Bung SUHARYO!!!! Ini termasuk sampah fisika dan quack kan? Artikel yang tercantum ini?
Tinjauan kritisnya seperti ditulis oleh orang yang delusional.... --- In fisika_indonesia@yahoogroups.com, Raja Elang <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > http://www.grii-andhika.org/makalah/paradigma_sains_capra.pdf > > Paradigma Sains-Mistis Fritjof Capra â" Sutjipto Subeno - 1 >  > PARADIGMA SAINS-MISTIS FRITJOF CAPRA > (SUATU TINJAUAN KRITIS DARI SUDUT PANDANG IMAN KRISTEN) > Oleh: > Sutjipto Subeno >  > Sejak berkembangnya hipotesa Relativitas Einstein,1 dunia fisika mengalami > pergolakan paradigma. Struktur paradigma lama yang didasarkan pada paradigma Cartesian > dan Newton mengalami pergeseran. Semua batasan-batasan absout yang ditegakkan oleh > Cartesius dan Newton di dalam rumus-rumus âilmu pastiâ-nya mulai dipertanyakan, bahkan > diruntuhkan oleh pemikiran-pemikiran dan rumus-rumus relativisme yang merupakan âilmu > relatifâ. > Bahkan setelah perkembangan fisika nuklir, yang merupakan aplikasi dari hipotesa > Einstein, telah berhasil menelurkan beberapa hasil tertentu, maka hipotesa Einstein semakin > menekan teori-teori fisika Newton.2 Beberapa ahli fisika modern, dengan segera dan senang > hati menerima paradigma baru ini untuk diperkembangkan lebih lanjut. Beberapa di antara para > tokoh tersebut adalah fisikawan modern seperti Stephen Hawkings dan Fritjof Capra.3 Di dalam > makalah ini secara khusus akan disoroti paradigma yang dipaparkan oleh Capra, dimana ia > mengkaitkan sains dengan pemikiran Tao dari Lao Tze.4 > PARADIGMA ATAU ASUMSI DASAR CAPRA > Fritjof Capra memulai teorinya dengan sejumlah asumsi dasar, yang menjadi suatu > paradigma bagi seluruh pemakaian sainsnya. Sekalipun ia berusaha untuk mencari dukungan > --- > 1 Di dalam makalah ini, teori atau rumusan Einstein secara konssten dianggap hanya sebagai hipotesa, karena > paradigma ini belum sepenuhnya dapat dibuktikan keabsahannya. Bahkan, beberapa hipotesa dasar relatif dari > Einstein, yaitu e = mc2 (energi dapat dihasilkan melalui pengurangan massa atau sebaliknya = hukum kekekalan > energi) belum dapat dibuktikan di semua bidang secara tuntas. > 2 Teori tentang fusi dan juga pembuktian berpengaruhnya kecepatan gerak diperbandingkan dengan kecepatan > sinar matahari / gerak elektromagnetik, telah membuat teori mekanika Newton mendapatkan goncangan yang > cukup keras. > 3 Dengan bukunya: Tao of Physics dan The Turning Point > 4 Pembahasan dipusatkan kepada buku pertamanya, Tao of Physics, dimana ia lebih banyak mempermasalahkan > paradigma yang dipakainya untuk melihat dan mengerti sains. Kelak di dalam buku keduanya, The Turning Point, > ia mencoba untuk mengaplikasikan paradigma tersebut di berbagai bidang disiplin ilmu, seperti sosiologi, sains, > kebudayaan, dll. >  > http://www.grii-andhika.org/makalah/paradigma_sains_capra.pdf > Paradigma Sains-Mistis Fritjof Capra â" Sutjipto Subeno - 2 >  > untuk asumsi-asumsi yang ditegakkannya, terlihat sekali di beberapa bagian, justru asumsiasumsi > itulah yang mewarnai interpretasinya terhadap realita sejarah sains. > 1. Fisika Cartesian dan Newtonian kadaluarsa > Bagi Capra, fisika Cartesian dan Newtonian telah salah memandang alam semesta. Seluruh > materi hanya dianggap sebagai benda mati. > âThe âCartesianâ division allowed scientists to treat matter as dead and completely separate > from themselves, and to see the material world as a multitude of different objects assembled > into a huge machine. Such a mechanistic world view was held by Isaac Newton who > constructed his mechanics on its basis and made it the foundation of classical physics. From > the second half of the seventeenth to the end of the nineteenth century, the mechanistic > Newtonian model of the universe dominated all scientific thought. It was paralleled by the > image of a monarchial God who ruled the world from above by imposing his divine law on > it. The fundamental laws of nature searched for by the scientist were thus seen as the laws of > God, invariable and eternal, to which the world was subjected.