------------------------------------------------------------------------------------------------------- Mo ndaftar : [EMAIL PROTECTED] Arsip lengkap Berita-berita Lingkungan Hidup di Indonesia, silahkan klik: http://www.egroups.com/group/berita-lingkungan/messages -------------------------------------------------------------------------------------------------------- http://kompas.com/kompas-cetak/0010/24/IPTEK/gera10.htm >Selasa, 24 Oktober 2000 20 Tahun Walhi Gerakan Berbasis Massa Sudah Saatnya Diwujudkan Jakarta,Kompas Pada usia 20 tahun dan pada kondisi politik seperti sekarang, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) semestinya menjadi organisasi yang tak hanya sektoral, melainkan mengembangkan kolaborasi dengan sektor lain, seperti, soal buruh dan kesehatan. Di luar itu, Walhi sudah waktunya mengubah bentuk organisasinya agar menjadi gerakan lingkungan hidup berbasis kekuatan rakyat, sehingga ikut mempercepat transisi politik menuju situasi kondusif untuk menegakkan demokrasi kerakyatan. http://kompas.com/kompas-cetak/0010/24/DAERAH/sarw19.htm >Selasa, 24 Oktober 2000 Satelit NOAA di Denpasar Diresmikan Sarwono: Obsesi Rahasia Negara Jangan Berlebihan Denpasar, Kompas Hasil laut Indonesia jauh lebih banyak yang dicuri kapal asing dibanding yang diperoleh nelayan untuk diekspor. Ini terjadi karena obsesi rahasia negara yaitu hasil pencitraan lewat teknologi satelit, tak boleh disebarluaskan. Padahal, justru teknologi itu yang dipakai kapal asing untuk mengaduk-aduk laut Indonesia. http://kompas.com/kompas-cetak/0010/24/DAERAH/warg19.htm >Selasa, 24 Oktober 2000 Warga Cipatujah Tuntut Lahan Garapan Bandung, Kompas Sekitar 300 warga Desa Nagrok, Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya (Jawa Barat), Senin (23/10), mengadu ke DPRD Jabar. Mereka mengaku terancam krisis pangan lantaran lahan garapannya seluas 414 hektar belakangan ini dalam penguasaan Perum Perhutani III. Di hadapan Wakil Ketua Komisi A, Makki Yuliawan, warga tersebut mengutarakan, sejak tahun 1985 hingga sekarang Perum Perhutani III tak lagi membolehkan warga menanami lahan garapan mereka dengan dalih melindungi tanah negara. Padahal, sejak tahun 1927 warga secara turun-temurun menanami lahan tersebut dengan padi dan berbagai jenis palawija. Akibatnya, seiring kian tingginya harga bahan pokok, belakangan ini warga mulai terancam krisis pangan. Ironisnya, dalam kurun tahun 1976-1999, Perum Perhutani III dan Pemda Kabupaten Tasikmalaya menginstruksikan warga menanami sawah dan ladang garapan mereka dengan pohon jati dan mahoni. Awalnya, warga dijanjikan kelak berhak menebang jati dan mahoni yang ditanam. Petani pun dengan sukarela mencari bibit jati dan mahoni secara swadaya. http://kompas.com/kompas-cetak/0010/24/DAERAH/oknu20.htm >Selasa, 24 Oktober 2000 Oknum Pengamanan Hutan Dituding Minta Upeti Medan, Kompas Oknum-oknum petugas Tim Fungsional Pengamanan Hutan (TFPH) Sumatera Utara dituding meminta upeti Rp 2 juta dari tiap truk yang akan mereka tangkap karena membawa kayu tanpa dilengkapi dokumen yang sah. Akibatnya, massa yang berjumlah sekitar 150 orang, marah dan menyerang para petugas serta merusak Kantor Pos Pemeriksaan Pengedaran Hasil Hutan Jembatan Merah dan Kantor Cabang Dinas Kehutanan Kabupaten Mandailing Natal (Madina) pekan lalu. (Kompas, 23/10) http://kompas.com/kompas-cetak/0010/24/EKONOMI/yang15.htm >Selasa, 24 Oktober 2000 Pro dan Kontra Soal Utang CGI Yang Pokok, Alternatif Penyelesaiannya PRO dan kontra soal komitmen utang atau pinjaman baru