HK


Msg: #3 in digest
Date: Mon, 23 Feb 2004 16:35:09 +0700
From: Syafril Hermansyah <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [yonsatu] Re: comment Mimpinya KKG

On Mon, 23 Feb 2004 16:31:00 +0700 Syafril Hermansyah (SH) wrote:

[ oops ada kata yg salah tulis ...]

> > Bukan lebih sakit yang mananya yang penting.
> > Masalahnya kenapa kita mau jadi orang terjajah dan merasa nyaman
> > dengan itu. Ini sudah menjadi budaya/culture yang perlu waktu dan
> > usaha besar untuk merubahnya.
... deleted ...
> > Jawabnya susah, tapi mungkin bisa kita mulai dari dunia pendidikan.
> > Bagaimana kita bisa meningkatkan taraf pendidikan seluruh rakyat
> > kita pada satu level yang cukup, lulusan SMU misalnya, tapi yang
> > berkualitas standardlah minimal.





--[YONSATU - ITB]---------------------------------------------      
Arsip           : <http://yonsatu.mahawarman.net>  atau   
                  <http://news.mahawarman.net>   
News Groups     : gmane.org.region.indonesia.mahawarman     
Other Info      : <http://www.mahawarman.net> 
   


--[YONSATU - ITB]---------------------------------------------      
Arsip           : <http://yonsatu.mahawarman.net>  atau   
                  <http://news.mahawarman.net>   
News Groups     : gmane.org.region.indonesia.mahawarman     
Other Info      : <http://www.mahawarman.net> 
   

Kirim email ke