â5 > Dengan argumentasinya ini, Capra menyerang pendekatan Cartesian, Newtonian dan > sekaligus menyerang Kekristenan, dengan asumsi bahwa pandangan dunia materi itu mati > adalah salah, dan bahwa Tuhan memerintah dunia inipun juga salah. Capra beranggapan > bahwa dunia ini terdiri dari materi yang hidup, sehingga seluruh paradigma Cartesian dan > Newtonian sama sekali tidak dapat dipakai lagi. Akibatnya paradigma sains perlu diganti > dengan paradigma dari sains modern, yang mengacu kepada teori Relativitas. > 2. Relasi erat fisika modern dan mistisisme timur > Fisika Modern dimulai oleh Galileo, yang bercirikan kombinasi antara pengetahuan empiris > dengan matematika. Oleh karena itu, Capra melihat Galileo sebagai bapak dari Sains > Modern.6 Tetapi ia juga melihat bahwa akar dari perkembangan sains bermula dari filsafat > Gerika, khususnya dari arus pikir Milesian, yang dapat dikatakan sangat mirip dengan > konsep pikir monistis dan organis dari filsafat India dan Cina kuno.7 Mereka sama-sama > percaya adanya Prinsip Ilahi yang mengatasi semua allah dan manusia. > Oleh karena itu, Capra melihat Sains Modern kembali kepada perpaduan dengan Mistisisme > Timur. Untuk itu paradigma Sains Modern berbeda (berubah) dari paradigma Sains Barat > kuno. Ciri dari paradigma Sains Modern adalah: > --- > 5 Capra, Tao, hal.27. > 6 Capra, Tao, hal.27. > 7 Capra, Tao, hal.24-25. >  > http://www.grii-andhika.org/makalah/paradigma_sains_capra.pdf > Paradigma Sains-Mistis Fritjof Capra â" Sutjipto Subeno - 3 >  > âIn contras to the mechanistic Western view, the Eastern view of the world is âorganicâ. For > the Eastern mystic, all things and events perceived by the senses are interrelated, connected > and are but different aspects or manifestations of the same ultimate reality.â8 > Dan untuk mendukungnya, ia melihat berbagai corak filsafat Timur, dimana berbagai-bagai > arus Mistisisme Timur, sekalipun berbeda-beda di dalam berbagai detail ajaran mereka, > namun: > âthey all emphasized the basic unity of the universe which is the central feature of their > teaching. The highest aim of their followers â" whether they are Hindus, Buddhists, or Taoists > â" is become aware of the unity and mutual interrelation of all things, to transcend the notion > of an isolated individual self and to identify themselves with the ultimate reality.â9 > Paradigma inilai yang diimpor dan mewarnai pikiran Capra di dalam meninjau seluruh > perkembangan Sains Modern. Hal ini jelas, seperti yang diakuinya, bahwa pikiran itu mulai > berkembang di tengah-tengah masyarakat Barat sekitar 20 tahun terakhir, akibat masuknya > Mistisisme Timur ke Barat.10 > Itu alasan mengapa kemudian Capra menyoroti sains, khususnya Sains Modern bukan lagi > sebagai suatu permasalahan rasional, seperti paradigma yang dipegang selama ini > dikalangan ilmuwan, tetapi lebih melihatnya sebagai suatu âjalur hatiâ. > They are intended to suggest that Eastern thought and,, more generally, mystical thought > provide a consistent and relevant philosophical background to the theories of contemporary > science; a conception of the world in which scientific discoveries can be in perfect harmony > with spiritual aims and religious belief. ⦠It (the book or Capra) attempts to suggest that > modern physics goes far beyond technology, that the way â" of Tao â" of physics can be a path > with a heart, a way to spiritual knowledge and self-realization.11 > 3. Kesamaan pendekatannya: Relativisme. > Problema penggabungan kedua bidang besar, menurut Capra haruslah dipandang dengan > terlebih dahulu menyelesaikan pengertian âmengetahuiâ dan bagaimana pengetahuan itu > diekspresikan. Untuk itu Capra mendefinisikan beberapa hal: > Rational knowledge is thus a system of abstract concepts and symbols, characterized by the > linier, sequential structure which is typical of our thinking and speaking. In most language, > this linier structure is made explicit by the use of alphabets which serve to communicate > experience and thought in long lines of letters. > --- > 8 Capra, Tao, hal.29. > 9 Capra, Tao, hal.29. > 10 Capra, Tao, hal.15. > 11 Capra, Tao, hal.30-31. >  > http://www.grii-andhika.org/makalah/paradigma_sains_capra.pdf > Paradigma Sains-Mistis Fritjof Capra â" Sutjipto Subeno - 4 >  > The Natural World is one of infinite varieties and complexities, a multidimensional world > which contains no straight lines or completely regular shapes, where thins do not happen in > sequences, but all together; a world where â" as modern physics tells us â" even empty space > is curved. It is clear that our abstract system of conceptual thinking can never describe or > understand this reality completely.12 > Akibatnya kita sulit menyadari akan keterbatasan dan relativitas pengetahuan konseptual > kita. Kita akan sulit membedakan antara realitas yang sesungguhnya dari konsep atau > simbol realita itu, yang diutarakan oleh pengetahuan konseptual kita. Menurut Capra, > disinilah Mistisisme Timur memberikan jalan keluar untuk kita tidak perlu bingung lagi. > Untuk ini, paradigma pengetahuan kita jarus diubah, dari pengetahuan konseptual menuju > kepada pengetahuan