--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Tantono Subagyo" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > ***** 100%! Akidah Islam mengkondisikan ke-khaffah-an dalam > menjalankan perintah agama, termasuk ritual. Ritual yang ditentukan > nabi Muhammad dari basis budaya Semit yang menjadi acuan. Dari > pemahaman Trimurti diubah menjadi azas ajaran Ibrahim. Yes.* > > Yang ini saya tidak setuju Pak, setahu saya Trimurti itu ajaran India juga > jadi bukan ajaran Jawa, kalau mau cari agama Jawa itu harus dicari pra > datangnya kerajaan Hindu. > > Saya juga kurang setuju mengenai basis Taoist Konfucianist di China, dalam 3 > bulan saya nongkrong di China Academy of Agricultural Science saya tidak > merasakan itu, bahkan cuma merasakan pemujaan berlebihan terhadap ketua > Mao. > > Salam, Tantono Subagyo >
**** Pak Bagyo yang baik, idee Marxisme tak membentuk budaya baru. Kita kenang alm Tan Malakka, yang tetap Indonesia, yang juga berideologi merangkul Pan islamisme dalam perjuangan kaum Marxis sedunia. Saya yang di Eropa ini, menjadi saksi sejarah, bagaimana masyarakat Rusia setelah 1989 kembali ke masyarakat demiokratis dan menanggalkan azas komunisme memperlihatlkan bagaimana kentalnya budaya Rusia mereka. Seni musik, sastra, sampai pada penghayatanan Katholik Orthodox mereka. Juga Hongaria, Ceko dan Slowakia, Slowenia, Bulgaria, Rumania. Setelah puluhan tahun system komunisme, budaya mereka kembali nyata! Saya juga bertemu dengan wakil wakil Korea utara di PBB di Vienna. Dalam budaya tak beda sejengkalpun dengan saudara mereka dari Korea seatan. Kembali ke Tiongkok, walau seribu kali warga RRT memuja Maozedong, mereka TETAP berbudaya Tiongkok. Saya jumpa beberapa scientists mereka di Vienna. Don't worry pak. Pak Bagyo pernah berjumpa dengan ex anggauta PKI? Mereka sama jawanya, sama Minangkabaunya, sama Tapanuinya dengan saudara saudara kita yang lain. System politik, pak, tak pernah merubah budaya manusia. Nowhere. Salam Danardono