Steve menulis : Saya ingat dulu kalo mpek itu kakak nya ayah, jadi toa-pek atau ji-pek dst. terus ncek itu adiknya ayah, toa-cek, ji-cek, dst. terus juga ngku (engku) itu kakak atau adiknya ibu (bener ngga nih ? ada beda nya ngga antara adik dan kakaknya ibu) Naaah...kalau perempuannya gimana ? ada ncim ada engkim, ada a-em (toa-em, ji-em, dst) itu gimana yah ? terus dulu juga saya inget saya mesti manggil sama salah satu oom sebagai n-thio (enthio). Itu siapa yah ? Kalau Ci-hu itu khan panggilan buat ipar laki-laki, nah kalau buat ipar perempuan apakah benar en-so ? Terus ada kejadian yang agak lucu waktu dulu. Keluarga ayah dan ibu saya memang dekat dari dulunya, jadi memang tidak ada persoalan. Kemudian saya diangkat anak sama salah satu tante saya, dan hubungan dengan keluarga suaminya ini tidak dekat, dalam arti kata mereka masih memanggil secara resmi menurut aturannya. Nah lucunya, ketika tante saya memanggil adik suaminya, dia memanggil dengan panggilan 'ncek'. Ketika saya menanyakan itu, dikatakan karena si adik suaminya itu tidak ada hubungan darah dengan tante saya, maka tante saya memanggil menurut apa yang seharusnya saya memanggil. Dan karena saya memanggil si adik suami tante saya itu dengan ncek, maka si tante manggil dia juga dengan ncek. aneh juga, tetapi ini apakah umum atau reka-reka tante saya saja waktu itu ? Rinto Jiang : Saya coba menjawab pertanyaan Steve ini. 1. Bagian dari ayah. Abang dari ayah benar dipanggil dengan pek (hokkian), bo (mandarin). Adik dari ayah dipanggil sebagai cek (hokkian), shu (mandarin). Kakak dan adik perempuan dipanggil ko (hokkian), gu (mandarin). Untuk istri apek dipanggil a-em, ini karakter kuno yang sekarang tidak digunakan lagi dalam dialek Mandarin, dialek mandarin menggunakan bomu untuk panggilan istri apek. Dialek mandarin dari a-em ini adalah a-mu. Untuk istri acek, dipanggil asim (achim). Mandarinnya adalah shen. Untuk suami ako, biasanya dipanggil kotio (hokkian), guzhang (mandarin). Mengenai urutan, saya beri contoh saja, misalnya kakek kita punya 9 anak, 5 cowok dan 4 cewek dengan urutan sbb, dalam kurung adalah cara kita memanggil : - cowok (toapek - toa-em) - cowok (jipek - ji-em) - cewek (toako - kotio) - ayah - cowok (sacek - sasim) - cewek (jiko - kotio) - cewek (sako - kotio) - cowok (secek - sesim) - cewek (seko - kotio) toa = besar (sulung), yang pertama ji = 2 sa = 3 si = 4 dst se/sio = kecil (bungsu), yang terakhir perhatikan, tidak ada sepek (apek bungsu) atau toacek (acek sulung). toacek (dashu) biasanya cuma digunakan untuk memanggil teman seumur atau yang lebih kecil dari ayah. Bila membingungkan, biasanya banyak keluarga yang tidak memakai urutan di depan, jadi semua digeneralisasi apek-a-em, acek-asim, ako-atio. Kotio dipanggil lengkap untuk membedakannya dari suami bibi (i-tio). 2. Bagian dari ibu, abang dan adik laki2 semuanya dipanggil ku (hokkian), jiu (mandarin). Kakak dan adik perempuan semuanya dipanggil i (hokkian), yi (mandarin). Istri a-ku dipanggil a-kim. Yang ini juga karakter kuno yang tidak digunakan lagi di dialek mandarin. Mandarin menggunakan jiumu atau jiuma untuk memanggil istri a-ku. Suami a-i dipanggil i-tio (hokkian), yizhang (mandarin). 3. Bagian saudara laki-laki dan perempuan. Istri abang dipanggil a-so (hokkian), sao (mandarin). Istri adik dipanggil tihu (hokkian), difu (mandarin). hu/fu di sini adalah istri atau nyonya. Suami kakak perempuan dipanggil cihu (hokkian), jiefu (mandarin), hu/fu di sini adalah suami, karakternya lain dengan yang di bagian istri adik. Suami adik perempuan dipanggil moihu (hokkian), meifu (mandarin). 4. Bagian dari istri atau suami. Ini bagian yang dibingungkan oleh Steve dan banyak orang. Bila harus memanggil secara resmi, maka kakak dan adik laki2 dari istri harus dipanggil sebagai a-ku. Kakak dan adik perempuan dari istri harus dipanggil sebagai a-i. Demikian pula bila seorang istri memanggil kakak dan adik laki2 maupun perempuan suaminya, adalah apek, acek dan ako sesuai apa yang dipanggil anak2 mereka. Saya kurang tahu alasan tepatnya, namun saya lebih menerima alasan tata krama untuk saling menjunjung dan menghormati kepada keluarga dari suami atau istri. Ini masih ada di antara keluarga papa dan mama saya dulu. Sewaktu kakek saya belum meninggal, keluarga mama saya akan memanggil kakek saya dengan panggilan chinke (qinjia), nenek dengan panggilan chin-em (qinmu). Demikian pula keluarga papa saya akan memanggil kakek luar dan nenek luar dengan panggilan yang sama. Rumit, itulah chinese society yang sangat mementingkan hubungan keluarga sebagai unit terkecil sosial kemasyarakatan. Rinto Jiang .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. ---- LSpots keywords ?> ---- HM ADS ?> YAHOO! GROUPS LINKS
|
- [budaya_tionghua] Book Signing : MAO & ANGSA-ANGSA LIAR ... Teresa
- RE: [budaya_tionghua] Book Signing : MAO & ANGSA-AN... Jimmy Okberto
- Re: [budaya_tionghua] Book Signing : MAO & ANGS... Skalaras
- [budaya_tionghua] sebutan kong co, mak co, kong... harry alim
- Re: [budaya_tionghua] sebutan kong co, mak ... Rinto Jiang
- [budaya_tionghua] kelenteng welahan harry alim
- [budaya_tionghua] Re: sebutan kong co,... Zaini
- Re: [budaya_tionghua] Re: sebutan ... Steve Haryono
- [budaya_tionghua] Tata krama p... Rinto Jiang
- Re: [budaya_tionghua] Tata kra... King Hian
- Re: [budaya_tionghua] Tata kra... Steve Haryono
- Re: [budaya_tionghua] Tata kra... King Hian
- Re: [budaya_tionghua] Tata kra... Rinto Jiang
- Re: [budaya_tionghua] Tata kra... King Hian
- Re: [budaya_tionghua] Tata kra... Rinto Jiang
- Re: [budaya_tionghua] Tata kra... King Hian
- [budaya_tionghua] Tata krama p... kribo1
- [budaya_tionghua] Tata krama p... stevan_nio
- Re: [budaya_tionghua] Tata kra... King Hian