eksperimental, agar kita dapat langsung bertemu dengan realita itu > sendiri. Pengetahuan eksperimental ini melampaui pengetahuan intelektual dan juga > persepsi inderawi kita: > What the Eastern mystics are concerned with is a direct experience of reality which > transcends not only intellectual thinking but also sensory perception.13 > Oleh karena itu, Capra mengusulkan untuk menggabungkan kedua sistem pengetahuan. > Dan Capra melihat bahwa sebenarnya, kedua sistem ini saling tumpang tindih di dua dunia > (realm) tersebut. > Although physicist are mainly concerned with rational knowledge and mystics with intuitive > knowledge, both type of knowledge occur in both fields. This becomes apparent when we > examine how knowledge is obtained and how it is expressed, both in physics and Eastern > mysticism.14 > Bahkan lebih jauh, Capra mengargumentasikan bahwa, > The rational part of research would, in fact, be useless if it were not complemented by the > intuition that gives scientist new insights and makes them creative.15 > Disini Capra melangkah lebih jauh dengan meletakkan pengetahuan intuitif (intuitive > knowledge) di atas pengetahuan rasional, bahkan riset rasional. Memang kemudian, ia > mengatakan bahwa wawasan intuitif tidak terpakai di dunia fisika, kecuali ia bisa > diformulasikan di dalam kerangka kerja matematis, yang didukung dengan suatu penafsiran > dalam bahasa yang gamblang. > --- > 12 Capra, Tao, hal.35. > 13 Capra, Tao, hal.36. > 14 Capra, Tao, hal.37. > 15 Capra, Tao, hal.39. >  > http://www.grii-andhika.org/makalah/paradigma_sains_capra.pdf > Paradigma Sains-Mistis Fritjof Capra â" Sutjipto Subeno - 5 >  > Sebaliknya, ia juga mengargumentasikan adanya elemen rasional di dalam Mistisisme > Timur. Memang tingkatan pemakaian rasio dan logika berbeda-beda di setiap arus pikir ini. > Ia melihat bahwa Taoist sangat mencurigai rasio dan logika.16 Dan di dalam dunianya, > Mistisisme Timur didasarkan pada wawasan langsung ke dalam nature realitanya, > sedangkan fisika didasarkan pada penelitian terhadap fenomena natural di dalam pengujian > ilmiah. Dan dalam hal ini keduanya masuk ke dalam dunia relatif.17 > 4. Natur yang holistik dan organik. > Fisika baru18 ini dimulai dengan keharusan kita mengadopsi pandangan yang lebih penuh, > menyeluruh dan âorganikâ terhadap natur. Untuk itu kembali Capra menekankan perlunya > kita meninggalkan paradigma lama dari fisika klasik. > Pada tingkat lanjut, Capra memasukkan konsep Panteisme dari Mistisisme Timur sebagai > paradigma sains, yaitu memandang seluruh keberadaan sebagai keberadaan tunggal, yang > menyatu dan tidak perlu dan tidak bisa diperbedakan lagi. > All things are seen as interdependent and inseparable parts of this cosmic whole; as different > manifestations of the same ultimate reality.19 > Capra mengacu bahwa manusia sering tidak menyadari realita seperti ini, karena manusia > selalu membagi-bagi dunia ini di dalam berbagai obyek dan peristiwa. Capra mengakui > perlunya pembagian ini untuk menjalankan kehidupan sehari-hari, tetapi itu semua > bukanlah unsur fundamental dari realita. Ia menegaskan: > The basic oneness of the universe is not only the central characteristic of the mystical > experience, but is also one of the most important revelations of modern physics. ⦠The > unity of all things and events will be a recurring theme throughout our comparison of > modern physics and Eastern philosophy.20 > Paradigma ini didukung oleh perkembangan fisika atom, dimana konstituen setiap materi > dan fenomena dasar atomik ini sangat berkaitan erat satu sama lain dan saling bergantung > satu dengan yang lain; sehingga mereka tidak lagi dapat dimengerti sebagai suatu unsur > --- > 16 Capra, Tao, hal.41. > 17 Untuk ini Capra mengacu kepada paradigma Einstein, yang melihat seluruh sains dalam kerangka relativitas. > Seluruh teori Sains Modern tidak dapat dikatakan pasti, karena masih harus mengacu kepada perkembangan teori > itu sendiri. (Bandingkan dengan pemikiran Thomas Kuhn di dalam teori paradigmanya, di dalam buku Peran > Paradigma dalam Revolusi Sains.) > 18 Atau âNew Physicsâ merupakan istilah yang dipakai oleh Capra untuk melukiskan pendekatan fisika yang > memakai paradigma barunya. Dan ini secara khusus dibahas di dalam bab IV bukunya. > 19 Capra, Tao, hal. 141. >  > http://www.grii-andhika.org/makalah/paradigma_sains_capra.pdf > Paradigma Sains-Mistis Fritjof Capra â" Sutjipto Subeno - 6 >  > yang berdiri sendiri, melainkan hanya bisa dimengerti sebagai satu bagian integral dari > suatu keseluruhan. Menggunakan teori kuantum, ia mengatakan: > Quantum theory forces us to see the