Setuju sekali.

Apapun yang kita percayai, kita tak boleh meninggalkan titik pijak 
kita dari nilai nilai yang kita wariskan dan kita warisi.


Salam

danardono


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:
> Saya melihat fenomena ini dari sudut pandang keluarga. Menurut 
saya, 
> pendidikan agama dan rohani, pembinaan moral dan akhlak, serta 
pembinaan 
> budaya suatu anak itu dimulai dari keluarga, bukan di sekolah 
(entah itu 
> sekolah formal, sekolah iman atau sekolah minggu atau pengajian 
dsb). 
> Adalah tanggungjawab utama orang tua untuk memberikan semua itu 
kepada 
> anak-anaknya. 
> 
> Apabila diberikan bekal yang cukup, maka saya percaya anak-anak 
yang 
> sekolah di luar negeri tidak akan mudah "terkontaminasi" oleh dunia 
yang 
> baru. Saya cuma berani bilang tidak akan mudah karena memang tidak 
> tertutup kemungkinan untuk tetap terpengaruh. Namun, menurut saya, 
> generasi muda yang tidak mendapat bekal iman, rohani, moral, akhlak 
dan 
> akar budaya yang cukuplah yang lebih mudah untuk terpengaruh.
> 
> Semua itu sebagian adalah salah si anak, namun orang tuanya juga 
tidak 
> lepas dari tanggung jawab.
> 
> Salam,
> Suryadi
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> "RM Danardono HADINOTO" <[EMAIL PROTECTED]> 
> 04/04/2005 02:07 PM
> Please respond to
> budaya_tionghua@yahoogroups.com
> 
> 
> To
> budaya_tionghua@yahoogroups.com
> cc
> 
> Subject
> [budaya_tionghua] Re: Salam sejahtera
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, onggo sanusi 
<[EMAIL PROTECTED]> 
> wrote:
> > 
> > > 
> > Ya, terutama generasi muda Tionghoa yang baru pulang
> > dari studi atau bekerja di negara-negara macam USA,
> > Canada, Australia, dan Selandia Baru, dan dengan
> > bangganya mengklaim diri mereka sebagai "born-again
> > Christians"--dan siap "bertempur" untuk mengkristenkan
> > siapa pun yang dijumpainya (termasuk papa-mama,
> > engkong, emak, dll, yang non-Kristen). Generasi muda
> > macam ini tidak lebih dari manifestasi plesetan budaya
> > Kristen Amerika yang sudah tercabut dari warisan
> > kultural leluhurnya. Hasilnya apa? Tidak ada, kecuali
> > semangat militan kristenisasi asal tubruk di mana pun
> > mereka berada yang juga menabur bibit-bibit
> > instabilitas dan anarki sosial (terpendam). 
> > 
> > Salam,
> > SOS 
> 
> Memang ini suatu fenomena yang menyedihkan.
> 
> Saya mempunya kenalan baik di sini, seorang wanita Indonesia yang 
> masih cucu seorang Shinshe, dan sangat memburukkan apa yang bukan 
> katholik, juga budaya leluhur di kelenteng, vihara dsb.
> 
> Ini, tanpa memahami, apakah itu ajaran yang diamalkan para leluhur 
> (yang membesarkan dia, dan memanusiakan dia sampai jadi dewasa).
> 
> Seolah, diluar budaya import dari Barat ini, tak ada keelamatan, 
dan 
> satu satunya jalan adalah meniru dan menerima mentah mentah apa 
yang 
> diajarkan dari agama barat ini.
> 
> Padahal, kalau dibayangkan, bangsa kita jaya dalam budaya dan 
> kepercayaan leluhur kita, baik di Nusantara, Tiongkok maupun 
wilayah 
> Asia tenggara lainnya. Tidakkah tetap Borobudur dan Prambanan yang 
> mengingatkan kita akan kejayaan kita dahulu?
> 
> Agama modern ini hanya membawa perpecahan, dan kerentaan akan apa 
> yang datang dari barat.
> 
> Kita harus kembali menemukan kesadaran budaya kita kembali. Karena 
> jatidiri budaya adalah segalanya. Mungkin banyak orang Asia yang 
> kalau menyandang budaya dan agama barat, akan terlihat bule..
> 
> Salam keluhuran budaya
> 
> Danardono
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
> 
> .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.
> 
> .: Untuk bergabung : 
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
> 
> .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
> Yahoo! Groups Links
> 
> 
> 
>  
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> Disclaimer:
> This email may contain privileged and/or confidential information 
intended only for the use of the addressee.  If you are not the 
addressee, or the person responsible for delivering it to the 
addressee, you may not use, copy or deliver this to anyone else. If 
you receive this email by mistake, please immediately notify us.
> 
> Opinions contained herein may be the personal opinion of the sender 
and do not necessarily represent the views of the G K Goh Group.  If 
you are in any doubt as to whether the opinions are officially 
endorsed by the G K Goh Group, please contact our Compliance Dept at 
(+65) 6225 1228 for clarification.





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke