betul sekali pak rudy, this is way of life.. gaya hidup
dan dari gaya hidup sebodo teing itulah mengapanya kita yang jauh dari
amrika musti menanggung akibat dari gaya hidup orang amrik yang seneng
rumah bagus dan halaman luas, yang akibat dari krisis itu harga minyak
dipenghujung tahun ini melonjak (saya bicara mengenai subprime mortgage)

mengapa saya bicara seperti ini?kaitannya dengan komentar wapres
mengenai rumah sederhana yang berada di pinggiran kota. saya pilih
kondisi sekarang, jadi kontraktor, karena tidak mau bernasib seperti
disini

http://muflihagus.blogspot.com/2007/08/min-25-jam-minggu-waktuku-digerogoti.html

pilihannya susah bukan? beli rumah tak mampu, kalopun mampu, belinya
di pinggir2 sana. konsekuensinya,  musti di jalan 4-5 jam pp per hari..

jadi liding dongeng, saya mencoba mengumpan kondisi saya ini agar kita
selalu ingat bahwa kondisi lalu lintas bukan an sich masalah BBM,
jumlah kendaraan bermotor vs ruas jalan, tetapi selalu terkait dengan
tata kota dan perumahan pula.

masalah jalan kaki, saya dicritain temen yang ke costa rica bahwa
untuk naik bis ke kampus dia musti jalan kaki 15 menit. tapi 15 menit
nya dengan njangkah kaki bule wakakak. nyepeda juga pas dijogja sering
saya jalani. namun yaa itu, sebagaimana postingan rekan di jogja,
sekarang sepedanya sudah diupgrade pake motor. jadi kita2 yang pake
sepeda jadi tersingkir. disuruh nyepeda di jakarta sini? hmm, saya
membayangkan musti pake body armour + perlengkapan NBK (nuklir biologi
kimia) biar paru2 ga bolong

sumonggo..

masliks


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, rudyanto_nebeng
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:


> >
> Kelihatannya kalkulasinya memang sangat mendorong untuk tetap
> menggunakan kendaraan pribadi. Kalau saya teruskan lagi, dugaan saya
> jarak rumah ke tempat kerja kira-kira 10 km. Artinya Bapak tentunya
> merasa keberatan kalau sampai harus jalan kaki pp rumah-kantor dengan
> standar hidup yang dijalani saat ini.


Kirim email ke