universe not as collection of physical object, but rather > as a complicated web of relations between the various parts of a unified whole.21 > Dan ia melanjutkan: > This, however, is the way in which Eastern mystics have experienced the world, and some of > them have expressed their experience in words which is almost identical with those used by > atomic physicist.22 > Di dalam komentar edisi keduanya ini, Capra melanjutkan bahwa sifat interkoneksi (saling > berelasi dan bergantung) di dalam sains berkembang ke berbagai bidang, sampai ke > parapsikologi. > The new kind of interconnectedness that has recent emerged not only enforces the similarity > between the views of physics and mystics; it also raises the intriguing possibility of relating > subatomic physics to Jungian psychology and, perhaps, even to parapsychology.23 > Maka, dengan ini Capra melihat seluruh fenomena dunia ini bersifat semu, dan realita dasar > pada hakekatnya tunggal. Realita sains bisa bersatu dengan dunia paranormal.. > Dengan penerimaan Panteisme dan Mistisisme merasuki dunia sains, maka seluruh realita > materi kini dilihat sebagai realita yang hidup. Pergerakan elektron dalam molekul-molekul > kayu diinterpretasikan sebagai kehidupan materi. Dengan lebih tajam lagi, dapat dikatakan > bahwa benda-benda yang selama ini dianggap mati, kini dianggap hidup, bahkan setara > dengan manusia. > Gagasan ini memiliki implikasi yang luas. Urbanus Weruin, dalam makalah ilmiahnya,24 > melihat bahwa memandang alam sebagai benda mati telah berakibat fatal bagi ekologi. > Manusia seolah-olah boleh mengeksploitasi alam semaunya. Sebagai alternatifnya, ia > menyodorkan paradigma dari Mistisisme Timur untuk melestarikan lingkungan hidup. > Memandang alam sebagai âmakhluk hidupâ bahkan setara dengan manusia, akan > menjadikan manusia menyayangi alam dan bisa menyatu dengan alam. > --- > 20 Capra, Tao, hal. 142. > 21 Capra, Tao, hal. 150. > 22 Capra, Tao, hal. 150. > 23 Capra, Tao, hal. 341 . > 24 Weruin, Urbanus. âNilai-nilai Teknologi dan Etika Lingkungan Hidupâ Bulletin Ilmiah Tarumanegara, th 6, > no.21, hal.81. >  > http://www.grii-andhika.org/makalah/paradigma_sains_capra.pdf > Paradigma Sains-Mistis Fritjof Capra â" Sutjipto Subeno - 7 >  > 5. Seluruh realita sains tidak bertentangan > Karena semua realita pada dasarnya tunggal, maka tidak mungkin ada satupun fenomena > yang bisa dipertentangkan. Capra berasumsi: > Opposites are abstract concepts belonging to the realm of thought, and as such they are > relative. By the very act of focusing our attention on any one concept we create its opposite. > Untuk itu ia mengutip pikiran Lao Tse: > âWhen all in the world understand beauty to be beautiful, then ugliness exists; when all > understand goodness to be good, then evil exists.â25 > Semua dualism, seperti pagi dan petang, hidup dan mati, dsb. Haruslah dilihat hanya > sebagai dua sisi dari satu realita tunggal. Disini seluruh konsep pembagian, keteraturan, > keterbatasan, kekhususan, tidak boleh lagi membatasi perkembangan pemikiran sains dan > cara mengerti realita dunia ini. Capra berargumen, justru karena pemikiran akan struktur > keteraturan, maka manusia tidak pernah bisa mengerti pergerakan elektron, sampai manusia > menerima bahwa pergerakan elektron memang pergerakan yang tidak bisa diduga dan tidak > pasti adanya.26 > Capra juga menekankan bahwa di dalam paradigma Sains Modern ini, kekosongan dan > kepenuhan (emptiness and form) bukan dua hal yang bertentangan lagi, tetapi lebih > merupakan satu realita tunggal. Untuk itu, ia mengutip dukungan dari perkataan seorang > kosmologis dan astrofisis, Fred Hoyle, yang mengatakan: > âPresent-day development in cosmology are coming to suggest rather insistently that > everyday conditions could not persist but for the distant parts of the universe, that all our > ideas of space and geometry would become entirely invalid if the distant parts of the > universe were taken away. Our everyday experience even down to the smallest details seems > to be so closely integrated to the grand-scale features of the Universe that it is well-nigh > impossible to contemplate the two being separated.