Pak Suparta Yth, Mohon energi alternatif terus dikaji sampai dengan pengertian complex systems. Saya sebagai orang asosaiasi perencana pemerintah ternyata kami mengalami kesulitan untuk mengatakan ini the baselime (Public Electricity + Private Industry) dan itu the alternative.
Kenyataannya, pakar pakar lokal sampai dengan saat ini masih sibuk meneliti bahaya tegangan extra tinggi 500 kV tapi apakah kita tahu bahwa untuk mengoperasikan Java-Bali Systems seyogianya kita butuh dana, sdm dan teknologi yang serba extra tinggi juga. Sekarang saya sebagai orang masyarakat sistem kendali masih sulit mengatakan the baseline dan the alternative adalah "parallel and distributed systems". Sebagai pribadi, kita harus jujur bahwa distributed system adalah new cooperative identity. Apakah kita masih sempat belajar tentang koperasi? Salam, Tjahjo GBSuparta <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Semeton, Saya sedang melakukan kajian tentang energi alternatif, membantu kementerian ristek. Sesungguhnya banyak tersedia pembangkit-pembangkit energi yang tidak menyumbang pada pemanasan global, terutama pada jenis non-fosil (energi baru dan terbarukan, EBT). Tetapi, tidak semua jenis EBT aman dan tidak menyumbang pada pemanasan global. Kesimpulan dasar sementara saya adalah hasil residu pemanfaatan energi, energi yang disia-siakan (terbuang percuma), dan pemindahan energi (misalnya pada AC, Kulkas, dll) akan cenderung menyumbang panas ke lingkungannya. Secara kumulatif selanjutnya akan memberikan "energi" ke lingkungan, salah satunya dalam bentuk panas. Rekomendasi sementara, mari kita gunakan energi seperlunya saja, jangan berlebih. Konsep desa mandiri energi mungkin perlu dicermati dan diwujudkan karena energi yang dihasilkan lebih mudah dikelola dan relatif sedikit memberikan kontribusi pemanasan global (karena energi tidak termanfaatka). Sistem energi dengan jalur distribusi panjang merupakan sistem yang tidak efisien karena ada loss energi yang dibuang ke lingkungan (lingkungan menerima energi sehingga bertambah panas) selama perjalanannya. Semua benda menurut fisika itu adalah bentuk lain dari energi, tetapi energi itu baru berpengaruh ketika dia berubah karena posisi, keadaan, bentuk, dll. Jadi, kalau ingin menghasilkan energi, lakukan perubahan seperlunya. Residu energi yang disia-siakan akan menyebabkan benda-benda menjadi berenergi! Sebagian dari benda-benda berenergi itu sangat mungkin menjadi reaktif dan merusak lingkungan. Pernah mendengar kasus SUTET? Anda tidak direkomendasikan tinggal pada rumah beratap seng (logam) di bawah jaringan SUTET. Tapi, kalau membangun rumah genteng, boleh-boleh saja. Tapi, usahakan jangan mengoperasikan alat-alat elektronik karena potensial mengalami resonansi elektromagnet sehingga alat-alat elektronik itu menghasilkan energi. Energi itu mungkin tidak harmsfull, tetapi potensial bermasalah dalam jangka panjang. Silakan diseksamai. Salam, GB Suparta Fisika UGM Yogya --------------------------------- Check out the hottest 2008 models today at Yahoo! Autos. --------------------------------- Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with Yahoo! FareChase.