Pemerintah Indonesia sebesar 4,836 milyar dollar dalam Pertemuan Consultative Group on Indonesia (CGI) di Tokyo tanggal 17-18 Oktober yang lalu, masih berlanjut sampai sekarang. Di antara pandangan yang kini berkembang, tidak sedikit yang menilai apa yang disebut pemerintah sebagai "keberhasilan" ini sebagai suatu "kegagalan". Alasannya, antara lain, dengan pinjaman itu pemerintah dilihat sebagai menambah (dan bukan mengurangi) utang, yang sekarang ini disebut-sebut telah mencapai 1.280 trilyun rupiah itu. http://kompas.com/kompas-cetak/0010/24/EKONOMI/kehu14.htm >Selasa, 24 Oktober 2000 Kehutanan Tidak Akan Gunakan Dana CGI Jakarta, Kompas Menteri Muda Kehutanan Nurmahmudi Ismail menegaskan departemennya tidak akan memanfaatkan dana pinjaman dari Consultative Group on Indonesia (CGI) untuk pengelolaan kehutanan. "Saya memiliki komitmen untuk tidak menggunakan dana loan (pinjaman-- Red), dan dana CGI itu loan. Kita mau menerima kalau itu grand (bantuan- Red)," ungkapnya kepada pers di Jakarta, Senin (23/10). http://kompas.com/kompas-cetak/0010/24/EKONOMI/lsmb14.htm >Selasa, 24 Oktober 2000 Terima Hibah Rp 8,8 Milyar LSM Belum Tahu Pemanfaatannya Jakarta, Kompas Sidang tahunan Consultative Group on Indonesia (CGI) di Tokyo (Jepang) beberapa waktu lalu sepakat mengucurkan grant atau hibah sekitar Rp 8,8 milyar untuk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di tanah air. Tetapi pihak International NGO Forum for Indonesia Development (Infid) maupun Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) masih belum mengetahui secara pasti rencana dan program peruntukkan dana hibah terkait. http://kompas.com/kompas-cetak/0010/24/IPTEK/ekol10.htm >Selasa, 24 Oktober 2000 Sarwono Kusumaatmadja: Ekolabel Terumbu Karang Masih Dapat Dimanipulasi Denpasar, Kompas Tingkat kerusakan terumbu karang, termasuk akibat eksploitasi besar-besaran, oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Sarwono Kusumaatmadja dan Sekretaris Menneg LH Sudarsono dinilai saat ini telah berada pada taraf mengkhawatirkan. Guna menekan pengambilannya dalam jumlah besar, terutama untuk tujuan diperdagangkan, tidak cukup hanya melalui sertifikasi bagi perusahaan yang bergerak di bidang itu dan menerapkan ketentuan ekolabel, namun juga memberlakukan proteksi habitat. Ekolabel masih memberi peluang bagi terjadinya manipulasi perizinannya. Berkaitan dengan itu, perlu peninjauan ulang terhadap jenis-jenis terumbu karang yang selama ini bisa diperdagangkan. Bahkan mungkin diberlakukan pelarangan perdagangan terumbu karang, mengingat kerusakan yang terjadi sangat serius dan meluas. Penghentian sementara ini bertujuan untuk memberi waktu bagi program rehabilitasi dan sumber daya tersebut untuk tumbuh kembali. http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=2000102400201231 Pengelolaan Terumbu Karang Berbasis Masyarakat Lokal Media Indonesia - Kesra (24/10/2000 00:20 WIB) DENPASAR (Media): Kebijakan pemerintah dalam pengelolaan terumbu karang di Indonesia harus disusun berdasarkan ekosistem alami dengan melibatkan peran masyarakat lokal yang berdomisili dan memanfaatkan keberadaan sumber daya laut itu. "Selain itu, kebijakan yang ditelurkan harus mampu mengombinasikan kepentingan ekonomis dengan pembangunan yang berkelanjutan," kata Menteri Negara Lingkungan Hidup Sonny Keraf saat membuka Simposium Internasional Terumbu Karang (ICRS) ke-9 di Nusa Dua, Bali, kemarin. --------------------------------------------------------------------- Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id