â27 > Akibatnya, jelaslah bahwa paradigma Newton tidak dapat lagi diterapkan di dalam > paradigma yang baru ini. Penggabungan antara kekosongan dan bentuk, menjadikan seluruh > realita tidak dapat lagi dimengerti secara biasa, tetapi menuntut adanya pola pandang yang > baru. > --- > 25 Lao, Tze. Tao Te Ching, pasal 1, seperti yang dikutip dalam Capra, Tao, hal. 157. > 26 Capra, Tao, hal. 344. > 27 Hoyle, F. Frontiers of Astronomy, London: Heinemann, 1970, hal. 304, yang dikutip oleh Capra, Tao, hal. 232. >  > http://www.grii-andhika.org/makalah/paradigma_sains_capra.pdf > Paradigma Sains-Mistis Fritjof Capra â" Sutjipto Subeno - 8 >  > PENERIMAAN PARADIGMA CAPRA > Paradigma Capra mendapat sambutan dari banyak orang, karena paling tidak ia > memberikan beberapa hal yang dapat dianggap positif bagi dunia sains khususnya dan dunia > luas pada umumnya. Beberapa diantaranya, adalah: > 1. Dukungan Hipotesa Relativitas Einstein > Paradigma Newton dan Cartesian memang mendapatkan pukulan berat dan jatuh > dengan terbuktinya beberapa bagian dari hipotesa Einstein. Hipotesa Einstein telah memaksa > hukum mekanika Newton mengalami perbaikan jika ingin diterapkan kepada materi-materi > yang bergerak dengan kecepatan sangat tinggi (seperti gerak elektron atau gelombang > elektromagnetik). Akibatnya, dimensi ruang dan waktu yang menjadi batasan di dalam > paradigma Newton, kini direlasikan menjadi suatu relasi relatif melalui hipotesa Einstein. > Suksesnya perkembangan hipotesa Einstein di dalam memperkembangkan ilmiah nuklir > (yang memang memiliki unsur pergerakan elektromagnetik dan gerak elektron yang > berkecepatan sangat tinggi), menjadikan hipotesa ini seolah-olah boleh disahkan menjadi suatu > teori mekanika baru yang dapat diterapkan di semua bidang dan semua benda. Akibatnya, > paradigma Newton dan Cartesian tidak mendapatkan tempat sama sekali di percaturan Sains > Modern. > 2. Manusia sebagai Pusat > Dasar utama pemikiran paradigma baru ini adalah penolakan terhadap pandangan > penciptaan dunia ini oleh Allah yang berdaulat. Einstein, Capra, menolak pandangan ini. > Mereka berargumentasi bahwa dengan melihat alam ini sebagai ciptaan, maka alam menjadi > materi yang mati yang terbatas dan terikat oleh hukum kausalitas. Sebagai alternatif, mereka > memilih melihat manusialah dengan intuisinya menjadi pusat dari segala pemikian sains dan > interpretasi alam. Disini semangat humanisme diangkat ke puncaknya. > Pikiran ini sangat disenangi oleh masyarakat modern, yang memang pada hakekatnya > memang sudah menolak Allah dan ingin mengembangkan pemikiran humanisme setinggitingginya. > Paradigma Capra memungkinkan manusia memperkembangkan sains sambil >  > http://www.grii-andhika.org/makalah/paradigma_sains_capra.pdf > Paradigma Sains-Mistis Fritjof Capra â" Sutjipto Subeno - 9 >  > mencapai tujuan humanisme-nya, dimana manusia tidak perlu mengakui Allah sebagai > Pencipta Alam semesta atapun Pengatur pergerakan sejarah manusia. > Paradigma Capra sekaligus menjunjung tinggi manusia ke posisi Allah. Manusialah > yang menjadi penentu segala sesuatu. Intuisi (yang didukung dengan Mistisisme Timur) > diagungkan sebagai dasar penentu pergerakan dan perkembangan sains (bahkan ke semua > bidang ilmu). > 3. Relativitas Paradigma Sains > Dengan dobrakan Thomas Kuhn, dunia sains dituntut untuk meginterpretasi ulang > perkembangan sejarahnya. Kuhn melihat bahwa sains bukanlah merupakan suatu pergerakan > sinambung dari sains-normal (normal-science), tetapi lebih merupakan loncatan paradigma, > sebagai akibat terjadinya revolusi-sains (science-revolution).28 Maka dunia sains merupakan > dunia pergolakan teori-teori sains yang bergerak dari satu paradigma ke paradigma lain. > Teori Kuhn membuka wawasan untuk melihat sains sebagai teori yang senantiasa > berkembang dan berubah, seturut paradigma yang mendasarinya. Dunia modern yang bersifat > relatif sangat menyukai gagasan Kuhn ini. Dunia modern sudah mengalami traumatik akibat > konsep kemutlakkan, yang dipegangnya sejak Pencerahan di abad ke XVII, gugur di dalam > Perang Dunia I dan II.29 Semangat kemutlakkan berbalik menjadi semangat pragmatis dann > relatif. Masyarakat modern menuduh keyakinan akan kemutlakkan yang telah menyebabkan > timbulnya pertikaian dan peperangan. Sebaliknya, semangat relativitas dan pragmatis akan > menolong manusia lebih luwes dan bersahabat. Semangat ini saling mempengaruhi timbalbalik > dengan timbulnya paradigma sains Capra. > 4. Kehidupan Materi > Sejak manusia meninggalkan Allah dan menuju ke Ateisme, maka tanpa sadar manusia > mengalami kekeringan rohani. Selama sekitar satu abad30 manusia mencoba bertahan, tetapi > pada akhirnya manusia mau tidak mau menyadari tidak terhindarnya manusia bertemu dengan > realita metafisika. > --- > 28 Untuk mempelajari secara lebih teliti, harap melihat dari buku Thomas Kuhn, yang berjudul Peran Paradigma > dalam Revolusi Sains, khususnya di pasal IX - XIII > 29 untuk melihat penjelasan lebih lanjut dapat melihat tesis penulis dengan judul âIman Kristen dan Gerakan > Zaman Baru: Suatu