Inilah potret wajah para pemimpin kita.
Sering melempar hasil pekerjaan bawahannya namun tidak pernah berkaca atas 
hasil pekerjaan mereka sendiri.   Meski sesungguhnya hasil pekerjaan bawahan 
tersebut sangat mudah untuk diperbaiki, sedangkan hasil kepemimpinan para 
"Pemimpin" tersebut sulit untuk dipertanggungjawabkan 'kegagalannya'.
Sifat arogansi memang sering lebih menonjol untuk menunjukkan betapa 
"Tingginya" mereka.  
Apabila benar hal itu terjadi dan dilakukan oleh seorang JK, yang juga pernah 
"Ingah-ingih"  alias CELINGUSAN ketika berkunjung ke Universitas Andalas 
beberapa saat menjelang pilpres tahun 2005 lalu karena didemo kedatangan 
beliau, jelas-jelas makin mengukuhkan betapa tidak cocoknya beliau menjadi 
pemimpin negeri ini.
Betapapun salahnya performa kerja kita, sepanjang bukan kesengajaan dan 
merugikan negara ini, tidak selayaknya pemimpin besar seperti JK melakukan itu 
(melempar LKPP di depan seorang bawahannya).
Saya jadi teringat cerita kawan saya tentang seorang kepala Kanwil DJPB entah 
berantah, melempar 'Dosir Pegawai' pada seksi perbendaharaan di sebuah KPPN, 
karena dianggap SALAH!
Fenomena lempar-melempar ini juga pernah saya saksikan sendiri dilakukan 
seorang kepala kantor saya di kppn.......... Bagi saya ini bukti ketidakmampuan 
pemimpin....maka jadilah PEMIMPI bukan PEMIMPIN.
Barangkali mereka anggap perilaku semacam itu sebagai suatu ketegasan dan 
keberanian luar biasa.  Sayangnya keberanian 'luar biasa' seperti itu hanya 
bisa ditunjukkan kepada para punggawa alit.  
Coba saja, beranikah orang-orang yang mengaku sebagai pemimpin itu protes keras 
kepada atasannya karena melihat kesalahan dilakukan oleh sang BOSS? 
Beranikah SBY dan JK melawan kebijakan AS?
Saya yakin TIDAK BERANI!!! Jangankan melempar barang, mengangkat kepala saja 
sudah LOYO!
Dalam bukunya SELAMATKAN INDONESIA, Amien Rais memaparkan betapa tunduknya 
pemimpin kita (SBY dan JK) kepada kemauan AS! Memalukan.
Bahkan para pemimpin yang hanya bisa menekan bawahan tanpa bisa memprotes 
kebijakan atasannya bisa kita sebut Penjilat!!!
Apa peringatan Rasulullah Muhammad SAW? "Apabila kamu melihat penjilat 
didepanmu, maka LEMPARKANLAH pasir KE WAJAHNYA" (Al Hadits)
Yang ini jelas tidak perlu diragukan lagi boleh tidaknya melempar pasir ke 
wajah penjilat.

Fenomena ketidakberpihakan pemimpin kepada rakyat kecil juga sangat nyata.
Fenomena ini juga tercermin dalam kejadian sehari-hari di negeri ini.  
Penggusuran para pedagang kaki lima, carut marutnya pendidikan negeri ini, 
menjadi catatan tersendiri bagi kita buat para pemimpin. Kebijakan-kebijakan 
ekonomi mereka masih belum bisa menyentuh masalah-masalah rakyat kecil.
Tidak saja kita juga bisa melempar "Laporan" palsu mereka, tapi seharusnya kita 
"melempar handuk" buat pemimpin agar turun, dan digantikan dengan dengan yang 
lebih baik.
Saya tidak membenci SBY-JK.  Namun, prilaku alias model kepemimpinan arogan 
seperti itu sudah tidak laku lagi di negeri ini.   Sebaiknya para petinggi kita 
di DJPB pun (Kakanwil, DIrektur, Es.III, dst) harus mulai di TEST INTEGRITAS 
dengan PSIKOMETRIK dan KEJUJURAN.  Bukan cuman pelaksana saja.  

Dan yang lebih penting, test juga KEJIWAAN mereka. Apakah mereka juga masih 
layak disebut pemimpin???

Hidup Reformasi.
Jiwa-jiwa suci ini tak pernah mati ditelan zaman......
Idfa'...pertahankan!
Ibda' bi nafsihi....mulailah dari diri sendiri.....

--- On Wed, 7/16/08, jgledek <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: jgledek <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [Forum Prima] LKPP pernah dilempar JK???
To: forum-prima@yahoogroups.com
Date: Wednesday, July 16, 2008, 12:34 AM










    
            Dear miliser..



Secara tidak sengaja, saya melihat running text di metro tv.. isinya 

seperti gledek ditengah hari... ini dia :



" Pak Jusuf Kala mengaku pernah melempar LKPP yang amburadul kepada 

Dirjen Perbendaharaan saat itu, Pak Mulia Nasution.."



Selanjutnya tidak ada penjelasan apakah beliau juga masih doyan 

melempar LKPP kita pada tahun berikutnya.. .



Selamat dan sukses untuk para peserta rakernas akuntansi dan 

pelaporan keuangan semoga menghasilkan rumusan kebijakan di bidang 

akuntansi dan pelaporan keuangan yang nantinya bermuara pada 

penciptaan dan pembuatan LKPP yang jauh dari disclamer. Dengan kata 

lain : Pak JK merasa berat untuk melempar LKPP, karena LKPP kita 

jauh lebih padat dan akuntable.. amin.  




      

    
    
        
         
        
        








        


        
        


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke