Belajar Dari Filipina, Ka Polisi Juga Bisa Jadi Terorist !!!
                                                  
Kita belajar pengalaman dari Filipina, bahwa kepala polisi juga bisa jadi 
terorist sehingga dipecat dan setelah dipecat dia menyandera turis2 dari 
Hongkong hingga berakhir dengan tragedy Internasional yang menyedihkan meskipun 
bekas kepala polisi itu juga mati ditembak polisi bekas anak buahnya sendiri.

Negara kita tidak jauh2 berbeda, lihatlah kepala polisi memanfaatkan FPI habib 
riziq untuk menteror masyarakat di Indonesia, dan kemudian sang kepala polisi 
juga membelanya menyatakan bahwa FPI itu membantu polisi.

Bukan tidak mungkin, nantinya setelah kepala polisi yang sekarang ini pensiun 
atau mendadak dipecat gara2 terlibat korupsi polisi gemuk, maka sang kepala 
polisi mendadak bergabung dengan anak buahnya yang sudah berpengalaman dalam 
terorisme ini untuk menteror seperti halnya kepala polisi yang naas di Filipina 
ini.

Tapi kalo kejadiannya dengan kepala polisi di Indonesia, maka akibatnya jauh 
lebih hebat, jauh lebih mengenaskan, dan jauh lebih mencekam tragedinya, karena 
anak buahnya sang kepala polisi di FPI ini jumlahnya bukan satu dua tapi 
puluhan ribu yang bisa mengepung kantor polisinya sendiri, bahkan anak buahnya 
yang jadi terorist ini berjumlah lebih banyak dari jumlah polisinya sendiri.

Caranya lebih mengerikan, bobol gudang senjata, ambil semua senjatanya, dan 
larikan tank2 dan meriam2 keluar lapangan untuk ditodongkan kepada polisi2nya 
sendiri yang dijadikan sandera.

Jadi kalo anda pikir2 kenapa SBY segan bertindak terhadap polisi2 yang korupsi, 
tentunya akhirnya anda bisa memahami bahwa lebih baik biarkanlah korupsi itu 
berjalan terus apabila harus ditukar dengan teror2 yang membawa penuh korban2 
yang sia2.  Akhirnya anda tidak akan menang meskipun anda tak mau dituduh kalah.

Kalo polisinya juga dibacking terorist, maka kita tidak perlu ribut2 kalo 
sekarang sebagai gantinya SBY menyelamatkan Aulia Pohan besan sang presiden 
juga dinyatakan bukan koruptor dan dia dihukum sebagai koruptor anggaplah 
sebagai kesalahan.  Semuanya ini pasti ada sebab2nya dalam mencegah hal2 yang 
seperti di Filipina, bahkan lebih hebat lagi dari itu.

Aulia Pohan bukan koruptor, semua bukan koruptor, lalu susah memang untuk 
menemukan koruptornya karena yang ditangkap selalu yang bukan koruptornya.  
Jadi hasilnya belum ada koruptor yang bisa dihukum, karena yang sudah divonis 
hukumannya pun bisa dapat remisi mendadak bebas dan dinyatakan bukan koruptor.

Ny. Muslim binti Muskitawati.





Kirim email ke