Tinjauan Kritisâ, Jakarta: STTRII, 1995, hal 1-8. (tidak diterbitkan). >  > http://www.grii-andhika.org/makalah/paradigma_sains_capra.pdf > Paradigma Sains-Mistis Fritjof Capra â" Sutjipto Subeno - 10 >  > Namun, manusia tidak rela kembali kepada Allah, sehingga akhirnya mereka lebih > cenderung untuk mengadopsi Mistisisme Timur, yang memberikan kepuasan metafisika, tanpa > perlu mengakui Allah yang berdaulat dan manusia yang berdosa. Dengan menerima Mistisisme > Timur, yang berkembang pesat di tengah pikiran Barat dari sejak sekitar tahun 1960-an, > paradigma sains Capra segera mendapatkan tempat pula. Bahkan dapat dikatakan Capra sendiri > telah terlebih dahulu berpindah ke paradigma Mistisisme Timur, dan dengan paradigma itu ia > merekonstruksi ualng seluruh teori sainsnya. Itu alasan paradigma sains Capra tidak mengalami > kesulitan penerimaan di tengah masyarakat yang memang telah mempunyai paradigma yang > sama. > Di samping itu, rusaknya ekosistem, meluasnya polusi dan munculnya berbagai dampak > negatif perkembangan teknologi modern, menjadikan manusia dengan senang hati berpindah ke > paradigma Capra, yang dilandasi pikiran Mistisisme Timur. Pikiran Mistisisme Timur dianggap > dapat membuat manusia lebih mencintai alam dan memperhatikan lingkungan. Berbagai > slogan, seperti âback to natureâ mengajak masyarakat modern memandang alam sebagai > kesatuan dengan dirinya sendiri, sehingga manusia bisa lebih memelihara kelestarian > lingkungannya. > TINJAUAN KRITIS > Namun, untuk begitu saja menerima paradigma Capra, sebagai orang Kristen, kita perlu > mempertimbangkan beberapa hal secara serius. > 1. Paradigma Capra sebagai Paradigma Gerakan Zaman Baru. > Pendekatan Capra yang mengawinkan filsafat Barat dengan Mistisisme Timur dikenal > saat ini sebagai perkembangan filsafat Barat yang terbaru, yang berkembang sejak tahun 1960- > an hingga saat ini, yang diberi julukan Gerakan Zaman Baru (New Age Movement). > Arus ini merupakan kelanjutan dari perkembangan filsafat Modernisme dan Pasca- > Modernisme, yang kecewa pada pendekatan-pendekatan Barat selama ini. Mereka berasumsi > bahwa pendekatan Barat telah gagal membawa manusia menuju kepada kebahagiaan dan > --- > 30 Perkembangan serius manusia menuju kepada Ateisme mulai terlihat jelas sejak berkembangnya Agnostiksisme > yang diperkembangkan oleh Thomas Henry Huxley sekitar abad ke XIX (tahun 1869). >  > http://www.grii-andhika.org/makalah/paradigma_sains_capra.pdf > Paradigma Sains-Mistis Fritjof Capra â" Sutjipto Subeno - 11 >  > kesejahteraan hidup yang seutuhnya. Oleh sebab itu, mereka mulai beralih dan mencoba > mengawinkan pikiran mereka dengan pikiran Timur, yang bersifat Mistis (Monistis dan > Panteis). > Dengan pengambilan langkah ini, jelas paradigma baru ini segera akan melawan seluruh > konsep dan kebenaran Kristen, yang melihat Allah sebagai Pencipta Alam semesta, beserta > segala isinya. Jika ditelusur secara mendalam, justru di dalam pembicaraan paradigma Capra > ini, persoalan bergeser justru menjadi masalah verifikasi religius. > Capra membawa dunia dan alam fisika ke dalam format mistik dan panteistik, dimana > manusia akan dibawa melihat alam sebagai bagian atau diri Allah. Alam dan dunia fisika tidak > lagi dilihat sebagai ciptaan Allah, yang dicipta menurut rancangan dan kehendak Allah, dan > harus dipertanggung jawabkan kembali kepada Allah, melainkan sebagai alam yang bergerak > bebas liar semaunya sendiri tanpa perlu keterikatan pada Penciptanya (karena tidak ada konsep > pencipta dalam pikiran Capra). Alam juga tidak dilihat sebagai alam yang bersifat materi dan > mati, tetapi dilihat sebagai âyang hidup,â sehingga alam tidak lagi di posisi bawah dari tatanan > semesta dan hubungan antara Allah, manusia dan alam, tetapi menjadi sejajar, atau bahkan > menggantikan posisi Allah (karena posisi Allah ditiadakan). Jelas bahwa hal ini mendobrak > total seluruh paradigma dasar sains yang seharusnya. > 2. Rusaknya Definisi dan Metodologi Sains > Sains atau ilmu pengetahuan alam, sesuai dengan namanya, merupakan penelitian atau > penyelidikan manusia untuk mengerti alam dan semua gejala yang ada di dalamnya, sehingga > dunia fisika ini bisa berguna bagi manusia. Untuk itu, beberapa dasar asumsi ditegakkan untuk > membangun paradigma sains yang kukuh. > Del Ratzsch, dalam bukunya Philosophy of Science, memberikan aspek-aspek dasar > ilmu pengetahuan, yaitu: (1) merupakan disiplin ilmu yang berunsur teoritis, (2) bersifat > rasional, memiliki penjelasan natural, dan (3) bersifat obyektif dan terbukti secara empiris.31 > Dengan ini, pendekatan ilmu pengetahuan alam (natural) haruslah dibatasi di wilayah yang > empiris dan natural. > --- > 31 Ratzsch, Del. Philosophy of Science, Downers Grove: IVP, hal 15-16 >  > http://www.grii-andhika.org/makalah/paradigma_sains_capra.pdf > Paradigma Sains-Mistis Fritjof Capra â" Sutjipto Subeno - 12 >  > Namun, jika diperhatikan secara seksama, paradigma Capra yang sudah diwarnai > Mistisisme Timur, telah mencampurkan beberapa aspek yang sulit dikatakan ilmiah lagi. Capra > telah mencampur dunia fisika dengan dunia metafisika dan ia juga mencampur antara hasil > pengujian empiris dengan dugaan-dugaan metafisika (antara ilmiah sejati dengan ilmiah semu). > Paham ini sebenarnya bukanlah hal yang baru, tetapi telah mengikuti perkembangan > pemikiran Mistis, baik di Timur maupun di Barat, yang telah ditolak oleh Kekristenan. Benar > sekali komentar ahli fisika, pemenang hadiah Nobel untuk bidang fisika, Steven Weinberg: > âMeskipun sudah mengenal pengetahuan modern, tetapi setiap kali ada temuan atau ada > sesuatu yang berhubungan dengan parapsikologi, masyarakat awam maupun ilmuwan > beramai-ramai membicarakannya dan berusaha turut menyelidikinya. Ini namanya langkah > mundur ke permulaan lagi. Pertanyaan yang kemudian muncul, dunia macam apakah yang > kita diami sekarang ini?â32 >  Gejala ini dengan sendirinya menimbulkan kerisauan ilmiah. Del Ratzsch menyoroti > percampuran dua dunia ini (sains dan mistis) mengakibatkan pencampuran dari dua pendekatan > dan dua kenyataan yang berbeda. Pendekatan terhadap dunia metafisika seharusnya berbeda > dengan pendekatan terhadap dunia fisika. Dunia metafisika berada di luar wilayah ilmu > pengetahuan fisika, sehingga harus diakui adanya keterbatasan di dalam wilayah ilmu > pengetahuan fisika ini.33 > Oleh karena itu, Ratzsch menekankan keterbatasan ilmu pengetahuan > agar kebenaran ilmiah dapat tetap terjamin. Banyaknya distorsi yang telah dikemukakan Ratsch > di dalam bukunya, mengharuskan ia menguraikan batasan ilmiah secara lebih teliti. Oleh sebab > itu, di dalam bukunya ia mengemukakan apa yang ada di dalam dan di luar batasan ilmu > pengetahuan.34 > Ketika Capra menginterpretasi alam, paradigmanya telah menyesatkan kesimpulan yang > didapatnya. Ketika ia menganggap reaksi alam sebagai âmakhluk hidupâ (living creature), > Capra telah meloncat secara iman menurut konsep Mistisisme Timurnya.35 Kekacauan seperti > ini akan menjadi bumerang yang menghancurkan dunia sains sendiri. > --- > 32 Perkataan ini dikutip dari artikel âMereka Disebut Ilmuwan Mbaleloâ, Intisari, no 374, hal.169. > 33 Untuk melihat perbedaan antara pendekatan fisika dan metafisika, dapat dilihat dari pendahuluan buku: William > Hasker, Metaphysics: Contructing a World-View, [Downers Grove: IVP, 1983, hal. 13-28. > 34 Ratzsch, Philosophy, hal. 97 dst. > 35 Melihat dunia elektron yang berdinamika tinggi atau melihat bagaimana sebuah tanaman bereaksi terhadap > musik, adalah suatu pengamatan ilmiah. Tetapi menganggap behawa gerakan elektron ataupun reaksi tanaman itu > sebagai tanda bahwa benda-benda itu berjiwa seperti manusia, adalah suatu lompatan iman, yang belum pernah > terbukti. Apalagi bila melihat bahwa jiwa yang ada di dalam materi itu setara dan satu dengan jiwa yang ada di > dalam diri manusia, maka itu adalah lompatan iman yang kedua dan sangat jauh adanya. Disini Capra sudah tidak > lagi mempergunakan metodologi sains yang sewajarnya. >  > http://www.grii-andhika.org/makalah/paradigma_sains_capra.pdf > Paradigma Sains-Mistis Fritjof Capra â" Sutjipto Subeno - 13 >  > 1. Rusaknya Batasan Sains > Di dalam paradigma Sains-Mistis Capra, batasan menjadi kabur. Seolah-olah seluruh > alam semesta menjadi tidak terbatas, penggunaan teori-teori atau hipotesa-hipotesa sains bisa > diterapkan di segala bidang secara tanpa batas. > Pengetahuan Sains-Mistis berasumsi bahwa hipotesa Einstein berlaku dan bisa > diterapkan di semua materi, tanpa memperhitungkan keterbatasan sifat materi itu sendiri.36 > Ketika mengacu kepada paradigma baru, Capra seolah berusaha menghapus sama sekali semua > paradigma lama, padahal keadaan semacam itu tidak mungkin dilakukan (dan iapun di > beberapa aspek mengakuinya). > Dengan menyadari keterbatasan sains, maka sains akan mawas diri. Alkitab dengan > tegas menyatakan bahwa dunia ciptaan memang adalah dunia yang terbatas. Sekalipun dengan > teori Einstein tentang ruang dan waktu, Capra berusaha membelokkan masalah keterbatasan > ini, tetapi ia sendiri tetap tidak bisa keluar dari waktu dan tidak bisa tidak terikat oleh waktu.37 > Disini Capra sendiri mengalami dualisme yang ia tentang dan tidak mau akui. > Pola sains yang dualistik