Mas Haryo, saya setuju2 saja dengan pendapat mas Haryo yg menghendaki agar diskusi2 berbau filosofi/religi ini dilakukan di milis lain yg lebih relevan. Tapi menyamakan ide pemikiran Chapra dengan kelompok kreasionis semodel Harun Yahya menurut saya adalah tuduhan yg kebablasan. Perbedaannya terletak pada ARAH alur pemikirannya. Kelompok kreasionis seperti Harun Yahya memulai dari ide religi yg kemudian digunakan untuk menjustifikasi2 fakta2 sains. Hal ini jelas tidak dibenarkan secara ilmiah karena kita tidak boleh menggunakan dalil2 subjektif seperti agama, ideologi, filosofi tertentu untuk menjustifikasi kebenaran ilmiah yg objektif.
Orang2 seperti Chapra bekerja di arah yg sebaliknya, dia memulai dari dalil2 fisika yg valid dan kemudian MENEMUKAN kemiripan dari filosofi yg terkandung di fisika modern dengan filosofi ketimuran sesuai yg dia fahami. Dia menerapkan dalil2 objektif kepada kebenaran yg subjektif tapi ini masih "mendingan" dibandingkan pendekatan kreasionis yg menempuh arah sebaliknya. Chapra sendiri tidak pernah menyamakan "level" pemikirannya ini dengan teori2 Fisika. Dia sendiri seorang fisikawan ( CMIIW). Wajar, biasanya para fisikawan (terutama yg teoritis) pada satu tahap hidupnya akan sedikit banyak memiliki ketertarikan pada hal2 berbau filosofis, Feynman menyebutnya "penyakit separuh-baya" hehehe ... Salaman, Kemal --- On Thu, 10/23/08, Suharyo Sumowidagdo <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Suharyo Sumowidagdo <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [FISIKA] Re: PARADIGMA SAINS-MISTIS FRITJOF CAPRA (SUATU TINJAUAN KRITIS DARI SUDUT PANDA To: fisika_indonesia@yahoogroups.com Date: Thursday, October 23, 2008, 8:42 PM --- In fisika_indonesia@ yahoogroups. com, "Franklin" <frank_nasch@ ...> wrote: > > Sebaiknya memang tidak direject, tetapi Bung Suharyo sebagai fisikawan > profesional tentunya dapat memberikan POV-nya mengapa artikel ini atau > itu termasuk sampah fisika dan ditulis oleh quack. Tulisan ini tidak salah dari segi berusaha men-dispute teori-teori yang sudah mapan. Kesalahannya adalah berusaha mengaitkan teori-teori fisika yang mapan dengan ide-ide religious. Tidak ada satupun teori baru muncul dari tulisan tsb, yang muncul adalah ide untuk mengaitkan teori fisika yang sudah ada dengan ide-ide filosofis atau religius. Faktanya: fisika sendiri tidak mendapat kemajuan dari tulisan semacam ini. Tambahan lagi, kesannya sangat propaganda, ini mengingatkan saya pada posting tentang Harun Yahya bbrp waktu lalu. Masalahnya sekarang, filsafat dan agama punya 1001 macam interpretasi dan opini, dan tidak semuanya bisa di-rukunkan satu sama lain. Apakah ini hal yang buruk ? Susah dijawab. Namun opini saya mengatakan milis ini bukan tempat semacam ini. Tulisan semacam ini bisa untuk motivasi pribadi, atau untuk dikirimkan ke milis agama atau filosofi. Rule of thumb saya, untuk posting semacam ini, didasari generalisasi motto berikut: "There is no national science, just as there is no national multiplication table; what is national is no longer science." Ganti 'national' dengan 'religious' atau denominator- denominator lainnya, dan itu menjadi rule of thumb apakah sesuatu dijalankan sesuai metodologi ilmiah. > Tentunya Bung Suharyo tidak lupa kan, kalau TIDAK semua anggota milis > MFI ini sudah sekaliber fisikawan profesional seperti Bung Suharyo? Sebenarnya, untuk bersikap profesional, itu bisa dilakukan siapa saja lepas dari tingkat pendidikannya. Seorang siswa SMU yang menanyakan konsep fisika sederhana, murni dari sudut pandang fisika, di mata saya bersikap lebih profesional dari orang yang memposting ide bahwa segala persamaan mekanika kuantum (+bawa bawa nama Schrodinger Heisenberg segala macam) terkait dengan ideologi atau religi. Saya sendiri sebagai manusia juga punya minat filsafat dan agama sendiri, namun saya selalu berusaha untuk tidak memasukkan hal-hal tersebut di atas ke dalam dunia kerja fisika saya. Kalau saya mendiskusikan paper atau analisis data, saya tidak akan mencoba mengaitkan dengan agama atau filsafat. Saya tidak akan menyebutkan kitab suci/agama/aliran filosofi apa saja yang sudah saya baca atau pelajari: apa saya perlu menyebutkan semua itu agar orang percaya pada konsep/teori/ analisis data saya ? Apakah se-SULIT itukah membatasi diskusi kita murni pada fisika/sains saja, di milis fisika juga ? Dan membawa diskusi filosofi, agama, politik, di milis/forumnya sendiri ? Semua ada tempatnya sendiri, dan pendapat saya, milis kita ini untuk fisika khususnya atau sains umumnya. Milis 'Interdisiplin' kelihatannya banyak memuat topik semacam itu, jadi saya kira kalau diskusi semacam itu dihilangkan dari milis fisika, tidak ada milisers yang kehilangan. Apakah perlu polling baru lagi ? --- Haryo