Ini seperti yang diulas oleh David Kwa, bahasa Sunda itu ada tingkatan
akrabnya. 
Si Robby sama gue khan termasuk setingkat, jadi pakenya bahasa akrab
walaupun agak kasar juga nggak masalah. 
tapi kalau gue ngomong sama Mang Jt misalnya,  sebisa mungkin gue pake
bahasa yang agak halus lah, 
begetooohhhhh. 
 
Dada belegug! No doubt. Heheheheheheheh.......
 
Ehhhh, pake "si" lagi, ntar ada yang ngomel lagi deh. 
Krrrrkkkkkekekekekekekkkk.......... 
 
Ehhh kemaren waktu dipamerin heritages of Jakarta ada gambar rumahnya Si
Pitung lhoooohhhhhhh, heheheheh. 
sayang enggak ada gambar rumahnya Si Doel anak Betawi. 
 

-----Original Message-----
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Dada
Sent: Thursday, June 12, 2008 5:21 AM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Positioning Etnis Tionghoa-Indonesia
dalam Hubungannya dengan Tiongkok



sudah saya bilang khan

di kota besar kek bandung , dari kelas tukang becak sampai kaum terdidik

(mahasiswa) menggunakan bahasa sunda yang kasar sehari2. Bahasa kasar
itu 
bisa digunakan untuk memaki orang atau malah digunakan untuk ngobrol
dengan 
teman2 yang sudah kenal

misalkan saya ngobrol sama si uly.
uly : "kamana wae sia belegug"
gw : " ah kumaha aing weh"

hehehe

sementara di pedalaman , bahasa sunda nya semakin murni dan halus.
tetapi 
banyak yang gak ngerti bahasa indonesia dengan lancar.

robby wirdja

----- Original Message ----- 
From: gsuryana
To: HYPERLINK
"mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com"[EMAIL PROTECTED]
com
Sent: Saturday, June 07, 2008 1:23 AM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Positioning Etnis Tionghoa-Indonesia 
dalam Hubungannya dengan Tiongkok

Bahasa daerah itu sebenarnya unik, ada bahasa sehari hari dimana
terdengar
kasar dan ada bahasa daerah resmi dimana terdengar merdu dan halus.
Untuk Bahasa Sunda bisa dibilang terbagi dalam beberapa dialeg, dengan
kosa
kata lebih banyak kasar, dan sayangnya
Bahasa Sunda yang kasar ini lebih banyak di pakai, terutama oleh para
Tenglang yang datang belakangan ( generasi tahun 40-an ) sehingga bila
ngobrol dengan mereka akan terdengar seperti sedang marah, dan dengan
kondisi seperti ini, putra/i nya akan menjadi bingung di sekolah, karena
bahasa yang dipelajari menjadi berbeda jauh.

Uniknya untuk beberapa daerah dan berlokasi di pedalam an pemakaian
bahasanya lebih banyak yang halus, dan semakin ke kota besar semakin
kasar.

Pernah sekali waktu aku membawa tukang bangunan dari Bogor kerumah
mertua,
dan teman mertua datang sambil bicara bahasa Sunda kasar banget, sampai
sampai hampir kena pukul, setelah dijelaskan bahwa itu tidak kasr dan
biasa
dia hanya bengong heran.

Melanggengkan Bahasa Daerah bagi ku bukan sesuatu yang utama, melainkan
mencerdaskan masyarakat adalah yang paling utama, dan untuk mencapai itu
Bahasa Indonesia jauh lebih optimal, biarpun dalam kenyataannya Bahasa
Indonesia pun tidak semudah seperti menulis dan mengarang, karena Bahasa
Indonesia sendiri didalam bentuk tulisan bisa menjadi bias dan sangat
mudah
terjadi mispersepsi.

sur.
----- Original Message ----- 
From: ChanCT

Eeeehh, rupanya bhs. Sunda yang digunakan sehari-hari dengan yang
aajarkan
disekolah itu berbeda? Npa bisa begitu? Itulah yang saya katakan
tantangan
berat bagi Pemerintah untuk menemukan jalan dan cara gimana
mempertahankan
dan mengembangkan budaya suku-suku yang ada, khususnya suku yang sangat
kecil dan sedikit itu didaerah pedalaman. Jangan dibiarkan musnah-hilang
begitu saja.

Salam,
ChanCT



 


No virus found in this incoming message.
Checked by AVG.
Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.3.0/1498 - Release Date:
6/11/2008 7:13 PM



No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG. 
Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.3.0/1500 - Release Date:
6/12/2008 4:58 PM
 

Kirim email ke