dan kontadiktif seperti ini akan merusak pola sains sendiri, dan > pada akhirnya akan merusak seluruh perkembangan ilmiah di masa yang akan datang. Ia akan > merupakan faktor perusak-diri-sendiri (self-defeating factor) yang akan meruntuhkan > paradigma itu sendiri. > KESIMPULAN DAN PENUTUP > Perkembangan paradigma sains-mistis Capra, telah menjadi ancaman bagi umat > Kristen, pelecehan bagi pribadi, kuasa dan kedaulatan Allah, serta perusakan bagi dunia sains > itu sendiri. J. Gordon Melton, di dalam buku New Age Encyclopedia, memberikan analisanya: > --- > 36 Misalnya, sebuah benda memiliki keterbatasan kemampuan di dalam pergerakannya. Benda-benda yang > digerakkan dengan kecepatan tinggi akan mengalami peningkatan suhu, sampai suatu saat ia mengalami > deformasi, bahkan kehancuran. Sebenarnya, fakta deformasi ini diakui oleh paradigma baru, tetapi mereka > menganggap benda tersebut masih bisa bergerak sampai kecepatan yang sangat tinggi, padahal seringkali batasan > itu sangat rendah. Misalnya, manusia sendiri tidak mampu bergerak di atas 20 Mach. > 37 Bahkan di dalam edisi kedua bukunya, ia melakukan pasca-wacana untuk mengevaluasi perkembangan teorinya > setelah berjalan selama sekitar 15 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa iapun terikat oleh waktu dan berubah oleh > waktu dan ditentukan oleh waktu. >  > http://www.grii-andhika.org/makalah/paradigma_sains_capra.pdf > Paradigma Sains-Mistis Fritjof Capra â" Sutjipto Subeno - 14 >  > âSebagai suatu gerakan, Gerakan Zaman Baru menghadapi kendala yang besar. Pertama, > Gerakan Zaman Baru terlalu mengandalkan diri pada ilmu pengetahuan masa kini dalam > mengupayakan sintesa baru dengan ajaran akultik atau metafisika tadisional. Padahal dunia > sains sendiri terus-menerus merevisi dirinya dengan langkah-langkah yang bear. Akibatnya, > gagasan-gagasan Gerakan Zaman Baru hanya bisa laku dalam waktu yang singkat, lalu > segera kadaluarsa. Sementara itu, di pihak lain, sains cenderung membuang setiap muatan > metafisika yang hendak memboncenginya. Sains terus-menerus berubah, sehingga sintesis > Gerakan Zaman Baru tercecer ketinggalan kalau tidak terus-menerus juga diperbaharuiâ¦.â38 > Akibat percaturan seperti ini, sains modern juga akan mengalami problema serius di > dalam menghadapi paradigma Mistisisme Timur. Dengan membuang Alkitab, sunia sains justru > akan kehilangan pegangan untuk mengerti realita sains yang sesungguhnya. Paradigma Capra > ingin membuang Allah yang mencipta alam yang ingin diselidikinya. Akibatnya, Capra justru > salah mengerti dan tidak mampu menginterpretasi alam secara tepat. Hanya kembali kepada > paradigma Kristen, orang akan mampu melihat dunia secara tepat dan berkontribusi di > dalamnya secara tepat pula. > REFERENSI > 1. ______. âMereka Disebut Ilmuwan Mbaleloâ, Intisari, no. 374, hal. 169. > 2. Capra, Fritjof. Tao of Physics, London: Flamingo, 1991. > 3. Capra, Fritjof. Turning point, London: Flamingo, 1982. > 4. Hasker, William. Metaphysics: Contructing a Wolrd-View, [Downers Grove: IVP, 1983. > 5. Hoyle, F. Frontiers of Astronomy, London: Heinemann, 1970. > 6. Jan Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja, Jakarta: BPK Gunung > Mulia, 1995. > 7. Lao, Tze. Tao Te Ching, tr. Châu Ta-Kao, London: Allen und Unwin, 1970. > 8. Lochhaas, How to Respond to the New Age Movement, St. Louis: Concordia, 1988. > 9. Kuhn, Thomas. Peran Paradigma Dalam Revolusi Sains, (judul asli: The Structure of > Scientific Revolutions), Bandung: Remaja Rosdakarya, 1970. > 38 Melton, J. Gordon (ed.). New Age Encyclopedia, Detroit: Gale research Inc., 1990, hal. xxx, yang dikutip oleh >  > http://www.grii-andhika.org/makalah/paradigma_sains_capra.pdf > Paradigma Sains-Mistis Fritjof Capra â" Sutjipto Subeno - 15 >  > 10. Melton, J. Gordon (ed.), New Age Encyclopedia, Detroit: Gale Research Inc., 1990. > 11. Subeno, Sutjipto. âIman Kristen dan Gerakan Zaman Baru: Suatu Tinjauan Kritisâ, Jakarta: > STTRII, 1995 (tidak diterbitkan). > 12. Weruin, Urbanus. âNilai-nilai Teknologi dan Etika Lingkungan Hidupâ, Bulletin Ilmiah > Tarumanegara, th. 6, no. 21, hal. 81. > 13. Ratzsch, Del. Philosophy of Science (Contours of Christian Philosophy), Downers Grove: > IVP, 1986. > Jan Aritonang, Berbagai, hal. 453. > > raja.elang >  > ------------------------------------ =============================================================== ** Arsip : http://members.tripod.com/~fisika/ ** Ingin Berhenti : silahkan mengirim email kosong ke : <[EMAIL PROTECTED]> =============================================================== Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/